Anda di halaman 1dari 4

Nabilla Ezananda Hendra

2056031020

PENGGUSURAN PAKSA SEBAGAI PELANGGARAN

HAK ASASI MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan tanah tempat tinggal
untuk keberlangsungan hidupnya. Tanah merupakan asset dari Tuhan Yang Maha Esa
merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi
kebutuhan. Tanah mengandung makna yang multidimensional dengan adanya makna
tersebut menyebabkan kecenderungan, bahwa orang yang memiliki tanah akan
mempertahankan tanahnya dengan cara apapun bila hak-haknya dilanggar. Selain itu
tanah juga menjadi faktor pendukung utama dalam kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat di manapun, tidak lain Negara Indonesia. Akibat ulah beberapa oknum
yang tidak memiliki hati nurani, banyak masyarakat di Indonesia yang kehilangan
tempat tinggalnya akibat penggusuran.
Joel Audefroy (1994) dalam Eviction Trends Worldwide and the Role of
Local Authorities the Right to Housing menyatakan bahwa pembangunan telah sejak
dahulu menjadi salah satu alasan terbanyak penggusuran paksa di negara-negara
berkembang. Penelitian tersebut juga menyoroti alasan utama penggusuran di
Indonesia hingga tahun 1991 disebabkan oleh pembangunan dan penataan kota. Kini,
pada tahun 2015, alasan yang sama—pembangunan dan penataan kota—masih
digunakan untuk melakukan penggusuran paksa terhadap warga. (Audefroy, 1994).
Penggurusan merupakan tindakan negatif yang dilakukan oleh oknum yang
bertujuan untuk membangun atau menata suatu daerah tertentu. Penggusuran identik
dengan tindakan pemaksaan, pengusiran, konflik, dan keributan. Penggusuran kerap
terjadi mengatasnamakan kepentingan umum. Di Indonesia banyak kasus
penggusuran paksa yang mengutamakan kepentingan umum untuk menata ulang atau
untuk pembangunan kota, tetapi tidak memikirkan hak-hak asasi masyarakat untuk
keberlangsungan hidup. Kasus penggusuran paksa ini sering dilakukan oleh
pemerintah yang merampas hak-hak masyarakat Indonesia. Padahal Indonesia telah
meratifikasi Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya sejak
tahun 2005. Pasal 11 kovenan tersebut menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan
perumahan yang layak. Lebih lanjut, Pendapat Umum Committee on Economic,
Social, and Cultural Rights (CESCR) Nomor 7 Tahun 1997, menyatakan bahwa
penggusuran dapat berdampak pada hak untuk hidup, hak atas keamanan, hak untuk
tidak dicampuri urusan pribadinya, keluarga, dan rumah tangga, serta hak atas
jaminan hak milik. Bahkan, Komisi Hak Asasi Manusia PBB mengategorikan
penggusuran paksa sebagai bentuk pelanggaran berat hak asasi manusia melalui
resolusi nomor 2008/24.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak penggusuran paksa bagi masyarakat yang tinggal di permukiman
tersebut?
2. Bagaimana tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam kasus
penggusuran paksa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak apa yang terjadi kepada masyarakat akibat
penggusuran paksa di suatu daerah.
2. Untuk mengetahui apa tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam hal
menangani kasus penggusuran paksa?

BAB II
PEMBAHASAN
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena
ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh
masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan sematamata berdasarkan
martabatnya sebagai manusia. Dalam arti ini, maka meskipun setiap orang terlahir
dengan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya dan kewarganegaraan yang
berbeda-beda, ia tetap mempunyai hak-hak tersebut. Artinya seburuk apapun
perlakuan yang telah dialami oleh seseorang atau betapapun bengisnya perlakuan
seseorang, ia tidak akan berhenti menjadi manusia dan karena itu tetap memiliki
hak-hak tersebut. Dengan kata lain, hak-hak itu melekat pada dirinya sebagai
makhluk insani.
Indonesia meruakan negara yang memberikan hak kepada warganya
sebagaimana yang tercantum berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi yang salah satunya adalah hak untuk hidup. Maka dari itu
sesuai dengan undang-undang tersebut bahwa Warga Negara Indonesia memiliki
hak untuk keberlangsungan hidup dengan memiliki tempat tinggal yang layak.
Tetapi, di Indonesia ini masih banyak warga yang tidak memiliki tempat tinggal
yang layak akibat terjadi penggusuran yang dilakukan secara paksa.
Penggusuran merupakan perataan suatu pemukiman yang bertujuan untuk
menata atau membangun suatu wilayah tersebut. Penggusuran tersebut merupakan
untuk membangun kepentingan umum di wilayah tersebut, contohnya
pembangunan jalan tol. Pelaksanaan penggusuran dilaksanakan tanpa belas
kasihan dan tanpa mempertimbangkan kemanusiaan, tetapi dalam kasus ini
penggusuran banyak terjadi dilakukan secara paksa tanpa mendiskusikan dengan
warga sekitar. Apabila terjadi penggusuran suatu perusahaan yang membuat
proyek pembangunan tersebut mengganti biaya dengan harga yang relatif rendah,
maka dari itu banyak warga sekitar yang belum setuju untuk penggusuran tetapi
pihak perusahaan mengambil keputusan dengan sepihak. Akibat dari penggusuran
paksa tersebut warga belum mendapatkan tempat tinggal dan belum mendapatkan
bayaran pengganti. Barang-barang warga juga banyak yang hilang, tercecer, dan
tertukar dengan yang lain. Maka dari itu, hati nurani pihak perusahaan dalam
kasus ini sangat kejam sekali, padalah di Indonesia terdapat hak untuk
keberlangsungan hidup tetapi pada saat itu pemerintah tidak memberikan hak itu
kepada warga. Dampak dari penggusuran paksa juga banyak anak-anak yang
trauma karena merasa kehilangan tempat tinggalnya. Anak-anak juga tidak bisa
efektif untuk belajar karena alat sekolah mereka berceceran tidak tahu dimana dan
mereka tidak memiliki tempat yang layak untuk belajar.
Peran pemerintah disini seharunya pemerintah hadir dalam penggusuran agar
tidak ada rusuh antara warga dengan apparat. Pemerintah juga harus lebih efektif
dalam menangani kasus penggusuran paksa ini dengan cara mengutamakan hak-
hak warga untuk hidup bukan mengutamakan untuk pembangungan wilayah dan
mengganti biaya kerugian akibat penggusuran tanah dengan harga yang sesuai
dengan keputusan warga.

BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Penggusuran paksa merupakan tindalah pelanggaran HAM yang sering terjadi
di Indonesia. Peran pemerintah sangat penting sekali dalam menangani kasus
penggusuran ini dan menggunakan pendekatan partisipatif di dalam pembangunan
yang mengajak warga untuk bersama-sama merancang solusi terhadap isu
perkotaan yang dihadapi oleh pihak-pihak pelaku penggusuran paksa dan
merumuskan solusi-solusi alternatif pembangunan kota tanpa penggusuran paksa.

Daftar Pustaka

Januardy, Alldo F.Demadevina, Nadya.2015.Atas Nama Pembangunan Pembangunan.


Jakarta:LBH Jakarta

http://digilib.uinsgd.ac.id/17163/4/4_bab1.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/Chapter%201.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/54-394-1-PB%20(1).pdf

Smith, Rhona KM dkk. 2008. Hak Asasi Manusia. Yogyakarta:academia.edu

Anda mungkin juga menyukai