Varanus komodoensis
Nama : Benedikta Anggiana Lando
NIM : 1701040033
Kelas/Semester : Biologi A/VIII
FOSIL HIDUP
Fosil Hidup adalah sebutan bagi hewan atau tumbuhan yang
dianggap sudah punah dan menjadi fosil, tetapi pada
kenyataanya masih hidup. Sebutan in dapat pula dikenakan bagi
hewan/tumbuhan yang diketahui telah ada jutaan tahun lalu
dengan bentuk yang tidak mengalami banyak perubahan dengan
peninggalan fosilnya.
Komodo (Varanus komodoensis)
STATUS KONSERVASI DAN HABITAT TAKSONOMI
Menggali
◦ Komodo juga termasuk hewan Karnivora ◦ Mangsa komodo muda diantaranya, serangga, telur, mamalia
dan reptilian kecil
◦ Air liur komodo membantu untuk menelan
mangsanya. ◦ Komodo memiliki metabolism yang lamban sehingga
komodo besar dapat bertahan hanya dengan makan sekali
◦ Untuk menghindari penyumbatan udara ketika sebulan.
menelan komodo bernapas melalui sebuah
salurankecil di bawah lidah yang berhubungan ◦ Setelah daging mangsanya tercerna, komodo memuntahkan
dengan paru-paru sisa-sisa tanduk, rambut dan gigi mangsanya dalam
gumpalan-gumpalan bercampur lender berbau busuk.
◦ Rahang komodo dapat dibuka lebar karena
memiliki otot tengkoraknya yang lentur, membatu
komodo menelan melahap mangsa yang besar
hingga 80% dari bobot tubuhnya dalam sekali
makan
Bisa dan Bakteri
◦ Jika terkena gigitan komodo tidak langsung dapat
◦ Selain mengandung bisa, air liur komodo membunuh korban, tetapi mangsa yang sudah
mengandung beragam bakteri mematikan. terkena infeksi akan mati dalam waktu sehari atau
◦ Lebih dari 28 bakteri gram negative dan 29 gram seminggu
bakteri gram positif telah diisolasi dari air lir
komodo
◦ Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan Septikemia
pada korbannya
◦ Septikemia adalah kondisi mendis serius yang
mana terjadi peradangan diseluruh tubh yang
disebabkan oleh infeksi
◦ Bakteri yang paling mematikan di air liur komodo
diperkirakan adalah bakteri Pasteurella multocida
Reproduksi ◦ Kopulasi terjadi ketika jantan memasukkan salah satu
hemipenisnya ke kloaka betina.
◦ Komodo bersifat monogamous dan membentuk
◦ Mei hingga Agustus merupakan rentang masa “pasangan”, suatu sifat langka untuk kadal.
musim kawin komodo
◦ Komodo betina biasanya meletakkan telurnya di lubang
◦ Komodo jantan saling berkelahi untuk tanah, bekas sarang burung, cekungan di tebing bukit.
memperebutkan btina dan daerah kekuasannya. Sarang komodo rata-rata berisi 20 telur
◦ Komodo betina bersifat antagonis dan melawan ◦ Masa betina mengerami telurnya selama 7-8 bulan.
dengan gigi dan cakar mereka selama awal fase
berpasangan. ◦ Anak komodo menggunakan gigi telur untuk menyobek
cangkang telurnya saat proses penetasan.
◦ Selanjutnya, jantan harus sepenuhnya
mengendalikan betina selama bersetubuh agar ◦ Komodo muda menghabiskan tahun-tahun pertamanya di
tidak terluka. atas pohon untuk menghindar fari predator dan komodo
dewasa yang kanibal.
◦ Selama perkawinan, jantan menggosokkan dagu
pada si betina, menggaruk pada punggung dan
menjilat.
Evolusi komodo
Evolusi
◦ Perkembangan evolusi komodo di mulai dengan marga
Varanus. Muncul di Asia sekitar 40 juta tahun lalu kemudia
bermigrasi ke Australia.
◦ Sekitar 15 juta tahun lalu, pertemuan lempeng benua Australia
da Asia tengga memungkinkan para biawak bergerak menuju
wilayah yang sekarang dikenal sebagai Nusantara.
◦ Komodo di yakini berevolusi dari nenek moyang Australianya
pada sekitar 4 juta tahun lalu dan menyebar ke timur hingga
sejauh timor
Komodo dan Manusia
◦ Komodo pertama kali disokumentasikan oleh orang eropa pada tahun 1910
◦ Pieter Antonie Ouwens pada tahun 1912 menerbitkan jurnal tentang komodo
setelah menerima foto dan kulit reptile ini.
◦ Komodo adalah faktor pendorong dilakukannya ekspedisi ke Pulau Komodo oleh
W. Dounglas Burden pada tahun 1926.
◦ Setelah kembali dengan 12 specimen yang diawetkan dan 2 ekor komodo hidup.
◦ W. Douglas Burden adalah orang pertama yang memberikan nama “Komodo
dragon” kepada reptile ini.
◦ Tiga dari specimen komodo yang diperolehnya diawetkan menjadi hewan
pajangan dan hingga kini masih di simpan di Museum Sejarah Alam Amerika
◦ Ekspedisi komodo terhenti semasa perang Dunia II dan tak dilanjutkan sampai
tahun 1950an dan 1960an, saat dilakukan penelitian terhadap perilaku makan,
reproduksi dan temperature suhu komodo.
◦ Ekspedisi lain yang dilakukan oleh Auffenberg, yang tinggal selama 11 bulan di
Pulau Komodo pada tahun 1969. putra sastrawan sebagai asisten berhasil
menangkap dan menandai lebih dari 50 ekor komodo.
◦ Hasil ekspedisi ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya penangkaran
komodo.
◦ Penelitian berikutnya kemudia memberikan gambaran lebih jelas mengenai sifa-
sifat alami komodo sehingga para biolog seperti Claudio Ciofi dapat melanjutkan
kajian yan glebih mendalam.
Konservasi
◦ Komodo di kategorikan sebagai spesies rentan dalam IUCN ◦ Aktivitas Vulkanis, gempa bumi, kerusakan
Red List. habitat, kebakaran (populasi komodo di
◦ Sekitar 4000-5000 ekor komodo masih hidup di alam liar. Pulau Padar hampir punah karena
kebakaran alami)
◦ Populasi ini terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca (1.300
◦ Berkurangnya mangsa, meningkatnya
ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo (1.700)
pariwisata, dan perburuan gelap, membuat
dan Floren kurang lebih 2000 ekor., akan tetapi diperkirakan
komodo semakin rentan punah
hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat
berkembang biak. ◦ CITES ( the convention on International
◦ Pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Trade in Endangered Species) menetapkan
Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo bahwa perdagangan komodo, baik kulit
dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, maupun bagian bagian lain adalah Ilegal
Rinca, dan Padar kemudian ditetapkan pulau Cagar Alman
Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu
pelestarian Komodo.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Benedikta Anggiana Lando (1701040033)