Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR KERJA

1. Kualitas Udara

a. Susun Peralatan Pengambilan Contoh Uji seperti pada Gambar 1 dan tempatkan pada posisi
dan lokasi pengukuran menurut metode penentuan lokasi pengambilan contoh uji
pemantauan kualitas udara ambien sesuai SNI 7119.6;
b. Masukkan larutan penjerap SO2 sebanyak 10 mL ke masing-masing botol penjerap. Lindungi
botol penjerap dari sinar matahari langsung dengan alumunium foil;
c. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,5 L/menit,setelah stabil catat
laju alir awal dan pantaulaju alir udarasekurang-kurangnya 15 menit sekali;
d. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperature serta tekanan udara;
e. Setelah 1 jam matikan pompa penghisap;
f. Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk menghilangkan
pengganggu.
CATATAN
a) faktor meteorologi (arah dan kecepatan angin),
b) faktor geografi seperti topografi, dan
c) tata guna lahan.

Acuan Panduan

 Permenakertrans No. 13 Tahun 2011


 SNI 19-7119.6-2005

2. Kecepatan Angin, Intensitas Cahaya dan Kebisingan

a. Untuk pengukuran kecepatan angin dilakukan pengukuran berulang hingga 10 kali engan
rentang waktu 6 menit selama 1 jam. Data yang diperoleh dirata-ratakan per jumlah data
yang hingga diperoleh hasilpengukuran kecepatan angin.

b. Untuk pengukuran intensitas cahaya dilakukan pengukuran berdasarkan luas ruangan. Jika
luas ruangan < 10 m2 , maka dilakukan pengukuran tiap perpotongan 1 m. Jika luas ruangan
10-100 m2 , maka dilakukan pengukuran tiap perpotongan 3 m. Jika luas ruangan > 100 m 2 ,
maka dilakukan pengukuran tiap perpotongan 6 m. data yang diperoleh kemudian dirata-
ratakan per jumlah data hingga diperoleh hasil pengukuran intensitas cahaya.

1m

1m

1m
Gambar 1. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang
dari 10 m2

3m

3m

3m

3m

3m 3m 3m 3m

Gambar 2. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10


m2 – 100 m2

CATATAN Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan
dilakukan.
Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.

c. Pengukuran Kebisingan Lingkungan


Tingkat tekanan bunyi diukur dengan alat sound level meter yang mempunyai kelengkapan
Leq A dengan rentang waktu tertentu pada pembobotan waktu S. Tekanan bunyi
menyentuh membran mikropon pada alat, sinyal bunyi diubah menjadi sinyal listrik
dilewatkan pada filter pembobotan (weighting network), sinyal dikuatkan oleh amplifier
diteruskan pada layar hingga dapat terbaca tingkat intensitas bunyi yang terukur.
Untuk pengukuran kebisingan,dilakukan pengukuran berulang dengan rentang waktu tiap 5
detik selama 10 menit. Untuk getaran mekanis di lingkungan Lokasi yang akan diukur lantai
atau tanah

Acuan Panduan

 Permenakertrans No. 13 Tahun 2011


 PP 41 Tahun 1999
 Kepmen LH 48/1996
 Permen Perburuhan No.7/1964
 SNI 7231:2009
 SNI 16-7062-2004

3. Kualitas Air
Lakukan pengambilan contoh pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan
penerima.

Pengambilan contoh untuk pengujian kualitas air


a. siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan;
b. bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;
c. ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dalam penampung
sementara, kemudian homogenkan;
d. masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
e. lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan daya hantar listrik, pH
dan oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;
f. hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus;
g. pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan pengawetan.

Pengambilan contoh untuk pengujian oksigen terlarut Pengambilan contoh dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu: Cara langsung
a. Gunakan alat DO meter.
b. Cara pengoperasian alat, lihat petunjuk kerja alat.
c. Nilai oksigen terlarut dapat langsung terbaca.

Cara tidak langsung


Cara umum
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan cara titrasi, sebagai berikut:
a. siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang diketahui serta dilengkapi dengan tutup
asah;
b. celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah dengan aliran
air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan
menggunakan sifon;

c. isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama
pengisian, kemudian botol ditutup;
d. contoh siap untuk dianalisa.
Acuan Panduan

 permenkes No. 32 Tahun 2017


 Pergub Sulsel No. 69 Tahun 2010
 Permen LH No.5 Tahun 2014
 PP No. 82 Tahun 2001
 SNI 6989.57:2008

Anda mungkin juga menyukai