Anda di halaman 1dari 4

Teman Terbaik Remaja Muslim Edisi 147/Januari 2021

Bencana Tak Henti Menyapa

M
enangis lagi, lagi yang menyita perhatian publik telaah ternyata musibah
dan lagi, sepertinya adalah jatuhhnya pesawat SJ- atau bencana itu kalo dilihat
negeri kita tercinta 182 yang jatuh di perairan Jawa dari segi bentuknya, secara
ini nggak pernah sepi dari (Jakarta). Gimana harusnya kita sederhana dibedakan dalam 3.
bencana. Dan di awal tahun menyikapi bencana ini? Kuy-lah Ada musibah yang bentuknya
ini, bencana belum juga kita kupas di edisi BTS ini… natural, kultural, dan
beranjak pergi. Tercatat struktural.
beberapa bencana atau Bencana Ini Akibat Pertama, musibah
musibah seperti banjir terjadi
Ulah Manusia? natural maksudnya adalah
di beberapa kota di Indonesia.
“Kalo banjir mah akibat musibah karena memang
Sempat ramai beritanya di
dari curah hujan yang tinggi, kejadian alam. Sebut aja
sosial media, banjir yang udah
nggak bisa dikait-kaitkan misalnya gunung meletus,
jadi langganan setiap kali
dengan manusia?” Mungkin angin puyuh, gempa bumi.
hujan deras terjadi di Kota
itu salah satu omelan, ketika Pada musibah ini, terjadi
dan Kabupaten Bandung.
kita mengatakan kalo bencana tanpa kesengajaan alias nggak
Hujan deras biasanya selain
atau musibah akibat ulah ada campur tangan manusia.
membawa banjir, juga
manusia. Pun, kayak bencana Bencananya terjadi karena atas
mengakibatkan longsor.
Di Sumedang, Jawa Barat virus Corona, lalu bencana kehendak Allah, dan manusia
diberitakan terjadi longsor. kecelakaan pesawat, gunung nggak akan terhisab atas hal
meletus, dan lain-lain, kayaknya ini. Karena kejadiannya murni
Disamping, banjir ada
nggak bakal 100% orang setuju dari Allah, entah itu secara
bencana yang masih belum
kalo itu semua diakibatkan oleh “fungsi” memberi teguran
kelar di negeri kita. Apalagi,
tangan manusia. kepada manusia maupun
kalo bukan bencana wabah
Oke, biar kamu nggak ngasih ujian buat manusia.
virus. Bahkan kabar terbarunya
virus Corona udah memasukin makin bingung, yuk kita kupas, Kedua, ada musibah
phase II. Konon wabahnya bener nggak sih bencana yang tersebab oleh kultur atau
berasal dari Inggris. Dan, pada itu akibat murni tangan kebiasaan perilaku manusia.
saat tulisan ini dibikin, bencana manusia? Gini, kalo kita coba Mungkin dari yang ringan,

Mohon simpan baik-baik buletin ini, di dalamnya ada lafadz Allah SWT 01
Teman
Surga

tersebab buang sampah manusi, supaya Allah merasakan yang sampe kelupaan untuk
sembarangan maka akibatnya kepada mereka sebahagian dari bersyukur. Jadi, sebenarnya
selokan di depan rumah (akibat) perbuatan mereka, agar sikap yang bener seperti apa
jadi meluap. Sampe dengan mereka kembali (kejalan yang sih?
musibah banjir akibat dari benar)”. (QS.al-Rum:41)
Pertama, ada bencana
pembabatan hutan secara Dalam Tafsir Jalalain, yang disebut bala’. Imam al-
liar, kemudian penggalian Imam Jalaluddin al-Mahalli, as- Raziy dalam kitab mukhtar al-
tambang. Dari banjir itu bisa Suyuthi menyebutkan bahwa shihab memberikan penjelasan
merembet ke musibah yang “..kerusakan yang terjadi di bahwasanya bala’ digunakan
lain, seperti tanah longsor. darat, dan di laut yang berupa untuk menggambarkan ujian,
Pembuangan sampah atau terhentinya hujan dan menipisnya baik atau buruk. Allah Swt.,
limbah penambangan, tumbuh-tumbuhan serta banyak menyatakan: “Allah yang
yang bisa mengakibatkan negeri-negeri yang kekeringan menciptakan hidup dan mati
penyakit masyarakat di sekitar sungainya itu disebabkan oleh untuk menguji kamu, siapa di
penambangan dan sebagainya. perbuatan-perbuatan maksiat antara kamu yang lebih baik
Ketiga, musibah juga bisa manusia….”. Jadi, kalo musibah amalnya”. (QS. Al-Mulk: 2).
terjadi secara struktural. Nah, yang bentuknya natural, kita Musibah jenis ini, diberikan
kalo musibah ini terjadi akibat nggak bisa salahin manusianya, kepada manusia sebagai ujian.
dari sistem hidup yang rusak tapi kalo musibah bentuknya Bagi orang yang beriman, ujian
dianut oleh sebuah negeri. kultural dan struktural itu udah adalah tanda naik kelasnya
Mulai dari yang nyata kelihatan pasti akibat ulah manusia. iman seorang muslim.
dan langsung kontan akibatnya
Itulah kenapa seorang
kita rasakan, maupun yang Trus, Sikap Kita
yang beriman, nggak boleh
nggak terterawarang dan Kudu Gimana?
mencukupkan diri cuman
baru dirasakan akibatnya Oke, kalo dari segi
bilang secara lisan ngaku
oleh generasi berikutnya. bentuk atau sifatnya musibah
kita udah bisa bedain, lalu beriman tanpa ujian. Nah,
Contoh aja ya misalnya, sistem
berikutnya yang nggak kalah sikap kita terhadap ujian itulah
perbankan yang membiarkan
pentingnya, kita musti gimana yang menentukan kualitas
riba merajalela, membuat
dalam menyikapi bencana yang iman, sekaligus membuktikan
masyarakat terjerat hutang
menimpa kita? Kita kudu diam ucapan iman kita. Kalo kita
yang menumpuk. Bahkan skala
merenung, atau kayak gimana mendapat atau menghadapi
Negara, ketika sebuah Negara
ketika musibah itu datang ke ujian, lalu marah, bahkan
meminjamin (baca: hutang),
kita? memaki itu tandanya ada
sebenarnya menjatuhkan
masalah pada kualitas iman
negeri kita dalam kebinasaan Gaes, musibah atau
kita terhadap takdir Allah. Ada
jerat riba. bencana yang datang
yang salah dalam mindset kita
atau menimpa diri kita, itu
D iantara ketiga bentuk tentang rukun iman terhadap
adakalanya berupa bala’, iqob,
musibah di atas dapat qadha dan qadar. Padahal kalo
dan azab. Atau bahasa lainnya,
disimpulkan kalo musibah kita menyikapi takdir musibah
musibah bisa jadi berupa
Natural terjadi atas kehendak- dengan sikap yang benar,
ujian atau cobaan, lalu ada
Nya sedangkan musibah selain menaikkan derajat, juga
yang berupa peringatan, dan
Kultural dan Struktural lebih bisa menentukan posisi kita
bisa pula berupa azab. Tapi,
banyak terjadi sebagai akibat kelak di akhirat.
hampir semua dari kita kalo
peran dan ulah manusia.
ketimpa bencana lebih banyak Kedua, bencana
Sebagaimana firman Allah:
sedih atau bahkan ekstrimnya diartikan sebagai hukuman
“Telah nampak kerusakan mengutuk. Sementara kalo atau iqob. Iqob itu bahasa
di darat dan di laut disebabkan dikasih nikmat, kita banyak lainnya adalah hukuman dari
karena perbuatan tangan gembiranya, bahkan ada sebuah sebab-akibat, ketika

02 Mohon simpan baik-baik buletin ini, di dalamnya ada lafadz Allah SWT
Teman
Surga

manusia melampaui batas lebih besar (di akhirat), mudah- terhadap Allah SWT dan rasul-
dengan melanggar aturan mudahan mereka kembali (ke rasul-Nya, tidak kufur dan
Allah. Bencana ini masuk jalan yang benar)“. (QS. As maksiat. Pastilah Allah SWT
kategori akibat ulah tangan Sajadah: 21). akan melimpahkan karunian-
manusia baik kultural maupun Nya melalui hujan dan tumbuh
Bencana azab di dunia,
struktural, sebagaimana tumbuhan. Akan tetapi bila
ini pernah menimpa umat
disinggung oleh Allah dalam mereka tetap mendustakan
terdahulu, seperti umat Nabi
QS. Ar-Rum 41. Jadi, kalo Allah SWT dan rasul-rasulNya,
Nuh yang tidak beriman ditimpa
terjadinya musibah yang maka mereka akan dihukum
dengan banjir bandang. Umat
datangnya dari perusakan dengan azab yang pedih. Dan
Nabi Musa yang tidak beriman
alam, seperti banjir, longsor azab itu diberikan di saat
ditenggelamkan di laut.
dan sejenisnya, maupun mereka sedang lalai, yaitu
Umat Nabi Luth yang kufur,
musibah akibat sistemik, maka tengah malam dan siang hari
dihancurleburkan dengan azab
di sini wilayah pembahasannya saat mereka merasa aman dari
karena melegalakan homoseks,
bukan ujian atau cobaan, azab.
dan seterusnya. Lalu, apakah
sebagaimana poin 1 di atas. musibah berupa azab ini bisa Pada musibah jenis ini,
Pada musibah yang menimpa kaum yang ada sikap yang terbaik adalah
kategori iqob alias hukuman sekarang? Ini jawaban dari Allah menjadikan azab yang telah
ini, maka penyikapan yang baik menimpa sebagai tadzkiroh
“Jikalau sekiranya penduduk
dan benar adalah merenung, (peringatan) bagi kita, supaya
negeri-negeri beriman dan
berpikir, dan mencari solusi. kita nggak berperilaku serupa
bertakwa, pastilah Kami akan
Merenung bahwa harus diakui dengan umat-umat terdahulu
melimpahkan kepada mereka
kalo musibah seperti banjir, yang mendustakan para nabi,
berkah dari langit dan bumi,
dan ayat-ayat Allah. Kalo kita
musibah tha’un (wabah), tetapi mereka mendustakan
masih aja cuek bin bandel
musibah terjeratnya hutang (ayat-ayat Kami) itu, maka
terhadap peringatan itu, maka
ribawi, dan sejenisnya, akibat Kami siksa mereka disebabkan
bukan nggak mungkin bencana
ulah manusia. Berpikir, perbuatannya. Maka apakah
azab itu menimpa umat kita
maksudnya adalah selain penduduk negeri-negeri itu
saat ini. Naudzubillah min
berpikir tentang sebab- merasa
dzalik.
musabab bencana atau
aman dari kedatangan
musibah itu, maka harus
siksaan Kami kepada mereka Protokol Islam
berpikir akar dari masalahnya
di malam hari di waktu mereka Ngadepin Musibah
apa. Kemudian, mencari
sedang tidur. Atau apakah Nggak cuman ngadepin
solusi yang fundamental dari
penduduk negeri-negeri itu wabah Corona, menghadapi
masalah bencana itu apa dan
merasa aman dari kedatangan musibah baik yang sudah
bagaiamana menangangani
siksaan Kami kepada mereka di menimpa maupun yang belum
bencananya itu sendiri.
waktu matahari sepenggalahan menimpa kita, maka Islam juga
Ketiga, ada bencana naik ketika mereka sedang punya protokolernya.
atau musibah yang bentuknya bermain. Maka apakah mereka
(1) Pertama dan utama
pembinasaan atau azab. merasa aman dari azab Allah
ketika kena musibah, kita
Bencana yang berupa azab ini (yang tidak terduga-duga)? Tiada
diwajibkan mengucapkan “Inna
bisa ditunaikan Allah di dunia, yang merasa aman dan azab
lillahi wa inna ilaihi raji'un.”.
bisa juga berupa bencana yang Allah kecuali orang-orang yang
Sebagaimana Allah sampaikan
kelak ditimpakan di akhirat. merugi”(QS. al A‟raf: 96-99)
dalam surat al-Baqarah: 155,
“Dan Sesungguhnya kami Dalam Tafsir Jalalain “(Yaitu) orang-orang yang
merasakan kepada mereka dijelaskan bahwa seandainya apabila ditimpa musibah,
sebahagian azab yang dekat semua penduduk negeri yang mereka mengucapkan, “Inna
(di dunia) sebelum azab yang mendustakan semua beriman lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Mohon simpan baik-baik buletin ini, di dalamnya ada lafadz Allah SWT 03
Teman
Surga

Kalimat ini sebagai bentuk lebih berat, tetapi ketika ada care dan membantu sesama
penyerahan urusan kepada orang lain menderita dengan yang terkenan musibah,
Allah, juga sebagai bentuk penderitaan yang sama atau baik bantuan dana, tenaga
keikhalasan atas apapun lebih berat darinya, terasa ringan maupun pikiran. Tapi demi
bencana yang menimpa kita. baginya. Bukan berarti dia senang kemaslahatan bersama,
(2) Pentingnya, benerin melihat orang lain menderita” agar kita siap menghadapi
mindset keyakinan kita (Buku, Hikmah dibalik Musibah, bencana di kemudian hari,
akan takdir Allah, baik dan hal 45) maka nggak salah kalo kita
buruknya. Ini adalah (4) Tidak mengeluh harus muhasabah diri dan
atau merintih terus menerus, muhasabah sistem. Jangan-
penting sekali bagi
perbanyaklah istighfar. jangan memang bencana demi
seorang yang ditimpa musibah.
Ditimpa musibah memang bencana ini terjadi karena
Ketika kita yakin, insya Allah
menyakitkan dan menyedihkan, secara sistemik ada pembiaran.
musibah itu akan terasa ringan
tapi larut dalam kesedihan Maka tidak ada langkah lain
bagi mereka. "Allah jadikan
tidak akan mengeluarkan untuk memperbaiki itu semua
thaun sebagai rahmat bagi
kita dari musibah. Sikap yang dengan menggiatkan lagi
orang-orang beriman. Tidaklah
terbaik adalah berdoa, agar tugas dan kewajiban kita untuk
seseorang yang di negerinya
kita bisa diberi hati yang luas amar ma’ruf nahyi mungkar
mewabah thaun lalu ia tetap
menerima musibah, dan terhadap sistem di masyarakat
berada di situ dengan sabar dan
selanjutnya mengambil ibroh bahkan sistem negeri ini.
berharap pahala, ia tahu tidak
ada musibah yang menimpanya dari musibah untuk bangkit. So, karena kita sekarang
kecuali apa yg telah Allah "Allah menganugerahkan hikmah masih terkena wabah Corona,
tetapkan bagi dirinya melainkan kepada siapa yang ia kehendaki. maka Corona sebenarnya
baginya pahala seperti pahala Dan, barang siapa dianugerahi bukan musibah yang terbesar.
seorang syahid." (HR. Al- hikmah itu, ia benar-benar Musibah yang paling besar
Bukhari) dianugerahi karunia yang sejatinya di mana kita jauh
banyak. Dan, hanya orang yang dari Allah SWT. Tidak takut
(3) Tetap bersyukur,
berakallah yang dapat mengambil lagi melakukan dosa, tidak
musibah yang jauh lebih
pelajaran." (QS al-Baqarah: 269). merasa takut ketika ketika
besar tidak menimpa kita, dan
Kalo kita masih terus-terusan tidak melaksanakan ibadah
bersyukur melihat sekeliling
ngeluh, bukan nggak mungkin kepada Alloh. Virus Corona
kita yang masih selamat dari
kita nanti jatuhnya su’udzon bisa jadi adalah warning dari
musibah. Artinya, dengan
kepada Allah. Naudzubillah min Allah, karena kita sudah jauh
masih disisakannya kita setelah
dzalik. dari Allah terlalu asyik dan
terjadi bencana, Allah seakan-
akan minta ke kita biar kita (5) Selain harus dibutakan oleh dunia sehingga
bisa mengambil pelajaran husnudzon, protokol lupa kalo hidup kita hanya
dan hikmah dari bancana menghadapi musibah yang pinjaman dari Allah. Kalo yang
tersebut. Imam Ibnu Qayum terbaik adalah mencari akar punya (Allah) mau ngambil
menyampaikan “… Penderitaan masalah agar menemukan kapan saja apakah kita sudah
yang dirasakan sendiri terasa solusinya yang hakiki. Boleh ikut siap? Wallahu’alam []

Ayo gabung bersama ribuan pembaca Teman Surga, untuk ikut menyebarkan opini Islam tentang remaja
Islam dengan menjadi pelanggan Teman Surga. Hubungi bagian pemasaran ya...

Buletin Teman Surga terbit setiap 1 minggu sekali. Diterbitkan oleh Teman Surga
Community. Dicetak untuk kalangan terbatas. Kontak email: temansurgacom@gmail.com
| Website: temansurga.com | Instagram @temansurga | Fanspage FB: facebook.com/
komunitastemansurga | Twitter: temansurgacom | Channel Telegram: t.me/temansurga

04 Mohon simpan baik-baik buletin ini, di dalamnya ada lafadz Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai