Anda di halaman 1dari 7

CALK

A. Profile Auditee
PT Kertas Makmur adalah Perusahaan Terbatas yang didirikan oleh 2 orang pendiri yaitu
Bapak Pramedi Subagya sebagai Komisaris Utama, dan Bapak Bagus Kusuma sebagai
Komisaris pada tahun 2009, dengan pernyataan notaris Bapak Qomaruddin, SH, M.Kn
berdasarkan akta notaris nomor 026/PT-LTD/2018, yang berkedudukan di Jalan Kenangan
nomor 455 Yogyakarta.

PT. Kertas Makmur memiliki Modal Dasar sebesar Rp 150.000.000, yang terdiri dari Rp
112.500.000 modal Bapak Pramedi Subagya sebanyak 1.125 lembar saham dan Rp
37.500.000 modal bapak Hanif,sebanyak 375 lembar saham. Tidak ada perubahan
kepemilikan saham sejak pendirian sampai dengan tanggal 31 Desember 2018.

Manajemen PT. Kertas Makmur dikelola oleh Bapak Hermawan., SE.,Ak sebagai Direktur
Utama, Bapak Kuntadi, SE.,M.Ak sebagai Direktur Operasional dan Ibu Kurnia.,S.Ak M.Ak
sebagai Direktur Keuangan. PT. Kertas Makmur bergerak di bidang usaha Perdagangan
Kertas dan Alat Tulis Kantor.

Sesuai dengan akta tersebut susunan direksi dan komisaris adalah sebagai berikut :
1. Komisaris Utama : Pramedi Subagya, S.E., M.Ak (084123487652)
2. Komisaris : Bagus Kusuma, S.E., M.Ak. (084112233445)
3. Direktur Utama : Hermawan., S.E., Ak (084622334455)
4. Direktur Keuangan : Kuntadi, S.E., M.Ak. (084233445566)
5. Direktur SDM : Hendriawan, S.E (084445566788)
6. Direktur Produksi : Firmansyah., SE (084445566789)
7. Manajer Akuntansi : Kurnia, S.Ak., M.Ak (084966778899)
B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas
Deskripsi Tugas
1. Direktur Utama :
a. Memimpin perusahaan mencapai kemajuan yang direncanakan lima tahunan sesuai
rencana pengembangan 25 tahun kedepan.
b. Mengendalikan seluruh jalannya organisasi sesuai kebijakan dan SOP yang telah
ditetapkan.
2. Direktur Keuangan :
a. Menyusun anggaran dan menyajikan laporan keuangan berkala serta laporan
anggaran.
b. Merencanakan dan mengendalikan kebutuhan pendanaan dan pengeluaran
perusahaan.
c. Menjamin ketersediaan dana dan keberlangsungan operasional perusahaan.
d. Merencanakan dan menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana secara efisien dan
efektif.
3. Direktur SDM
a. Merekrut SDM yang berkualitas secara efektif dan efisien.
b. Mengembangkan keahlian dan kesejahteraan pegawai.
c. Melakukan riset kebutuhan pasar dan menciptakan inovasi produk baru yang
memiliki keunggulan kompetitif.
4. Direktur Produksi
a. Menjamin proses produksi yang berkualitas efisien dan tepat waktu
b. Mengembangkan produk yang kompetitif dan bernilai tambah untuk menjamin
keberlanjutan perusahaan
c. Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut pemasaran.
C. Kebijakan Akuntansi
1. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
a. Sesuai dengan persyaratan dan kriteria Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP), Perusahaan PT. Kertas Makmur memenuhi
kriteria sebagai entitas tanpa akuntanbilitas public.
b. Apabila dibandingkan dengan persyaratan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku maka persyaratan SAK ETAP lebih sederhana.
c. Perusahaan memilih untuk menetapkan SAK ETAP, dengan pertimbangan bahwa
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP masih
mampu mencerminkan subtansi ekonomi dari kegiatan operasi dan bisnis perusahaan.
Pertimbangan lainnya adalah biaya dan manfaat dalam penyusunan laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP lebih efisien bagi perusahaan.
d. Meskpiun persyaratan dalam SAK ETAP lebih sederhana dibandingkan dengan SAK
yang diterapkan sebelumnya maupun perkembangan terkini SAK tersebut, namun
perusahaan perseroan tetap mengedepankan penyajian wajar dan pengungkapan
secara penuh atas informasi keuangan yang relevan dan andal bagi pemakai
sebagaimana disyaratkan oleh standar tersebut. Oleh karena itu tujuan penyajian
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan sebagain besar pemakai tetap harus
dipenuhi.
2. Pernyataan Kepatuhan Terhadap SAK ETAP.
Manajemen Perusahaan menyatakan bahwa laporan keuangan 2021 telah disajikan sesuai dengan
SAK ETAP dan telah memenuhi semua persyaratannya.
3. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan.
a. Laporan keuangan perusahaan terdiri dari Neraca, Laporan Laba (Rugi), Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
b. Laporan Keuangan disusun berdasarkan basis kesinambungan usaha dan biaya historis.
Laporan keuangan juga disusun berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas yang
disusun berdasarkan basis kas.
c. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas,
yang menunjukka secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat
likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan
investasi atau lainnya. Investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan
segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Cerukan
bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika
cerukan bank dapat ditarik sewaktu – waktu dan merupakan bagian tak terpisahkan dari
pengelelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut termasuk komponen kas dan setara kas.
d. Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak
langsung.
4. Mata Uang Pelaporan, Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
a. Mata uang pelaporan yang digunakan oleh entitas adalah mata uang Rupiah (Rp). Mata uang
Rupiah digunakan karena memenuhi indikator sebagai mata uang fungsional yaitu indikator
arus kas, indikator harga jual, dan indikator beban.
b. Pembukaan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Sedangkan transaksi
dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan kurs tunai (spot rate) pada saat
terjadinya transaksi. Tanggal transaksi adalah tanggal dimana transaksi pertama kali
memenuhi syarat pengakuan sesuai dengan SAK ETAP.
c. Pada tanggal pelaporan, saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan
ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs nilai tengah Bank Indonesia yang berlaku pada
tanggal laporan keuangan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dibebankan
atau dikreditkan pada laporan laba (rugi) tahun berjalan.
5. Kas dan Setara Kas
a. Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu – waktu bisa dicairkan dan
investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau
kurang.
b. Kas dan deposito dan berjangka yang dibatasi penggunakan, disajikan sebagai “Aset yang
dibatasi penggunaannya” dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatub tempo yaitu pada saat
selesai pembatasan penggunaannya.
6. Piutang Usaha
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penurunan nilai yang
dibentuk sebesar estimasi penyisihan piutang tak tertagih (cadangan kerugian piutang).
Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan pengalaman, prospek usaha dan industri,
kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan membayar debitur, dan agunan
yang dikuasai. Piutang usaha disajikan menurut piutang pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dan pihak ketiga. Perhitungan Cadangan kerugian piutang menggunakan metode aging
dengan ketentuan sebagai berikut :

Umur Piutang Pencadangan Piutang tidak tertagih


0 – 30 hari 0%
31 – 60 hari 1%
61 – 90 hari 5%
90 – 120 hari 50%
Lebih dari 120 hari 100%

Piutang dihapuskan diakui pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
7. Persediaan Barang dagangan
Persediaan barang dinyatakan dengan sebesar nilai pengorbanan untuk memperoleh persediaan
hingga siap untuk digunakan dalam proses produk. Penilaiaan persediaan barang dagangan
(produk jadi) menggunakan metode “MPKP” (Masuk Pertama Keluar Pertama)
8. Aset Tetap dan Penyusutan
a. Aset tetap disajiakn sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya
perolehan mencakup harga beli aset tetap termasuk biaya – biaya yang dapat diatribusikan
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang siap digunakan serta estimasi awal
biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi rekolasi. Pajak-pajak
yang dapat dikreditkan dan semua diskon dikurangkan dalam menentukan biaya perolehan.
Penyusutan dimulai pada aset tetap tersedia untuk digunakan dan berhenti ketika aset tetap
dihapuskan. Penyusutan tidak berhenti ketika aset tidak digunakan. Penyusutan diakui
sebagai beban dalam laporan laba rugi, kecuali memenuhi syarat untuk dikapitalisasi sebagai
perolehan suatu aset berdasarkan SAK ETAP.
b. Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) tanpa
nilai residu, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dan presentase penyusutan aset
tetap adalah sebgai berikut :

Jenis Aset Masa Maanfaat (%)


Bangunan 20 Tahun (5%)
Kendaraan 8 Tahun (12,5%)
Mesin 4 Tahun (25%)
Peralatan 4 Tahun (25%)

9. Pengakuan Pendapatn dan Bebas.


Pendapatan dan beban diakui dan dicatat pada saat timbulnya transaksi/kejadian (accrual
basis). Pendapatan diakui pada saat timbulnyahak, beban diakui pada saat timbulnya
kewajiban.

10. Pajak Penghasilan.


Perusahaan mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan
periode sebelumnya melibihi jumlah yang terutang untuk periode tersebut, perusahaan
harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset. Perusahaan tidak mengakui adanya pajak
tangguhan.
11. Transaksi dengan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu sebagai transaksi pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana diatur SAK ETAP Bab 28
“Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Dalam Laporan
Keuangan ini, istilah pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan entitas apabila:
a. Secara langsung, atau tidak langsung melalui satu atau lebih peranan, pihak tersebut:
1) Mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian Bersama
dengan entitas (termasuk entitas induk, entitas anak, dan fellow subsidiaries);
2) Memiliki kepemilikan di entitas yang memberikan pengaruh signifikan atas
entitas;
Atau
3) Memiliki pengendalian bersama atas entitas;
b. Pihak tersebut adalah entitas sosial dari entitas;
c. Pihak tersebut adalah joint ventures dimana entitas merupakan venturer;
d. Pihak tersebut adalah personel manajemen kunci entitas atau entitas induknya;
e. Pihak tersebut adalah keluarga dekat dari setiap orang yang diuraikan dalam (a.) atau
(d.);
f. Pihak tersebut adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau
dipengaruhi secara signifikan oleh, atau memiliki hak suara secara signifikan, secara
langsung atau tidak langsung, setiap orang yang diuraikan dalam (d.) atau e.); atau
g. Pihak tersebut adalah program imbalan pasca kerja untuk imbalan pekerja entitas,
atau setiap entitas yang mempunyai hubungan istimewa dengan entitas tersebut.

Semua transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa


dengan persyaratan dan kondisi yang sama atau berbeda apabila dilakukan dengan pihak
ketiga telah diungkapkan dalam laporan keuangan.

12. Imbalan Pasca Kerja.


Perusahaan belum mengakui kewajiban imbalan pasca kerja sebagimana diatur dalam
SAK ETAP Bab 23 “Imbalan Kerja” Pengakuan kewajiban tersebut didasarkan pada
ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Dalam ketentuan tersebut,
Perusahaan diwajibkan untuk membayar imbalan kerja kepada karyawannya pada saat
mereka berhenti bekerja dalam hal mengundurkan diri, pension normal, meninggal dunia,
dan cacat tetap. Besarnya imbalan pasca kerja tersebut berdasarkan lamanya masa kerja
dan kompensasi karyawan pada penyelesaian hubungan kerja. Pada dasarnya imbalan
kerja berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. XX/2003 adalah program imbalan pasti.

13. Kewajiban Kontijensi.


Kewajiban kontijensi merupakan kewajiban potensial yang belum pasti, perusahaan tidak
mengikuti kewajiban kontijensi sebagai kewajiban. Kewajiban kontijensi diungkapkan
pada tanggal pelaporan, uraian dan sifat kontijensi jika praktis dilakukan.
5

Anda mungkin juga menyukai