Anda di halaman 1dari 153

METODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN

DAFTAR ISI

BAB I PEKERJAAN PERSIAPAN ................................................................................................................. 1

BAB II PEMATANGAN TANAH ................................................................................................................... 5

BAB III PEKERJAAN BANGUNAN INDOOR ........................................................................................... 13

BAB IV PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAKET IPA Kap. 10 L/Det .............................................. 37

BAB V PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL ....................................................................... 49

BAB VI PEKERJAAN RESERVOIR FUSHION BONDED EPOXY 200 M3............................................. 57

BAB VII PENGADAAN DAN PEMASANGAN WATER METER INDUK............................................... 67

BAB VIII PEKERJAAN SLUDGE DRYING BED (SDB) ........................................................................... 76

BAB IX PEKERJAAN BAK FLOWMETER ............................................................................................... 86

BAB X PEKERJAAN TEFLON LINING UNTUK TANGKI RESIN ......................................................... 92

BAB XI PEKERJAAN RUMAH GENSET DAN RUMAH JAGA .............................................................. 94

BAB XII PEKERJAAN LANDSCAPING................................................................................................... 123

BAB XIII KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ............................................................... 146

BAB XIV PEKERJAAN PENYELESAIAN ............................................................................................... 149

PENUTUP ..................................................................................................................................................... 151


METODE PELAKSANAAN

BAB I PEKERJAAN PERSIAPAN

Mengingat pelaksanaan pekerjaan merupakan pekerjaan yang kompleks, maka perlu penyusunan
jadwal agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang sudah di tentukan.

I.1. Pembersihan Lapangan dan Perataan


Pembersihan Lapangan dan Perataan ini berguna untuk
memastikan bahwa area kerja terbebas dari unsur–
unsur yang dapat menggangu kelancaran pekerjaan.
Misalnya sisa bangunan lama maupun pepohonan yang
terdapat dengan disekitar/diwilayah kerja.

Sebelum pekerjaan pembersihan Lapangan dan


Perataan dilaksanakan, dilakukan koordinasi dengan
Gambar I.1 Ilustrasi Pembersihan Lokasi
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, rompi
pelampung, helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker, tali pengaman dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Semua Peralatan dan perlengkapan
untuk pembersihan lapangan dan Perataan disediakan terlebih dulu di lokasi pekerjaan. Seperti:
gambar kerja, sekop, cangkul dan alat bantu lainnya sesuai dengan kebutuhan. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja

Tahapan pekerjaan pembersihan lapangan dan perataan terdiri dari:


(1) Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar–akar pohon di dalam daerah batas pekerjaan
harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas–batas ini yang
diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang
tertera di dalam syarat–syarat khusus dan gambar rencana.
(2) Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira–kira kedalaman 20 cm dan
ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
(3) Bila dinyatakan dalam syarat–syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi
Teknis/Lapangan bahwa pepohonan rindang dan tanaman ornament tertentu akan
dipertahankan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan.
(4) Perpohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak merusak
pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar dan
sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah permukaan tanah
asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah). Bersama –
sama dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang
tidak terlihat dari tempat pekerjaan.
(5) Pada pelaksanaan pembersihan berhati–hati untuk tidak menggangu setiap patok – patok
pengukuran, pipa – pipa atau tanda–tanda lainnya.
(6) Apabila terdapat pemukaan tanah yang tidak rata maka akan dilanjutkan dengan pekerjaan
perataan.
(7) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
(8) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
(9) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 1


METODE PELAKSANAAN

I.2. Pekerjaan Pembuatan Kantor, Los Kerja dan Gudang


Sebelum pekerjaan pembuatan kantor, los kerja dan gudang, dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesehatan serta perlengkapan keamanan, seperti: helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pembuatan kantor, los kerja dan gudang disediakan
terlebih dulu di lokasi pekerjaan. Seperti: gambar kerja, alat bantu ukur waterpass, alat ukur
meteran sesuai dengan kebutuhan serta alat pertukangan lainnya seperti Palu, Gergaji dan lain–
lain. Bahan yang akan digunakan berupa Dolken dia.8-10/400 cm, Kayu kelas III, Semen
Portland, Pasir Beton, Koral Beton, Seng Gelombang dan Seng Pelat. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 30 Pekerja.

Tahapan pekerjaan pembuatan kantor, los kerja dan gudang terdiri dari:
(1) Pekerjaan ini dilaksanakan untuk menunjang kinerja tenaga ahli ataupun sebagai ruang rapat
sementara pada saat pelaksanaan pekerjaan sehingga pengawasan serta pengecekan proyek
selalu terkondisi.
(2) Kantor, Los Kerja dan Gudang sementara ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga
dapat dijangkau para pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan
(3) Bahan – bahan utama atau bahan–bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan,
harus disimpan didalam Gudang yang cukup menjamin perlindungan.
(4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
(5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
(6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

I.3. Pekerjaan Bowplank


Setelah pekerjaan pangukuran (survey) lokasi proyek
selesai, keterangan titik ketinggian peil dan sudut–
sudut fisik bangunan sudah didapatkan, maka pekerjaan
selanjutnya adalah Pekerjaan Bowplank, Bowplank
sendiri merupakan patok kayu sementara yang
berfungsi untuk menentukan titik As bangunan yang
akan dibangun. Sebelum pekerjaan Bowplank
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah Gambar I.2 Pekerjaan Bowplank
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan,
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesehatan serta perlengkapan keamanan, seperti: helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan bowplank disediakan terlebih dulu di lokasi
pekerjaan. Seperti: gambar kerja, alat bantu ukur Theodolite dan Waterpass serta alat Ukur
Meteran sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dibutuhkan juga alat bantu pertukangan lainnya
seperti Palu, Gergaji dan lain–lain. Bahan yang akan digunakan berupa Kaso 5/7 (Kayu Kelas
III), Papan 3/20 (Kayu Kelas III) dan Paku 5-7 cm. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini adalah 20 orang pekerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 2


METODE PELAKSANAAN

Tahapan pekerjaan Bowplank terdiri dari:


(1) Bowplank dipasang sebagai pedoman ketinggian dan kesikuan bangunan.
(2) Tiang Bowplank harus dipasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya, dan
dipasang waterpass dengan sudut–sudutnya harus siku.
(3) Untuk penentuan as bangunan, ditandai dengan paku pada papan bowplank.
(4) Bowplank berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian.
(5) Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang (horizontal), dengan papan Bowplank lainnya.
(6) Letak kedudukan Bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
(7) Garis benang Bowplank merupakan garis tengah dari pondasi & dinding bata.
(8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
(9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
(10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

I.4. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan transportasi peralatan dan material yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket
pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam
rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan
telah selesai ke tempat semula.
Cara Pelaksanaan:
(1) Penyediaan Peralatan dan Personil.
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan kebutuhan seperti
yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebelum mobilisasi
dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan
peralatan maupun personil atas tanggungan penyedia jasa.
(2) Program dan Pemberitahuan
Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang dilengkapi
dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan didatangkan. Penyedia Jasa
harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan maupun
pengangkutan kembali peralatan dan personil. Penyedia jasa harus meminta persetujuan
direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personil Semua peralatan
yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari
areal pekerjaan dengan seijin direksi.

I.5. Pengecekan Kedalaman Tanah Keras (sondir)


Tes sondir berfungsi untuk mengetahui di mana kedalaman tanah
keras yang dapat memperkirakan seberapa kuat tanah di area tersebut
untuk menahan beban atau bangunan yang berdiri di atasnya. Tes ini
dilakukan sebelum tahap pembangunan pondasi tiang pancang atau
jenis pondasi dalam lainnya. Sebelum melakukan tes sondir
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya
pekerjaan dilakukan. Pelaksanaan pengujian sondi melibatkan tim
teknis yang berkompeten dibidangnya dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan. Metode sondir atau sounding untuk pengukuran
tanah terdiri dari tahap penekanan suatu tiang pancang untuk Gambar I.3. Tes Sondir
mengetahui tahanan geser atau penetrasinya. Alat pancang dapat

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 3


METODE PELAKSANAAN

menggunakan pipa bulat atau tiang bulat tertutup dengan bagian ujung menyerupai kerucut atau
suatu tabung untuk mengambil contoh tanah. Tanah yang diambil tersebut akan diteliti untuk
memperkirakan sifat–sifat fisis pada lokasi dan strate dengan variasi tahanan pada saat
pemacangan alat pancang tadi. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 4


METODE PELAKSANAAN

BAB II PEMATANGAN TANAH

II.1 PEKERJAAN TANAH


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan
hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan
dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar II.1 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman
pada galian.

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
5 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari:
1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.

Gambar II.2 metode pembuangan dan penumpukan tanah galian


5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan
Galian Tanah rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 5


METODE PELAKSANAAN

Gambar II.3 Tipe Galian


9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi Galian
miringTanah
dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Buangan Tanah
Sebelum pekerjaan Buangan Tanah Sisa dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar II4
Pekerjaan Buangan Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan).

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
5 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Buangan Tanah terdiri dari:


1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 6


METODE PELAKSANAAN

3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Pekerjaan Timbunan Tanah


Sebelum pekerjaan Timbunan Tanah dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Gambar II.5
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta Pekerjaan Timbunan Tanah
perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk
mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator serta alat bantu pertukangan standar seperti sekop,
cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
buangan tanah sisa pada perpipaan antar bangunan adalah 4 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan timbunan biasa terdiri dari:


1) Pekerjaan timbunan tanah biasa ini akan menggunakan material dari sumber galian atau
didatangkan dari luar lokasi pekerjaan yang merupakan timbunan biasa yang telah
mendapat izin sebelumnya oleh Direksi Lapangan.
2) Penimbunan material ini dilakukan bertahap lapis demi lapis
3) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Pemadatan Tanah
Sebelum pekerjaan pemadatan tanah dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah buldoser, tandem roller dan alat
bantu pertukangan standar misalnya sekop, cangkul, kereta sorong, alat ukur dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja

Tahapan pekerjaan pemadatan tanah terdiri dari:

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 7


METODE PELAKSANAAN

1) Pemadatan Tanah adalah Proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan
salah satu cara mekanis (menggilas/memukul/mengolah)
2) Tanah yang digunakan adalah tanah hasil galian yang telah lulus uji laboratorium dan telah
memenuhi syarat dan spesifikasi teknik dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
3) Material tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
4) Pengukuran dan pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan,
dimana harus bebas dari material organic dan anorganik.
5) Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih
dahulu.
6) Tanah dihampar kemudian diratakan dengan buldoser, kemudian hasil hamparan tanah
disiram air dengan menggunakan tamper lalu dipadatkan dengan tandem roller sampai
mencapai ketebalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi Teknik.

Gambar II.6 contoh Pekerjaan Pemadatan Tanah dengan buldoser dan tandem roller
7) Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum
30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% dari kepadatan sampai kering
maksimum seperti yang tertera dalam AASHTO T99.
8) Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik, Apabila hujan pemadatan harus
dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum.
9) Melakukan pengujian timbunan, pengujian tespit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan
kepadatan dari timbunan.
10) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
11) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
12) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

II.2 PEKERJAAN PENAHAN TANAH


A. Persyaratan Bahan Untuk Pekerjaan Pasangan
1) Semen Portland
➢ Semen Portland yang dipakai secara umum harus persyaratan Peraturan Semen
Portland Indonesia NI-8 dan sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-2049-1994.
➢ Semen yang berasal dari pabrikan harus mendapatkan persetujuan oleh Direksi
Lapangan. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan acuan
normatif bila dianggap perlu oleh Direksi Lapangan.
➢ Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian.
2) Pasir
➢ Pasir yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan PUBI-1970 NI-3

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 8


METODE PELAKSANAAN

➢ Harus terdiri dari butir–butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
➢ Pasir harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan acuan normatif bila
dianggap perlu oleh Direksi Lapangan.
3) Bata Merah
➢ Bata Merah yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan NI-10 dan
sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-2049-2000
➢ Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaanya rata dan tidak menampakkan adanya retak – retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
➢ Ukuran bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm dengan toleransi
➢ Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang
merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus
mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm2
➢ Pembongkaran batu bata dari kendaraan pada saat pemasukan barang harus
dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
4) Air
➢ Air yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan PUBI 1970 - NI-3
➢ Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organis, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak proses pasangan bata
merah. Air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Lain – Lain
➢ Bahan – bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel, rooster,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi
Teknis/Lapangan atau seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.

B. Pasangan Batu Kali


Sebelum pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan, terlebih
dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
Gambar II.7
boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal – hal yang Pasangan Batu Kali
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air, dan lain-lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 50 orang pekerja
Persyaratan Bahan:
1) Pasir, Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah
sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian II.2.A.
2) Material Batu Kali dipilih yang keras, bermutu baik dan tidak cacat atau retak. Batu
berpenampang bulat/berpori besar dan tidak terbungkus lumpur.

Tahapan pekerjaan pasangan batu kali terdiri dari:


1) Lakukan pengukuran menggunakan theodolith untuk mendapatkan level yang tepat.
2) Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
3) Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4) Pembuatan adukan

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 9


METODE PELAKSANAAN

➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc: 4 psr
5) Basahi batu kali dengan air terlebih dahulu sebelum dipasang.
6) Pemasangan batu dilakukan sesuai tebal dan elevasi rencana. Pekerjaan pasangan ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga saling mengikat dan terkunci. Pekerjaan ini tidak
boleh dilakukan pada saat hujan lebat dan berintensitas tinggi.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

C. Pasangan Siar Benam


Sebelum pekerjaan pasangan siar benam dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 30 orang pekerja.

Persyaratan Bahan:
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
2.2.A.

Tahapan pekerjaan siar benam terdiri dari:


1) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc: 4 psr
2) Sebelum disiar bidang muka pasangan batu kali dibasahi terlebih dahulu dan dibersihkan
dari kotoran yang melekat pada pasangan.
3) Pekerjaan siar dalam dilakukan dengan masuk ke dalam 1 cm.
4) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
5) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
6) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
7) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 10


METODE PELAKSANAAN

D. Pasangan Plesteran 1:4


Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk Gambar II.8 Plesteran
mencegah hal – hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan
Plesteran adalah cangkul, sendok adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong
waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 35 orang pekerja.

Persyaratan Bahan:
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
2.2.A.

Tahapan pekerjaan plesteran 1:4 terdiri dari:


1) Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda debu,
minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
2) Pasangan bata atau permukaan beton yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan
air
3) Semua siar permukaan psangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik
5) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc: 4 psr
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap
yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir
hinggan mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 11


METODE PELAKSANAAN

12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 12


METODE PELAKSANAAN

BAB III PEKERJAAN BANGUNAN INDOOR

III.1 PEKERJAAN TANAH


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan,
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan,
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar III.1 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan
pengaman pada galian.

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan


1) Untuk Pondasi strauspall adalah 8 orang pekerja.
2) Untuk Pondasi telapak adalah 5 orang pekerja
3) Untuk Pile Cap adalah 5 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari:


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.

Gambar III.2 metode pembuangan dan penumpukan tanah galian


5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai
Galian dengan
Tanah rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu
juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan
selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 13


METODE PELAKSANAAN

8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.

Gambar III.3 Tipe Galian


9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisiGalian
miringTanah
dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan
aman. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian
yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Buangan Tanah Sisa


Sebelum pekerjaan Buangan Tanah Sisa dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar III.4
Pekerjaan Buangan Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan).

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan pada pekerjaan ini :
1) Untuk Pondasi strauspall adalah 6 orang pekerja.
2) Untuk Pondasi telapak adalah 1 orang pekerja
3) Untuk Pile Cap adalah 1 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Buangan Tanah Sisa terdiri dari :

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 14


METODE PELAKSANAAN

1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Timbunan Tanah Kembali


Sebelum pekerjaan Timbunan Tanah Kembali
dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K Gambar III.5 Contoh Timbunan
Tanah Kembali
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman
pada urugan tanah. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong
dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini:
1) Untuk Pondasi Telapak adalah 2 orang pekerja.
2) Untuk Bawah Lantai Bangunan adalah 12 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Timbunan Tanah kembali terdiri dari:


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat–cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 15


METODE PELAKSANAAN

8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan


dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
D. Timbunan Pasir Pondasi
Sebelum pekerjaan timbunan pasir dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan. Gambar III.6 Contoh Timbunan Pasir

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
timbunan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan
lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini:
1) Untuk Pondasi Telapak adalah 1 orang pekerja.
2) Untuk Bawah Lantai Bangunan adalah 3 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Timbunan Pasir terdiri dari:


1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Penimbunan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

III.2 PEKERJAAN PASANGAN


A. Pasangan Alumunium Composite Panel (ACP), KisiKisi Hollow

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 16


METODE PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan pasangan ACP dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi


dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah mesin
bor, mata kunci baut hexagon, mata obeng positif, sekrup pengunci, alat las. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah 15 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan pasangan ACP terdiri dari:


1) Jika Konstruksi Rangka Dudukan ACP dipasang pada Dinding yang terbuat dari
pasangan Batubata, maka Dinding Batubata tersebut harus diplester terlebih dahulu.
Minimal diplester tanpa Aci, atau sanggup juga di-aci. Supaya Konstruksi Rangka ini
tetap kuat mengikat ketika menahan beban rangka itu sendiri dan beban ACP nantinya,
serta tahan lama.
2) Rangka dudukan ACP menggunakan besi hollow.
3) Lakukan marking pada dinding batubata.
4) Satu persatu besi hollow (yang telah terpasang di bracket dengan dynabolt atai di join
dengan sistem pengelasan)/ bisa juga semua besi hollow di fabrikasi terlebih dahulu
(dengan sistem pengelasan)

Gambar III.7 Contoh Ilustrasi Pemasangan ACP

5) Setelah semua besi hollow terpasang, lakukan pengecekan ulang. Hal ini diharapkan
untuk memastikan kekuatan rangka dudukan tersebut sebelum ACP dipasang pada
rangka tersebut.
6) Lakukan Pemasangan Lembaran ACP pada Rangka Dudukan satu – persatu hingga
semua terpasang.
7) Lakukan penguncian pada bracket,
8) Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya.
9) Setelah semua rangka dudukan terpasang oleh Lembaran ACP, maka selesailah proses
pemasangan lembaran ACP
10) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
11) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
12) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pasangan Ukiran GRC


Sebelum pekerjaan pasangan ukiran GRC dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 17


METODE PELAKSANAAN

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah palu,
waterpass, unting-unting, meteran, cetok. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada
pekerjaan ini adalah 15 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan pasangan ukiran GRC terdiri dari :


1) Sesuaikan panel ukiran GRC yang akan dipasang dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
2) Lakukan marking di dinding kemudian pasang panel ukiran GRC dengan hati – hati di
tempat yang telah ditentukan.
3) Siapkan kayu usuk sebagai penyangga ukiran GRC di dinding. Ukiran GRC yang sudah
terpasang dengan dijepit oleh pasangan batu bata merah, setelah fix baru dikunci dengan
spesi.
4) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
5) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
6) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
7) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Pasangan bata merah


Sebelum pekerjaan pasangan bata merah dilaksanakan, terlebih
dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan Gambar III.7


Contoh Pasangan Bata
keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu boot, sarung
Merah
tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu pertukangan standar
untuk melaksanakan Pekerjaan Pasangan Bata Merah adalah benang, sendok semen, sekop,
siku rangka, pemotong bata, palu, bak spesi, cangkul, kereta sorong, alat lansekap, waterpass,
alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini :
1) Untuk Lantai 1 adalah 15 orang pekerja.
2) Untuk Lantai 2a adalah 15 orang pekerja
3) Untuk Lantai 2b adalah 15 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab II.2.A.

Tahapan pekerjaan pasangan bata merah terdiri dari :


8) Pengukuran harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar. Acuan vertical dan
horizontal menggunakan benang yang dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak
lurus.
9) Batu bata yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
10) Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 18


METODE PELAKSANAAN

11) Pembuatan adukan


➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
12) Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
13) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar – siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
14) Diberikan angkur untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom.
15) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam dalam dinding harus dibuat pahatan
yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
16) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
17) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
18) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
19) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Plesteran 1 : 4
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan


keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu boot, sarung Gambar III.8
Contoh Plesteran dan Acian
tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal
yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini :
1) Untuk Lantai 1 adalah 24 orang pekerja.
2) Untuk Lantai 2a adalah 24 orang pekerja
3) Untuk Lantai 2b adalah 24 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
II.2.A.

Tahapan pekerjaan plesteran 1:4 terdiri dari :


1) Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda debu,
minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 19


METODE PELAKSANAAN

2) Pasangan bata atau permukaan beton yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan
air
3) Semua siar permukaan psangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik
5) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap
yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir
hinggan mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

E. Lantai Keramik 30 x 30 cm, 40 x 40 cm


Sebelum pekerjaan Lantai Keramik dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar III.9
Contoh Pemasangan Lantai Keramik
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah alat pemotong keramik, pisau keramik, penjepit keramik, palu, paku,
benang, sekop, cangkul, kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini :
1) Untuk lantai 1, bagian dalam 40 x 40 cm adalah 30 orang pekerja.
2) Untuk lantai 1, bagian teras 30 x 30 cm adalah 6 orang pekerja
3) Untuk lantai 1, bagian luar 30 x 30 cm adalah 12 orang pekerja
4) Untuk lantai 1, bagian dalam 40 x 40 cm adalah 10 orang pekerja

Persyaratan Bahan :

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 20


METODE PELAKSANAAN

1) Semen, Pasir, Semen Warna dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub.
Bagian II.2.A.
2) Permukaan lantai dilapisi oleh bahan Keramik 30 x 30 cm untuk lantai 1 bagian teras dan
luar, Keramik 40 x 40 cm untuk lantai 1 dan 2 bagian dalam .
3) Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS (atau ditentukan
lain sesuai Gambar Kerja).

Tahapan pekerjaan Lantai Keramik terdiri dari :


1) Sebelum lantai dipasang, terlebih dahulu diperiksa pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
2) Rendam keramik didalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan
lebih mudah menempel pada saat pemasangan.
3) Kualitas keramik harus diperhatikan. Keramik kualitas rendah akan susah dipasang
secara presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang secara longgar karena setiap
keramik memiliki selisih 0.2–0.5 mm hingga tidak saling bertubrukan.
4) Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah keramik.
Hal ini membuat daya rekat keramik ke-adukan benar-benar lengket.
5) Bersihkan dari lantai dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang
harus bersih dari kerikil, batu/ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah.
6) Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada
yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas
di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
7) Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen warna atau nat pada sisi
keramik saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat
sisa udara yang mengendap akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah
itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari
kotoran yang mengendap
8) Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang
selama 2–3 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum
kuat untuk dibebani.
9) Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3 × 3 m biasanya terdapat 3–5
keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
10) Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain minimal selama 1 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
11) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
12) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
13) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
14) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

III.3 PEKERJAAN BETON


A. Persyaratan Bahan Untuk Pekerjaan Beton
Bahan–bahan harus memenuhi syarat–syarat yang tercantum dalam PBI 1971 dan Acuan
Normatif Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung, SNI-03-2874-2002
1) Semen Portland
➢ Semen Portland yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan Peraturan
Semen Portland Indonesia NI-8 dan sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-2049-
1994.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 21


METODE PELAKSANAAN

➢ Semen yang berasal dari pabrikan harus mendapatkan persetujuan oleh Direksi
Lapangan. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan acuan
normatif bila dianggap perlu oleh Direksi Lapangan.
➢ Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian.
2) Pasir (agregat halus) dan Batu Pecah (agregat kasar)
➢ Pasir dan Batu Pecah yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan PBI-
1972 NI-2
➢ Mutu Pasir harus terdiri dari butir – butir yang tajam, keras, bersih dan tidak
mengandung lumpur/bahan – bahan organis.
➢ Ukuran pasir : Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2% berat; sisa di atas ayakan
2 mm harus minimal 10% berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm berkisar antara 80% -
90% berat.
➢ Mutu Batu Pecah harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori, jumlah butir-
butir pipih maksimal 20% berat; tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat
– zat reaktif alkali.
➢ Ukuran Batu Pecah : Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa diatas ayaakn
4 mm, harus berkisar antara 90% - 98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60% dan minimal 10% berat.
➢ Penyimpanan : Pasir dan batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga
terlindung dari pengotoran oleh bahan – bahan lain.
3) Air
➢ Air yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan PUBI 1970 - NI-3
➢ Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organis, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan
atau jaringan kawat baja.
➢ Air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
4) Bahan Tambahan
Jenis bahan tambahan dan penggunaanya harus memenuhi SNI 03-2495-1991 tentang
spesifikasi bahan tambahan untuk beton, SNI 03-2460-1991 tentang spesifikasi abu
terbang sebagai bahan tambahan untuk Campuran Beton dan SNI 03-2496-1991 tentang
spesifikasi bahan tambahan gelembung udara untuk beton
5) Pembesian / Penulangan
➢ Baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI-1971 NI-2
➢ Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah.
Juga besi penulangan harus disimpan rata (round bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2
➢ Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
➢ Direksi lapangan dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap Besi
dan Baja di tempat yang akan digunakan dan bahan yang disetujui pengawas.
6) Kawat Pengikat
➢ Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam PBI-1971 NI-2
7) Bekisting/Cetakan
➢ Cetakan/acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
NI-2.
➢ Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-
getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan
dan acuan antara tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan
tersebut.
➢ Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan
konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI-1971 NI-2

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 22


METODE PELAKSANAAN

➢ Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan,
atau jika umur beton melampui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Pelat beton 21 hari
➢ Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati – hati agar tidak menyebakan
cacat pada permukaan beton. Dalam hal ini apabila terjadi bentuk beton yang tidak
sesuai dengan gambar rencana, kami wajib mengadakan perbaikan/pembetulan
kembali.
➢ Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan
papan tebal minimal 2,5 cm atau multipleks 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken
dia.8-12 cm, dapat digunakan mutu kayu kelas III.

B. Mutu Beton
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai
berikut :
1) Lantai kerja, Beton Pengisi : Beton Mutu K-125
2) Pondasi telapak, pondasi pelat,reservoir : Beton Mutu K-300
rumah pompa, rumah genset, sdb
3) Bangunan Kantor, Bangunan Panel Listrik, : Beton Mutu K-250
Bangunan Rumah Jaga,
4) Pondasi Bangunan Indoor , Lantai 2 Bangunan Indoor : Beton Mutu K-225
5) Adukan Beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 3,7,14,21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih
sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Teknis /
Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus diserahkan selambat-lambatnya
6 minggu sebelum pekerjaan dimulai.
6) Beton Ready Mix
➢ Bahan Beton Ready Mix serta alat pembuatan Beton Ready Mix yang dipakai harus
telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan.
➢ Pada batchingplant disiapkan 1 timbangan dan saringan-saringan standard dengan
penggetar (shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah
direncanakan.
➢ Mengatur setting time sehingga beton yang akan dicorkan tidak mengalami setting
(penggumpalan).
➢ Pada dokumen pengiriman harus dicatumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan Bersama dengan pengemudi truk diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
➢ Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam
waktu maksimal 2 jam, dengan menggunakan truk mixer dan tidak menggunakan
additive, dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
➢ Apabila menggunakan bahan additive waktu maksimal yang dijinkan disesuaikan
dengan ketentuan dari bahan additive yang digunakan.
7) Pengujian/Pemeriksaan
➢ Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam PBI 1971 kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan. Untuk
pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan Acuan – acuan normatif
SNI 03-1974-1990, SNI 03-2493-1991, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2458-1991.
➢ Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas – batas yang disyaratkan dalam PBI 1971, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Lapangan. Untuk pengujiannya sesuai dengan acuan normatif SNI 03-
1972-1990.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 23


METODE PELAKSANAAN

➢ Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing utuk umur 7, 14 dan 28
hari.
➢ Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratorium independent yang ditentukan
oleh Direksi Lapangan.

C. Penutup Beton
1) Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971
2) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan di cor.
3) Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan atau lantai kerja.
Penahan – penahan jarak tersebar merata.

D. Pengangkutan Adukan dan Coran


1) Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan pada PBI 1971. Bila tidak disebutkan lain
atau persetujuan direksi lapangan, tinggi jatuh beton yang dicor tidak melebihi 1,5 m.
2) Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih
dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang lepas.
3) Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk
instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan lainnya).
4) Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
5) Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktuantara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan
pengikatan yg mencolok antara beton yang sudah dicor dan akan dicor.
6) Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang telah
ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan direksi lapangan.
7) Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat
telah melampaui 1,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas menganggap
perlu berdasarkan kondisi tertentu.
8) Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segresi) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan
alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan
pengawas dan alat-alat tersebut harus bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang
mengeras.

E. Pengecoran
1) Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971.
2) Sebelum adukan dituangkan pada bekisting, kondisi permukaan dalam dari bekisting
harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran.
3) Tidak diperbolehkan adanya air yang tergenang pada tempat beton, untuk mencegah
terkikisnya beton.
4) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat beton, kondisi
permukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor dan juga keadaan
pembesian diperiksa kembali oleh Direksi Lapangan.
5) Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti hingga selesainya
pengecoran suatu bagian yang dibentuk oleh batas-batas elemenya atau batas
penghentian pengecoran yang ditentukan.
6) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat
sinar matahari ataupun hujan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 24


METODE PELAKSANAAN

F. Pemadatan Beton
1) Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara
sempurna dengan memakai concrete vibrator yang
sesuai dan dioperasikan oleh tenaga berpengalaman
dan terlatih. Penggetaran dilakukan secukupnya
agar tidak terjadi over vibration dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton
harus merupakan massa yang utuh, bebas dari
lubang-lubang segresi atau keropos.
Gambar III.10 Contoh Pemadatan
2) Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan Beton
sekurang-kurangnya 5 detik dan maksimal 15 detik.
3) Alat penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mengeras
dan tidak boleh dipasang lebih dekat 100 mm dari cetakan atau dari beton yang sudah
mengeras.
4) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari Panjang batang penggetar dan tidak
boleh lebih tebal dari 500 mm. Untuk bagian konstruksi yang sangat tebal harus
dilakukan lapis demi lapis.

G. Benda-benda yang tertanam di dalam beton


1) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang
selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
2) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan dalam gambar/petunjuk pengawas
tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
3) Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan
pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah di pasang
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
4) Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang tepat pada posisisnya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan.

H. Perawatan Beton
1) Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
2) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi
semen serta pengerasan beton.
3) Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya
tidak melebihi 30oC
4) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung basah/dengan
cara lain yang disetujui Direksi Lapangan.
5) Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Lapangan.

I. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 25


METODE PELAKSANAAN

Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini :
1) Untuk Lantai Kerja Bangunan Gedung adalah 6 orang pekerja.
2) Untuk Lantai Kerja Bangunan WTP adalah 6 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A - H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.

Gambar III.11 Contoh Pekerjaan Beton

8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan


dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

J. Pekerjaan Beton Bertulang

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 26


METODE PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan


koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang Bangunan Gedung adalah 50 orang
pekerja.
2) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang pondasi Lantai Tingkat 2 adalah 50
orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-225 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.

Gambar III.12 Contoh Pekerjaan Pembesian

4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah


pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 27


METODE PELAKSANAAN

Gambar III.13 Contoh Pekerjaan Bekisting

5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar III.14 Contoh Pengecoran Beton Bertulang

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatas dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting
beton baru dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk
yang akan dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

III.4 PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM


A. PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM
Sebelum pekerjaan kusen alumunium dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cutting

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 28


METODE PELAKSANAAN

well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealent,


selang air, cutter, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan Alumunium :
1) Pada Lantai 1 adalah 8 orang pekerja
2) Pada Lantai 2 adalah 8 orang pekerja

Persyaratan Material :
Engsel pintu, kunci pintu, kusen jendela alumunium, jendela alumunium, kaca 5mm, sloot
kunci jendela, jendela (bouvenligh alumunium), kusen pintu alumunium, engsel pintu
alumunium, kunci alumunium dan pintu kamar mandi PVC telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Tahapan pekerjaan Alumunium terdiri dari :


1) Pintu
➢ Hal penting dalam proses pembuatan sebuah pintu adalah kesesuaian antara kusen
dengan daun pintu yang akan dipasang, baik ukuran lebar, maupun tinggi serta tebalnya
daun pintu.
➢ Ketebalan daun pintu sangat berperan untuk pembuatan alur sponengan pada kusen
yang nantinya akan dirapatkan pada kusen sehingga daun pintu tidak mumbul dari
kusen penggantungnya.
➢ Kusen dan daun pintu dibuat dengan menggunakan jenis kayu yang berasal dari kelas
yang sama sehingga tekstur dan warna yang dihasilkan bisa lebih seragam.
➢ Kusen dipasang dengan kedua ujung kaki tidak menyentuh keramik lantai atau
dibuatkan “sepatu” berupa lapisan bat atau campuran semen/beton setinggi 5-10 cm
dari level lantai yang terlebih dahulu telah ditancapkan besi atau paku di bagian bawah
kusen untuk penguat.
➢ Pemasangan Kusen dikerjakan setelah Pekerjaan Pondasi dan Pengecoran
Sloof,pemasangan dilakukan bersamaan dengan Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata
dan Pengecoran Kolom.
➢ Bouwplank yang ada di sekeliling pondasi tidak boleh dibongkar dulu, karena titik
tengah pondasi akan dijadikan sebagai pedoman Pemasangan Kusen dan Dinding.
➢ Pada lokasi yang telah ditentukan, ketinggian kusen diukur untuk memastikan
ketinggian “sepatu” kusen.
➢ Dengan berpedoman pada ketinggian Daun Pintu, maka dibuatkan “sepatu” pada
bagian sisi kedua kaki kusen menggunakan papan. Pasang paku 5 Inchi sebanyak 2
buah pada masing-masing sisi kaki kusen. Pada bagian belakang yang nantinya akan
bersentuhan dengan Dinding Batu Bata, dipasang paku 3 Inchi dengan jarak pasangan
sekitar 50 cm. Paku yang ditancapkan tersebut dinamakan angkur yang berfungsi
sebagai pengikat dan penguat kusen dengan pasangan dinding batu bata.
➢ Kemudian, kusen diletakkan pada posisi yang telah ditentukan dengan posisi
tegak.Ukur posisi tegak lurus dengan menggunakan Alat Penegak Lurus (Lot). Semua
bagianbaik sisi kanan atau sisi kiri harus tegak lurus.
➢ Periksa kedua sudut kusen menggunakan garis siku, jika sudutnya 90º, maka dapat
disimpulkan bahwa pasangan kusen sudah baik dan benar.
➢ Pasang penopang atau skur pada kusen agar kusen tidak bergerak sehingga
semuaukuran berubah. Pasang semua kusen yang ada sebelum melakukan Pemasangan
Dinding Batu Bata.
➢ Sebagai langkah akhir, lakukan pengecekan dengan menggunakan selang kecil yang
diisi air sebagai waterpass. Caranya dapat dilakukan dengan menarik meteran ukur pada
bagian atas kusen pada kedua sisi kaki kusen,misalnya 1 meter, tandai dengan pensil.
Jika posisi air yang ada dalam selang sama tingginya dengan tanda garis pensil,maka
kedua kaki kusen telah sama dan tegak lurus.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 29


METODE PELAKSANAAN

2) Jendela dan Ventilasi


➢ Teknis Pelaksanaan Pemasangan Kusen Jendela sama dengan Teknis Pemasangan
Kusen Pintu.
➢ Hal yang harus diperhatikan adalah bagian sisi atas kusen jendela harus memiliki
ketinggian yang samadengan Kusen Pintu.
➢ Biasanya Kusen Jendela dipasang setelah terdapat beberapa pasangan batu di
bawahnya.
➢ Jika pasangan bata telah kering, kusen dapat dipasang seperti teknis yang telah
diuraikan di atas
➢ Ruang pemasangan daun pintu harus diletakkan di posisi sebelah dalam rumah dan
pemasangan jendela diletakkan di sebelah luar rumah.
3) Pemasangan Daun Pintu Allumunium
➢ Pasang kedua Engsel pada Daun Pintu terlebih dahulu.
➢ Kemudian letakkan daun pintu pada posisi Sponengan Pintu, diatur sedemikian rupa
agar keempat sisinya (atas, bawah, kanan dan kiri) pas. Lalu dengan menggunakan
spidol atau pensil, tandai posisi engsel di sponengan pintu tersebut, sekaligus dengan
posisi lubang sekrup engselnya.
➢ Untuk penyekrupan engsel pada dinding keramik sebaiknya menggunakan sekrup dan
fischer. Caranya dinding keramik terlebih dahulu di bor dengan menggunakan mesin
bor. Pengeboran dilakukan pada titik engsel yang telah ditandai sebelumnya. Setelah di
bor, masukkan fischer tadi ke dalam lubang tersebut.
➢ Gantung/pasangkan daun pintu pada posisi yang telah ditentukan tadi. Lakukan
penyekrupan pada semua lubang engsel.
➢ Langkah terakhir adalah pemasangan Gerendel Pintu bagian dalam, juga dengan
menggunakan Fischer.
4) Pemasangan Kunci Pintu
➢ Ukur lebar dan tinggi pintu untuk menentukan letak titik pemasangan kunci yang
disesuaikan dengan tinggi pengguna pintu. Umumnya tinggi pemasangan titik kunci
adalah 90-100 cm dari dasar pintu sisi terbawah.
➢ Tandai titik pemasangan kunci dengan pensil
➢ Buat lubang pada titik yang telah ditandai sebelumnya dengan menggunakan pahat
kayu, rapikan kemudian pasanglah kunci dalam posisi yang pas dan tepat.
➢ Langkah selanjutnya adalah pemasangan kunci bagian akhir, gunakan skrup untuk
mengencangkannya.
➢ Pada posisi yang sama dan seimbang sejajar dengan titik pemasangan kunci pada daun
pintu, buat juga lubang pada batang kusen pintu dengan pahat kayu sebagai tempat
striking plate-nya
➢ Pasang badan kunci dan pastikan posisi lidah pengait (Latch Bolt sudah benar dan
sesuai dengan arah bukaan pintu, kemudian pasang plat lawan pada kusen.
➢ Setelah semua instalasi telah terpasang, kemudian lakukan pengujian agar kunci dapat
berfungsi dengan sempurna.
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5) Pemasangan Sloot Kunci
➢ Pada posisi yang telah ditentukan, tandai titik pemasangan sloot kunci dengan pensil.
➢ Dengan menggunakan obeng atau skrup, kencangkan baut sloot kunci pada lubang yang
telah ditentukan.
➢ Pada sisi yang berhadapan langsung dengan pemasangan sloot kunci, pasang juga
bagian terkashir sloot kunci dengan menggunakan skrup
➢ Setelah semua instalasi telah terpasang, kemudian lakukan pengujian agar sloot kunci
dapat berfungsi dengan sempurna
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 30


METODE PELAKSANAAN

6) Pemasangan Engsel Pintu


➢ Tentukan jumlah pemasangan engsel (sesuai dengan tinggi pintu dan ketentuan Gambar
Kerja)
➢ Tandai titik-titik pemasangan dengan menggunakan pensil.
➢ Berdirikan pintu, dalam keadaan yang rata seimbang, tandai juga pasangan engsel pada
bagian kusen tempat akan digantungkannya daun pintu (posisi titik pada daun pintu
dalam keadaan seimbang dengan posisi titik pada bagian kusen)
➢ Kencangkan dengan menggunakan skrup semua perangkat keras engsel dan pastikan
bahwa posisi engsel telah rapi dan benar.
➢ Tambahnkan pin terakhir yang melekat pada bagian engsel pint uke bagian dinding dan
pastikan bahwa pintu dapat terbuka dan tertutup dengan bebas
➢ Sebagai langkah terakhir, lumasi engsel dengan pelumnas.
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas
7) Pemasangan Kaca
➢ Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
➢ Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
➢ Pasangkan ganjelan pada sudut2 kaca bisa menggunakan karton atau karet.
➢ Antara kaca dengan kusen diisi dengan silicone sealent.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

III.5 PEKERJAAN PEMBESIAN


A. Pekerjaan Pembesian
Sebelum pekerjaan pembesian dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan
pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan. Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk memberikan daya listrik pada plat
pemanas, pemotong, kunci pas, tackle. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini
1) Pada pekerjaan kolom adalah 15 orang pekerja.
2) Pada pekerjaan balok adalah 10 orang pekerja
3) Pada pekerjaan atap adalah 15 orang pekerja
4) Pada pekerjaan tangga adalah 10 orang pekerja

Tahapan pekerjaan pengecatan terdiri dari :


1) Perencanaan arah penyetelan dan pemasangan, penempatan bahan hasil fabrikasi.
2) Untuk masing – masing pekerjaan baja pada kolom, balok, atap dan tangga disesuaikan
semua dengan gambar kerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 31


METODE PELAKSANAAN

Gambar III.15 Contoh Pekerjaan Baja untuk Bangunan

3) Pemeriksaan awal terhadap pekerjaan ini adalah hasil pengelasan.


4) Kolom pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan liyer.
5) Selanjutnya rangkai dengan balok untuk rangka lantai 1 dan Atap. Semua dirangkai dengan
sistem pengelasan.
6) Untuk membantu kekakuan kolom dipasang plat kopel dan ikatan angin antara kolom ke
kolom yang lainnya sebagai penyangga kolom agar tidak mengalami keruntuhan.
7) Lanjut dengan pemasangan tangga, tangga dipasang sesuai dengan gambar kerja dengan
sistem pengelasan juga.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

III.6 PEKERJAAN PLAFOND


A. Pekerjaan Plafond
Sebelum pekerjaan pembesian dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
1) Pada pekerjaan plafond lantai 1 adalah 6 orang pekerja.
2) Pada pekerjaan plafond lantai 2 adalah 6 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan pengecatan terdiri dari :


1) Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat
penggantung/pengait rangka plafond telah final dikerjakan dan tertutup dengan atap atau
dak beton.
2) Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk menerima permukaan plafond
yang rata air.
3) Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah final dilaksanakan gres penutup atau
lembaran plafond dapat dipasangkan.
4) Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir materi
penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 32


METODE PELAKSANAAN

5) Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan
base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup langit-langit .
6) Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond
dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

Gambar III.16 Contoh Pekerjaan Plafond

7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

III.7 PEKERJAAN LISTRIK


A. Pekerjaan Listrik
Sebelum pekerjaan Listrik dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah bending conduit,
bor tangan, tang, obeng, waterpass, alat ukur dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini pada :
1) Pada Lantai 1 adalah 5 orang pekerja
2) Pada Lantai 2 adalah 5 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Listrik terdiri dari :


1) Pemasangan Instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armature
lampu yang dipakai harus sesuai dengan gambar instalasi listrik.
2) Pemasangan Conduit Outbow
➢ Marking jalur instalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan
➢ Tandai lokasi klem
➢ Bor lokasi klem
➢ Pasan Conduit
3) Pemasangan Conduit Inbow
➢ Marking jalur instalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan
➢ Tandai lokasi tee dos
➢ Kerjakan pembesian layer 1
➢ Pasang conduit
➢ Kerjakan pembesian layer 2

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 33


METODE PELAKSANAAN

➢ Ikat conduit pada layer 2


4) Saklar dan Stop kontak
➢ Marking jalur istalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan di dinding.
➢ Bobok dinding bata dengan menggunakan bor listrik, jangan lupa gunakan cutter
➢ Pasang conduit & inbow dos
➢ Tunggu sampai dinding di finish plesteran.
➢ Sambung saklar, stop kontak dengan isntalasinya.
➢ Pasang saklar dan stop kontak, gunakan Waterpass agar rata seimbang.
5) Armature dan Titik Lampu.
➢ Marking jalur instalasi pada plafond dengan menggunakan kapur/spidol
➢ Lubangi plafond sesuai markingan, untuk pasangan akustik sesuaikan dengan pekerjaan
rangka plafond.
➢ Pasang kawat gantungan.
➢ Pasang lampu dengan melepas kap lampu
➢ Kencangkan kawat gantungan
➢ Sambung ke instalasi
➢ Setelah instalasi lengkap terpasang secara sempurna, lakukan pengujian bola lampu.
➢ Setelah dilakukan pengujian, lampu dilepas kembali dan akan dipasang secara
permanen pada saat akan dilakukan kegiatan serah terima proyek untuk mencegah
terjadinya hal–hal yang tidak diinginkan, misalnya pencurian.
6) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
7) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
8) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
9) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

III.8 PEKERJAAN CAT


A. Pengecatan Pekerjaan Cat Dinding
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah kuas, kuas roll, wadah
adukan cat dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini:
1) Untuk Pekerjaan Dinding Cat Tembok Lantai 1 adalah 20 orang pekerja.
2) Untuk Pekerjaan Dinding Cat Tembok Lantai 2a adalah 20 orang pekerja.
3) Untuk Pekerjaan Dinding Cat Tembok Lantai 2b adalah 20 orang pekerja.
4) Untuk Pekerjaan Plafond Cat Tembok Lantai 1 adalah 10 orang pekerja.
5) Untuk Pekerjaan Plafond Cat Tembok Lantai 2 adalah 10 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
Plamir, Cat antara dan Cat Penutup harus mengikuti acuan PUBB.1973 : NI-3, dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 34


METODE PELAKSANAAN

Tahapan pekerjaan pengecatan terdiri dari :


1) Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan beks persikan plesteran dengan kain
lap.
2) Lindungi bahan-bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat
dengan kertas semen / koran dan lakban
3) Penggosokan dinding dengan amplas kasar sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan
kain basah hingga bersih.
4) Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
5) Setelah betul – betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih
6) Pengecatan dimulai dengan cat dasar.
7) Setelah itu dilakukan pengecatan dengan cat pelapis (emulsi) 2 kali lapisan.
8) Pekerjaan cat dinding harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang –
belang atau noda – noda mengelupas.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pengecatan Besi
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain kuas, wadah adukan cat
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini:
1) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Kolom adalah 20 orang pekerja.
2) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Balok adalah 20 orang pekerja.
3) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Atap adalah 20 orang pekerja.
4) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Tangga adalah 20 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat)
Cat dasar dan cat antara harus memenuhi syarat antara lain :
➢ sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak boleh : mengulit,
mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan warna dan
bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10 menit harus dapat mudah diaduk dengan
pengaduk menjadi campuran serba sama, bila perlu dapat ditambahkan pengencer
sebanyak 10% ;
➢ cat sewaktu diterima harus mudah diulaskan dan mengalir rata pada permukaan yang
licin dan tegak. Lapisan cat kering harus rata, kusam atau kilat telur, tidak kisut dan tidak
turun. Persyaratan dan cara uji lengkap mengikuti Acuan Normatif SNI. 0087-1987-A
“Mutu Cara Uji Cat Dasar Meni Besi untuk Besi dan Baja”.
2) Cat Penutup (Top Coat)

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 35


METODE PELAKSANAAN

Tipe cat tutup memakai jenis cat Epoxy karena sifatnya tidak menguap jika terpapar panas.
Persyaratan cat tutup dapat, sebagai berikut :
➢ Gel dan Endapan tidak boleh ada;
➢ Waktu pengeringan (kering permukaan). Maksimum (6jam)

Tahapan pekerjaan pengecatan permukaan besi terdiri dari :


1) Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu
2) Bersihkan semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan “white spririt” atau solvent lain yang cocok, kemudian dilap dengan kain bersih.
3) Hilangkan semua karat dan kerok dengan cara mengeruk atau menggosok dengan sikat
kawat bila perlu dengan sand blasting
4) setelah itu berilah cat dasar dan harus dijaga jangan sampai terkotori lapis debu, kotoran,
minyak, lemak, dan sebagainya sebelum diberi cat antara dan cat tutup.
5) Lapisan berikutnya tidak boleh dikerjakan diatas cat dasar dalam tempo kurang dari 6
bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.
6) bagian-bagian logam dimana cat dasarnya sudah cacat harus disikat dengan sikat kawat
atau dikerok untuk menghilangkan kawat. Kemudian barilah cat dasar seperti tersebut
diatas;
7) Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu atau
cuaca lain yang tidak baik.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 36


METODE PELAKSANAAN

BAB IV PENGADAAN DAN PEMASANGAN PAKET IPA Kap. 10


L/Det

IV.1 PEKERJAAN FABRIKASI IPA BAJA


Sebelum pekerjaan Pabrikasi dilaksanakan, dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk pemeriksaan gambar kerja IPA Baja. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan, selanjutnya pekerjaan pabrikasi dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Baja profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah
baja dari jenis dan spesifikasi yang telah ditentukan. Bahan dan Alat harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan untuk
bahan dan alat oleh Direksi Lapangan Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
pabrikasi disiapkan di lokasi pekerjaan.

Daftar peralatan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, Seperti: mesin las, co
welding machine, portable welding machine, latte machine, gantry crane, manual chain block,
steel milling machine, steel rolling machine, cutting wheel machine, cutting machine, grinding
machine, drilling machine, magnetic drilling and drill press machine, thread machine, hot gun
machine, sand blasting machine, air compressor, generator set, painting and coating equipment
(air spray), portable electrode drying oven, Ultrasonic Clamp On Portable Flow Meter, Sitrans
FM Verificator, tripon, block and tackle dan cutting wheel machine. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 50 orang pekerja.

Tahapan Pekerjaan terdiri dar:


(1) Marking (Penandaan)
Proses pengukuran dan marking dilakukan untuk semua item
material yang akan di fabrikasi berdasarkan shop drawing,
proses markingpun biasanya disesuaikan dengan cutting plan
dan pabrikasi drawing. Proses pengukuran harus dilakukan
dengan menggunakan pita–pita baja yang telah disetujui.
Proses marking dapat berupa pemberian tanda garis
perpotongan, nomor identifikasi, ataupun pada proses
pengeboran plat untuk lubang baut, diameter lubang baut, Gambar IV.1. Proses Marking
sampai pada jumlah lubang baut. Pemberian tanda biasanya
menggunakan kapur, atau spidol untuk besi. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada
gambar rencana dianggap kurang pada suhu 25 oC (normal).
(2) Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat. Maka semua plat harus diperiksa kerataanya.
Semua batang–batang diperiksa kelurusannya. Harus bebas dari puntiran dan jika perlu
harus diperbaiki sehingga jika pelat–pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.
(3) Cutting (Pemotongan)
Pemotongan adalah tahapan pekerjaan membagi–bagi bahan baku profil dan pelat baja
sesuai dengan tanda potong yang telah ditetapkan pada proses penandaan (marking), tentu
proses ini mengandalkan drawing sebagai guide, biasanya cutting list adalah guide para
operator cutting untuk menentukan bagian mana dari plat atau profile yang harus dipotong.
Pemotongan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
➢ Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan
harus menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang
diperlukan. Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau
gerindra. Bila digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 37


METODE PELAKSANAAN

digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar
rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang tekan dan gelagar–gelagar batang lain
yang disambung dengan plat penyambung dengan memakai paku keeling atau baut
harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan
maka toleransi maksimum adalah 0,1 mm dan tidak untuk sambungan batang Tarik
maksimum 0,2 mm untuk setiap titik sambungan.
➢ Pemotongan dengan Mesin Potong Hidrolik : Mesin gunting hidrolik menggunakan
tenaga power supply tenaga hidrolik.
➢ Pemotongan dengan menggunakan oxy flame cutting : Pemotongan dengan
menggunakan oxy flame cutting adalah proses dimana pemotongan terjadi karena
adanya reaksi antara oksigen dan baja.
➢ Pemotongan dengan menggunakan CNC cutting : CNC cutting merupakan mesin
perkakas potong otomatis yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol
berbasis komputer.
(4) Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerindra
Apabila alat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong. Maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak–banyaknya 3 mm pada pelat
setebal 12 mm, 6 mm untuk pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
(5) Drilling (Pengeboran)
Proses pembuatan lubang pada benda kerja, yang nantinya akan menjadi tempat untuk
pemasangan baut. Titik mana saja yang harus diberi lubang, pedomanya tetap di shop
drawing.
5) Sandblasting
Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan
cara menembakan partikel (pasir) kesuatu permukaan
material sehingga menimbulkan gesekan atau
tumbukan. Permukaan material tersebut akan menjadi
bersih dan kasar. Sandblasting banyak digunakan
untuk menghilangkan karat, debu, cat dan pengotor
lainnya serta untuk membentuk kekasaran permukaan
pada persiapan untuk proses pelapisan. Pekerja
dilengkapi dengan blasting hood yang digunakan
untuk menutupi kepala, wajah, leher dan bahu dengan
rapat dan dilengkapi alat bantu pernafasan yang dapat Gambar VI.2. Proses Sandblasting
memasok dengan cukup kadar angin yang bersih serta
pakian pelindung yang digunakan harus terbuat dari bahan yang cukup untuk menahan
benturan balik abrasive yang disemburkan. Tahapan pekerjaan sandblasting terdiri dari:
➢ Membersihkan plat yang akan di sandblasting dengan cara manual, yaitu dengan
membersihkan permukaan dengan amplas atau cairan untuk menghilangkan kotoran
➢ Mempersiapkan alat dan bahan seperti kompresor, bak pasir, selang, nozel dan
permukaan benda kerja sendiri.
➢ Pasir yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam bak pasir, pasir harus dalam keadaan
kering. Kapasitas pasir yang dimasukkan seharusnya adalah 80% dari volume bak pasir,
hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko pasir yang terbuang akibat tumpah. Untuk
pengisian kembali dapat dilakukan setelah volume berkurang hingga 40 %.
➢ Menyalakan mesin kompresor.
➢ Pasir bertekanan akan keluar melalui nozel. Tekanan pasir pada ujung nosel akan
berkurang tergantung Panjang selang yang digunakan. Semakin pendek selang maka
semakin besar pula tekanannya.
➢ Pengunaan nozel tidaklah sembarangan. Nozel tidak boleh diletakkan terlalu dekat
dengan terlalu jauh dengan plat yang akan dibersihkan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 38


METODE PELAKSANAAN

➢ Plat yang terkena Sandblasting akan mengikis. Pengikisan ini akan menimbulkan
tekstur kasar yang sangat berpengaruh pada hasil pengecatan setelah sandblasting.
➢ Setelah semua plat selesai di sandblasting maka sebelum dilakukan pengecatan
permukaan plat harus disemprotkan udara bertekanan guna menghilangkan debu – debu
yang kemungkinan masih menempel pada permukaan plat.
➢ Jika semua tahapan Sandblasting sudah selesai maka boleh dilakukan pengecatan.
➢ Pelaksanaan pekerjaan sand blasting dilakukan 2 (dua) kali, yang pertama dilaksanakan
di workshop dan yang kedua dilaksanakan dilokasi pekerjaan (in-situ) terhadap cacat
pada lembaran baja yang mungkin terjadi pada saat pengiriman dan terhadap hasil
pekerjaan las di lapangan.
6) Primer Coating; Segera setelah proses sandblasting selesai, dikerjakan coating (cat dasar)
pada permukaan plat sampai dengan ketebalan 100 mikron; dengan sistem pneumatic
menggunakan spray gun bertekanan 4 psi
7) Fitting dan Pengelasan
➢ Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las yang bersetifikat dan harus diawasi langsung
oleh Direksi Lapangan.
➢ Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan pakaian, sarung tangan,
sepatu, helm dan masker khusus pengelasan Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
mesin las, kawat las, genset untuk memberikan
➢ Seluruh persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran, kekuatan
elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan harus sudah
sesuai dengan yang disyaratkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan
➢ Plat–plat baja dan potongan yang hendak di las harus bebas dari kotoran -kotoran besi,
minyak, gemuk, cat dan lainnya.
8) Fitting, Pengelasan dan Pemasangan di Lapangan
Setelah pekerjaan pondasi selesai dan umur beton sudah cukup untuk dibebani, dan plat-plat
yang sudah difabrikasi sudah tiba dilokasi, maka erection / perakitan mulai dilaksanakan
diatas pondasi. Setelah adanya persetujuan direksi soal desain dan tempat/lokasi pondasi
IPA, maka pekerjaan ini harus segera dilaksanakan, agar pekerjaan dapat simultan sehingga
begitu material IPA tiba langsung dapat dimulai pekerjaan erection tanpa menunggu lagi.
Disamping mengirim material, alat dan consumable maka akan didatangkan juga dari
workshop yaitu tenaga erection untuk perakitan dan pengelasan, karena pekerjaan ini
merupakan pekerjaan khusus yang membutuhkan keahlian, ketrampilan dan pengalaman.
Instalasi di lapangan dimulai dengan fit up H-Beam sebagai konstruksi penyangga IPA,
menumpu di atas pondasi beton. Dicek elevasi dan presisi terhadap pondasi beton kemudian
diikat dengan baut terhadap anchor. Fit up berikutnya adalah sludge hopper, kemudian
dinding luar dan sekat bagian dalam. Tahapan fit up ini dilakukan berurutan mulai dari unit
aerasi, unit koagulasi, unit flokulasi, unit sedimentasi dan unit filter. Supervisor akan
melakukan hasil fit up, apabila fit up telah sesuai dengan shop drawing, maka welder akan
diperintahkan untuk melakukan pengelasan. Hasil pengelasan akan dicek secara visual.
Data hasil inspeksi ini akan diserahkan ke direksi. Setelah pengelasan dan pengecekan telah
selesai, akan segera mengerjakan finish coating bagian dalam IPA. Dalam waktu yang
bersamaan, tim lain akan mengerjakan sistem perpipaan.

9) Pekerjaan Pengecatan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan pembersihan dari
bekas-bekas pengelasan dengan alat wire brush untuk permukaan luar dan dalam bagian IPA
Baja. Pengecatan bagian dalam tanki dengan cara 3 lapis ;
➢ Lapisan pertama sebagai lapisan dasar (Primer Coating) setelah keluar dari ruang
sandblasting dan dilaksanakan di workshop dengan ketebalan 100 mikron.
➢ Lapisan ke-2 dan ke-3 dengan masing–masing 120 mikron dan 80 mikron dilaksanakan
dilapangan

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 39


METODE PELAKSANAAN

10) Pemasangan tube setller dilakukan setelah finished coating bagian dalam kering. tube
settler akan dirakit menjadi beberapa bagian untuk memudahkan pemasangan. Tim lain
mengerjakan finished coating bagian luar IPA. Pekerjaan pemasangan konstruksi atap
IPA dikerjakan setelah pekerjaan install paket IPA selesai
11) Setiap tahapan pekerjaan dan sebelum melanjutkan ketahapan pekerjaan berikutnya
dilakukan cekking / quality control. Kemudian dilakukan packing/pengepakan dan
dilengkapi dengan peralatan kerja serta material consumable untuk siap dikirim.
12) Pengangkutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan paket IPA Baja harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Untuk memudahkan pengiriman ukuran besar, maka plat
yang dikirim berupa segment, perakitan di kerjakan di lapangan.

Gambar IV.3 Contoh Gambar Instalasi Pengolahan Air (IPA)

IV.2 PONDASI IPA


IV.2.1 Pekerjaan Tanah
Setelah dilakukan pembersihan lahan seperti yang disebutkan diatas, Pekerjaan pondasi IPA
dimulai dengan
A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan,
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan,
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar IV.4 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak
diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian.

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 7 orang pekerja. Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :
1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 40


METODE PELAKSANAAN

4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,


Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.

Gambar IV.5 metode pembuangan dan penumpukan tanah galian


5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai
Galian dengan
Tanah rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu
juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan
selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.

Gambar IV.6 Tipe Galian


9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisiGalian
miringTanah
dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan
aman. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang
terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 41


METODE PELAKSANAAN

B. Urugan Tanah Kembali


Sebelum pekerjaan urugan tanah dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K Gambar IV.7 Urugan Tanah
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu
dan pengaman pada urugan tanah.

Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Urugan Tanah terdiri dari :


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang
dapat menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang
dan sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan
tidak memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 42


METODE PELAKSANAAN

C. Buangan Sisa Galian


Sebelum pekerjaan Buangan Sisa Galian dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar IV.8
Pekerjaan Buangan Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 15 orang pekerja. Tahapan pekerjaan Buangan Sisa Galian terdiri dari :
1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar IV.9 Contoh Urugan Pasir

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir.

Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :
1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 43


METODE PELAKSANAAN

3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

IV.2.2 Pekerjaan Beton


A. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 6 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan.Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A - H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 44


METODE PELAKSANAAN

7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok


adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.

Gambar IV.10 Contoh Pekerjaan Lantai Kerja

8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan


dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang saluran keliling IPA adalah 10 orang
pekerja.
2) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang pelat lantai IPA baja adalah 30 orang
pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 45


METODE PELAKSANAAN

2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.

Gambar IV.11 Contoh Pekerjaan Pembesian

4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah


pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar IV.12 Contoh Pekerjaan Bekisting

5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar IV.13 Contoh Pengecoran Beton Bertulang

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatas dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting
beton baru dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk
yang akan dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 46


METODE PELAKSANAAN

7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan


dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Pondasi Bor Pile


Sebelum pekerjaan Pondasi Bor Pile dilaksanakan maka terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan


keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu boot, sarung tangan,
kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak
diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain
adalah concrete mixer/molen, concrete vibrator dan alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan pekerjaan
pengecoran misalnya Sekop, Cangkul, Kereta Sorong, Gambar IV.14
Pondasi Bor Pile
Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain serta Peralatan untuk
melaksanakan Pekerjaan Kayu (Bekisting) antara lain Alat
Pemotong Kayu, Palu dll. Serta Alat Bor Pile dan Pompa Beton..
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 6 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A
2) Mutu beton untuk pondasi bore pile adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Pondasi Bor Pile terdiri dari :


1) Marking dan setting out posisi pile.
2) Vertikalitas dari auger/kellybar/guide wall harus dicek dengan theodolite dari dua arah
yang saling tegak lurus.
3) Pengeboran Awal yang dilakukan hingga kedalaman 2 m dan harus dilakukan dengan teliti
dan hati-hati. Lubang yang dibor tidak boleh miring agar didapatkan lubang bor sesuai
rencana..
4) Pemasangan Casing pada lubang bor dilakukan pada kedalaman ± 11-12 m. Pemasangan
Casing berfungsi sebagai penahan longsoran tanah sedalam 12 m dari permukaan tanah.
5) Pengeboran dilanjutkan hingga kedalaman sesuai rencana yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan atau pengeboran dilakukan hingga tanah keras.
6) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A-H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 47


METODE PELAKSANAAN

7) Pembesian berguna sebagai tulangan dari bore pile yang dibuat dengan diameter dan
jumlah besi tulangan utama. Jarak besi spiral sesuai dengan gambar kerja untuk masing-
masing tiang bor.
8) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.dan dibentuk sesuai dengan ketentuan gambar.
9) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
10) Sebelum pembesian dimasukkan ke dasar lubang, harus dibersihkan terlebih dahulu dari
endapan lumpur/sedimen.
11) Segera setelah dilakukan cleaning, pembesian harus dimasukkan pada posisi yang tepat,
jika Panjang lubang lebih besar dari Panjang besi, harus disiapkan besi penggantung.
Untuk menjaga sentrisnya pembesian harus disiapkan guide yang dipasang pada sisi luar
pembesian (Casing).
12) Setelah Keranjang Besi selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah proses
pengecoran.
13) Pekerjaan Pesiapan pengecoran :
➢ Persiapan rute jalan masuk untuk truk beton readymix.
➢ Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang bercampur dengan lumpur yang
keluar saat pengecoran dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri
dengan baik menuju drainase utama.
➢ Persiapan alat untuk pengecoran seperti penyiapan pipa tremi.
➢ Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran, agar spesifikasi beton sesuai dengan
yang direncanakan.
14) Pemasangan Pipa Tremi harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai
kedalaman tanah yang direncanakan.
15) Sebelum pengecoran dimulai dasar lubang harus dibersihkan kembali dari lumur dan sisa-
sisa pengeboran serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Lubang yang
telah dibersihkan harus segera di cor 20 menit setelah lubang di bersihkan untuk
memperkecil terjadinya endapan lumpur.
16) Tahap awal penuangan beton kedalam tremi dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan
menarik tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan.
Penuangan beton dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat
mendorong kotoran-kotoran lumpur keluar.Selama penuangan beton pipa tremie tidak
boleh bergeser naik turun, kecuali ketika tahap akhir pengecoran.
17) Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang
bor, minimal 1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremi terbenam lebih dari 6 meter,
maka dilakukan pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai
cut of level (COL) dan ditambah dengan toleransi yang telah disepakati sebelumnya yaitu
sekitar 1 meter.
18) Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing)
dengan cara mengaitkan lubang pada kedua sisi casingdengan pengunci pada crane,
kemudian diangkat dengan hati-hati agar posisicasingi tidak miring saat dicabut, dan
proses pengecoran Bore Pile pun selesai
19) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
20) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
21) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
22) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 48


METODE PELAKSANAAN

BAB V PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


V.1 Pompa
A. Pengadaan Pompa
➢ Pengadaan Pompa dan material mekanikal, elektrikal yang import maupun lokal dilakukan
setelah MC0 dan parallel review design.
➢ Sebelumnya dilakukan akan dilakukan approval material.
➢ Setelah mendapatkan persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke
supplier
➢ Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik.
➢ Setelah selesai, akan dilakukan pengiriman pompa melalui jalur laut dengan estimasi
waktu kurang dari 3 bulan. Selanjutnya akan dilakukan customs clearance oleh Bea Cukai
dan dikirim ke lokasi proyek (site). Untuk barang yang ready stock dapat langsung
dikirimkan ke lokasi proyek (site).

B. Pemasangan Pompa
Sebelum pekerjaan pemasangan pompa dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, alat alignment, hoist crane dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.

Sebelum melakukan pekerjaan fisik perlu dilakukan perancangan meliputi pemilihan alat dan
kapasitas masing-masing peralatan. Sebelum memasang pompa, harus di perhatikan beberapa
aspek berikut:
➢ Sistem perpipaan sebelum pompa dan sesudah pompa misalkan mendatar, dari dalam tanah
atau dari atas
➢ Sistem penyambungan pompa ke pipa misalkan in-line, end suction atau manifold
➢ Area yang tersedia: lebar, panjang, tinggi
➢ Akses untuk pemasangan dan pemeliharaan
➢ Ketersediaan peralatan untuk lifting pompa
➢ Type lantai
➢ Pondasi Pompa
➢ Aliran pipa
➢ Jaringan Listrik yang ada
Untuk menghasilkan kinerja pompa yang bagus dua hal yang perlu diperhatikan adalah Noise
dan Vibrasi ; Untuk mencapai operasi yang optimum dan memperkecil noise dan vibrasi, yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana untuk meredam vibrasi dari pompa, terutama untuk
pompa di atas 7.5 kw. Untuk pompa kecil noise dan vibrasi tidak seberapa besar. Noise dan
vibrasi timbul karena putaran motor, putaran impeller pompa dan aliran fluida dalam pipa.
Pengaruh noise dan vibrasi terhadapap lingkungan tergantung dari cara pemasangan pipa dan
peralatan lainnya. Ada 3 jenis cara untuk mengatasi noise dan vibrasi yaitu pondasi,
peredaman dan expansion joint.

Untuk memudahkan pekerjaan pemasangan setiap segmen sudah diberi tanda marking agar
tidak tertukar posisi/letaknya. Setelah semua terpasang dengan baik lalu dilakukan testing
pompa dari mulai tes alignment, tes kebocoran baru tes performance pompa.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 49


METODE PELAKSANAAN

V.2 Panel
Sebelum pekerjaan pemasangan Panel dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem, peralatan, dan
kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 5
orang pekerja.

Dalam pembuatan panel, metode yang harus diperhatikan diantaranya:


➢ Tentukan apa saja beban peralatan (pompa dan/atau equipment lainnya)
➢ Tentukan Driver yang akan di kontrol oleh beban (Kontaktor, Soft Starter, Inverter)
➢ Tentukan Incoming dan Outgoing Panel (Dari Atas/Bawah/Samping panel)
➢ Gambar Layout Panel untuk menentukan besarnya ukuran sebuah panel
➢ Gambar Rangkaian kontrol untuk menentukan komponen apa saja yang ada di dalam Panel
(Tombol, Lampu, Selektro, dll)
➢ Lakukan pembelian material Box Panel Sesuai gambar Layout
➢ Lakukan pembelian material dan komponen panel sesuai gambar diagram panel.
➢ Setelah barang sampai, lakukan pekerjaan lanjutan:
➢ Lakukan layout Komponen pada Base Plate Panel
➢ Wiring power terlebih dahulu
• Dari Main Breker ke Busbar
• Dari Busbar ke MCB individual
• Dari MCB individual ke Drive (Kontaktor, Soft Starter, Inverter)
• Dari Drive ke terminal outgoing
➢ Wiring Kontrol :
• Dimulai dari pintu panel
• Jumper Netral
• Jumper Command
• Dari pintu ke masing-masing relay (self holding control) dan Inverter (Status Indikator
Lampu di pintu)
• Dari pintu ke PLC (jika di butuhkan status selektro Auto)
➢ Wiring PLC
• Melakukan Wiring DI pada SS untuk status Auto Selektor
• Melakukan Wiring DI pada masing-masing drive (status run/stop/fault)
• Melakukan Wiring DI pada terminal untuk status dari luar (Level Switch, Limit Switch
Valve, dll)
• Melakukan Wiring DO ke semua relay output
• Melakukan Wiring Relay output ke drive untuk mengontrol on off Drive dari PLC
• Melakukan Wiring Relay Output ke terminal untuk mengontrol Valve, dll
• Melakukan Wiring AI ke Terminal untuk instrument Transmiter (input 4-20mA / 0-10V)
• Melakukan Wiring AO ke Inverter untuk pengaturan frequensi HZ (Speed Motor)
➢ Test Continuity
• Pastikan Netral tidak short dengan salah satu phasa
• Pastikan yang tergabung dalam netral terkoneksi semua
• Pastikan yang tergabung dalam command terkoneksi semua
• Pastikan kontrol 220VAC tidak terkoneksi dengan kontrol 24VDC

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 50


METODE PELAKSANAAN

➢ Test Magger
Ukur Nilai Tahanan Isolasi pada:
Netral antar Phase : N-R, N-S, N-T
Phase antar Phase : R-S, S-T, T-R
Grounding antar Phase : PE-R, PE-S, PE-T
➢ Testing
• Koneksikan Kabel power utama ke Main Breker
• Menaikkan Main Breker
• Menaikkan MCB Individu
• Menaikkan Breker Kontrol
• Putar Selektor Ke M (Manual)
• Tekan Tombol start untuk menyalakan dan stop untuk mematikan
• Sebelum beban di koneksikan ke terminal, on kan semua drive dan pastikan tegangan di
terminal sesuai
• Jika tegangan sudah sesuai, off kan driver, lalu koneksikan kabel beban ke terminal
outgoing
Semua panel control di kerjakan di workshop, sehingga di lokasi hanya dilakukan pemasangan
saja, serta penarikan kabel ke masing – masing titik sambungkan.

V.3 Genset
A. Pengadaan Genset
➢ Pengadaan Genset dan material mekanikal, elektrikal dilakukan setelah MC0 dan parallel
review design.
➢ Sebelumnya dilakukan akan dilakukan approval material.
➢ Setelah mendapatkan persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke
supplier
➢ Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik.
➢ Setelah selesai, akan dilakukan pengiriman pompa melalui jalur laut dengan estimasi
waktu kurang dari 3 bulan. Selanjutnya akan dilakukan customs clearance oleh Bea Cukai
dan dikirim ke lokasi proyek (site). Untuk barang yang ready stock dapat langsung
dikirimkan ke lokasi proyek (site)

B. Pemasangan Genset
Sebelum pekerjaan pemasangan genset dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.

Pelaksanaan pemasangan genset dilakukan setelah pondasi genset betul - betul kering dan usia
beton sudah cukup untuk di bebani oleh beban berat dan getaran. Diesel generating set
dipasang diatas pondasi yang telah disediakan anker baut dibeberapa tempat sesuai dengan
kebutuhan yang dipasang pada saat pengecoran pondasi. Pengencangan anker baut disertai
dengan penyetelan dan pengecekan level kelurusan dudukan mesin serta kelurusan antara
mesin diesel dengan genset (aligment) untuk mendapat kelurusan antara putaran mesin
dengan genset.
Setelah dudukan dan setelan mesin dengan genset dinyatakan baik dan laik operasi,
dilanjutkan dengan pemasangan kelengkapan mesin diesel berupa :

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 51


METODE PELAKSANAAN

➢ Pemasangan dudukan / gantungan / support knalpot dan saringan (silencer).


➢ Pemasangan pipa knalpot dan saringan dari mesin sampai keluar atau samping bangunan
/rumah genset, kemudian pipa knalpot diturunkan dan dimasukkan keperedam suara yang
dibuat dan disediakan diluar / disamping bangunan rumah genset.
➢ Pemasangan asbes kain atau asbes tambang disepanjang pipa knalpot sebagai peredam /
penahan panas.

C. Instalasi Pemasangan Genset


➢ Pemasangan Switch Handle/ Cam Saklar Genset–PLN
Pekerjaan pemasangan switch handle / cam saklar genset–PLN dilaksanakan setelah
pemasangan mesin diesel genset atau dapat juga dilaksanakan bersama - sama dengan
pemasangan mesin diesel genset. Penempatan Switch Handle / Cam Saklar dipasang
berdekatan dengan genset (dalam ruang genset) hal ini untuk memudahkan pemeriksaan
dan pengawasan dalam pelaksanaan pengoperasian genset. Switch Handle/Cam Saklar
berfungsi sebagai saklar tukar yang menyuplai tegangan ke Panel Utama / SDP (Sub Panel
Distribusi) dari sumber PLN dan dari Genset sebagai sumber cadangan. Dalam Switch
Handle / Cam Saklar tersebut dipasangkan lampu indicator untuk mengetahui sumber
mana yang sedang dipergunakan / yang menyupplai ke Panel Utama / SDP.
➢ Pemasangan Kawat Penghantar / Kabel
Kawat penghantar / kabel dipasang dari panel genset ke panel SDP melalui sistem
pengaturan switch handle / Cam Saklar, yang dalam hal ini kawat penghantar / kabel yang
akan dipergunakan adalah kabel type NYY dengan ukuran luas penampang kabel
disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan pada besarnya beban maksimum yang akan
dilayani. Pemasangan kawat penghantar / kabel dimulai dari panel genset ditarik / digelar
melalui saluran kabel yang telah disediakan sesuai rencana, menuju ke panel switch handle
/ Cam Saklar Dan kabel induk / power dari trafo PLN yang menuju switch handle / Cam
Saklar melalui MCCB kemudian disambung Panel Utama / SDP.
➢ Pengujian / Pengetesan genset dan sistem instalasi genset
Pengujian / pengetesan genset adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah genset yang
dipasang dapat beroperasi sebagaimana yang semestinya: memiliki tegangan output /
keluaran sesuai dengan yang dikehendaki - mensuplai daya sesuai dengan yang tertera
pada name plat dan sebagainya. Untuk mengetahui kemampuan sebuah genset dalam
mensuplai daya listriknya dapat dilakukan dengan pengetesan dengan menggunakan beban
nyata (ke mesin – mesin listrik dan lampu - lampu yang telah ada / terpasang). Pengetesan
dengan beban nyata / langsung bisa dilaksanakan setelah genset terpasang dengan baik,
sistem penyambungan kabel – kabel dengan papan bagi atau panel tersambung dan telah
siap dioperasikan baik secara manual maupun secara otomatis.
Proses pengetesan genset dengan beban nyata / langsung adalah sebagai berikut;
• Genset dihidupkan dalam keadaan tanpa beban selama lebih kurang antara 10 s/d 20
menit (dilakukan pengecekan tegangan output, Frekuensi 50 Hertz)
• Pengetesan beban dilakukan dengan sistem manual, setelah genset berjalan normal dan
kondisi yang stabil, posisi penghubung / switch terhubung dengan genset (PLN diputus
dulu), posisi switch handle pada posisi Genset, secara bertahap beban yang ada dalam
bangunan dioperasikan. Dan tiap tahapan harus selalu diperiksa pengukuran bebannya,
frekuensi serta suara dari mesin diesel dan setiap tahapan dicatat dalam laporan
pengetesan genset tersebut sampai dengan pengetesan beban maksimum.
• Sumber daya dari PLN dalam kondisi on semua beban dioperasikan kembali genset
dalam keadaan stop / mati posisi switch handle pada posisi PLN.
Untuk selanjutnya setelah percobaan suplai tegangan dari genset dianggap cukup, untuk
mengetes fungsi sistem, Demikian pengetesan genset tersebut dilaksanakan untuk
keperluan pelayanan energi cadangan pada waktu yang akan dating secara optimal dan
berkesinambungan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 52


METODE PELAKSANAAN

D. Tangki BBM
Sebelum pekerjaan pemasangan Tangki BBM dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.

Pekerjaan pembangunan Tangki BBM dengan dudukannya dilaksanakan setelah pemasangan


mesin diesel genset selesai dilaksanakan dipasang berdekatan dengan genset (dalam Rumah
Genset). Tangki BBM terbuat dari Besi Plat dengan ukuran sesuai kebutuhan genset / sesuai
dengan gambar teknis pekerjaan dan petunjuk direksi pekerjaan, Dudukan tangki dibuat
sedemikian rupa lengkap dengan instalasi pipa galvanis dan aksesorisnya untuk supply BBM
yang dibutuhkan pada Genset.

V.4 Air Blower


A. Pengadaan Air Blower
➢ Pengadaan Air Blower dan material mekanikal, elektrikal yang import maupun lokal
dilakukan setelah MC0 dan parallel review design.
➢ Sebelumnya dilakukan akan dilakukan approval material.
➢ Setelah mendapatkan persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke
supplier
➢ Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik.
➢ Setelah selesai, akan dilakukan pengiriman air blower melalui jalur laut dengan estimasi
waktu kurang dari 3 bulan. Selanjutnya akan dilakukan customs clearance oleh Bea Cukai
dan dikirim ke lokasi proyek (site). Untuk barang yang ready stock dapat langsung
dikirimkan ke lokasi proyek (site).

B. Pemasangan Air Blower


Sebelum pekerjaan pemasangan air blower dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 2 orang pekerja.

Sebelum melakukan pekerjaan fisik perlu dilakukan perancangan meliputi pemilihan alat dan
kapasitas masing-masing peralatan. Sebelum memasang air blower, harus di perhatikan
beberapa aspek berikut:
➢ Sistem perpipaan sebelum air blower dan sesudah air blower misalkan mendatar, dari
dalam tanah atau dari atas
➢ Sistem penyambungan air blower ke pipa misalkan in-line, end suction atau manifold
➢ Area yang tersedia: lebar, panjang, tinggi
➢ Akses untuk pemasangan dan pemeliharaan
➢ Ketersediaan peralatan untuk lifting air blower
➢ Type lantai

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 53


METODE PELAKSANAAN

➢ Pondasi air blower


➢ Aliran pipa
➢ Jaringan Listrik yang ada
Setelah pemasangan air blower sudah selesai maka dilakukan pengetesan performance pada
air blower.

V.5 Pekerjaan Tangki, Mixer Dan Pompa Dosing

Sebelum pekerjaan tangki, mixer dan pompa dosing dilaksanakan maka terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem, peralatan, dan
kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 2
orang pekerja.

Pengadaan seluruh instrument dilakukan setelah ada approval barang. Setelah mendapatkan
persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke supplier. Setelah invoice
diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik. Setelah selesai, akan
dilakukan pengiriman instrument ke lokasi proyek (site).

Semua tangki, mixer dan pompa dosing dipasang apabila pekerjaan IPA telah selesai
dilaksanakan dengan peletakkan tangki bahan kimia di rumah kimia, tidak lupa pengadaan bahan
kimia, Koagulan (Alum/PAC), pH Adjuster (Kalsium Oksida), H2O2 dan Chlorine. Selanjutnya
dilakukan pemasangan untuk dudukan Mixer dan Dosing dengan menggunakan konstruksi besi
UNP/besi Siku, lalu pemasangan pipa air bersih yang di ambil dari reservoir di pompa ke
pengaduk mixer. Pasang terlebih dahulu mixer dan kelengkapannya serta pemasangan kabel
untuk koneksi ke panel. Setelah mixer dan kabel selesai, dilanjutkan dengan pemasangan pompa
dosing serta kelengkapannya. Untuk pompa dosing Koagulan dan pH adjuster diinjeksikan
sebelum inlet ke bak koagulator dan kaporit diinjeksikan setelah pengolahan setelah filter.

V.6 Pekerjaan Elektrikal


A. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pemasangan kabel maka dilakukan pekerjaan galian tanah, pasangan batu bata dan
urugan pasir sesuai dengan metode pekerjaan sebelumnya.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.

B. Pekerjaan Elektrikal
Sebelum pekerjaan pemasangan instrument dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 54


METODE PELAKSANAAN

peralatan, multimeter, olampmeter dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 15 orang pekerja.
1) Instalasi Indoor
➢ Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa konduit sesuai groupnya
➢ Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
➢ Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
➢ Sambungan kabel hanya boleh pada tee dos dan dengan las dop
➢ Merger kabel yang telah terpasang
2) Instalasi Outdoor
➢ Marking jalur instalasi
➢ Tandai lokasi tiang lampu
➢ Gali jalur yang telah demarking
➢ Gelar kabel sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya
➢ Timbun dengan pasir
➢ Urug galian dengan tanah kembal
3) Kabel pada tray
➢ Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
➢ Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
➢ Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
➢ Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
➢ Kabel siap disambung dengan panel
4) Pemasangan Lampu Penerangan Luar dan Jalan Umum
➢ Marking posisi lampu
➢ Buat pondasi tiang lampu
➢ Dirikan tiang lampu
➢ Pasang lampu pada tiangnya
➢ Sambung ke Instalasi
5) Sambungan Daya PLN
➢ Penyambungan PLN dilakukan dengan menghubungi pihak PLN,
➢ Melengkapi segala dokumen persyaratanya.
➢ Setelah itu dilakukan instalasi oleh pihak PLN
➢ Kemudian pengetesan oleh pihak PLN dan pihak Kontraktor.
6) Sistem pentanahan
➢ Kabel konduktor yang dipakai untuk pentanahan yang baik adalah yang berbahan
tembaga
➢ Marking lokasi sistem pentanahan
➢ Penanaman pentanahan dengan melakukan penggalian tanah, kemudian tancapkan
pentanahan, tuangkan sir kedalam lubang hingga penuh, kemudian tancapakan kembali
dan tekan secara pelan - pelan
➢ Angkat sedikit pentanahan, dan biarkan air turun kebawah.
➢ Terus diulang hingga pentanahan tertanam sampai habis.
➢ Lakukan penyambungan antara pentanahanan dengan kabelnya dengan sistem
pengelasan dengan menggunakan alat cadweld. Setiap penyambungan harus
menggunakan bubuk mesiu standar, karena pemakaian bubuk mesiu akan
mempengaruhi kekuatan sambungannya. Hal ini juga dilakukan untuk penyambungan
antara kabel pentanahan dengan kabel pentanahan dan juga untuk penyambungan
antara kabel pentanahan ke plate terminal pentanahan.
➢ Penanaman kabel pentanahan dengan melakukan penggalian tanah dari titik dimana
pentanahan menuju masing – masing titik pentanahan yang saling terhubung. Dan juga
lakukan penggalian kea rah terminal grounding.
➢ Buat galian disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 – 60 cm

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 55


METODE PELAKSANAAN

➢ Tarik Kabel pentanahan melalui jalur kabel, kemudian tempatkan di bawah galian.
Pastikan Panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan dengan pentanahan tidak
akan susah, jangan biarkan kabel berlebih.
➢ Setelah semua sambungan telah dikoneksi dengan sistem cadwell, berikan pipa
marking di tempat pentanahan tersebut.

V.7 Pengadaan dan Pemasangan Instrument


Sebelum pekerjaan pemasangan instrument dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem, peralatan, dan
kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 2
orang pekerja.

Pengadaan seluruh instrument dilakukan setelah ada approval barang. Setelah mendapatkan
persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke supplier. Setelah invoice
diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik. Setelah selesai, akan
dilakukan pengiriman instrument ke lokasi proyek (site).

Semua instrument dipasang sesuai dengan metode yang diberikan dari masing alat – alat
instrument, pastikan semua alat terpasang dengan benar dan sesuai.

V.8 Pekerjaan Scada dan Automasi IPA


Pengadaan scada dan automasi IPA dilakukan setelah ada approval barang. Setelah mendapatkan
persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke supplier. Setelah invoice
diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material scada, kemudian dimulai
pembuatan pemrogaman untuk automasi IPA. Setelah selesai, akan dilakukan pengiriman
instrument ke lokasi proyek (site). Di lokasi proyek akan disetting kembali dari beberapa alat
yang akan disambungkan ke automasi seperti instrument.

V.9 Pekerjaan Pengangkutan IPA Struktur Baja dan Peralatan Mekanikal dan Elektrikal
Semua panel IPA dan Reservoir serta peralatan mekanikal dan elektrikal yang sudah ada di
packing dengan hati – hati agar tidak mengalami kerusakan pada saat pengiriman barang.
Kemudian semuanya akan dikirim bertahap sesua jadwal yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 56


METODE PELAKSANAAN

BAB VI PEKERJAAN RESERVOIR FUSHION BONDED EPOXY


200 M3
VI.1 PENGADAAN DAN PEMASANGAN RESERVOIR 200 M3
A. Pengadaan Reservoir 200 M3
➢ Pengadaan Reservoir beserta aksesorisnya dilakukan setelah MC0 dan parallel review
design.
➢ Sebelumnya dilakukan akan dilakukan approval material.
➢ Setelah mendapatkan persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke
supplier
➢ Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik.
➢ Setelah selesai, akan dilakukan pengiriman reservoir, reservoir dikirim dalam bentuk
panel–panel dan akan dirakit di lapangan.

B. Pemasangan Reservoir 200 M3


Sebelum pekerjaan pemasangan reservoir dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan. Pekerja dilengkapi
dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak
diinginkan (kecelakaan). Tahapan pemasangan di lapangan:
1) Setelah pekerjaan pondasi selesai dan umur beton sudah cukup untuk dibebani, dan
panel–panel dari tangki reservoir yang sudah difabrikasi sudah tiba dilokasi, maka
erection / perakitan mulai dilaksanakan diatas pondasi. Setelah adanya persetujuan
Direksi Lapangan soal desain dan tempat/lokasi pondasi reservoir, maka pekerjaan ini
harus segera dilaksanakan, agar pekerjaan dapat simultan sehingga begitu material
reservoir tiba langsung dapat dimulai pekerjaan erection tanpa menunggu lagi. Untuk
persiapan alat, material dan tenaga ahli, dikerjakan oleh Team dari Supplier Reservoir.
Karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan khusus yang membutuhkan keahlian,
ketrampilan dan pengalaman.
2) Pasang anchor bolts melalui klem atau langsung melalui sudut pondasi
3) Setiap lembar panel reservoir akan dibawa satu persatu oleh pekerja dengan hati–hati ke
posisi yang akan dipasang atau bisa menggunakan forklift / excavator untuk panel
reservoir yang ditingkatkan atas.

Gambar VI.1 Contoh Peletakkan panel-panel reservoir


4) Pasang mur dan baut khusus serta sealent pada panel reservoir satu persatu. Semua
dipasang dengan penuh ketelitian agar semua panel reservoir terpasang dengan baik dan
untuk mempertahankan bentuk tangkinya juga.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 57


METODE PELAKSANAAN

Gambar VI.2 Contoh Pemasangan panel-panel reservoir

5) Pasang seal antara sambungan tangki dan dasar beton untuk memberikan seal yang
efektif pada tangki.

Gambar VI.3 Contoh Pemasangan Seal antara reservoir dan pondasi tangki

6) Setelah semua panel terpasang dengan rapih, kemudian pasang manhole, Koneksi untuk
pipa, platform dan tangga pada tangki sesuai dengan gambar kerja
7) Pasang juga bagian atap tangki diatas struktur atap yang telah terpasang lebih dahulu
setelah pemasangan panel – panel tangki selesai.

Gambar VI.4 Contoh Pemasangan atap reservoir

8) Setelah semua telah rapih dipasang, tidak lupa dilakukan tes pada reservoir untuk
mengecek hasil pemasangan reservoir seperti uji pengisian air.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 58


METODE PELAKSANAAN

Gambar VI.5 Contoh Hasil Pemasangan Reservoir Fushion Bonded Epoxy (FBE)

VI.2 PONDASI RESERVOIR


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan,
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan,
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar VI.6 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak
diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian. Peralatan
yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar seperti
sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Pondasi adalah 12 orang pekerja.
2) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 6 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu
juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan
selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 59


METODE PELAKSANAAN

8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan
aman. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian
yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Urugan Pasir
C.
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar VI.7 Contoh Urugan Pasir

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain
– lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Pondasi adalah 1 orang pekerja.
2) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 1 orang pekerja
3) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 2 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari:


1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 60


METODE PELAKSANAAN

5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Pondasi adalah 2 orang pekerja.
2) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 2 orang pekerja
3) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 10 orang pekerja

Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A - H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 61


METODE PELAKSANAAN

Gambar VI.8 Contoh Pekerjaan Lantai Kerja

8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan


dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

E. Pekerjaan Beton Bertulang

Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan


koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :
1) Untuk Pondasi Foot Plate adalah 10 orang pekerja.
2) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 15 orang pekerja
3) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 40 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-250 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 62


METODE PELAKSANAAN

Gambar VI.9 Contoh Pekerjaan Pembesian

4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah


pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar VI.10 Contoh Pengecoran Beton Bertulang

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatas dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting
beton baru dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk
yang akan dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 63


METODE PELAKSANAAN

F. Pondasi Bore Pile


Sebelum pekerjaan Pondasi Bor Pile dilaksanakan maka terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan


keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu boot, sarung tangan,
kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak
diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain
adalah concrete mixer/molen, concrete vibrator dan alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan pekerjaan
pengecoran misalnya Sekop, Cangkul, Kereta Sorong, Gambar VI.11
Pondasi Bor Pile
Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain serta Peralatan untuk
melaksanakan Pekerjaan Kayu (Bekisting) antara lain Alat
Pemotong Kayu, Palu dll. Serta Alat Bor Pile dan Pompa Beton.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 4 orang pekerja

Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A
2) Mutu beton untuk pondasi bore pile adalah K-250 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Pondasi Bor Pile terdiri dari :


1) Marking dan setting out posisi pile.
2) Vertikalitas dari auger/kellybar/guide wall harus dicek dengan theodolite dari dua arah
yang saling tegak lurus.
3) Pengeboran Awal yang dilakukan hingga kedalaman 2 m dan harus dilakukan dengan teliti
dan hati-hati. Lubang yang dibor tidak boleh miring agar didapatkan lubang bor sesuai
rencana.
4) Pemasangan Casing pada lubang bor dilakukan pada kedalaman ± 11–12 m. Pemasangan
Casing berfungsi sebagai penahan longsoran tanah sedalam 12 m dari permukaan tanah.
5) Pengeboran dilanjutkan hingga kedalaman sesuai rencana yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan atau pengeboran dilakukan hingga tanah keras.
6) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A-H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
7) Pembesian berguna sebagai tulangan dari bore pile yang dibuat dengan diameter dan
jumlah besi tulangan utama. Jarak besi spiral sesuai dengan gambar kerja untuk masing-
masing tiang bor.
8) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.dan dibentuk sesuai dengan ketentuan gambar.
9) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
10) Sebelum pembesian dimasukkan ke dasar lubang, harus dibersihkan terlebih dahulu dari
endapan lumpur/sedimen.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 64


METODE PELAKSANAAN

11) Segera setelah dilakukan cleaning, pembesian harus dimasukkan pada posisi yang tepat,
jika Panjang lubang lebih besar dari Panjang besi, harus disiapkan besi penggantung.
Untuk menjaga sentrisnya pembesian harus disiapkan guide yang dipasang pada sisi luar
pembesian (Casing).
12) Setelah Keranjang Besi selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah proses
pengecoran.
13) Pekerjaan Pesiapan pengecoran:
➢ Persiapan rute jalan masuk untuk truk beton readymix.
➢ Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang bercampur dengan lumpur yang
keluar saat pengecoran dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri
dengan baik menuju drainase utama.
➢ Persiapan alat untuk pengecoran seperti penyiapan pipa tremi.
➢ Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran, agar spesifikasi beton sesuai dengan
yang direncanakan.
14) Pemasangan Pipa Tremi harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai
kedalaman tanah yang direncanakan.
15) Sebelum pengecoran dimulai dasar lubang harus dibersihkan kembali dari lumur dan sisa-
sisa pengeboran serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Lubang yang
telah dibersihkan harus segera di cor 20 menit setelah lubang di bersihkan untuk
memperkecil terjadinya endapan lumpur.
16) Tahap awal penuangan beton kedalam tremi dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan
menarik tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan.
Penuangan beton dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat
mendorong kotoran-kotoran lumpur keluar. Selama penuangan beton pipa tremie tidak
boleh bergeser naik turun, kecuali ketika tahap akhir pengecoran.
17) Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang
bor, minimal 1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremi terbenam lebih dari 6 meter,
maka dilakukan pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai
cut of level (COL) dan ditambah dengan toleransi yang telah disepakati sebelumnya yaitu
sekitar 1 meter.
18) Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing)
dengan cara mengaitkan lubang pada kedua sisi casingdengan pengunci pada crane,
kemudian diangkat dengan hati-hati agar posisicasingi tidak miring saat dicabut, dan
proses pengecoran Bore Pile pun selesai
19) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
20) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
21) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
22) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VI.3 PEKERJAAN PERPIPAAN


A. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa dan Aksesoris Pipa
Sebelum pekerjaan Perpipaan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 65


METODE PELAKSANAAN

tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan
pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan. Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk memberikan daya listrik pada plat
pemanas, pemotong, kunci pas, alat pembersih pipa, tackle, dump truck. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.

Persyaratan Material:
Pipa yang digunakan adalah pipa dan aksesoris GIP serta aksesoris HDPE dengan material yang
telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik.

Tahapan pekerjaan perpipaan terdiri dari:


1) Setelah dilakukan mutual check dan persetujan material pipa dan aksesoris pipa dengan
spesifikasi sesuai yang telah ditentukan serta jumlahnya oleh Direksi Lapangan, akan
dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke pabrikan.
2) Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan persiapan material.
3) Setelah selesai akan dilakukan pengiriman ke lokasi. Dengan cara mobilisasi yang telah
mempertimbangkan ketepatan sampai material ke lokasi dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
4) Secara umum pastikan semua jalur perpipan dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
5) Pastikan semua pipa dan aksesoris pipa yang akan disambung telah bersih dari kotoran.
6) Pemasangan dan penyambungan pipa GIP dan aksesoris pipa GIP dilaksanakan dengan
pengelasan, mengacu pada SNI 03-6405-2000.

Gambar VI.12 Pengelasan Pipa GIP

7) Setelah proses penyambungan dengan metode pengelasan telah selesai lakukan finishing
dengan pengecatan pada besi.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 66


METODE PELAKSANAAN

BAB VII PENGADAAN DAN PEMASANGAN WATER METER


INDUK

VII.1. PEKERJAAN TANAH


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan,
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan,
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar VII.1 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan
pengaman pada galian. Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat
bantu pertukangan standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan 10 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari:


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu
juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan
selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan
aman. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian
yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 67


METODE PELAKSANAAN

13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Urugan Tanah Kembali


Sebelum pekerjaan urugan tanah dilaksanakan maka terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk
mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Gambar VII.2 Contoh Urugan
Tanah Kembali
Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan
tanah.

Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Urugan Tanah terdiri dari:


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat–cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 68


METODE PELAKSANAAN

C. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar VII.3 Contoh Urugan Pasir

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan
lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 1 Orang Pekerja.

Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari:


1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Buangan Tanah Sisa


Sebelum pekerjaan Buangan Tanah Sisa dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar VII.4
Pekerjaan Buangan Tanah

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 69


METODE PELAKSANAAN

sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak
diinginkan (kecelakaan).

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Buangan Tanah Sisa terdiri dari :


1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VII.2. PEKERJAAN BETON


A. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini
adalah 2 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A–H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 70


METODE PELAKSANAAN

6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.

Gambar VII.5 Contoh Pekerjaan Lantai Kerja

8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan


dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi, sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :
4) Untuk Pondasi Foot Plate adalah 10 orang pekerja.
5) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 15 orang pekerja
6) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 40 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-225 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 71


METODE PELAKSANAAN

3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.

Gambar VII.6 Contoh Pekerjaan Pembesian

4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah


pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar VII.7 Contoh Pekerjaan Bekisting

5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar VII.8 Contoh Pengecoran Beton Bertulang

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatas dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting
beton baru dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk
yang akan dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 72


METODE PELAKSANAAN

8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan


dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VII.3. PEKERJAAN PERPIPAAN


A. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa dan Aksesoris Pipa
Sebelum pekerjaan Perpipaan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja
dilengkapi dengan pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan.
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk
memberikan daya listrik pada plat pemanas, pemotong, kunci pas, alat pembersih
pipa, tackle, dump truck. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.

Persyaratan Material :
Pipa yang digunakan adalah pipa dan aksesoris GIP serta aksesoris HDPE dengan material
yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik.

Tahapan pekerjaan perpipaan terdiri dari :


1) Setelah dilakukan mutual check dan persetujan material pipa dan aksesoris pipa dengan
spesifikasi sesuai yang telah ditentukan serta jumlahnya oleh Direksi Lapangan, akan
dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke pabrikan.
2) Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan persiapan material.
3) Setelah selesai akan dilakukan pengiriman ke lokasi. Dengan cara mobilisasi yang telah
mempertimbangkan ketepatan sampai material ke lokasi dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
4) Secara umum pastikan semua jalur perpipan dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
5) Pastikan semua pipa dan aksesoris pipa yang akan disambung telah bersih dari kotoran.
6) Pemasangan dan penyambungan pipa GIP dan aksesoris pipa GIP dilaksanakan dengan
pengelasan, mengacu pada SNI 03-6405-2000.

Gambar VII.9 Pengelasan Pipa GIP

7) Setelah proses penyambungan dengan metode pengelasan telah selesai lakukan finishing
dengan pengecatan pada besi.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 73


METODE PELAKSANAAN

9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan


dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VII.4. PEKERJAAN THRUST BLOCK


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan,
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
galian. Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu
pertukangan standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan 3 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu
juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan
selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan
aman. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian
yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 74


METODE PELAKSANAAN

13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Beton K-175
Sebelum pekerjaan Beton K-175 dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini
adalah 2 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-175 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton thrust block terdiri dari :


1) Beton thrust block dibuat dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
2) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
3) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
4) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A – H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
6) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 75


METODE PELAKSANAAN

BAB VIII PEKERJAAN SLUDGE DRYING BED (SDB)


VIII.1 PEKERJAAN TANAH
A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan
hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan
dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar VIII.1 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan
pengaman pada galian. Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat
bantu pertukangan standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan adalah 6 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 76


METODE PELAKSANAAN

14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Buangan Tanah Sisa


Sebelum pekerjaan Buangan Tanah Sisa dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar VIII.2
Pekerjaan Buangan Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu
pertukangan standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Buangan Tanah Sisa terdiri dari :


1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Urugan Tanah Kembali


Sebelum pekerjaan urugan tanah dilaksanakan maka terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk
mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Gambar VIII.3 Contoh Urugan
Tanah Kembali
Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan
tanah. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop,
cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang
pekerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 77


METODE PELAKSANAAN

Tahapan pekerjaan Urugan Tanah terdiri dari :


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan–bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat–cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai
melakukan pekerjaan. Gambar VIII.4 Contoh Urugan Pasir

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :
1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 78


METODE PELAKSANAAN

5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat–cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VIII.2 PEKERJAAN BETON


A. Pengadan dan Pemasangan Water Stop PVC
Sebelum pekerjaan Water Stop PVC dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar VIII.5
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K Pemasangan Water Stop
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
3 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran beton harus kedap air, dengan
menggunakan Water Stop dari Polyvinnyl Chloride yang tahan terhadap kimia, alkali, minyak
dan acid. Contoh bahan Water Stop yang akan dipakai harus diserahkan ke Direksi Lapangan
untuk disetujui.

Tahapan pekerjaan Water Stop:


1) Pemasangan Water Stop harus mengikuti petunjuk dari pabriknya, sehingga water stop
tidak terlipat oleh beton pada waktu pengecoran.
2) Water Stop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan pengecoran beton sesuai dengan
gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 79


METODE PELAKSANAAN

B. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 1
orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A - H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.

Gambar VIII.6 Contoh Pekerjaan Lantai Kerja

8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 80


METODE PELAKSANAAN

C. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang Lantai adalah 2 orang pekerja.
2) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang Dinding adalah 4 orang pekerja
3) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang Pelindung Pipa adalah 1 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.

Gambar VIII.7 Contoh Pekerjaan Pembesian

4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah


pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 81


METODE PELAKSANAAN

Gambar VIII.8 Contoh Pekerjaan Bekisting

5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan disesuaikan
dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar VIII.9 Contoh Pengecoran Beton Bertulang

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan diatas
dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting beton baru
dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk yang akan
dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VIII.3 PEKERJAAN PERPIPAAN


A. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa dan Aksesoris Pipa
Sebelum pekerjaan Perpipaan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 82


METODE PELAKSANAAN

pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan. Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk memberikan daya listrik pada plat
pemanas, pemotong, kunci pas, alat pembersih pipa, tackle, dump truck. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.

Persyaratan Material :
Pipa yang digunakan adalah pipa dan aksesoris dengan material PVC tipe AW yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik.

Tahapan pekerjaan perpipaan terdiri dari :


1) Setelah dilakukan mutual check dan persetujan material pipa dan aksesoris pipa dengan
spesifikasi sesuai yang telah ditentukan serta jumlahnya oleh Direksi Lapangan, akan
dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke pabrikan.
2) Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan persiapan material.
3) Setelah selesai akan dilakukan pengiriman ke lokasi. Dengan cara mobilisasi yang telah
mempertimbangkan ketepatan sampai material ke lokasi dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
4) Secara umum pastikan semua jalur perpipan dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
5) Pastikan semua pipa dan aksesoris pipa yang akan disambung telah bersih dari kotoran.
6) Pemasangan dan penyambungan pipa dan aksesoris PVC dilaksanakan dengan Lem
khusus pipa PVC

Gambar VIII.10 Pemasangan pipa PVC

7) Untuk pemasangan aksesoris pipa bisa juga dilakukan dengan metode flange to flange.
Seperti untuk butterfly valve, perlu dilengkapi dengan gasket untuk menjamin kerapatan
dan kekuatan sambungan tersebut.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VIII.4 PEKERJAAN PENGECATAN


A. Pengecatan Besi
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain kuas, wadah adukan cat

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 83


METODE PELAKSANAAN

dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
6 pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat)
Cat dasar dan cat antara harus memenuhi syarat antara lain :
➢ sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak boleh : mengulit,
mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan warna dan
bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10 menit harus dapat mudah diaduk dengan
pengaduk menjadi campuran serba sama, bila perlu dapat ditambahkan pengencer
sebanyak 10% ;
➢ cat sewaktu diterima harus mudah diulaskan dan mengalir rata pada permukaan yang
licin dan tegak. Lapisan cat kering harus rata, kusam atau kilat telur, tidak kisut dan tidak
turun. Persyaratan dan cara uji lengkap mengikuti Acuan Normatif SNI. 0087-1987-A
“Mutu Cara Uji Cat Dasar Meni Besi untuk Besi dan Baja”.
2) Cat Penutup (Top Coat)
Tipe cat tutup memakai jenis cat Epoxy karena sifatnya tidak menguap jika terpapar panas.
Persyaratan cat tutup dapat, sebagai berikut :
➢ Gel dan Endapan tidak boleh ada;
➢ Waktu pengeringan (kering permukaan). Maksimum (6jam)

Tahapan pekerjaan pengecatan permukaan besi terdiri dari :


1) Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu
2) Bersihkan semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan “white spririt” atau solvent lain yang cocok, kemudian dilap dengan kain bersih.
3) Hilangkan semua karat dan kerok dengan cara mengeruk atau menggosok dengan sikat
kawat bila perlu dengan sand blasting
4) setelah itu berilah cat dasar dan harus dijaga jangan sampai terkotori lapis debu, kotoran,
minyak, lemak, dan sebagainya sebelum diberi cat antara dan cat tutup.
5) Lapisan berikutnya tidak boleh dikerjakan diatas cat dasar dalam tempo kurang dari 6
bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.
6) bagian-bagian logam dimana cat dasarnya sudah cacat harus disikat dengan sikat kawat
atau dikerok untuk menghilangkan kawat. Kemudian barilah cat dasar seperti tersebut
diatas;
7) Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu atau
cuaca lain yang tidak baik.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

VIII.5 PEKERJAAN MEDIA FILTER


Pasir Silica dan Kerikil untuk isi media telah memenuhi persyaratan dan disetujui oleh Direksi
Lapangan. Pemeriksaan material akan dilakukan 2 kali oleh Direksi Lapangan, yang pertama
pemeriksaan pada gudang vendor, yang kedua pemeriksaan pada saat penerimaan di lokasi kerja.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 84


METODE PELAKSANAAN

tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain tangga. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 2 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan media filter terdiri dari :
1) Pastikan bangunan sludge drying bed telah selesai dengan sempurna dan telah di tes
kebocorannya. Setelah bangunan sludge drying bed dan material media filter telah disetujui
oleh Direksi Lapangan. Lakukan pembersihan bagian dalam Sludge Drying Bed
2) Pengisian media filter dilakukan dengan cara dihampar perlahan - lahan dengan secara
bergantian.
3) Material pertama yang dituang adalah yang ukuran materialnya lebih besar yaitu kerikil
dengan dia. 3-5 mm. Kerikil dihampar dengan jumlah yang telah sesuai dengan yang
ditentukan. Setelah itu dilakukan pengecekan oleh Direksi Lapangan.
4) Apabila telah disetujui dilanjutkan dengan penghamparan material ke dua yang ukuran
materialnya lebih kecil yaitu pasir silica dia. 1,2 – 1,5 mm. pasir silica juga dihampar dengan
jumlah yang telah sesuai dengan yang ditentukan.
5) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
6) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak memenuhi
target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
7) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
8) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 85


METODE PELAKSANAAN

BAB IX PEKERJAAN BAK FLOWMETER


IX.1 PEKERJAAN TANAH
A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan
hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan
dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar IX.1 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan
pengaman pada galian.

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
6 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :
1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 86


METODE PELAKSANAAN

14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Buangan Tanah Sisa


Sebelum pekerjaan Buangan Tanah Sisa dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar IX.2
Pekerjaan Buangan Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan).

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
1 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Buangan Tanah Sisa terdiri dari :


1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Urugan Tanah Kembali


Sebelum pekerjaan urugan tanah dilaksanakan maka terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk
mencegah hal – hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Gambar IX.3 Contoh Urugan
Tanah Kembali
Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan
tanah.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 87


METODE PELAKSANAAN

Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Urugan Tanah terdiri dari :


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai
melakukan pekerjaan. Gambar IX.4 Contoh Urugan Pasir

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :
1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 88


METODE PELAKSANAAN

4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

IX.2 PEKERJAAN BETON


A. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 1
orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A–H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 89


METODE PELAKSANAAN

7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok


adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang Lantai adalah 1 orang pekerja.
2) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang Dinding adalah 2 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah
pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan disesuaikan
dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 90


METODE PELAKSANAAN

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan diatas
dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting beton baru
dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk yang akan
dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

IX.3 PEKERJAAN BESI


Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan
pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan. Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk memberikan daya listrik pada plat
pemanas, pemotong, kunci pas, alat pembersih pipa, tackle, dump truck. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 1 orang pekerja.

Pembuatan penutup chamber dipabrikasi dilapangan. Persiapkan semua bahan yaitu berupa plat
besi, angkur, kunci gembok, engsel, handel pengangkat yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Kemudian dipabrikasi sesuai gambar kerja yang ada, untuk penyambungan besi
dilakukan dengan sistem pengelasan. Pastikan media yang akan dilas bersih dari kotoran. Setelah
pabrikasi penutup chamber kemudian dilakukan pengecatan besi. Pengelasan dan pengecatan
mengikuti pedoman yang telah tertulis pada dokumen ini. Setelah proses pabrikasi selesai barulah
penutup chamber dipasang pada titik lokasi yang telah ditentukan sebelumnnya pada Gambar
Kerja dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 91


METODE PELAKSANAAN

BAB X PEKERJAAN TEFLON LINING UNTUK TANGKI RESIN


X.1 PEMILIHAN MATERIAL PTFE
Untuk memilih PTFE dan properlies untuk lining, maka perlu mengetahui hal–hal berikut:
1. Tujuan pelapisan
2. Jenis bahas kimia atau media
3. Suhu pengoperasian (minimum dan maksimum)
4. Tingkat vakum atau tekanan (minimum dan maksimum)
5. Aplikasi ketahanan abrasi dan korosi yang tinggi atau tidak
6. Pencegahan kontaminasi produk

X.2 LOGAM SUBSTRAT


X.2.1 Tangki dan Nozzle yang akan di Lining
a. Tangki dan Nozzle yang akan dilapis harus cukup kaku sehingga tidak ada
kemungkinan deformasi yang akan mengakibatkan kerusakan lapisan selama
transportasi, instalasi dan operasi.
b. Pengaturan untuk pengangkatan Tangki harus ditentukan pada tahap desain.
c. Desain semua peralatan harus memungkinkan akses selama persiapan permukaan dan
aplikasi lapisan dan untuk ventilasi asap berevolusi selama operasi.
d. Konstruksi paku keeling/rivet tidak boleh digunakan.
e. Sambungan yang dibaut hanya diizinkan jika dapat dibongkar untuk lapisan
lining.
f. Saat menghitung jarak bebas, harus dibuat kelonggaran untuk ketebalan
lining.
g. Permukaan yang akan dilapisi harus memiliki kontur yang halus (ikuti General
Procedure–Blasting & Painting TGS/QA/GP/EJ/001).
h. Diskontinuitas, celah, dan proyeksi tajam harus dihindari.
i. Fitting yang harus dipasang setelah proses pelapisan selesai, harus dirancang untuk
dilapisi, atau dibuat dari bahan yang tidak akan terpengaruh oleh kondisi proses.
j. Dimensi maksimum pipa dan fiting berlapis karet mengacu pada tabel di bawah ini dan
atau harus ditentukan selama pertukaran informasi.
k. Pipa dan fitting besi tuang yang diproduksi untuk BS 2035 memiliki dimensi yang
sesuai dan harus diizinkan untuk dilapisi.
l. Pipa dengan diameter kurang dari 25 mm tidak boleh dilapisi karet.
m. Pipa dengan diameter kurang dari 450 mm harus dari konstruksi yang mulus saja.
n. Fitting yang disekrup tidak boleh dilapisi karet.
o. Jika flange flat face atau raised face digunakan, maka harus dilas ke pipa atau fitting
sesuai dengan toleransi manufaktur normal.
p. Flange yang dilekatkan pada pipa dengan pengelasan fillet harus dilepas dengan tepat
untuk memungkinkan udara yang terperangkap di antara fillet terlepas ke atmosfer
selama pelapisan dan vulkanisir.
q. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan lubang ventilasi di flange, asalkan memenuhi
persyaratan standar desain perpipaan.

X.2.2 Fabrikasi Logam untuk Lining


a. Semua lasan harus kontinu pada permukaan yang akan dilapisi. Pengelasan
jahitan, pengelasan spot dan proses pengelasan tidak kontinu lainnya tidak
boleh digunakan.
b. Permukaan las harus halus. Proses grinding harus dilakukan agar sisa lasan
tidak memiliki tepi yang tajam.
c. Prosedur pengelasan harus dipilih untuk menghindari porositas pada sisi
lasan yang akan dilapisi (ikuti WPS / PQR).

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 92


METODE PELAKSANAAN

d. Bahan pengisi seperti resin, dempul, pengisi dan titik leleh rendah dan
brazzing, tidak boleh digunakan.
e. Sudut dan tepi luar harus dilengkapi dengan radius paling tidak sama dengan ketebalan
karet. Sudutinternal dan tepi hingga radius setidaknya dua kali lipat ketebalan karet.
f. Jika ada persyaratan bahwa bagian yang berputar harus seimbang, maka
penyeimbangan ini harus dilakukan sebelum dan sesudah pelapisan.
g. Permukaan harus disajikan kepada aplikator lapisan, dalam kondisi bersih bebas dari
semua kontaminasi(follow General Procedure – Blasting & Painting)

X.3 METODE BONDING


A. Inspeksi Visual
Permukaan substrat logam atau peralatan yang akan dilapisi harus diperiksa untuk
kesempurnaan pengelasan, tidak adanya undercut, laminasi saat penggulungan, dll. Untuk
memungkinkan melakukan pelapisan yang tepat.

B. Kontrol Debu
Semua debu permukaan, residu dan puing-puing yang tersisa di permukaan setelah
sandblasting harus dihilangkan.

C. Persiapan Permukaan Logam


Semua permukaan baja karbon dan besi cor yang akan dilapisi harus dibersihkan dengan
bersih.

D. Persiapan Lembaran PTFE


Contact face sheet lining harus dibuat lengket dengan menyeka dengan pelarut / solvent yang
sesuai, sehingga melekat pada bahan perekat dengan substrat. Sistem perekat dapat terdiri dari
satu atau lebih lapisan individual. Potongn tepi/lancip harus disiapkan sesuai dengan jenis
sambungan yang akan digunakan.

E. Joint dan Fitting


➢ Pengeluaran udara: dicapai dengan memvacuum proses untuk merekatkan PTFE dengan
contact face, bersamaan dengan pemberian tekanan pada sheet PTFE dengan alat bantu.
➢ Joint sambungan: Joint antara PTFE sheet di sambung dengan pengelasan kampuh PTFE.
➢ Kontinuitas Lapisan : ketika pemasangan sheet selesai seluruh sheet dan joint harus bebas
dari pin hole dan defect.

X.4 INSPEKSI
A. Inspeksi Visual
Hasil lining diperiksa untuk mengetahui kantong udara (udara terjebak) dengan merasakan
dan mengetuk seluruh permukaan dengan tangan atau dengan palu nilon.

B. Electrostatic Test
Seluruh permukaan dikenakan test pin hole dengan menggunakan Holiday detector tegangan
tinggi frekuensi tinggi. Permukaan yang terbuka atau bocor tidak akan diizinkan pada
permukaan lining. Tegangan yang akan digunakan adalah 15 kV maksimum.

C. Hydrotest
Seluruh permukaan yang sudah tidak ditemukan kebocoran akan dilakukan hydrotest sebagai
langkah terakhir untuk mengetahui tidak ada udara terjebak diantara lapisan sambungan
PTFE.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 93


METODE PELAKSANAAN

BAB XI PEKERJAAN RUMAH GENSET DAN RUMAH JAGA

XI.1 PEKERJAAN TANAH


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan,
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di
dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan,
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar X.1 Galian Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan
pengaman pada galian.

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan


1) Untuk Rumah Genset adalah 8 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 16 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi
resiko tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu
juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan
selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan
aman. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian
yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 94


METODE PELAKSANAAN

12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Buangan Tanah Sisa


Sebelum pekerjaan Buangan Tanah Sisa dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil
pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar X.2
Pekerjaan Buangan Tanah
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan).

Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan


1) Untuk Rumah Genset adalah 2 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 4 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Buangan Tanah Sisa terdiri dari :


1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 95


METODE PELAKSANAAN

C. Urugan Tanah Kembali


Sebelum pekerjaan urugan tanah dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K Gambar X.3 Contoh Urugan Tanah
Kembali
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan tanah.

Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Rumah Genset adalah 1 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 4 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Urugan Tanah terdiri dari :


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat–cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 96


METODE PELAKSANAAN

D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar X.4 Contoh Urugan Pasir

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir.

Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Rumah Genset adalah 1 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 1 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :


1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 97


METODE PELAKSANAAN

XI.2 PEKERJAAN PASANGAN


A. Pasangan Batu Belah 1 : 4
Sebelum pekerjaan pasangan batu belah dilaksanakan, terlebih
dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan


keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu boot, sarung Gambar X.5
tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal Contoh Pekerjaan
Pasangan Batu Belah
yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian
rambu dan pengaman pada urugan tanah.

Peralatan yang diperlukan antara lain adalah sekop, cangkul, kereta sorong, alat lansekap,
waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :
1) Untuk Rumah Genset adalah 1 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 8 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Pasir, Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah
sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya
di sub. Bagian III.2.A.
2) Material Batu Belah dipilih yang keras, bermutu baik dan tidak cacat atau retak. Batu
berpenampang bulat/berpori besar dan tidak terbungkus lumpur.

Tahapan pekerjaan pasangan bata belah terdiri dari :


1) Batu belah yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
2) Setiap batu belah diletakkan pada posisi sesuai profil yang telah terpasang dan diberi
bagian atasnya dengan adukan. Demikian juga halnya dengan sambungan dan setiap
celah diantara batu diisi padat dengan adukan.
3) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
4) Pemasangan batu dilakukan sesuai tebal dan elevasi rencana. Pekerjaan pasangan ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga saling mengikat dan terkunci. Pekerjaan ini
tidak boleh dilakukan pada saat hujan lebat dan berintensitas tinggi.
5) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
6) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
7) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
8) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 98


METODE PELAKSANAAN

B. Pasangan bata merah


Sebelum pekerjaan pasangan bata merah dilaksanakan, terlebih
dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan Gambar X.6


keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu boot, sarung Contoh Pasangan Bata
Merah
tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal
yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Pasangan Bata Merah adalah benang,
sendok semen, sekop, siku rangka, pemotong bata, palu, bak spesi, cangkul, kereta sorong,
alat lansekap, waterpass, alat ukur.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk Rumah Genset adalah 12 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 7 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab III.2.A.

Tahapan pekerjaan pasangan bata merah terdiri dari :


1) Pengukuran harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar. Acuan vertical dan
horizontal menggunakan benang yang dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak
lurus.
2) Batu bata yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
3) Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya.
4) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
5) Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
6) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar – siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
7) Diberikan angkur untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom.
8) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam dalam dinding harus dibuat pahatan
yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 99


METODE PELAKSANAAN

C. Plesteran 1 : 4
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K Gambar X.7
untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan Contoh Plesteran dan Acian
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
alat bantu pertukangan standar untuk melaksanakan
Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta
sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk Rumah Genset adalah 4 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 8 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.

Tahapan pekerjaan plesteran 1:4 terdiri dari :


1) Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda debu,
minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
2) Pasangan bata atau permukaan beton yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan
air
3) Semua siar permukaan psangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik
5) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap
yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir
hinggan mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 100


METODE PELAKSANAAN

10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok
adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap,
waterpass, alat ukur dan lain - lain.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk Rumah Genset adalah 6 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 12 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.

Tahapan pekerjaan Acian terdiri dari :


1) Taburkan Semen secara perlahan-lahan kedalam Air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga
tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
2) Siram bagian dinding atau beton yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
bertujuan agar nantinya permukaan yang diaci tidak banyak menyerap air semen.
3) Kemudian laburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan bidang beton
dengan menggunakan sendok adukan.
4) Selanjutnya haluskan pekerjaan acian dengan blok styrofoam sehingga permukaan benar-
benar rata dan halus.
5) Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air, karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan permukaan bidang aci.
6) Setelah selesai, biarkan kering selama beberapa lama sebelum dilanjutkan ke pengerjaan
pengecatan.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 101


METODE PELAKSANAAN

E. Lantai Keramik 40 x 40 cm
Sebelum pekerjaan Lantai Keramik dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Gambar X.8
Contoh Pemasangan Lantai Keramik
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah alat pemotong keramik, pisau keramik, penjepit keramik, palu, paku,
benang, sekop, cangkul, kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat ukur dan lain - lain.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk Rumah Jaga Keramik 40 x 40 cm adalah 4 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir, Semen Warna dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub.
Bagian III.4.A.
2) Permukaan lantai dilapisi oleh bahan Keramik 30 x 30 cm, Keramik 40 x 40 cm untuk
seluruh ruangan dan dan Keramik 20 x 20 cm untuk Lantai Kamar Mandi.
3) Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS (atau ditentukan
lain sesuai Gambar Kerja).

Tahapan pekerjaan Lantai Keramik terdiri dari :


1) Sebelum lantai dipasang, terlebih dahulu diperiksa pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
2) Rendam keramik didalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan
lebih mudah menempel pada saat pemasangan.
3) Kualitas keramik harus diperhatikan. Keramik kualitas rendah akan susah dipasang
secara presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang secara longgar karena setiap
keramik memiliki selisih 0.2–0.5 mm hingga tidak saling bertubrukan.
4) Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah keramik.
Hal ini membuat daya rekat keramik ke-adukan benar-benar lengket.
5) Bersihkan dari lantai dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang
harus bersih dari kerikil, batu/ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah.
6) Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada
yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas
di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
7) Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen warna atau nat pada sisi
keramik saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat
sisa udara yang mengendap akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah
itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari
kotoran yang mengendap
8) Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang
selama 2–3 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum
kuat untuk dibebani.
9) Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3 × 3 m biasanya terdapat 3–5
keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 102


METODE PELAKSANAAN

10) Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain minimal selama 1 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
11) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
12) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
13) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
14) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XI.3 PEKERJAAN BETON


A. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Lantai Kerja :
1) Untuk Rumah Genset adalah 2 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan.Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A - H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 103


METODE PELAKSANAAN

Gambar X.9 Contoh Pekerjaan Lantai Kerja

8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Teras
Sebelum pekerjaan teras dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Teras :


1) Untuk Rumah Genset adalah 6 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 3 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Teras dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang Teras sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang Teras dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan.Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling Teras.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A - H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 104


METODE PELAKSANAAN

7) Adukan diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam sampai


ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan dari patok level satu
dengan yang lainnya.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XI.4 PEKERJAAN BETON BERTULANG


A. Pekerjaan Beton Bertulang
Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :


1) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang pada Rumah Genset dan Dudukan
Tangki Solar Bulanan adalah 35 orang pekerja.
2) Untuk menyelesaikan pekerjaan beton bertulang pada Rumah Jaga adalah 25 orang
pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan pekerjaan Rumah Genset, adalah K-300 dengan berpedoman
pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B
dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Mutu Beton untuk pekerjaan Rumah Jaga adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 105


METODE PELAKSANAAN

Gambar VIII.13 Contoh Pekerjaan Pembesian

4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah


pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar VIII.14 Contoh Pekerjaan Bekisting

5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar VIII.15 Contoh Pengecoran Beton Bertulang

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatas dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting
beton baru dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk
yang akan dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 106


METODE PELAKSANAAN

9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XI.5 PEKERJAAN BESI


A. Pekerjaan Pintu Besi
Sebelum pekerjaan besi dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cutting
well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealent,
selang air, cutter, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan :
1) Pekerjaan Besi pada Rumah Genset yang terdiri dari pekerjaan pintu besi dobel adalah 4
orang pekerja.

Persyaratan Material :
Profil Plat Baja, Pipa BSP, Besi IWF dan Besi Siku telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Besi terdiri dari :


1) Memastikan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk semua ukuran yang akan
dipasang Pintu Besi sudah sesuai dengan gambar kerja.
2) Pintu Besi difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan.
3) Lakukan pemotongan besi sesuai dengan bentuk dan motif rencana sesuai gambar kerja.
4) Lakukan pengelasan antar besi untuk menyambung agar kuat dan kokoh.
5) Lakukan pengampelasan besi setelah pengelasan, hal ini bertujuan agar permukaan pintu
besi lebih halus.
6) Setelah selesai semua pengelasan pintu, maka pintu dibawa ke lokasi pekerjaan dan
dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
7) Untuk pintu besi periksa ukuran opening pintu untuk pekerjaan pintu. Cek garis elevasi
pada pintu. Tentukan elevasi garis finishing lantai dan tentukan juga center line serta titik-
titik posisi angkur. Bobok atau dengan menggunakan Mesin Bor, Buat lubang pada Kolom
pada posisi titik-titik angkur sehingga terlihat pembesiannya. Tegakkan Frame, sesuai
dengan ketetntuan elevasi, center line & garis pinjaman. Pastikan posisi frame ditanam
sedalam 20 mm. Las angkur frame dengan besi tulangan kolom. Kemudian lakukan
grouting pada celah disekelililng Frame. Plesteran di sekitar frame berumur minimal 1 hari
dari pemasangan pintu besinya.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 107


METODE PELAKSANAAN

XI.6 PEKERJAAN ALUMUNIUM


A. Pemasangan Kusen Jendela, Jendela dan Kaca
Sebelum pekerjaan pemasangan Jendela dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cutting
well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting–unting, reevet, gun sealent,
selang air, cutter, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan Alumunium :
1) Pada Rumah Genset adalah 2 orang pekerja
2) Pada Rumah Jaga adalah 5 orang pekerja

Persyaratan Material :
Engsel pintu, kunci pintu, kusen jendela alumunium, jendela alumunium, kaca 5mm, sloot
kunci jendela, jendela (bouvenligh alumunium), kusen pintu alumunium, engsel pintu
alumunium, kunci alumunium dan pintu kamar mandi PVC telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Tahapan pekerjaan Alumunium terdiri dari :


1) Pintu
➢ Hal penting dalam proses pembuatan sebuah pintu adalah kesesuaian antara kusen
dengan daun pintu yang akan dipasang, baik ukuran lebar, maupun tinggi serta tebalnya
daun pintu.
➢ Ketebalan daun pintu sangat berperan untuk pembuatan alur sponengan pada kusen
yang nantinya akan dirapatkan pada kusen sehingga daun pintu tidak mumbul dari
kusen penggantungnya.
➢ Kusen dan daun pintu dibuat dengan menggunakan jenis kayu yang berasal dari kelas
yang sama sehingga tekstur dan warna yang dihasilkan bisa lebih seragam.
➢ Kusen dipasang dengan kedua ujung kaki tidak menyentuh keramik lantai atau
dibuatkan “sepatu” berupa lapisan bat atau campuran semen/beton setinggi 5-10 cm
dari level lantai yang terlebih dahulu telah ditancapkan besi atau paku di bagian bawah
kusen untuk penguat.
➢ Pemasangan Kusen dikerjakan setelah Pekerjaan Pondasi dan Pengecoran
Sloof,pemasangan dilakukan bersamaan dengan Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata
dan Pengecoran Kolom.
➢ Bouwplank yang ada di sekeliling pondasi tidak boleh dibongkar dulu, karena titik
tengah pondasi akan dijadikan sebagai pedoman Pemasangan Kusen dan Dinding.
➢ Pada lokasi yang telah ditentukan, ketinggian kusen diukur untuk memastikan
ketinggian “sepatu” kusen.
➢ Dengan berpedoman pada ketinggian Daun Pintu, maka dibuatkan “sepatu” pada
bagian sisi kedua kaki kusen menggunakan papan. Pasang paku 5 Inchi sebanyak 2
buah pada masing-masing sisi kaki kusen. Pada bagian belakang yang nantinya akan
bersentuhan dengan Dinding Batu Bata, dipasang paku 3 Inchi dengan jarak pasangan
sekitar 50 cm. Paku yang ditancapkan tersebut dinamakan angkur yang berfungsi
sebagai pengikat dan penguat kusen dengan pasangan dinding batu bata.
➢ Kemudian, kusen diletakkan pada posisi yang telah ditentukan dengan posisi
tegak.Ukur posisi tegak lurus dengan menggunakan Alat Penegak Lurus (Lot). Semua
bagianbaik sisi kanan atau sisi kiri harus tegak lurus.
➢ Periksa kedua sudut kusen menggunakan garis siku, jika sudutnya 90º, maka dapat
disimpulkan bahwa pasangan kusen sudah baik dan benar.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 108


METODE PELAKSANAAN

➢ Pasang penopang atau skur pada kusen agar kusen tidak bergerak sehingga
semuaukuran berubah. Pasang semua kusen yang ada sebelum melakukan Pemasangan
Dinding Batu Bata.
➢ Sebagai langkah akhir, lakukan pengecekan dengan menggunakan selang kecil yang
diisi air sebagai waterpass. Caranya dapat dilakukan dengan menarik meteran ukur pada
bagian atas kusen pada kedua sisi kaki kusen,misalnya 1 meter, tandai dengan pensil.
Jika posisi air yang ada dalam selang sama tingginya dengan tanda garis pensil,maka
kedua kaki kusen telah sama dan tegak lurus.
2) Jendela dan Ventilasi
➢ Teknis Pelaksanaan Pemasangan Kusen Jendela sama dengan Teknis Pemasangan
Kusen Pintu.
➢ Hal yang harus diperhatikan adalah bagian sisi atas kusen jendela harus memiliki
ketinggian yang samadengan Kusen Pintu.
➢ Biasanya Kusen Jendela dipasang setelah terdapat beberapa pasangan batu di
bawahnya.
➢ Jika pasangan bata telah kering, kusen dapat dipasang seperti teknis yang telah
diuraikan di atas
➢ Ruang pemasangan daun pintu harus diletakkan di posisi sebelah dalam rumah dan
pemasangan jendela diletakkan di sebelah luar rumah.
3) Pemasangan Daun Pintu Allumunium
➢ Pasang kedua Engsel pada Daun Pintu terlebih dahulu.
➢ Kemudian letakkan daun pintu pada posisi Sponengan Pintu, diatur sedemikian rupa
agar keempat sisinya (atas, bawah, kanan dan kiri) pas. Lalu dengan menggunakan
spidol atau pensil, tandai posisi engsel di sponengan pintu tersebut, sekaligus dengan
posisi lubang sekrup engselnya.
➢ Untuk penyekrupan engsel pada dinding keramik sebaiknya menggunakan sekrup dan
fischer. Caranya dinding keramik terlebih dahulu di bor dengan menggunakan mesin
bor. Pengeboran dilakukan pada titik engsel yang telah ditandai sebelumnya. Setelah di
bor, masukkan fischer tadi ke dalam lubang tersebut.
➢ Gantung/pasangkan daun pintu pada posisi yang telah ditentukan tadi. Lakukan
penyekrupan pada semua lubang engsel.
➢ Langkah terakhir adalah pemasangan Gerendel Pintu bagian dalam, juga dengan
menggunakan Fischer.
4) Pemasangan Kunci Pintu
➢ Ukur lebar dan tinggi pintu untuk menentukan letak titik pemasangan kunci yang
disesuaikan dengan tinggi pengguna pintu. Umumnya tinggi pemasangan titik kunci
adalah 90-100 cm dari dasar pintu sisi terbawah.
➢ Tandai titik pemasangan kunci dengan pensil
➢ Buat lubang pada titik yang telah ditandai sebelumnya dengan menggunakan pahat
kayu, rapikan kemudian pasanglah kunci dalam posisi yang pas dan tepat.
➢ Langkah selanjutnya adalah pemasangan kunci bagian akhir, gunakan skrup untuk
mengencangkannya.
➢ Pada posisi yang sama dan seimbang sejajar dengan titik pemasangan kunci pada daun
pintu, buat juga lubang pada batang kusen pintu dengan pahat kayu sebagai tempat
striking plate-nya
➢ Pasang badan kunci dan pastikan posisi lidah pengait (Latch Bolt sudah benar dan
sesuai dengan arah bukaan pintu, kemudian pasang plat lawan pada kusen.
➢ Setelah semua instalasi telah terpasang, kemudian lakukan pengujian agar kunci dapat
berfungsi dengan sempurna.
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5) Pemasangan Sloot Kunci
➢ Pada posisi yang telah ditentukan, tandai titik pemasangan sloot kunci dengan pensil.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 109


METODE PELAKSANAAN

➢ Dengan menggunakan obeng atau skrup, kencangkan baut sloot kunci pada lubang yang
telah ditentukan.
➢ Pada sisi yang berhadapan langsung dengan pemasangan sloot kunci, pasang juga
bagian terkashir sloot kunci dengan menggunakan skrup
➢ Setelah semua instalasi telah terpasang, kemudian lakukan pengujian agar sloot kunci
dapat berfungsi dengan sempurna
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
6) Pemasangan Engsel Pintu
➢ Tentukan jumlah pemasangan engsel (sesuai dengan tinggi pintu dan ketentuan Gambar
Kerja)
➢ Tandai titik-titik pemasangan dengan menggunakan pensil.
➢ Berdirikan pintu, dalam keadaan yang rata seimbang, tandai juga pasangan engsel pada
bagian kusen tempat akan digantungkannya daun pintu (posisi titik pada daun pintu
dalam keadaan seimbang dengan posisi titik pada bagian kusen)
➢ Kencangkan dengan menggunakan skrup semua perangkat keras engsel dan pastikan
bahwa posisi engsel telah rapi dan benar.
➢ Tambahnkan pin terakhir yang melekat pada bagian engsel pint uke bagian dinding dan
pastikan bahwa pintu dapat terbuka dan tertutup dengan bebas
➢ Sebagai langkah terakhir, lumasi engsel dengan pelumnas.
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas
7) Pemasangan Kaca
➢ Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
➢ Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
➢ Pasangkan ganjelan pada sudut2 kaca bisa menggunakan karton atau karet.
➢ Antara kaca dengan kusen diisi dengan silicone sealent.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XI.7 PEKERJAAN ATAP PADA RUMAH JAGA


A. Rangka Atap Baja Ringan
Sebelum pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai
melakukan pekerjaan.
Gambar X.16 Contoh Pemasangan Rangka
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta Atap
perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 110


METODE PELAKSANAAN

dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
6 orang

Persyaratan Bahan :
Rangka atap baja ringan menggunakan Besi WF (Wide Flange) sering digunakan dalam
konstruksi baja. Besi WF merupakan salah satu besi yang memiliki kekuatan sangat tinggi jadi
sangat baik untuk konstruksi atap.

Tahapan pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan terdiri dari :


1) Mengatur permukaan ring balok supaya rata dan siku dengan menggunakan alat waterpass,
kemudian memastikan rangka dasar ring balok mengikat semua bagian bangunan dan
mengukur jarak yang dibutuhkan antara kuda-kuda dan meteran. Kemudia memberikan
tanda untuk meletakkan kuda-kuda supaya sesuai dengan rancangan gambar atap yang
sudah dibuat.
2) Kuda-kuda harus dipasang secara hati – hati dan sesuai dengan nomor ring balok kemudian
memastikan sisi kanan dan kiri pada rangka kuda-kuda tidak terbalik dan setelah itu
mengencangkan ring balok supaya posisi kuda-kuda tidak berubah.
3) Memeriksa semua jarak antara kuda-kuda
4) Memastikan kedataran (levelling kuda-kuda)
5) Memasang balok nok
6) Memasang bracing (pengikat) sebagai penguat.
7) Memasang Ring.
8) Memasang gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpuh pada ring balok.
9) Kemudian memasang ceiling battens untuk memperkuatikatan antara kuda-kuda
10) Memeriksa kembali pemasangan kuda-kuda sudah sesuai dengan gambar kerja, kedataran
nok pada semua sisi atap dan memastikan overhang sudah terpasang dengan benar.
11) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
12) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
13) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
14) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pekerjaan Penutup Atap


Sebelum pekerjaan Pekerjaan Penutup Atap dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta


perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, sepatu
boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk Gambar X.17 Contoh Pemasangan
mencegah hal – hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Penutup Atap
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor
Listrik, Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 111


METODE PELAKSANAAN

Jumlah tenaga kerja :


1) Pekerjaan pasangan genting keramik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
adalah 10 orang pekerja
2) Pekerjaan pasangan nok keramik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
adalah 3 orang pekerja
3) Pekerjaan pasangan Lisplank GRC yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
adalah 4 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Genting Keramik, Nok Genting dan Lisplank GRC berkualitas tinggi dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan penutup atap terdiri dari :


1) Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar dilanjutkan
dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genting keramik.
2) Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta
kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalua kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama
mengakibatkan genangan air.
3) Pasangan penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok
atap serta lisplank GRC.
4) Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan.
5) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
6) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
7) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
8) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XI.8 PEKERJAAN RANGKA PLAFON DAN PLAFON PADA RUMAH JAGA


A. Rangka Plafon
Sebelum pekerjaan Rangka Plafon dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan per setujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta Gambar X.18 Contoh Pekerjaan
perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Rangka Plafon
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara
lain adalah alat bantu pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik,
Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini adalah 20 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Hollow 4 x 4 cm yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 112


METODE PELAKSANAAN

Tahapan pekerjaan Rangka Plafon terdiri dari :


1) Sebelum pekerjaan rangka plafond dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjaan di
atas plafond harus sudah diselesaikan
2) Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan rangka adalah mengukur garis
ketinggian plafond sekeliling ruangan yang hendak dipasang rangka. Dapat menggunakan
pengukur waterpass pada beberapa titik di sekeliling ruangan. Gambar garis untuk
menyatukan titik-titik tersebut.
3) Langkah berikutnya adalah pemasangan wall angle (siku metal) sebagai penyangga hollow
metal furing.
4) Tempatkan siku metal pada tanda garis. Selalu mulai dengan dinding dengan luas
terpanjang. Bor siku metal dengan jarak antar baut/sekrup 40 cm. Pastikan siku dibaut
dengan kencang agar kuat menyangga hollow metal furing.
5) Tempatkan wall angel ini pada garis lurus yang tadi sudah di buat tepat pada bagian bawah
wall angel, lalu paku dengan menggunakan paku beton ukuran 2 cm atau 3 cm, posisi jarak
antara dari satu paku ke paku lainnya minimal 30 cm.
6) Setelah wall angel atau siku di semua sekeliling ruangan terpasang, selanjutnya adalah
melakukan pengukuran kembali di wall angel mulai dari pinggir pada satu bidang dinding
yang panjang dengan jarak 60 cm.
7) Lakukan pengukuran jarak sampai habis batas pinggiran dinding atau sampai batas habis
wall angel yang berukuran panjang tadi, buatkan tanda di setiap jarak 60 cm misalkan
huruf A, B, C, dan seterusnya.
8) Setelah selesai, samakan ukuran dan samakan juga tandanya pada bidang dinding yang
satunya lagi yang sama panjang atau dinding yang berseberangan. Fungsi pengukuran ini
adalah untuk pemasangan hollow.
9) Setelah pengukuran yang berjarak 60 cm selesai, maka pemasangan hollow pun di mulai.
namun sebelumnya ukur terlebih dahulu panjang pada tanda yang sudah di buat tadi.
Misalkan huruf A di hubungkan dengan huruf A, lalu tarik lurus dengan meteran.
kemudian lakukan pemotongan pada hollow, jika hollow melebihi panjang yang barusan
di ukur pada tanda A, jika kurang maka lakukan penyambungan hollow. Setelah ukuran
panjang hollow sesuai, tumpangkan hollow di atas wall angel, lalu skrup dengan
menggunakan bor. Lakukan pengukuran panjang dan pemotongan kembali pada tanda
yang lainnya yaitu B, C, D, dan seterusnya sampai habis tanda yang di buat tadi. Jika semua
sudah pas, pasangkan semua di wall angel, lalu skrup hingga kencang.
10) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
11) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
12) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Plafon Gypsum
Sebelum pekerjaan Plafon Gypsum dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 113


METODE PELAKSANAAN

dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
10 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
Plafon Gypsum dan Paku Skrup yang berkualitas tinggi dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Tahapan pekerjaan Plafon terdiri dari :


1) Tentukan marking elevasi plafon dan buat garis sipatan serta titik paku kait.
2) Pasang paku kait.
3) Pasang penggantung rangka plafond (hanger dan clip adjuster) dengan posisi tegak lurus.
4) Pasang rangka tepi plafon sebagai list tepi pada garis sipatan
5) Tentukan jarak penempatan kait penggantung
6) Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond.
7) Pasang rangka utama (top cross rail)
8) Pasang rangka pembagi (furing channel) dengan menggunakan locking clip
9) Pasang dan kecangkan clip/rod.
10) Pasang panel plafon pada rangka plafon dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver
dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.
11) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
12) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
13) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
14) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. List Plafon
Sebelum pekerjaan List Plafon dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini Pada
Bangunan Kantor adalah 10 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
List Gypsum dan Paku Sekrup yang berkualitas tinggi dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Tahapan pekerjaan List Plafon terdiri dari :


1) Pasangan List dikerjakan setelah semua pasangan plafond selesai dikerjakan atau
disesuaikan dengan kebutuhan pelaksana pekerjaan.
2) Ukuran dan dimensi pasangan berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam gambar kerja.
3) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 114


METODE PELAKSANAAN

4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XI.9 PEKERJAAN PENGECATAN PADA RUMAH GENSET


A. Pengecatan Pekerjaan Cat Dinding
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah kuas, kuas roll, wadah
adukan cat dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini adalah 4 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
Plamir, Cat antara dan Cat Penutup harus mengikuti acuan PUBB.1973 : NI-3, dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan

Tahapan pekerjaan pengecatan terdiri dari :


1) Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan beks persikan plesteran dengan kain
lap.
2) Lindungi bahan-bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat
dengan kertas semen / koran dan lakban
3) Penggosokan dinding dengan amplas kasar sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan
kain basah hingga bersih.
4) Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
5) Setelah betul – betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih
6) Pengecatan dimulai dengan cat dasar.
7) Setelah itu dilakukan pengecatan dengan cat pelapis (emulsi) 2 kali lapisan.
8) Pekerjaan cat dinding harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang –
belang atau noda – noda mengelupas.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pengecatan Pekerjaan Waterprofing Atap Dek Beton


Sebelum pekerjaan waterprofing dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 115


METODE PELAKSANAAN

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah kuas, kuas roll, wadah
adukan cat dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini adalah 6 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik dan standard-standard
lainnya seperti PUBB.1973 : NI-3, ASTM-828, ASTNLE, TAPP-I-083 dan 407.
2) Apabila tidak ditentukan lain, jenis bahan yang digunakan waterproofing adalah tipe
coating system atau setara dengan ketebalan 4 mm.
3) Memiliki karateristik fisik,kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan. Kedap air
dan uap termasuk pada bagian overlap.
4) Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed dengan ketebalan 3 cm (1 pc
: 3 psr)

Tahapan pekerjaan waterprofing terdiri dari :


1) Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar bersih,
bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari tumpahan atau
cipratan adukan dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata kering leveling screed
maupun kering permukaan).
2) Semua pertemuan 90 atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu menutup
sepanjang sudut dengan adukan kedap air 1 pc : 3 psr atau seperti yang tercantum dalam
gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Dalam levelling screed digunakan campuran kedap air 1 pc : 3 psr dibentuk menggunakan
benang waterpass arah kemiringan (arah kemiringan menuju ke lubang-lubang pipa.
4) Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan permukaanya
(dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian rupa dengan roskam tadi
sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam adukan Screed dapat
keluar
5) Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambal digosok lagi
dengan roskam best sehingga merata, setelah lapisan screed kering tidak boleh diaci.
6) Setelah kering udara ± 24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari kemungkinan pecah-
pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan goni-goni rami yang
sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
7) Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 hari dalam kondisi cuaca
cerah dan pengeringan maksimal 5 hari untuk cuaca buruk.
8) Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistem kuas/roll.
9) Pemasangan waterprofing dimulai dari titik terendah.
10) Pada pelaksanaan waterproofing ini harus dilindungi dari sengatan matahari.
11) Melindungi daerah yang telah di waterproofing.
12) Waterprofing tidak dapat dikerjakan dalam kondisi cuaca hujan.
13) Setelah waterproofing terpasang, maka diatas permukaan diberi perlindungan screed
setebal 3 cm menggunakan tulangan susut firemesh yang terletak di tengah-tengah adukan
screed.
14) Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup lapisan waterproofing
hingga ketinggian air minum 50 mm dan dibiarkan selama 3x24 jam
15) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
16) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 116


METODE PELAKSANAAN

17) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
18) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
XI.10 PEKERJAAN LISTRIK
A. Pekerjaan Listrik
Sebelum pekerjaan Listrik dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah bending conduit,
bor tangan, tang, obeng, waterpass, alat ukur dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini pada :
1) Pada Rumah Genset adalah 5 orang pekerja
2) Pada Rumah Jaga adalah 6 orang pekerja

Persyaratan Material :
1) Kabel NYA, Stop Kontak, Sakelar ganda dari bahan kualitas baik dan telah di setujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Lampu TL dan Lampu SL dan amaturnya box sekering (MCB) sesuai dengan gambar kerja
yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Exhaust Fan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan

Tahapan pekerjaan Listrik terdiri dari :


1) Pemasangan Instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armature
lampu yang dipakai harus sesuai dengan gambar instalasi listrik.
2) Pemasangan Conduit Outbow
➢ Marking jalur instalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan
➢ Tandai lokasi klem
➢ Bor lokasi klem
➢ Pasan Conduit
3) Pemasangan Conduit Inbow
➢ Marking jalur instalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan
➢ Tandai lokasi tee dos
➢ Kerjakan pembesian layer 1
➢ Pasang conduit
➢ Kerjakan pembesian layer 2
➢ Ikat conduit pada layer 2
4) Saklar dan Stop kontak
➢ Marking jalur istalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan di dinding.
➢ Bobok dinding bata dengan menggunakan bor listrik, jangan lupa gunakan cutter
➢ Pasang conduit & inbow dos
➢ Tunggu sampai dinding di finish plesteran.
➢ Sambung saklar, stop kontak dengan isntalasinya.
➢ Pasang saklar dan stop kontak, gunakan Waterpass agar rata seimbang.
5) Armature dan Titik Lampu.
➢ Marking jalur instalasi pada plafond dengan menggunakan kapur/spidol
➢ Lubangi plafond sesuai markingan, untuk pasangan akustik sesuaikan dengan pekerjaan
rangka plafond.
➢ Pasang kawat gantungan.
➢ Pasang lampu dengan melepas kap lampu

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 117


METODE PELAKSANAAN

➢ Kencangkan kawat gantungan


➢ Sambung ke instalasi
➢ Setelah instalasi lengkap terpasang secara sempurna, lakukan pengujian bola lampu.
➢ Setelah dilakukan pengujian, lampu dilepas kembali dan akan dipasang secara
permanen pada saat akan dilakukan kegiatan serah terima proyek untuk mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya pencurian.
6) Pemasangan Exhaust Fan pada Rumah Jaga.
➢ Exhaust fan dipasang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi
lapangan Penempatan di langit-langit ini terbilang efektif sebab udara kotor yang
tersaring dan dibuang akan langsung keluar melalui atap.
➢ Tahan perangkat exhaust fan pada posisi plafon yang dikehendaki, lalu buatlah tanda
pada posisi tersebut menggunakan spidol. Setelah itu, potong plafon tersebut memakai
pisau drywall tepat di tanda yang telah dibuat.
➢ Beberapa exhaust fan menuntut penyetingan konektor saluran udara terlebih dahulu.
Masukkan konektor-konektor udara ini ke dalam loteng, kemudian mengatur
barisannya agar tersusun rapi.
➢ Langkah berikutnya adalah memasang bingaki pada lubang plafon yang telah dibuat.
Tujuannya tentu saja sebagai pegangan exhaust fan dan memperkuat daya tahan area
pinggiran plafon. Anda bisa menyambung bingkai ini ke balok manggunakan sekrup
fischer.
➢ Kemudian pasang exhaust fan pada bingkai di atas. Selanjutnya pasang saluran ke
konektor dengan perantara pipa HVAC. Setelah selesai, pasang juga penutup exhaust
fan.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XI.11 PEKERJAAN LAIN – LAIN PADA RUMAH GENSET


A. Pekerjaan Talang Hujan
Sebelum pekerjaan Talang Hujan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, cutter, Lem PVC dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini adalah 5 orang pekerja

Persyaratan Material :
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC type D dengan ukuran 100 mm dan aksesorisnya yang
telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik dengan
tekstur yang lentur tapi kuat.

Tahapan pekerjaan Talang Hujan terdiri dari :


1) Memastikan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk rancangan garis tata letak
talang air sesuaikan dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 118


METODE PELAKSANAAN

2) Tentukan dan tandai titik awal atau titik tertinggi pada pemasangan talang.
3) Kemudian tentukan dan tandai titik ujung dan lokasi pipa vertical.
4) Ukurlah talang sesuai ukuran tadi kemudian potong talang.
5) Pasang panggantung talangnya pada setiap usuk. Sebuah penggantung talang harus
dipasang setiap 45-60 cm.
6) Pasang penyambung pipa vertical dan penutup talang menggunakan sealent dan sekrup
logam yang berukuran pendek.
7) Pasang Talang, kemudian lapisi talang dengan menggunakan sebuah potongan alumunium
tipis di dekitar bagian bawah pada setiap sudut talang.
8) Pasang pipa vertical (roof drain) melalui penyambung pipa. Gunakan lem pipa untuk
penyambunga pipa PVC dan biarkan kering semalaman. Pastikan permukaan pipa yang
akan disambung dengan lem bersih dari segala kotoran
9) Uji talang yang baru dipasang untuk mengecek apakah ada kebocoran dan untuk melihat
apakah aliran airnya lancer.
10) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
11) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
12) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pengisian Sealent Pondasi Genset


Pengisian sealent pada pondasi genset dilakukan setelah genset diletakkan di atas
pondasi.Sealent berfungsi sebagai perekat antara genset dengan pondasi dan penahan air apabila
terjadi rembesan air.

XI.12 PEKERJAAN SALURAN AIR HUJAN


A. Pasangan bata merah
Sebelum pekerjaan pasangan bata merah dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Pasangan Bata Merah adalah
benang, sendok semen, sekop, siku rangka, pemotong bata, palu, bak spesi, cangkul, kereta
sorong, alat lansekap, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 12
orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab III.2.A.

Tahapan pekerjaan pasangan bata merah terdiri dari :


1) Pengukuran harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar. Acuan vertical dan
horizontal menggunakan benang yang dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak
lurus.
2) Batu bata yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
3) Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 119


METODE PELAKSANAAN

4) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
5) Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
6) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar – siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
7) Diberikan angkur untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom.
8) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam dalam dinding harus dibuat pahatan
yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Plesteran 1 : 4
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok
adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 4 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.

Tahapan pekerjaan plesteran 1:4 terdiri dari :


1) Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda debu,
minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
2) Pasangan bata atau permukaan beton yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan
air
3) Semua siar permukaan psangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik
5) Pembuatan adukan

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 120


METODE PELAKSANAAN

➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap
yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir
hinggan mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok
adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap,
waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 6 orang
pekerja

Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.

Tahapan pekerjaan Acian terdiri dari :


1) Taburkan Semen secara perlahan-lahan kedalam Air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga
tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
2) Siram bagian dinding atau beton yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
bertujuan agar nantinya permukaan yang diaci tidak banyak menyerap air semen.
3) Kemudian laburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan bidang beton
dengan menggunakan sendok adukan.
4) Selanjutnya haluskan pekerjaan acian dengan blok styrofoam sehingga permukaan benar-
benar rata dan halus.
5) Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air, karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan permukaan bidang aci.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 121


METODE PELAKSANAAN

6) Setelah selesai, biarkan kering selama beberapa lama sebelum dilanjutkan ke pengerjaan
pengecatan.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 122


METODE PELAKSANAAN

BAB XII PEKERJAAN LANDSCAPING

XII.1 PEKERJAAN PERKERASAN–PEKERJAAN JALAN BETON


A. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Lantai
Kerja adalah 2 orang pekerja

Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-100 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari:


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A–H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.

Gambar XI.1 Contoh Pekerjaan Lantai Kerja

8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 123


METODE PELAKSANAAN

10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi, sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
25 orang pekerja.

Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari:


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.

Gambar XI.2 Contoh Pekerjaan Pembesian

4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah


pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 124


METODE PELAKSANAAN

Gambar XI.3 Contoh Pekerjaan Bekisting

5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Gambar XI.4 Contoh Pengecoran Beton Bertulang

6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini


dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatas dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting
beton baru dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk
yang akan dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XII.2 PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN KANSTIN


A. Pengadaan dan Pemasangan Kanstin
Sebelum pekerjaan pengadaan dan pemasangan kanstin dilaksanakan maka terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cangkul, sendok

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 125


METODE PELAKSANAAN

adukan, benang, paku, palu, kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 6 orang pekerja

Tahapan pekerjaan pemadatan tanah terdiri dari:


1) Pastikan lokasi yang akan dipasang sudah memiliki permukaan tanah yang padat dan rata
2) Pastikan pemasangan kansteen nantinya tidak menggangu saluran pengairan di sekitarnya.
Sehingga tidak akan muncul genangan pada permukaan tanah yang sulit mengalir ke
saluran air karena terhambat kansteen.
3) Membuat alas pelapis kansteen dengan menggunakan rabat beton yang memiliki ketebalan
minimal 150mm. Rabat beton dibuat agar tanah yang akan dipasang kansteen menjadi
lebih stabil dan tidak mudah tergeser atau turun, serta menguatkan susunan kansteen
nantinya.
4) Pasang benang pembantu agar proses pemasangan tetap rapi dan lurus sesuai jalurnya dan
tentunya menghindari kemirirngan atau pemasangan yang berantakan. Pastikan juga untuk
memberi jarak antar kanstin sebesar 1-2 cm.
5) Pengunci atau proses penebalan pada dasar sisi kansteen, dengan tujuan menghindari
pergeseran kansteen yang dapat merusak alas pelapis dan konstruksi lainnya.
6) Terakhir lapisi kansteen dengan adukan. Serta gunakan besi dowek untuk mengikat pelat
beton pada kansteen.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XII.3 PEKERJAAN ARTISTIK DAN LAINNYA


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan
dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah 2 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 126


METODE PELAKSANAAN

6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Urugan Tanah Kembali


Sebelum pekerjaan urugan tanah dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan tanah. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan
lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Urugan Tanah terdiri dari :


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 127


METODE PELAKSANAAN

6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain
– lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :


1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 128


METODE PELAKSANAAN

D. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Lantai
Kerja adalah 2 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-100 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan lantai kerja terdiri dari :


1) Lantai Kerja dibuat dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Pastikan bawah lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir.
3) Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
4) Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan.Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalan dengan jarak per 1m untuk
leveling lantai kerja.
5) Semua pekerjaan beton berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3. A - H dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

E. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 129


METODE PELAKSANAAN

concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 8
orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah
pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini
dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatas dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting
beton baru dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk
yang akan dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

F. Pekerjaan Pemasangan Logo dan Tulisan


Setelah Pondasi (Pedestal) telah siap, pasang logo SPAM dan Tulisan yang sebelumnya telah
di pabrikasi. Logo dan Tulisan dipasang sesuai dengan Gambar Kerja.

XII.4 PEKERJAAN TIANG BENDERA, PONDASI DAN ACCESSORIES


Tiang bendera di pasang sesuai dengan gambar kerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 130


METODE PELAKSANAAN

XII.5 PEKERJAAN PENATAAN TAMAN


Pekerjaan taman dibuat agar lingkungan IPA terlihat asri dan sejuk. Pelaksanaan pemasangannya
mengacu pada ketentuan yang ada di gambar.

XII.6 PEKERJAAN PAGAR DEPAN, KIRI DAN KANAN


A. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan
dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah 30 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 131


METODE PELAKSANAAN

15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :


1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Urugan Bekas Galian


Sebelum pekerjaan urugan bekas galian dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan tanah.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 24 orang pekerja

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 132


METODE PELAKSANAAN

Tahapan pekerjaan Urugan Bekas Galian terdiri dari :


1) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material tanah urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Tanah dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Pasangan Batu Kosong


Sebelum pekerjaan batu kosong dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan tanah.
Peralatan yang diperlukan yaitu meteran, unting-unting, siku – siku, water pas dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Batu Kosong terdiri dari :


1) Batu – batu berukuran kisaran 15 – 20 cm, disusun di atas pasir urug.
2) Batu ini disusun setinggi kisaran 20 cm dan dibuat tanpa adukan semen pasir.
3) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 133


METODE PELAKSANAAN

E. Pasangan Batu Kali


Sebelum pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 40 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Pasir, Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah
sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian II.2.A.
2) Material Batu Kali dipilih yang keras, bermutu baik dan tidak cacat atau retak. Batu
berpenampang bulat/berpori besar dan tidak terbungkus lumpur.

Tahapan pekerjaan pasangan batu kali terdiri dari :


1) Lakukan pengukuran menggunakan theodolith untuk mendapatkan level yang tepat.
2) Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
3) Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
5) Basahi batu kali dengan air terlebih dahulu sebelum dipasang.
6) Pemasangan batu dilakukan sesuai tebal dan elevasi rencana. Pekerjaan pasangan ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga saling mengikat dan terkunci. Pekerjaan ini tidak
boleh dilakukan pada saat hujan lebat dan berintensitas tinggi.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

F. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan beton
bertulang untuk kolom, sloof, dan ring balok adalah 20 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 134


METODE PELAKSANAAN

1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah
pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan disesuaikan
dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini
dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan diatas
dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting beton baru
dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk yang akan
dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

G. Pasangan bata merah


Sebelum pekerjaan pasangan bata merah dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Pasangan Bata Merah adalah benang,

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 135


METODE PELAKSANAAN

sendok semen, sekop, siku rangka, pemotong bata, palu, bak spesi, cangkul, kereta sorong, alat
lansekap, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 12 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab III.2.A.

Tahapan pekerjaan pasangan bata merah terdiri dari :


1) Pengukuran harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar. Acuan vertical dan horizontal
menggunakan benang yang dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak lurus.
2) Batu bata yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
3) Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya.
4) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
5) Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata.
Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada
sudut.
6) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar – siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
7) Diberikan angkur untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom.
8) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam dalam dinding harus dibuat pahatan
yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

H. Pasangan Hollow
Pengadaan pagar besi hollow dilakukan dengan memesan pada supplier khusus. Pagar hollow
dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudah finishing cat. Pagar hollow
akan dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus dan rapi.

I. Plesteran
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 25 orang pekerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 136


METODE PELAKSANAAN

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.

Tahapan pekerjaan plesteran 1:4 terdiri dari :


1) Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda debu,
minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
2) Pasangan bata atau permukaan beton yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan air
3) Semua siar permukaan psangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik
5) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 2 psr
untuk plesteran Kolom dan 1 pc : 4 psr untuk plesteran pondasi batu kali.
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu
dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester, kemudian
setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir hinggan
mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

J. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat
ukur dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 40 orang pekerja.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 137


METODE PELAKSANAAN

Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.

Tahapan pekerjaan Acian terdiri dari :


1) Taburkan Semen secara perlahan-lahan kedalam Air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga
tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
2) Siram bagian dinding atau beton yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini bertujuan
agar nantinya permukaan yang diaci tidak banyak menyerap air semen.
3) Kemudian laburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan bidang beton
dengan menggunakan sendok adukan.
4) Selanjutnya haluskan pekerjaan acian dengan blok styrofoam sehingga permukaan benar-
benar rata dan halus.
5) Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air, karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan permukaan bidang aci.
6) Setelah selesai, biarkan kering selama beberapa lama sebelum dilanjutkan ke pengerjaan
pengecatan.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

XII.7 PEKERJAAN SALURAN


A. Pemasangan Bowplank
Setelah pekerjaan pangukuran (survey) lokasi proyek selesai, keterangan titik ketinggian peil
dan sudut - sudut fisik bangunan sudah didapatkan, maka pekerjaan selanjutnya adalah
Pekerjaan Bowplank, Bowplank sendiri merupakan patok kayu sementara yang berfungsi
untuk menentukan titik As bangunan yang akan dibangun. Sebelum pekerjaan Bowplank
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesehatan serta perlengkapan keamanan, seperti: helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan bowplank disediakan terlebih
dulu di lokasi pekerjaan. Seperti: gambar kerja, alat bantu ukur Theodolite dan Waterpass serta
alat Ukur Meteran sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dibutuhkan juga alat bantu pertukangan
lainnya seperti Palu, Gergaji dan lain – lain. Bahan yang akan digunakan berupa Kaso 5/7 (Kayu
Kelas III), Papan 3/20 (Kayu Kelas III) dan Paku 5-7 cm. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 20 orang pekerja.Tahapan pekerjaan Bowplank
terdiri dari:
1) Bowplank dipasang sebagai pedoman ketinggian dan kesikuan bangunan.
2) Tiang Bowplank harus dipasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya, dan
dipasang waterpass dengan sudut – sudutnya harus siku.
3) Untuk penentuan as bangunan, ditandai dengan paku pada papan bowplank.
4) Bowplank berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 138


METODE PELAKSANAAN

5) Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang (horizontal), dengan papan Bowplank
lainnya.
6) Letak kedudukan Bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
7) Garis benang Bowplank merupakan garis tengah dari pondasi & dinding bata.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

B. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan
dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah 30 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :


1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 139


METODE PELAKSANAAN

12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

C. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja.

Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :


1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

D. Pasangan Batu Kosong


Sebelum pekerjaan batu kosong dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 140


METODE PELAKSANAAN

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan tanah.
Peralatan yang diperlukan yaitu meteran, unting-unting, siku – siku, water pas dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Batu Kosong terdiri dari :


1) Batu – batu berukuran kisaran 15 – 20 cm, disusun di atas pasir urug.
2) Batu ini disusun setinggi kisaran 20 cm dan dibuat tanpa adukan semen pasir.
3) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

E. Pasangan Batu Kali


Sebelum pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 40 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Pasir, Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah
sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian II.2.A.
2) Material Batu Kali dipilih yang keras, bermutu baik dan tidak cacat atau retak. Batu
berpenampang bulat/berpori besar dan tidak terbungkus lumpur.

Tahapan pekerjaan pasangan batu kali terdiri dari :


1) Lakukan pengukuran menggunakan theodolith untuk mendapatkan level yang tepat.
2) Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
3) Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
5) Basahi batu kali dengan air terlebih dahulu sebelum dipasang.
6) Pemasangan batu dilakukan sesuai tebal dan elevasi rencana. Pekerjaan pasangan ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga saling mengikat dan terkunci. Pekerjaan ini tidak
boleh dilakukan pada saat hujan lebat dan berintensitas tinggi.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 141


METODE PELAKSANAAN

8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

F. Plesteran
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 15 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.

Tahapan pekerjaan plesteran 1:4 terdiri dari :


1) Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda debu,
minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
2) Pasangan bata atau permukaan beton yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan air
3) Semua siar permukaan psangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik
5) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 2 psr
untuk plesteran Kolom dan 1 pc : 4 psr untuk plesteran pondasi batu kali.
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu
dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester, kemudian
setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir hinggan
mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 142


METODE PELAKSANAAN

10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

G. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat
ukur dan lain - lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 40 orang pekerja

Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.

Tahapan pekerjaan Acian terdiri dari :


1) Taburkan Semen secara perlahan-lahan kedalam Air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga
tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
2) Siram bagian dinding atau beton yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini bertujuan
agar nantinya permukaan yang diaci tidak banyak menyerap air semen.
3) Kemudian laburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan bidang beton
dengan menggunakan sendok adukan.
4) Selanjutnya haluskan pekerjaan acian dengan blok styrofoam sehingga permukaan benar-
benar rata dan halus.
5) Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air, karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan permukaan bidang aci.
6) Setelah selesai, biarkan kering selama beberapa lama sebelum dilanjutkan ke pengerjaan
pengecatan.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

H. Pemasangan Suling – suling PVC Dia. 40 mm


Sebelum pekerjaan suling – suling dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 143


METODE PELAKSANAAN

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat
ukur dan lain - lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 40 orang pekerja

Tahapan pekerjaan Acian terdiri dari :


1) Suling – suling dibuat dari pipa PVC diameter 40 mm
2) Pemasangan suling – suling dipasang sesuai gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
3) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

I. Pekerjaan Beton Bertulang


Sebelum pekerjaan Beton Bertulang dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.

Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan beton
bertulang untuk kolom, sloof, dan ring balok adalah 20 orang pekerja.

Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-175 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

Tahapan pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


1) Semua pekerjaan beton dan beton bertulang berpedoman pada Ketentuan Pelaksanaan
Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.C - H dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
4) Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah
pemasangan bekisting sesuai dengan ketentuan pada penjelasan persyaratan bahan untuk

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 144


METODE PELAKSANAAN

pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan disesuaikan
dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini
dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan diatas
dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting beton baru
dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk yang akan
dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 145


METODE PELAKSANAAN

BAB XIII KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


XIII.1 PENYIAPAN RKK
Kontraktor akan membuat Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), Pembuatan
prosedur instruksi kerja dan penyiapan formulir–formulir yang telah disesuaikan dengan
pekerjaan–pekerjaan yang ada pada “Pekerjaan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai,
Kabupaten Sukamara” Kemudian Dokumen RKK diajukan kepada Direksi Lapangan untuk
dievaluasi dan disetujui.

XIII.2 SOSIALISASI, PROMOSI DAN PELATIHAN


➢ K3 (safety induction) kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang
memasuki wilayah kerja proyek
➢ Pengarahan K3 (safety briefing) perlu dilakukan pada saat sebelum memulai pekerjaan dan
setelah melaksanakan pekerjaan hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap
penggunaan K3 setiap hari.
➢ Pertemuan keselamatan (safety talk dan/atau tool box meeting) ini bertujuan untuk sosialisasi
dan pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K–3L dan lingkungan selama
masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan safety talk setiap 1 minggu sekali.
➢ Sosialisasi untuk Covid–19 dilakukan dengan sosialisasi pada safety talk, kemudian
pembuatan poster, spanduk agar informasi lebih jelas tersampaikan. Sosialisasi dilakukan agar
menambah wawasan lebih luas mengenai pencegahan kejadian untuk Covid–19. Secara rinci
semua pencegahan dan penangulangaanya tercantum di dalam dokumen RKK. Salah satu
contoh sosialisasi yaitu adanya sosialisasi cuci tangan yang baik dan social distancing di
lingkungan proyek untuk pencegahan Covid–19.
➢ Pelatihan K3 terhadap seluruh komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh
pekerja mengenasi K–3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat. Materi pembinaan dan
pelatihan antara lain: Kebijakan K3 Proyek, cara bekerja dengan aman, cara penyelamatan
dan penanggulangan dalam keadaan darurat, dan lain–lain.
➢ Simulasi K3 juga harus diadakan rutin setiap 1 bulan sekali seperti simulasi untuk kebakaran,
gempa bumi dan tsunami untuk daerah yang dekat dengan pantai.
➢ Poster, Spanduk (Banner) dan Papan Informasi K3 dibuat sebagai bentuk promosi untuk
menyampaikan pesan K3 kepada pekerja dan agar tercipta dan tercapainya budaya K3 pada
lingkungan proyek.

XIII.3 ALAT PELINDUNG KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI


Lokasi pekerjaan dilengkapi dengan perlengkapan alat pelindung kerja seperti pembatas areal
(restricted area), tali keselamatan untuk pekerjaan yang beresiko seperti yang berhubungan
dengan ketinggian, jaring pengaman dan pagar pengaman lokasi proyek.

Gambar XII.1. Contoh Alat Pelindung Kerja

Para Pekerja juga akan dilengkapi dengan safety tools standar seperti sepatu safety, rompi, sarung
tangan, helm dan masker sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Gambar XII.2 Contoh Alat Pelindung Diri

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 146


METODE PELAKSANAAN

XIII.4 ASURANSI DAN PERIZINAN


Kontraktor memberikan jaminan asuransi kepada seluruh pekerja, seperti BPJS Ketenagakerjaan
dan Kesehatan kerja. Untuk mencegah kecelakaan dan berbagai kegiatan berbahaya, perlu
dikembangkan izin kerja. Semua pekrjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki izin
kerja yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau ahli K3). Izin kerja memuat
cara melakukan pekerjaan, safety precaution, dan peralatan keselamatan yang diperlukan.

XIII.5 PERSONIL K3 KONSTRUKSI


Untuk menjaga K3 konstruksi berjalan lancer perlu disiapkan personil K3 yang nantinya akan
membantu Ahli K3 konstruksi, seperti petugas K3, Asisten Petugas K3/Safety Man/Pengatur
Lalu Lintas (Flagman).

XIII.6 FASILITAS, SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN


Kontraktor akan menyiapkan semua fasilitas, sarana dan prasarana Kesehatan di lokasi proyek,
seperti adanya fasilitas ruang klinik kesehatan di lapangan,bekerjasama dengan rumah sakit
dan/atau pusat Kesehatan masyarakat terdekat untuk Tindakan darurat, menyediakan fasilitas
tambahan yakni fasilitas air bersih, kemudian adanya tempat cuci tangan dan bilik desinfektan
untuk pencegahan covid-19, menyediakan obat-obatan menurut syarat–syarat pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaaan siap digunakan di lapangan.

XIII.7 RAMBU – RAMBU YANG DIPERLUKAN


Untuk menambah tingkat keamanan dan keselamatan kerja, pada lokasi proyek juga akan
dipasang tanda–tanda dan rambu–rambu yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan
kerja antara lain :

Gambar XII.3. Rambu–rambu proyek di lokasi

Gambar XII.4. Rambu – rambu peralatan alat pelindung diri (APD)

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 147


METODE PELAKSANAAN

XIII.8 LAIN–LAIN TERKAIT PENGENDALIAN RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI


Selain itu disiapkan kelengkapan lain seperti alat pemadam api ringan (APAR), Bendera K3,
lampu darurat dan secara berkala dilakukan program inspeksi dan audit untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek
berikutnya. Kemudian akan membuat laporan dan penyidikan terkait dengan apabila adanya
insiden di lokasi proyek.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 148


METODE PELAKSANAAN

BAB XIV PEKERJAAN PENYELESAIAN


XIV.1 Pekerjaan Perapihan Sisa Pekerjaan
Pembersihan selama pelaksanaan
akan melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, kantor darurat dan hunian, tetap
terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa-sisa, sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran
lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan tetap memelihara daerah kerja dalam
keadaan bersih setiap waktu. Tidak membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya
cairan mineral, minyak atau minyak cat kedalam selokan jalan atau kedalam saluran yang ada.
Pembersihan akhir
Pada saat selesainya Pekerjaan lapangan, daerah proyek akan tetap dijaga kebersihan dan siap
dipakai oleh Pemilik dan memulihkan daerah yang tidak merupakan bagian pekerjaan untuk
perbaikan. Pada saat pembersihan akhir, seluruh pekerjaan, telah diperiksa kembali karena
kemungkinan ada kerusakan-kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir.

XIV.2 Dokumentasi, Pelaporan dan Pembuatan Gambar Pelaksanaan


Pada saat pekerjaan dilaksanakan pengambilan foto–foto dokumentasi di lapangan yaitu
pengambilan foto–foto setiap pekerjaan. Untuk kelengkapan administrasi dibuat laporan As–
Built Drawing. Kemudian Mengisi Lembar Kerja dan daftar simak pekerjaan serta blanko–
blanko laporan lainnya.
Pelaporan akan dibuatkan sesuai dengan fungsinya, seperti Laporan harian akan dibuat setiap
harinya dan akan direkap dalam satu minggu kemudian dibuatkan Laporan Mingguannya dan
akan disampaikan kepada Pihak Direksi pada akhir minggu untuk mendapatkan persetujuan.

XIV.3 Testing
Sebelum melakukan Commisioning, akan melakukan testing pada semua pekerjaan yang
dilakukan terkait dengan pekerjaan sipil, mekanik, elektrikal, instrumentasi serta piping seperti
yang tercantum di dalam dokumen kontrak. Kegiatan pre–commissioning meliputi:
• Memeriksa sistem sesuai dengan gambar kerja, P&ID serta data sheets yang telah disetujui
• Leak testing, Hydro testing semua bak/unit/pipa
• Operability test semua motor penggerak (pompa, mixer, blower, compressor, diffuser)
• Inspeksi internal bak/unit/tangka
• Inspeksi sistem flushing dan cleaning
• Off-line testing dan kalibrasi semua instrument yang tertera pada P&ID
• Memeriksa sistem elektrikal seperti: panel control, kabel, earthing, continuity, insulator
resistance, ratio test transformer.
• Memeriksa kesiapan sistem elektrikal serta semua package dari vendor
• Testing dan checking semua alat safety, fire system
• Memeriksa proses beserta parameternya diprogram dalam PLC dan Komputer, serta
dilakukan simulasi dari Komputer, untuk melakukan sistem kontrol, sistem interlock
berfungsi sesuai dengan yang ditetapkan.

XIV.4 Commisioning
Comisioning dilaksanakan setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan baik pekerjaan sipil dan
bangunan penunjang lainnya dan peralatan terpasang dengan baik dan benar. Selain itu,
commissioning dilakukan setelah seluruh perbaikan hasil testing telah selesai dilaksanakan.
Tahapan commissioning dilakukan dengan mengundang pihak external yakni owner, konsultan
pengawas, dan user. Pada saat commissioning, bahan kimia sudah tersedia sehingga sistem dapat
berjalan secara keseluruhan. Pembubuhan bahan kimia disesuaikan dengan sifat fisika dan kimia
air baku. Oleh sebab itu, jart test akan dilakukan untuk mendapatkan dosis optimal bahan kimia
yang sesuai dengan kebutuhan dan standar departemen kesehatan. Commisioning dilaksanakan
sesuai dengan dokumen kontrak. Setelah semuanya lancar dan sudah sesuai, diambil contoh air

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 149


METODE PELAKSANAAN

dan dibawa ke laboratorium pengujian air agar dapat diperoleh hasil test air yang lebih lengkap
dan akurat.

XIV.5 Pelatihan Tenaga Operator


Dalam rangka meminimalisir masalah yang akan timbul dalam pengoperasian, maka diperlukan
pelatihan tenaga operator. Pelatihan meliputi teori dan praktek, menjalankan sistem, kendala –
kendala dan cara mengatasinya. Penjelasan pengoperasian dan penyelesaian masalah pada system
dapat dilihat di buku Manual Operasi nantinya.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 150


METODE PELAKSANAAN

PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar yang dapat disampaikan sebagai usulan tentang
pekerjaan–pekerjaan yang terlingkup dalam “Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det
Jelai, Kabupaten Sukamara”. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat
pelaksanaan nanti. Tentu saja didalam pelaksanaanya nanti dapat timbul ide–ide baru, yang disesuaikan
dengan dokumen dan gambar – gambar dalam tender. Hal–hal yang lebih terinci lagi akan dibuat lebih
lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti.

Semoga uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah–langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini, Terimakasih.

Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det Jelai, Kabupaten Sukamara 151

Anda mungkin juga menyukai