METODE PELAKSANAAN
DAFTAR ISI
Mengingat pelaksanaan pekerjaan merupakan pekerjaan yang kompleks, maka perlu penyusunan
jadwal agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang sudah di tentukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, rompi
pelampung, helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker, tali pengaman dan P3K
untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Semua Peralatan dan perlengkapan
untuk pembersihan lapangan dan Perataan disediakan terlebih dulu di lokasi pekerjaan. Seperti:
gambar kerja, sekop, cangkul dan alat bantu lainnya sesuai dengan kebutuhan. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesehatan serta perlengkapan keamanan, seperti: helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pembuatan kantor, los kerja dan gudang disediakan
terlebih dulu di lokasi pekerjaan. Seperti: gambar kerja, alat bantu ukur waterpass, alat ukur
meteran sesuai dengan kebutuhan serta alat pertukangan lainnya seperti Palu, Gergaji dan lain–
lain. Bahan yang akan digunakan berupa Dolken dia.8-10/400 cm, Kayu kelas III, Semen
Portland, Pasir Beton, Koral Beton, Seng Gelombang dan Seng Pelat. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 30 Pekerja.
Tahapan pekerjaan pembuatan kantor, los kerja dan gudang terdiri dari:
(1) Pekerjaan ini dilaksanakan untuk menunjang kinerja tenaga ahli ataupun sebagai ruang rapat
sementara pada saat pelaksanaan pekerjaan sehingga pengawasan serta pengecekan proyek
selalu terkondisi.
(2) Kantor, Los Kerja dan Gudang sementara ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga
dapat dijangkau para pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan
(3) Bahan – bahan utama atau bahan–bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan,
harus disimpan didalam Gudang yang cukup menjamin perlindungan.
(4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
(5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
(6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesehatan serta perlengkapan keamanan, seperti: helm proyek,
sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan bowplank disediakan terlebih dulu di lokasi
pekerjaan. Seperti: gambar kerja, alat bantu ukur Theodolite dan Waterpass serta alat Ukur
Meteran sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dibutuhkan juga alat bantu pertukangan lainnya
seperti Palu, Gergaji dan lain–lain. Bahan yang akan digunakan berupa Kaso 5/7 (Kayu Kelas
III), Papan 3/20 (Kayu Kelas III) dan Paku 5-7 cm. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini adalah 20 orang pekerja.
menggunakan pipa bulat atau tiang bulat tertutup dengan bagian ujung menyerupai kerucut atau
suatu tabung untuk mengambil contoh tanah. Tanah yang diambil tersebut akan diteliti untuk
memperkirakan sifat–sifat fisis pada lokasi dan strate dengan variasi tahanan pada saat
pemacangan alat pancang tadi. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
5 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari:
1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
B. Buangan Tanah
Sebelum pekerjaan Buangan Tanah Sisa dilaksanakan
maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan
pekerjaan.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
5 orang pekerja.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator serta alat bantu pertukangan standar seperti sekop,
cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
buangan tanah sisa pada perpipaan antar bangunan adalah 4 orang pekerja.
D. Pemadatan Tanah
Sebelum pekerjaan pemadatan tanah dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah buldoser, tandem roller dan alat
bantu pertukangan standar misalnya sekop, cangkul, kereta sorong, alat ukur dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja
1) Pemadatan Tanah adalah Proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan
salah satu cara mekanis (menggilas/memukul/mengolah)
2) Tanah yang digunakan adalah tanah hasil galian yang telah lulus uji laboratorium dan telah
memenuhi syarat dan spesifikasi teknik dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
3) Material tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
4) Pengukuran dan pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan,
dimana harus bebas dari material organic dan anorganik.
5) Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih
dahulu.
6) Tanah dihampar kemudian diratakan dengan buldoser, kemudian hasil hamparan tanah
disiram air dengan menggunakan tamper lalu dipadatkan dengan tandem roller sampai
mencapai ketebalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi Teknik.
Gambar II.6 contoh Pekerjaan Pemadatan Tanah dengan buldoser dan tandem roller
7) Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum
30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% dari kepadatan sampai kering
maksimum seperti yang tertera dalam AASHTO T99.
8) Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik, Apabila hujan pemadatan harus
dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum.
9) Melakukan pengujian timbunan, pengujian tespit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan
kepadatan dari timbunan.
10) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
11) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
12) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
➢ Harus terdiri dari butir–butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
➢ Pasir harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan acuan normatif bila
dianggap perlu oleh Direksi Lapangan.
3) Bata Merah
➢ Bata Merah yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan NI-10 dan
sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-2049-2000
➢ Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaanya rata dan tidak menampakkan adanya retak – retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
➢ Ukuran bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm dengan toleransi
➢ Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang
merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus
mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm2
➢ Pembongkaran batu bata dari kendaraan pada saat pemasukan barang harus
dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
4) Air
➢ Air yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan PUBI 1970 - NI-3
➢ Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organis, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak proses pasangan bata
merah. Air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Lain – Lain
➢ Bahan – bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel, rooster,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi
Teknis/Lapangan atau seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari direksi
lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc: 4 psr
5) Basahi batu kali dengan air terlebih dahulu sebelum dipasang.
6) Pemasangan batu dilakukan sesuai tebal dan elevasi rencana. Pekerjaan pasangan ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga saling mengikat dan terkunci. Pekerjaan ini tidak
boleh dilakukan pada saat hujan lebat dan berintensitas tinggi.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 30 orang pekerja.
Persyaratan Bahan:
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
2.2.A.
Persyaratan Bahan:
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
2.2.A.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan pada pekerjaan ini :
1) Untuk Pondasi strauspall adalah 6 orang pekerja.
2) Untuk Pondasi telapak adalah 1 orang pekerja
3) Untuk Pile Cap adalah 1 orang pekerja
1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
timbunan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan
lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini:
1) Untuk Pondasi Telapak adalah 1 orang pekerja.
2) Untuk Bawah Lantai Bangunan adalah 3 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah mesin
bor, mata kunci baut hexagon, mata obeng positif, sekrup pengunci, alat las. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah 15 orang pekerja.
5) Setelah semua besi hollow terpasang, lakukan pengecekan ulang. Hal ini diharapkan
untuk memastikan kekuatan rangka dudukan tersebut sebelum ACP dipasang pada
rangka tersebut.
6) Lakukan Pemasangan Lembaran ACP pada Rangka Dudukan satu – persatu hingga
semua terpasang.
7) Lakukan penguncian pada bracket,
8) Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya.
9) Setelah semua rangka dudukan terpasang oleh Lembaran ACP, maka selesailah proses
pemasangan lembaran ACP
10) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
11) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
12) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah palu,
waterpass, unting-unting, meteran, cetok. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada
pekerjaan ini adalah 15 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab II.2.A.
D. Plesteran 1 : 4
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya
pekerjaan dilakukan.
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
II.2.A.
2) Pasangan bata atau permukaan beton yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan
air
3) Semua siar permukaan psangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
4) Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik
5) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap
yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir
hinggan mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir, Semen Warna dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub.
Bagian II.2.A.
2) Permukaan lantai dilapisi oleh bahan Keramik 30 x 30 cm untuk lantai 1 bagian teras dan
luar, Keramik 40 x 40 cm untuk lantai 1 dan 2 bagian dalam .
3) Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS (atau ditentukan
lain sesuai Gambar Kerja).
➢ Semen yang berasal dari pabrikan harus mendapatkan persetujuan oleh Direksi
Lapangan. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan acuan
normatif bila dianggap perlu oleh Direksi Lapangan.
➢ Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian.
2) Pasir (agregat halus) dan Batu Pecah (agregat kasar)
➢ Pasir dan Batu Pecah yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan PBI-
1972 NI-2
➢ Mutu Pasir harus terdiri dari butir – butir yang tajam, keras, bersih dan tidak
mengandung lumpur/bahan – bahan organis.
➢ Ukuran pasir : Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2% berat; sisa di atas ayakan
2 mm harus minimal 10% berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm berkisar antara 80% -
90% berat.
➢ Mutu Batu Pecah harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori, jumlah butir-
butir pipih maksimal 20% berat; tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat
– zat reaktif alkali.
➢ Ukuran Batu Pecah : Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa diatas ayaakn
4 mm, harus berkisar antara 90% - 98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60% dan minimal 10% berat.
➢ Penyimpanan : Pasir dan batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga
terlindung dari pengotoran oleh bahan – bahan lain.
3) Air
➢ Air yang dipakai secara umum harus memenuhi persyaratan PUBI 1970 - NI-3
➢ Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organis, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan
atau jaringan kawat baja.
➢ Air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
4) Bahan Tambahan
Jenis bahan tambahan dan penggunaanya harus memenuhi SNI 03-2495-1991 tentang
spesifikasi bahan tambahan untuk beton, SNI 03-2460-1991 tentang spesifikasi abu
terbang sebagai bahan tambahan untuk Campuran Beton dan SNI 03-2496-1991 tentang
spesifikasi bahan tambahan gelembung udara untuk beton
5) Pembesian / Penulangan
➢ Baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI-1971 NI-2
➢ Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah.
Juga besi penulangan harus disimpan rata (round bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2
➢ Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
➢ Direksi lapangan dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap Besi
dan Baja di tempat yang akan digunakan dan bahan yang disetujui pengawas.
6) Kawat Pengikat
➢ Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam PBI-1971 NI-2
7) Bekisting/Cetakan
➢ Cetakan/acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
NI-2.
➢ Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-
getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan
dan acuan antara tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan
tersebut.
➢ Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan
konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI-1971 NI-2
➢ Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan,
atau jika umur beton melampui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Pelat beton 21 hari
➢ Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati – hati agar tidak menyebakan
cacat pada permukaan beton. Dalam hal ini apabila terjadi bentuk beton yang tidak
sesuai dengan gambar rencana, kami wajib mengadakan perbaikan/pembetulan
kembali.
➢ Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan
papan tebal minimal 2,5 cm atau multipleks 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken
dia.8-12 cm, dapat digunakan mutu kayu kelas III.
B. Mutu Beton
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai
berikut :
1) Lantai kerja, Beton Pengisi : Beton Mutu K-125
2) Pondasi telapak, pondasi pelat,reservoir : Beton Mutu K-300
rumah pompa, rumah genset, sdb
3) Bangunan Kantor, Bangunan Panel Listrik, : Beton Mutu K-250
Bangunan Rumah Jaga,
4) Pondasi Bangunan Indoor , Lantai 2 Bangunan Indoor : Beton Mutu K-225
5) Adukan Beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 3,7,14,21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih
sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Teknis /
Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus diserahkan selambat-lambatnya
6 minggu sebelum pekerjaan dimulai.
6) Beton Ready Mix
➢ Bahan Beton Ready Mix serta alat pembuatan Beton Ready Mix yang dipakai harus
telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan.
➢ Pada batchingplant disiapkan 1 timbangan dan saringan-saringan standard dengan
penggetar (shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah
direncanakan.
➢ Mengatur setting time sehingga beton yang akan dicorkan tidak mengalami setting
(penggumpalan).
➢ Pada dokumen pengiriman harus dicatumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan Bersama dengan pengemudi truk diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
➢ Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam
waktu maksimal 2 jam, dengan menggunakan truk mixer dan tidak menggunakan
additive, dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
➢ Apabila menggunakan bahan additive waktu maksimal yang dijinkan disesuaikan
dengan ketentuan dari bahan additive yang digunakan.
7) Pengujian/Pemeriksaan
➢ Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam PBI 1971 kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan. Untuk
pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan Acuan – acuan normatif
SNI 03-1974-1990, SNI 03-2493-1991, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2458-1991.
➢ Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas – batas yang disyaratkan dalam PBI 1971, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Lapangan. Untuk pengujiannya sesuai dengan acuan normatif SNI 03-
1972-1990.
➢ Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing utuk umur 7, 14 dan 28
hari.
➢ Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratorium independent yang ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
C. Penutup Beton
1) Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971
2) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan di cor.
3) Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan atau lantai kerja.
Penahan – penahan jarak tersebar merata.
E. Pengecoran
1) Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971.
2) Sebelum adukan dituangkan pada bekisting, kondisi permukaan dalam dari bekisting
harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran.
3) Tidak diperbolehkan adanya air yang tergenang pada tempat beton, untuk mencegah
terkikisnya beton.
4) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat beton, kondisi
permukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor dan juga keadaan
pembesian diperiksa kembali oleh Direksi Lapangan.
5) Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti hingga selesainya
pengecoran suatu bagian yang dibentuk oleh batas-batas elemenya atau batas
penghentian pengecoran yang ditentukan.
6) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat
sinar matahari ataupun hujan.
F. Pemadatan Beton
1) Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara
sempurna dengan memakai concrete vibrator yang
sesuai dan dioperasikan oleh tenaga berpengalaman
dan terlatih. Penggetaran dilakukan secukupnya
agar tidak terjadi over vibration dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton
harus merupakan massa yang utuh, bebas dari
lubang-lubang segresi atau keropos.
Gambar III.10 Contoh Pemadatan
2) Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan Beton
sekurang-kurangnya 5 detik dan maksimal 15 detik.
3) Alat penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mengeras
dan tidak boleh dipasang lebih dekat 100 mm dari cetakan atau dari beton yang sudah
mengeras.
4) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari Panjang batang penggetar dan tidak
boleh lebih tebal dari 500 mm. Untuk bagian konstruksi yang sangat tebal harus
dilakukan lapis demi lapis.
H. Perawatan Beton
1) Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
2) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi
semen serta pengerasan beton.
3) Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya
tidak melebihi 30oC
4) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung basah/dengan
cara lain yang disetujui Direksi Lapangan.
5) Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Lapangan.
I. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini :
1) Untuk Lantai Kerja Bangunan Gedung adalah 6 orang pekerja.
2) Untuk Lantai Kerja Bangunan WTP adalah 6 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-225 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cutting
Persyaratan Material :
Engsel pintu, kunci pintu, kusen jendela alumunium, jendela alumunium, kaca 5mm, sloot
kunci jendela, jendela (bouvenligh alumunium), kusen pintu alumunium, engsel pintu
alumunium, kunci alumunium dan pintu kamar mandi PVC telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan
pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan. Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk memberikan daya listrik pada plat
pemanas, pemotong, kunci pas, tackle. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini
1) Pada pekerjaan kolom adalah 15 orang pekerja.
2) Pada pekerjaan balok adalah 10 orang pekerja
3) Pada pekerjaan atap adalah 15 orang pekerja
4) Pada pekerjaan tangga adalah 10 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
1) Pada pekerjaan plafond lantai 1 adalah 6 orang pekerja.
2) Pada pekerjaan plafond lantai 2 adalah 6 orang pekerja.
5) Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan
base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup langit-langit .
6) Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond
dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah bending conduit,
bor tangan, tang, obeng, waterpass, alat ukur dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini pada :
1) Pada Lantai 1 adalah 5 orang pekerja
2) Pada Lantai 2 adalah 5 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah kuas, kuas roll, wadah
adukan cat dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini:
1) Untuk Pekerjaan Dinding Cat Tembok Lantai 1 adalah 20 orang pekerja.
2) Untuk Pekerjaan Dinding Cat Tembok Lantai 2a adalah 20 orang pekerja.
3) Untuk Pekerjaan Dinding Cat Tembok Lantai 2b adalah 20 orang pekerja.
4) Untuk Pekerjaan Plafond Cat Tembok Lantai 1 adalah 10 orang pekerja.
5) Untuk Pekerjaan Plafond Cat Tembok Lantai 2 adalah 10 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Plamir, Cat antara dan Cat Penutup harus mengikuti acuan PUBB.1973 : NI-3, dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan
B. Pengecatan Besi
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain kuas, wadah adukan cat
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini:
1) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Kolom adalah 20 orang pekerja.
2) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Balok adalah 20 orang pekerja.
3) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Atap adalah 20 orang pekerja.
4) Untuk Cat Besi pada Pekerjaan Tangga adalah 20 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat)
Cat dasar dan cat antara harus memenuhi syarat antara lain :
➢ sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak boleh : mengulit,
mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan warna dan
bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10 menit harus dapat mudah diaduk dengan
pengaduk menjadi campuran serba sama, bila perlu dapat ditambahkan pengencer
sebanyak 10% ;
➢ cat sewaktu diterima harus mudah diulaskan dan mengalir rata pada permukaan yang
licin dan tegak. Lapisan cat kering harus rata, kusam atau kilat telur, tidak kisut dan tidak
turun. Persyaratan dan cara uji lengkap mengikuti Acuan Normatif SNI. 0087-1987-A
“Mutu Cara Uji Cat Dasar Meni Besi untuk Besi dan Baja”.
2) Cat Penutup (Top Coat)
Tipe cat tutup memakai jenis cat Epoxy karena sifatnya tidak menguap jika terpapar panas.
Persyaratan cat tutup dapat, sebagai berikut :
➢ Gel dan Endapan tidak boleh ada;
➢ Waktu pengeringan (kering permukaan). Maksimum (6jam)
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Baja profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah
baja dari jenis dan spesifikasi yang telah ditentukan. Bahan dan Alat harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan untuk
bahan dan alat oleh Direksi Lapangan Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
pabrikasi disiapkan di lokasi pekerjaan.
Daftar peralatan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, Seperti: mesin las, co
welding machine, portable welding machine, latte machine, gantry crane, manual chain block,
steel milling machine, steel rolling machine, cutting wheel machine, cutting machine, grinding
machine, drilling machine, magnetic drilling and drill press machine, thread machine, hot gun
machine, sand blasting machine, air compressor, generator set, painting and coating equipment
(air spray), portable electrode drying oven, Ultrasonic Clamp On Portable Flow Meter, Sitrans
FM Verificator, tripon, block and tackle dan cutting wheel machine. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 50 orang pekerja.
digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar
rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang tekan dan gelagar–gelagar batang lain
yang disambung dengan plat penyambung dengan memakai paku keeling atau baut
harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan
maka toleransi maksimum adalah 0,1 mm dan tidak untuk sambungan batang Tarik
maksimum 0,2 mm untuk setiap titik sambungan.
➢ Pemotongan dengan Mesin Potong Hidrolik : Mesin gunting hidrolik menggunakan
tenaga power supply tenaga hidrolik.
➢ Pemotongan dengan menggunakan oxy flame cutting : Pemotongan dengan
menggunakan oxy flame cutting adalah proses dimana pemotongan terjadi karena
adanya reaksi antara oksigen dan baja.
➢ Pemotongan dengan menggunakan CNC cutting : CNC cutting merupakan mesin
perkakas potong otomatis yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol
berbasis komputer.
(4) Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerindra
Apabila alat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong. Maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak–banyaknya 3 mm pada pelat
setebal 12 mm, 6 mm untuk pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
(5) Drilling (Pengeboran)
Proses pembuatan lubang pada benda kerja, yang nantinya akan menjadi tempat untuk
pemasangan baut. Titik mana saja yang harus diberi lubang, pedomanya tetap di shop
drawing.
5) Sandblasting
Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan
cara menembakan partikel (pasir) kesuatu permukaan
material sehingga menimbulkan gesekan atau
tumbukan. Permukaan material tersebut akan menjadi
bersih dan kasar. Sandblasting banyak digunakan
untuk menghilangkan karat, debu, cat dan pengotor
lainnya serta untuk membentuk kekasaran permukaan
pada persiapan untuk proses pelapisan. Pekerja
dilengkapi dengan blasting hood yang digunakan
untuk menutupi kepala, wajah, leher dan bahu dengan
rapat dan dilengkapi alat bantu pernafasan yang dapat Gambar VI.2. Proses Sandblasting
memasok dengan cukup kadar angin yang bersih serta
pakian pelindung yang digunakan harus terbuat dari bahan yang cukup untuk menahan
benturan balik abrasive yang disemburkan. Tahapan pekerjaan sandblasting terdiri dari:
➢ Membersihkan plat yang akan di sandblasting dengan cara manual, yaitu dengan
membersihkan permukaan dengan amplas atau cairan untuk menghilangkan kotoran
➢ Mempersiapkan alat dan bahan seperti kompresor, bak pasir, selang, nozel dan
permukaan benda kerja sendiri.
➢ Pasir yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam bak pasir, pasir harus dalam keadaan
kering. Kapasitas pasir yang dimasukkan seharusnya adalah 80% dari volume bak pasir,
hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko pasir yang terbuang akibat tumpah. Untuk
pengisian kembali dapat dilakukan setelah volume berkurang hingga 40 %.
➢ Menyalakan mesin kompresor.
➢ Pasir bertekanan akan keluar melalui nozel. Tekanan pasir pada ujung nosel akan
berkurang tergantung Panjang selang yang digunakan. Semakin pendek selang maka
semakin besar pula tekanannya.
➢ Pengunaan nozel tidaklah sembarangan. Nozel tidak boleh diletakkan terlalu dekat
dengan terlalu jauh dengan plat yang akan dibersihkan.
➢ Plat yang terkena Sandblasting akan mengikis. Pengikisan ini akan menimbulkan
tekstur kasar yang sangat berpengaruh pada hasil pengecatan setelah sandblasting.
➢ Setelah semua plat selesai di sandblasting maka sebelum dilakukan pengecatan
permukaan plat harus disemprotkan udara bertekanan guna menghilangkan debu – debu
yang kemungkinan masih menempel pada permukaan plat.
➢ Jika semua tahapan Sandblasting sudah selesai maka boleh dilakukan pengecatan.
➢ Pelaksanaan pekerjaan sand blasting dilakukan 2 (dua) kali, yang pertama dilaksanakan
di workshop dan yang kedua dilaksanakan dilokasi pekerjaan (in-situ) terhadap cacat
pada lembaran baja yang mungkin terjadi pada saat pengiriman dan terhadap hasil
pekerjaan las di lapangan.
6) Primer Coating; Segera setelah proses sandblasting selesai, dikerjakan coating (cat dasar)
pada permukaan plat sampai dengan ketebalan 100 mikron; dengan sistem pneumatic
menggunakan spray gun bertekanan 4 psi
7) Fitting dan Pengelasan
➢ Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las yang bersetifikat dan harus diawasi langsung
oleh Direksi Lapangan.
➢ Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan pakaian, sarung tangan,
sepatu, helm dan masker khusus pengelasan Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
mesin las, kawat las, genset untuk memberikan
➢ Seluruh persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran, kekuatan
elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan harus sudah
sesuai dengan yang disyaratkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan
➢ Plat–plat baja dan potongan yang hendak di las harus bebas dari kotoran -kotoran besi,
minyak, gemuk, cat dan lainnya.
8) Fitting, Pengelasan dan Pemasangan di Lapangan
Setelah pekerjaan pondasi selesai dan umur beton sudah cukup untuk dibebani, dan plat-plat
yang sudah difabrikasi sudah tiba dilokasi, maka erection / perakitan mulai dilaksanakan
diatas pondasi. Setelah adanya persetujuan direksi soal desain dan tempat/lokasi pondasi
IPA, maka pekerjaan ini harus segera dilaksanakan, agar pekerjaan dapat simultan sehingga
begitu material IPA tiba langsung dapat dimulai pekerjaan erection tanpa menunggu lagi.
Disamping mengirim material, alat dan consumable maka akan didatangkan juga dari
workshop yaitu tenaga erection untuk perakitan dan pengelasan, karena pekerjaan ini
merupakan pekerjaan khusus yang membutuhkan keahlian, ketrampilan dan pengalaman.
Instalasi di lapangan dimulai dengan fit up H-Beam sebagai konstruksi penyangga IPA,
menumpu di atas pondasi beton. Dicek elevasi dan presisi terhadap pondasi beton kemudian
diikat dengan baut terhadap anchor. Fit up berikutnya adalah sludge hopper, kemudian
dinding luar dan sekat bagian dalam. Tahapan fit up ini dilakukan berurutan mulai dari unit
aerasi, unit koagulasi, unit flokulasi, unit sedimentasi dan unit filter. Supervisor akan
melakukan hasil fit up, apabila fit up telah sesuai dengan shop drawing, maka welder akan
diperintahkan untuk melakukan pengelasan. Hasil pengelasan akan dicek secara visual.
Data hasil inspeksi ini akan diserahkan ke direksi. Setelah pengelasan dan pengecekan telah
selesai, akan segera mengerjakan finish coating bagian dalam IPA. Dalam waktu yang
bersamaan, tim lain akan mengerjakan sistem perpipaan.
9) Pekerjaan Pengecatan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan pembersihan dari
bekas-bekas pengelasan dengan alat wire brush untuk permukaan luar dan dalam bagian IPA
Baja. Pengecatan bagian dalam tanki dengan cara 3 lapis ;
➢ Lapisan pertama sebagai lapisan dasar (Primer Coating) setelah keluar dari ruang
sandblasting dan dilaksanakan di workshop dengan ketebalan 100 mikron.
➢ Lapisan ke-2 dan ke-3 dengan masing–masing 120 mikron dan 80 mikron dilaksanakan
dilapangan
10) Pemasangan tube setller dilakukan setelah finished coating bagian dalam kering. tube
settler akan dirakit menjadi beberapa bagian untuk memudahkan pemasangan. Tim lain
mengerjakan finished coating bagian luar IPA. Pekerjaan pemasangan konstruksi atap
IPA dikerjakan setelah pekerjaan install paket IPA selesai
11) Setiap tahapan pekerjaan dan sebelum melanjutkan ketahapan pekerjaan berikutnya
dilakukan cekking / quality control. Kemudian dilakukan packing/pengepakan dan
dilengkapi dengan peralatan kerja serta material consumable untuk siap dikirim.
12) Pengangkutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan paket IPA Baja harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Untuk memudahkan pengiriman ukuran besar, maka plat
yang dikirim berupa segment, perakitan di kerjakan di lapangan.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 7 orang pekerja. Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :
1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 15 orang pekerja. Tahapan pekerjaan Buangan Sisa Galian terdiri dari :
1) Material tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan atau yang
telah di gali kemudian di angkut menggunakan Dump Truck untuk dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan oleh pemilik pekerjaan dengan menggunakan
excavator standard untuk memuat tanah hasil galian tersebut ke dalam Dump Truck.
2) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan buangan tanah selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
4) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
5) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar IV.9 Contoh Urugan Pasir
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :
1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan
finishing yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 6 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
2) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan penjelasan persyaratan bahan untuk
pekerjaan beton pada sub.bab III.3.A disetujui oleh direksi lapangan dan dibentuk sesuai
dengan ketentuan gambar.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A
2) Mutu beton untuk pondasi bore pile adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
7) Pembesian berguna sebagai tulangan dari bore pile yang dibuat dengan diameter dan
jumlah besi tulangan utama. Jarak besi spiral sesuai dengan gambar kerja untuk masing-
masing tiang bor.
8) Bentuk, jenis dan ukuran tulangan sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.dan dibentuk sesuai dengan ketentuan gambar.
9) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
10) Sebelum pembesian dimasukkan ke dasar lubang, harus dibersihkan terlebih dahulu dari
endapan lumpur/sedimen.
11) Segera setelah dilakukan cleaning, pembesian harus dimasukkan pada posisi yang tepat,
jika Panjang lubang lebih besar dari Panjang besi, harus disiapkan besi penggantung.
Untuk menjaga sentrisnya pembesian harus disiapkan guide yang dipasang pada sisi luar
pembesian (Casing).
12) Setelah Keranjang Besi selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah proses
pengecoran.
13) Pekerjaan Pesiapan pengecoran :
➢ Persiapan rute jalan masuk untuk truk beton readymix.
➢ Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang bercampur dengan lumpur yang
keluar saat pengecoran dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri
dengan baik menuju drainase utama.
➢ Persiapan alat untuk pengecoran seperti penyiapan pipa tremi.
➢ Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran, agar spesifikasi beton sesuai dengan
yang direncanakan.
14) Pemasangan Pipa Tremi harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai
kedalaman tanah yang direncanakan.
15) Sebelum pengecoran dimulai dasar lubang harus dibersihkan kembali dari lumur dan sisa-
sisa pengeboran serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Lubang yang
telah dibersihkan harus segera di cor 20 menit setelah lubang di bersihkan untuk
memperkecil terjadinya endapan lumpur.
16) Tahap awal penuangan beton kedalam tremi dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan
menarik tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan.
Penuangan beton dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat
mendorong kotoran-kotoran lumpur keluar.Selama penuangan beton pipa tremie tidak
boleh bergeser naik turun, kecuali ketika tahap akhir pengecoran.
17) Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang
bor, minimal 1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremi terbenam lebih dari 6 meter,
maka dilakukan pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai
cut of level (COL) dan ditambah dengan toleransi yang telah disepakati sebelumnya yaitu
sekitar 1 meter.
18) Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing)
dengan cara mengaitkan lubang pada kedua sisi casingdengan pengunci pada crane,
kemudian diangkat dengan hati-hati agar posisicasingi tidak miring saat dicabut, dan
proses pengecoran Bore Pile pun selesai
19) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
20) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
21) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
22) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
B. Pemasangan Pompa
Sebelum pekerjaan pemasangan pompa dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, alat alignment, hoist crane dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.
Sebelum melakukan pekerjaan fisik perlu dilakukan perancangan meliputi pemilihan alat dan
kapasitas masing-masing peralatan. Sebelum memasang pompa, harus di perhatikan beberapa
aspek berikut:
➢ Sistem perpipaan sebelum pompa dan sesudah pompa misalkan mendatar, dari dalam tanah
atau dari atas
➢ Sistem penyambungan pompa ke pipa misalkan in-line, end suction atau manifold
➢ Area yang tersedia: lebar, panjang, tinggi
➢ Akses untuk pemasangan dan pemeliharaan
➢ Ketersediaan peralatan untuk lifting pompa
➢ Type lantai
➢ Pondasi Pompa
➢ Aliran pipa
➢ Jaringan Listrik yang ada
Untuk menghasilkan kinerja pompa yang bagus dua hal yang perlu diperhatikan adalah Noise
dan Vibrasi ; Untuk mencapai operasi yang optimum dan memperkecil noise dan vibrasi, yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana untuk meredam vibrasi dari pompa, terutama untuk
pompa di atas 7.5 kw. Untuk pompa kecil noise dan vibrasi tidak seberapa besar. Noise dan
vibrasi timbul karena putaran motor, putaran impeller pompa dan aliran fluida dalam pipa.
Pengaruh noise dan vibrasi terhadapap lingkungan tergantung dari cara pemasangan pipa dan
peralatan lainnya. Ada 3 jenis cara untuk mengatasi noise dan vibrasi yaitu pondasi,
peredaman dan expansion joint.
Untuk memudahkan pekerjaan pemasangan setiap segmen sudah diberi tanda marking agar
tidak tertukar posisi/letaknya. Setelah semua terpasang dengan baik lalu dilakukan testing
pompa dari mulai tes alignment, tes kebocoran baru tes performance pompa.
V.2 Panel
Sebelum pekerjaan pemasangan Panel dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem, peralatan, dan
kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 5
orang pekerja.
➢ Test Magger
Ukur Nilai Tahanan Isolasi pada:
Netral antar Phase : N-R, N-S, N-T
Phase antar Phase : R-S, S-T, T-R
Grounding antar Phase : PE-R, PE-S, PE-T
➢ Testing
• Koneksikan Kabel power utama ke Main Breker
• Menaikkan Main Breker
• Menaikkan MCB Individu
• Menaikkan Breker Kontrol
• Putar Selektor Ke M (Manual)
• Tekan Tombol start untuk menyalakan dan stop untuk mematikan
• Sebelum beban di koneksikan ke terminal, on kan semua drive dan pastikan tegangan di
terminal sesuai
• Jika tegangan sudah sesuai, off kan driver, lalu koneksikan kabel beban ke terminal
outgoing
Semua panel control di kerjakan di workshop, sehingga di lokasi hanya dilakukan pemasangan
saja, serta penarikan kabel ke masing – masing titik sambungkan.
V.3 Genset
A. Pengadaan Genset
➢ Pengadaan Genset dan material mekanikal, elektrikal dilakukan setelah MC0 dan parallel
review design.
➢ Sebelumnya dilakukan akan dilakukan approval material.
➢ Setelah mendapatkan persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke
supplier
➢ Setelah invoice diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik.
➢ Setelah selesai, akan dilakukan pengiriman pompa melalui jalur laut dengan estimasi
waktu kurang dari 3 bulan. Selanjutnya akan dilakukan customs clearance oleh Bea Cukai
dan dikirim ke lokasi proyek (site). Untuk barang yang ready stock dapat langsung
dikirimkan ke lokasi proyek (site)
B. Pemasangan Genset
Sebelum pekerjaan pemasangan genset dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.
Pelaksanaan pemasangan genset dilakukan setelah pondasi genset betul - betul kering dan usia
beton sudah cukup untuk di bebani oleh beban berat dan getaran. Diesel generating set
dipasang diatas pondasi yang telah disediakan anker baut dibeberapa tempat sesuai dengan
kebutuhan yang dipasang pada saat pengecoran pondasi. Pengencangan anker baut disertai
dengan penyetelan dan pengecekan level kelurusan dudukan mesin serta kelurusan antara
mesin diesel dengan genset (aligment) untuk mendapat kelurusan antara putaran mesin
dengan genset.
Setelah dudukan dan setelan mesin dengan genset dinyatakan baik dan laik operasi,
dilanjutkan dengan pemasangan kelengkapan mesin diesel berupa :
D. Tangki BBM
Sebelum pekerjaan pemasangan Tangki BBM dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 3 orang pekerja.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 2 orang pekerja.
Sebelum melakukan pekerjaan fisik perlu dilakukan perancangan meliputi pemilihan alat dan
kapasitas masing-masing peralatan. Sebelum memasang air blower, harus di perhatikan
beberapa aspek berikut:
➢ Sistem perpipaan sebelum air blower dan sesudah air blower misalkan mendatar, dari
dalam tanah atau dari atas
➢ Sistem penyambungan air blower ke pipa misalkan in-line, end suction atau manifold
➢ Area yang tersedia: lebar, panjang, tinggi
➢ Akses untuk pemasangan dan pemeliharaan
➢ Ketersediaan peralatan untuk lifting air blower
➢ Type lantai
Sebelum pekerjaan tangki, mixer dan pompa dosing dilaksanakan maka terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem, peralatan, dan
kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 2
orang pekerja.
Pengadaan seluruh instrument dilakukan setelah ada approval barang. Setelah mendapatkan
persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke supplier. Setelah invoice
diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik. Setelah selesai, akan
dilakukan pengiriman instrument ke lokasi proyek (site).
Semua tangki, mixer dan pompa dosing dipasang apabila pekerjaan IPA telah selesai
dilaksanakan dengan peletakkan tangki bahan kimia di rumah kimia, tidak lupa pengadaan bahan
kimia, Koagulan (Alum/PAC), pH Adjuster (Kalsium Oksida), H2O2 dan Chlorine. Selanjutnya
dilakukan pemasangan untuk dudukan Mixer dan Dosing dengan menggunakan konstruksi besi
UNP/besi Siku, lalu pemasangan pipa air bersih yang di ambil dari reservoir di pompa ke
pengaduk mixer. Pasang terlebih dahulu mixer dan kelengkapannya serta pemasangan kabel
untuk koneksi ke panel. Setelah mixer dan kabel selesai, dilanjutkan dengan pemasangan pompa
dosing serta kelengkapannya. Untuk pompa dosing Koagulan dan pH adjuster diinjeksikan
sebelum inlet ke bak koagulator dan kaporit diinjeksikan setelah pengolahan setelah filter.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, dan kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.
B. Pekerjaan Elektrikal
Sebelum pekerjaan pemasangan instrument dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan
di dalam Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem,
peralatan, multimeter, olampmeter dan kunci–kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 15 orang pekerja.
1) Instalasi Indoor
➢ Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa konduit sesuai groupnya
➢ Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
➢ Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
➢ Sambungan kabel hanya boleh pada tee dos dan dengan las dop
➢ Merger kabel yang telah terpasang
2) Instalasi Outdoor
➢ Marking jalur instalasi
➢ Tandai lokasi tiang lampu
➢ Gali jalur yang telah demarking
➢ Gelar kabel sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya
➢ Timbun dengan pasir
➢ Urug galian dengan tanah kembal
3) Kabel pada tray
➢ Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
➢ Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
➢ Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
➢ Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
➢ Kabel siap disambung dengan panel
4) Pemasangan Lampu Penerangan Luar dan Jalan Umum
➢ Marking posisi lampu
➢ Buat pondasi tiang lampu
➢ Dirikan tiang lampu
➢ Pasang lampu pada tiangnya
➢ Sambung ke Instalasi
5) Sambungan Daya PLN
➢ Penyambungan PLN dilakukan dengan menghubungi pihak PLN,
➢ Melengkapi segala dokumen persyaratanya.
➢ Setelah itu dilakukan instalasi oleh pihak PLN
➢ Kemudian pengetesan oleh pihak PLN dan pihak Kontraktor.
6) Sistem pentanahan
➢ Kabel konduktor yang dipakai untuk pentanahan yang baik adalah yang berbahan
tembaga
➢ Marking lokasi sistem pentanahan
➢ Penanaman pentanahan dengan melakukan penggalian tanah, kemudian tancapkan
pentanahan, tuangkan sir kedalam lubang hingga penuh, kemudian tancapakan kembali
dan tekan secara pelan - pelan
➢ Angkat sedikit pentanahan, dan biarkan air turun kebawah.
➢ Terus diulang hingga pentanahan tertanam sampai habis.
➢ Lakukan penyambungan antara pentanahanan dengan kabelnya dengan sistem
pengelasan dengan menggunakan alat cadweld. Setiap penyambungan harus
menggunakan bubuk mesiu standar, karena pemakaian bubuk mesiu akan
mempengaruhi kekuatan sambungannya. Hal ini juga dilakukan untuk penyambungan
antara kabel pentanahan dengan kabel pentanahan dan juga untuk penyambungan
antara kabel pentanahan ke plate terminal pentanahan.
➢ Penanaman kabel pentanahan dengan melakukan penggalian tanah dari titik dimana
pentanahan menuju masing – masing titik pentanahan yang saling terhubung. Dan juga
lakukan penggalian kea rah terminal grounding.
➢ Buat galian disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 – 60 cm
➢ Tarik Kabel pentanahan melalui jalur kabel, kemudian tempatkan di bawah galian.
Pastikan Panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan dengan pentanahan tidak
akan susah, jangan biarkan kabel berlebih.
➢ Setelah semua sambungan telah dikoneksi dengan sistem cadwell, berikan pipa
marking di tempat pentanahan tersebut.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah obeng, lem, peralatan, dan
kunci-kunci. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 2
orang pekerja.
Pengadaan seluruh instrument dilakukan setelah ada approval barang. Setelah mendapatkan
persetujuan akan dilakukan penyusunan dan penerbitan PO ke supplier. Setelah invoice
diterbitkan, akan dilakukan pembayaran dan assembly material di pabrik. Setelah selesai, akan
dilakukan pengiriman instrument ke lokasi proyek (site).
Semua instrument dipasang sesuai dengan metode yang diberikan dari masing alat – alat
instrument, pastikan semua alat terpasang dengan benar dan sesuai.
V.9 Pekerjaan Pengangkutan IPA Struktur Baja dan Peralatan Mekanikal dan Elektrikal
Semua panel IPA dan Reservoir serta peralatan mekanikal dan elektrikal yang sudah ada di
packing dengan hati – hati agar tidak mengalami kerusakan pada saat pengiriman barang.
Kemudian semuanya akan dikirim bertahap sesua jadwal yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
5) Pasang seal antara sambungan tangki dan dasar beton untuk memberikan seal yang
efektif pada tangki.
Gambar VI.3 Contoh Pemasangan Seal antara reservoir dan pondasi tangki
6) Setelah semua panel terpasang dengan rapih, kemudian pasang manhole, Koneksi untuk
pipa, platform dan tangga pada tangki sesuai dengan gambar kerja
7) Pasang juga bagian atap tangki diatas struktur atap yang telah terpasang lebih dahulu
setelah pemasangan panel – panel tangki selesai.
8) Setelah semua telah rapih dipasang, tidak lupa dilakukan tes pada reservoir untuk
mengecek hasil pemasangan reservoir seperti uji pengisian air.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Gambar VI.5 Contoh Hasil Pemasangan Reservoir Fushion Bonded Epoxy (FBE)
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan
aman. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian
yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
B. Urugan Pasir
C.
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar VI.7 Contoh Urugan Pasir
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain
– lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Pondasi adalah 1 orang pekerja.
2) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 1 orang pekerja
3) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 2 orang pekerja
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
D. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Pondasi adalah 2 orang pekerja.
2) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 2 orang pekerja
3) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 10 orang pekerja
Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :
1) Untuk Pondasi Foot Plate adalah 10 orang pekerja.
2) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 15 orang pekerja
3) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 40 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-250 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.A
2) Mutu beton untuk pondasi bore pile adalah K-250 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bagian III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
11) Segera setelah dilakukan cleaning, pembesian harus dimasukkan pada posisi yang tepat,
jika Panjang lubang lebih besar dari Panjang besi, harus disiapkan besi penggantung.
Untuk menjaga sentrisnya pembesian harus disiapkan guide yang dipasang pada sisi luar
pembesian (Casing).
12) Setelah Keranjang Besi selesai dipasang dengan benar, selanjutnya adalah proses
pengecoran.
13) Pekerjaan Pesiapan pengecoran:
➢ Persiapan rute jalan masuk untuk truk beton readymix.
➢ Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang bercampur dengan lumpur yang
keluar saat pengecoran dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan agar air dapat teraliri
dengan baik menuju drainase utama.
➢ Persiapan alat untuk pengecoran seperti penyiapan pipa tremi.
➢ Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran, agar spesifikasi beton sesuai dengan
yang direncanakan.
14) Pemasangan Pipa Tremi harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai
kedalaman tanah yang direncanakan.
15) Sebelum pengecoran dimulai dasar lubang harus dibersihkan kembali dari lumur dan sisa-
sisa pengeboran serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Lubang yang
telah dibersihkan harus segera di cor 20 menit setelah lubang di bersihkan untuk
memperkecil terjadinya endapan lumpur.
16) Tahap awal penuangan beton kedalam tremi dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan
menarik tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan.
Penuangan beton dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat
mendorong kotoran-kotoran lumpur keluar. Selama penuangan beton pipa tremie tidak
boleh bergeser naik turun, kecuali ketika tahap akhir pengecoran.
17) Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang
bor, minimal 1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremi terbenam lebih dari 6 meter,
maka dilakukan pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai
cut of level (COL) dan ditambah dengan toleransi yang telah disepakati sebelumnya yaitu
sekitar 1 meter.
18) Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing)
dengan cara mengaitkan lubang pada kedua sisi casingdengan pengunci pada crane,
kemudian diangkat dengan hati-hati agar posisicasingi tidak miring saat dicabut, dan
proses pengecoran Bore Pile pun selesai
19) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
20) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
21) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
22) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan
pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan. Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk memberikan daya listrik pada plat
pemanas, pemotong, kunci pas, alat pembersih pipa, tackle, dump truck. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.
Persyaratan Material:
Pipa yang digunakan adalah pipa dan aksesoris GIP serta aksesoris HDPE dengan material yang
telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik.
7) Setelah proses penyambungan dengan metode pengelasan telah selesai lakukan finishing
dengan pengecatan pada besi.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.
C. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar VII.3 Contoh Urugan Pasir
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan
lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 1 Orang Pekerja.
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang tidak
diinginkan (kecelakaan).
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan adalah 2 orang pekerja.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini
adalah 2 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7) Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
dari patok level satu dengan yang lainnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi, sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :
4) Untuk Pondasi Foot Plate adalah 10 orang pekerja.
5) Untuk Sloof (250 x 250) adalah 15 orang pekerja
6) Untuk Plat Lantai Bawah adalah 40 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-225 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Umumnya pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi
pada waktu pengecoran akan berlangsung.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja
dilengkapi dengan pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan.
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk
memberikan daya listrik pada plat pemanas, pemotong, kunci pas, alat pembersih
pipa, tackle, dump truck. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.
Persyaratan Material :
Pipa yang digunakan adalah pipa dan aksesoris GIP serta aksesoris HDPE dengan material
yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik.
7) Setelah proses penyambungan dengan metode pengelasan telah selesai lakukan finishing
dengan pengecatan pada besi.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
galian. Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu
pertukangan standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan 3 orang pekerja.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
B. Beton K-175
Sebelum pekerjaan Beton K-175 dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini
adalah 2 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-175 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai
melakukan pekerjaan. Gambar VIII.4 Contoh Urugan Pasir
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :
1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat–cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Persyaratan Bahan :
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran beton harus kedap air, dengan
menggunakan Water Stop dari Polyvinnyl Chloride yang tahan terhadap kimia, alkali, minyak
dan acid. Contoh bahan Water Stop yang akan dipakai harus diserahkan ke Direksi Lapangan
untuk disetujui.
B. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 1
orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan disesuaikan
dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Khusus untuk pekerjaan pengelasan, pekerja dilengkapi dengan
pakaian, sarung tangan, sepatu, helm dan masker khusus pengelasan. Peralatan yang diperlukan
antara lain adalah mesin las, kawat las, genset untuk memberikan daya listrik pada plat
pemanas, pemotong, kunci pas, alat pembersih pipa, tackle, dump truck. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 10 orang pekerja.
Persyaratan Material :
Pipa yang digunakan adalah pipa dan aksesoris dengan material PVC tipe AW yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik.
7) Untuk pemasangan aksesoris pipa bisa juga dilakukan dengan metode flange to flange.
Seperti untuk butterfly valve, perlu dilengkapi dengan gasket untuk menjamin kerapatan
dan kekuatan sambungan tersebut.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain kuas, wadah adukan cat
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
6 pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat)
Cat dasar dan cat antara harus memenuhi syarat antara lain :
➢ sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak boleh : mengulit,
mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan warna dan
bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10 menit harus dapat mudah diaduk dengan
pengaduk menjadi campuran serba sama, bila perlu dapat ditambahkan pengencer
sebanyak 10% ;
➢ cat sewaktu diterima harus mudah diulaskan dan mengalir rata pada permukaan yang
licin dan tegak. Lapisan cat kering harus rata, kusam atau kilat telur, tidak kisut dan tidak
turun. Persyaratan dan cara uji lengkap mengikuti Acuan Normatif SNI. 0087-1987-A
“Mutu Cara Uji Cat Dasar Meni Besi untuk Besi dan Baja”.
2) Cat Penutup (Top Coat)
Tipe cat tutup memakai jenis cat Epoxy karena sifatnya tidak menguap jika terpapar panas.
Persyaratan cat tutup dapat, sebagai berikut :
➢ Gel dan Endapan tidak boleh ada;
➢ Waktu pengeringan (kering permukaan). Maksimum (6jam)
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain tangga. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 2 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan media filter terdiri dari :
1) Pastikan bangunan sludge drying bed telah selesai dengan sempurna dan telah di tes
kebocorannya. Setelah bangunan sludge drying bed dan material media filter telah disetujui
oleh Direksi Lapangan. Lakukan pembersihan bagian dalam Sludge Drying Bed
2) Pengisian media filter dilakukan dengan cara dihampar perlahan - lahan dengan secara
bergantian.
3) Material pertama yang dituang adalah yang ukuran materialnya lebih besar yaitu kerikil
dengan dia. 3-5 mm. Kerikil dihampar dengan jumlah yang telah sesuai dengan yang
ditentukan. Setelah itu dilakukan pengecekan oleh Direksi Lapangan.
4) Apabila telah disetujui dilanjutkan dengan penghamparan material ke dua yang ukuran
materialnya lebih kecil yaitu pasir silica dia. 1,2 – 1,5 mm. pasir silica juga dihampar dengan
jumlah yang telah sesuai dengan yang ditentukan.
5) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
6) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak memenuhi
target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
7) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
8) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
6 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Galian Tanah terdiri dari :
1) Pelaksana membawa gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Gambar
Kerja digunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan.
2) Galian dilakukan pada titik lokasi yang telah ditentukan bersama dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
4) Pelaksana harus mengatur metode penggalian, pembuangan dan penumpukan tanah,
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
tuntuhan tanah masuk ke dalam galian pondasi.
5) Dasar galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
1 orang pekerja.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja.
D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai
melakukan pekerjaan. Gambar IX.4 Contoh Urugan Pasir
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja.
Tahapan pekerjaan Urugan Pasir terdiri dari :
1) Menyediakan pasir urug dengan kualitas yang baik dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
2) Material pasir urug harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing
yang lain.
3) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
menggangu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
4) Pasir dihampar lapis demi lapis secara horizontal, kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat (compaction machine/stamper) selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama
sampai ketinggian yang diinginkan.
5) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dijaga
agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 1
orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan ini adalah K-300 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pembuatan penutup chamber dipabrikasi dilapangan. Persiapkan semua bahan yaitu berupa plat
besi, angkur, kunci gembok, engsel, handel pengangkat yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Kemudian dipabrikasi sesuai gambar kerja yang ada, untuk penyambungan besi
dilakukan dengan sistem pengelasan. Pastikan media yang akan dilas bersih dari kotoran. Setelah
pabrikasi penutup chamber kemudian dilakukan pengecatan besi. Pengelasan dan pengecatan
mengikuti pedoman yang telah tertulis pada dokumen ini. Setelah proses pabrikasi selesai barulah
penutup chamber dipasang pada titik lokasi yang telah ditentukan sebelumnnya pada Gambar
Kerja dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan pengisi seperti resin, dempul, pengisi dan titik leleh rendah dan
brazzing, tidak boleh digunakan.
e. Sudut dan tepi luar harus dilengkapi dengan radius paling tidak sama dengan ketebalan
karet. Sudutinternal dan tepi hingga radius setidaknya dua kali lipat ketebalan karet.
f. Jika ada persyaratan bahwa bagian yang berputar harus seimbang, maka
penyeimbangan ini harus dilakukan sebelum dan sesudah pelapisan.
g. Permukaan harus disajikan kepada aplikator lapisan, dalam kondisi bersih bebas dari
semua kontaminasi(follow General Procedure – Blasting & Painting)
B. Kontrol Debu
Semua debu permukaan, residu dan puing-puing yang tersisa di permukaan setelah
sandblasting harus dihilangkan.
X.4 INSPEKSI
A. Inspeksi Visual
Hasil lining diperiksa untuk mengetahui kantong udara (udara terjebak) dengan merasakan
dan mengetuk seluruh permukaan dengan tangan atau dengan palu nilon.
B. Electrostatic Test
Seluruh permukaan dikenakan test pin hole dengan menggunakan Holiday detector tegangan
tinggi frekuensi tinggi. Permukaan yang terbuka atau bocor tidak akan diizinkan pada
permukaan lining. Tegangan yang akan digunakan adalah 15 kV maksimum.
C. Hydrotest
Seluruh permukaan yang sudah tidak ditemukan kebocoran akan dilakukan hydrotest sebagai
langkah terakhir untuk mengetahui tidak ada udara terjebak diantara lapisan sambungan
PTFE.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan
standar seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain–lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Rumah Genset adalah 1 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 4 orang pekerja
D. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran
yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan
kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan maka dan selanjutnya akan
mulai melakukan pekerjaan. Gambar X.4 Contoh Urugan Pasir
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
1) Untuk Rumah Genset adalah 1 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 1 orang pekerja
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah sekop, cangkul, kereta sorong, alat lansekap,
waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan :
1) Untuk Rumah Genset adalah 1 orang pekerja
2) Untuk Rumah Jaga adalah 8 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Pasir, Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah
sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya
di sub. Bagian III.2.A.
2) Material Batu Belah dipilih yang keras, bermutu baik dan tidak cacat atau retak. Batu
berpenampang bulat/berpori besar dan tidak terbungkus lumpur.
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab III.2.A.
C. Plesteran 1 : 4
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan untuk
menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
D. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok
adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap,
waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.
E. Lantai Keramik 40 x 40 cm
Sebelum pekerjaan Lantai Keramik dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang
dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir, Semen Warna dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub.
Bagian III.4.A.
2) Permukaan lantai dilapisi oleh bahan Keramik 30 x 30 cm, Keramik 40 x 40 cm untuk
seluruh ruangan dan dan Keramik 20 x 20 cm untuk Lantai Kamar Mandi.
3) Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS (atau ditentukan
lain sesuai Gambar Kerja).
10) Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain minimal selama 1 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
11) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
12) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
13) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
14) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Lantai Kerja :
1) Untuk Rumah Genset adalah 2 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
B. Teras
Sebelum pekerjaan teras dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-125 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu beton untuk pekerjaan pekerjaan Rumah Genset, adalah K-300 dengan berpedoman
pada Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B
dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Mutu Beton untuk pekerjaan Rumah Jaga adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cutting
well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealent,
selang air, cutter, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan :
1) Pekerjaan Besi pada Rumah Genset yang terdiri dari pekerjaan pintu besi dobel adalah 4
orang pekerja.
Persyaratan Material :
Profil Plat Baja, Pipa BSP, Besi IWF dan Besi Siku telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cutting
well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting–unting, reevet, gun sealent,
selang air, cutter, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan Alumunium :
1) Pada Rumah Genset adalah 2 orang pekerja
2) Pada Rumah Jaga adalah 5 orang pekerja
Persyaratan Material :
Engsel pintu, kunci pintu, kusen jendela alumunium, jendela alumunium, kaca 5mm, sloot
kunci jendela, jendela (bouvenligh alumunium), kusen pintu alumunium, engsel pintu
alumunium, kunci alumunium dan pintu kamar mandi PVC telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
➢ Pasang penopang atau skur pada kusen agar kusen tidak bergerak sehingga
semuaukuran berubah. Pasang semua kusen yang ada sebelum melakukan Pemasangan
Dinding Batu Bata.
➢ Sebagai langkah akhir, lakukan pengecekan dengan menggunakan selang kecil yang
diisi air sebagai waterpass. Caranya dapat dilakukan dengan menarik meteran ukur pada
bagian atas kusen pada kedua sisi kaki kusen,misalnya 1 meter, tandai dengan pensil.
Jika posisi air yang ada dalam selang sama tingginya dengan tanda garis pensil,maka
kedua kaki kusen telah sama dan tegak lurus.
2) Jendela dan Ventilasi
➢ Teknis Pelaksanaan Pemasangan Kusen Jendela sama dengan Teknis Pemasangan
Kusen Pintu.
➢ Hal yang harus diperhatikan adalah bagian sisi atas kusen jendela harus memiliki
ketinggian yang samadengan Kusen Pintu.
➢ Biasanya Kusen Jendela dipasang setelah terdapat beberapa pasangan batu di
bawahnya.
➢ Jika pasangan bata telah kering, kusen dapat dipasang seperti teknis yang telah
diuraikan di atas
➢ Ruang pemasangan daun pintu harus diletakkan di posisi sebelah dalam rumah dan
pemasangan jendela diletakkan di sebelah luar rumah.
3) Pemasangan Daun Pintu Allumunium
➢ Pasang kedua Engsel pada Daun Pintu terlebih dahulu.
➢ Kemudian letakkan daun pintu pada posisi Sponengan Pintu, diatur sedemikian rupa
agar keempat sisinya (atas, bawah, kanan dan kiri) pas. Lalu dengan menggunakan
spidol atau pensil, tandai posisi engsel di sponengan pintu tersebut, sekaligus dengan
posisi lubang sekrup engselnya.
➢ Untuk penyekrupan engsel pada dinding keramik sebaiknya menggunakan sekrup dan
fischer. Caranya dinding keramik terlebih dahulu di bor dengan menggunakan mesin
bor. Pengeboran dilakukan pada titik engsel yang telah ditandai sebelumnya. Setelah di
bor, masukkan fischer tadi ke dalam lubang tersebut.
➢ Gantung/pasangkan daun pintu pada posisi yang telah ditentukan tadi. Lakukan
penyekrupan pada semua lubang engsel.
➢ Langkah terakhir adalah pemasangan Gerendel Pintu bagian dalam, juga dengan
menggunakan Fischer.
4) Pemasangan Kunci Pintu
➢ Ukur lebar dan tinggi pintu untuk menentukan letak titik pemasangan kunci yang
disesuaikan dengan tinggi pengguna pintu. Umumnya tinggi pemasangan titik kunci
adalah 90-100 cm dari dasar pintu sisi terbawah.
➢ Tandai titik pemasangan kunci dengan pensil
➢ Buat lubang pada titik yang telah ditandai sebelumnya dengan menggunakan pahat
kayu, rapikan kemudian pasanglah kunci dalam posisi yang pas dan tepat.
➢ Langkah selanjutnya adalah pemasangan kunci bagian akhir, gunakan skrup untuk
mengencangkannya.
➢ Pada posisi yang sama dan seimbang sejajar dengan titik pemasangan kunci pada daun
pintu, buat juga lubang pada batang kusen pintu dengan pahat kayu sebagai tempat
striking plate-nya
➢ Pasang badan kunci dan pastikan posisi lidah pengait (Latch Bolt sudah benar dan
sesuai dengan arah bukaan pintu, kemudian pasang plat lawan pada kusen.
➢ Setelah semua instalasi telah terpasang, kemudian lakukan pengujian agar kunci dapat
berfungsi dengan sempurna.
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5) Pemasangan Sloot Kunci
➢ Pada posisi yang telah ditentukan, tandai titik pemasangan sloot kunci dengan pensil.
➢ Dengan menggunakan obeng atau skrup, kencangkan baut sloot kunci pada lubang yang
telah ditentukan.
➢ Pada sisi yang berhadapan langsung dengan pemasangan sloot kunci, pasang juga
bagian terkashir sloot kunci dengan menggunakan skrup
➢ Setelah semua instalasi telah terpasang, kemudian lakukan pengujian agar sloot kunci
dapat berfungsi dengan sempurna
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
6) Pemasangan Engsel Pintu
➢ Tentukan jumlah pemasangan engsel (sesuai dengan tinggi pintu dan ketentuan Gambar
Kerja)
➢ Tandai titik-titik pemasangan dengan menggunakan pensil.
➢ Berdirikan pintu, dalam keadaan yang rata seimbang, tandai juga pasangan engsel pada
bagian kusen tempat akan digantungkannya daun pintu (posisi titik pada daun pintu
dalam keadaan seimbang dengan posisi titik pada bagian kusen)
➢ Kencangkan dengan menggunakan skrup semua perangkat keras engsel dan pastikan
bahwa posisi engsel telah rapi dan benar.
➢ Tambahnkan pin terakhir yang melekat pada bagian engsel pint uke bagian dinding dan
pastikan bahwa pintu dapat terbuka dan tertutup dengan bebas
➢ Sebagai langkah terakhir, lumasi engsel dengan pelumnas.
➢ Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas
7) Pemasangan Kaca
➢ Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
➢ Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
➢ Pasangkan ganjelan pada sudut2 kaca bisa menggunakan karton atau karet.
➢ Antara kaca dengan kusen diisi dengan silicone sealent.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
6 orang
Persyaratan Bahan :
Rangka atap baja ringan menggunakan Besi WF (Wide Flange) sering digunakan dalam
konstruksi baja. Besi WF merupakan salah satu besi yang memiliki kekuatan sangat tinggi jadi
sangat baik untuk konstruksi atap.
Persyaratan Bahan :
Genting Keramik, Nok Genting dan Lisplank GRC berkualitas tinggi dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta Gambar X.18 Contoh Pekerjaan
perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm proyek, Rangka Plafon
sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K
untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara
lain adalah alat bantu pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik,
Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini adalah 20 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
Hollow 4 x 4 cm yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
B. Plafon Gypsum
Sebelum pekerjaan Plafon Gypsum dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
10 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Plafon Gypsum dan Paku Skrup yang berkualitas tinggi dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
C. List Plafon
Sebelum pekerjaan List Plafon dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur
dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini Pada
Bangunan Kantor adalah 10 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
List Gypsum dan Paku Sekrup yang berkualitas tinggi dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
4) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
5) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
6) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah kuas, kuas roll, wadah
adukan cat dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini adalah 4 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Plamir, Cat antara dan Cat Penutup harus mengikuti acuan PUBB.1973 : NI-3, dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan adalah kuas, kuas roll, wadah
adukan cat dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini adalah 6 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik dan standard-standard
lainnya seperti PUBB.1973 : NI-3, ASTM-828, ASTNLE, TAPP-I-083 dan 407.
2) Apabila tidak ditentukan lain, jenis bahan yang digunakan waterproofing adalah tipe
coating system atau setara dengan ketebalan 4 mm.
3) Memiliki karateristik fisik,kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan. Kedap air
dan uap termasuk pada bagian overlap.
4) Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed dengan ketebalan 3 cm (1 pc
: 3 psr)
17) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
18) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
XI.10 PEKERJAAN LISTRIK
A. Pekerjaan Listrik
Sebelum pekerjaan Listrik dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah bending conduit,
bor tangan, tang, obeng, waterpass, alat ukur dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini pada :
1) Pada Rumah Genset adalah 5 orang pekerja
2) Pada Rumah Jaga adalah 6 orang pekerja
Persyaratan Material :
1) Kabel NYA, Stop Kontak, Sakelar ganda dari bahan kualitas baik dan telah di setujui oleh
Direksi Lapangan.
2) Lampu TL dan Lampu SL dan amaturnya box sekering (MCB) sesuai dengan gambar kerja
yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Exhaust Fan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah gergaji, waterpass, meteran,
unting-unting, cutter, Lem PVC dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini adalah 5 orang pekerja
Persyaratan Material :
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC type D dengan ukuran 100 mm dan aksesorisnya yang
telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Pipa yang digunakan harus berkualitas baik dengan
tekstur yang lentur tapi kuat.
2) Tentukan dan tandai titik awal atau titik tertinggi pada pemasangan talang.
3) Kemudian tentukan dan tandai titik ujung dan lokasi pipa vertical.
4) Ukurlah talang sesuai ukuran tadi kemudian potong talang.
5) Pasang panggantung talangnya pada setiap usuk. Sebuah penggantung talang harus
dipasang setiap 45-60 cm.
6) Pasang penyambung pipa vertical dan penutup talang menggunakan sealent dan sekrup
logam yang berukuran pendek.
7) Pasang Talang, kemudian lapisi talang dengan menggunakan sebuah potongan alumunium
tipis di dekitar bagian bawah pada setiap sudut talang.
8) Pasang pipa vertical (roof drain) melalui penyambung pipa. Gunakan lem pipa untuk
penyambunga pipa PVC dan biarkan kering semalaman. Pastikan permukaan pipa yang
akan disambung dengan lem bersih dari segala kotoran
9) Uji talang yang baru dipasang untuk mengecek apakah ada kebocoran dan untuk melihat
apakah aliran airnya lancer.
10) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
11) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
12) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Pasangan Bata Merah adalah
benang, sendok semen, sekop, siku rangka, pemotong bata, palu, bak spesi, cangkul, kereta
sorong, alat lansekap, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 12
orang pekerja
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab III.2.A.
4) Pembuatan adukan
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
5) Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang
bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali
pasangan pada sudut.
6) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar – siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
7) Diberikan angkur untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom.
8) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam dalam dinding harus dibuat pahatan
yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah
dipasang pipa/alat harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan selesai
dilaksanakan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
B. Plesteran 1 : 4
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok
adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 4 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.
➢ Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi lapangan
➢ Komposisi adukan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada RAB yaitu 1 pc : 4 psr
6) Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan betondengan ketebalan minimal 2 cm, tidak
diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap
yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mongering, dilakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir
hinggan mencapi ketebalan yang dikehendaki.
8) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
9) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
C. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat
bantu pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok
adukan, benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap,
waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 6 orang
pekerja
Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.
6) Setelah selesai, biarkan kering selama beberapa lama sebelum dilanjutkan ke pengerjaan
pengecatan.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Lantai
Kerja adalah 2 orang pekerja
Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-100 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
8) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
10) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
11) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal–
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi, sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
25 orang pekerja.
Persyaratan Bahan:
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan
disesuaikan dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah cangkul, sendok
adukan, benang, paku, palu, kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat ukur dan lain - lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 6 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah 2 orang pekerja.
6) Apabila galian tanah berada pada titik yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka
pelaksana akan menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga
apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya
maka air harus dibuang terlebih dahulu.
7) Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara,
disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.
8) Tipe galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual, Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan
tanah besar maka sisi galian miring.
9) Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup
besar, karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap.
10) Pemeriksaan tiap galian dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
11) Galian dikerjakan dengan hati–hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di bawah
tanah yang digali dan agar struktur bangunan intake terpasang dengan rapih dan aman.
Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka diurug kembali bagian yang terlalu
dalam dan dipadatkan sehingga struktur tanah tidak mudah longsor.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan tanah. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan
lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja
6) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat – cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainnya.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
C. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada
urugan pasir. Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain
– lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 1 orang pekerja
D. Lantai Kerja
Sebelum pekerjaan Lantai Kerja dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Lantai
Kerja adalah 2 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Air yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan
Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A.
2) Mutu beton untuk lantai kerja adalah K-100 dengan berpedoman pada Ketentuan
Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi,
helm proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal –
hal yang tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah
concrete mixer, concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok
besi,sekop, cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 8
orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah 30 orang pekerja.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
B. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan tanah.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 24 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan tanah.
Peralatan yang diperlukan yaitu meteran, unting-unting, siku – siku, water pas dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan beton
bertulang untuk kolom, sloof, dan ring balok adalah 20 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-250 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Pasangan Bata Merah adalah benang,
sendok semen, sekop, siku rangka, pemotong bata, palu, bak spesi, cangkul, kereta sorong, alat
lansekap, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 12 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, Batu Bata dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
telah sesuai dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bab III.2.A.
H. Pasangan Hollow
Pengadaan pagar besi hollow dilakukan dengan memesan pada supplier khusus. Pagar hollow
dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudah finishing cat. Pagar hollow
akan dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus dan rapi.
I. Plesteran
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 25 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.
J. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat
ukur dan lain–lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 40 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesehatan serta perlengkapan keamanan, seperti: helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan dan P3K untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
(kecelakaan). Semua Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan bowplank disediakan terlebih
dulu di lokasi pekerjaan. Seperti: gambar kerja, alat bantu ukur Theodolite dan Waterpass serta
alat Ukur Meteran sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dibutuhkan juga alat bantu pertukangan
lainnya seperti Palu, Gergaji dan lain – lain. Bahan yang akan digunakan berupa Kaso 5/7 (Kayu
Kelas III), Papan 3/20 (Kayu Kelas III) dan Paku 5-7 cm. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 20 orang pekerja.Tahapan pekerjaan Bowplank
terdiri dari:
1) Bowplank dipasang sebagai pedoman ketinggian dan kesikuan bangunan.
2) Tiang Bowplank harus dipasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya, dan
dipasang waterpass dengan sudut – sudutnya harus siku.
3) Untuk penentuan as bangunan, ditandai dengan paku pada papan bowplank.
4) Bowplank berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian.
5) Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang (horizontal), dengan papan Bowplank
lainnya.
6) Letak kedudukan Bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
7) Garis benang Bowplank merupakan garis tengah dari pondasi & dinding bata.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
B. Galian Tanah
Sebelum pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan, dilakukan koordinasi dengan Direksi Lapangan
untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek dengan kondisi
lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, selanjutnya pekerjaan
dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada galian.
Peralatan yang diperlukan yaitu excavator dan dump truck serta alat bantu pertukangan standar
seperti sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah 30 orang pekerja.
12) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
13) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
14) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
15) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
C. Urugan Pasir
Sebelum pekerjaan urugan pasir dilaksanakan maka terlebih dahulu melakukan koordinasi
dengan Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam
Mutual Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan maka dan selanjutnya akan mulai melakukan pekerjaan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan pasir.
Peralatan yang diperlukan yaitu stamper, sekop, cangkul, kereta sorong dan lain – lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Kemudian pemberian rambu dan pengaman pada urugan tanah.
Peralatan yang diperlukan yaitu meteran, unting-unting, siku – siku, water pas dan lain – lain.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 orang pekerja
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya
F. Plesteran
Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan
Direksi Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual
Chek dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka
dan selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Plesteran adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, kereta sorong waterpass, alat ukur dan lain - lain. Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 15 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
Pasir, Semen, dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai
dengan Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada pekerjaan sebelumnya sub. Bagian
III.2.A.
10) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
11) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
12) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
G. Acian
Sebelum pekerjaan Acian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Direksi
Lapangan untuk menyesuaikan hasil pengukuran yang dituangkan di dalam Mutual Chek
dengan kondisi lapangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan maka dan
selanjutnya pekerjaan dilakukan.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat
ukur dan lain - lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 40 orang pekerja
Persyaratan Bahan :
Semen dan Air yang digunakan telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan pada sub. Bagian III.2.A.
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu
pertukangan standar untuk melaksanakan Pekerjaan Acian adalah cangkul, sendok adukan,
benang, paku, palu, jidar, roskam, blok styrofoam kereta sorong, alat lansekap, waterpass, alat
ukur dan lain - lain. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 40 orang pekerja
Pekerja dilengkapi dengan BPJS Kesahatan serta perlengkapan keamanan, seperti: rompi, helm
proyek, sepatu boot, sarung tangan, kacamata, masker dan P3K untuk mencegah hal – hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan). Peralatan yang diperlukan antara lain adalah concrete mixer,
concrete vibrator, pemotong kayu, palu, pemotong besi, pembengkok besi,sekop,
cangkul, waterpass, alat ukur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan beton
bertulang untuk kolom, sloof, dan ring balok adalah 20 orang pekerja.
Persyaratan Bahan :
1) Semen, Pasir (Agregat Halus), Batu Belah (Agregat Kasar), Pembesian, Kawat Pengikat,
Bekisting dan Air yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan telah sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.A
2) Mutu Beton untuk pekerjaan jalan beton adalah K-175 dengan berpedoman pada
Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang pada sub. Bab III.3.B dan
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
pekerjaan beton pada sub. Bab III.3.A dan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
5) Setelah semua pasangan bekisting dan pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dilakukan pengecoran dan pemadatan beton
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada sub. Bab III.3. A-G dan disesuaikan
dengan Gambar Kerja yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
6) Perawatan beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran selesai. Pekerjaan ini
dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan perawatan
pada beton pada sub. Bag III.3.H. Dimana Penunjang dan penopang bekisting dibongkar
dari balok-balok beton bertulang, lantai- lantai dan dinding setelah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan diatas
dan dijaga agar tidak ada muatan diatas beton yang belum mengeras. Bekisting beton baru
dapat dibuka/dibongkar setelah 7 hari dan tidak dimuati dan 21 hari untuk yang akan
dimuati. Saat pembongkaran bekisting diusahakan tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
7) Penyelesaian dan perapihan harus dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
8) Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan efisien. Apabila dipandang perlu karena pekerjaan tidak
memenuhi target pada jadwal pelaksanaan, maka diadakan jam tambahan/lembur.
9) Setelah pekerjaan selesai, dibuat berita acara kepada direksi pekerjaan untuk diadakan
pengukuran pekerjaan apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
10) Apabila direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB,
maka melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Para Pekerja juga akan dilengkapi dengan safety tools standar seperti sepatu safety, rompi, sarung
tangan, helm dan masker sesuai dengan yang dipersyaratkan.
XIV.3 Testing
Sebelum melakukan Commisioning, akan melakukan testing pada semua pekerjaan yang
dilakukan terkait dengan pekerjaan sipil, mekanik, elektrikal, instrumentasi serta piping seperti
yang tercantum di dalam dokumen kontrak. Kegiatan pre–commissioning meliputi:
• Memeriksa sistem sesuai dengan gambar kerja, P&ID serta data sheets yang telah disetujui
• Leak testing, Hydro testing semua bak/unit/pipa
• Operability test semua motor penggerak (pompa, mixer, blower, compressor, diffuser)
• Inspeksi internal bak/unit/tangka
• Inspeksi sistem flushing dan cleaning
• Off-line testing dan kalibrasi semua instrument yang tertera pada P&ID
• Memeriksa sistem elektrikal seperti: panel control, kabel, earthing, continuity, insulator
resistance, ratio test transformer.
• Memeriksa kesiapan sistem elektrikal serta semua package dari vendor
• Testing dan checking semua alat safety, fire system
• Memeriksa proses beserta parameternya diprogram dalam PLC dan Komputer, serta
dilakukan simulasi dari Komputer, untuk melakukan sistem kontrol, sistem interlock
berfungsi sesuai dengan yang ditetapkan.
XIV.4 Commisioning
Comisioning dilaksanakan setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan baik pekerjaan sipil dan
bangunan penunjang lainnya dan peralatan terpasang dengan baik dan benar. Selain itu,
commissioning dilakukan setelah seluruh perbaikan hasil testing telah selesai dilaksanakan.
Tahapan commissioning dilakukan dengan mengundang pihak external yakni owner, konsultan
pengawas, dan user. Pada saat commissioning, bahan kimia sudah tersedia sehingga sistem dapat
berjalan secara keseluruhan. Pembubuhan bahan kimia disesuaikan dengan sifat fisika dan kimia
air baku. Oleh sebab itu, jart test akan dilakukan untuk mendapatkan dosis optimal bahan kimia
yang sesuai dengan kebutuhan dan standar departemen kesehatan. Commisioning dilaksanakan
sesuai dengan dokumen kontrak. Setelah semuanya lancar dan sudah sesuai, diambil contoh air
dan dibawa ke laboratorium pengujian air agar dapat diperoleh hasil test air yang lebih lengkap
dan akurat.
PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar yang dapat disampaikan sebagai usulan tentang
pekerjaan–pekerjaan yang terlingkup dalam “Pembangunan SPAM IKK Kapasitas 10 L/Det
Jelai, Kabupaten Sukamara”. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat
pelaksanaan nanti. Tentu saja didalam pelaksanaanya nanti dapat timbul ide–ide baru, yang disesuaikan
dengan dokumen dan gambar – gambar dalam tender. Hal–hal yang lebih terinci lagi akan dibuat lebih
lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti.
Semoga uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah–langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini, Terimakasih.