Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Desinfektan

Cara penggunaan desinfektan :


1. Penyemprotan disinfektan langsung kepada manusia, hewan, dan tumbuhan tidak
disarankan karena tidak efektif dan dapat mengganggu ekosistem mikroorganisme
pada lingkungan.
2. Penggunaan bilik desinfektan untuk penyemprotan dengan desinfektan langsung
kepada manusia tidak disarankan, kecuali menggunakan cairan antiseptic yang aman
dan melindungi bagian tubuh yang terbuka terhadap paparan.
3. Pencegahan terhadap penularan virus dapat dilakukan manusia dengan sering mencuci
tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer serta menjaga pola makan dan pola
hidup sehat dengan berolahraga teratur untuk menjaga sistem imun tubuh.
4. Penggunaan desinfektan terbaik yaitu dengan langsung mengelap benda yang sering
kita sentuh, seperti permukaan meja, gagang pintu, tombol lift, toilet, dan lain-lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan desinfektan yaitu :
 Jenis bibit penyakit
Tiap golongan desinfektan memiliki target mikroorganisme yang berbeda, oleh karena
itu pemilihan desinfektan harus tepat.
 Dosis pemakaian
Dosis desinfektan hendaknya disesuaikan dengan aturan pakai yang tercantum pada
label kemasan produk.
 Suhu
 Desinfektan golongan oxidizing agent bisa menguap lebih cepat pada suhu tinggi
sehingga efektivitasnya akan cepat menurun.
 pH
Desinfektan bekerja optimal pada pH tertentu.
Metode-Metode Desinfektan
Terdapat berbagai metode dalam melakukan desinfeksi, sebagai berikut:
a. Metode Pengepelan
Cara ini menggunakan bahan desinfektan yang dicairkan ke dalam air, dan
dilaukan dengan cara membasahi lantai. Keunggulan dari cara ini efektif
dalam menurunkan angka kuman lantai, dan dapat menjangkau seluruh sudut
ruangan lantai. Akan tetapi cara ini mempunyai kekurangan yaitu dapat
mencelakai siapapun yang tidak berhati-hati melewati bagian yang basah,
sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk kering.
b. Metode Pengkabutan (Fogging)
Cara ini sering dilakukan di berbagai sarana kesehatan, seperti puskesmas dan
rumah sakit di Indonesia. Cara ini menggunakan bahan desinfektan dan
metode pengkabutan ruangan menggunakan fogger. Keunggulan dari cara ini
adalah dapat menjangkau seluruh ruangan dan sudut ruang. Akan tetapi
kelemahan dari cara ini dapat menimbulkan noda atau bercak pada dinding,
dan petugas harus terpapar langsung.
c. Ozonisasi
Cara ini menggunakan gas O3 yang dikeluarkan dari alat tersebut. Gas ini
dapat menurunkan kuman udara dengan variasi waktu yang diinginkan. Alat
ini dapat menjangkau seluruh ruangan, namun alat ini hanya dapat membunuh
bakteri non pathogen.

Dewi, Anita Kumala, dkk. 2018.”Penggunaan Ekstrak Kulit Jeruk Nipis


(Citrus Aurantifolia) pada Berbagai Jarak Paparan Terhadap Penurunan
Angka Kuman Udara di Puskesmas Sewon II Bantul”.Poltekes Kemenkes
Yogyakarta: Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/780 (Diakses pada 27 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai