Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Bagas Rinaldi

1707531065

SEMINAR AKUNTANSI

SOAL UAS SEMINAR AKUNTANSI

1. Jelaskan PSAK tentang penyajian laporan keuangan. Mulai dari tujuannya,


komponennya, karateristiknya, dan struktur lainnya
2. Jelaskan standar akuntansi pajak penghasilan, baik penyangkut pajak entitas maupun
pemegang sahamnya dan jelaskan 2 jenis perbedaan utama yang menyebabkan terjadinya
perbedaan laba menurut akuntansi dengan laba menurut fiskus (Kantor Pajak)! Berikan
contohnya!
3. Jelaskan kerangka pemikiran dan hipotesis
4. Hal-hal apa saja yang harus ada dalam rumusan masalah dan tinjauan pustaka?
5. Apakah yang dimaksud dengan pengungkapan? Dalam laporan keuangan istilah apakah
yang bisa digunakan untuk pengungkapan? Dan apa sajakah yang wajib diungkapkan
dalam laporan keuangan? Berikan contohnya!

JAWABAN UAS SEMINAR AKUNTANSI

1. PSAK 1 merupakan PSAK tentang penyajian laporan keuangan yang telah disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
 Komponen
(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d) laporan arus kas selama periode;
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
dan informasi penjelasan lain;
(ea) informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana
ditentukan dalam
paragraf 38 dan 38A; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
 Tujuan
Bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupu dengan
entitas lainnya.
Tujuan laporan keuangan yaitu memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
 Ruang lingkup
Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

 Karakteristik
A. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK:
- Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
- Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah
B. Kelangsungan Usaha
- Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi.
C. Dasar akrual
D. Material dan agregasi
E. Saling hapus
F. Frekuensi laporan  tahunan
G. Informasi komparatif  periode sebelumnya
H. Konsistensi penyajian  penyajian dan klasifikasi

2. PSAK Untuk Pajak Penghasilan


a) PSAK 46 adalah PSAK yang mengatur bagaimana entitas melaporan pajak
penghasilan dalam laporan keuangan baik dalam laporan posisi keuangan maupun
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
b) 2 Perbedaan Utama:
1) Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau
liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya.
Perbedaan temporer dapat berupa:
 Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas
 Perbedaan temporer dapat dikurangkan - aset
Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak
tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak yang
berasal dari:
 pengakuan awal goodwill; atau
 pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi
yang:
 bukan transaksi kombinasi bisnis; dan
 pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba
kena pajak (rugi pajak).

Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada


entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan pengaturan bersama, maka
liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan paragraf 40.

2) Perbedaan permanen adalah perbedaan pengakuan pajak yang timbul


karena terjadi transaksi-transaksi pendapatan dan biaya yang diakui
menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal (pajak).
c) Contoh Perbedaan yang menyebabkan bedanya laba komersial dan fiksus
 Konsep penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan berbeda. Ini
merupakan hal yang wajar, mengingat tujuan dan pembuat kebijakan pada
kedua laporan keuangan tersebut juga berbeda. Pada akuntansi atau
komersial, pendapatan (revenue) dan penghasilan (income) adalah hal
yang berbeda, tetapi keduanya masuk dalam laporan keuangan, sedangkan
di dalam akuntansi pajak atau fiskal pendapatan adalah penghasilan.
Definisi pendapatan menurut IFRS dalam IAS 18, Pendapatan atau
revenue adalah arus masuk bruto atas manfaat ekonomi selama periode
tertentu yang timbul dari aktivitas biasa dari suatu perusahaan atau entitas
di mana arus kas masuk tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas, selain
dari peningkatan yang terkait kontribusi dari para pemilik modal.
 Menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan,
“penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh oleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia atau luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan
Wajib Pajak dengan nama serta dalam bentuk apapun.”
3. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kerangka Pemikiran adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan dari awal, proses
pelaksanaan, hingga akhir. Kerangka berpikir dapat disusun dalam bentuk kalimat-
kalimat atau digambarkan sebagai sebuah diagram, yang merupakan inti sari dari teori
yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah
dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah
yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. seorang
peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran
yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara
terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.
Hipotesis dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal
dari bahasa Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti
pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari
pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya.
4. Rumusan Masalah & Tinjauan Pustaka
Rumusan Masalah
Hal-hal yang terdapat dalam rumusan masalah yaitu:
 Masalah, Masalah dalam penelitian merupakan dasar seseorang untuk melakukan
penelitian. Dengan adanya masalah tersebut, peneliti telah melakukan langkah awal
dalam penelitian.
 Pertanyaan Penelitian, Biasanya masalah penelitian awalnya diajukan dalam bentuk
pertanyaan yang menjadi fokus penelitian dari peneliti.
 Karakteristik Pertanyaan yang Baik, Setelah pertanyaan penelitian telah dirumuskan,
maka para peneliti harus mengubahnya menjadi pertanyaan yang baik. Ada 4
karakteristik pertanyaan itu baik, diantaranya adalah sebagai berikut: Pertanyaan
penelitian harus layak, Pertanyaan penelitian harus jelas, Pertannyaan penelitian
harus signifikan, Petanyaannya harus menyelidiki suatu hubungan.
 Sumber untuk Memperoleh Masalah, Sumber-sumber masalah penelitian dapat
diperoleh dari pengamatan terhadap berbagai kegiatan manusia. Hal ini dapat
dilakukan melalui bacaan, analisis bidang pengetahuan, ulangan serta perluasan
penelitian, cabang studi yang dikerjakan, pengalaman dan catatan pribadi, praktik
serta keinginan masyarakat, bidang spesialisasi, pelajaran dan mata pelajaran yang
sedang diikuti, pengamatan terhadap alam sekitar serta diskusi-diskusi ilmiah.
 Cara Merumuskan Masalah, Setelah diidentifikasi dan dipilih maka masalah tersebut
harus dirumuskan. Pada umumnya rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi
tersebut:
o Rumusan masalah hendaklah jelas dan padat.
o Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
o Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
o Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
o Masalah harus menjadi dasar untuk penetapan judul penelitian.
Dalam merumuskan masalah, hindarkan membuat rumusan masalah yang terlalu
umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal maupun terlalu argumentatif. Selain itu
masalah ilmiah tidak boleh dalam bentuk pertanyaan etika atau moral, masalah yang
mengandung emosi dan prasangka. (S. Nasution, 2003 : 18-19).
Tinjauan Pustaka
Setelah masalah dirumuskan, maka selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-
konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian
yang akan dilakukan. Landasan itu perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar
yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan tersebut maka harus
melakukan penelaahan kepustakaan. Berikut Hal-Hal yang harus ada dalam Tinjauan
Pustaka.
 Ketepatan, sumber pustaka yang menjadi pijakan pembahasan yang dipilih harus
memiliki kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan derajat
kesesuaian antara masalah dengan sumber pendukungnya, atau variabel penelitian
yang sedang dikaji sesuai betul dengan referensi yang menjadi rujukan.
 Kejelasan, Hal kejelasan ini sangat terkait dengan apakah si peneliti dapat
memahami betul hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini peneliti
memahami masalah atau variabel penelitian.
 Empiris atau Alamiah, Berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat terkait
dengan temuan aktual (temuan lapangan) yang didapatkan bukan pendapat
semata. Dukungan empiris yang berasal dari lapangan secara reliabel dan shahih
dapat meningkatkan keakuratan kajian.
 Kemutakhiran, ini terkait dengan penutipan dari sumber-sumber yang terbaru, up
to date. sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan pada hasil-hasil penelitian
terkini pula.
 Relevansi, ini terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan dengan variabel-
variabel dan hipotesis-hipotesis yang jadi perhatian peneliti.
 Organisasi, kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini adalah berkenaan
dengan keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik yang
mencakup pendahuluan, bagian dan ringkasan. Penataan atau penyusunan tata
tulis dilakukan secara sistematis sehingga terjadi hubungan logis.
 Menyakinkan, perihal ini berkenaan dengan apakah kajian pustaka itu membantu
peneliti atau penulis memahami benar masalahnya sehingga mampu menyakinkan
orang lain.
5. Pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis,
pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian
informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan. Pengungkapan laporan
keuangan dalam arti luas berarti penyampaian informasi. Menurut para akuntan,
pengungkapan laporan keuangan ialah penyampaian informasi keuangan tentang suatu
perusahaan di dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan. Pengungkapan
diwajibkan untuk tujuan melindungi, informatif, atau melayani kebutuhan khusus.
Misalnya:
Penjelasan singkat berbentuk tanda kurung mengikuti suatu pos dapat dijadikan cara
untuk mengungkapkan informasi. Metode akuntansi, makna suatu istilah termasuk suatu
unsur, penilaian alternatif, dan acuan adalah informasi yang dapat disajikan dalam tanda
kurung. Pengungkapan dalam bentuk tanda kurung lebih merupakan konvensi daripada
sebagai ketentuan standar akuntansi.
Berikut ini adalah beberapa contoh pengungkapan dengan cara ini:
Persediaan Barang (Rp 1.500.000) ........ Rp 1.000.000
Piutang Wesel (Rp 100.000) ................... Rp 700.000

Anda mungkin juga menyukai