Anda di halaman 1dari 19

BAB III

OBJEK PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Sinsung Tech yang beralamat di Jl. Jababeka VIII

A Blok B No. 11E Kawasan Industri Jababeka, Cikarang-Bekasi, Jawa Barat. Riset

atau penelitian dilakukan mulai dari tanggal 25 Februari 2014 hingga tanggal 25

Maret 2014.

B. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Sinsung Tech merupakan perusahaan global yang bergerak di bidang

industri sub assembly, yang merupakan perusahaan berstatus penanaman modal asing

yang kegiatan usahanya berada di kawasan berikat.

Perusahaan ini memulai usahanya pada bulan April tahun 2002 dan kemudian

memulai bekerjasama dengan beberapa perusahaan seperti PT. Elektronics Indonesia

pada Juni 2002, PT. Samsung Electronics Indonesia pada tahun 2003, PT. Hartono

Istana Tech (POLYTRON) pada tahun 2004, PT. Citra Selaras (PHILIPS) pada

tahun 2005, dan juga beberapa perusahaan elektronik di Filipina pada tahun 2007.

72
73

2. Struktur Organisasi

President Director

Production Director Office Director

Production QC Marketing HRD Accounting Purc

h
IQC LQC OQC

Sumber : Data Perusahaan

3. Kegiatan Usaha

PT. Sinsung Tech melakukan kegiatan usaha di bidang industri sub assembly,

yang menghasilkan produk berupa sekrup (screw) berbagai jenis dan ukuran yang

digunakan oleh perusahaan-perusahaan elektronik dalam kegiatan produksinya.

C. Kebijakan Akuntansi Perusahaan

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi utama yang dipergunakan oleh

perusahaan dalam laporan keuangan tahun 2010:

1. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan yang berlaku di Indonesia. Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah

konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan

pengukuran lain. Laporan keuangan ini disusun dengan metode akrual.


74

2. Mata Uang Fungsional dan Mata Uang Penyajian

Mata uang fungsional perusahaan adalah Dolar Amerika Serikat. Namun

demikian, perusahaan mempertimbangkan bahwa penggunaan mata uang Rupiah

lebih relevan untuk tujuan pelaporan (mata uang penyajian) karena mata uang Rupiah

adalah mata uang yang secara umum digunakan di Indonesia.

3. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :

a. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung,

suatu kepentingan hak suara di perusahaan yang berpengaruh secara

signifikan dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang di

maksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perorangan tersebut dalam transaksinya

dengan perusahaaan);

b. Karyawan kunci yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung

jawab untuk merencanakaan, memimpin dan mengendalikan kegiatan

perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi, dan manajer

dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;

4. Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas terdiri atas kas di bank, kas kecil, dan investasi yang

jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang

tidak dijaminkan.
75

5. Persediaan

Persediaan terdiri atas persediaan bahan baku dan persediaan bahan pembantu

untuk digunakan dalam proses produksi, serta persediaan barang jadi yang tersedia

untuk memenuhi pesanan atau untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan.

Sistem pencatatan persediaan yang digunakan adalah sistem pencatatan fisik

(periodic) yang penentuan persediaan akhirnya dilakukan melalui stock opname

(perhitungan fisik persediaan). Metode yang digunakan perusahaan untuk

menentukan biaya persediaan adalah metode FIFO (First in-first out) dan persediaan

dinilai berdasarkan harga perolehannya.

6. Aset Tetap

Aset Tetap dikelompokkan menjadi Tanah, Bangunan & Prasarana, Mesin,

Inventaris Kantor, Inventaris Pabrik, dan Kendaraan. Dalam daftar aset tetap dan

penyusutan perusahaan diungkapkan bahwa aset tetap non-bangunan disusutkan

dengan metode saldo menurun dengan masa manfaat 4-8 tahun tanpa nilai residu/

nilai sisa. Sedangkan aset tetap bangunan & prasarana disusutkan dengan metode

garis lurus tanpa nilai residu/ nilai sisa dengan masa manfaat 20 tahun. Penyusutan

dimulai pada bulan takwim di mana aktiva tetap yang bersangkutan diperoleh,

berapapun jumlah hari dalam bulan yang bersangkutan dibulatkan menjadi satu bulan

penuh. Penyusutan dilakukan secara taat azas.

7. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan dibagi menjadi penjualan ke dalam daerah pabean dan penjualan di

kawasan berikat. Atas penjualan ke dalam daerah pabean perusahaan memungut

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Sedangkan atas penjualan di kawasan
76

berikat berlaku PPN tidak dipungut. Penjualan diakui pada saat penyerahan barang

kepada pelanggan atau customer. Beban diakui sesuai manfaat pada tahun yang

bersangkutan (accrual basic).

8. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam satuan mata uang Rupiah.

Transaksi-transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat dengan nilai

kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Keuntungan atau kerugian kurs

yang timbul diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang

bersangkutan. Untuk transaksi yang diselesaikan lebih dari satu tahun buku,

keuntungan atau kerugian kurs yang timbul diakui atau dibebankan dalam laporan

laba rugi yang dibuat setiap akhir tahun buku dengan menggunakan kurs tanggal

neraca/ kurs tengah BI hingga transaksi tersebut diselesaikan, sebagai contoh dalam

jangka waktu pelunasan hutang/ piutang. Dalam hal ini perusahaan menggunakan

metode kurs tanggal neraca/ kurs tengah BI.

9. Pajak Penghasilan

Untuk kepentingan penghitungan besarnya pajak terutang, perusahaan

membuat rekonsiliasi fiskal dan menggunakan tarif pajak penghasilan badan yang

berlaku pada tahun yang bersangkutan dan memperhitungan dengan fasilitas

perpajakan sebagaimana tercantum dalam Pasal 31E UU PPh.

D. Data dan Fakta

Dalam bagian ini akan dideskripsikan mengenai data dan fakta berdasarkan

laporan keuangan perusahaan tahun 2010. Penyajian hanya akan dibatasi pada
77

neraca, laporan laba rugi komersial, dan rekonsiliasi laporan keuangannya, beserta

SPT Tahunan PPhnya.

1. Neraca

Neraca menyajikan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tertentu.

Posisi keuangan adalah posisi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas. Berikut ini

adalah rincian keterangan akun-akun dalam neraca perusahaan:

a. Kas dan Setara Kas

Kas adalah segala sesuatu baik berbentuk uang maupun bukan yang segera

tersedia sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai

kegiatan umum perusahaan, baik berupa kas kecil yang disimpan diperusahaan

maupun kas yang merupakan saldo rekening giro di bank yang dapat dipergunakan

secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sedangkan setara kas

adalah investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang dari tanggal

perolehannya dan yang tidak dijaminkan.

Tabel 1
PT. SINSUNG TECH
Neraca
31 Desember 2010
(Disajikan dalam Rupiah)

ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 559.198.243
Piutang Dagang 13.274.202.262
78

Piutang Lain-lain 115.700


Persediaan Bahan Baku 129.638.056
Persediaan Bahan Pembantu 78.128.433
Persediaan Barang Jadi 68.559.366
Pajak Dibayar Dimuka 619.221.929
Biaya Dibayar Dimuka 738.146.355
Jumlah Aset Lancar 15.467.210.344
ASET TETAP
Tanah -
Bangunan & Prasarana 194.354.580
Mesin 67.487.800
Inventaris Kantor 524.066.534
Inventaris Pabrik 1.422.849.300
Kendaraan 1.053.679.800
Jumlah aset tetap 3.262.438.014
Akumulasi Penyusutan (2.261.386.127)
Nilai Buku 1.001.051.887
ASET LAIN-LAIN
Aset lain-lain -
Jumlah Aset Lain-lain -
JUMLAH ASET 16.468.262.231
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang Usaha 10.018.867.617
Hutang Gaji 423.382.879
Hutang Pajak 58.787.757
Leasing 356.193.071
Factoring 2.583.935.853
Hutang Lain-lain 824.547.648
Jumlah liabilitas Jangka Pendek 14.265.714.825
79

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Hutang Jangka Panjang Lain-lain -
Jumlah liabilitas Jangka Panjang -
Modal Saham 1.556.250.000
Laba (Rugi) Yang Ditahan 86.896.206
Laba (Rugi) Tahun 2010 559.401.200
Jumlah Ekuitas 2.202.547.406
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 16.468.262.231
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan

b. Piutang Dagang dan Piutang Lain-lain

Piutang Lain-lain mewakili piutang-piutang dagang atas customer yang tidak

tetap. Sedangkan piutang-piutang atas customer tetap atau rutin dicatat pada akun

Piutang Dagang.

c. Persediaan

Persediaan terdiri atas persediaan bahan baku dan persediaan bahan pembantu

untuk digunakan dalam proses produksi, serta persediaan barang jadi yang tersedia

untuk memenuhi pesanan atau untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan.

Tabel 2
Persediaan
Per 31 Desember 2010
(Disajikan Dalam Rupiah)
Persediaan Bahan Baku 129.638.056
Persediaan Bahan Pembantu 78. 128.433
Persediaan Barang Jadi 68.559.366
Jumlah 198.197.422
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
80

d. Pajak Dibayar Dimuka

Pajak Dibayar Dimuka merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang akan ditagih

kembali (Restitusi) atas penjualan yang dilakukan di dalam kawasan berikat, karena

atas penjualan tersebut mendapat fasilitas tidak dipungut sehingga pengkreditan Pajak

Masukan selalu menghasilkan lebih bayar.

e. Biaya Dibayar Di muka

Biaya Dibayar Di muka merupakan pembayaran-pembayaran biaya yang

sekaligus dibayarkan untuk beberapa tahun (periode) yang akan digunakan untuk

aktivitas perusahaan yang akan datang, yang merupakan pembayaran di muka atas

biaya asuransi.

f. Aset Tetap

Aset tetap adalah aset tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau

dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimasukkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, dan mempunyai

masa manfaat lebih dari satu tahun. Berikut ini adalah tabel rincian aset tetap beserta

akumulasi penyusutan untuk tahun 2010.

Tabel 3
Aset Tetap
Per 31 Desember 2010
(Disajikan dalam Rupiah)

Harga Perolehan :
Tanah 0
Bangunan & Prasarana 194.354.580
Mesin 67.487.800
81

Inventaris Kantor 524.066.534


Inventaris Pabrik 1.422.849.300
Kendaraan 1.053.679.800
Jumlah 3.262.438.014
Akumulasi penyusutan :
Bangunan & Prasarana 25.892.044
Mesin 50.784.868
Inventaris Kantor 460.641.172
Inventaris Pabrik 1.316.098.002
Kendaraan 407.970.041
Jumlah 2.261.386.127
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan

g. Leasing

Sewa guna usaha (leasing) yang dilakukan oleh perusahaan pada tanggal 1

Januari tahun 2010 atas aset berupa mobil merupakan sewa guna usaha dengan hak

opsi (financial lease). Rinciannya adalah sebagai berikut:

1) Mitsubishi Colt L300 (Box Kecil)

Harga pasar Rp 158.000.000,00, pembayaran dilakukan setiap 1 Januari

selama 3 tahun sebesar Rp 65.783.139,00, dan tingkat bunga yang diperhitungkan

lessor adalah 12% per tahun. Angsuran tahun pertama sebesar Rp 65.783.139,00

merupakan pembayaran bunga sebesar Rp 18.960.000,00 dan pengurangan kewajiban

(pokok) sebesar Rp 46.823.139,00.

2) Honda New CR-V

Harga pasar Rp 348.207.000,00, pembayaran dilakukan setiap 1 Januari

selama 3 tahun sebesar Rp 144.975.630,00, dan tingkat bunga yang diperhitungkan


82

lessor adalah 12% per tahun. Angsuran tahun pertama sebesar Rp 144.975.630,00

merupakan pembayaran bunga sebesar Rp 41.784.840,00 dan pengurangan kewajiban

(pokok) sebesar Rp 103.190.790,00.

Pada tahun 2010, angsuran aset leasing yang dibayarkan perusahaan disajikan

sebagai pengurang kewajiban sebesar Rp 150.013.929,00 dan sebagai biaya bunga

sebesar Rp 60.744.840,00. Aset-aset tersebut disusutkan sebagaimana aset-aset lain,

yaitu dengan masa manfaat 8 tahun dan disusutkan dengan metode saldo menurun.

Pada tahun 2010 aset leasing disusutkan sebesar Rp 126.551.750,00.

h. Hutang lain-lain

Hutang lain-lain merupakan hutang berupa pinjaman kepada pemegang saham

sekaligus Direktur Utama PT. Sinsung Tech yang bernama Tn. Park Hun Ju. Hutang

tersebut merupakan hutang tanpa bunga.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi mempresentasikan ringkasan penghasilan dan beban

perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Tabel berikut ini adalah rincian

beserta keterangan akun-akun dalam laporan laba rugi perusahaan, untuk tahun 2010

ini perusahaan memperoleh laba (sebelum pajak) sebesar Rp 559.401.200,00.


83

Tabel 4
PT. SINSUNG TECH
Perhitungan Laba Rugi
(Disajikan dalam Rupiah)
2010
PENDAPATAN
Penjualan 38.885.116.381
Retur Penjualan -
Harga Pokok Penjualan 34.416.516.721
LABA (RUGI) KOTOR 4.468.599.659
BIAYA USAHA
Gaji, THR 1.805.068.442
Biaya Umum dan Administrasi 2.314.996.905
Jumlah Beban Usaha 4.120.065.347
LABA (RUGI) USAHA 348.534.312
PENDAPATAN (BEBAN LAIN-LAIN)
Pendapatan Lain-lain 34.991.552
Pendapatan Bunga 991.433
Pendapatan Penjualan Asset 191.056.651
Laba Selisih Kurs 842.133.530
Beban Lain-lain :
Biaya Bunga 60.744.840
Pajak Atas Bunga Bank 198.287
Rugi Selisih Kurs 444.794.325
Administrasi Bank 109.436.290
Biaya Lainnya 16.092.900
Jumlah 631.266.642
Laba (Rugi) sebelum Pajak 559.401.200
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan
84

a. Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan menggambarkan biaya langsung yang timbul dari

barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis. Tabel berikut ini adalah

rincian penghitungan harga pokok produksi pada tahun 2010.

Tabel 5
PT. SINSUNG TECH
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
(Disajikan dalam Rupiah)
2010
BIAYA POKOK PRODUKSI
BIAYA PRODUKSI LANGSUNG
Persediaan Bahan Baku per 01-01 224.035.083
Persediaan Bahan Pembantu per 01-01 583.350.727
Pembelian Bahan Baku 22.730.462.878
Pembelian Bahan Pembantu 87.612.273
Return Pembelian (2.600.383)
Bahan Baku yang tersedia 23.622.860.578
Persediaan Bahan Baku per 31-12 (129.638.056)
Persediaan Bahan Pembantu per 31-12 (78.128.433)
Pemakaian Bahan Baku 23.415.094.090
Jumlah Biaya Produksi Langsung 23.415.094.090
Biaya Tenaga Kerja Langsung 3.414.734.181
BIAYA PRODUKSI TIDAK LANGSUNG
Biaya Gaji 15.964.856
THR 127.510.533
Biaya Obat-obatan 1.468.300
Biaya Produksi 19.463.500
Biaya Transportasi Karyawan -
85

Biaya Import 98.659.057


Biaya Penyusutan 64.380.105
Biaya Seragam Pabrik 7.215.000
Biaya Elektronik 306.418.970
Biaya Transportasi Pembelian 112.429.624
Catering 88.526.850
Biaya Industrial Charge Pabrik 64.035.923
Biaya Oli, Bahan Bakar Pabrik 266.448.987
Spare Part Mesin 927.977.633
Peralatan Produksi -
Biaya Packing 98.516.642
Biaya Makan-Minum 18.835.260
Biaya Sewa 153.195.000
Biaya Perlengkapan Pabrik 67.523.921
Biaya Minum Pabrik 8.585.000
Biaya Subcon 2.110.888.693
Perbaikan dan Pemeliharaan 18.181.958
Biaya Outsourching 3.047.013.157
Management Fee 30.000.000
Jumlah Biaya Produksi Tidak Langsung 7.653.238.969
Harga pokok produksi 34.483.067.240
Persediaan barang jadi awal 01-01 2.008.848
34. 485.076.088
Persediaan barang jadi akhir 31-12 (68.559.366)
Harga Pokok Penjualan 34.416.516.721
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan

b. Biaya Gaji & THR

Biaya gaji & THR sebesar Rp 1.805.068.442,00 terdiri dari biaya gaji & THR

yang tidak termasuk dalam biaya produksi yang meliputi gaji dan THR karyawan
86

bagian keuangan, personalia, dan bagian hubungan masyarakat, dll. Tabel berikut

ini merupakan rincian biaya gaji & THR.

Tabel 6
PT. SINSUNG TECH
Biaya Gaji & THR
(Disajikan dalam Rupiah)

2010
Gaji 1.774.969.928
THR 30.098.514
Jumlah 1.805.068.442
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan

c. Biaya Umum dan Administrasi

Biaya Administrasi dan Umum adalah biaya-biaya yang tidak

diidentifikasikan dengan aktivitas produksi, yang merupakan biaya yang terjadi

dalam hubungannya dengan penyusunan kebijakan dan pengarahan perusahaan secara

keseluruhan. Tabel berikut ini berisi rincian Biaya Umum dan Administrasi, namun

di dalamnya tidak termasuk Biaya Gaji dan THR karena telah dijelaskan dalam Tabel

6.

Tabel 7

PT. SINSUNG TECH


Biaya Umum dan Administrasi
(Disajikan dalam Rupiah)

2010
Biaya Umum dan Aministrasi
Biaya Penjualan 12.311.294
87

Biaya Export 344.296.145


Biaya Koran 6.010.000
Biaya Transportasi Karyawan 3.740.500
Perlengkapan Kantor 72.715.245
Biaya Subcon -
Entertainment 43.521.513
Biaya Perjalanan Dinas 133.883.831
Biaya Kendaraan 62.623.062
Biaya Komunikasi 114.539.036
Biaya Dokumen dan Perijinan 101.977.571
Biaya Makan dan Minum 33.870.099
Biaya Post dan Materai 15.756.328
Biaya Pajak 60.717.482
Biaya Traveling 15.025.996
Biaya Kalibrasi 13.961.470
Biaya Pesangon -
Biaya Profesional Fee 41.200.000
Biaya Asuransi 83.046.624
Biaya Penyusutan 234.019.492
Biaya Sewa 110.431.325
Biaya Obat-Obatan 14.716.850
Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan 9.611.500
Biaya Training dan Pendidikan 500.000
Biaya Jamsostek 109.651.876
Biaya Factoring 415.747.120
Biaya PPN & Pajak Tak Langsunng Lainnya 222.231.391
Biaya Lain-Lain 38.891.156
Jumlah 4.120.065.347
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan
88

3. Rekonsiliasi Fiskal

Karena adanya perbedaan-perbedaan, seperti perbedaan prinsip akuntansi,

perbedaan metode dan prosedur akuntansi, maupun perbedaan perlakuan dan

pengakuan penghasilan dan biaya antara ketentuan komersial dengan ketentuan

fiskal, mengakibatkan perbedaan antara laporan keuangan komersial dan fiskal.

Terdapat 3 cara penyusunan laporan keuangan fiskal, yaitu dengan membuat

pembukuan tersendiri sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan (pembukuan

ganda), membuat rekonsiliasi fiskal untuk menyesuaikan laba (rugi) komersial ke

dalam laba (rugi) fiskal, dan menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan, namun ketentuan perpajakan mendominasi.

Perusahaan membuat rekonsiliasi fiskal (koreksi fiskal) dalam menentukan

Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penghitungan Pajak Penghasilan Terutang.

Rincian penghitungan rekonsiliasi fiskal akan disajikan dalam Tabel 7 berikut ini.

Tabel 8
PT. SINSUNG TECH
Rekonsiliasi Fiskal
(Disajikan dalam Rupiah)
2010
Laba (rugi) sebelum PPh 559.401.200
Koreksi Fiskal:
Beda Tetap:
Entertainment 43.521.513
Biaya Pajak 60.717.482
Pendapatan Bunga (991.433)
Biaya Obat-obatan 14.716.850
89

Biaya Lain-lain 38.891.156


Jumlah 156.855.568
Beda Sementara:
- -
Laba Fiskal 716.256.768
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan

4. Penghitungan Pajak Terutang PPh Pasal 29

Berikut ini adalah rincian perhitungan Pajak Terutang PPh Pasal 29 yang

dilakukan oleh PT. SINSUNG TECH untuk tahun 2010.

Penghasilan Netto Fiskal Tahun 2010 716.256.768

Pembulatan 716.256.000

Penghitungan Porsi Fasilitas dan Non Fasilitas

Fasilitas (4.800.000.000 : 38.885.116.380) x 716.256.000=88.415.032

Non Fasilitas 716.256.000 – 88.415.032=627.840.968

Pajak Penghasilan yang Terutang

Fasilitas (50% x 25% x 88.415.032) 11.051.879

Non Fasilitas (25% x 627.840.968) 156.960.242

PPh Yang Terutang 168.012.121

Kredit Pajak Tahun Lalu yang dipotong/ dipungut pihak lain

Kredit PPh Pasal 22 Import -

Kredit PPh Pasal 23 -

Kredit PPh Pasal 25 51.369.423

51.369.423

PPh yang masih harus dibayar 116.642.698


90

E. Aspek-aspek Yang Diteliti

1. Laporan keuangan yang diselenggarakan oleh perusahaan telah memenuhi

persyaratan umum yang berlaku atau belum memenuhi persyaratan umum

yang berlaku baik untuk laporan keuangan komersial maupun laporan

keuangan fiskal.

2. Perusahaan melakukan rekonsiliasi fiskal atau tidak melakukan rekonsiliasi

fiskal atas laporan keuangannya dan perusahaan melakukan pencatatan atau

tidak melakukan pencatatan atas pos-pos yang menyebabkan perbedaan fiskal.

3. Kendala-kendala dalam rekonsiliasi fiskal dan cara mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai