Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA HATI

NOMOR : /DIR/SK/RSKIA-PH/V/2018

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM KOMITE ETIK DAN HUKUM
DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA HATI

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA HATI


Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan yang
optimal pada Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Hati yang
optimal perlu ditetapkan pembentukan Tim Komite Etik dan Hukum;
b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dengan Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Hati.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara RI tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072);
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 1994 Tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001
Tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit.
5. Undang-Undang Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA
HATI TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOMITE ETIK DAN HUKUM DI
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA HATI.

KEDUA : Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya dengan penuh
dedikasi dan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya masing-
masing sehingga tercipta kondisi yang diharapkan yaitu pelayanan
yang optimal oleh staf di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata
Hati.
KETIGA : Komite Etik dan Hukum RSKIA Permata Hati dimaksud diktum kesatu
beserta dengan fungsi dan uraian tugas serta tata cara penanganan
kasus etik tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Painan
Pada tanggal : Mar 2022
RSKIA Permata Hati
Direktur,

dr. H.Muslim Nur, Sp. OG


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA HATI
NOMOR : /DIR/SK/RSKIA-PH/III/2022
TANGGAL : Mar 2022

PEMBENTUKAN TIM KOMITE ETIK DAN HUKUM


DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA HATI
No. Nama Jabatan Keterangan
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota

Ditetapkan di : Painan
Pada tanggal : Mar 2022
RSKIA Permata Hati
Direktur,

dr. H. Muslim Nur,Sp. OG


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK PERMATA HATI
NOMOR : /DIR/SK/RSKIA-PH/III/2022
TANGGAL : MAR 2022
Tentang : Pembentukan Komite Etik dan Hukum RSKIA PERMATA HATI

URAIAN TUGAS KOMITE ETIK DAN HUKUM RSKIA PERMATA HATI

A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap warganegara. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional, perlu ditingkatkan upaya
untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu
yang lebih baik dan biaya terjangkau.

Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan social ekonomi
masyarakat, maka system nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah.
Masyarakat cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah, lebih
bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit, maka fungsi pelayanan Rumah Sakit Khusus
Ibu dan Anak Permata Hati secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan
efisien serta memberi kepuasan dan kenyamanan kepada pasien, keluarga maupun
masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Hati adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
yang kompleks, padat karya dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan
kesehatan menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta
mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar Rumah Sakit husus Ibu dan Anak
Permata Hati mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, maka diperlukan
sumber daya manusia yang profesional di bidang teknis medis maupun administrasi
kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan, maka RSKIA Permata Hati
mempunyai suatu aturan yang menjamin peningakatan mutu di semua tingkatan.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terselenggaranya kegiatan hukum Rumah Sakit yang efektif dan berkualitas.
2. TUJUAN KHUSUS
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal :
a. Penyusunan dan perumusan mediko etik legal dan kode etik pelayanan rumah sakit.
b. Menyelesaikan masalah etik rumah sakit dan pelanggaran terhadap kode etik
pelayanan rumah sakit.
c. Pemeliharaan etik penyelenggaraan fungsi rumah sakit, Hospital Bylaws, dan
Medical Staff By Laws.
d. Sebagai gugus tugas dalam penanganan masalah hukum di RSKIA Permata Hati.
D. TATALAKSANA ORGANISASI KOMITE ETIK RUMAH SAKIT
1. Komite Etik Rumah Sakit (KERS) merupakan perangkat organisasi rumah sakit di
bentuk di Rumah Sakit dalam rangka membantu pimpinan rumah sakit menerapkan
Kode Etik Rumah Sakit di rumah sakit.
2. Pembentukan KERS adalah wajib
3. Ketua dan Anggota KERS dipilih dan diangkat oleh Direktur/Pimpinan Rumah Sakit,
untuk selama masa bakti tertentu. KERS sekurang-kurangnya harus terdiri dari
seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris, dan 2 (dua) orang Anggota,
dengan jumlah seluruhnya paling banyak 7 (tujuh) orang.
4. Keanggotaan KERS harus mewakili berbagai profesi di dalam rumah sakit.
5. Dalam struktur organisasi rumah sakit, posisi KERS setingkat direktur rumah sakit dan
komite medik rumah sakit. Selain itu KERS juga bisa berada di bawah direktur rumah
sakit dan setingkat komite medik rumah sakit.
6. Komite etik rumah sakit bertanggung jawab langsung kepada pimpinan rumah sakit
atau yang mengangkatnya.
7. Bila dipandang perlu anggota KERS dapat berasal dari individu di luar rumah sakit
8. Syarat untuk dapat dipilih menjadi anggota KERS: berjiwa Pancasila, memiliki
integritas, kredibilitas sosial, dan profesional. Ia juga memiliki kepedulian dan
kepekaan terhadap masalah sosial, lingkungan, dan kemanusiaan.
9. Keanggotaan KERS diupayakan tidak dirangkap dengan jabatan-jabatan struktural di
rumah sakit.

E. TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB KERS


1. Secara umum KERS bertugas membantu pimpinan rumah sakit menerapkan Kode Etik
Rumah Sakit di rumah sakit, baik diminta maupun tidak diminta.
2. Secara khusus KERS memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab:
a. Melakukan pembinaan insan perumahsakitan secara komprehensif dan
berkesinambungan, agar setiap orang menghayati dan mengamalkan KODERSI
sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing di rumah sakit.
Pembinaan ini merupakan upaya preventif, persuasif, edukatif, dan korektif
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau pelanggaran KODERSI.
Pembinaan dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, diskusi kasus, dan
seminar.
b. Memberi nasehat, saran, dan pertimbangan terhadap setiap kebijakan atau
keputusan yang dibuat oleh pimpinan atau pemilik rumah sakit
c. Membuat pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
terkait dengan etika rumah sakit.
d. Menangani masalah-masalah etik yang muncul di dalam rumah sakit
e. Memberi nasehat, saran, dan pertimbangan etik kepada pihak-pihak yang
membutuhkan
f. Membantu menyelesaikan perselisihan/sengketa medik yang terjadi di
lingkungan rumah sakit
g. Menyelenggarakan berbagai kegiatan lain yang dipandang dapat membantu
terwujudnya kode etik rumah sakit.
3. Dalam melaksanakan tugasnya KERS wajib menerapkan prinsip kerjasama,
koordinasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medik serta struktur lain di rumah sakit
sesuai dengan tugas masing-masing.
4. Pimpinan dan anggota KERS wajib mematuhi peraturan rumah sakit dan bertanggung
jawab kepada pimpinan rumah sakit serta menyampaikan laporan berkala pada
waktunya.

F. FUNGSI
1. Fungsi Pendidikan
Bekerjasama dengan administrasi rumah sakit, instalasi dan ruangan, stafmedis, perawat
dan berbagai profesi kesehatan lainnya, komite akan melakukan upaya pendidikan
mengenai etika klinis dengan cara in house training atau metode pelatihan dan
pendidikan lainnya.
2. Meninjau dan Mengembangkan Kebijakan
Komite akan membantu rumah sakit dan staf profesionalnya dalam mengembangkan
kebijakan dan prosedur sehubungan dengan etika dan hokum kesehatan.
3. Meninjau Kasus
Salah satu fungsi penting dari komite adalah perannya sebagai forum untuk menganalisa
pertanyaan-pertanyaan etika yang muncul dalam perawatan pasien secara individu.
Dalam perannya ini, komite akan berusaha untuk memberikan dukungan dan konsultasi
bagi mereka yang bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan meliputi petugas
kesehatan, pasien, pendamping dan anggota keluarga pasien.

G. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


 Mengadakan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan Komite Medik dan Komite
Keperawatan setiap 3 bulan sekali.
 Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang hak dan kewajiban
antara pasien dan dokter.
 Membantu Direktur menyusun dan merumuskan medico etik legal dan kode etik
pelayanan rumah sakit.
 Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hokum terhadap pegawai di Rumah Sakit
Islam Namira.
 Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum antara pasien dengan RSIA Rizki
Bunda.
 Menyelesaikan konflik etik yang timbul antar profesi di RSIA Rizki Bunda.

H. TATA CARA PENANGANAN KASUS ETIK


1. Direktur mengajukan permintaan kepada komite etik untuk melakukan peninjauan kasus.
2. Komite akan melakukan peninjauan terhadap permintaan tersebut untuk menentukan :
a. Masalah yang terjadi
b. Status pasien
c. Pertanyaan seputar etika
d. Masalah-masalah yang menyebabkan permintaan
e. Informasi lain yang diperlukan
3. Jika penilaian dari komite bahwa permintaan tersebut tepat, komite akan menghubungi
dokter pasien untuk mendiskusikan permintaan tersebut, meminta partisipasinya dan
menjadwalkan pertemuan peninjauan kasus. Sebagai tambahan, pasien atau keluarga
pasien atau pembuat keputusan bagi pasien, sesuai kebutuhan kasus, harus juga
diberitahukan bahwa peninjauan kasus akan dilakukan, dan diundang untuk
berpartisipasi. Keputusan mereka untuk tidak berpartisipasi, atau penolakan mereka
untuk konsultasi, tidak boleh mencegah konsultasi etika formal berlangsung, dengan
asumsi bahwa konsultasi ditentukan tim.
4. Anggota komite dapat menentukan bahwa sangat tepat untuk mengundang peserta lain
dalam pertemuan dimana timnya mendiskusikan kasus. Di antara orang-orang yang dapat
diundang dalam pertemuan tersebut adalah anggota staf profesional yang secara
langsung terlibat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, personil dengan keahlian
tertentu, dan pasien dan atau anggota keluarga pasien.
5. Jika dalam penilaian peninjauan kasus oleh komite permintaan peninjauan kasus tidak
tepat, komite juga akan menginformasikan kepada pihak yang meminta peninjauan kasus
dan/atau dokter yang merawat
6. Melakukan Pertemuan Peninjauan Kasus
a. Ketua komite menjelaskan mengapa pertemuan tersebut dilakukan dan menjelaskan
tugas mereka dan perlunya menjaga kerahasiaan.
b. Jika dokter yang merawat pasien dan petugas kesehatan lain hadir, akan tepat sekali
bila mereka mempresentasikan kepada tim peninjau mengenai riwayat pasien,
kondisi pasien saat ini, prognosis dan hal-hal yang berkaitan dengan peninjauan
kasus. Anggota komite dapat meminta peserta pertemuan, termasuk
pasien/anggota keluarga jika ada, untuk menjelaskan apa pertanyaan, masalah atau
hal-hal etika yang diminta untuk ditinjau.
c. Setelah itu diadakan pertemuan tertutup untuk komite untuk merumuskan
rekomendasi.
7. Rekomendasi hasil dari peninjauan kasus dan setiap rekomendasi akan dikomunikasikan
kepada individu yang meminta peninjauan kasus; ke dokter yang merawat; ke staf rumah
sakit; dan ke pasien/keluarganya. Setelah diskusi ini, dan bersama-sama dengan dokter
yang merawat, tim akan mencatat hasil dari peninjauan kasus etik dalam rekam medis
pasien. Hasil ini juga akan dilaporkan ditinjau oleh komite pada pertemuan berikutnya.

Ditetapkan di : Painan
Pada tanggal : Mar 2022
RSKIA PERMATA HATI
Direktur,

dr. H.Muslim Nur, Sp.OG

Anda mungkin juga menyukai