Anda di halaman 1dari 12

BENCANA ALAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

DAN BUDAYA MADURA

Achmad Muhlis

(Penulis dosen STAIN Pamekasan Jl. Raya Panglegur Km. 04 Pamekasan


Kontak person 08179601261, alamat Kembang Kuning Kec. Larangan Pamekasan)

Abstrac:
Natural disasters occurring in this country always effect a deep grief to the people. Despite
the fact that a number of rhetoric have been reconstructed to overcome the disaster from
new order up to reformation order. Unfortunately, this is not supported by a concrete
action. The questions are that weather the disaster is either an admonition or a punishment
given by Allah? Why Allah rebukes this country so terribly. This short paper is about to
disclose the meaning behind the disaster from the view point of al-Qur’an

Keyword:
bencana alam, murka Allah, tolak bala’

Pendahuluan Ketika peristiwa dahsyat yang


Bencana alam adalah konsekuensi tidak dapat dinalar dan diduga terjadi,
dari kombinasi aktivitas alami (suatu mengundang banyak komentar, baik dari
peritiwa fisik seperti letusan gunung, kaum ahli atau awam. Peristiwa tersebut
gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas seperti gelombang Tsunami dan gempa
manusia, dan karena ketidak berdayaan bumi di Aceh, Sumantera Utara dan
manusia akibat kurang baiknya Jogyakarta, banjir bandang dan lainnya.
manajemen dalam menghadapi keadaan Satu pihak beranggapan bahwa
darurat, telah menyebabkan kerugian peristiwa tersebut adalah merupakan
dalam bidang keuangan dan struktural, serangkaian gejala alam. Dalam
bahkan kematian1. pandangan ini, ada yang menyadari
bahwa kejadian luar biasa yang
1 G. Bankoff, G. Frerks, D. Hilhorst (eds), ensiklopedia membawa kematian manusia serta
bebas, http://www.wikipedia.co.id., diakses tanggal 23 kerusakan ekosistem, lingkungan hidup,
Agustus 2008.
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis

pencemaran di laut maupun di darat Artinya: Dan sungguh akan kami beri
adalah merupakan peristiwa yang cobaan kepadamu, dengan sedikit
direncanakan Tuhan sebagai wujud ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
keseimbangan alam (sunnatullah), jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
menurutnya sebagai bentuk teguran atau berita gembira kepada orang-orang yang
peringatan Allah kepada manusia, sabar. (QS. Al-Baqarah 2 : 155).
dengan memberi cobaan dan berbagai
kesulitan untuk menguji ketakwaan dan Dari ayat-ayat di atas dapat
kesabaran manusia2. Sebagaimana diketahui bahwa bagi seorang mukmin
dinyatakan dalam Al-Qur'an : berbagai kesulitan merupakan ujian
sebagai sebuah jalan untuk mencapai
‫ﻗﺪ ﺧﻠﺖ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ ﺳﻨﻦ ﻓﺴﯿﺮوا ﻓﻰ اﻷرض ﻓﺎﻧﻈﺮوا ﻛﯿﻒ ﻛﺎن‬ surga Allah, sehingga setiap kesulitan
‫ﻋﺎﻗﺒﺔ اﻟﻤﻜﺬﺑﯿﻦ‬ yang datang merupakan kabar gembira
bagi orang-orang yang sabar, karena
Artinya: Sesungguhnya telah berlalu tidak perlu susah payah mencari jalan ke
sebelum kamu sunnah-sunnah Allah. surga, jalan itu didatangkan oleh Allah ke
Karena itu, berjalanlah kamu dimuka hadapannya.
bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat Dipihak lain ada yang
orang-orang yang mendustakan (rasul- mempercayai bahwa serangkaian
rasul). (QS. Ali imron, 3 : 137). peristiwa tersebut adalah wujud
kemarahan dan kemurkaan Allah
‫أم ﺣﺴﺒﺘﻢ أن ﺗﺪﺧﻠﻮا اﻟﺠﻨﺔ وﻟﻤﺎ ﯾﺄﺗﻜﻢ ﻣﺜﻞ اﻟﺬﯾﻦ ﺧﻠﻮا ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ‬ terhadap manusia, karena kemarahan
‫ﻣﺴﺘﮭﻢ اﻟﺒﺄﺳﺎء واﻟﻀﺮاء وزﻟﺰﻟﻮا ﺣﺘﻰ ﯾﻘﻮل اﻟﺮﺳ ﻮل واﻟ ﺬﯾﻦ‬ dan kemurkaan-Nya didatangkan siksa
.‫آﻣﻨﻮا ﻣﻌﮫ ﻣﺘﻰ ﻧﺼﺮ ﷲ أﻻ إن ﻧﺼﺮ ﷲ ﻗﺮﯾﺐ‬ di dunia baik3 berupa bencana alam atau
persoalan lain yang rumit untuk
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa diselesaikan, seperti : krisis multi dimensi
kamu akan masuk surga padahal belum yang berkepanjangan, terindentifikasinya
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana
virus baru yang mematikansemisal HIV,
halnya orang-orang terdahulu sebelum
flu burung dan lain-lain.
kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan
Hal itu merupakan suatu apologi,
kesengsaraan. Mereka digoncang (dengan
yang diungkapkan sebagai jalan terakhir
bermacam-macam cobaan) sehingga
untuk menutup sebuah persoalan yang
berkatalah Rasul dan orang-orang yang
tidak bisa diselesaikan oleh manusia,
beriman bersamanya : Bilakah datangnya
pertolongan Allah ? ingatlah, maka dengan mudahnya persoalan ini
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dikaitkan dengan kemarahan dan
dekat. (QS. Al-Baqarah 2 : 214). kemurkaan Allah.
Anggapan di atas secara tidak
‫وﻟﻨﺒﻠﻮﻧﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺨﻮف واﻟﺠ ﻮع وﻧﻘ ﺺ ﻣ ﻦ اﻷﻣ ﻮال واﻷﻧﻔ ﺲ‬ langsung merupakan tindakan yang
‫واﻟﺜﻤﺮات وﺑﺸﺮ اﻟﺼﺎﺑﺮﯾﻦ‬ menyalahkan Tuhan, telebih bila
dikaitkan dengan para korban yang
dianggap "tidak berdosa", sehingga
muncul pertanyaan mengapa Allah tidak
2 Mustofa Bisri, Bencana Alam : Anatara Azab Tuhan dan menempatkan lokasi bencana alam atau
Gejala Alam?
http://gruops.yahoo.com/gruops/pesantren, diakses
tanggal 22 Agustus 2008. 3 Ibid.

176
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

penyakit di daerah di pusat-pusat ‫ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟﺬﯾﻦ آﻣﻨﻮا اﺟﺘﻨﺒﻮا ﻛﺜﯿﺮا ﻣﻦ اﻟﻈ ﻦ إن ﺑﻌ ﺾ اﻟﻈ ﻦ إﺛ ﻢ‬
maksiat dan diptujukan bagi orang-orang ‫وﻻ ﺗﺠﺴﺴﻮا وﻻ ﯾﻐﺘﺐ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀ ﺎ اﯾﺤ ﺐ أﺣ ﺪﻛﻢ أن ﯾﺄﻛ ﻞ‬
kafir dan pendurhaka agama?. .‫ﻟﺤﻢ أﺧﯿﮫ ﻣﯿﺘﺎ ﻓﻜﺮھﺘﻤﻮه واﺗﻘﻮا ﷲ إن ﷲ ﺗﻮاب رﺣﯿﻢ‬
Pernyataan tersebut seakan-akan
hendak menjustifikasi kesalahan Allah, Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bahwa Allah telah berbuat tidak adil jauhilah kebanyakan dari prasangka,
dengan menyertakan orang yang tidak sesungguhnya sebagian prasangka itu
berdosa menjadi korban bencana alam ini adalah dosa dan janganlah kamu mencari-
berarti manusia telah mengganggu apa cari kesalahan orang lain dan janganlah
yang telah menjadi ketetapan-Nya, sebagian kamu menggunjing sebagian
serupa dengan apa yang telah dilakukan yang lain. Sukakah salah seorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang
iblis dalam menolak perintah sujud
sudah mati ? maka tentulah kamu merasa
kepada Adam. Bagi yang beranggapan
jijik kepadanya. Dan bertawakkallah
demikian justru akan semakin jauh dan
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
berputus asa akan rahmat Allah.4
Penerima Taubat Lagi Maha Penyayang.
Lebih jauh dari pada itu, peristiwa-
(QS. Al-Hujurat : 12).
peristiwa yang berada di luar dugaan
manusia adalah siksaan Allah terhadap
Menurut anggapan ini, bahwa
orang yang melakukan perbuatan dosa,
Allah telah murka kepada manusia
namun pandangan ini tidak berhenti
sehingga menjatuhkan adzab-Nya.
menyalahkan Allah5.
Kemurkaan-Nya dipicu oleh sejumlah
Anggapan ini awalnya berangkat
perbuatan manusia, sebagaimana yang
dari Allah kemudian diikuti mencari
terjadi pada zaman terdahulu seperti
manusia yang dianggapnya telah berbuat
kaum Nuh yang dibinasakan dengan
kesalahan (dosa) yang menjadi penyebab
banjir, kaum 'ad yang digoncang badai
dari kemurkaan Allah, sehingga terjadi
dan lainnya. Hal ini dinyatakan dalam
tindakan mencari-cari kesalahan orang
Qur'an sebagai berikut :
lain dan tanpa disadari dirinya merasa
paling benar. Hal itu tidak membawa ke ‫أﻟ ﻢ ﯾ ﺄﺗﮭﻢ ﻧﺒ ﺄ اﻟ ﺬﯾﻦ ﻣ ﻦ ﻗ ﺒﻠﮭﻢ ﻗ ﻮم ﻧ ﻮع وﻋ ﺎد وﺛﻤ ﻮد وﻗ ﻮم‬
arah yang lebih yang lebih baik, justru ‫إﺑﺮاھﯿﻢ وأﺻﺤﺎب ﻣﺪﯾﻦ واﻟﻤﺆﺗﻔﻜﺎت أﺗﺘﮭﻢ رﺳﻠﮭﻢ ﺑﺎﻟﺒﯿﻨﺎت ﻓﻤﺎ‬
bersinggungan dengan sesama manusia. .‫ﻛﺎن ﷲ ﻟﯿﻈﻠﻤﮭﻢ وﻟﻜﻦ ﻛﺎﻧﻮا أﻧﻔﺴﮭﻢ ﯾﻈﻠﻤﻮن‬
Dengan melakukan tindakan itu, seorang
pada akhirnya akan berprasangka jelek Artinya: Apakah belum datang kepada
(su'udz dzan) pada orang lain bahkan mereka berita penting tentang orang-
menuduh orang lain berbuat jelek, orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum
padahal dalam al-Qur'an sudah jelas hal Nuh, 'Ad, Tsamud, kaum Ibrahim,
tersebut dilarang sebagaimana tertuang penduduk Madyan dan penduduk negeri-
dalam surat al-Hujurat ayat 12 yang negeri yang telah musnah. Telah datang
berbunyi : kepada mereka rasul-rasul dengan
menbawa keterangan yang nyata; maka
Allah tidaklah sekali-kali menganiaya
4 Hasyim Muzadi, Sembahlah Tuhan selain Aku : Kajian
Pemikiran Islam, diakses tanggal 23 Agustus 2008 pada
mereka, akan tetapi merekalah yang
http://Swaramuslim.com.
5 Roeli Lahani Yunus, Renungan Jum'at : Iman, Ilmu, Doa

dan Amal Sholeh, pada http://www.pikiran rakyat.com.,


diakses pada tanggal 23 Agustus 2008.

177
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis

menganiaya mereka sendiri. (QS. At- Pidana (KUHP) dengan ancaman


Taubah : 70)6. hukuman 3 sampai 4 bulan penjara11.
Bisakah gambaran hukum
Lalu benarkah Allah murka? manusia mewakili gambaran hukum
Kemurkaan Allah tidak dapat dilukiskan Allah yang mana Allah memiliki
secara tepat sebagaimana kemurkaan "hukum" dan "pengadilan" sendiri,
manusia, dia lebih bersifat antropomof, karena Dia adalah Maha Bijaksana dan
yakni usaha manusia memberikan Maha Adil, Apakah tidak berakibat
kepada Allah sifat-sifat yang ada pada muncul persepsi bahwa Allah juga butuh
manusia baik jasmani maupun perasaan7, dihormati, dijaga privasi-Nya dan lain-
sehingga kemurkaan Allah lebih lain. Bila demikian, maka Allah
ditafsirkan secara analogis sebagai yang membutuhkan manusia, padahal Dia
menunjukkan jarak yang tak terjembatani tidak sedikitpun membutuhkan yang lain
antara kesucian Ilahi dengan dosa karena Dia Maha Sempurna,
manusia8. sebagaimana termaktub dalm surat al-
Secara etimologi bahwa Ikhlas ayat 2.
kemurkaan terbentuk dari kata dasar Manusia tidak akan pernah bisa
"murka" artinya sangat marah9, mencari esensi Allah, karena dia justru
sedangkan marah merupakan perasaan akan tenggelam dalam kehampaan yang
atau merasa sangat tidak senang dan tak terbatas, karenanya seorang filosof
panas yang disebabkan dihina atau besar seperti Ibnu Arabi menukil hadits
diberlakukan kurang baik10. Kata murka Nabi yang menyatakan :
memiliki tingkat amarah yang lebih
besar duibanding marah walaupun ‫ﺗﻔﻜﺮوا ﻓﻰ ﺧﻠﻖ ﷲ وﻻ ﺗﻔﻜﺮوا ﻓﻰ ذات ﷲ‬
keduanya disebabkan oleh hal yang
sama, yakni penghinaan dan Artinya "pikirkanlah tentang makhluq
diperlakukan kurang baik atau tidak Allah tapi jangan pernah sekali-kali
pantas. berpikir tentang dzat Allah"12.
Dengan keterbatasan manusia
untuk mengetahui tentang kemurkaan Bagaimana pandangan al-Qur'an
Allah, dan hanya bisa sebatas analogi berkenaan dengan kemurkaan Allah?.
(antropomof), dalam hukum manusia Untuk memahami berbagai istilah yang
perihal penghinaan secara legal formal berkaitan dengan kemurkaan Allah,
sudah diatur dalam hukum positif yaitu maka sangatlah penting penulis
pasal 310 Kitab Undang-undang Hukum ketengahkan pendapat M. Quraish
Shihab yang menyatakan: "berbicara
mengenai wawasan al-Qur'an tidak akan
sempurna, bahkan boleh jadi keliru, jika
pandangan hanya tertuju kepada satu
6 Al-Qur'an, 9 : 70.
7 Gerald O'collins dan Edward G. Ferugia, Kamus
teologi, ter. I. suharyo Pr, Kanisius, Yogyakarta, 1996,
hal. 29.
8 Ibid, hal. 210. 11 Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
9 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hal. 114.
Pustaka, Jakarta, 2000, hal 715. 12 Musa Kazhim, Tafsir Sufi : Membedah Masalah
10 WJS. Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Ketuhanan dalam Al-Qur'an, Lentera, Jakarta, 2003, hal.
Balai Pustaka, Jakarta, 1993. hal 633. 73-74.

178
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

atau dua ayat yang berbicara memiliki keseimbangan dan ketelitian


menyangkut hal tersebut"13 yang tepat dalam setiap kata-katanya.
Berdasarkan pernyataan di atas, Adalah sebuah keunikan tersendiri
dirasa perlu untuk dilakukan kajian bila al-Qur'an diturunkan dan
seputar kemurkaan Allah dalam berbagai diwahyukan dengan menggunakan
kata dan istilah dalam al-Qur'an. bahasa Arab, yang mana untuk
menerjemahkannya menjadi sebuah
Kemurkaan Allah Dalam Al-Qur'an kesulitan tersendiri. Sebagaimana
Al-Qur'an merupakan firman pernyataan Edward Montet yang dikutip
Allah yang sempurna, tantangan untuk M. Qurash Shihab, al-Qur'an memilki
membuat kitab serupa sampai sekarang suatu kekuatan yang besar serta meledak-
berlum terjawabkan baik manusia, jin ledak yang sangat sulit diterjemahkan
bahkan kerja sama antara keduanya, seni sastranya, sehingga tidak ada
mukjizat Nabi terakhir ini masih dapat satupun terjemahan ke dalam bahasa satu
terasakan umat Islam dunia sampai saat bahasa Eropa yang bisa
ini. menggantikannya . 15

Sebelum seseorang dapat Tak ubahnya al-Qur'an dalam


merasakan keunikan atau kemukjizatan terjemahan versi bahasa Indonesia, yang
pesan kandungan al-Qur'an, ia akan untuk bisa mendeskripsikan muatan ayat
terpukau oleh beberapa hal yang al-Qur'an, seringkali mengalami
berkaitan dengan susunan kata dan kesulitan tersendiri. Bisa jadi dikarenakan
kalimatnya, antara lain: Nada dan kekayaan kosa kata dan kepadatan
langgamnya, singkat dan padatnya, makna bahasa al-Qur'an yang tidak
memuaskan para pemikir dan orang dimiliki oleh bahasa Indonesia.
kebanyakan, memuaskan akal dan jiwa, Berdasarkan kondisi ini, bila ditilik
serta keindahan dan ketepatan pada indeks al-Qur'an yang disusun
maknanya .14 berdasarkan terjemahan al-Qur'an dalam
Keindahan al-Qur'an membukti- bahasa Indonesia karya Sukmadjaja
kan bahwa kitab ini memang datang Asyarie dan Rosy Yusuf, dengan
bukan dari makhluk tetapi dari dzat yang menggunakan dua kata kunci, yakni kata
Maha Mengetahui, jaminan "marah" dan "murka". Akan ditemukan
keterpeliharaan al-Qur'an mampu jumlah keseluruhan 42 term pada 33
menembus dimensi waktu sejak surat. Pada entri kata "murka" beserta
diturunkannya pada lima belas abad derifasinya didapati 16 ayat dalam 12
yang lalu, demikian pula penggunaan surat16, sedangkan entri "murka" dan
kata-kata didalamnya bukanlah sebuah derifasinya terdapat 26 ayat dalam 21
kebetulan, karena jika ini adalah hak surat17.
yang kebetulan tidak mungkin al-Qur'an Uniknya, dua kata entri tersebut
yakni marah dan murka harus
menerjemahkan tujuh kata dalam al-
Qur'an, yakni : ،‫ آﺳ ﻒ‬،‫ رﺟ ﺲ‬،‫ ﺳ ﺨﻂ‬،‫ ﻏﻀ ﺐ‬،‫ﻏ ﯿﻆ‬
13 M. Qurash Shihab, Wawasan al-Qur'an : Tafsir
Mawdlu'i atas pelbagai persoalan umat, Mizan Pustaka,
Bandung, 2004, hal. 347. 15 Ibid, hal. 101.
14 M. Qurash Shihab, Mukjizat al-Qur'an : ditinjau dari 16 Sukmadjaja Asyarie dan Rosy Yusuf, "marah", Indeks
aspek kebahasaan, isyarat ilmiah dan pemberitaan gaib, al-Qur'an, Pustaka, Bandung, 2003, hal. 132.
Mizan, Bandung, 2004, hal. 118-139. 17 Ibid, "murka", hal. 146.

179
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis

‫ﻧﻜﯿ ﺮ ﻣﻘ ﺖ‬, disini keterbatasan bahasa Pada redaksi ayat di atas menarik
Indonesia dibanding bahasa al-Qur'an untuk diamati, yakni redaksi rijs dan
terbukti, sehingga penafsiran al-Qur'an ghadlab bermakna 'iqab18 adapula yang
sebagai langkah lanjutan dari bermakna azab19 keduanya senada
penerjemahan berguna untuk bisa dengan yang difahami oleh M. Qurash
dideskripsikan kandungan setiap Shihahb yakni bermakna siksa, namun
ayatnya. dia menambahkan bahwa kata ini
Berikut ini akan disajikan beberapa awalnya bermakna buruk dan keji. Di
ayat al-Qur'an yang menggunakan samping itu adapula yang memahami
redaksi salah satu dari tujuh term marah dengan makna kutukan, dia juga
dan atau murka, antara lain terdapat menyatakan adanya makna kebusukan
dalam surat al-A'raf ayat 71 yang dan kebejatan hati, yang diketahui dari
berbunyi : didahulukannya kata rijs sebelum kata
ghadlab20.
‫ﻗﺎل ﻗﺪ وﻗﻊ ﻋﻠﯿﻜﻢ ﻣ ﻦ رﺑﻜ ﻢ رﺟ ﺲ وﻏﻀ ﺐ اﺗﺠ ﺎدﻟﻮﻧﻨﻲ ﻓ ﻰ‬ Berbeda dengan Fakhruddin ar-
‫اﺳ ﻤﺎء ﺳ ﻤﯿﺘﻤﻮھﺎ اﻧ ﺘﻢ وآﺑ ﺎؤﻛﻢ ﻣ ﺎ ﻧ ﺰل ﷲ ﺑﮭ ﺎ ﻣ ﻦ ﺳ ﻠﻄﺎن‬ Rozi yang tidak sependapat dengan
.‫ﻓﺎﻧﺘﻈﺮوا اﻧﻲ ﻣﻌﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻤﻨﺘﻈﺮﯾﻦ‬ pemberian makna Rijs dengan kata 'adzab
atau siksa, menurutnya bila diartikan
Artinya: Ia berkata "sesungguhnya sudah dengan adzab maka terjadi pengulangan
pasti kamu akan ditimpa azab dan karena makna adzab dikandung pula dari
kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu kata ghadlab, kata rijs adalah lawan dari
sekalian hendak mau membantah dengan kata at-tazkiyah dan at-tathhir yang berarti
aku tentang nama-nama (berhala) yang suci atau bersih dari akidah-akidah yang
kamu dan nenek moyangmu bathil dan perbuatan yang jelek, sehingga
menamakannya, padahal Allah sekali-kali kata rijs harus digambarkan dengan
tidak menurunkan hujjah untuk itu?
aqidah yang bathil dan perbuatan-
Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya
perbuatan yang jelek. Dari ayat ini,
aku termasuk orang yang menunggu
diketahui bahwa kekufuran dan
bersama kamu. (QS. Al-A'raf : 71).
keimanan seseorang datang dati Allah21.
Pemberitaan kisah ummat Nabi
Ayat ini adalah penggalan dari
Hud dalam al-Qur'an tentu bukan hanya
kisah Nabi Hud dan kaumnya, yakni
pemanis saja, namun dapat menjadi
kaum Ad, kaum ini adalah termsuk umat
pembelajaran kepada kita sebagai ummat
yang dimurkai oleh Allah, karena
Nabi Muhammad
sikapnya atas Nabi mereka. Ayat 71
merupakan jawaban dari pertanyaan
mereka pada ayat 70 yang menetang
18 Abdul Wahid as-Syakhali, Balaghat al-Qur'an al-
ajakan Nabi yang mereka anggap kurang KArim : Fi al-I'jaz I'rab wa Tafsir, vol III, Maktabah
populer, tidak masuk akal dan pendusta, dindis, Amman, 2001, hal 547.
19 Jalaluddin Muhammad al-Mahalli dan Jalaluddin
mereka meminta didatangkan azab pada
Abdurrahman as-Suyuthi, Tasir jalalain, Dar al-Kitab al-
diri mereka sebagai bukti Nabi Hud Ilmiyah, Berut, tt, hal. 211.
adalah utusan Allah, tak heran bila kaum 20 M. Qurash Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan

ini dianggap mendustakan ayat-ayat Keserasian al-Qur'an, Vol 5, Mizan Pustaka, Bandung,
2001-2003, hal. 146.
Allah oleh al-Qur'an. 21 Fakhruddin ar-Rozi, al-Tafsir al-Kabir awMafatih al-

Ghaib, Vol. 13, Dar al-kutub al-Ilmiyah, Berut, 1990, hal.


130.

180
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

Demikian juga kisah Nabi Nuh segala potensinya untuk kemudian


dan umatnya yang telah didatanggkan menentukan, akan memilih jalan
banjir banding setelah mereka ingkar keridloan atau kemurkaan. Ayat ini
kepada ajakan dakwah Nabi NuhBahkan bernada tanya yang mengindikasikan
lebih dari pada itu mereka menantang manusia untuk kembali menggunakan
Nabinya untuk mendatangkan adzab potensinya yakni akal untuk bisa
Allah jika benar dia adalah utusannya. memastikan pilihannya.
Allah menjawab tantangan ummat Nabi Dan tidaklah sama orang yang taat
Hud dan Nabi Nuh untuk membuktikan kepada Allah yang selalu mencari ridla-
kebenaran risalah dan dakwah para Nya dengan orang yang maksiat kepada
rasulNya. Allah, karena kemaksiatannya dia
Kata Sukht yang terdapat dalam seharusnya mendapatkan kemurkaan dan
surat Ali Imron ayat 162, juga siksaan Allah23. Lebih jauh
menggambarkan kemurkaan Allah, menambahkan Fakhruddin ar-rozi bahwa
sebagaimana berbunyi : orang yang diridloi Allah adalah orang-
orang muhajirin sedangkan orang yang
‫أﻓﻤﻦ اﺗﺒﻎ رﺿﻮان ﷲ ﻛﻤﻦ ﺑ ﺎء ﺑﺴ ﺨﻂ ﻣ ﻦ ﷲ وﻣ ﺄواه ﺟﮭ ﻨﻢ‬ murkai Allah adalah orang-orang
‫وﺑﺌﺲ اﻟﻤﺼﯿﺮ‬ munafik24.
M. Qurash Shihab dalam tafsirnya,
Artinya: Apakah orang mengikuti keridlaan menjelaskan bahwa untuk mencapai
Allah sama dengan orang yang kembali keridloan harus beramal yang sungguh-
membawa kemurkaan (yang besar) dari sungguh, dan dengan keridloan itu
Allah dan tempatnya adalah Jahannam? pulalah dia dapat mencapai surga,
Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. namun bila dia tergelincir dan gagal
(QS. Ali Imron : 162). karena ulahnya sendiri maka kemurkaan
Allah yang akan didapati balasannya
Ayat ini memiliki korelasi dengan adalah Jahannam25.
ayat sebelumnya, dimana ayat Dari uraian ayat di atas, diketahui
sebelumnya menjelaskan bahwa Nabi bahwa dengan tegas al-Qur'an
dituduh menggelapkan harta rampasan membedakan kelompok orang yang
perang. Ayat ini menjelaskan bahwa diridloi dengan orang yang dimurkai.
tidak mungkin Nabi sebagai orang yang Ayat ini perlu dipandang dari sisi
diridloi Allah melakukannya, karena umumnya lafadz bukan dari khususnya
tidaklah sama orang yang diridloi Allah sebab.
dengan orang yang dimurkai-Nya. Berikut ini adalah surat Al-
Term sukht diartikan dengan Mujadilah ayat 14 yang terdapat kata
kemurkaan yang keras (al-ghadlab asy- ghadlab yang berbunyi :
syadid)22 dari sini pula diketahui bahwa
kata sukht memiliki antonim ridlo ‫أﻟﻢ ﺗﺮ اﻟﻰ اﻟﺬﯾﻦ ﺗﻮﻟﻮ ﻗﻮﻣﺎ ﻏﻀﺐ ﷲ ﻋﻠﯿﮭﻢ ﻣﺎ ھ ﻢ ﻣ ﻨﻜﻢ وﻻ‬
sebagaimana ghadlab. Pada ayat 162 surat .‫ﻣﻨﮭﻢ وﯾﺤﻠﻔﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﻜﺬب وھﻢ ﯾﻌﻠﻤﻮن‬
Ali Imron dibedakan dan dijabarkan
antara jalan keridloan dan jalan
kemurkaan, tinggal manusia dengan
23 Ibid, hal. 220.
24 Fakhruddin ar-Rozi, Al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih
al-Ghaib, Vol X, ibid, hal 61.
22Muhammad Ali as-Shabuni, Shafwat al-Tafasir, Vol I, 25 M. Qurash Shihab, Tafsir al-Musbah,, Vol II, ibid, hal.

Dar al-Fikr, Beirut, 2001, hal. 219. 251

181
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis

Artinya: Tidaklah kamu perhatikan orang- Allah telah menyediakan adzab yang
orang yang menjadikan suatu kaum yang sangat keras dan menghinakan atas
dimurkai Allah sebagai teman ? orang- perbuatan yang mereka telah lakukan
orang itu bukan dari golongan kamu dan sehubungan dengan sumpah-sumpah
bukan (pula) dari golongan mereka. Dan yang mereka jadikan perisai untuk
mereka bersumpah untuk menguatkan menghalangi manusia dari jalan Allah.
kebohongan, sedang mereka mengetahui. Sebagaimana ayat yang disampaikan
(QS. Al-Mujadilah : 14). berikutnya dari surat al-Mujadilah ayat
15 dan 16 :
Dapat dipahami bahwa ayat ini
menghimbau orang-orang yang ‫ اﺗﺨ ﺬوا‬،‫أﻋﺪ ﷲ ﻟﮭﻢ ﻋﺬاﺑﺎ ﺷ ﺪﯾﺪا إﻧﮭ ﻢ ﺳ ﺎء ﻣ ﺎ ﻛ ﺎﻧﻮا ﯾﻌﻠﻤ ﻮن‬
mempercayai al-Qur'an (yakni orang .‫أﯾﻤﺎﻧﮭﻢ ﺟﻨﺔ ﻓﺼﺪوا ﻋﻦ ﺳﺒﯿﻞ ﷲ ﻓﻠﮭﻢ ﻋﺬاب ﻣﮭﯿﻦ‬
mukmin) untuk memperhatikan orang-
orang sekitarnya yang bergaul dengan Artinya: Allah telah menyediakan bagi
orang-orang yang mendapat kemurkaan mereka azab yang sangat keras,
Allah. Siapa orang yang dimaksud al- sesungguhnya amat buruklah apa yang
Qur'an tersebut ?. telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan
Ayat ini memberikan indikasi atas sumpah-sumpah mereka sebagai perisai,
orang-orang tersebut, indikasi yang lalu mereka halangi (manusia) dari jalan
pertama adalah al-Qur'an telah Allah; karena itu mereka mendapat azab
menyebutkan dua golongan pada ayat di yang menghinakan.
atas, yakni golongan beriman dan
golongan yang mendapatkan kemurkaan, Dari uraian di atas, dapat
golongan yang semestinya diwaspadai diketahui bahwa Allah mencipta,
bukan dari dua golongan tersebut. Dan memurkai dan menghukum berdasarkan
indikasi yang kedua adalah mereka sifat kasih dan sayang-Nya. Sehingga
senantiasa bersumpah untuk menguatkan dinyatakan bahwa kasih sayang Allah
kebohongan padahal mereka mengetahui. mengalahkan murka-Nya, Kalau bukan
Dari kedua indikasi tersebut, yakni karena rahmat Allah yang mengalahkan
golongan yang bukan golongan beriman amarah-amarah-Nya, maka ampunan-
dan mendapat kemurkaan (al-maghdlub), Nya tidak akan melebihi hukuman-Nya.
adalah orang munafik (ad-dhallin) yang Kalau bukan karena itu, tentulah langit
bukan dari kedua golongan tersebut, dan bumi akan goncang karena
yang mana mereka senantiasa berbuat pelanggaran dan maksiat yang dilakukan
bohong demi kepentingan mereka. oleh manusia, sebagai mana Allah
M. Quraish Shihab menyatakan berfirman dalam surat al-Fathir ayat 41 :
bahwa hal ini menunjukkan keburukan
lain dari orang-orang munafik di ‫إن ﷲ ﯾﻤﺴﻚ اﻟﺴﻤﺎوات واﻷرض أن ﺗﺰول وﻟﺌﻦ زاﻟﺘﺎ إن‬
samping menjadikan kawan sejawat ‫اﻛﺴﻚ ھﻤﺎ ﻣﻦ اﺣﺪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪه إﻧﮫ ﻛﺎن ﺣﻠﯿﻤﺎ ﻏﻔﻮرا‬
orang yahudi mereka berani untuk
menguatkan sumpah bohong mereka.26 Artinya: Sesungguhnya Allah menahan
Dan sebagai balasan untuk mereka langit dan bumi supaya jangan runtuh,
dijelaskan pada ayat selanjutnya bahwa dan sungguh jika keduanya akan runtuh
tidak ada seorangpun yang dapat
menahannya selain Allah. Sesungguhnya
26 Ibid, Vol. IVX, hal. 84-85.

182
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha kemudian datang lagi dalam gelombang-
Pengampun. gelombang besar yang susul menyusul,
itu juga mungkin hukum alam.
Bagaimana apabila Allah tidak Sementara itu, di wilayah Aceh
mempunyai rasa kasih sayang dan utara telah berulangkali terjadi perusakan
ampunan terhadap pelaku maksiat? kawasan hutan melalui kegiatan illegal
Niscaya tidaklah akan tegak langit dan logging oleh para pemegang IPK dan
bumi ini. HGU yang tetap diberikan ijin meskipun
letaknya bersebelahan dengan Taman
‫ﺗﻜﺎد اﻟﺴﻤﺎوات ﯾﺘﻔﻄﺮن ﻣﻨﮫ وﺗﻨﺸﻖ اﻷرض وﺗﺨﺮ اﻟﺠﺒﺎل ھﺪا‬ Nasional Gunung Leuser. Akibat moral
90)‫(ﻣﺮﯾﻢ‬ buruk pemegang ijin, perambahan hutan
sengaja mencaplok TNGL. Hal tersebut
Artinya: Hampir-hampir langit pecah tergambar dalam al-Qur'an surat ar-Rum
karena ucapan manusia, bumi terbelah ayat 41 :
dan gunung-gunung runtuh.
‫ظﮭ ﺮ اﻟﻔﺴ ﺎد ﻓ ﻰ اﻟﺒ ﺮ واﻟﺒﺤ ﺮ ﺑﻤ ﺎ ﻛﺴ ﺒﺖ اﯾ ﺪ اﻟﻨ ﺎس ﻟﯿ ﺬﯾﻘﮭﻢ‬
Dengan keberadaan sifat murka ‫ﺑﻌﺾ اﻟﺬي ﻋﻤﻠﻮا ﻟﻌﻠﮭﻢ ﯾﺮﺟﻌﻮن‬
Allah ini manusia harus memperhatikan
tindakan-tindakan yang menyebabkan Artinya: Telah nampak kerusakan didarat
hadirnya kemurkaan-Nya. dan dilaut disebabkan karena perbuatan
Dari beberapa uraian al-Qur'an di tangan manusia, supaya Alla merasakan
atas, sangat jelas bahwa bencana alam kepada mereka sebagian dari (akibat)
tidak sepenuhnya fenomena alam. perbuatan mereka, agar mereka kembali ke
Dalam pandangan al-Qur'an sekalipun, jalan yang benar.
kita akan tahu bahwa kita keliru melihat
itu semata-mata sebagai fenomena alam. Dari ayat di atas ternyata kita juga
Fenomena banjir bandang dan tanah diajak untuk menilik aspek non alam atau
longsor adalah suatu fenomena alam aspek yang manusiawi dari bencana alam
yang jamak dimuka bumi ini. Secara tersebut. Faktanya banyak orang yang
umum, ketika sebuah system aliran terkena bencana bermukim di tepi pantai
sungai yang memiliki tingkat kemiringan yang luas sekali dan sudah tidak lagi
(gradien) sungai yang relative tinggi memiliki hutan bakau, banyak sekali
(lebih dari 30% atau lebih dari 27 derajat) terumbu karang yang sudah
apabila di bagian hulunya terjadi hujan dimusnahkan. Akibatnya mekanisme
yang cukup lebat, maka potensi alami untuk menghadang badai, baik di
terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Indonesia, Sri Langka maupun di Thailan,
Tingkat kemiringan sungai yang relatif sudah tidak ada sama sekali. Sehingga
curam ini dapat dikatakan sebagai factor dilihat dari aspek ini, keterlibatan
"bakat" atau bawaan. Sedangkan curah perilaku manusia sangat berpengaruh
hujan adalah salah satu factor pemicu sekali terhadap terjadinya bencana alam.
saja27. Pergeseran lempeng bumi memang Tangan-tangan manusialah yang
fenomena alam dan itu merupakan merusak kelestarian alam. Manusia lebih
hukum Tuhan. Air yang tersedot, peduli dan mendahulukan kesejahteraan
ekonomi dengan melakukan kerusakan
27 http;//Wikipedia.co.id, Sejuta Bencana terencana di terhadap alam daripada upaya alam
Indonesia, diakses pada tanggal 23 Agustus 2008.

183
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis

(gerak dan dinamika alamiah) untuk bahwa bencana akan menimpa seluruh
mengembalikan kondisinya yang telah manusia bila ada manusia yang demikian
rusak ke keadaan semula. Apakah salah ringan tangan untuk merusak alam. Bila
bila alam berusaha untuk bencana alam itu lebih sebagai akibat dari
menyembuhkan dirinya sendiri, tangan-tangan kita sendiri, bisa
penyembuhan dari sakit yang disebabkan dimengerti bila bukan hanya manusia
oleh tangan-tangan manusia? Manusia yang mengalami bencana, karena yang
sebagai khalifah Allah di muka bumi pertama kali mengalami bencana adalah
mengemban tugas dan fungsi untuk alam itu sendiri. Bencana yang diderita
menjaga dan memelihara bumi ini beserta oleh alam yang disebabkan tangan-
unsur-unsur pendukungnya. Keimanan tangan manusia, dan manusia tidak
kepada Allah tidaklah sama sekali pernah peduli. Sehingga, pada akhirnya
memiliki arti apapun bila tidak disertai manusia pula yang menerima
dengan upaya untuk mengaktualisasikan 29
akibatnya . Dengan kata lain, bencana
fungsi-fungsi kekhilafahannya28. Jangan alam lebih banyak disebabkan oleh
salahkan Allah bila bencana alam terjadinya bencana kemanusiaan.
menimpa kita karena terdapat manusia- Bencana yang dicirikan oleh sikap sok
manusia di antara kita yang tidak pernah kuasa manusia terhadap alam dan
peduli pada tugas kekhilafahannya. ketidakpedulian manusia terhadap akibat
Bila kita melakukan introspeksi dari kerja tangan manusia sendiri
secara arif, kita harus mengakui betapa terhadap alam. Padahal bumi ini adalah
bencana-bencana yang menimpa kita rumah tinggal yang sesungguhnya bagi
sebenarnya kita sendiri yang manusia selama manusia hidup di muka
mengundang, bahkan menciptakannya. bumi. Rumah yang harus dipelihara,
Hutan-hutan terus kita tebang dan dijaga, dan dipercantik secara bersama,
dibiarkannya gundul, bencana banjir, bukannya dirusak. Hanya manusia yang
longsor, dan kekurangan air bersih. telah kehilangan akal sehat dan rasa
Bencana itu kita undang dan kita buat kemanusiaannya yang begitu tega
sendiri. Limbah-limbah industri dan merusak tempat tinggalnya sendiri. Alam
sampah kita buang ke sungai dan ke laut. telah sekian lama sakit meradang dan
Isi perut bumi kita kuras, sehingga terjadi menangis, memohon uluran tangan
kekosongan di antara lapisan-lapisan manusia. Bencana yang kita derita kini
bumi. Bahkan, udara pun kita penuhi tak lebih tak kurang adalah sebagai
dengan asap-asap beracun. Ketika pada akibat dari apa yang telah kita lakukan.
akhirnya bencana itu terjadi, kita Dalam term agama, itulah yang
cenderung mencari kambing hitam dan disebut kufur (ingkar dengan ajaran
cuci tangan dari apa yang telah kita Allah). Kita menutup mata dan telinga
lakukan, termasuk dengan cara kita, bahkan hati kita, untuk menerima
menyalahkan dan mengutuk Allah. kenyataan keberadaan kausalitas alam
Padahal Allah telah mengingatkan kita yang akan menimpa kita, baik ataupun
buruk, padahal kita mengetahui dan
meyakininya. Fenomena kausalitas alam
28 http://Republika. co. id, Marudut Heppy Siahaan,
Upaya memaknai fungsi agama dalam bencana Tsunami di
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utama, 29http://Republika.co.id, Zaim Uchrawi, Bersahabat
tertanggal 25 Desember 2004, diakses pada tanggal 23 dengan (bencana) Alam, tertanggal 21 Juli 2006, diakses
Agustus 2008. pada tanggal 23 Agustus 2008.

184
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008

ini tak lain dan tak bukan sebagai ayat manusia (e bestoh ) atau tanpa adanya
dan firman Allah, dan kita kufur kesalahan manusia yakni semata-mata
terhadap-Nya. Kufur kita atas hukum tindakan arbitrer roh atau dewa yang
kausalitas alam yang Allah ciptakan, selalu menuntut pengorbanan atas jiwa
mirip dengan keimanan kita pada Allah manusia. Pada kasus yang pertama, ritual
akan tetapi dalam waktu bersamaan kita tolak bala’ merupakan persembahan
melupakan-Nya. sebagai bukti penyesalan atas kesalahan
yang dilakukan. Sedangkan pada kasus
Bencana Alam Dalam Sorotan Tradisi. kedua, ritual tolak bala’ merupakan
Begitu kental keberagamaan persembahan untuk merayu agar roh
masyarakat Madura sehingga semua hal atau dewa tidak menumpahkan
yang terkait dengan kehidupan, kematian kemarahannya. Jadi pada kasus kedua ini
dan juga bencana alam selalu mereka ritual tplak bala’ bersifat preventif dan
hubungkan dengan iradah Allah (e pro-aktif manusia atas kekuatran
pabhuru ka paddhuh; ka sokana se kobbasa). merusak roh atau dewa yang arbitrer
Sikap ini wajar mengingat penetrasi tersebut. Persembahan berupa Tajin Sora
wacana dan nilai Islam cukup kuat ke dan Tajin Sapar; begitu juga ritual Nyadran
dalam tradisi sebagaimana yang hidup di atau Rokat Tasik merupakan ritual tolak
kalangan masyarakatnya. Satu catatan bala’ jenis yang kedua ini, karena initi
yang perlu diketengahkan adalah bahwa dari semua persembahan dan ritual
proses akulturasi, asimilasi dan juga tersebut adalah untuk melakukan
sinkretisme tergambarkan secara jelas bagainuing dan persuai.
dalam ritual-ritual tolak bala.. Ketika Islam masuk ke Nusantara,
Dalam agama-agama Pagan, riual persembahan dan ritual tolak bala’ telah
tolak bala’ dimaksudkan untuk melakukan menjadi praktik keberagamaan
bargaining dengan kekuatan-kekuatan masyarakat terutama yang terkait dengan
merusak yang ada pada alam. Dalam hal ritual life-sycles (kelahiran, perkawinan
ini, alam dipandang sebagai dan kematian). Dalam proses dakwah
pengejawantahan roh agung yang setiap Islam di Nusantara, hardware ritual
saat kuasa untuk menumpahkan pagan ataupun Hindu tersebut tetap
kemarahan kepada manusia tanpa alasan dipertahankan, tetapi esensi ritualnya
yang jelas. Sementara pada Hindu, yang sebagian berhasil diubah yakni ritual-
merupakan agama Nusantara sebelum ritual tersebut, disamping peruntukan
kedatangan Islam, ritual tolak bala’ ditujukan kepada Allah dan bacaannya
’merupakan upaya bagaining dan juga diubah dengan warna Islam, merupakan
persuasi manusia terhadap para dewa wujud taubat dan penyesalan dari dosa-
dengan tata-cara yang telah ditetapkan dosa yang dilakukan. Artinya bencana
oleh kasta Brahmana sebab hanya mereka dalam pandangan masyarakat Madura
yang dipandang memiliki akses ke dalam yang telah dirasuki nilai-nilai Islam ,
alam para dewa. dilihat sebagai akibat ulah manusia yang
Persoalan mendasar pada agama melanggar atu8ra-atuyran agama
Pagan dan Hindu terkait dengan maupun melampaui kewajaran
kemurkaan alam dalam bentuk bencana sunatullah sebagimana mana yang
alam adalah bahwa bencana terjadi tergelar di alam. Bencana alam tidak lagi
karena kesalahan yang dilakukan dipandang sebagai tindakan arbriter roh

185
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis

yang murka atau kecemburuan dewata Apabila dia merasakan kesenangan,


atas eksistensi manusia. Bencana alam, maka dia bersyukur. Apabila merasakan
dalam tradisi Madura yang muslim, kesusahan, maka ia bersabar.'' (HR
selalu dipandang sebagai konsekuensi Muslim).
tindakan manusia yang lalim atas diri, Kesabaran tersebut kemudian
masyarakat, agama, dan lingkngan diterjemahkan ke dalam sikap hidup
hidupnya. yang tidak halua dan bahwa bencana
alam akibat dosa-dosa manusia itu sejalan
Penutup dengan sunatullah yang telah dilekatkan
Mengembalikan segala perma- oleh Allah pada alam itu sendiri.
salahan kepada Allah SWT rasanya akan Sebagaimana ungkapan Madursa
lebih menunjukkan bahwa memang menyatakan “mon atani attanak, mon
manusia sangat membutuhkan perto- adeggeng a daging” .
longan-Nya, serta meyakini bahwa di Artinya selalu ada rangkaian
balik setiap kesulitan akan muncul kausalitas dari bencana alam dengan
kemudahan. Bersyukur terhadap segala tindakan dosa yang dilakukan. Semoga
pemberian Allah SWT, banyak maupun setiap menghadapi masalah kita dapat
sedikit, besar maupun kecil akan lebih sabar, arif, dan berusaha mencari
membuat hati menjadi tenang dan tidak solusi dengan bertawakal kepada Allah
tergiur angan-angan. ''Sungguh SWT, sebagai bukti keimanan kepada-
menakjubkan urusan seorang Mukmin, Nya. Bukan mencari sesuatu yang tidak
karena segala urusan dipandang baik. diridhai Allah SWT. Wa Allāh a’lam bi al-
Dan tidak ada keadaan yang demikian itu sawāb
kecuali hanya bagi seorang Mukmin.



186

Anda mungkin juga menyukai