Anda di halaman 1dari 8

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

NOMOR 01/24/VII/PERDIR/RSBB TAHUN 2013

TENTANG

KODE ETIK PEGAWAI RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan visi dan misi serta


membudayakan nilai-nilai Rumah Sakit Baptis Batu maka
diperlukan pegawai Rumah Sakit Baptis Batu yang berintegritas
dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip pelaksanaan tugas yang baik
good corporate governance dan good clinical governance.

b. bahwa untuk mewujudkan pencapaian visi dan misi Rumah Sakit


Baptis Batu diperlukan kode etik pegawai Rumah Sakit Baptis
Batu.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada


huruf a dan b, perlu menetapkan Kode Etik Pegawai di lingkungan
Rumah Sakit Baptis Batu

Mengingat : a. Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

b. Undang-Undang 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

c. Undang-Undang 25 Tahun 2009 tentang Layanan Publik

d. Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

e. Undang-Undang 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

f. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1045/MenKes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan

h. Surat Keputusan Kongres PERSI VI, tentang pengesahan berlakunya


Kode Etik Rumah Sakit Indonesia, 1993.

i. Surat Keputusan Kongres PERSI VIII, tentang perbaikan dan


penyempurnaan KODERSI, 2000

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG KODE ETIK PEGAWAI


DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT BAPTIS BATU
BAB 1

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu adalah mereka yang mempunyai hubungan kerja
dengan Rumah Sakit Baptis Batu dan terikat oleh suatu perjanjian kerja serta menerima
upah/gaji selain Direktur. Pegawai terdiri atas Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap.
Pegawai tidak tetap terdiri atas Pegawai Kontrak, Percobaan Calon Pegawai, dan Calon
Pegawai.
2. Kode Etik Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu yang selanjutnya disebut Kode Etik
Pegawai adalah pedoman tertulis yang berisi norma dan etika yang mengatur perilaku
maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan
oleh pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, wewenang, kewajiban, dan
tanggungjawab maupun dalam pergaulan sehari-hari.
3. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan yang bertentangan
dengan pasal-pasal Kode Etik Pegawai.
4. Majelis Kode Etik Pegawai bersifat non struktural dan adhoc. Majelis ini bertugas
melakukan penegakkan pelaksanaan dan menyelesaikan pelanggaran Kode Etik Pegawai
di Rumah Sakit Baptis Batu.
5. Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah para pihak terkait yang bersifat perorangan
maupun kelompok, dan dapat berbentuk instansi pemerintah, swasta, organisasi profesi,
asosiasi dan lembaga lainnya yang mempunyai hubungan kerja denga Rumah Sakit
Baptis Batu atau mempunyai kepentingan dengan produk/layanan yang dihasilkan oleh
Rumah Sakit Baptis Batu.

BAB II
TUJUAN KODE ETIK
Pasal 2
Pengaturan Kode Etik Pegawai bertujuan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan
suasana kerja yang harmonis dan kondusif sesuai dengan nilai-nilai Rumah Sakit Baptis Batu
sehingga dapat mendukung pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Baptis Batu

BAB III
PRINSIP DAN NILAI-NILAI DASAR KODE ETIK PEGAWAI
Pasal 3
(1) Prinsip dasar Kode Etik Pegawai adalah berdasarkan nilai-nilai dasar Rumah Sakit Baptis
Batu
(2) Prinsip dasar Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
a. Belas Kasih
Rasa empati terhadap penderitaan sesama manusia yang dinyatakan melalui
tindakan.
b. Asertif
Ketrampilan dalam menyampaikan pikiran yang inovatif dan perasaan dengan
baik, lugas, jelas dan cepat tanggap tanpa harus membuat orang lain tersinggung.
c. Profesional
Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai kriteria profesinya dan
senantiasa memberikan pelayanan berdasar standart dan prosedur serta
menjunjung tinggi etika profesi.
d. Tim Kerja
Dalam bekerja seseorang mampu bekerjasama di dalam tim dan saling
mendukung untuk mencapai sasaran kerja, yang didasari atas sikap sehati dan
kesamaan tujuan.
e. Integritas
Karakter seseorang dimana perkataan sesuai dengan perbuatan berdasarkan rasa
takut akan Tuhan yang terwujud dalam komitmen dan loyalitas, sehingga mampu
mewujudkan apa yang telah disanggupinya.
f. Sejahtera
Tercapai kepenuhan kehidupan manusia secara lair dan batin, dimana seseorang
telah merasakan adanya keamanan, kesehatan, kemakmuran, kebahagiaan dan
kedamaian.
(3) Prinsip dasar Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan sumber nilai
dan inspirasi dalam melaksanakan tugas dan berperilaku sehari-hari dalam bekerja di
Rumah Sakit Baptis Batu.

Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas kepegawaian baik didalam maupun diluar lingkungan Rumah
Sakit Baptis Batu setiap Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu wajib bersikap dan berpedoman
pada etika dalam bernegara, dalam berorganisasi, dalam masyarakat serta terhadap diri
sendiri dan sesama Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu.

Pasal 5
Etika dalam bernegara sebagaimana dimaksud pasal 4, meliputi:
a. Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara; dan
c. Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugas.

Pasal 6
Etika dalam berorganisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, meliputi:
a. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Menjaga informasi yang bersifat rahasia;
c. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur;
d. Membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi;
e. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka
pencapaian visi dan misi Rumah Sakit Baptis Batu;
f. Memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugas;
g. Memiliki integritas dan kejujuran sesuai nilai-nilai iman kristen dengan tidak melakukan
tindakan dan / atau menerima uang, bonus, fasilitas atau apapun baik dalam bentuk uang,
barang, jasa maupun commitment fee oleh karena jabatannya dari pihak lain yang
memiliki hubungan bisnis dengan RSBB.
h. Akuntabel dalam melaksanakan tugas kepegawaian yang bersih dan bebas korupsi, kolusi
dan nepotisme;
i. Tanggap, terbuka, jujur dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap
kebijakan dan tugas yang diberikan oleh Rumah Sakit Baptis Batu;
j. Menggunakan dan memanfaatkan semua sumber daya dan potensi yang ada di Rumah
Sakit Baptis Batu secara efektif dan efisien serta bertanggungjawab terhadap semua
sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit Baptis Batu;
k. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
l. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja
organisasi; dan
m. Berorientasi pada keselamatan pasien.

Pasal 7
Etika dalam bermasyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, meliputi:
a. Mewujudkan pola hidup individu dan/atau keluarga yang dapat menjadi teladan di
tengah-tengah masyarakat;
b. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun tanpa membeda-bedakan;
c. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan terbuka, adil dan tidak diskriminatif; dan
d. Tanggap terhadap lingkungan masyarakat, baik masyarakat di lingkungan Rumah Sakit
Baptis Batu maupun di lingkungan tempat tinggal.
e. Memiliki kejujuran dengan tidak melakukan tindakan-tindakan baik secara langsung
meupun tidak langsung merugikan pasien dan / keluarga dengan menjalin kerjasama atau
menerima fee dalam bentuk apapun dari pihak ketiga yang menjalin kerjasama dan / atau
bisnis dengan RSBB, yang pada akhirnya mempengaruhi independensi dan kejujuran
dalam memberikan pelayanan secara profesional kepada masyarakat dan / atau pasien.

Pasal 8
Etika terhadap diri sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, meliputi:
a. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
b. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. Mampu menjadi teladan yang baik bagi lingkungan kerja dan masyarakat sekitar;
d. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan;
e. Memiliki integritas dan menjunjung nilai-nilai Kristen dengan tidak melibatkan diri dan /
atau mengikatkan diri dengan melakukan tindakan dan / atau menerima janji yang
memberikan keuntungan diri atau kelompok.
f. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, dan
sikap;
g. Memiliki semangat juang yang tinggi dan berkemauan keras untuk belajar;
h. Memelihara kesehatan rohani dan jasmani;
i. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; dan
j. Berpenampilan sederhana, rapi dan sopan.

Pasal 9
Etika terhadap sesama Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4, meliputi:
a. Saling menghormati sesama pegawai baik secara vertikal maupun horizontal;
b. Memelihara rasa persatuan, kesatuan dan solidaritas pada hal-hal yang positif diantara
sesama pegawai;
c. Menghargai perbedaan pendapat dan mengembangkan sikap toleransi; dan
d. Berhimpun dalam satu wadah SPKUK yang menjamin terwujudnya solidaritas dan
soliditas Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu demi kemajuan Rumah Sakit Baptis Batu dan
kesejahteraan bersama.

BAB IV
SANKSI
Pasal 10
(1) Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu yang melanggar Kode Etik Pegawai dikenakan sanksi
moral.
(2) Sebagaimana ayat (1) apabila pada pegawai yang bersangkutan didapati pelanggaran PKB
maupun Peraturan Rumah Sakit Baptis Batu lainnya, maka pegawai yang bersangkutan
juga mendapat sanksi administratif sesuai dengan sanksi yang diberikan oleh peraturan
tersebut.
(3) Sanksi moral sebagaimana dimaksud ayat (1) maupun sanksi administratif sebagaimana
ayat (2) dibuat secara tertulis dan dinyatakan dalam bentuk Surat Keputusan Direktur.
(4) Sanksi moral sebagaimana ayat (1) dan/atau sanksi administratif sebagaimana ayat (2)
berupa:
a. Pernyataan secara tertutup; atau
b. Pernyataan secara terbuka.
(5) Dalam pemberian sanksi moral sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disebutkan jenis
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu yang
bersangkutan.

Pasal 11
Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan
sanksi moral sebagaimana dimaksud Pasal 10, dapat pula dikenakan tindakan administratif
dan/atau disiplin sesuai dengan peraturan Rumah Sakit Baptis Batu.

Pasal 12
(1) Dalam hal sanksi moral disampaikan secara tertutup, keputusan penetapan sanksi berlaku
sejak tanggal ditandatanganinya Surat Keputusan dari Direktur kepada Pegawai yang
bersangkutan.
(2) Dalam hal sanksi moral disampaikan secara terbuka melalui Kebaktian Karyawan atau
forum lainnya, dan keputusan penetapan sanksi berlaku sejak tanggal ditandatanganinya
Surat Keputusan oleh Direktur kepada Pegawai yang bersangkutan.
(3) Dalam hal sanksi moral disampaikan secara terbuka melalui papan pengumuman,
website, media massa atau sarana lainnya.
(4) Dalam hal sanksi moral disampaikan secara terbuka melalui papan pengumuman,
website, media masa atau sarana lainnya sebagaimana dimaksud ayat (3) dilakukan
setelah adanya Keputusan Direktur dan terlebih dahulu melalui pertimbangan Komite
Etik dan Hukum Rumah Sakit Baptis Batu (KEHRS Baptis Batu).

Pasal 13
(1) Dalam hal Pegawai yang bersangkutan yang dikenakan sanksi tidak mau menandatangani
sanksi dan/atau surat ekspedisi tanpa alasan yang sah pada waktu penyampaian
keputusan, maka Pegawai bersangkutan dianggap menerima keputusan sanksi moral
tersebut.
(2) Dalam hal Pegawai yang bersangkutan tidak bersedia mengajukan permohonan maaf
secara tertulis atau membuat surat pernyataan penyesalan, maka Pegawai yang
bersangkutan dapat dikategorikan melakukan pelanggaran berat sesuai dengan PKB
Rumah Sakit Baptis Batu Pasal 72.

BAB V
PROSEDUR PENYAMPAIAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK
Pasal 14
(1) Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik dapat diperoleh:
a. Pengaduan tertulis;
b. Temuan dari atasan Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik
Pegawai
(2) Setiap orang atau pemangku kepentingan (stakeholders) yang mengetahui adanya dugaan
pelanggaran Kode Etik Pegawai dapat menyampaikan pengaduan kepada Kepala Bagian
SDM dan/atau Wadir Umum dan Keuangan Rumah Sakit Baptis Batu.
(3) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan secara tertulis
dengan menyebutkan jenis pelanggaran yang dilakukan, beserta bukti-bukti pelanggaran
dan identitas pelapor.
(4) Kepala Bagian SDM dan/atau Wadir Umum dan Keuangan Rumah Sakit Baptis Batu
wajib meneliti pengaduan tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor.
(5) Dalam hal pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (3) ditindaklanjuti dengan dibentuknya
Majelis Kode etik atau pelaporan ditolak maka kepala bagian SDM dan/atau Wadir
Umum dan Keuangan wajib memberikan informasi kepada pelapor.
(6) Dalam melakukan penelitian atas pengaduan dan/ataumengetahui dugaan pelanggaran
Kode Etik Pegawai, kepala Bagian SDM dan/atau Wadir Umum dan Keuangan wajib
mengagendakan pertemuan dengan KEHRS Rumah Sakit Baptis Batu.
BAB VI
MAJELIS KODE ETIK
Pasal 15
(1) Dalam rangka pengawasan dan pelaksanaan Kode Etik Pegawai dibentuk Majelis Kode
Etik Rumah Sakit Baptis Batu.
(2) Majelis Kode Etik dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur dengan keanggotaan Direksi
atau yang mewakilinya, Ketua KEHRS atau yang mewakilinya dan anggota yang dipilih
sesuai dengan kasus yang bersangkutan.
(3) Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir masa tugasnya setelah
menyampaikan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada Direktur.

Pasal 16
(1) Keanggotaan Majelis Kode Etik Pegawai Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 15, sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Satu orang Ketua merangkap Anggota;
b. Satu orang Sekretaris merangkap Anggota; dan
c. Satu orang Anggota
(2) Dalam hal Anggota Majelis Kode Etik lebih dari tiga, maka jumlahnya harus ganjil.

Pasal 17
(1) Majelis Kode Etik Pegawai mengambil keputusan dan memberikan rekomendasi kepada
Direktur setelah memeriksa Pegawai yang diduga melanggar kode etik.
(2) Majelis kode etik mengambil keputusan setelah Pegawai yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri.
(3) Keputusan Majelis Kode Etik diambil secara musyawarah mufakat.
(4) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak tercapai,
keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
(5) Apabila pengambian keputusan dengan cara suara terbanyak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4), keputusan Majelis Kode Etik harus menyertakan ‘disenting opinion’ tanpa
menyertakan nama Anggota.
(6) Majelis Kode Etik wajib menyampaikan keputusan hasil pemeriksaan kepada
Direktursebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan/atau sanksi lainnya kepada
Pegawai yang melanggar Kode Etik Pegawai.
(7) Majelis Kode Etik dilarang membicarakan dan/atau membocorkan setiap notula
pertemuan dan/atau keputusan kepada pihak yang tidak berkepentingan. Dan hanya
menyerahkan keputusan kepada Direktur.
(8) Keputusan Majelis Kode Etik yang berupa rekomendasi kepada Direktur tidak bersifat
mengikat Direktur dalam menetapkan keputusan sanksi kepada Pegawai yang
bersangkutan.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 18

Peraturan Kode Etik Pegawai ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap pegawai
mengetahuinya.

Ditetapkan di : Batu
Pada tanggal : 24 Juli 2013
Direktur RS. Baptis Batu

Dr. Arhwinda PA.,Sp.KFR.,MARS.

Anda mungkin juga menyukai