PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa itu untuk
official assesment system menjadi self assesment system. Dalam self assesment
system adalah Surat Pemberitahuan. Surat Pemberitahuan harus diisi dengan benar,
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah
disebutkan bahwa Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pembukuan. Namun, ada pengecualian bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
1
2
Wajib Pajak yang peredaran brutonya dalam setahun kurang dari Rp 4.800.000,00
dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
Wajib Pajak orang pribadi yang memenuhi dua kriteria tersebut wajib melakukan
pencatatan.
1. Pengisian SPT
harus dilampiri dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak
Pasal 4 ayat (4a) bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan masing-masing
Wajib Pajak adalah laporan keuangan hasil kegiatan usaha masing-masing Wajib
1
Widyaningsih, Aristanti, Hukum Pajak dan Perpajakan Dengan Pendekatan Mind Map,
Alfabeta, Bandung, 2011, hal. 265.
3
dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu misalnya untuk
pengisian SPT. Dengan demikian laporan keuangan komersial tersebut tidak dapat
pengukuran penghasilan dan beban yang belum tentu sesuai dengan Standar
perpajakan.2
perpajakan (fiskal). Laporan keuangan komersial atau bisnis ditujukan untuk menilai
kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan
komersial atau bisnis, laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang
(Wajib Pajak).3
Sitorus, Sobo, Akuntansi Pajak, Modul STPI, Jakarta, 2013, Hal. 36.
2
Resmi, Siti, Perpajakan Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta, 2011, hal.369.
3
4
B. Perumusan Masalah
3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menyusun rekonsiliasi fiskal dan
bagaimana mengatasinya ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini akan dapat memberikan gambaran mengenai
perbandingan antara teori yang selama ini penulis peroleh di bangku kuliah
E. Metodologi Penelitian
1) Observasi
6
lebih nyata.
2) Wawancara
diteliti.
sistematis. Selanjutnya dari data yang telah diolah dan dianalisis dapat ditarik
kesimpulan.
F. Sistematika Penulisan
Secara sistematis, penulisan ilmiah ini disajikan dalam 5 bab, secara garis
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
7
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pengolahan data
BAB V : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak
ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan
secara umum.5
pengeluaran-pengeluaran umum.6
4
Resmi, Siti, op. cit., hal. 1.
5
Resmi, loc. cit.
6
Ibid., hal. 2.
9
bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara menurut peraturan yang
berbeda dalam mendefinisikan pajak, yaitu bahwa pajak wajib dibayar oleh rakyat
kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum tanpa adanya
kontraprestasi.
b. Menurut Undang-Undang
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
2) Bersifat memaksa
Dalam definisi tersebut, pajak diwajibkan atas orang pribadi atau badan yang
kemudian disebut Wajib Pajak yang ketentuannya diatur dalam peraturan perundang-
undang. Pajak yang dibayarkan Wajib Pajak tidak mendapat imbalan langsung
10
seperti retribusi, artinya bahwa pajak yang dibayarkan tidak dapat dirasakan langsung
manfaatnya oleh masing-masing individu pembayar pajak namun manfaat pajak dapat
Ability)
Asas pemungutan pajak yang pertama dari Adam Smith di sebut sebagai asas
Equality atau kesamaan mengandung arti bahwa keadaan yang sama atau orang yang
berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama. Dengan
demikian diharapkan akan tercapai keadilan (equity) di antara para pembayar pajak,
pajak (ability to pay) yang memang berbeda antara seorang Wajib Pajak dengan
hukum, yang mengandung arti jaminan hukum dan bukan kepastian yang didasarkan
negara (fiskus) kepada para Wajib Pajak harus dilakukan dengan kepastian hukum
berdasarkan peraturan tertulis dalam suatu sumber hukum, yang dalam arti formal
7
Siahaan, Marihot Pahala, Hukum Pajak Elementer, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, hal.55.
11
ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang Perpajakan jelas, tegas, dan tidak
mengandung arti ganda atau memberikan peluang untuk ditafsirkan lain. Lebih jauh
asas kepastian berarti dalam pemungutan pajak harus ada kepastian hukum mengenai
subjek, objek, tarif, mekanisme pemungutan, sanksi administrasi, dan sanksi pidana.
Asas yang ketiga berkaitan dengan kesenangan atau kenyamanan Wajib Pajak
dalam membayar pajak (convenience of payment). Hal ini berarti pemungutan dan
pembayaran pajak hendaknya dilakukan pada waktu Wajib Pajak dalam keadaan
yang paling tepat dan baik, yaitu pada saat Wajib Pajak mampu membayar pajak
(sewaktu mempunyai uang) atau saat menerima penghasilan. Misalnya pada waktu
menerima upah, pada saat menerima hasil panen, pada waktu membeli barang, dan
lain-lain. Dalam hal ini tidak semua Wajib Pajak mempunyai saat convenience yang
sama, karena itu teknik pemungutan pajak yang dilakukan oleh fiskus harus
Asas yang terakhir ini berkaitan dengan biaya pemungutan pajak (economic of
collection), yaitu biaya sejak Wajib Pajak membayar pajak sampai uang pajak masuk
ke kas negara hendaknya seminim mungkin dan diusahakan supaya hasil pemungutan
pajak jauh lebih besar dari biaya pemungutannya. Dengan kata lain hendaknya biaya
pemungutan pajak harus relatif lebih kecil dibandingkan dengan uang pajak yang
masuk.
12
3. Penghasilan
pelanggan atas barang ataupun jasa yang diberikan kepada mereka. Niswonger juga
menjelaskan bahwa pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross
dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan
jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta, peminjam uang, dan semua
namakan definisi Haig-Simon (dinamakan sesuai dengan pencetus ide awalnya yaitu
Robert M. Haig dan Henry c. Simons, ekonom pada masa awal abad 20-an) yang
individual’s power to consume during a period. This is equal to the amount actually
Dengan kata lain, penghasilan didefinisikan sebagai nilai uang dari kenaikan
kemampuan belanja individu neto selama periode tertentu yang senilai dengan jumlah
tidak memandang sumbernya, artinya dari apa atau dari mana saja sumber tambahan
kemampuan untuk menguasai barang dan jasa yang dapat dipakai memenuhi
13
kebutuhan, legal atau illegal, halal atau haram, termasuk hadiah, pembebasan hutang,
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
Penghasilan diakui saat diterima atau diperoleh, yaitu bahwa penghasilan baru
diakui setelah ada realisasi. Penghasilan diakui bukan hanya saat diterimanya kas,
tetapi juga saat penghasilan terbentuk (misal: melalui kontrak/ kesepakatan), yang
dalam memori penjelasan Pasal 28 ayat (5) UU KUP antara lain dikemukakan
sebagai berikut :
a. Stelsel Akrual
penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu
diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Jadi tidak tergantung kapan
penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dibayar secara tunai.
dipakai dalam bidang konstruksi dan metode lain yang digunakan dalam bidang usaha
tertentu seperti built operate and transfer (BOT) dan real estat. Perlu diketahui bahwa
b. Stelsel Kas
Pengertian diterima merujuk kepada stelsel kas (cash basis) yaitu penghasilan
baru diakui sebagai penghasilan apabila benar-benar telah diterima secara tunai dalam
suatu periode tertentu serta biaya baru diakui sebagai biaya apabila benar-benar telah
Stelsel kas biasanya digunakan oleh perusahaan kecil orang pribadi atau
perusahaan jasa seperti transportasi, hiburan, restoran, yang tenggang waktu antara
penyerahan jasa dan pembayarannya tidak berlangsung lama. Dalam stelsel kas
murni, penghasilan dari penyerahan barang atau jasa ditetapkan pada saat
pembayaran dari pelanggan diterima dan biaya-biaya ditetapkan pada saat barang,
tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas. Oleh
karena itu, untuk penghitungan Pajak Penghasilan, pemakaian stelsel kas harus
penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam menghitung harga
b. Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat
pemakaian stelsel dalam perpajakan adalah stelsel akrual dan stelsel campuran
akrual, tetapi stelsel kas lebih ditekankan untuk beberapa transaksi dalam perpajakan.
Hal ini disebabkan karena adanya konsep ability to pay dalam perpajakan, yaitu
konsep yang menyatakan bahwa pajak harus dipungut pada saat yang bersangkutan
mempunyai kemampuan untuk membayar (likuid). Sebagai contoh, uang sewa yang
terhadap biaya-biaya tertentu, yaitu pada saat pembayaran dilakukan atau pada saat
piutang benar-benar dihapus. Misalnya, piutang ragu-ragu dapat diakui sebagai biaya
fiskal jika piutang tersebut nyata-nyata tidak dapat ditagih; sedangkan untuk
selisih nilai tukar dalam valuta asing tidak dapat diakui dalam perpajakan sebelum
8
Lumbantoruan, Sophar, Akuntansi Pajak, Grasindo, Jakarta, 1996, hal. 112.
16
diakui sebagai biaya sekalipun belum direalisasikan. Dari keterangan tersebut dapat
4. Beban
dicantumkan pengertian atau definisi beban/ biaya. Namun demikian jika diteliti lebih
bahwa biaya adalah segala sesuatu yang dapat dikurangkan dari penghasilan untuk
c. Tidak terkait dengan penghasilan yang bukan objek pajak atau penghasilan
9
Ibid., hal. 113.
10
Sitorus, Sobo, op. cit., hal.111
17
e. Dalam batas kewajaran dan sesuai dengan adat pedagang yang baik (sound
bussiness practice).
Beban/ biaya yang tidak boleh dikurangkan (tidak diakui) dalam menghitung
e. Kerugian atas harta atau hutang yang tidak dimiliki dan dipergunakan dalam
f. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
bidang perpajakan;
18
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m
serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang
tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit,
sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan konsumen dan perusahaan
Menteri Keuangan;
dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam
Keuangan;
dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi,
kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai
5. Aset Tetap
Namun dalam Pasal 11 ayat (1) UU PPh, aset tetap disebut dengan istilah harta
20
berwujud yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
Suatu benda berwujud diakui sebagai aset tetap menurut perpajakan harus
memenuhi kriteria:
1) Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan, dengan suatu masa manfaat yang lebih
dari setahun;
tanda bukti kepemilikan atas nama Wajib Pajak seperti sertifikat hak milik tanah,
BPKB, Faktur pembelian, dan bukti-bukti lain yang lazim harus dapat ditunjukkan.
Jadi, jika nama yang tercantum pada bukti kepemilikan tersebut bukan nama Wajib
Pajak yang bersangkutan, harta tersebut tidak boleh dianggap sebagai harta wajib
pajak/ dengan demikian, penyusutan harta tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai
b. Pengertian Penyusutan
harga perolehan harta tetap berwujud. Oleh karena itu, baik menurut akuntansi
komersial maupun ketentuan perpajakan nilai aset tetap tidak boleh dibebankan
sekaligus sebagai biaya. Pembebanan aset tetap dilakukan melalui alokasi secara
mengalokasikan harga perolehan aset tetap menjadi biaya selama masa manfaat aset
yang bersangkutan.
21
c. Dasar Penyusutan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penjelasan Pasal 10 ayat (1) UU PPh bahwa yang termasuk dalam harga perolehan
adalah harga beli dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh harta
penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang
pada bulan aset tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
manfaat dan tarif penyusutan aset tetap berwujud dalam perpajakan bersifat pasti
karena telah ditentukan dalam Pasal 11 ayat (6) UU PPh, sebagai berikut:
22
Bangunan
5% -
Permanen 20 Tahun
10% -
Tidak Permanen 10 Tahun
seperti telah dijelaskan di Pasal 10 dan 11 UU PPh, dasar penyusutan adalah harga
perolehan. Sedangkan yang termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli dan
biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aset tersebut seperti bea masuk,
g. Metode Penyusutan
Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) dan (2) UU PPh, metode penyusutan aset tetap
Seperti dijelaskan dalam Pasal 28 ayat (5) dan (6) UU KUP, bahwa
pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau
stelsel kas. Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus
(Capital Expenditure)
kapasitas produktif aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset tetap. Biaya-
biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang cukup besar (material), namun
membeli aset tetap, tambahan komponen aset tetap, dan atau untuk mengganti
komponen aset tetap yang ada, dengan tujuan untuk memperoleh manfaat,
meningkatkan efisiensi, kapasitas, dan atau memperpanjang masa manfaat dari aset
tetap terkait.
tidak dibebankan langsung sebagai beban dalam laporan laba rugi, melainkan
24
Pengeluaran-pengeluaran dalam kategori ini akan dicatat dengan cara mendebet akun
aset tetap terkait. Nantinya, secara periodik dan sistematis, bagian dari harga
perolehan aset tetap ini akan dialokasikan menjadi beban penyusutan untuk masing-
dikeluarkan tidak akan dikapitalisasi sebagai aset tetap di neraca, melainkan akan
langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan di mana
biaya tersebut terjadi (dikeluarkan). Contoh dari pengeluaran ini adalah beban untuk
agar selalu berada dalam kondisi operasional yang baik, dikenal sebagai beban
Pengeluaran untuk beban pemeliharaan ini adalah hal yang biasa, terjadi
berulang, biasanya dalam jumlah yang kecil (tidak material), dan tidak akan
meningkatkan efisinsi, kapasitas, atau memperpanjang masa manfaat dari aset tetap
terkait, oleh karena itu akan segera dicatat sebagai beban ketika terjadi.
aset tetap ke kondisi operasional yang baik setelah adanya kerusakan dan atau untuk
mengganti komponen aset tetap yang rusak, dikenal sebagai beban perbaikan.
25
Pengeluaran untuk beban perbaikan ini juga adalah hal yang biasa, bisa terjadi
berulang, biasanya dalam jumlah yang kecil (tidak material), dan tidak akan
meningkatkan efisiensi, kapasitas, atau memperpanjang masa manfaat dari aset tetap
terkait, oleh karena itu juga akan segera dicatat sebagai beban ketika terjadi.
dilakukannya pembelian aset tetap. Selama tahap ini, perusahaan biasanya akan
diperolehnya aset tetap. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam tahap pendahuluan ini
tidaklah dapat dikaitkan dengan aset tetap tertentu, sehingga harus diperlakukan
Pada tahap pra-perolehan keputusan untuk membeli aset tetap telah menjadi
mungkin, namun belum terjadi. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam tahap ini, seperti
biaya survei, sudah dapat dikaitkan dengan aset tetap tertentu yang akan dibeli
Dalam tahap perolehan atau konstruksi, pembelian aset tetap terjadi atau
konstruksi telah dimulai, namun aset tetap tersebut belum siap untuk digunakan.
Biaya-biaya yang terkait langsung dengan aset tetap yang dibeli ini harus
dikapitalisasi dalam akun aset tetap tersebut. Contohnya adalah harga beli mesin,
pajak, ongkos angkut, biaya asuransi selama dalam perjalanan, ongkos pemasangan
dan biaya uji coba sampai mesin tersebut benar-benar dapat dioperasikan akan dicatat
26
dalam akun mesin. Demikian juga, untuk bangunan yang dibangun sendiri, biaya-
biaya yang terkait langsung dengan pembangunan gedung baru tersebut akan
Ketika bangunan tersebut telah selesai dibangun dan siap untuk dimanfaatkan, maka
biaya yang telah dikapitalisasi sebagai akun pekerjaan dalam penyelesaian akan
dihansfer ke dalam akun aset tetap terkait, yaitu akun bangunan. Contohnya adalah
biaya arsitek, biaya untuk membeli bahan-bahan bangunan, biaya upah pekerja, biaya
sewa peralatan untuk membangun, bahkan termasuk bunga atas dana yang dipinjam
Dalam tahap pemakaian, aset tetap telah siap digunakan. Sepanjang tahap ini,
aset tetap seharusnya disusutkan. Selama tahap ini, segala aktivitas perbaikan dan
pemeliharaan atas aset tetap yang sifatnya normal serta berulang harus dicatat
langsung ke dalam akun beban untuk periode bersangkutan. Sedangkan biaya yang
terjadi untuk memperoleh tambahan komponen aset tetap atau mengganti komponen
yang sudah ada haruslah dikapitalisasi, sepanjang biaya-biaya ini dapat meningkatkan
efisiensi operasional dan kapasitas produktif aset tetap atau memperpanjang masa
Dalam praktik, suatu pengeluaran atas aset tetap akan dikategorikan sebagai
materialitas, sudah tentu bahwa setiap perusahaan memiliki ukuran yang berbeda-
beda, sehingga sangatlah mungkin bahwa sebuah pengeluaran yang sama namun akan
27
senilai Rp. 275.000,- ke atas baru akan dikapitalisasi sebagai pengeluaran modal.
melakukan pembelian sebuah tirai penutup jendela (yang diperkirakan memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun dan akan dipakai) seharga Rp. 180.000,- namun masing-
sebagai beban (pengeluaran pendapatan) dalam laporan laba rugi periode berjalan di
mengacaukan perhitungan laba/ rugi dan neraca. Misalnya, jika uang pembayaran
mesin dihitung sebagai biaya, laba perusahaan akan menjadi lebih kecil. Jika
yang seharusnya. Oleh karena itu, kriteria pengeluaran modal dan pengeluaran
Ketentuan perpajakan juga sangat tegas dan jelas mengatur biaya pengeluaran
modal dan pengeluaran pendapatan di memori penjelasan Pasal 6 ayat (1) UU PPh.
“Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi dalam 2
(dua) golongan, yaitu beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih
28
dari 1 (satu) tahun dan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.
Beban yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun merupakan
biaya pada tahun yang bersangkutan, misalnya gaji, biaya administrasi dan bunga,
melalui penyusutan atau melalui amortisasi. Disamping itu apabila dalam suatu
tahun pajak didapat kerugian karena penjualan harta atau selisih kurs, maka
Sering terjadi pengeluaran yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun buku,
tetapi karena jumlahnya relatif kecil manajemen memutuskannya sebagai biaya rutin
material terhadap penetapan penghasilan. Barang yang masa manfaatnya dapat lebih
dari satu tahun buku dan harganya relatif rendah misalnya cangkir dan alat-alat kecil.
tidak diatur dengan jelas dalam ketentuan perpajakan. Namun penulis berpendapat
bahwa biaya jenis pengeluaran seperti dimaksud di atas dapat dibebankan sekaligus
pada saat pengeluarannya. Artinya, fiskus dapat menganut konsep materialitas dalam
B. Konsep Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
manner and in terms of money, transactions, and events, which are, in part at least of
Kalimat itu dapat diterjemahkan sebagai berikut. Akuntansi adalah suatu seni
dinyatakan dalam uang, transaksi, dan peristiwa, paling tidak mengenai karakter
ekonomi yang memungkinkan penilaian dan pengambilan putusan yang berharga oleh
Accounting Principles Board (APB) dalam opini No. 4, 1970 yang mengatakan,
action.”
30
jasa yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang bersifat kuantitatif, terutama
tentang keuangan dari suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat berguna
memiliki dasar yang kuat yang dibandingkan dengan pengambilan pilihan yang
lainnya.11
perusahaan
perusahaan
jangka panjang.
perusahaan.
11
Sugiono, Arief, et all, Akuntansi dan Pelaporan Keuangan : untuk Bisnis Skala Kecil dan
Menengah, Grasindo, Jakarta, 2002, hal. 4.
12
Ibid., hal. 5.
31
manajemen.
keuangan adalah: (1) entitas ekonomi (economic entity), (2) kelangsungan hidup
(going concern), (3) unit moneter (monetary unit), (4) periodisitas (periodicity), dan
Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis dapat dipisah dan dibedakan dengan
aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya. Jika kita tidak memiliki
cara untuk memisahkan semua kejadian ekonomi yang terjadi, maka kita juga tidak
memiliki dasar akuntansi. Konsep entitas tidak berlaku semata-mata untuk pemisahan
aktivitas antara perusahaan bisnis. Seorang individu, sebuah departemen atau divisi,
atau sebuah industri secara keseluruhan dapat dianggap sebagai sebuah entitas
terpisah jika kita memilih untuk mendefinisikan unit terah jika kita memilih untuk
mendefinisikan unit tersebut seperti itu. Jadi konsep entitas tiidak selalu mengacu
kepada entitas legal. Perusahaan induk dan anak perusahaannya merpakan entitas
13
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. dan Warfield, Terry D., Intermediate Accounting
Volume 1 IFRS edition, Jhon Willey & Sons, USA, 2011, hal. 48.
32
(going concern assumption), yaitu perusahaan bisnis akan memiliki unsur yang
panjang. Walaupun akuntan tidak akan percaya bahwa perusahaan akan hidup
cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka. Asumsi kelangsungan
hidup berlaku dalam banyak situasi bisnis. Hanya pada saat likuidasi tampaknya tidak
uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang
tepat bagi pengukur dan analisis akuntansi. Asumsi ini mengisyaratkan bahwa unit
moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Unit
moneter adalah unit yang relevan sederhana, tersedia secara universal, dapat
dipahami dan berguna. Aplikasi asumsi ini bergantung kepada asumsi-asumsi yang
harga (inflasi dan deflasi) dengan mengasumsikan bahwa unit pengukuran –dollar-
d. Asumsi Periodisitas
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah
pemakai laporan keuangan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima
informasi tentang hasil operasi. Pemakai perlu diberitahu tentang kinerja dan status
periodik.
kedalam periode waktu yang bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara
Akuntansi dasar akrual berarti bahwa transaksi yang mengubah laporan keuangan
Selain itu, berdasarkan akrual, perusahaan mengakui beban pada saat terjadinya
3. Prinsip-prinsip Akuntansi
ahli, tetapi umumnya mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan, yaitu dasar akrual
(accrual basis) dan kelangsungan usaha (going concern). APB Statement No.4
a. Cost Principle
Prinsip biaya (cost principle) atau biaya historis (historical cost), yaitu dasar
penilaian untuk mencatat perolehan barang, jasa, harga pokok, biaya, maupun
ekuitas, sehingga yang paling pokok adalah penilaian yang didasarkan harga
b. Revenue Principle
Prinsip pendapatan (revenue principle) ini lebih menjelaskan tentang sifat dan
c. Matching Principle
d. Objectivity Principle
Sebagai contoh objektivitas sebagai realitas yang disampaikan pihak ketiga yang
14
Waluyo, Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2008, hal. 25.
35
e. Consistency Principle
akuntansi yang sama harus diterapkan dalam periode yang bersangkutan, sehingga
peristiwa ekonomis yang sejenis akan dicatat dan dilaporkan secara konsisten. Oleh
f. Disclosure Principle
dibentuk dan disajikan dari peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dalam
tersebut. Penyajian laporan keuangan tersebut harus lengkap (full), jujur (fair) dan
g. Conservatism Principle
(conservatism principle) umumnya digunakan untuk hal yang sifatnya tidak menentu
atau ditengah kondisi ketidakpastian. Tetapi dengan semakin banyaknya pihak yang
h. Materiality Principle
penilaian.
merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan prinsip
akuntansi.
4. Penghasilan
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang
berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa.
37
Sedangkan keuntungan (gain) meliputi, misalnya, pos yang timbul dalam pengalihan
Pendapatan diukur dalam satuan nilai tukar produk/jassa dalam suatu transaksi
umtuk menandai pengakuan pendapatan. Atas dasar konsep ini, pendapatan baru
terbentuk setelah produksi selesai dikerjakan dan terealisasi melalui penjualan baik
suatu proses, dalam arti bahwa penghasilan merupakan akibat dari serangkaian
kegiatan yang berlangsung secara kontinyu. Namun yang lebih umum, istilah realisasi
didefinisikan sebagai saat di mana ketidakpastian yang berkaitan dengan jumlah uang
yang pada akhirnya akan diterima tidak lagi tampak; sehingga tidak terdapat lagi
definisi tersebut, adanya perubahan (dalam hal ini kenaikan) nilai dari sumber-sumber
ekonomi; secara rasional dapat diukur atau ditentukan jumlahnya. Oleh karena itu,
kejadian, atau keadaan sebagai acuan; maka secara garis besar penghasilan harus
38
diakui pada saat diperoleh (earned), direalisasikan atau diterima (realized), dan dapat
direalisasikan (realizable).15
Tergantung pada sifat dan jenis pekerjaan atau usaha, serta industri dari
masing-masing entitas; transaksi atau peristiwa yang dianggap krusial tersebut bisa
berupa saat terjadinya: (1) penjualan barang atau penyerahan jasa; (2) penerimaan
kas; (3) diselesaikannya proses prosduksi atau kegiatan konstrksi; (4) saat
kontruksi.16
saat penjuaan barang terjadi pada perusahaan dagang atau bisnis ritel dan manufaktur.
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
15
Harnanto, Akuntansi Perpajakan, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2003, hal. 64.
16
Ibid., hal. 65.
39
Penghasilan diakui saat penerimaan kas terjadi pada hampir setiap perusahaan
menyangkut penerimaan kas atas piutang yang timbul dari aktivitas penyerahan jasa
kepada klien, dalam banyak hal lebih tinggi dibanding tingkat ketidakpastian yang
melingkupi penerimaan kas atas piutang yang timbul dari penjualan barang kepada
pelanggan. Hal ini karena barang yang dijual kepada pelanggan masih bisa ditarik
kembali, sedang jasa yang sudah diserahkan kepada klien tidak bisa ditarik kembali.
Maka dari itu, keseluruhan proses untuk memperoleh penghasilan, bagi pada
umumnya perusahaan jasa bisa dianggap berakhir pada saat terjadinya penerimaan
kas atau aset lain yang setara dengan kas sebagai pembayaran atas jasa yang telah
produk yang memiliki harga yang sudah pasti dan pemasarannya terjamin, misalnya
emas, perak, timah, gandum, dsb. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
17
Harnanto, loc. cit.
18
Sitorus, Sobo, op. cit., hal. 103.
40
waktu penyelesaian lebih dari satu periode akuntansi. Dalam perusahaan konstruksi
pendapatan dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu persentase biaya dan persentase
penyelesaian fisik.
lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen harus diakui apabila:
a. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil
b. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan; dan
c. Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai harus diakui bila hak
5. Beban
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya
41
aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
(loss) maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa.
Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi,
misalnya beban pokok penjualan, gaji, dan penyusutan. Beban itu biasanya berbentuk
arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (setara kas), persediaan, dan aset tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin
timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Kerugian
Kerugian dapat timbul, misalnya dari bencana kebakaran, banjir, seperti juga
yang timbul dari pelepasan aset tidak lancar. Definisi beban juga mencakup kerugian
yang belum direalisasi, misalnya kerugian yang timbul dari pengaruh kenaikan kurs
valuta asing dalam hubungannya dengan pinjaman perusahaan dalam mata uang
tersebut. Kalau kerugian diakui dalam laporan laba-rugi, biasanya disajikan secara
19
Ibid., hal. 109.
20
Sitorus, loc. cit.
42
Beban diakui dalam laporan laba rugi antara lain sebagai berikut:21
aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal,
b. Beban diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos
membentuk beban pokok penjualan diakui pada saat yang sama sebagai
c. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar alokasi yang rasional dan
ditentukan secara luas atau tak langsung, misalnya pengakuan beban atas
d. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak
ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat,
e. Beban diakui pada saat timbul kewajiban tanpa pengakuan aset, seperti
21
Ibid., hal. 110.
43
6. Aset Tetap
Berdasarkan paragraf 6 PSAK 16, aset tetap adalah aset berwujud yang:
1) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai aset dan dikelompokkan sebagai
b. Pengertian Penyusutan
dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Beban penyusutan untuk
setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut
c. Dasar Penyusutan
Berdasarkan PSAK 16, dasar penyusutan aset adalah jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) yaitu biaya perolehan suatu aset, atau jumlah lain
yang menjadi pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya. Adapun yang
dimaksud dengan jumlah lain yang menjadi pengganti biaya perolehan suatu aset
biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) untuk menentukan
jumlah tercatat suatu aset, walaupun setiap aset tetap pada awalnya harus diukur
1) Harga perolehannya, termasuk biaya impor dan pajak pembelian yang tidak
lain;
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai keinginan dan
maksud manajemen;
3) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh
atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
Harga perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui
pada saat terjadinya. Pada perolehan aset secara kredit, harga perolehan diakui
sebesar nilai tunainya, sedangkan selisih nilai tunai dengan pembayaran total diakui
sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali biaya pinjaman yang harus
dikapitalisasi, yaitu biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan
perolehan, misalnya biaya pinjaman yang timbul dari pendanaan untuk pembangunan
saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu pada saat aset tersebut berada pada
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan
dan maksud manajemen. Penyusutan dari suatu aset dihentikan lebih awal ketika:
1) Aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual atau aset
tersebut termasuk dalam kelompok aset yang tidak dipergunakan lagi dan
2) Aset tersebut dihentikan pengakuannya, yaitu pada saat dilepaskan atau tidak
ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
Oleh karena itu, penyusutan tidak berhenti pada saat aset tersebut tidak
Namun, apabila metode penyusutan yang digunakan adalah usage method (seperti
unit of production method) maka beban penyusutan menjadi nol bila tidak ada
produksinya.
1) Suatu periode di mana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau
2) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset
1) Prakiraan daya pakai dari aset yang bersangkutan. Daya pakai atau daya guna
aset tersebut seperti jumlah penggiliran (shift) penggunaan aset dan program
dalam PSAK, di mana umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang
diharapkan oleh entitas. Mengenai besarnya tarif penyusutan tergantung dari metode
penyusutan yang digunakan, dasar penyusutan, dan prakiraan umur manfaat atau
Berdasarkan paragraf 6 PSAK 16, nilai residu aset adalah jumlah yang
diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan, setelah dikurangi taksiran
biaya pelepasan, jika aset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan
g. Metode Penyusutan
mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset
jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Metode tersebut antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo
menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit
method).
yang dipilih harus diterapkan secara konsisten dari periode ke periode. Namun,
untuk aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku dan apabila terjadi
perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa
depan dari aset tersebut, maka metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan
akuntansi sesuai PSAK 25, bahwa perubahan ini dapat diterapkan secara:
kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal perubahan dan tidak ada
dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset tetap maka perubahan
akhir dan proses akuntansi yang memuat semua informasi keuangan tentang suatu
perusahaan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh
adalah “memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
4. Karakteristik Umum
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar
mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan
kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan
beban yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami
pengaruh dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan
1) Dapat dipahami
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi,
2) Relevan
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
3) Keandalan
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
sebagai berikut :
a) Penyajian jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari
resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan.
Hal tersebut bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih
peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran
dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya.
c) Netralitas
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
52
d) Pertimbangan sehat
dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu
e) Kelengkapan
4) Dapat diperbandingkan
keuangan fiskal. Laporan keuangan komersial dapat juga diubah menjadi laporan
laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal tidak sama. Rincian
laporan keuangan fiskal. Direktorat Jenderal Pajak dan Ikatan Akuntan Indonesia
neraca, laporan laba-rugi, dan keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung
Penghasilan Kena Pajak pada saat menyampaikan SPT Tahunan PPh. Laporan
Wajib Pajak sebagai hasil dari kegiatannya. Sebagai contoh, PT. A memiliki saham
pada PT. B dan PT. C, berarti PT. A mempunyai kewajiban melampirkan laporan
keuangan atas usaha PT. A (sebelum konsolidasi), sedangkan PT. B dan PT. C cukup
informasi untuk menetapkan jumlah Penghasilan Kena Pajak, terutama dalam self
assesment system, sebagai dasar penetapan besarnya pajak yang terutang bagi setiap
Wajib Pajak.
22
Prabowo, Yusdianto, Akuntansi Perpajakan Terapan, Grasindo, Jakarta, 2002, hal. 289.
23
Gunadi, Akuntansi Pajak Edisi Revisi 2009, Grasindo, Jakarta, 2009, hal. 20.
54
materi)
yuridis formalnya)
f. Informasi kualitatif, sedangkan fakta (yang tidak mendasar) yang tidak dapat
selain rupiah
Satuan Mata Uang Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, Wajib Pajak tertentu dapat
uang selain Rupiah yaitu Bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika
Asing;
bumi;
d. Bentuk Usaha Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-
denominasi satuan mata uang Dollar Amerika serikat dan telah memperoleh
g. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri,
mata uang Dollar Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat
izin tertulis dari Menteri keuangan, kecuali bagi Wajib Pajak dalam rangka Kontrak
Karya atau Wajib Pajak dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Izin tertulis
dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan kepada Kepala
Kantor Wilayah, paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku yang
diselenggarakan dengan menggunakan Bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat tersebut dimulai atau paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal
pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk bagian tahun pajak atau tahun pajak pertama.
Wajib Pajak dalam rangka kontrak karya atau Wajib Pajak kontraktor kontrak kerja
sama tidak perlu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, tetapi wajib
Wajib Pajak terdaftar paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal pendirian atau paling
dengan menggunakan Bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat
berlaku ketentuan konversi ke satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagai
berikut :
Amerika Serikat untuk pertama kali dilakukan bertitik tolak dari neraca akhir tahun
57
buku sebelumnya (dalam satuan mata uang Rupiah) yang dikonversikan ke satuan
1) Untuk harga perolehan harta berwujud dan/atau harta tidak berwujud yang
untuk konversi nilai bukunya, atas selisih lebih dikonversi ke dalam satuan
4) Untuk laba ditahan atau sisa kerugian dalam satuan mata uang Rupiah
dikonversi menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku
5) Untuk modal saham dan ekuitas lainnya menggunakan kurs yang sebenarnya
6) Dalam hal terdapat selisih laba atau rugi sebagai akibat konversi maka selisih
1) Untuk transaksi yang dilakukan dengan satuan mata uang Dollar Amerika
bersangkutan;
2) Untuk transaksi, baik dalam negeri maupun luar negeri, yang menggunakan
kurs yang sebenarnya berlaku pada saat terjadinya transaksi, yaitu sebagai
berikut :
a) Apabila dari dokumen transaksi diketahui kurs yang berlaku, maka kurs yang
b) Apabila dari dokumen transaksi tidak diketahui kurs yang berlaku, maka kurs
yang dipakai adalah kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku, berdasarkan
menggunakan Bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, wajib
keuangan, dan menggunakan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat. Dalam hal
dan Pasal 23 dengan menggunakan satuan mata uang Rupiah yang akan dikreditkan
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak badan, harus dikonversi
kedalam satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang
59
perpajakan (fiskal). Laporan keuangan komersial atau bisnis ditujukan untuk menilai
kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan
komersial atau bisnis, laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip yang berlaku
perbedaan penghitungan laba (rugi) suatu entitas (Wajib Pajak). Pertanyaan yang
kemudian muncul adalah : apakah suatu entitas harus melakukan pembukuan untuk
memenuhi kedua tujuan tersebut? Jika suatu entitas (Wajib Pajak) harus menyusun
dua laporan keuangan yang berbeda maka disamping terdapat pemborosan waktu,
tenaga, dan uang juga akan terjadi tidak tercapainya tujuan menghindari manipulasi
pajak.24
(2002), mengutip kelompok kerja standar akuntansi dari OECD (Organization for
24
Resmi, Siti, op. cit., hal. 369
60
ekonomi dan pembangunan negara maju. Dalam laporan seri harmonisasi standar
sebagai extra comptable. Laporan keuangan fiskal ini disusun melalui proses
ketentuan perpajakan. Ada juga yang berbeda sama sekali karena bergantung
tetapi apabila terdapat aturan lain dalam akuntansi komersial, maka preferensi
Keuangan Fiskal
Keuangan) yang telah diakui secara umum dalam dunia bisnis dan profesi tetapi tidak
25
Waluyo, Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2008, hal.31.
26
Remi, Siti, op. cit., hal. 370
62
1) Prinsip konservatisme
dan nilai realisasi bersih” dan penilaian piutang dengan nilai taksiran realisasi bersih,
diproduksi sendiri boleh memasukkan unsur biaya tenaga kerja yang berupa natura.
Dalam fiskal, pengeluaran dalam bentuk natura tidak diakui sebagai pengurang/
biaya.
tidak ada produksinya (usage method). Dalam fiskal, penyusutan dengan cara usage
keluar pertama (first in-first out-FIFO), masuk terakhir keluar pertama (last in-first
out-LIFO), pendekatan laba bruto, pendekatan harga jual eceran, dan lain-lain. Dalam
fiskal hanya membolehkan memilih dua metode, yaitu rata-rata (average) atau masuk
metode garis lurus (straight line method), saldo menurun ganda (double declining
balanced method), metode jumlah unit diproduksi, untuk semua jenis harta berwujud
atau aset tetap. Dalam fiskal pemilihan metode penyusutan lebih terbatas, antara lain
metode garis lurus (straight line method) dan saldo menurun (declining balanced
method) untuk kelompok harta berwujud jenis nonbangunan, sedangkan untuk harta
berwujud bangunan dibatasi pada metode garis lurus saja. Disamping metodenya,
fiskal adalah bahwa dalam akuntansi komersial manajemen dapat menaksir sendiri
umur ekonomis atau masa manfaat suatu aset, sedangkan dalam fiskal umur
ekonomis atau masa manfaat diatur atau ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
menghitung penyusutan.
metode cadangan. Sedangkan dalam fiskal, penghapusan piutang dilakukan pada saat
piutang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat-syarat tertentu yang diatur
diperbolehkan untuk industri tertentu seperti usaha bank, sewa guna usaha dengan
hak opsi, usaha asuransi, dan usaha pertambangan dengan jumlah yang dibatasi
tersebut harus dikeluarkan dari total Penghasilan Kena Pajak (PKP) atau
dikeluarkan dari total PKP atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi
bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan
dapat dikurangkan dari penghasilan (laba) kena pajak tahun sekarang selama
c) Imbalan dengan jumlah yang melebihi kewajaran. Imbalan yang diterima atas
pekerjaan yang dilakukan oleh pemegang saham atau pihak yang mempunyai
perpajakan.
a. Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut
menurut akuntansi.
b. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui menurut
menurut akuntansi.
27
Ibid., hal. 374.
66
c. Jika suatu biaya/ pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui
d. Jika suatu biaya/ pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui
menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan diakui
menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi dan biaya/ pengeluaran menurut
fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu biaya/ pengeluaran tidak
fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan tidak diakui
menurut fiskal (Bukan Objek Pajak) tetapi diakui menurut akuntansi; biaya/
pengeluaran menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu biaya/
pengeluaran diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi; dan suatu
28
Ibid., hal. 375.
29
Resmi, loc. cit.
67
F. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang
ditentukan atau diperbolehkan. Pada dasarnya antara akuntansi pajak dan akuntansi
keuangan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis
dengan pengukuran dan rekognisi penghasilan dan biaya. Namun ada beberapa hal
perpajakan tidak sekadar instrumen pentransfer sumber daya (fungsi budgeter), tetapi
seringkali pula digunakan untuk tujuan mempengaruhi perilaku Wajib Pajak untuk
komersial, atau dengan perkataan lain, akibat dari perbedaan rekognisi penghasilan
dan biaya, maka akan terdapat perbedaan yang cukup signifikan antar kedua basis
payable atau income tax liability,” sedangkan pajak penghasilan yang dihitung
Beban Pajak Penghasilan terdiri atas beban pajak kini dan beban pajak
tangguhan atau pendapatan pajak tangguhan. Pajak kini (current tax) merupakan
68
jumlah Pajak Penghasilan terutang atas Penghasilan Kena Pajak pada suatu periode.
terjadinya koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil
daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan. Aset pajak tangguhan adalah
jumlah Pajak Penghasilan terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya
lebih besar daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan. Liabilitas pajak
Baik liabilitas pajak tangguhan maupun aset pajak tangguhan dapat terjadi
a. Apabila penghasilan sebelum pajak lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak,
maka beban pajak pun akan lebih besar dari pajak terutang, sehingga akan
Kena Pajak, maka beban pajaknya juga akan lebih kecil dari pajak terutang,
terhadap rugi fiskal yang masih dapat dikompensasikan dan beda waktu antara
laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal yang dikenakan pajak,
1) Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus disajikan terpisah dari aset dan
2) Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus dibedakan dari aset pajak kini (tax
receivable/prepaid tax) dan liabilitas pajak kini (tax payable). Aset atau
liabilitas pajak tangguhan tidak boleh disajikan sebagai aset atau liabilitas
lancar.
70
3) Aset pajak kini harus dikompensasikan (offset) dengan liabilitas pajak kini
4) Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari
5) Aset pajak tangguhan disajikan terpisah dengan akun tagihan restitusi Pajak
a) Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan Pajak
tersebut tidak boleh diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.
b) Atas penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan final, beban pajak
c) Selisih antara jumlah Pajak Penghasilan final yang terutang dengan jumlah
yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai
d) Akun Pajak Penghasilan final dibayar di muka harus disajikan terpisah dari
1) Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dalam Surat
PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk periode berjalan, kesalahan
Beban Pajak :
Contoh :
Beban Pajak :
BAB III
OBJEK PENELITIAN
Penelitian dilakukan di PT. Bio Farma (Persero) yang beralamat di Jl. Pasteur
No 28 Bandung 40161 Indonesia. Riset atau penelitian dilakukan mulai dari tanggal
Agustus 1890. Mulai tahun 1955, berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 14 tahun
1955 perusahaan berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pasteur. Pada tahun 1961,
tahun 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Negara Bio Farma. Sesuai dengan
Negara Bio Farma menjadi Perusahaan Umum, status Perusahaan berubah menjadi
pendirian dan Anggaran Dasar atas perubahaan bentuk Perusahaan tersebut telah
dimuat dalam Akta No. 1 tanggal 3 Februari 1997, Akta No. 188 tanggal 20 Juni
1997, dan Akta No. 30 tanggal 21 Oktober 1997 yang dibuat oleh notaris Muhani
Kehakiman Republik Indonesia No. C2-1423 HT.01.01 Th.98 tanggal 5 Maret 1998
yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juli 2002
No. 57 Tambahan No. 6884. Anggaran Dasar Perusahaan Nomor 26 tanggal 6 Juni
2014 yang dibuat oleh notaris Fathiah Helmi, S.H., dan telah mendapat persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, berdasarkan Keputusan Nomor AHU-
berikut:
Dewan Komisaris
30
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. KEP 392/MBU/2012, tanggal 5 November 2012.
31
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. KEP 153/MBU/2011, tanggal 27 Juni 2011.
32
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. SK 204/MBU/2012, tanggal 28 Mei 2012.
74
Dewan Direksi
Direktur Pemasaran : -
Direktur Keuangan : -
pengembangan, produksi dan pemasaran produk biologi, produk farmasi dan alat
kesehatan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk
33
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN No. SK 285/MBU/2012 tanggal 3 Agustus 2012.
34
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN No. SK 116/MBU/2012 tanggal 7 Maret 2012.
35
Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No. KEP 10/DK/BF/XI/2012, tanggal 20 November 2012.
75
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi utama yang dipergunakan oleh
laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini
adalah Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata
uang Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan
posisi keuangan, aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing dijabarkan
dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal tersebut.
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan
piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta aset keuangan yang tersedia
untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
76
pengakuannya.
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan liabilitas
ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi
keuangan. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat
sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus
kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan
tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas
Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Pada setiap
aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
penurunan nilai terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai
77
penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa
yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
yang dimiliki oleh Pemerintah atau dari bank-bank yang dimiliki oleh
c. Mempunyai anggota, pengurus yang sama dengan Entitas anak, yaitu Direksi
5. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi harga beli, PPN
masukan yang tidak dapat dikreditkan, biaya konversi, dan biaya lainnya yang
timbul sampai persediaan dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual
atau dipakai.
78
nilai terendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih yang
Persediaan produk dalam proses terdiri dari Bulk hasil produksi yang telah
lulus uji dengan kondisi siap untuk diformulasi menjadi produk akhir dan siap
untuk dijual sebelum dilakukan pengemasan, dan produk akhir hasil produksi
yang telah dikemas sebelum diberi etiket, leaflet dan dimasukkan ke dalam
dus.
Persediaan produk jadi hasil produksi sendiri pada tahun berjalan dinyatakan
berdasarkan metode beban pokok terapan dan pada akhir tahun dinyatakan
Persediaan barang dagangan terdiri dari barang jadi yang dibeli secara lokal
Persediaan usang secara teknologi atau tidak dapat dipergunakan lagi karena
menjadi milik Perusahaan. Khusus untuk barang yang berasal dari impor
Persediaan barang yang kadaluarsa dan rusak dibebankan ke laporan laba rugi
6. Aset Tetap
dan Kendaraan. Dalam daftar aset tetap dan penyusutan perusahaan diungkapkan
bahwa aset tetap non-bangunan disusutkan dengan metode saldo menurun dengan
80
masa manfaat 4-16 tahun. Sedangkan aset tetap bangunan disusutkan dengan metode
pada saat terjadinya. Pengeluaran dalam jumlah yang material setelah perolehan awal
suatu aset dan dapat meningkatkan manfaat keekonomian dimasa yang akan datang,
dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau rusak dikeluarkan dari
kelompok aset tetap, dan keuntungan atu kerugian yang timbul diakui dalam laporan
7. Aset Takberwujud
biayanya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, diakui sebagai aset takberwujud.
Biaya ini diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat
4 tahun.
Pendapatan diakui pada saat terjadi transaksi yaitu pada saat penyerahan
barang atau jasa kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (metode
akrual).
termasuk pemantauan produk yang sudah dijual diakui sebegai beban pada saat
terjadinya.
81
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan
dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas
(liability method). Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saai ini.
Pajak kini diakui berdasarkan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang
liabilitas perpajakan diakui pada saat Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak
(SKP) atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas
dengan undang-undang tenaga kerja no.13 tahun 2003. Perhitungan imbalan manfaat
PSAK 24 tentang Imbalan Kerja (Revisi 2010). Akumulasi keuntungan dan kerugian
aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah lebih besar diantara 10%
dari nilai kini pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis
lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari karyawan dalam
program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut
menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode
garis lurus selama periode rata-rata imbalan terebut vested. Selain imbalan manfaat
karyawan tetap yang memenuhi syarat dan karyawan kontrak. Program ini
82
12. Hibah
Perusahaan melakukan penerapan dini untuk PSAK No. 61: ”Akuntansi Hibah
donasi sebagai bagian dari hibah yang terkait dengan penghasilan dan beberapa akun
dalam laporan keuangan tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 telah disajikan
penerimaan donasi dari WHO untuk pengembangan vaksin flu (manusia) dalam
melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode
tersebut.
Dalam bagian ini akan dideskripsikan mengenai data dan fakta berdasarkan
laporan keuangan perusahaan tahun 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik. Penyajian hanya akan dibatasi pada laporan posisi keuangan, laporan laba
Posisi keuangan adalah posisi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas. Berikut ini adalah