Anda di halaman 1dari 7

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar Pembentukan JF Penggerak

Swadaya Masyarakat Angkatan IX tahun 2021


Agenda Pembelajaran : PELEMBAGAAN NILAI-NILAI MASYARAKAT

Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi/ Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan
memahami Pelembagaan nilai-nilai masyarakat, meliputi:
pelembagaan nilai-nilai masyarakat pembelajaran (dari, oleh,
dan untuk masyarakat), pelembagaan nilai-nilai masyarakat
yang inovatif, pelembagaan nilai-nilai masyarakat yang inklusif
dan berkelanjutan dalam pembangunan desa, pelembagaan
nilai-nilai pengawasan berbasis masyarakat, dan pelembagaan
keterbukaan masyarakat terhadap nilai-nilai baru (adopsi,
adaptasi dan pluralisme).
Tujuan/ Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
memahami Pelembagaan nilai-nilai masyarakat.
Indikator Hasil Belajar : Peserta dapat:
1. Menjelaskan konsepsi pelembagaan nilai-nilai masyarakat
2. Menjelaskan pelembagaan nilai-nilai masyarakat pembelajar
(dari, oleh, dan untuk masyarakat), nilai-nilai masyarakat yang
inovatif, dan nilai-nilai masyarakat yang inklusif dan
berkelanjutan dalam pembangunan Desa
3. Menjelaskan pelembagaan nilai-nilai pengawasan berbasis
Masyarakat
4. Menjelaskan pelembagaan keterbukaan masyarakat terhadap
nilai-nilai baru
Materi Pokok 1 : KONSEPSI PELEMBAGAAN NILAI-NILAI MASYARAKAT
- Kelembagaan adalah suatu pola hubungan antara anggota
masyarakat yang saling mengikat, diwadahi dalam suatu
jaringan atau organisasi dengan ditentukan oleh faktor-
faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik
aturan formal dan non formal untuk bekerjasama demi
mencapai tujuan yang diinginkan.
- Kelembagaan/institusi, pada umumnya lebih diarahkan
Komponen Deskripsi/ Uraian
kepada organisasi, wadah atau pranata..
- Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan
dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk
membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan
yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. selain itu
lembaga juga dapat diartikan sebagai aturan dalam sebuah
kelompok sosial yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, politik dan ekonomi.
- Lembaga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lembaga
formal dan non formal.
- Lembaga formal adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
memiliki hubungan kerja rasional dan mempunyai tujuan
bersama, biasanya mempunyai struktur organisasi yang
jelas, contohnya perseroan terbatas, sekolah, partai politik,
badan pemerintahan dan sebagainya.
- Lembaga non formal adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang mempunyai tujuan bersama dan biasanya hanya
memiliki ketua saja. Contohnya arisan ibu-ibu rumah tangga,
belajar bersama, dan sebagainya.
- Kelembagaan lokal dan area aktivitasnya terbagi menjadi 3
kategori yaitu, kategori sektor publik (administrasi lokal dan
pemerintah lokal), kategori sektor sukarela (organisasi
keanggotaan dan koperasi), organisasi swasta (organisasi
jasa dan bisnis swasta).

- Nilai-nilai masyarakat sering juga disebut sosial adalah nilai


yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
masyarakat.
- Nilai-nilai masyarakat mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Merupakan hasil interaksi sosial antar warga masyarakat.
2. Bukan bawaan sejak lahir melainkan penularan dari orang
Komponen Deskripsi/ Uraian
lain.
3. Terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi).
4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan sosial manusia.
5. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan
kebudayaan yang lain.
6. Dapat mempengaruhi pengembangan diri seseorang baik
positif maupun negatif.
7. Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat.
8. Cenderung berkaitan antara yang satu dan yang lain
sehingga membentuk pola dan sistem sosial.
9. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota
masyarakat.
- Secara garis besar, kita tahu bahwa nilai sosial mempunyai
tiga fungsi, yaitu sebagai berikut:
1. Petunjuk Arah dan Pemersatu
2. Benteng Perlindungan
3. Pendorong
Materi Pokok 2 : PELEMBAGAAN NILAI-NILAI MASYARAKAT PEMBELAJAR,
MASYARAKAT INOVATIF DAN MASYARAKAT YANG INKLUSIF
DAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DESA
- Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian
yaitu kelembagaan sebagai suatu aturan main (rule of the
game) dalam interaksi personal dan kelembagaan sebagai
suatu organisasi yang memiliki hierarki.
- Dapat disimpulkan bahwa pengertian nilai-nilai masyarakat
pembelajar adalah Aturan main dalam suatu organisasi,
dimana aturan-aturan yang berkembang luas dimasyarakat
pada awalnya dibentuk, disusun dan dipakemkan dari
masyarakat, oleh masyarakat dan ujungnya juga digunakan
oleh masyarakat itu sendiri.
- Suatu kelembagaan (institution) baik sebagai suatu aturan
main maupun sebagai suatu organisasi, dicirikan oleh adanya
Komponen Deskripsi/ Uraian
tiga komponen utama (Nasution, 2002) yaitu::
1. Batas kewenangan (jurisdictional boundary)
2. Hak kepemilikan (property right)
3. Aturan representasi (Rule of representation)
- Peran kelembagaan sangat penting dalam mengatur sumber
daya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan
perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan potensi desa
guna menunjang pembangunan desa.

- Nilai-nilai masyarakat inovatif menjunjung tinggi akan


adanya sesuatu yang baru, yang segar dan belum pernah
dirasakan atau diperoleh sebelumnya, Namun dapat
disimpulkan beberapa Sifat utama dari pelembagaan nilai-
nilai masyarakat inovatif, yaitu:
1. Menginginkan adanya perubahan;
2. Kebutuhan pasar atau Desakan sosial di wilayah
sekelilingnya;
3. Semangat belajar/hasil dari pengalaman yang tidak pernah
pudar.)

- Nilai-nilai masyarakat inklusif berarti menempatkan dirinya


ke dalam cara pandang orang lain/kelompok lain dalam
melihat dunia.
- Beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengembangkan
sifat nilainilai masyarakat yang inklusif adalah:
1. Menyadari bahwa setiap orang atau kelompok di
masyarakat memiliki potensi mencapai kebenaran.
2. Mengakui adanya aspek-aspek universal yang mungkin
bernilai positif pada orang lain/kelompok lain yang berbeda
pandangan.
3. Menumbuhkan jiwa sportif dalam bersosialisasi dan hidup
bersama.
Materi Pokok 3 : PELEMBAGAAN NILAI-NILAI PENGAWASAN BERBASIS
Komponen Deskripsi/ Uraian
MASYARAKAT
- Pengendalian sosial adalah proses terencana yang
didalamnya mengajarkan, membujuk, ataupun memaksa
individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan
kehendak hidup dalam kelompoknya.
- Adapun beberapa fungsi dan tujuan pengawasan sosial
adalah sebagai berikut:
1. Menjaga Ketertiban Masyarakat
2. Mengembangkan Budaya Malu
3. Memberikan Imbalan Bagi yang Taat Aturan
4. Meyakinkan Masyarakat Untuk Mematuhi Norma
5. Menciptakan Sistem Hukum
- Kontrol sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan sifatnya, berdasarkan cara atau perlakuannya,
dan berdasarkan pelakunya:
1. Kontrol Sosial Berdasarkan Sifatnya (Preventif, Represif,
Kuratif)
2. Kontrol Sosial Berdasarkan Cara Perlakuannya (Persuasif,
Koersif)
3. Kontrol Sosial Berdasarkan Pelakunya (Pengendalian
pribadi, Pengendalian institusional, Pengendalian resmi)
- Adapun jenis pengawasan yang dikaji dalam pelatihan ini
adalah pengawasan masyarakat sebagai kontrol sosial. Oleh
karena itu, keterlibatan masyarakat dalam menggali nilai
pengawasan dalam berbagai aspek perlu dipertajam
kembali.
- Adapun beberapa bentuk untuk menumbuhkan nilai-nilai
pengawasan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
2. Agama
3. Teguran
4. Gosip
5. Sanksi atau Hukuman
Komponen Deskripsi/ Uraian
6. Intimidasi
7. Ostrasisme
Materi Pokok 4 : PELEMBAGAAN KETERBUKAAN MASYARAKAT TERHADAP
NILAI-NILAI BARU (ADOPSI, ADAPTASI DAN PLURALISME)
- Dalam proses adopsi nilai baru, seseorang akan
berinteraksi dengan masyarakat untuk mengenalkan nilai
nilai baru dan membuat masyarakat menerima nilai
tersebut, agar nilai-nilai tersebut melekat dan
menggantikan nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya.
- Adopsi nilai baru tersebut diuraikan dalam beberapa
tahapan, yang terdiri dari:
1. Pemahaman akan sistem sosial, komunitas, dan kerangka
konseptual nilai yang sudah ada,
2. Interaksi dengan sistem sosial sehingga bisa mengetahui
respon pasar dan menentukan strategi,
3. Membaur dan mengatasi resistensi,
4. Merekrut pendukung dan rekanan untuk mengatasi
resistensi, dan
5. Memperoleh pemahaman mengenai nilai yang dianggap
penting oleh masyarakat dan mengadopsi inovasi nilai yang
sesuai
- Sebuah organisasi tentu tidak dengan sendirinya akan
memiliki budaya adopsi dan adaptif menurut perubahan
lingkungannya. Kemampuan tersebut perlu diupayakan.
Miller (2013) mengidentifikasi 10 cara yang dapat dilakukan
untuk membangun budaya adaptif suatu organisasi:
1. Menciptakan suatu perasaan krisis (a sense of crisis) dan
adanya suatu kebutuhan bagi terjadinya perubahan dan
arahan baru;
2. Berkomunikasi secara konsisten dan luas;
3. Menampilkan sebuah kecenderungan untuk menerima
perubahan dan ide-ide baru dari luar;
4. Memperkuat pentingnya inovasi;
Komponen Deskripsi/ Uraian
5. Membangun dan memelihara kredibilitas pihak-pihak yang
memiliki kepentingan;
6. Melembagakan fokus yang seimbang pada titik
keberhasilan;
7. Membangun kepemimpinan atau kemampuan untuk
menghasilkan perubahan sebagai fokus penting pada
semua tingkatan;
8. Mendesentralisasi pembuatan keputusan sejauh itu
mungkin dilakukan;
9. Mempromosikan dengan hati-hati dan mendemosi jika
dirasa perlu; dan
10. Bekerja sebagai pemimpin yang melayani.
- Dengan semakin beraneka ragamnya masyarakat dan
budaya,sudah tentu setiap masing-masing individu
masyarakat mempunyai keinginan yang berbedabeda, dan
hal tersebut bisa menimbulkan konflik di antara individu
masyarakat tersebut, untuk itulah diperlukan paham
pluralisme yang mengacu kepada pengertian toleransi
Keterkaitan Mata Pelatihan : Mata Pelatihan Pelembagaan Nilai-Nilai Masyarakat ini
dalam Agenda merupakan acuan bagi penyelenggara dalam melaksanakan
pendidikan dan pelatihan bagi PSM. Setelah Pelatihan ini PSM
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
melaksanakan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat
mandiri, maju dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai