Achmad Muhlis
Abstrac:
Natural disasters occurring in this country always effect a deep grief to the people. Despite
the fact that a number of rhetoric have been reconstructed to overcome the disaster from
new order up to reformation order. Unfortunately, this is not supported by a concrete
action. The questions are that weather the disaster is either an admonition or a punishment
given by Allah? Why Allah rebukes this country so terribly. This short paper is about to
disclose the meaning behind the disaster from the view point of al-Qur’an
Keyword:
bencana alam, murka Allah, tolak bala’
pencemaran di laut maupun di darat Artinya: Dan sungguh akan kami beri
adalah merupakan peristiwa yang cobaan kepadamu, dengan sedikit
direncanakan Tuhan sebagai wujud ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
keseimbangan alam (sunnatullah), jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
menurutnya sebagai bentuk teguran atau berita gembira kepada orang-orang yang
peringatan Allah kepada manusia, sabar. (QS. Al-Baqarah 2 : 155).
dengan memberi cobaan dan berbagai
kesulitan untuk menguji ketakwaan dan Dari ayat-ayat di atas dapat
kesabaran manusia2. Sebagaimana diketahui bahwa bagi seorang mukmin
dinyatakan dalam Al-Qur'an : berbagai kesulitan merupakan ujian
sebagai sebuah jalan untuk mencapai
ﻗﺪ ﺧﻠﺖ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ ﺳﻨﻦ ﻓﺴﯿﺮوا ﻓﻰ اﻷرض ﻓﺎﻧﻈﺮوا ﻛﯿﻒ ﻛﺎن surga Allah, sehingga setiap kesulitan
ﻋﺎﻗﺒﺔ اﻟﻤﻜﺬﺑﯿﻦ yang datang merupakan kabar gembira
bagi orang-orang yang sabar, karena
Artinya: Sesungguhnya telah berlalu tidak perlu susah payah mencari jalan ke
sebelum kamu sunnah-sunnah Allah. surga, jalan itu didatangkan oleh Allah ke
Karena itu, berjalanlah kamu dimuka hadapannya.
bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat Dipihak lain ada yang
orang-orang yang mendustakan (rasul- mempercayai bahwa serangkaian
rasul). (QS. Ali imron, 3 : 137). peristiwa tersebut adalah wujud
kemarahan dan kemurkaan Allah
أم ﺣﺴﺒﺘﻢ أن ﺗﺪﺧﻠﻮا اﻟﺠﻨﺔ وﻟﻤﺎ ﯾﺄﺗﻜﻢ ﻣﺜﻞ اﻟﺬﯾﻦ ﺧﻠﻮا ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ terhadap manusia, karena kemarahan
ﻣﺴﺘﮭﻢ اﻟﺒﺄﺳﺎء واﻟﻀﺮاء وزﻟﺰﻟﻮا ﺣﺘﻰ ﯾﻘﻮل اﻟﺮﺳ ﻮل واﻟ ﺬﯾﻦ dan kemurkaan-Nya didatangkan siksa
.آﻣﻨﻮا ﻣﻌﮫ ﻣﺘﻰ ﻧﺼﺮ ﷲ أﻻ إن ﻧﺼﺮ ﷲ ﻗﺮﯾﺐ di dunia baik3 berupa bencana alam atau
persoalan lain yang rumit untuk
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa diselesaikan, seperti : krisis multi dimensi
kamu akan masuk surga padahal belum yang berkepanjangan, terindentifikasinya
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana
virus baru yang mematikansemisal HIV,
halnya orang-orang terdahulu sebelum
flu burung dan lain-lain.
kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan
Hal itu merupakan suatu apologi,
kesengsaraan. Mereka digoncang (dengan
yang diungkapkan sebagai jalan terakhir
bermacam-macam cobaan) sehingga
untuk menutup sebuah persoalan yang
berkatalah Rasul dan orang-orang yang
tidak bisa diselesaikan oleh manusia,
beriman bersamanya : Bilakah datangnya
pertolongan Allah ? ingatlah, maka dengan mudahnya persoalan ini
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dikaitkan dengan kemarahan dan
dekat. (QS. Al-Baqarah 2 : 214). kemurkaan Allah.
Anggapan di atas secara tidak
وﻟﻨﺒﻠﻮﻧﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺨﻮف واﻟﺠ ﻮع وﻧﻘ ﺺ ﻣ ﻦ اﻷﻣ ﻮال واﻷﻧﻔ ﺲ langsung merupakan tindakan yang
واﻟﺜﻤﺮات وﺑﺸﺮ اﻟﺼﺎﺑﺮﯾﻦ menyalahkan Tuhan, telebih bila
dikaitkan dengan para korban yang
dianggap "tidak berdosa", sehingga
muncul pertanyaan mengapa Allah tidak
2 Mustofa Bisri, Bencana Alam : Anatara Azab Tuhan dan menempatkan lokasi bencana alam atau
Gejala Alam?
http://gruops.yahoo.com/gruops/pesantren, diakses
tanggal 22 Agustus 2008. 3 Ibid.
176
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008
penyakit di daerah di pusat-pusat ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟﺬﯾﻦ آﻣﻨﻮا اﺟﺘﻨﺒﻮا ﻛﺜﯿﺮا ﻣﻦ اﻟﻈ ﻦ إن ﺑﻌ ﺾ اﻟﻈ ﻦ إﺛ ﻢ
maksiat dan diptujukan bagi orang-orang وﻻ ﺗﺠﺴﺴﻮا وﻻ ﯾﻐﺘﺐ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀ ﺎ اﯾﺤ ﺐ أﺣ ﺪﻛﻢ أن ﯾﺄﻛ ﻞ
kafir dan pendurhaka agama?. .ﻟﺤﻢ أﺧﯿﮫ ﻣﯿﺘﺎ ﻓﻜﺮھﺘﻤﻮه واﺗﻘﻮا ﷲ إن ﷲ ﺗﻮاب رﺣﯿﻢ
Pernyataan tersebut seakan-akan
hendak menjustifikasi kesalahan Allah, Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bahwa Allah telah berbuat tidak adil jauhilah kebanyakan dari prasangka,
dengan menyertakan orang yang tidak sesungguhnya sebagian prasangka itu
berdosa menjadi korban bencana alam ini adalah dosa dan janganlah kamu mencari-
berarti manusia telah mengganggu apa cari kesalahan orang lain dan janganlah
yang telah menjadi ketetapan-Nya, sebagian kamu menggunjing sebagian
serupa dengan apa yang telah dilakukan yang lain. Sukakah salah seorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang
iblis dalam menolak perintah sujud
sudah mati ? maka tentulah kamu merasa
kepada Adam. Bagi yang beranggapan
jijik kepadanya. Dan bertawakkallah
demikian justru akan semakin jauh dan
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
berputus asa akan rahmat Allah.4
Penerima Taubat Lagi Maha Penyayang.
Lebih jauh dari pada itu, peristiwa-
(QS. Al-Hujurat : 12).
peristiwa yang berada di luar dugaan
manusia adalah siksaan Allah terhadap
Menurut anggapan ini, bahwa
orang yang melakukan perbuatan dosa,
Allah telah murka kepada manusia
namun pandangan ini tidak berhenti
sehingga menjatuhkan adzab-Nya.
menyalahkan Allah5.
Kemurkaan-Nya dipicu oleh sejumlah
Anggapan ini awalnya berangkat
perbuatan manusia, sebagaimana yang
dari Allah kemudian diikuti mencari
terjadi pada zaman terdahulu seperti
manusia yang dianggapnya telah berbuat
kaum Nuh yang dibinasakan dengan
kesalahan (dosa) yang menjadi penyebab
banjir, kaum 'ad yang digoncang badai
dari kemurkaan Allah, sehingga terjadi
dan lainnya. Hal ini dinyatakan dalam
tindakan mencari-cari kesalahan orang
Qur'an sebagai berikut :
lain dan tanpa disadari dirinya merasa
paling benar. Hal itu tidak membawa ke أﻟ ﻢ ﯾ ﺄﺗﮭﻢ ﻧﺒ ﺄ اﻟ ﺬﯾﻦ ﻣ ﻦ ﻗ ﺒﻠﮭﻢ ﻗ ﻮم ﻧ ﻮع وﻋ ﺎد وﺛﻤ ﻮد وﻗ ﻮم
arah yang lebih yang lebih baik, justru إﺑﺮاھﯿﻢ وأﺻﺤﺎب ﻣﺪﯾﻦ واﻟﻤﺆﺗﻔﻜﺎت أﺗﺘﮭﻢ رﺳﻠﮭﻢ ﺑﺎﻟﺒﯿﻨﺎت ﻓﻤﺎ
bersinggungan dengan sesama manusia. .ﻛﺎن ﷲ ﻟﯿﻈﻠﻤﮭﻢ وﻟﻜﻦ ﻛﺎﻧﻮا أﻧﻔﺴﮭﻢ ﯾﻈﻠﻤﻮن
Dengan melakukan tindakan itu, seorang
pada akhirnya akan berprasangka jelek Artinya: Apakah belum datang kepada
(su'udz dzan) pada orang lain bahkan mereka berita penting tentang orang-
menuduh orang lain berbuat jelek, orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum
padahal dalam al-Qur'an sudah jelas hal Nuh, 'Ad, Tsamud, kaum Ibrahim,
tersebut dilarang sebagaimana tertuang penduduk Madyan dan penduduk negeri-
dalam surat al-Hujurat ayat 12 yang negeri yang telah musnah. Telah datang
berbunyi : kepada mereka rasul-rasul dengan
menbawa keterangan yang nyata; maka
Allah tidaklah sekali-kali menganiaya
4 Hasyim Muzadi, Sembahlah Tuhan selain Aku : Kajian
Pemikiran Islam, diakses tanggal 23 Agustus 2008 pada
mereka, akan tetapi merekalah yang
http://Swaramuslim.com.
5 Roeli Lahani Yunus, Renungan Jum'at : Iman, Ilmu, Doa
177
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis
178
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008
179
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis
ﻧﻜﯿ ﺮ ﻣﻘ ﺖ, disini keterbatasan bahasa Pada redaksi ayat di atas menarik
Indonesia dibanding bahasa al-Qur'an untuk diamati, yakni redaksi rijs dan
terbukti, sehingga penafsiran al-Qur'an ghadlab bermakna 'iqab18 adapula yang
sebagai langkah lanjutan dari bermakna azab19 keduanya senada
penerjemahan berguna untuk bisa dengan yang difahami oleh M. Qurash
dideskripsikan kandungan setiap Shihahb yakni bermakna siksa, namun
ayatnya. dia menambahkan bahwa kata ini
Berikut ini akan disajikan beberapa awalnya bermakna buruk dan keji. Di
ayat al-Qur'an yang menggunakan samping itu adapula yang memahami
redaksi salah satu dari tujuh term marah dengan makna kutukan, dia juga
dan atau murka, antara lain terdapat menyatakan adanya makna kebusukan
dalam surat al-A'raf ayat 71 yang dan kebejatan hati, yang diketahui dari
berbunyi : didahulukannya kata rijs sebelum kata
ghadlab20.
ﻗﺎل ﻗﺪ وﻗﻊ ﻋﻠﯿﻜﻢ ﻣ ﻦ رﺑﻜ ﻢ رﺟ ﺲ وﻏﻀ ﺐ اﺗﺠ ﺎدﻟﻮﻧﻨﻲ ﻓ ﻰ Berbeda dengan Fakhruddin ar-
اﺳ ﻤﺎء ﺳ ﻤﯿﺘﻤﻮھﺎ اﻧ ﺘﻢ وآﺑ ﺎؤﻛﻢ ﻣ ﺎ ﻧ ﺰل ﷲ ﺑﮭ ﺎ ﻣ ﻦ ﺳ ﻠﻄﺎن Rozi yang tidak sependapat dengan
.ﻓﺎﻧﺘﻈﺮوا اﻧﻲ ﻣﻌﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻤﻨﺘﻈﺮﯾﻦ pemberian makna Rijs dengan kata 'adzab
atau siksa, menurutnya bila diartikan
Artinya: Ia berkata "sesungguhnya sudah dengan adzab maka terjadi pengulangan
pasti kamu akan ditimpa azab dan karena makna adzab dikandung pula dari
kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu kata ghadlab, kata rijs adalah lawan dari
sekalian hendak mau membantah dengan kata at-tazkiyah dan at-tathhir yang berarti
aku tentang nama-nama (berhala) yang suci atau bersih dari akidah-akidah yang
kamu dan nenek moyangmu bathil dan perbuatan yang jelek, sehingga
menamakannya, padahal Allah sekali-kali kata rijs harus digambarkan dengan
tidak menurunkan hujjah untuk itu?
aqidah yang bathil dan perbuatan-
Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya
perbuatan yang jelek. Dari ayat ini,
aku termasuk orang yang menunggu
diketahui bahwa kekufuran dan
bersama kamu. (QS. Al-A'raf : 71).
keimanan seseorang datang dati Allah21.
Pemberitaan kisah ummat Nabi
Ayat ini adalah penggalan dari
Hud dalam al-Qur'an tentu bukan hanya
kisah Nabi Hud dan kaumnya, yakni
pemanis saja, namun dapat menjadi
kaum Ad, kaum ini adalah termsuk umat
pembelajaran kepada kita sebagai ummat
yang dimurkai oleh Allah, karena
Nabi Muhammad
sikapnya atas Nabi mereka. Ayat 71
merupakan jawaban dari pertanyaan
mereka pada ayat 70 yang menetang
18 Abdul Wahid as-Syakhali, Balaghat al-Qur'an al-
ajakan Nabi yang mereka anggap kurang KArim : Fi al-I'jaz I'rab wa Tafsir, vol III, Maktabah
populer, tidak masuk akal dan pendusta, dindis, Amman, 2001, hal 547.
19 Jalaluddin Muhammad al-Mahalli dan Jalaluddin
mereka meminta didatangkan azab pada
Abdurrahman as-Suyuthi, Tasir jalalain, Dar al-Kitab al-
diri mereka sebagai bukti Nabi Hud Ilmiyah, Berut, tt, hal. 211.
adalah utusan Allah, tak heran bila kaum 20 M. Qurash Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan
ini dianggap mendustakan ayat-ayat Keserasian al-Qur'an, Vol 5, Mizan Pustaka, Bandung,
2001-2003, hal. 146.
Allah oleh al-Qur'an. 21 Fakhruddin ar-Rozi, al-Tafsir al-Kabir awMafatih al-
180
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008
181
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis
Artinya: Tidaklah kamu perhatikan orang- Allah telah menyediakan adzab yang
orang yang menjadikan suatu kaum yang sangat keras dan menghinakan atas
dimurkai Allah sebagai teman ? orang- perbuatan yang mereka telah lakukan
orang itu bukan dari golongan kamu dan sehubungan dengan sumpah-sumpah
bukan (pula) dari golongan mereka. Dan yang mereka jadikan perisai untuk
mereka bersumpah untuk menguatkan menghalangi manusia dari jalan Allah.
kebohongan, sedang mereka mengetahui. Sebagaimana ayat yang disampaikan
(QS. Al-Mujadilah : 14). berikutnya dari surat al-Mujadilah ayat
15 dan 16 :
Dapat dipahami bahwa ayat ini
menghimbau orang-orang yang اﺗﺨ ﺬوا،أﻋﺪ ﷲ ﻟﮭﻢ ﻋﺬاﺑﺎ ﺷ ﺪﯾﺪا إﻧﮭ ﻢ ﺳ ﺎء ﻣ ﺎ ﻛ ﺎﻧﻮا ﯾﻌﻠﻤ ﻮن
mempercayai al-Qur'an (yakni orang .أﯾﻤﺎﻧﮭﻢ ﺟﻨﺔ ﻓﺼﺪوا ﻋﻦ ﺳﺒﯿﻞ ﷲ ﻓﻠﮭﻢ ﻋﺬاب ﻣﮭﯿﻦ
mukmin) untuk memperhatikan orang-
orang sekitarnya yang bergaul dengan Artinya: Allah telah menyediakan bagi
orang-orang yang mendapat kemurkaan mereka azab yang sangat keras,
Allah. Siapa orang yang dimaksud al- sesungguhnya amat buruklah apa yang
Qur'an tersebut ?. telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan
Ayat ini memberikan indikasi atas sumpah-sumpah mereka sebagai perisai,
orang-orang tersebut, indikasi yang lalu mereka halangi (manusia) dari jalan
pertama adalah al-Qur'an telah Allah; karena itu mereka mendapat azab
menyebutkan dua golongan pada ayat di yang menghinakan.
atas, yakni golongan beriman dan
golongan yang mendapatkan kemurkaan, Dari uraian di atas, dapat
golongan yang semestinya diwaspadai diketahui bahwa Allah mencipta,
bukan dari dua golongan tersebut. Dan memurkai dan menghukum berdasarkan
indikasi yang kedua adalah mereka sifat kasih dan sayang-Nya. Sehingga
senantiasa bersumpah untuk menguatkan dinyatakan bahwa kasih sayang Allah
kebohongan padahal mereka mengetahui. mengalahkan murka-Nya, Kalau bukan
Dari kedua indikasi tersebut, yakni karena rahmat Allah yang mengalahkan
golongan yang bukan golongan beriman amarah-amarah-Nya, maka ampunan-
dan mendapat kemurkaan (al-maghdlub), Nya tidak akan melebihi hukuman-Nya.
adalah orang munafik (ad-dhallin) yang Kalau bukan karena itu, tentulah langit
bukan dari kedua golongan tersebut, dan bumi akan goncang karena
yang mana mereka senantiasa berbuat pelanggaran dan maksiat yang dilakukan
bohong demi kepentingan mereka. oleh manusia, sebagai mana Allah
M. Quraish Shihab menyatakan berfirman dalam surat al-Fathir ayat 41 :
bahwa hal ini menunjukkan keburukan
lain dari orang-orang munafik di إن ﷲ ﯾﻤﺴﻚ اﻟﺴﻤﺎوات واﻷرض أن ﺗﺰول وﻟﺌﻦ زاﻟﺘﺎ إن
samping menjadikan kawan sejawat اﻛﺴﻚ ھﻤﺎ ﻣﻦ اﺣﺪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪه إﻧﮫ ﻛﺎن ﺣﻠﯿﻤﺎ ﻏﻔﻮرا
orang yahudi mereka berani untuk
menguatkan sumpah bohong mereka.26 Artinya: Sesungguhnya Allah menahan
Dan sebagai balasan untuk mereka langit dan bumi supaya jangan runtuh,
dijelaskan pada ayat selanjutnya bahwa dan sungguh jika keduanya akan runtuh
tidak ada seorangpun yang dapat
menahannya selain Allah. Sesungguhnya
26 Ibid, Vol. IVX, hal. 84-85.
182
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008
Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha kemudian datang lagi dalam gelombang-
Pengampun. gelombang besar yang susul menyusul,
itu juga mungkin hukum alam.
Bagaimana apabila Allah tidak Sementara itu, di wilayah Aceh
mempunyai rasa kasih sayang dan utara telah berulangkali terjadi perusakan
ampunan terhadap pelaku maksiat? kawasan hutan melalui kegiatan illegal
Niscaya tidaklah akan tegak langit dan logging oleh para pemegang IPK dan
bumi ini. HGU yang tetap diberikan ijin meskipun
letaknya bersebelahan dengan Taman
ﺗﻜﺎد اﻟﺴﻤﺎوات ﯾﺘﻔﻄﺮن ﻣﻨﮫ وﺗﻨﺸﻖ اﻷرض وﺗﺨﺮ اﻟﺠﺒﺎل ھﺪا Nasional Gunung Leuser. Akibat moral
90)(ﻣﺮﯾﻢ buruk pemegang ijin, perambahan hutan
sengaja mencaplok TNGL. Hal tersebut
Artinya: Hampir-hampir langit pecah tergambar dalam al-Qur'an surat ar-Rum
karena ucapan manusia, bumi terbelah ayat 41 :
dan gunung-gunung runtuh.
ظﮭ ﺮ اﻟﻔﺴ ﺎد ﻓ ﻰ اﻟﺒ ﺮ واﻟﺒﺤ ﺮ ﺑﻤ ﺎ ﻛﺴ ﺒﺖ اﯾ ﺪ اﻟﻨ ﺎس ﻟﯿ ﺬﯾﻘﮭﻢ
Dengan keberadaan sifat murka ﺑﻌﺾ اﻟﺬي ﻋﻤﻠﻮا ﻟﻌﻠﮭﻢ ﯾﺮﺟﻌﻮن
Allah ini manusia harus memperhatikan
tindakan-tindakan yang menyebabkan Artinya: Telah nampak kerusakan didarat
hadirnya kemurkaan-Nya. dan dilaut disebabkan karena perbuatan
Dari beberapa uraian al-Qur'an di tangan manusia, supaya Alla merasakan
atas, sangat jelas bahwa bencana alam kepada mereka sebagian dari (akibat)
tidak sepenuhnya fenomena alam. perbuatan mereka, agar mereka kembali ke
Dalam pandangan al-Qur'an sekalipun, jalan yang benar.
kita akan tahu bahwa kita keliru melihat
itu semata-mata sebagai fenomena alam. Dari ayat di atas ternyata kita juga
Fenomena banjir bandang dan tanah diajak untuk menilik aspek non alam atau
longsor adalah suatu fenomena alam aspek yang manusiawi dari bencana alam
yang jamak dimuka bumi ini. Secara tersebut. Faktanya banyak orang yang
umum, ketika sebuah system aliran terkena bencana bermukim di tepi pantai
sungai yang memiliki tingkat kemiringan yang luas sekali dan sudah tidak lagi
(gradien) sungai yang relative tinggi memiliki hutan bakau, banyak sekali
(lebih dari 30% atau lebih dari 27 derajat) terumbu karang yang sudah
apabila di bagian hulunya terjadi hujan dimusnahkan. Akibatnya mekanisme
yang cukup lebat, maka potensi alami untuk menghadang badai, baik di
terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Indonesia, Sri Langka maupun di Thailan,
Tingkat kemiringan sungai yang relatif sudah tidak ada sama sekali. Sehingga
curam ini dapat dikatakan sebagai factor dilihat dari aspek ini, keterlibatan
"bakat" atau bawaan. Sedangkan curah perilaku manusia sangat berpengaruh
hujan adalah salah satu factor pemicu sekali terhadap terjadinya bencana alam.
saja27. Pergeseran lempeng bumi memang Tangan-tangan manusialah yang
fenomena alam dan itu merupakan merusak kelestarian alam. Manusia lebih
hukum Tuhan. Air yang tersedot, peduli dan mendahulukan kesejahteraan
ekonomi dengan melakukan kerusakan
27 http;//Wikipedia.co.id, Sejuta Bencana terencana di terhadap alam daripada upaya alam
Indonesia, diakses pada tanggal 23 Agustus 2008.
183
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis
(gerak dan dinamika alamiah) untuk bahwa bencana akan menimpa seluruh
mengembalikan kondisinya yang telah manusia bila ada manusia yang demikian
rusak ke keadaan semula. Apakah salah ringan tangan untuk merusak alam. Bila
bila alam berusaha untuk bencana alam itu lebih sebagai akibat dari
menyembuhkan dirinya sendiri, tangan-tangan kita sendiri, bisa
penyembuhan dari sakit yang disebabkan dimengerti bila bukan hanya manusia
oleh tangan-tangan manusia? Manusia yang mengalami bencana, karena yang
sebagai khalifah Allah di muka bumi pertama kali mengalami bencana adalah
mengemban tugas dan fungsi untuk alam itu sendiri. Bencana yang diderita
menjaga dan memelihara bumi ini beserta oleh alam yang disebabkan tangan-
unsur-unsur pendukungnya. Keimanan tangan manusia, dan manusia tidak
kepada Allah tidaklah sama sekali pernah peduli. Sehingga, pada akhirnya
memiliki arti apapun bila tidak disertai manusia pula yang menerima
dengan upaya untuk mengaktualisasikan 29
akibatnya . Dengan kata lain, bencana
fungsi-fungsi kekhilafahannya28. Jangan alam lebih banyak disebabkan oleh
salahkan Allah bila bencana alam terjadinya bencana kemanusiaan.
menimpa kita karena terdapat manusia- Bencana yang dicirikan oleh sikap sok
manusia di antara kita yang tidak pernah kuasa manusia terhadap alam dan
peduli pada tugas kekhilafahannya. ketidakpedulian manusia terhadap akibat
Bila kita melakukan introspeksi dari kerja tangan manusia sendiri
secara arif, kita harus mengakui betapa terhadap alam. Padahal bumi ini adalah
bencana-bencana yang menimpa kita rumah tinggal yang sesungguhnya bagi
sebenarnya kita sendiri yang manusia selama manusia hidup di muka
mengundang, bahkan menciptakannya. bumi. Rumah yang harus dipelihara,
Hutan-hutan terus kita tebang dan dijaga, dan dipercantik secara bersama,
dibiarkannya gundul, bencana banjir, bukannya dirusak. Hanya manusia yang
longsor, dan kekurangan air bersih. telah kehilangan akal sehat dan rasa
Bencana itu kita undang dan kita buat kemanusiaannya yang begitu tega
sendiri. Limbah-limbah industri dan merusak tempat tinggalnya sendiri. Alam
sampah kita buang ke sungai dan ke laut. telah sekian lama sakit meradang dan
Isi perut bumi kita kuras, sehingga terjadi menangis, memohon uluran tangan
kekosongan di antara lapisan-lapisan manusia. Bencana yang kita derita kini
bumi. Bahkan, udara pun kita penuhi tak lebih tak kurang adalah sebagai
dengan asap-asap beracun. Ketika pada akibat dari apa yang telah kita lakukan.
akhirnya bencana itu terjadi, kita Dalam term agama, itulah yang
cenderung mencari kambing hitam dan disebut kufur (ingkar dengan ajaran
cuci tangan dari apa yang telah kita Allah). Kita menutup mata dan telinga
lakukan, termasuk dengan cara kita, bahkan hati kita, untuk menerima
menyalahkan dan mengutuk Allah. kenyataan keberadaan kausalitas alam
Padahal Allah telah mengingatkan kita yang akan menimpa kita, baik ataupun
buruk, padahal kita mengetahui dan
meyakininya. Fenomena kausalitas alam
28 http://Republika. co. id, Marudut Heppy Siahaan,
Upaya memaknai fungsi agama dalam bencana Tsunami di
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utama, 29http://Republika.co.id, Zaim Uchrawi, Bersahabat
tertanggal 25 Desember 2004, diakses pada tanggal 23 dengan (bencana) Alam, tertanggal 21 Juli 2006, diakses
Agustus 2008. pada tanggal 23 Agustus 2008.
184
KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008
ini tak lain dan tak bukan sebagai ayat manusia (e bestoh ) atau tanpa adanya
dan firman Allah, dan kita kufur kesalahan manusia yakni semata-mata
terhadap-Nya. Kufur kita atas hukum tindakan arbitrer roh atau dewa yang
kausalitas alam yang Allah ciptakan, selalu menuntut pengorbanan atas jiwa
mirip dengan keimanan kita pada Allah manusia. Pada kasus yang pertama, ritual
akan tetapi dalam waktu bersamaan kita tolak bala’ merupakan persembahan
melupakan-Nya. sebagai bukti penyesalan atas kesalahan
yang dilakukan. Sedangkan pada kasus
Bencana Alam Dalam Sorotan Tradisi. kedua, ritual tolak bala’ merupakan
Begitu kental keberagamaan persembahan untuk merayu agar roh
masyarakat Madura sehingga semua hal atau dewa tidak menumpahkan
yang terkait dengan kehidupan, kematian kemarahannya. Jadi pada kasus kedua ini
dan juga bencana alam selalu mereka ritual tplak bala’ bersifat preventif dan
hubungkan dengan iradah Allah (e pro-aktif manusia atas kekuatran
pabhuru ka paddhuh; ka sokana se kobbasa). merusak roh atau dewa yang arbitrer
Sikap ini wajar mengingat penetrasi tersebut. Persembahan berupa Tajin Sora
wacana dan nilai Islam cukup kuat ke dan Tajin Sapar; begitu juga ritual Nyadran
dalam tradisi sebagaimana yang hidup di atau Rokat Tasik merupakan ritual tolak
kalangan masyarakatnya. Satu catatan bala’ jenis yang kedua ini, karena initi
yang perlu diketengahkan adalah bahwa dari semua persembahan dan ritual
proses akulturasi, asimilasi dan juga tersebut adalah untuk melakukan
sinkretisme tergambarkan secara jelas bagainuing dan persuai.
dalam ritual-ritual tolak bala.. Ketika Islam masuk ke Nusantara,
Dalam agama-agama Pagan, riual persembahan dan ritual tolak bala’ telah
tolak bala’ dimaksudkan untuk melakukan menjadi praktik keberagamaan
bargaining dengan kekuatan-kekuatan masyarakat terutama yang terkait dengan
merusak yang ada pada alam. Dalam hal ritual life-sycles (kelahiran, perkawinan
ini, alam dipandang sebagai dan kematian). Dalam proses dakwah
pengejawantahan roh agung yang setiap Islam di Nusantara, hardware ritual
saat kuasa untuk menumpahkan pagan ataupun Hindu tersebut tetap
kemarahan kepada manusia tanpa alasan dipertahankan, tetapi esensi ritualnya
yang jelas. Sementara pada Hindu, yang sebagian berhasil diubah yakni ritual-
merupakan agama Nusantara sebelum ritual tersebut, disamping peruntukan
kedatangan Islam, ritual tolak bala’ ditujukan kepada Allah dan bacaannya
’merupakan upaya bagaining dan juga diubah dengan warna Islam, merupakan
persuasi manusia terhadap para dewa wujud taubat dan penyesalan dari dosa-
dengan tata-cara yang telah ditetapkan dosa yang dilakukan. Artinya bencana
oleh kasta Brahmana sebab hanya mereka dalam pandangan masyarakat Madura
yang dipandang memiliki akses ke dalam yang telah dirasuki nilai-nilai Islam ,
alam para dewa. dilihat sebagai akibat ulah manusia yang
Persoalan mendasar pada agama melanggar atu8ra-atuyran agama
Pagan dan Hindu terkait dengan maupun melampaui kewajaran
kemurkaan alam dalam bentuk bencana sunatullah sebagimana mana yang
alam adalah bahwa bencana terjadi tergelar di alam. Bencana alam tidak lagi
karena kesalahan yang dilakukan dipandang sebagai tindakan arbriter roh
185
Bencana Alama dalam Perspektif Al-Qur’an dan Budaya Madura
Achmad Muhlis
186