LEVEL
Advokasi Penyediaan Kebutuhan
Mediasi Keluarga dan Reunifikasi
Dasar
Supportive Non-Formal
Education
LEVEL
Non-Pharmacological Clinical
Community Self-Help Group (CSG)
Services oleh Tenaga Ahli
Pembekalan / Pelatihan
Dukungan Psikososial
DESCRIPTION OF
ACTIVITIES
(In each level of intervention)
Key Point of Information
(Emergency situation; Available services; Normal
human reaction to emergencies)
Proses memediasi keluarga dan reunifikasi memiliki tujuan untuk membentuk atau
LEVEL 2
merekonstruksi suatu hubungan keluarga yang disfungsi akibat dari adanya perpecahan dan
keterpisahan. Selain itu, kegiatan ini juga memiliki tujuan spesifik yakni :
1. Membangun kelekatan dan komunikasi antar anggota keluarga.
2. Meningkatkan kesadaran dan mendorong keluarga untuk menemukan resource yang
.Mediasi Keluarga
mereka miliki, kemudian menentukan tindakan terencana untuk memulai perubahan dan
menemukan solusi atas situasi yang terjadi.
& Reunifikasi
Key Point of Safe Space
(Inclusive; Reduce the risk of abuse and violece)
Secara umum, tersedianya ruang ramah dan aman bagi kelompok rentan bertujuan
LEVEL 2
untuk mengurangi resiko tindak pelecehan, kekerasan, dan pengabaian bagi kelompok
rentan (Anak-anak, Perempuan, Lansia, Disabilitas, dsb). Sementara tujuan spesifik dari
Ruang ramah dan aman yaitu :
Ruang Ramah &
1. Menguatkan hubungan dan interaksi sosial kelompok penyintas.
2. Memberi ruang bagi kelompok rentan untuk dapat mengekspresikan emosi dan
Aman bagi
kereatifitas.
3. Sebagai mediator informasi terkait ragam pelayanan yang tersedia. Kelompok Rentan
Key Point of Non-Formal
Education
(Flexible and Adaptive; Structured activity;
Developmental Aspect)
Kegiatan edukasi non-formal memuat serangkaian materi edukasi yang bersifat adaptif
LEVEL 2
dan fleksibel namun memiliki implikasi yang strategis untuk mengurangi tingkat
kerentanan pada anak serta memperekaya aktivitas anak selama masa kedaruratan.
Dengan beragamnya aktivitas tersebut, diharapkan mampu mereduksi tingkat
Supportive
psychological distress pada anak. Adapun tujuan spesifik dari kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak terkait situasi kedaruratan serta Non-Formal
bagaimana merespon situasi tersebut.
2. Sarana pengembangan kemampuan dan keterampilan anak pada aspek fisik,
kognitif, motorik, sosial, emosional, moral, religiusitas, dan bahasa.
Education
Key Point of Community
Empowerment
(Inclusive Activity; Reduce the risk of abuse and
violence)
Coping dimaksudkan sebagai upaya individu dalam menanggapi suatu kejadian atau
LEVEL 2
peristiwa yang anggap sebagai stressor (sumber stress). Coping yang bersifat konstruktif
dan adaptif adalah upaya menanggulangi dan mengurangi dampak dari kondisi stress
yang dialami, tanpa menimbulkan hendaya baru dimasa yang akan datang. Berkaitan
Sosialisasi
dengan hal tersebut, tujuan spesifik dari kegiatan ini adalah :
1. Mendukung individu/komunitas dalam menemukan sumber daya yang tersedia dan
Constructive and
memanfaatkan sumber daya tersebut untuk merancang dan menentukan upaya
tindak lanjut dalam menanggapi situasi sulit (stressor) yang dialami. Adaptive Coping
2. Memberi edukasi terkait sumber stress dan upaya strategis dalam menanggapinya.
Key Point of Psychosocial
Training
(Local resources involvement; Inclusive learning
material)
Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan PFA adalah untuk memberikan dukungan dan
LEVEL 3
pendampingan dalam situasi kedaruratan kepada seluruh individu / kelompok yang secara langsung
meupun tidak langsung merasakan paparan bencana / kejadian traumatik (traumatic event). Adapun
tujuan spesifik dari kegiatan ini adalah :
Psychological
1. Memberikan perhatian dan menunjukkan kepedulian kepada penyintas.
2. Memberikan sejumlah informasi penting kepada penyintas terkait layanan yang tersedia dan
bagaimana mengakses layanan tersebut.
First Aid
3. Memberikan serangkaian dukungan untuk mengurangi / mereduksi tingkat distres psikologis
yang dialami oleh penyintas melalui ragam kegiatan dalam setting individual maupun kelompok. (PFA)
Key Point of CSG
(Collective participatory activity; exploring strenghts
and opportunities; Working and Managing a Joint
Project )
Program community self-help group dilakukan untuk mendukung dan mendorong pemulihan kondisi
LEVEL 3
distress yang dialami oleh sekelompok penyintas dengan membantu mereka dalam menemukan sumber
daya strategis yang memampukannya dalam mengembangkan otonomi dan independensi untuk
memenuhi ragam kebutuhan. Adapun tujuan spesifik dari kegiatan kolektif ini adalah :
Community
1. Memfasilitasi partisipan CSG untuk mengeksplorasi kekuatan dan kesempatan yang mereka miliki.
2. Meningkatkan kapabilitas partisipan dalam merencanakan tindakan dan mengelola sumber daya
yang tersedia.
Self-help Group
3. Melaksanakan suatu program kerja yang dilakukan dan dikelola secara bersama-sama oleh seluruh
partisipan yang terlibat dalam (CSG). (CSG)
PUSKESMAS
Jika Memiliki KIS + Langsung mendapatkan pelayanan
Penyintas didampingi
oleh Pegiat LDP yang
menemukan Layanan Premier
- DINKES
Jika Tidak Memiliki KIS + Langsung mendapatkan pelayanan
+ Rekomendasi Penerbitan KIS
Pelaksana kegiatan dukungan psikososial seyogianya mampu memahami tingkat distress psikologis
LEVEL 3
dan indikasi kecenderungan gangguan psikologis, serta batasan-batasan dari reaksi normal terjadi
dalam situasi krisis. Selain itu pelaksana kegiatan DP perlu memahami sistem alur rujukan dan Identifikasi dan
lokasi penyedia layanan ahli sebagai langkah awal bila menemukan penyintas dengan kasus khusus.
Tujuan spesifik dari kegiatan ini adalah :
1. Membantu penyintas dengan kasus khusus untuk mengakses layanan oleh tenaga ahli.
Saran Rujukan bagi
2. Memastikan pentintas dengan kasus khusus telah mendapatkan pelayanan yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Penyintas dengan
3. Mencegah terjadinya peningkatan keparahan kondisi psikis dan fisik penyintas. Kasus Khusus
Key Point of Clinical Service
(Non-Pharmacology)
(Commitment and Integrity of Professional Workers;
Code of conduct)
Layanan klinis non-farmakologi merupakan upaya tindak lanjut yang dilakukan oleh tenaga ahli sebagai bentuk
LEVEL 4
penanganan terhadap kasus-kasus kecenderungan gangguan psikologis yang ditemukan atau terlaporkan.
Layanan ini lebih bersifat treatment / perlakuan khusus oleh tenaga ahli tanpa intervensi farmakologis sebab
kasus yang ditangani belum menunjukkan kebutuhan akan penanganan berbasis farmakologi. Dalam
Layanan Klinis
pelaksanaan kegiatan ini, kode etik profesional terkait merupakan hal yang sangat penting untuk ditegakkan
demi menghindari bentuk intervensi ataupun perlakuan yang berada diluar kapabilitas dan kapasitas profesi Non-Farmakologi
terkait. Adapun tujuan spesifik dari intervensi ini adalah :
1. Mencegah terjadinya peningkatan tingkat keparahan kasus dan mereduksi segala ancaman yang potensial
memicu timbulnya symptom klinis yang lebih lanjut. oleh Tenaga Ahli
2. Melaksanakan intervensi klinis / treatment non-farmakologi dan memonitoring perkembangan kondisi klien.
Key Point of Clinical Service
(Pharmacology)
(Referral Pathway; Available service; General
knowledge of mental health disorder symptom)
Layanan klinis berbasis intervensi farmakologi merupakan upaya tindak lanjut yang dilakukan oleh tenaga ahli
LEVEL 4
sebagai bentuk penanganan terhadap hendaya kesehatan mental / gangguan psikologis yang ditemukan atau
terlaporkan. Layanan ini bersifat treatment / perlakuan khusus oleh tenaga ahli yang memiliki kapasitas untuk
memberikan intervensi berbasis farmakologis sebab kasus yang ditangani telah menunjukkan adanya kebutuhan
Layanan Klinis
akan penanganan berbasis farmakologi. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kode etik profesional terkait
merupakan hal yang sangat penting untuk ditegakkan demi menghindari bentuk intervensi ataupun perlakuan Farmakologi
yang berada diluar kapabilitas dan kapasitas profesi terkait. Adapun tujuan spesifik dari intervensi ini adalah :
1. Mencegah terjadinya peningkatan tingkat keparahan kasus dan mereduksi segala ancaman yang potensial
memicu timbulnya symptom klinis yang lebih lanjut. oleh Tenaga Ahli
2. Melaksanakan intervensi klinis berbasis farmakologi dan memonitoring perkembangan kondisi klien.