Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

“PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI”

DISUSUN OLEH:

NI MADE MILA ARDIANI (2309484010039)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mengetahui konsep dan standar Patient Safety melalui kegiatan Desinfeksi.
b. Mengetahui sasaran Patient Safety melalui kegiatan Desinfeksi.
c. Mengetahui langkah-langkah penerapan Patient Safety melalui kegiatan Desinfeksi.
II. DASAR TEORI
Disinfeksi didefinisikan sebagai penggunaan produk kimia yang dirancang untuk
membunuh bakteri patogen (Branch & Amiri, 2020). Pembersihan menghilangkan
kotoran, bahan organik, dan kontaminan yang terlihat dari permukaan (Han et al., 2021).
Pembersihan dan disinfeksi yang tidak konsisten pada area perioperatif, yaitu adanya
beban organik dan anorganik pada permukaan yang mengakibatkan aktivasi disinfektan
yang tidak maksimal (Fernandez et al., 2018).
Pencemaran lingkungan terjadi ketika darah pasien atau cairan tubuh lainnya
menyentuh permukaan peralatan dan ketika petugas secara manual menyentuh
permukaan dan menangani peralatan atau pasien di ruang operasi. Disinfeksi permukaan
lingkungan ruang operasi memiliki peran penting dalam mengurangi potensi penularan
HAIs dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas pasien (De Simone et al., 2020).
Proses disinfeksi permukaan lingkungan ruang operasi saat ini umumnya menggunakan
didesildimetilamonium klorida yang dapat menurunkan jumlah bakteri permukaan. Jenis
disinfektan bervariasi, mulai dari benzalkonium klorida, glutaraldehid, kalium hidrogen,
dan klorin. Pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit belum mengeluarkan
kebijakan atau rekomendasi penggunaan disinfektan karena belum memiliki uji efikasi
dan efektivitas disinfektan yang digunakan di area perioperatif.
Disinfeksi dan pembersihan lingkungan menghasilkan penurunan yang signifikan
dalam infeksi luka operasi. Infeksi luka operasi menurun dari 1,4% sebelum disinfeksi
lingkungan dan setelah disinfeksi lingkungan menjadi 0,4% (Murrell et al., 2019). Infeksi
luka operasi terjadi sekitar 11,8 per 100 prosedur pembedahan. Data pencegahan dan
pengendalian infeksi di RSUD dr. Soebandi Jember periode 2017 hingga 2019
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat infeksi yang terjadi adalah sebesar 1,3%. Hasil uji
kultur pasien yang terinfeksi pada periode tersebut memperlihatkan bakteri yang sama
dengan bakteri pada permukaan lingkungan ruang operasi.
Klorin merupakan desinfektan yang paling umum digunakan karena
jangkauannya dari area yang luas hingga area yang sempit. Disinfektan klorin lebih
efektif dan terbukti secara empiris, murah dan mudah didapat. Terdapat lima kelompok
disinfektan, yaitu: disinfektan yang mengandung klorin, alkohol, iradiasi UV, Hidrogen
peroksida, dan disinfektan lainnya (misalnya, etilen oksida, glutaraldehid, disinfektan
amonium kuaterner). Disinfektan yang mengandung klorin paling banyak digunakan
(Sharafi et al., 2020). Penggunaan disinfektan pada pelayanan kesehatan bergantung pada
jenis ruang operasi, jumlah dan jenis persediaan farmasi. Pemilihan disinfektan harus
mempertimbangkan mikroorganisme yang akan dibersihkan dan konsentrasi serta waktu
kontak yang direkomendasikan, kesesuaian dengan bahan kimia disinfektan dan
permukaan yang akan ditangani, toksisitas, kemudahan penggunaan dan stabilitas produk.
Bakteri dapat hidup dan berkembang biak di permukaan lingkungan ruang
operasi. Pembersihan peralatan dan permukaan lingkungan secara teratur sangat penting
untuk mencegah penyebaran organisme patogen yang berpotensi menyebabkan infeksi.
Semua anggota tim perioperatif memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan lingkungan
yang aman dan bersih bagi pasien dan tim bedah. Pembersihan dan disinfeksi umumnya
dilakukan di awal, diantara ronde dan di akhir operasi (Padgette & Wood, 2018).
Peneilitian ini bertujun untuk mengetahui konsep dan standar Patient Safety
melalui kegiatan Desinfeksi, mengetahui sasaran Patient Safety melalui kegiatan
Desinfeksi, mengetahui langkah-langkah penerapan Patient Safety melalui kegiatan
Desinfeksi.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas
2. Pulpen
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Mengerjakan soal yang sudah disiapkan
3. Mempraktekkan cara desinfeksi area aseptis
V. HASIL PENGAMATAN
1. Salah satu momen desinfeksi yang dilakukan petugas farmasi adalah sebelum melakukan
teknik aseptis, sebutkan syarat dan aturan desinfeksi sebelum melakukan teknik aseptis!
Jawab :
1) Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) terutama masker dan sarung tangan sekali
pakai pada saat membersihkan dan mendesinfeksi permukaan. Sarung tangan
harus dibuang setelah setiap pembersihan, setelah sebelumnya dirusak terlebih
dahulu agar tidak disalahgunakan. Jika menggunakan sarung tangan yang dapat
digunakan kembali, sarung tangan tersebut HARUS DIGUNAKAN KHUSUS
UNTUK MEMBERSIHKAN DAN MENDESINFEKSI PERMUKAAN
TERINDIKASI TERKONTAMINASI dan tidak boleh digunakan untuk kegiatan
lain.
2) Permukaan yang kotor harus dibersihkan dahulu menggunakan deterjen/sabun dan
air sebelum desinfeksi.
3) Baca petunjuk penggunaan produk yang digunakan untuk membersihkan dan
mendesinfeksi,
4) Siapkan lap flanel/kain microfiber/mop atau sprayer.
5) Siapkan cairan desinfektan sesuai takaran atau petunjuk penggunaan.
6) Desinfeksi permukaan datar dilakukan dengan sprayer.
7) Desinfeksi permukaan tidak datar seperti tiang, pegangan tangan, dan sebagainya,
desinfeksi dilakukan menggunakan lap flanel/kain microfiber
8) Untuk desinfeksi dengan lap flanel/kain microfiber/mop dapat dilakukan dengan 2
(dua) cara:
- Rendam lap flanel/kain mikrofiber kedalarn air yang telal: berisi cairan
disifektan. Lakukan pengelapan pada permukaan dan biarkan tetap basah
selama 10 menit.
- Semprotkan cairan desinfektan pada lap flanel/kain microfiber dan
lakukan pengelapan secara zig-zag atau memutar dari tengah keluar.
9) Untuk desinfeksi dengan cara penyemprotan, isi ULV atau sprayer dengan cairan
desinfektan kemudian semprotkan ke permukaan yang akan didesinfeksi.
10) Untuk desinfeksi benda dengan permukaan berpori seperti lantai berkarpet,
permadani, dan tirai, desinfeksi dapat dilakukan dengan cara mencuci dengan air
hangat atau menggunakan produk dengan klaim patogen virus baru yang cocok
untuk permukaan berpori.
11) Untuk desinfeksi ventilasi buatan, sebelum dinyalakan lakukan penyemprotan
pada Evaporator, Blower dan penyaring udara (filter) dengan botol sprayer yang
telah berisi cairan desinfektan. Dilanjutkan dengan desinfeksi pada permukaan
chasing indoor AC. Pada AC Sentral dilakukan desinfeksi permukaan pada
mounted dan kisi-kisi exhaust dan tidak perlu dibilas.
12) Lepaskan APD dan segera cuci tangan dengan air rnengalir dan sabun setelah
desinfeksi selesai.
2. Terdapat berbagai jenis desinfektan yang beredar di pasaran, sebutkan dan jelaskan
beberapa jenis desinfektan yang sering digunakan!
Jawab :
1) Desinfektan siap pakai :
- Sabun dan air
Rasanya gabungan kedua benda ini memang biasa-biasa saja. Terlihat
sederhana dan tak istimewa. Namun, justru kombinasi sabun dan air ini
memiliki efektivitas yang bagus dalam hal menangani virus yang
menempel di meja. Apalagi, sabun, seperti detergen dan sabun cuci
tangan, juga aman digunakan pada kulit. Sehingga sangat disarankan buat
semua orang untuk mencuci tangan secara teratur demi menghilangkan
dan membunuh virus. Contoh produk : Asepso Moisture Care, Lifebuoy
Body Wash Total 10.
- Alkohol 70%
Jenis produk yang siap pakai selanjutnya adalah alkohol 70%. Sesuai
dengan namanya, kandungan bahan ini adalah 70% alkohol dan ampuh
untuk membunuh berbagai macam kuman dan virus. Penggunaan alkohol
70% lebih baik dengan cara digosokkan karena cenderung lebih aman buat
permukaan benda. Sayangnya, bahan ini tidak direkomendasikan untuk
benda-benda yang terbuat dari plastik karena bisa membuatnya hitam.
- Disinfectant spray
Salah satu produk semprot yang bisa difungsikan sebagai disinfektan siap
pakai adalah Dettol All in One Disinfectant spray. Produk ini mengandung
bahan aktif alkyl dimethyl benzyl. Bisa digunakan pada furnitur secara
langsung dan efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus hingga 99,9%.
2) Desinfektan yang diencerkan terlebih dahulu :
- Pemutih
Pemutih merupakan salah satu bahan yang sangat populer akhir-akhir ini.
Di dalam produk-produk pemutih terkandung natrium hipoklorit atau
sodium hypochlorite yang ampuh membasmi bakteri dan virus.contoh
produk : baylin lemon, bayclin regular, Clorox Disinfecting Bleach.
- Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida merupakan salah satu jenis desinfektan yang cukup
sering dipakai pada produk rumahan. Bahan ini ditemukan di pemutih gigi
sampai obat kumur. Soal kekuatan, memang H2O2 ini tidak sekuat
pemutih pakaian. Namun kelebihannya, dia tidak bisa menyebabkan
kerusakan yang berarti. Meski pada beberapa kasus dijumpai H2O2 yang
bisa menghitamkan kain.
- Amonium Kuartener
Selain dua bahan di atas, salah satu jenis disinfektan yang cukup terkenal
adalah amonium kuartener. Bahan aktif ini bisa ditemukan dalam produk
Bratacare Disinfectane Concentrate. Dalam Bratacare Disinfectane
Concentrate, ada 4,5% kandungan bahan aktif quarternary ammonium
compound. Sehingga jika Anda ingin menggunakannya, produk ini harus
diencerkan terlebih dulu. Pengencerannya adalah 10 mililiter : 1 liter air.
3) Desinfektan yang harus diwaspadai penggunaannya :
Ada beberapa jenis disinfektan yang penggunaannya harus diwaspadai, apalagi
oleh orang awam. Di antaranya adalah klorin dan formaldehida (formalin).
VI. KESIMPULAN
Desinfeksi adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi seperti bakteri dan virus, dan juga menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk
proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan, dan pakaian.
DAFTAR PUSTAKA
Branch, R., & Amiri, A. (2020). Environmental Surface Hygiene in the OR: Strategies
for Reducing the Transmission of Health Care Associated Infections. AORN Journal,
112(4), 327–342. https://doi.org/10.1002/aorn.13175

Han, Z., Pappas, E., Simmons, A., Fox, J., Donskey, C. J., & Deshpande, A. (2021).
Environmental Cleaning and Disinfection of Hospital Rooms: A Nationwide Survey.
American Journal of Infection Control, 49(1), 34–39
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2020.08.008

Fernandez, M. E., Zabaneh, F., & Florez, J. V. (2018). Improving Operating Room (OR)
between Case Cleaning for Efficiency and Patient Safety in an Academic Medical Center.
American Journal of Infection Control, 46(6), 56.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2018.04.168

De Simone, B., Sartelli, M., Coccolini, F., Ball, C. G., Brambillasca, P., Chiarugi, M.,
Campanile, F. C., Nita, G., Corbella, D., Leppaniemi, A., Boschini, E., Moore, E. E.,
Biffl, W., Peitzmann, A., Kluger, Y., Sugrue, M., Fraga, G., Di Saverio, S., Weber, D.,
Sakakushev, B., Chiara, O., Abu-Zidan, F. M., Broek R. T., Kirkpatrick, A. W., Wani, I.,
Coimbra, R., Baiocchi, G. L., Kelly, M. D., Ansaloni, L., & Catena, F. (2020).
Intraoperative Surgical Site Infection Control and Prevention: A Position Paper and
Future Addendum to WSES IntraAbdominal Infections Guidelines. World Journal of
Emergency Surgery, 15(1), 1– 23. https://doi.org/10.1186/s13017-020-0288-4

Murrell, L. J., Hamilton, E. K., Johnson, H. B., & Spencer, M. (2019). Influence of a
Visible-Light Continuous Environmental Disinfection System on Microbial
Contamination and Surgical Site Infections in an Orthopedic Operating Room. American
Journal of Infection Control, 47(7), 804–810. https://doi.org/10.1016/j.ajic.2018.12.002

Padgette, P., & Wood, B. (2018). Conducting a Surgical Site Infection Prevention Tracer.
AORN Journal, 107(5), 580–590. https://doi.org/10.1002/aorn.12121
Sharafi, S. M., Ebrahimpour, K., & Nafez, A. (2020). Environmental Disinfection
Against COVID-19 in Different Areas of Health Care Facilities : A Review. 36(2), 193–
198. https://doi.org/10.1515/reveh-2020-0075

Anda mungkin juga menyukai