Anda di halaman 1dari 5

Majalah Kedokteran UKI 2018 Vol XXXIV No.

3
Juli - September
Laporan Kasus

Laporan Kasus: Gangguan Disosiasi (Konversi)

Dwi Karlina

Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Abstrak
Seorang pasien laki-laki, berusia 27 tahun, sarjana hukum, dan bekerja sebagai polisi. Sejak 5 bulan terakhir setiap
kali memakai seragam, kaki kirinya menjadi sekaku kayu sehingga sulit digerakkan. Pasien juga merasa bingung
kalau akan bekerja karena tak tahu jalan menuju kantor, walau sudah dihafalkan. Ia juga mengalami kesurupan.
Pasien didiagnosis menderita amnesia disosiatif, gangguan motorik disosiatif dan trans. Psikoterapi memulihkan
pasien.

Kata kunci: amnesia disosiatif, gangguan motorik disosiatif, trans, psikoterapi.

Case Report: Dissosiative Disorders

Abstract
A male patient, 27 years old, held a bachelor degree in law, and worked as a policeman. In the past 5 months his left
leg was spastic when he wore his uniform. He confused if he wanted to go to his office, because he didn’t know the
way to his office. He also had trance. The patient was diagnosed as having amnesia dissosiative, motoric dissosiative
disorder and trance. The condition was improved after receiving psychotherapy.

Key words: amnesia dissosiative, motoric dissosiative disorder, trance, psychotherapy.

*DK: Penulis koresponden; E-mail: dwikarlina02@gmail.com

126
Pendahuluan mengalami stresor bertubi-tubi dalam
pekerjaannya.
Gangguan disosiatif (konversi) adalah
kondisi yang ditandai oleh kehilangan Kasus
sebagian atau seluruh integrasi normal
ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas Seorang laki-laki, berusia 27 tahun,
dan penghayatan, dan kendali terhadap menikah dan memiliki seorang anak,
gerakan tubuh.1-4 Secara fisiologis ada berpendidikan sarjana hukum, dan bekerja
kendali volunter (sadar) terhadap ketiga hal sebagai polisi. Pasien adalah anak sulung
itu. dari dua bersaudara, dibesarkan dalam
Gangguan disosiatif diperkirakan keluarga yang toleran, taat beribadah dan
terjadi dalam masyarakat yang sistem sejak kecil ibu menanamkan nilai-nilai agar
sosialnya kaku yang mencegah individu menjadi orang yang baik, rajin, serta jujur
mengekspresikan perasaannya.5,6 Kelainan dalam hidup.
somatik dianggap mewakili konflik yang Menjadi polisi adalah cita-cita hidupnya.
tidak dapat diekspresikan, masalah yang Ia amat mencintai pekerjaannya dan ada
tidak ada solusinya, dan afek yang tidak rasa bangga bila dapat menolong kerabat
menyenangkan.1,3,5,7 Kelainan motorik dan dan kenalannya untuk menyelesaikan
sensorik yang terjadi tak sesuai dengan jaras pelanggaran lalu lintas ringan. Dalam
anatomi (tidak dapat diterangkan).4,6-8 Pada menjalankan tugas di divisi lalu lintas,
gangguan ini ada faktor keuntungan primer kalau terjadi pelanggaran pengendara
dan sekunder. Keuntungan primer karena afek cukup ditegur, pasien tidak menilang (bukti
yang tidak menyenangkan diubah menjadi pelanggaran). Senior tidak suka cara kerja
gejala-gejala fisik, sehingga kecemasan pasien, senior ingin gerak cepat (tidak
berkurang. Keuntungan sekunder dengan ditilang, tetapi pelanggar lalu lintas bayar di
peran sebagai pasien, individu mendapat tempat). Kondisi kerja ini membuat pasien
perhatian yang tidak diperoleh bila sehat, tidak nyaman. Ia merasa sebagai abdi negara
dibebaskan dari berbagai kewajiban karena tidak melakukan tugasnya sesuai hati nurani.
sakit, mendapat dukungan, bimbingan, dan “Kita ini polisi atau perampok?”
dengan kondisinya dapat mengendalikan Pada bulan September 2011, setiap
orang lain.6,8 Individu dengan gangguan subuh pasien merasa berat membuka mata,
disosiatif biasanya menyangkal memiliki badan tidak nyaman, dan ada perasaan
masalah.1,3 enggan bekerja. Suatu sore sepulang dari
Gangguan ini dapat berlangsung dalam kantor badan terasa kaku sehingga ia terjatuh
hitungan jam, hari, bahkan tahun.1-4 Awitan dari motor. Seminggu kemudian, tiba-tiba ia
dan berakhirnya kondisi ini biasanya terjatuh selagi mengatur lalu lintas di jalan
mendadak. Bila berkaitan dengan peristiwa raya. Dalam kedua kejadian ini pasien tidak
traumatik dalam hidup,biasanya berakhir cedera dan neurolog tidak menemukan
dalam beberapa minggu atau bulan. Kalau kelainan yang dapat menjelaskan kondisi
berkaitan dengan problem berkepanjangan, pasien.
masalah yang tidak dapat ditolerir atau Pada bulan Oktober 2011 ada berita
kesulitan pergaulan, bentuk kelainan dapat miring, pasien dituduh sebagai bandar
berupa paralisis atau anestesi, dan bisa narkoba. Atasan memanggil pasien dan
berlangsung selama 1–2 tahun.1,3,5,7 berkata: ”Kasus lu berat, agar beres beri saya
Tulisan ini melaporkan seorang pasien tiga bulan gaji”. Pasien hanya terbengong
yang mengalami gangguan disosiasi setelah dan menjawab, ”Anak istri saya makan apa?”

127
Berita ini kemudian terbukti tidak benar. dimungkinkan bila individu itu menggunakan
Pada bulan Desember 2011 setiap pagi mekanisme defensif neurotik.3,5,10
saat akan memakai seragam, pasien merasa Gangguan disosiatif (konversi) meliputi
kaki kiri sekaku kayu, badan terasa berat amnesia disosiatif, fugue disosiatif, stupor
sehingga sulit digerakkan. Pasien juga disosiatif, gangguan trans dan kesurupan,
merasa bingung karena tidak tahu jalan gangguan motorik disosiatif, konvulsi
ke kantor, padahal sebelumnya tidak ada disosiatif, anestesia dan kehilangan sensorik
kesulitan. Seminggu yang lalu tiba-tiba disosiatif, sindrom Ganser, serta gangguan
ia berbicara Bahasa Jawa, padahal ia tidak kepribadian ganda.1-4,9
mengerti bahasa itu, dengan suara berbeda Amnesia disosiatif dicirikan dengan
dan ia tidak menyadarinya: ”Sopo wani, hilangnya daya ingat tentang peristiwa
tak pateni” Pada pemeriksaan fisik tidak traumatis yang mengancam kehidupan
dijumpai kelainan, sehingga pasien dirujuk yang baru terjadi, seperti kecelakaan,
ke bagian psikiatri. kedukaan yang tiba-tiba, peperangan. Sifat
Pasien didiagnosis menderita amnesia amnesianya parsial dan selektif. Gejala yang
disosiatif, gangguan motorik disosiatif menyertainya dapat berupa bingung, tegang
dan trans. Ia diberi psikoterapi ventilatif dan beraneka taraf perilaku untuk mencari
dan suportif dengan psikoterapi utama perhatian. Biasanya amnesia ini berlangsung
yang berorientasi psikodinamik ,dua kali 1–2 hari.1- 4,9
seminggu. Pasien pulih setelah mendapatkan Gangguan trans dan kesurupan
enam kali psikoterapi yang dijalani dua kali menunjukkan kehilangan sementara
seminggu. penghayatan akan identitas diri dan
kesadaran terhadap lingkungan. Individu
Diskusi seakan-akan dikuasai oleh pribadi lain,
kekuatan gaib atau malaikat.1- 4,9
Gangguan disosiatif (konversi) Gangguan motorik disosiatif ditandai
biasanya diderita individu dengan gangguan oleh hilangnya kemampuan bergerak
kepribadian antisosial, histrionik, dependen, atau penginderaan. Biasanya individu
dan pasif agresif.6,9 Gangguan ini relatif mengeluhkan penyakit fisik, walau tidak
banyak terjadi di negara berkembang, dengan dijumpai kelainan fisik untuk menjelaskan
prevalensi 25–33%, lebih sering ditemukan gejala-gejala itu. Ketidakmampuan
pada perempuan muda, yang tinggal di desa, akibat kehilangan fungsinya membantu
dengan tingkat pendidikan rendah, dari individu dalam usaha untuk menghindari
kelas sosial ekonomi lemah, dan kelompok konflik, menunjukkan ketergantungan atau
minoritas.5,8,9 Pasien dengan gangguan ini penolakan secara tidak langsung.1-4,9 Individu
sering berkomorbiditas dengan depresi (12 menyangkal ada masalah, walau orang
- 100%), ansietas (11-80%), somatoform lain dapat melihatnya atau mengetahuinya,
(42-83%), gangguan kepribadian (33–66%), biasanya ada masalah sosial atau hubungan
dan skizofrenia.4,6 Sebagian besar penderita interpersonal.1,3,5,8,9 Ciri khas gejala ini adalah
mempunyai riwayat perundungan secara sikap penerimaan yang tenang terhadap
fisik, pelecehan seksual atau inses.6 disabilitas berat sangat mencolok (la belle
Kasus ini seorang laki-laki, sarjana indefference = calm acceptance), misal
hukum, dari tingkat sosial ekonomi lumpuh tetapi pasien santai saja. Bentuk
menengah, bukan kelompok minoritas, yang ringan banyak dijumpai pada remaja.
tinggal di kota besar, tidak ada riwayat Kelainan dapat berupa paralisis, disfasia,
perundungan fisik atau seksual. Hal ini ataksia, tremor, afonia; atau astasia – abasia

128
yaitu gerak tubuh terhuyung-huyung, kasar, hemisfer dominan dan hipermetabolisme
tidak beraturan, tersentak-sentak, lengan di hemisfer non dominan.5,6,8 Sirkuit frontal
seperti membanting dan melambai, sehingga dan subkortikal berfungsi pada berbagai
cara berjalan tampak aneh, tidak mampu aspek perilaku manusia.6 Fungsi striato-
berdiri tanpa bantuan.3,5,6,8 thalamo-kortikal mengendalikan sensori
Pasien didiagnosis menderita amnesia motor dan gerak yang disadari, sedang
disosiatif, gangguan motorik disosiatif dan ganglia basalis teristimewa nukleus
trans. Ia bingung bila akan ke kantor karena kaudatus berkaitan dengan gerak motorik
tidak tahu jalan yang harus dilalui, walau yang dipengaruhi emosi.5,6 Korteks singulat
sudah dihafalkan. Ia terjatuh dari motor dan anterior berhubungan dengan kesadaran
ketika tengah mengatur lalu lintas karena dan aliran darah ke area ini dipengaruhi
badannya kaku. Kedua kejadian ini tidak emosi.5 Korteks orbitofrontal dan korteks
meninggalkan cidera. Setiap pagi ketika akan singulat anterior (area kortikal) menjadi aktif
memakai seragam, kaki kirinya sekaku kayu, dan terangsang berlebihan ketika individu
sehingga terasa berat dan sukar digerakkan. menekan respons terutama yang berkaitan
Selain itu, pasien tiba-tiba berbicara dengan dengan peran inhibisi. Akibatnya timbul
Bahasa Jawa yang tidak dipahaminya, umpan balik negatif antara korteks serebral
dengan suara yang berbeda, seakan-akan itu dan formasi retikuler batang otak.6,8 Pada
bukan suaranya. Tidak dijumpai kelainan gangguan konversi, persepsi primer tetap
fisik. baik tetapi fungsi sensorimotor memburuk
Menurut teori psikoanalisis, hal diatas karena gangguan pada korteks singulat
merupakan gangguan konversi yang anterior, korteks orbitofrontal dan sistem
melambangkan dorongan alam bawah sadar limbik.6 Output kortikofugal yang meningkat
(seksual, agresif, dependen) yang tidak akan menghambat kesadaran pasien akan
diizinkan untuk diekspresikan dan konversi sensasi tubuh, sehingga terjadi pengurangan
(perubahan) dari kecemasan ke dalam aktivitas somatosensori. Ini menjelaskan
gejala fisik. Jadi pada akhirnya dorongan tentang anestesia dan kehilangan sensorik
ini muncul dalam bentuk yang disamarkan. disosiatif.6,8 Pengurangan serupa terjadi pada
Ini terjadi karena mekanisme defensif yang kebutaan konversi karena penurunan aktivitas
neurotik.3,5,8 korteks visual. Pengurangan aktivitas frontal
Dari sudut pandang perilaku, individu dan subkortikal yang mengendalikan gerakan
mengembangkan gangguan konversi ini terjadi selama paralisis konversi.6
karena perhatian dan keuntungan yang Stresor yang dialami pasien berupa
diperoleh dalam peran sebagai pasien.5,6 suasana kerja yang korup yang tidak
Menurut hipotesis sosial budaya, sesuai dengan nilai-nilai yang diacu pasien
individu menggunakan gejala konversi sejak usia dini, yang ditanamkan ibunya
untuk mengekspresikan emosi yang dilarang agar hidup baik, rajin, dan jujur. Stresor
untuk tampil karena masalah jender, makin berat ketika ia dituduh sebagai
kepercayaan, dan faktor budaya. Gangguan bandar narkoba dan tekanan dari atasan
konversi melambangkan komunikasi non yang meminta pasien menyerahkan tiga
verbal dari impuls yang tersembunyi yang bulan gajinya untuk menutup masalah itu.
dapat diterima masyarakat.1,3,5,8,9 Stresor yang berat ini ditengarai pasien
Dari sudut pandang neurofisiologi terjadi dengan mekanisme defensif neurotik berupa
gangguan komunikasi sirkuit saraf yang disosiasi yang mengalihkan kecemasannya
menghubungkan kemauan, gerakan, dan menjadi gejala amnesia disosiatif, trans,
persepsi karena terjadi hipometabolisme di dan gangguan motorik disosiatif. Ini sesuai

129
dengan gangguan disosiasi (konversi) 1-4, 5, 8, 9 Penutup
Dalam terapi perlu dihindari menstigma
individu manipulatif, dependen, atau Gangguan konversi dapat diderita oleh
membesar-besarkan kesulitannya. Terapi individu baik perempuan maupun laki-laki
dapat berupa cognitive behaviour therapy, yang menggunakan mekanisme defensif
fisioterapi, farmakoterapi. Peran keluarga neurotik. Psikoterapi yang berorientasi
sangat besar manfaatnya. Farmakoterapi psikodinamik memberi hasil yang
diberikan untuk gejala penyerta seperti memuaskan.
depresi dan ansietas.
Psikoterapi yang diberikan pada pasien Daftar Pustaka
berorientasi psikodinamik, dan memberikan
hasil yang memuaskan, pasien pulih seperti 1. Pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa
sediakala setelah memahami bahwa stresor di Indonesia III, Jakarta: Departemen Kesehatan,
1993
yang begitu berat yang tak tertanggungkan 2. International classification of diagnosis 10,
olehnya, di alam bawah sadarnya berubah classification of mental and behavioural disorders,
(berkonversi) menjadi lupa jalan menuju Geneva; WHO, 1992
kantor atau kaki yang kaku yang sulit 3. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis
digerakkan yang pada dasarnya hanya untuk psikiatri jilid 2, Wiguna IM, editor. Gangguan
disosiatif. Tangerang: Binarupa Aksara, 2010 ;
menghindari kantor yang bersifat traumatik. 116 – 38
Trans merupakan puncak stresornya. 4. Tomb DA. Buku saku psikiatri. Kondisi-kondisi
Pasien pulih setelah mendapat psikoterapi. yang menyerupai penyakit fisik. Mahatmi T,
Ternyata 50–90% pasien membaik dengan editor.Jakarta ; Penerbit Buku Kedokteran EGC,
psikoterapi. Sebanyak 25% relaps dengan 2000: 126 – 30
5. Owens C, Dein S. Conversion disorders: a modern
gejala baru. Lamanya gangguan dan ada hysteria. Advanced in psychiatric treatment, 2006:
kelainan penyerta memperburuk prognosis. 152 – 7.
Hanya separuh pasien dengan nonepileptic 6. Stannington CM, Barry JJ, Fisher RS. Conversion
seizures yang sembuh, sisanya tetap depresi disorder. Am J Psychiatry, 2006: 1510 – 7
dengan ide-ide dan percobaan bunuh diri. 7. Kanaan RA, Carson A, Wessely SC, Nicholson
TR, Aybek S, David AS. What’s so special about
Pendekatan psikodinamik difokuskan pada conversion disorder? a problem and a proposal for
peran trauma terhadap gangguan konversi, diagnostic classification. BJ Psych, 2010: 427 – 8
mekanisme defensif terhadap masalah dan 8. Noorhana SW.Gangguandisosiatif. Buku ajar
kekuatiran pasien, serta meningkatkan psikiatri, Elvira SD, Hadisukanto G, editor.
harga diri dan kualitas hidup. Pendekatan Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2013: 304 – 9
9. Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH. Buku ajar
psikodinamik ini adalah cara untuk memahami psikiatri, Muttaqin H, Dany F, editor. Gangguan
kondisi yang terjadi secara fungsional pada disosiasi (konversi) dan somatoform. Jakarta:
jiwa seseorang.10 Abreaksi (katarsis) yaitu Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2012: 219 – 24
pasien diingatkan kembali akan trauma yang 10. Eivira SD. Psikodinamik. Buku ajar psikiatri,
direpresi disertai pengulangan emosi yang Elvira SD, Hadisukanto G, editor. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI, 2013: 36 -46
menyertai. Abreaksi dapat dilakukan melalui
psikoterapi atau hipnosis.9

130

Anda mungkin juga menyukai