Anda di halaman 1dari 10

KELAS E

PRAKTIKUM PEMROGRAMAN

TOPIK KE-4

VARIABEL DAN STRUKTUR DATA

Nama praktikan : Diah Estu Asih

NIM : M0219024

Asisten topik : Wulandari Rohmaningsih

Program Studi Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

2021
PEMBAHASAN

Input A, B, C dan D merupakan matriks,


dan perintah size(X) menunjukkan hasil
yang menampilkan ukuran dari matriks
tersebut dengan X=A, B, C atau D.
Matriks A adalah matriks berukuran 1x3
atau [1,3], matriks B adalah matriks
berukuran 3x1 atau [3,1], matriks C
adalah matriks berukuran 2x3 atau [2,3]
dan matriks D adalah matriks berukuran
3x3 atau [3,3].
Gambar 1. Tampilan CW dan WS di perintah pertama

Jendela Workspace menampilkan


matriks yang dituliskan di jendela
Command Window. Penggunaan titik di
Command Window merupakan
pengganti koma. Contohnya di bawah
ini:
A=[3.5, 4.3, 7.2]

A =

3.5000 4.3000 7.2000


Gambar 2. Tampilan CW dan WS di perintah pertama a
Selain itu Workspace juga
menunjukkan hasil dari size matriks
yang ditulis. Namun hanya sesaat itu.
Di Gambar 1, size A muncul, tetapi di
Gambar 2, size A tidak ada dan hanya
muncul Size D. Hanya perintah “size”
terakhir yang muncul di workspace.

Selanjutnya, jika ditulis perintah


“a=size(A);” maka hasilnya adalah
ukuran matriks dalam bentuk kurung
siku. Namun karena terdapat tanda
titik koma (;), hasilnya hanya
ditampilkan di Workspace. Jika
Gambar 3. Perintah ke-2 perintah dilakukan tanpa menggunakan
tanda titik koma, maka hasilnya akan
tampil di Command Window tetapi tidak tampil di Workspace. Dan ketika perintah diubah
menjadi “[a1,a2]=size(X)” maka di Workspace akan tampil komponen dari matriks itu
sendiri. Misalnya di matriks A, jika a menunjukkan size(A) yaitu [1,3], maka a1-nya adalah
1 dan a2-nya adalah 3. Begitu juga dengan matriks B,C dan D.

Perintah length di Matlab


mempunyai definisi “L =
length(X) returns the length of the
largest array dimension in X. For
vectors, the length is simply the
number of elements. For arrays with
more dimensions, the length
is max(size(X)). The length of an
empty array is zero.” (Sumber:
https://www.mathworks.com/help).
Maka length di praktikum
Gambar 4. Perintah length dan numel menunjukkan “max(size(X))”. Length
dan A, B, C dan D adalah 3 karena
dimensi tertinggi dari semua matriksnya adalah 3. Sementara perintah numel (n) sendiri
memiliki definisi “n = numel(A) returns the number of elements, n, in array A, equivalent to
prod(size(A))”. Artinya numel menunjukkan jumlah elemen n dari sebuah matriks. Maka
sesuai jika di Workspace menunjukkan hasil numel A adalah 3, numel B adalah 3, numel C
adalah 6 dan numel D adalah 9.
Untuk menampilkan matriks tidak
harus ditulis semua angkanya. Jika
yang ingin ditampilkan adalah
matriks dari 1-10, maka bisa
dilakukan dengan berbagai cara
seperti Gambar 5 di samping.
Pertama ditulis semuanya secara
langsung, kedua ditulis dengan
format [1:10] dan ketika dengan
format [1:1:10], maka akan
menampilkan hasil yang sama di
workspace berupa
[1,2,3,4,5,6,7,8,9,10].
Gambar 5. Tugas 2

Namun perlu diperhatikan bahwa


format [1:1:10] menunjukkan suatu
hal yang berbeda. Angka 1 pertama
menunjukkan dimulainya matriks,
angka 1 kedua menunjukkan jarak
dan angka 10 menunjukkan akhir
matriks. Maka dengan begitu, jika
perintah diubah menjadi [1:2:10]
menunjukkan matriks dimulai dari 1,
berjarak 2, dan berhenti di 10.

Gambar 6. Tugas 2-a


Hasilnya akan menjadi seperti ini: [1,3,5,7,9]. Begitu juga jika perintahnya menjadi
[1:0.5:10] maka hasilnya akan berupa [1000,1500,2000,25000,dst]. Pun sama halnya jika
perintahnya menjadi [10:-0.5:0] artinya hasilnya adalah pengurangan, yaitu
[10000,9500,8000,8500,dst]. Di Workspace, perintah ini menunjukkan hasil berupa <1x19
double> yang artinya menghasilkan 19 elemen (untuk [1:0.5:10]) dan <1x21 double>
(untuk [10:-0.5:0]) yang artinya memiliki 21 elemen matriks.

Berbeda lagi dengan fungsi “linspace”


yang memiliki format sebagai berikut:
Var = linspace(Nawal , Nakhir ,
jml_elemen). Maka, perintah
“sudut=linspace(0,pi,11)”
menunjukkan bahwa sudut memiliki
nilai dari 0 sampai pi (3,14) dengan
jumlah elemen 11. Oleh karena itu di
Workspace, value dari perintah ini
adalah <1x11 double>. Begitu juga
dengan rentang memiliki nilai awal 0
Gambar 7. Perintah linspace dan nilai akhir 10 dengan jumlah
elemen 5 sehingga Workspace
menampilkan value berupa [0,2.500000000000000,5,7.500000000000000,10]. Perintah
selanjutnya adalah numel yang menunjukkan jumlah elemen dari array, sehingga hasilnya
untuk sudut adalah 11 dan untuk rentang adalah 5. Perbedaan linspace dengan perintah
sebelumnya adalah formulanya. Jika perintah sebelumnya memiliki formula
[Nawal:beda:Nakhir], linspace memiliki formula seperti yang sudah disebutkan.

Jika diperlihatkan matriks A adalah


seperti di Gambar 8, disp(A)
menunjukkan matriks A. Dan jika
matriks B adalah matriks A*5, dan
matriks C adalah matriks A/5, maka
operasinya sama dengan yang
berlaku di operasi matematika.
A11*5, A12*5 dst untuk B, pun
dengan A11/5, A12/5 dst untuk C.
Perintah ini menunjukkan hasil yang
sesuai dengan perhitungan manual.
Gambar 8. Matriks dengan Operasi MTK-a
Matriks D adalah 20-A dan matriks E
adalah A+3. Maka hasilnya dapat
dilihat di Gambar 9. Setiap elemen di
matriks D adalah hasil dari 20
dikurangi setiap elemen di matriks A.
Misal elemen D11 adalah hasil dari
20-3.2=16.800, begitu juga dengan
D12 adalah hasil dari 20-4.1=15.900

Gambar 9. Matriks dengan Operasi MTK-b


dan seterusnya. Sama halnya dengan matriks E yang setiap elemennya terbentuk dari
setiap elemen A ditambah 3. Misalnya E11 adalah hasil dari 3.2+3= 6.200 dan elemen E12
adalah 4.1+3=7.100 dan seterusnya.
Matriks F adalah A/2 dan matriks G
adalah A./2. Berdasarkan hasil yang
terlihat baik di Command Window
maupun di Workspace, kedua matriks
tersebut tidak memiliki perbedaan.
Hasilnya sama-sama menunjukkan
setiap elemen di matriks A dibagi
dengan 2.

Beda lagi jika elemen yang diinginkan


Gambar 10. Matriks dengan Operasi MTK-c adalah 2/A, seperti matriks H di
Gambar 11, maka saat akan
menampilkan hasilnya akan
menampilkan tanda error. Setelah
diubah menjadi 2./A baru muncul
hasilnya seperti di Gambar. Setiap
elemen di matriks H adalah 2 dibagi
setiap elemen di matriks A, dengan
catatan sebelum tanda bagi harus
ditambah titik.

Jika diperhatikan lagi, tanda titik


memiliki fungsi tersendiri. Tanda titik
adalah untuk mengoperasikan setiap
Gambar 11. Matriks dengan Operasi MTK-d
elemen matriks. Hal itu menjadi alasan
kenapa jika H adalah 2/A muncul error
sementara jika H adalah 2./A muncul
hasil. Begitu juga dengan matriks I, J
dan K. Matriks I adalah pembagian
komponen setiap matriks B dengan
setiap komponen matriks A. Maka
diperoleh semua elemen matriks I
adalah 5. Elemen matriks J adalah
pembagian setiap elemen matriks A
dengan setiap elemen matriks B. Maka
diperoleh semua elemen matriks J
adalah 0,2. Matriks K adalah pembagian
Gambar 12. Matriks dengan Operasi MTK-e setiap elemen matriks D dengan setiap
elemen matriks B. Maka hasilnya
diperoleh seperti di Gambar 12 di samping.
Jika ditetapkan matriks A1 dan A2
seperti di Gabar 13, kemudian dilakukan
operasi matematika seperti di M, N, dst,
maka akan diperoleh hasil seperti yang
tertera. Matriks M merupakan A1^2,
yang artinya M=A1*A1. Matriks N adalah
A1.*A1, artinya setiap elemen matrik A1
dikalikan dengan matriks A1. Hasilnya
ditampilkan oleh disp(N) di Gambar 13.
Matriks O dan matrik M memiliki
formula yang sama tetapi ditampilkan
Gambar 13. Matriks dengan Operasi MTK-f
dalam bentuk berbeda, meski begitu
hasilnya tetaplah sama. Matriks P
mempunyia elemen yang sama dengan
matriks N karena memang formulanya
sama, yaitu A1.*A1, tetapi matriks P
ditampilkan dalam bentuk A1.^2.

Matriks Q adalah perkalian matriks A1


dengan A2. Matriks R adalah perkalian
matriks A2 dengan matriks A1. Hasil
antara R dan Q berbeda, sesuai dengan
operasi matematika matriks itu sendiri
Gambar 14. Matriks dengan Operasi MTK-g bahwa A1*A2 ≠A2*A1. Matriks S adalah
perkalian elemen matriks A1 dengan
matriks A2 (A1.*A2) dan matriks T
adalah perkalian elemen matriks A2
dengan matriks A1 (A2.*A1), sehingga
hasil yang ditunjukkan memiliki nilai
yang sama. Semua hasil di atas
menunjukkan kesesuaian dengan
perhitungan manual.

U1 merupakan transpose dari matrik A


dan U2 adalah transpose dari matriks
A1. Untuk memperoleh transpose
matriks menggunakan tanda koma atas
Gambar 15. Matriks dengan Operasi MTK-h (‘) dan hasilnya akan sama dengan
perhitungan manual.

Penggabungan matriks bisa dilakukan


dengan cara seperti di Gambar 16.
Pertama dengan [A,A] dan kedua dengan
[A;A]. Dua cara itu sama-sama
menggabungkan, tetapi berbeda. Tanda

Gambar 16. Penggabungan Matriks-a


koma menggabungkan kolom, sementara tanda titik koma menggabungkan baris. Jadi jika
[A,A], dengan matriks A adalah 3x3, akan berubah menjadi 6x3. Sebaliknya, jika [A;A] maka
akan menjadi 3x6. Contoh lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

Dari Gambar 17, dapat disimpulkan


bahwa penggabungan matriks
memiliki aturan tertentu. Jika ingin
menggabungkan matriks secara
kolom, maka setiap matriks yang akan
digabungkan harus memiliki baris
yang sama. Jika ingin menggabungkan
secara baris, baka setiap matriks yang
ingin digabungkan harus memiliki
jumlah kolom yang sama. Jika tidak,
maka hasilnya akan error seperti yang
Gambar 17. Penggabungan Matriks-b terlihat pada Gambar 17 di samping.

Gambar 18. Ambil sebagian elemen matrik-a Gambar 19. Ambil sebagian elemen matrik-b

Untuk mengambil sebagian elemen


matriks bisa menggunakan formula
A(baris,kolom), maka akan muncul
elemen matriks. Misalnya elemen
matriks A(1,2) maka akan muncul
elemen matriks A baris pertama kolom
kedua. Jika ingin menampilkan semua
bagian dari salah satu baris atau semua
bagian dari salah satu kolom, maka
dapat menggunakan formula sebagai
berikut:
Gambar 20. Ambil sebagian elemen matrik-c A(3,:) maka akan muncul semua elemen
matrik A di baris ke-3.
A(:,2) maka akan muncul elemen matriks
A kolom 2. Sebagai catatan, untuk
memasukkan formula tersebut haruslah
tepat. Jika matrik hanya memiliki 3 baris
dan 3 kolom, maka tidak bisa
memasukkan perintah untuk
menampilkan kolom ke-5 atau baris ke-5.
Hasilnya akan error. Maka dapat
disimpulkan bahwa perintah ini memiliki
hasil yang sesuai dengan perhitungan
manual.
Gambar 21. Ambil sebagian elemen matrik-a

Gambar 22. Matrik Fungsi Khusus-a Gambar 23. Matrik Fungsi Khusus-b

Gambar 24. Matrik Fungsi Khusus-c Gambar 25. Matrik Fungsi Khusus-d

Gambar 26. Matrik Fungsi Khusus-e Gambar 27. Matrik Fungsi Khusus-f
Perintah Keterangan
ones Matriks berordo m × n yang setiap elemennya bernilai satu
zeros Matriks berordo m × n yang setiap elemennya bernilai nol
eye Matriks identitas
NaN Not a Number
inf Matrik infinity
Matriks persegi berordo n dengan elemen-elemen marriks yang berada di bawah
diag dan di atas diagonal utama semuanya bernilai nol
size Ukuran ordo matriks
length Nilai maksimum dari ukuran matriks
numel Jumlah elemen n matriks
inv Invers matriks
sum Jumlah matriks
det Determinan matriks
eig Nilai eigen dan vektor eigen simbol matriks
prod Prodak elemen matriks
transpose Transpose matriks

Untuk mengubah salah satu elemen atau beberapa elemen dalam matriks, bisa
menggunakan perintah A(1,1)=5. A(1,1) sebagai penunjuk elemen yang akan diubah dan 5
sebagai peubahnya. Yang awalnya elemen A11 adalah 3.2 setelah diubah akan menjadi 5.

Gambar 28. Mengubah elemen matriks-a Gambar 29. Mengubah elemen matriks-b

Gambar 30. Mengubah elemen matriks-c


KESIMPULAN

Menampilkan matriks bisa menggunakan berbagai cara. Ukuran atau ordo matriks bisa
diketahui dengan perintah size(X) dengan X adalah matriks berordo mxn. Matrik juga bisa
ditampilkan dengan beda tertentu, dengan formula perintah tertentu. Operasi matematika
matrik bisa ditentukan dengan perintah-perintah di Matlab. Selain itu juga bisa
menggabungkan beberapa matrik dengan catatan memiliki baris/kolom yang sama. Fungsi
khusus dan penggantian elemen dalam matriks bisa juga dilakukan melalui Matlab dan
semua hasilnya sesuai dengan perhitungan manual.

Anda mungkin juga menyukai