Laporan PBL 2021
Laporan PBL 2021
Disusun Oleh :
Bogor, 2021
Mengetahui,
NIK :
LEMBAR PENGESAHAN
1.
2.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena karunia-Nya kami dapat
melaksanakan Praktek Belajar Lapangan tanpa ada suatu halangan apapun.Tak lupa
sholawat serta salam tak lupa selalu kami curahkan pada baginda Nabiullah Muhammad
SAW.Semoga kita senantiasa mendapat syafaa’atnya amin.
1. Ibu Fenti Dewi Pertiwi S.Kep.,Ners.,M.K.M selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ibn Khaldun Bogor.
2. Ibu Dr. Asri Masitha Arsyati S.K.M.,M.K.M selaku dosen pembina lapangan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun Bogor.
4. Pihak-pihak yang berkontribusi besar dalam berjalanya pemberdayaan ini yang tidak
bisa kami sebutkan satu persatu.
Demikian laporan ini dibuat kami harap dapat membantu tercapainya tujuan dari
dilaksanakanya pemberdayaan ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Hormat kami,
Kelompok 12
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISTILAH
BAB I
PENDAHULUAN
UPT Puskesmas Mekar Wangi yang merupakan Puskesmas ISO dan sejak 1 April 2014
dicanangkan menjadi 1 dari 4 Puskesmas Perawatan di Kota Bogor, menyajikan Informasi
Kesehatan secara menyeluruh di wilayah kerja dibawah cakupan UPT Puskesmas
Mekarwangi tahun 2019. khususnya cakupan Pelayanan Kesehatan sebagai dasar Evaluasi
tahunan dan pemantauan Derajat Kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Mekarwangi.
1.1.4 Motto
“ Melayani dengan Hati”
1.1 5 Kebijakan Mutu
“ Mekar dan Mewangi”
Dengan arti kebijakan berikut :
Mekar : Terus berkembang ke arah lebih baik,
Mewangi : semakin dicintai dan menjadi dambaan masyarakat.
Berdasarkan tabel diatas kendaraan umum yang paling strategis untuk mencapai
Puskesmas Mekar Wangi berupa ojek yang menyebabkan biaya transportasi menjadi mahal,
alternatif transportasi yang lain adalah angkot tetapi hanya lewat 20 menit sekali dan
rutenya terbatas Kelurahan Sukaresmi merupakan wilayah yang terjauh dari Puskesmas
Mekarwangi dengan kondisi keterjangkauan transportasi sedang, tetapi sudah ada Pustu
Sukaresmi sehingga masyarakat yang ada di wilayah Sukaresmi lebih dekat.
Luas Kepadatan
No Kelurahan L % P % Total
(Km2) /Jiwa/Km2
14.311
1 Mekarwangi 16.999 50,5 16.632 49,45 33.631 2,35
Jiw/Km²
13.970
2 Sukadamai 7.704 50,1 7.674 49,9 15.368 1,10
Jiwa/Km²
13.775 Jiwa
3 Suka resmi 6.905 52 6.595 48 13.500 0,98
Km²
14.108
Total 31.608 51 30.891 49 62.499 4,43
Jiwa/Km²
1.1.9.2 Sarana Pendidikan
Kelurahan
No Sarana Ibadah Suka Suka Jumlah
Mekar Wangi
Damai Resmi
1 Gereja 0 0 0 0
2 Masjid 10 7 5 22
3 Mushola 19 14 18 51
4 Pura/kuil 0 0 0 0
5 Kelenteng 0 0 0 0
6 Wihara 0 0 0 0
Jumlah 29 21 23 73
1.1.9.4 Ketenagaan
No Sarana-prasarana Keterangan
1 Gedung lt 1200 m dan lb 987m2
2
Dalam melakukan penetuan prioritas masalah yang perlu diperhatikan aspek-aspek dasar
pada masyarakat seperti kemampuan-kemampuan penunjang dasar sumber daya
masyatrakat,biaya,tenaga,aksesibilitas.Selain itu perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan suatu masalah kesehatan menjadi prioritas. Faktor pertama, bagaimana
kemudahan dalam penanganan masalah. Kedua, seberapa besar urgensi dari masalah
tersebut. Ketiga, seberapa besar masalah tersebut harus segera ditangani, karena suatu
masalah yang cepat berkembang harus menjadi prioritas utama. Dalam menentukan
alternatif penyelesaian masalah yang menjadi prioritas, kami menggunakan metode PAHO.
Metode PAHO atau Pan American Health Organization menitik beratkan masalah
kesehatan berdasarkan prevalensi penyakit yang menunjukkan besarnya masalah,
kenaikan/meningkatnya prevalensi (rate of increase), keinginan masyarakat mengatasi
masalah (degree of unmeet need), keuntungan sosial (social benefit) yang diperoleh jika
masalah tersebut teratasi, teknologi yang tersedia (technical feasibility), dan sumber daya
yang tersedia (resource availibility). Penentuan bobot masing-masing komponen ditentukan
oleh 5 anggota tim yang berdasarkan sumber rujukan terpercaya (pihak Puskesmas
Mekarwangi,Dosesn Pembimbing,Mahasiswa PBL Fikes UIKA,Stakeholder desa,dan
SATGAS Covid-19 desa setempat).
1. Magnitude : adalah mengukur besaran kejadian, misal untuk kasus penyakit menular
maka kita bisa menggunakan Angka total kesakitan (Prevalence Rate), bukan
menggunakan Incidens Rate (kasus baru). Makin besar kasusnya makin besar skor
yang diberikan.
2. Severity : adalah tingkat keparahan,atau tingkat krusialitas dari suatu masalah yang
artinya kita melihat dari kasus tersebut :
a. Banyak menimbulkan kematian atau tidak
b. Penyebarannya cepat apa tidak
c. Sebarannya luas apa tidak
Maka jika semakin tinggi tingkat keparahannya maka skor dari masalah tersebut akan
menajdi makin besar.
3. Vulnerabelity : adalah tingkat kerentanan, disini dilihat dari sudut kemampuan kita
untuk menanganinya, ketersediaan teknologinya dsb. Makin tersedianya ahli, peralatan
dan teknologi maka skor makin besar, dan makin sulit ditangani skornya rendah
4. Community / Political Concern : adalah tingkat perhatian , diukur dari perhatian para
pengambil kebijakan dan masyarakat, biasanya kita lihat dari kehebohan masyarakat
atau pimpinan daerah dalam menyikapi kasus yang sedang terjadi.Selainitunakn ada
kebijakan dari pemerintah daerah atau pejabat desa yang menitikberatkan fokus
pemecahan masalah pada agen masalah tersebut. Makin tinggi tingkat perhatiannya
maka makin tinggi skornya.
Penilaian dengan metode PAHO dilakukan oleh tim (beberapa orang) dan dibutuhkan
ahli untuk menyatukan persepsi dari semua tim penilai, karena kalau tidak maka akan
banyak terjadi bias dalam penilaian.Pada kasus ini pelaku skoring prioritas masalah adalah
anggota kelompok 12 PBL FIKES UIKA Bogor yang berjimlah 5 (lima) orang dengan
menitik beratkan fokus pada penyakit kronik di RW 11 Kelurahan Mekarwangi.
Kurang akuratnya data guna Memburuknya keadaan pasien Meningkatnya angka kematian
distribusi vaksin covid-19 karena terlambat dalam penanganan pasien penderita covid-19
Ketidaktahuan alur
pelaporan pasien Covid-19
Menimbulkan rasa dan Berkurangnya minat Faskes menjadi tidak Isolasi mandiri tanpa
sikap malas atau bosan mengakses informasi memadai info akurat
Berkurangya mobilitas dan aktivitas Terbatasnya ruang gerak Tenaga medis yang kurang
Ketahanan tubuh Banyak orang yang Banyak korban jiwa di Menurunya derajat
manusia berkurang tertular Covid-19 berbagai kalangan kesehatan
Wabah Covid-19
Penentuan program adalah kegiatan apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai hasil
yang akan dicapai, dalam penetuan program baik program inti maupun program penunjang
didasarkan pada hasil data baik data sekunder maupun data primer melalui survey yang
kemudian dimusyawarahkan dalam kegiatan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dan
disepakati bersama oleh kelompok, dari hasil penetapan prioritas masalah di atas maka
program kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
2.1 Program
Nama Program : Rancangan Pembuatan Jalur Pelaporan (RPJP) dan Edukasi COVID-19
di RW 11 Kelurahan Mekarwangi.
2.3 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai alur sistem pelaporan pasien
COVID-19.
2. Untuk meningkatkan kewaspadaan dan perlindungan terhadap diri sendiri juga
keluarga dari COVID-19.
3. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai tata cara isolasi mandiri dan
perawatan pasien COVID-19.
4. Untuk menghilangkan stigma negatif dari masyarakat terhadap penyitas COVID-19
dan pasien terkonfirmasi positif COVID-19.
5. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai vaksinasi COVID-19.
2.4 Sasaran
Sasaran dari program ini adalah sebagai berikut :
1. Seluruh Rukun Tetangga (RT) di RW 11 Kelurahan Mekarwangi
2. Rukun Warga (RW) 11 Kelurahan Mekarwangi
3. Kader Posyandu di RW 11 Kelurahan Mekarwangi
4. Masyarakat RW 11 Kelurahan Mekarwangi
2.5 Metode
Luring Daring
1. War-war (Kampanye Masif). 1. Membagikan kuesioner dalam Google
Formulir yang dibagikan melalui RT.
2. Edukasi secara langsung kepada 2. Webinar dengan tema “Sosialisasi
perwakilan warga, stakeholder dan Racangan Pembuatan Jalur Pelaporan
kader posyandu. (RPJP) dan Isolasi Mandiri”.
6. Kader Posyandu
Dalam Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini berperan sebagai agen perubahan
perilaku masyarakat terutama bagi ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita (KIA)
di RW 11 Kelurahan Mekarwangi.
2.8 Capaian
Pencapaian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Stakeholder di wilayah RW 11 mau dan mampu berperan aktif dalam setiap program
yang dilaksanakan.
2. Program Rancangan Pembuatan Jalur Pelaporan (RPJP) sangat berguna bagi
masyarakat dan mempermudah juga mempercepat kerja stakeholder di wilayah RW
11 agar dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak puskesmas.
3. Masyarakat menjadi lebih tahu tentang Vaksinasi COVID-19 yang membuat
masyarakat menjadi lebih siap di Vaksin COVID-19.
2.9 Media
1. Cetak
a. Poster
b. Spanduk