Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JENIS KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR

MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX


(Study Kasus Jalan Ratu Dibalau Bandar Lampung)

Farida Juwita1, Deni Ariadi2


Jurusan Teknik Sipil Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai
Jl. Imam Bonjol No. 468 Langkapura Bandar Lampung
E-mail : ida.juwitaft@gmail.com 1, denyart@rocketmail.com2

ABSTRAK

Ruas Jalan Ratu Dibalau Kota Bandar Lampung merupakan jalan kota dengan fungsi
sebagai jalan arteri primer. Jalan ini memiliki panjang 4.250 m dan lebar 8 m yang
menghubungkan kota Bandar Lampung dan kabupaten Lampung Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan Ratu Dibalau
Bandar Lampung saat ini. Metode yang digunakan untuk penilaian adalah Pavement
Condition Index (PCI).
Berdasarkan hasil survey dan perhitungan analisis, diketahui kondisi perkerasan
jalan pada ruas Ratu Dibalau Bandar Lampung rata-rata adalah sangat baik (72%).
Meskipun secara keseluruhan kondisi jalan ini masih masuk ke dalam kategori baik
bahkan sempurna, namun pada beberapa lokasi jalan sudah mengalami kerusakan. Saat
dilakukan survei terdapat 8 jenis kerusakan pada permukaan jalan. Adapun jenis kerusakan
yang terdapat pada jalan ini di antaranya retak kulit buaya (0,84 %), cekungan (0.22 %),
amblas (0.09 %), retak memajang (0.09 %), tambalan (1,29 %), lubang (0,02 %),
mengembang jembul (0.18 %), pelepasan butir (0,94 %).

Kata Kunci : Analisis, Perkerasan Lentur, Lingkarkerusakan, PCI

PENDAHULUAN yaitu perkerasan lentur (flexible


pavement) dan perkerasan kaku (rigid
Jalan merupakan prasarana angkutan pavement).
darat yang sangat penting dalam Perkerasan lentur adalah
memperlancar kegiatan hubungan perkerasan yang menggunakan aspal
ekonomi dan kegiatan sosial lainnya. sebagai bahan pengikat dan terdiri dari
Namun jika terjadi kerusakan jalan beberapa lapisan dengan kekerasan dan
akan berakibat bukan hanya daya dukung yang berlainan terdiri dari
terhalangnya kegiatan ekonomi dan lapis permukaan (surface course), lapis
sosial lainnya namun dapat pondasi atas (base course), lapis
menyebabkan terjadinya kecelakan pondasi bawah (subbase course) dan
bagi pengguna jalan. tanah dasar (subgrade). Lapisan-
Untuk kenyamanan dan lapisan tersebut berfungsi untuk
keamanan bagi pengemudi, jalan harus menerima dan menyebarkan beban lalu
didukung oleh perkerasan yang baik. lintas tanpa menimbulkan kerusakan
Perkerasan jalan adalah campuran yang berarti pada konstruksi jalan itu
antara agregat dan bahan ikat yang sendiri. Sedangkan perkerasan kaku
digunakan untuk melayani beban lalu adalah jenis perkerasan jalan yang
lintas yang dibagi atas dua kategori

e-ISSN ; 2548-6209
66 TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018
p-ISSN ; 2089-2098
menggunakan beton sebagai bahan TINJAUAN PUSTAKA
utama perkerasan tersebut .
Jalan Ratu Dibalau merupakan Perkerasan Jalan
jalan Kota dengan fungsi sebagai jalan Perkerasan jalan adalah suatu
penghubung antara kota Bandar lapisan yang terletak diatas tanah dasar
Lampung dan Kabupaten Lampung yang telah mendapatkan pemadatan
Selatan, yaitu dari ruas jalan Ratu untuk memikul beban lalu lintas
Dibalau Fly Over Kimaja, berakhir di kemudian menyebarkan beban, baik
pertigaan jalan Airan Raya yang kearah horisontal maupun vertikal dan
menuju kelurahan Korpri dan jalan akhirnya meneruskan beban ketanah
Senopati yang menuju kelurahan dasar (subgrade), sehingga beban pada
Jatimulyo Kecamatan Jati Agung tanah dasar tidak melampaui daya
Kabupaten Lampung Selatan. Jalan dukung tanah yang diijinkan. Lapis
Ratu Dibalau masuk daerah perkerasan suatu jalan terdiri dari satu
administrasi Kelurahan Way Kandis ataupun beberapa lapis material batuan
dan kecamatan Tanjung Senang Kota dan bahan ikat.
Bandar Lampung. Jalan Ratu Dibalau Faktor-faktor yang dapat
sendiri baru diperbaiki dan mengalami mempengaruhi fungsi pelayanan
pelebaran jalan 2 (dua) tahun yang lalu konstruksi perkerasan jalan seperti :
melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota 1. Fungsi jalan
Bandar Lampung dengan dana APBD 2. Kinerja perkerasan (pavement
tahun anggaran 2016, akan tetapi saat performance)
ini ada beberapa titik ruas jalan Ratu 3. Umur rencana
Dibalau mengalami kerusakan kembali. 4. Lalu lintas
Dengan kerusakan jalan di ruas 5. Sifat tanah dasar
jalan Ratu Dibalau dapat menghambat 6. Kondisi lingkungan
perjalanan dan berpotensi terjadi 7. Sifat dan banyak material tersedia
kecelakan akibat beberapa jalan amblas di lokasi yang akan digunakan
dan permukaan jalan jembul yang sebagai bahan lapisan perkerasan
cukup tinggi. Hal tersebut dapat 8. Bentuk geometrik lapisan
dipengaruhi oleh beberapa faktor di perkerasan
antaranya, pertumbuhan lalu lintas
yang tidak sesuai prediksi, beban lalu Lapisan Perkerasan Lentur (flexible
lintas yang melampaui batas pavement)
(overloading), kondisi tanah dasar Perkerasan lentur terbuat dari
yang buruk, tidak sesuainya material bahan batuan dari berbagai fraksi
yang digunakan, faktor lingkungan membentuk gradasi batuan yang sesuai
serta pelaksanaan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan diikat oleh
dengan perencanaan. Terdapat berbagai bahan pengikat aspal dan mempunyai
jenis kerusakan yang dapat terjadi pada kelenturan yang cukup tinggi kalau
perkerasan lentur, oleh sebab itu dibandingkan dengan lapis keras kaku,
dibutuhkan penelitian untuk sehingga sangat baik digunakan pada
mengetahui kondisi permukaan jalan konstruksi jalan yang mengalami
dengan melakukan pengamatan secara lendutan yang relatif besar akibat
visual. beban lalu lintas.
Lapisan-lapisan dari perkerasan
lentur bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah
dasar yang telah dipadatkan adalah :

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018 67
p-ISSN ; 2089-2098
1. Lapisan permukaan (surface d. Sebagai lapis pertama agar
coarse) pelaksanaan dapat berjalan
Lapisan permukaan adalah bagian lancar.
perkerasan jalan yang paling atas. 4. Lapisan tanah dasar (subgrade)
Lapisan tersebut berfungsi sebagai Permukaan tanah semula atau
berikut : permukaan tanah galian atau
a. Lapis perkerasan penahan permukaan tanah timbunan yang
beban roda yang mempunyai dipadatkan dan merupakan
stabilitas tinggi untuk menahan permukaan dasar untuk perletakan
roda selama masa pelayanan. bagian-bagian perkerasan lainnya.
b. Lapisan kedap air, air hujan Persoalan yang menyangkut tanah
yang jatuh di atasnya tidak dasar adalah :
meresap ke lapisan bawah dan a. Perubahan bentuk tetap
melemahkan lapisan-lapisan (deformasi permanen) dari
tersebut. macam tanah tertentu akibat
c. Lapis aus, lapisan ulang yang beban lalu lintas.
langsung menderita gesekan b. Sifat kembang susut dari tanah
akibat roda kendaraan. tertentu akibat perubahan kadar
2. Lapisan pondasi atas (base coarse) air.
Terdiri dari campuran agregat c. Daya dukung tanah yang tidak
dengan pengikat yang telah merata, sukar ditentukan secara
didapatkan dan diletakkan diatas pasti ragam tanah yang sangat
lapisan pondasi bawah yang berbeda sifat dan
berfungsi sebagai bagian kelembabannya.
perkerasan yang meneruskan dan
menyebarkan beban kebagian
konstruksi jalan dibawahnya serta
tempat melekatnya lapisan
permukaan.
3. Lapisan pondasi bawah (sub-base
coarse)
Lapisan perkerasan yang terletak
antara tanah dasar dan lapis
pondasi atas. Fungsi dari pondasi Gambar 1. Susunan Lapis Perkerasan
bawah menurut Bina marga Lentur
adalah:
a. Sebagai bagian dari kontruksi Karakteristik Material Lapisan
perkerasan yang berfungsi Perkerasan
untuk mendukung dan Kekuatan material lapisan
menyebarkan beban roda. perkerasan seperti lapisan permukaan,
b. Mencapai efesien penggunaan lapisan pondasi atas, dan lapisan
material yang relatif murah agar pondasi bawah dinyatakan dengan
lapisan selebihnya dapat koefisien kekuatan tanah relatif (a)
dikurangi tebalnya yang besarnya tergantung dari jenis
(penghematan biaya material lapisan perkerasan, tebal
konstruksi). lapisan perkerasan dan kekuatan
c. Untuk mencegah tanah dasar bahannya. Untuk jalan kabupaten, Bina
masuk kedalam lapisan pondasi. Marga memberikan batasan nilai
kekuatan relatif seperti pada tabel
dibawah ini :

e-ISSN ; 2548-6209
68 TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018
p-ISSN ; 2089-2098
Tabel 1. Koefisien Kekuatan Relatif 2. Lapisan pondasi atas:
Lapis Permukaan = 0,249 (log E2) – 0,977
Jenis Lapisan Tebal Koefesien Kekuatan Dimana:
Permukaan Min. Kekuatan Bahan
Aspal (Cm) Relatif(A!) (Ms/Kg)
E2 = Modulus lapis pondasi atas
3. Lapis permukaan :
0,40 744
Laston 4 0,35 590
)
0,32 454 Dimana :
0,30 - E3 = Modulus elastis lapis
Hrs (Hot Roller 4 0,30 340 permukaan
Sheet)
0,31 590
Lasbutang 3 0,28 354 Kerusakan Perkerasan Jalan
0,26 340 Kerusakan pada konstruksi
Penetrasi 5 0,25 - perkerasan jalan dapat disebabkan oleh
Macadam 0,20 -
Aspal 5 0,26 340
1. Lalu lintas, yang dapat berupa
Macadam peningkatan beban dan repetisi
beban.
Tabel 2. Koefesien Kekuatan Relatif 2. Air hujan, sistem drainase jalan
Lapisan Pondasi Atas yang tidak baik, naiknya air akibat
Jenis lapisan Tebal Koefesian Kekuatan sifat kapilaritas.
Permukaan minimum kekuatan bahan
aspal (cm) relatif (a2) (MS/kg) 3. Material konstruksi perkerasan.
laston 8 0,24 340 4. Iklim.
0,26 454(MS/kg)
0,28 590
5. Kondisi tanah dasar yang tidak
Stabilas tanah 15 0,13 18 stabil.
dengan semen 0,15 22 6. Proses pemadatan lapisan di atas
Stabilisasi tanah 15 0,13 18 (kg/cm2)
dengan kapur 0,15 22 tanah dasar yang kurang baik.
Pondasi 15 0,14 100% Dalam mengevaluasi kerusakan
macadam (CBR) jalan perlu ditentukan :
(basalt)
Pondasi 15 0,12 60% 1. Jenis kerusakan (distress type) dan
macadam penyebabnya
(kering)
2. Tingkat kerusakan (distress
Batu pecah klas
A 15 0,14 100% severity)
Klas B 0,13 80 % (CBR) 3. Jumlah kerusakan (distress amount)
KlasC 0,12 60 %
Indeks Kondisi Perkerasan atau
PCI (Pavement Contidion Index)
Tabel 3. Koefien kekuatan relatif
adalah tingkat dari kondisi permukaan
lapisan pondasi bawah
Jenis lapisan Tebal Koefisien Kekuatan
perkerasan dan ukurannya yang
Permukaan Minimum kekuatan Bahan ditinjau dari fungsi daya guna yang
aspal (cm) Relatif (a3) (CBR) mengacu pada kondisi dan kerusakan
MS/kg
Sirtu / pirtu 10 di permukaan perkerasan yang terjadi
Klas A 0,13 70% (Hardiyatmo, 2005). Jenis-jenis
Klas B 0,12 50%
Klas C 11 30% kerusakan perkerasan lentur (aspal),
umumnya dapat diklasifikasikan
Harga kekuatan relatif ini bisa juga sebagai berikut:
dapat rumus empiris sebagai berikut: 1. Deformasi berupa bergelombang,
1. Lapis Pondasi Bawah alur, amblas, sungkur,
mengembang, benjol dan turun.
Dimana : 2. Retak berupa retak memanjang,
E3 = modulus elastis lapis pondasi retak melintang, retak diagonal,
bawah retakdiagonal, retak reflektif, retak

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018 69
p-ISSN ; 2089-2098
blok, retak kulit buaya, dan retak kondisi perkerasan jalan berdasarkan
bulan sabit. jenis, tingkat kerusakan yang terjadi
3. Kerusakan tekstur permukaan dan dapat digunakan sebagai acuan
berupa pelepasan butiran, dalam usaha pemeliharaan pada
kegemukan, pengausan agregat, perkerasan jalan. Nilai Pavement
penglupasan, dan stripping. Condition Index (PCI) memiliki
4. Kerusakan lubang, tambalan dan rentang 0 (nol) sampai dengan 100
persilangan rel (seratus) dengan kriteria sempurna
5. Kerusakan di pinggir perkerasan (excellent), sangat baik (very good),
berupa retak pinggir dan penurunan baik (good), sedang (fair), jelek (poor),
bahu jalan. sangat jelek (very poor), dan gagal
Ada 19 jenis-jenis kerusakan yang (failed).
terjadi pada perkerasan jalan akibat Menurut Hardiyatmo (2005)
beberapa faktor kerusakan berdasarkan ada beberapa parameter metode
Manual Pemeliharaan Jalan Direktorat Pavement Condotion Index (PCI)
Jenderal Bina Marga No. untuk menentukan nilai Pavement
03/MN/B/1983 yaitu sebagai berikut : Condition Index (PCI) agar diketahui
1. Retak Kulit Buaya (Alligator bagaimana keadaan perkerasan jalan
Cracking) yang diamati yaitu :
2. Kegemukan (Bleeding) 1. Kerapatan (Density)
Kerapatan adalah persentase luas
3. Retak Kotak-kotak (Block
atau panjang total dari satu jenis
Cracking)
kerusakan terhadap luas atau panjang
4. Cekungan (Bumps and Sags)
total bagian jalan yang diukur, dalam
5. Keriting (Corrugation)
sq.ft atau dalam feet atau meter.
6. Amblas (Depression)
Dengan demikian, kerapatan kerusakan
7. Retak Pinggir (Edge Cracking)
dapat dinyatakan oleh persamaan :
8. Retak Sambung (Joint Reflection
Cracking) Density= x 100%
9. Pinggiran Jalan Turun Vertikal
(Lane/Shoulder Drop Off) Density= x 100%
10. Retak Memanjang/Melintang
Keterangan :
(Longitudinal/Transverse Cracking)
Ad = Luas total jenis kerusakan untuk
11. Tambalan (Patching and Utility
tiap tingkat kerusakan (m2)
Cut Patching)
Ld = Panjang total jenis kerusakan
12. Pengausan Agregat (Polished
untuk tiap tingkat kerusakan
Aggregate)
(m)
13. Lubang (Potholes)
As = Luas total unit segmen (m2)
14. Rusak Perpotongan Rel
2. Menentukan Nilai DV (Deduct
(Railroad Crossing)
Value)
15. Alur (Rutting)
Deduct Value adalah nilai
16. Sungkur (Shoving)
pengurangan untuk tiap jenis kerusakan
17. Patah Slip (Slippage Cracking)
yang diperoleh dari kurva hubungan
18. Mengembang Jembul (Swell)
antara density dan deduct value.
19. Pelepasan Butir (Weathering/
Setelah nilai kerapatan (density)
Raveling)
didapatkan, maka nilai kerapatan yang
didapatkan kemudian diplot pada
Metode Pavement Condition Index
grafik Deduct Value sesui dengan
(PCI)
tingkatan kerusakan pada grafik
Pavement Condotion Index (PCI)
Deduct Value.
adalah salah satu sistem penilaian

e-ISSN ; 2548-6209
70 TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018
p-ISSN ; 2089-2098
maka CDV yang digunakan adalah
nilai pengurang individual yang
tertinggi.

Gambar 2. Contoh Grafik Deduct


Value Pada Retak Buaya Gambar 3. Corrected Deduct Value
(CDV)
3. Nilai TDV (Total Deduct Value)
Total Deduct Value yang 6. Menghitung Nilai Kondisi
diperoleh dari nilai total Deduct value Perkerasan
setiap kerusakan suatu segmen jalan Setelah didapatkan nilai CDV
yang ditinjau dijumlah sehingga (Corrected Deduct Value), selanjutnya
diperoleh Total Deduct Value (TDV). untuk mendapatkan nilai PCI untuk
Dengan menghitung terlebih dahulu setiap unit sampel dapat dihitung
total deduct value (TDV), maka akan dengan persamaan :
didapatkan nilai CDV dengan cara PCIs = 100 – CDV
menarik garis vertical sesuai nilai TDV Dengan :
yang diperoleh dari nilai Deduct Value PCI(S) : Pavement Condition Index
(DV) semua kerusakannya yang untuk tiap unit.
terjadi. CDV : Corrected Deduct Value untuk
4. Nilai q (Number of Deduct Greater tiap unit
Than 5 points) Menurut Hardiyatmo (2005)
Untuk menentukan nilai q setelah nilai PCI didapatkan pada
(Number of Deduct Greater Than 5 setiap unit sampel, selanjutnya untuk
points) ditentukan oleh jumlah nilai menghitung nilai PCI keseluruhan
individual deduct value setiap dalam satu ruas jalan dapat dihitung
kerusakan yang nilainya lebih besar dengan menggunakan Persamaan
dari 5 pada segmen jalan yang diteliti. berikut:
5. Nilai CVD (Corrected Deduct PCI =
Value)
Setelah mengetahui nilai TDV PCIs = Pavement Condition Index
(Total Deduct Value) dan q (Number of untuk tiap unit.
Deduct Greater Than 5 points) CDV = Corrected Deduct Value
selanjutnya dapat dicari nilai CDV untuk tiap unit.
(Corrected Deduct Value) dengan cara n = Jumlah unit sampel
plot nilai TDV (Total Deduct Value) 7. Klasifikasi Kualitas Perkerasan
pada grafik CDV yang dapat dilihat Berdasarkan nilai PCI (Pavement
pada gambar sesuai dengan nilai q Condition Index) keseluruhan pada
yang diperoleh. Apabila didapat nilai ruas jalan yang diteliti, maka akan
CDV yang diperoleh nilai yang lebih diketahui klasifikasi kualitas
kecil daripada nilai pengurang perkerasan ruas jalan yang diteliti
tertinggi/HDV (Highest Deduct Value), dengan berdasarkan beberapa tingkatan

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018 71
p-ISSN ; 2089-2098
kondisi tertentu yaitu sempurna METODE PENELITIAN
(excellent), sangat baik (very good),
baik (good), sedang (fair), buruk Data Yang Digunakan
(poor), sangat buruk (very poor), dan 1.Data primer
gagal (failed). Adapun besaran nilai a. Data berupa gambar jenis-jenis
PCI dapat dilihat pada tabel atau pada kerusakan
diagram pada Gambar dibawah : b. Data dimensi (panjang, lebar,
Tabel 4. Besaran Nilai PCI kedalaman) masing-masing jenis
kerusakan
Nilai Kondisi Jalan 2. Data sekunder
PCI a. Data panjang dan lebar jalan
b. Data struktur perkerasan jalan
86 – 100 SEMPURNA
(excellent) Peralatan Yang Digunakan
71 – 65 SANGAT BAIK (very 1. Form survey
good) 2. Manual kerusakan berdasarkan
56 – 70 BAIK (good) metode PCI
41 – 55 SEDANG (fair) 3. Alat ukur meteran
26 – 40 BURUK (poor) 4. Penggaris
11 – 25 SANGAT BURUK 5. Kamera
(very poor)
0 - 10 GAGAL (failed) Pelaksanaan Survey
Sumber : Shahin(1994) 1. Penentuan Ruas jalan
2. Survey Lapangan
3. Penentuan Sampel Unit
4. Pengumpulan data
5. Analisis kondisi jalan
menggunakan metode Pavement
Condition Index (PCI)
a. Menghitung density (kadar
kerusakan).
b. Menentukan nilai deduct
value tiap jenis kerusakan.
Gambar 4. Diagram Nilai PCI c. Menghitung alowable
Sumber : Shahin(1994) maximum deduct value (m).
d. Menghitung nilai total deduct
Metode Perbaikan value (TDV).
1) Metode Perbaikan P1 (Penebaran e. Menentukan nilai corrected
Pasir) deduct value (CDV).
f. Menghitung nilai PCI
2) Metode Perbaikan P2 (Laburan
(Pavement Condition Index).
Aspal Setempat)
3) Metode Perbaikan P3 (Melapisi
Retak)
4) Metode Perbaikan P4 (Pengisian
Retak)
5) Metode Perbaikan P5 (Penambalan
Lubang)
6) Metode Perbaikan P6 (Perataan)

e-ISSN ; 2548-6209
72 TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018
p-ISSN ; 2089-2098
Analisis Data
Mulai

Data Hasil Survey


1. Tipe kerusakan
2. Luas kerusakan berdasarkan tingkat Persiapan Awal
kerusakan
3. Presentase atau density kerusakan

Study Pendahuluan

Deduct Value Survey Lapangan


Menentukan deduct velue dengan
menggunakan grafik berdasarkan density
kerusakan
Pengumpulan Data

Jumlah Nilai Deduct Value


Menjumlah seluruh nilai deduct velue dalam
satu Sta yang ditinjau Menentukan deduct velue
dengan menggunakan grafik berdasarkan Data Primer Data Sekunder
density kerusakan - Jenis Kerusakan - Peta Jaringan
Jalan Jalan
- Jumlah Atau Luas - Karakteristik
Kerusakan Jalan Jalan
- Tingkat Kerusakan  Panjang,
Menentukan q Jalan Lebar jalan
q = banyaknya nilai deduct velue  Kelas Jalan

CDV (Corrected Deduct Value)


Menentukan CDV menggunakan grafik
Identifikasi dan
Iventarisasi Kebutuhan
Jika Sesuai
PCI (Pavement Condition Index)
PCI = 100 - CDV Jika Tidak Sesuai
Pengolahan Data

Rating PCI Analisa dan Pembahasan


Menggunakan grafik PCI

Kesimpulan
REKOMENDASI

Selesai
Gambar 5. Bagan Analisis Data
Gambar 6. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

PEMBAHASAN DAN HASIL

Perhitungan Deduct Value (DV)


1. Menetukan Kelas Kerusakan Jalan
diperoleh kerusakan retak buaya (H)
2. Menetukan Density
Density x 100%

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018 73
p-ISSN ; 2089-2098
3+600 s/d 3+700 58
Density x 100% = 0,313 3+700 s/d 3+800 15
3+800 s/d 3+900
3+900 s/d 4+000
3. Menetukan Deduct Value 4+000 s/d 4+100
4+100 s/d 4+200 81
4+200 s/d 4+250 82

Perhitungan Nilai Pavement


Condition Index (PCI)
Perhitungan Nilai Pavement Condition
Index (PCI) dengan rumus :

PCI = 100 – CDV Maks


Kemudian diambil nilai rata-rata PCI
Gambar 7. Deduct value Retak Kulit pada tiap segmen dengan
Buaya menjumlahkan. Nilai PCI tiap segmen
Berdasarkan Grafik diperoleh nilai dibagi dengan jumlah segmen.
Deuct Value (DV) untuk retak buaya Tabel 8. Perhitungan PCI tiap
adalah = 5 segmen
NO STA CDV 100 - PCI
Tabel 5. Perhitungan Density dan Maks CDV
1 0+000 s/d 20 80 Very
Deduct Value kerusakan dengan 0+100 (L) Good
metode PCI 2 0+000 s/d 27 73 Very
TOTAL DEDUCT 0+100 (R) Good
Sta 3 0+100 s/d 31 69 Good
VALUE (TDV)
0+000 s/d 0+100 (LEFT) 30 0+200
0+000 s/d 0+100 (RIGHT) 22 4 0+200 s/d 19 81 Very
0+100 s/d 0+200 53 0+300 Good
0+200 s/d 0+300 31 5 0+300 s/d 39 61 Good
0+300 s/d 0+400 78 0+400
0+400 s/d 0+500 4 6 0+400 s/d 4 96 Exellen
0+500 s/d 0+600 27 0+500 t
0+600 s/d 0+700 100 7 0+500 s/d 20 80 Very
0+700 s/d 0+800 66 0+600 Good
0+800 s/d 0+900 53 8 0+600 s/d 52 48 Fair
0+700
0+900 s/d 1+000 23
9 0+700 s/d 49 51 Fair
1+000 s/d 1+100
0+800
1+100 s/d 1+200
10 0+800 s/d 34 66 Good
1+200 s/d 1+300 35
0+900
1+300 s/d 1+400 67
11 0+900 s/d 18 82 Very
1+400 s/d 1+500 83 1+000 Good
1+500 s/d 1+600 30 12 1+000 s/d 1100 - 100 Excelle
1+600 s/d 1+700 100 nt
1+700 s/d 1+800 135 13 1+100 s/d - 100 Excelle
1+800 s/d 1+900 116 1+200 nt
1+900 s/d 2+000 14 1+200 s/d 26 74 Very
2+000 s/d 2+100 56 1+300 Good
2+100 s/d 2+200 14 15 1+300 s/d 1400 50 50 Fair
2+200 s/d 2+300 89 16 1+400 s/d 47 53 Fair
2+300 s/d 2+400 78 1+500
2+400 s/d 2+500 42 17 1+500 s/d 22 78 Very
2+500 s/d 2+600 52 1+600 Good
2+600 s/d 2+700 18 1+600 s/d 57 43 Fair
1+700
2+700 s/d 2+800
19 1+700 s/d 79 21 Very
2+800 s/d 2+900
1+800 poor
2+900 s/d 3+000
20 1+800 s/d 60 40 Poor
3+000 s/d 3+100
1+900
3+100 s/d 3+200 14
21 1+900 s/d - 100 Excelle
3+200 s/d 3+300 20
2+000 nt
3+300 s/d 3+400 76
22 2+000 s/d 27 63 Good
3+400 s/d 3+500 2+100
3+500 s/d 3+600 23 2+100 s/d 10 90 Excelle

e-ISSN ; 2548-6209
74 TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018
p-ISSN ; 2089-2098
2+200 nt
24 2+200 s/d 45 55 Fair PAVEMENT CONTITION INDEX
2+300 WAKTU (PCI)
25 2+300 s/d 50 50 Fair PERBAIKAN
2+400 JALAN JALAN JALAN
26 2+400 s/d 42 58 Good ARTERI KOLEKTOR LOKAL
2+500 Belum Ada >80 >80 >80
27 2+500 s/d 39 61 Good Perbaikan
2+600 6 – 10 tahun 76-85 71-80 66-80
28 2+600 s/d - 100 Excelle lagi
2+700 nt Pemeliharaan
29 2+700 s/d - 100 Excelle 1 – 5 tahun 56-75 51-70 46-65
2+800 nt lagi
30 2+800 s/d - 100 Excelle Pemeliharaan
2+900 nt Sekarang 50-55 45-50 40-45
31 2+900 s/d 47 53 Fair Rehabilitasi
3+000 Sekarang <50 <45 <40
32 3+000 s/d - 100 Excelle Rekonstruksi
3+100 nt Dari hasil perhitungan nilai PCI
33 3+100 s/d 14 86 Excelle
3+200 nt pada ruas jalan Ratu Dibalau Bandar
34 3+200 s/d 15 85 Vry Lampung yang masuk dalam jenis
3+300 Good
35 3+300 s/d 56 44 Fair jalan arteri didapat nilai PCI sebesar
3+400 72. Sehingga untuk penanganan
36 3+400 s/d - 100 Excelle
3+500 nt kerusakan di ruas jalan Ratu Dibalau
37 3+500 s/d - 100 Excelle Bandar Lampung dalam kurun waktu 1
3+600 nt
38 3+600 s/d 41 59 Good
(satu) sampai 5 (lima) tahun kedepan
3+700 perlu dilakukan pemeliharaan jalan
39 3+700 s/d 11 89 Excelle dimana penanganan kerusakan jalan
3+800 nt
40 3+800 s/d - 100 Excelle dengan pemeliharaan jalan berkala
3+900 nt sesuai kriteria yang ada di ruas jalan
41 3+900 s/d - 100 Excelle
4+000 nt Ratu Dibalau Bandar Lampung yaitu:
42 4+000 s/d - 100 Excelle 1. Ruas Jalan yang karena pengaruh
4+100 nt
43 4+100 s/d 57 43 Fair cuaca atau karena repetisi beban
4+200 lalu lintas sudah mengalami
44 4+200 s/d 82 18 Very
4+250 poor kerusakan yang lebih luas maka
3200 TOTAL perlu dilakukan pencegahan
dengan cara melakukan pelaburan,
Rata-rata nilai Pavement Condition pelapisan tipis, pengisian
Index (PCI) pada tiap segmen pada celah/retak.
ruas jalan Ratu Dibalau Bandar 2. Ruas jalan yang sesuai umur
Lampung . rencana pada interval waktu
PCI Total tertentu sudah waktunya untuk
dikembalikan ke kondisi
PCI Total pelayanan tertentu dengan cara
dilapis ulang.
PCI Total = 72 “Very Good”
3. Ruas jalan dengan kondisi rusak
Maka dapat ditarik kesimpulan rata-
ringan.
rata nilai perkerasan yang ada di ruas
4. Bangunan pelengkap jalan yang
jalan Ratu Dibalau Bandar Lampung
telah berumur paling rendah 3
adalah “Very Good”.
(tiga) tahun sejak dilakukan
pembangunan, penggantian atau
Teknik Perbaikan atau Penanganan
pemeliharaan berkala.
Kerusakan.
5. Bangunan pelengkap yang
Tabel 9. Keputusan Penanganan
mempunyai kondisi sedang.
Kerusakan Menurut Metode PCI
Perbaikan jalan dengan tindakan
pemeliharaan jalan dapat dilakukan

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018 75
p-ISSN ; 2089-2098
sesuai dengan jenis kerusakan yang 3. Amblas (Depression)
terjadi pada lokasi penelitian, yaitu : a. Bentuk kerusakan yang terjadi ini
1. Retak Kulit Buaya (Alligator berupa amblas atau turunnya
Cracking) permukaan lapisan permukaan
a. Ciri-ciri kerusakan retak kulit perkerasan pada lokasi-lokasi
buaya adalah berbentuk sebuah tertentu (setempat) dengan atau
jaringan dari bidang persegi tanpa retak. Kedalaman
banyak (polygon) yang kerusakan ini umumnya lebih
menyerupai kulit buaya dan lebar dari 2 cm dan akan menampung
celah lebih besar atau sama atau meresapkan air.
dengan 3 mm. b. Perbaikan Amblas hamper sama
b. Perbaikan retak kulit buaya dapat dengan penanganan Cekungan
dilakukan dengan cara dengan metode perbaikan P5
melakukan perawatan permukaan (penambalan), dan dapat diisi
dengan metode perbaikan P2 dengan Agregat klas A atau klas
(pengaspalan) dan penambalan B dan dapat menggunakan chip
dengan metode perbaikan P5 seal atau slurry seal.
(penambalan) dengan 4. Retak Memanjang (Long and
menggunakan chip seal atau Trans. Cracking)
slurry seal. Dapat juga dilapisi a. Ciri-ciri kerusakan retak
dengan dengan burtu, burda, atau memanjang dan melintang adalah
lataston. dapat berupa retak memanjang
2. Cekungan (Bumps and Sags) dan retak melintang pada
a. Ciri-ciri Bendul atau tonjolan perkerasan. Retak ini berjajar
yang dibawah PCC slab pada yang terdiri dari beberapa celah.
lapisan AC. Lapisan aspal b. Perbaikan retak memanjang dan
bergelombang (membentuk melintang dapat dilakukan
lapisan lensa cembung). dengan cara pelapisan dan
Perkerasan yang menjumbul penutupan (pengisian) retak (P4)
keatas pada material disertai bahkan untuk kondisi kerusakan
retakan yang ditambah dengan yang parah dapat dilakukan
beban lalu lintas (kadang-kadang penambalan permukaan (P5).
disebut tenda). Perbaikan ini dapat
b. Perbaikan Cekungan dapat menggunakan chip seal atau
dilakukan dengan cara slurry seal.
melakukan perawatan permukaan 5. Tambalan (Patching)
dengan metode perbaikan P5 a. Ciri-ciri kerusakan tambalan
(penambalan) dengan Menggali adalah dikelompkkan menjadi dua,
material sampai mencapai yaitu tambalan sementara;
material di bawahnya (biasanya berbentuk tidak beraturan
kedalaman pekerjaan jalan 150 – mengikuti bentuk kerusakan
200 mm, harus diperbaiki). Lalu lubang, dan tambalan permanen;
diisi material klas A atau B berbentuk segi empat sesuai
setinggi maksimal 15 cm, lalu rekonstruksi yang dilaksanakan.
dipadatkan dengan alat serta b. Perbaikan tambalan dilakukan
dilapisi prime coat. Kemudian berdasarkan tingkatannya, jika
bagian atasnya dilapisi campuran tingkat kerusakannya kecil maka
aspal dan dipadatkan dan tidak perlu diperbaiki, namum jika
diratakan dengan alat perata tingkat kerusakannya besar dapat
(baby Roller). dilakukan pembongkaran dan

e-ISSN ; 2548-6209
76 TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018
p-ISSN ; 2089-2098
penambalan ulang dengan dengan metode perbaikan P5
campuran aspal. (penambalan) dengan menggunakan
6. Lubang (Potheles) chip seal atau slurry seal. Dapat
a. Ciri-ciri kerusakan lubang adalah juga dilapisi dengan dengan burtu,
berbentuk seperti mangkok yang burda, atau lataston.
dapat menampung dan meresapkan
air pada bahu jalan. KESIMPULAN DAN SARAN
b. Perbaikan lubang dapat dilakukan
dengan cara penambalan lubang Kesimpulan
(P5) dengan memberi lapis Berdasarkan hasil pengamatan
pengikat (tack coat) kemudian secara visual serta perhitungan yang
melapisi dengan campuran aspal telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
beton. sebagai berikut :
7. Mengembang jembul (swell) 1. Nilai Pavement Condition Index
a. Mengembang jembul mempunyai (PCI) rata-rata di jalan Ratu Dibalau
ciri menonjol keluar sepanjang Bandar Lampung adalah dengan
lapisan perkerasan yang nilai index “72” yaitu masih dalam
berangsur-angsur mengombak kondisi sangat baik.
kira-kira panjangnya 10 kaki (10 2. Dari hasil penelitian menunjukkan
m). Mengembang jembul dapat terdapat 9 jenis kerusakan yang ada
disertai dengan retak lapisan pada perkerasan lentur ruas jalan
perkerasan dan biasanya Ratu Dibalau Bandar Lampung
disebabkan oleh perubahan cuaca yaitu retak kulit buaya (0,84 %),
atau tanah yang menjembul keatas. cekungan (0.22 %), amblas (0.09
b. Perbaikan mengembang jembul %), retak memajang (0.09 %),
dapat dilakukan dengan cara tambalan (1,29 %), lubang (0,02
perataan (P6) dengan melapisi %), mengembang jembul (0.18 %),
bagian kerusakan dengan lataston, pelepasan butir (0,94 %).
laston kemudian dilanjutkan
dengan Buras. Saran
8. Pelepasan butir 1. Walaupun kondisi ruas jalan Ratu
(Weathering/Raveling) Dibalau menurut analisis
a. Pelepasan butiran disebabkan perhitungan dengan Metode
lapisan perkerasan yang kehilangan Pavement Condition Index (PCI)
aspal atau atar pengikat dan dalam perangkingan masuk dalam
tercabutnya partikel-partikel kondisi sangat baik, perlu adanya
agregat. Kerusakan ini menunjukan pemeliharaan jalan dibeberapa titik
salah satu pada aspal pengikat tidak yang mengalami kerusakan untuk
kuat untuk menahan gaya dorong kenyamanan dan keamanan
roda kendaraan atau presentasi pengguna jalan di ruas jalan Ratu
kualitas campuran jelek. Hal ini Dibalau Bandar lampung.
dapat disebabkan oleh tipe lalu 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
lintas tertentu, melemahnya aspal lanjut mengenai penanganan
pengikat lapisan perkerasan dan terhadap kerusakan jalan yang ada
tercabutnya agregat yang sudah di ruas jalan Ratu Dibalau.
lemah karena terkena tumpahan
minyak bahan bakar. DAFTAR PUSTAKA
b. Perbaikan pelepasan butir dapat
dilakukan dengan cara pelaburan ASTM D6433. 2007. Standard
(P4) dan dengan penambalan Practice for Roads and Parking

e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018 77
p-ISSN ; 2089-2098
Lots Pavement Condition Index
Surveys. 48 pp.
Bolla, Margareth Evelyn. 2010.
Perbandingan Metode Bina
Marga dan Metode PCI
(Pavement Condition Index)
Dalam Penilaian Kondisi
Perkerasan Jalan (Studi Kasus
Ruas Jalan Kaliurang, Kota
Malang). Fakultas Sains dan
Teknik, Universitas Nusa
Cendana. Nusa Tenggara Timur.
Evaluasi Perkerasan Jalan Menurut
Metode Bina Marga dan Metode
PCI (Pavement Condition Index)
Serta Alternatif Penanganannya.
Fakultas Teknik Universitas
Muhamadiyah Surakarta
Farida Yudaningrum. 2017, Identifikasi
Jenis Kerusakan Jalan (Study
Kasus Ruas Jalan Kedungundu –
Metaseh). Fakultas Teknik Sipil
Universitas PGRI Semarang.
Kurniawan, S., & Nurlita, D. I. (2017).
Korelasi Nilai Pavement
Condition Index Terhadap
Kerusakan Jalan Pada
Perkerasan Lentur Menggunakan
Life Cycle Cost Analysis. Tapak
(Teknologi Aplikasi Konstruksi):
Jurnal Program Studi Teknik
Sipil, 7(1), 26-40.
Shahin, M.Y., Walther, J.A. 1994.
Pavement Maintenance
Management for Roads and
Streets Using The PAVER
System. US Army Corps of
Engineer. New York. 282 pp.

e-ISSN ; 2548-6209
78 TAPAK Vol. 8 No. 1 November 2018
p-ISSN ; 2089-2098

Anda mungkin juga menyukai