Anda di halaman 1dari 62

Nanik pande

PENYEBARAN TANAMAN, ADAPTASI


TANAMAN, PENGELOLAAN DAN
PELESTARIAN PLASMA NUTFAH
PENYEBARAN TANAMAN

Penyebaran tanaman dari pusat-pusat asal


tanaman ke berbagai daerah di seluruh dunia
dapat terjadi dengan berbagai cara:
• Pengaruh alam
• Pengaruh manusia
• Kerjasama internasional
1. Pengaruh alam
• a. Air yang mengalir dari satu daerah ke daerah
lain dapat membawa bijibijian/buah atau bagian
tanaman lain, kemudian tumbuh di tempat yang
baru.
• b. Angin yang bertiup dari tempat satu ke tempat
yang lain dapat membawa biji-bijian yang
ringan, berbulu atau bersayap, setelah jatuh ke
tanah dapat tumbuh menjadi tanaman yang
baru.
• c. Gerakan tanah dan es juga dapat
menyebarkan tanaman dari satu daerah ke
daerah yang lain.
• 2. Pengaruh manusia. Adanya hubungan antar
manusia atau antar negara dapat menyebabkan
tersebarnya tanaman dari daerah asal ke
daerah yang lain.
• 3. Kerjasama Internasional. Adanya kerjasama
berbagai negara tidak hanya berfungsi dalam
penyebaran tanaman yang telah ada, tetapi juga
dapat menyebarkan tanaman yang sudah
mengalami perbaikan kualitas melalui berbagai
penelitian
ADAPTASI TANAMAN

• Adaptasi adalah kemampuan individu untuk


mengatasi keadaan lingkungan dan
menggunakan sumber-sumber alam lebih baik
untuk mempertahankan hidupnya dalam niche/
relung yang didudukinya.
Jenis Adaptasi

A. Adaptasi morfologis
Tidak ada
perbedaan yg
jelas
B. Adaptasi fisiologis

C. Adaptasi tingkah laku


Sumber Adaptasi

Pendapat Umum:
“ Setiap makhluk hidup dapat hidup dalam suatu
keadaan tertentu “

Adaptasi

Bagaimana terjadi adaptasi ?


Sumber Adaptasi

Diduga: ada hubungan antara bentuk dan


fungsi dalam semua organisme
 Jean Baptise Lamarck :
Tingkat perkembangan suatu organ
sebanding dengan penggunaannya
Sumber Adaptasi

 Darwin:
a. Banyak individu musnah  keinginan bertahan
b. Keragaman binatang + variasinya  diturunkan
c. Organisme kuat akan hidup, yang lemah akan
musnah  seleksi alam
Sumber Adaptasi

• Wallace:
a.Perubahan bentuk atau fungsi dalam proses
adaptasi secara turun-temurun yang berlangsung
perlahan-lahan  proses evolusi
b.Tidak semua proses evolusi adalah adaptasi atau
sebaliknya.
Jadi:

• Adaptasi terjadi karena seleksi lingkungan yang


bekerja sebagai saringan terhadap variasi-variasi
genetik yang ada

• Variasi genetik dalam populasi  perbedaan


respon individu terhadap lingkungan  bahan
dasar perubahan adaptif.
Distribusi Vegetasi

Penyebaran vegetasi melalui 2 cara:


a. Secara alami  perubahan geologis dan iklim
dari zaman dahulu sampai sekarang.
b. Karena kegiatan manusia.
Bukti:
± 225.000 jenis tumbuhan berbunga, 9.000 jenis
paku-pakuan, 700 jenis tumbuhanberbiji terbuka
 umumnya di tropis dan subtropis.
semi arid (gurun Arizona)  3.400 jenis
Tipe Penyebaran Vegetasi

• Artik alpine  umumnya herba, rumput-rumputan


tundra  daerah dingin bersalju.
• Temperate  gulma, beradaptasi dengan iklim tertentu
& penyebaran yang baik  bagian-bagian
basah + utara zone temperate
• Pantropik  jumlah jenis sangat besar, sukar
ditentukan asalnya  umum terdapat di
daerah tropis  gulma famili Euphorbiaceae,
Leguminosae.
• Endemik luas  Umumnya jenis berpembuluh Euro
siberia – Hawaii.
Tipe Penyebaran Vegetasi
(Lanjutan)
• Endemik sempit  terdapat pada luasan yang
kecil, toleransi sempit 
pionner.
• Terputus (diskontinyu) hampir semua jenis
tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran tumbuhan menurut Good
(1953):
• Penyebaran keadaan iklim
• Penyebaran faktor edafik
• Perpindahan flora yang besar pada masa lampau
dan sampai sekarang masih terus berlangsung
• Penyebaran tanaman dalam bentuk biji
• Dalam masa geologis perubahan-perubahan iklim
yang besar telah terjadi
• Perubahan di atas terjadi juga dalam perbandingan
daratan dan lautan.
SUMBER DAYA GENETIK DALAM
PEMULIAAN TANAMAN

Sumber daya genetik/plasma nutfah:


• sumber utama dalam pemuliaan tanaman untuk
dapat berlangsung.
• bahan dasar atau tetua yang digunakan untuk
• menginisiasi programpemuliaan.
Guna memfasilitasi penggunaan plasma nutfah,
telah banyak didirikan bank plasma nutfah yang
bertugas mengumpulkan, mengkatalog,
menyimpan, dan mengatur semua plasma nutfah
yang ada
Berdasarkan sumber keragaman dapat
dikategorikan kedalam tiga kelompok besar yaitu:
• 1. Tanaman yang telah didomestikasi
• 2. Tumbuhan yang belum didomestikasi
• 3. Spesies atau genera lain
Tanaman yang telah didomestikasi

• Tanaman yang telah didomestikasi adalah


bahan tanaman yang telah diseleksi untuk
kegunaan manusia baik sebagai pangan
ataupun fungsi lainnya.
Beberapa sumber tanaman ini adalah:
1. Kultivar komersial.
• Tdd: kultivar yang ada saat ini dan kultivar yang
telah mengalami kemunduran atau usang.
Kultivar jenis ini diharapkan akan memiliki
kombinasi gen unggul, daya adaptasi yang baik,
dan penampilan yang baik.
• Kultivar usang berasal dari kultivar komersial
yang telah mengalami kemunduran atau
tergantikan dengan kultivar baru berdaya hasil
tinggi.
2. Bahan pemuliaan.
• Suatu program pemuliaan baik yang sedang
berjalan atau telah selesai biasanya menyimpan
beragam tanaman dari kegiatan sebelumnya.
• Umumnya telah mulai memiliki beberapa
keunggulan karena didasarkan pada jumlah
genotipe atau populasi yang sedikit.
• Misalnya saja seorang pemulia pasti
mengeluarkan satu genotipe tanaman untuk
dikembangkan dan disebarkan, namun galur
unggul lainnya mungkin akan disimpan sebagai
bahan pemuliaan di program berikutnya.
3. Landraces/kultivar petani.
• Kultivar yang digunakan dan dikembangkan oleh
petani merupakan kultivar landraces.
• Biasanya kultivar ini telah lama dikembangkan
dan telah memiliki gen yang beradaptasi dengan
baik. Selain itu, juga lebih heterogen, sehat,
memiliki ketahanan terhadap tekanan
lingkungan yang baik.
• Meski terkadang memiliki daya hasil rendah
namun lebih stabil.
• Kultivar landraces dapat dijumpai pada sistem
pertanian tradisional. Bahan tanaman ini sering
digunakan sebagai bahan awal dalam seleksi
massal atau pure-line.
4. Tanaman introduksi.
• Jenis tanaman yang diperkenalkan ke suatu
wilayah, umumnya belum beradaptasi baik di
daerah luar daerah produksinya disebut sebagai
tanaman introduksi.
• Bahan tanaman ini akan dievaluasi dan
diadaptasikan ke suatu wilayah atau digunakan
sebagai tetua dalam program pemuliaan
tanaman.
5. Stok genetik.
• Terdiri dari tanaman hasil manipulasi genetik
(misalnya menggunakan mutagen untuk
menghasilkan kromosom berbeda atau mutan).
Tanaman yang belum didomestikasi

• Saat gen yang dibutuhkan tidak didapat pada


tanaman yang telah terdomestikasi, maka
seorang pemulia akan mulai mencari dari
populasi liar di alam.
• Beberapa karakter yang sering didapat dari
populasi liar adalah kulit biji tebal, kerontokan,
dan ketidakpastian.
• Plasma nutfah liar telah banyak digunakan
sebagai sumber donor pada sifat resistensi
terhadap penyakit dan hama, dan tekananan
lingkungan.
Spesies dan genera lain

• Transfer gen melalui persilangan mengharuskan


tetua kompatibel atau fertil. Sehingga
persilangan dapat berjalan dengan baik.
• Namun, perbedaan genetik yang tinggi
terkadang sering berakibat kurang berhasilnya
persilangan yang melibatkan tetua dari spesies
atau genera liar.
Pusat Asal dan Keragaman
Tanaman

• Pusat asal suatu tanaman merupakan daerah


geografi tempat tanaman tersebut berasal.
• Pusat keragaman merupakan tempat dimana
keragaman genetik diantara genotipe dari
varietas yang dibudidaya dan kerabat dekat dan
spesies liarnya sangat tinggi.
• Berdasarkan penelitian Nikolai Ivanivich Vavilov
(N.I. Vavilov) diusulkan delapan pusat dan tiga
subpusat asal tanaman budidaya.
Pusat asal Tanaman menurut Vavilov
• Vavilov menyarankan bahwa pusat keragaman
suatu spesies sebagai pusat asal suatu
tanaman.
• Pandangan tersebut telah dibantah karena
beberapa tanaman memiliki lebih dari satu pusat
keragaman dan beberapa tanaman lainnya
memiliki satu pusat keragaman, tetapi tidak
berada pada daerah yang banyak spesies
liarnya.
• Hal ini dijelaskan dengan asumsi bahwa
tanaman tersebut sudah lama sekali dibawa
oleh manusia ke daerah baru, dan keragaman
genetik terus meluas sehingga menghasilkan
keragaman genetik yang tinggi diantara koleksi.
• Vavilov menamakan daerah tempat asal
domestikasi dan memiliki keragaman maksimum
sebagai pusat primer dan daerah tempat
keragaman terus terbentuk setelah domestikasi
sebagai pusat sekunder.
• Dengan demikian, pusat asal dan pusat
keragaman suatu tanaman bisa sama atau
berbeda.
• Sebagai contoh, pusat primer jagung adalah
Mexico tetapi pusat sekunder dari jagung pulut
telah berkembang di Cina.
Pusat asal Tanaman menurut Vavilov
• Analisis keragaman tanaman berdasarkan pola
geografi akan membantu pemulia untuk memilih
wilayah untuk eksplorasi sumberdaya genetik
dan merakitnya kedalam program pemuliaan
tanaman.
• Ada kemiripan pola keragaman antar spesies
yang berkerabat.
• Suatu karakter ditemukan dalam satu spesies,
hal yang sama ditemukan juga pada spesies lain
kerabat dekatnya.
• Kemiripan ini disebabkan oleh adanya gen yang
identik atau gen yang mirip ada pada kerabat
dekat dari spesies tersebut.
• Hukum ini menjadi petunjuk bagi pemulia untuk
mengakumulasikan gen-gen yang diinginkan
dan merakit kedalam suatu tanaman. Jika gen
ada dalam suatu spesies, kita dapat menduga
akan ada juga gen tersebut pada spesies
kerabatnya atau dapat dirakit secara buatan
melalui pemuliaan mutasi atau hibridisasi.
• Konsep pusat asal tanaman yang diusulkan
Vavilov telah direvisi beberapa kali.
• Penetapan asal tanaman yang lebih komplek
dijelaskan J.R. Harlan (1971) dengan
menggunakan istilah pusat asal dan pusat
bukan asal.
• Pusat asal merupakan suatu daerah geografi
terbatas dimana tanaman telah didomestikasi
dan dari daerah tersebut tanaman menyebar ke
daerah lain di dunia.
• Pusat bukan asal merupakan daerah geografi
yang luas dimana tanaman mungkin telah
didomestikasi secara bersamaan pada daerah-
daerah yang berbeda
Konsep Gen Pool

• Suatu spesies tanaman budidaya akan


membentuk satu gen pool dengan spesies
tumbuhan liar leluhurnya (asal domestikasinya).
• Harlan dan de Wet (1971) mengusulkan konsep
gen pool agar penggunaan sumberdaya genetik
lebih efektif.
• Keseluruhan keragaman genetik diklasifikasikan
pada tingkat yang berbeda, yaitu gen pool
primer (GP-1), sekunder (GP-2) dan tersier (GP-
3).
• Bila persilangan antara dua individu akan
terbentuk biji normal (menghasilkan turunan
fertil), bersegregasi dan berrekombinasi
sehingga memungkinkan pemindahan gen
melalui kegiatan pemuliaan, maka kedua
individu tersebut membentuk pool gen I.
• Contohnya, tanaman budidaya dan juga ras liar.
Bila hasil persilangan umumnya steril namun
masih mempunyai tingkat fertilitas tertentu
walaupun kecil maka kedua individu tersebut
termasuk ke dalam pool gen II.
• Bila tanpa bantuan teknik laboratorium tertentu
tidak mungkin mendapatkan individu fertil dari
turunan hasil persilangan antar dua individu
tersebut, maka kedua spesies tersebut masuk
ke dalam pool gen III.
Konservasi Sumber Daya Genetik
dan Plasma Nutfah

• Konservasi sumber daya genetik merupakan hal


penting dan pondasi terhadap ketahanan
pangan.
• Keberadaan sumber daya genetik tersebut juga
diancam oleh perubahan lingkungan seperti
peningkatan suhu global dan perubahan iklim,
alih fungsi lahan dan sumber daya air serta
degradasi lingkungan.
• Efek: semakin terbatasnya sumber untuk
ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi dan
juga berdampak terhadap perdamaian dunia.
• Perlunya konservasi dan pemanfaatan sumber
daya genetik tanaman untuk pangan dan
pertanian yang berkelanjutan.
Beberapa kegiatan prioritas dalam RTG (Rancang
Tindak Global) SDG adalah:
1. Konservasi In Situ dan pengelolaannya
• a. Survai dan inventori SDG
• b. Mendukung pengelolaan dan perbaikan SDG
• c. Membantu petani dalam situasi bencana
untuk memulihkan sistem pertanian
• d. Mempromosikan koservasi dan pengelolaan
secara in situ kerabat liar tanaman dan tanaman
pangan liar
2. Konservasi Ex Situ
• a. Mendukung target pengoleksian SDG
• b. Mempertahankan dan memperluas
konservasi ex situ plasma nutfah
• c. Meregenerasi dan memperbanyak aksesi
secara ex situ
3. Pemanfaatan yang berlanjutan
• a. Memperluas karakterisasi, evaluasi, dan
pengembangan kelompok koleksi khusus untuk
memfasilitasi pemanfaatannya
• b. Mendukung pemuliaan tanaman, pengkayaan
genetik dan upaya perluasan latar belakang
genetik
• c. Mempromosikan diversifikasi produksi
pertanian dan perluasan keanekaragaman
tanaman untuk pertanian berkelanjutan
• d. Mempromosikan pengembangan dan
komersialisasi semua varietas, terutama varietas
petani/landrace dan spesies yang kurang
dimanfaatkan
• e. Mendukung produksi dan distribusi benih
4. Pembangunan kapasitas lembaga dan sumber
dayamanusia yang berkelanjutan
• a. Membangun dan memperkuat program nasional
• b. Mempromosikan dan memperkuat jejaring kerja
SDGTPP
• c. Membangun dan memperkuat sistem informasi
yang komprehensif untuk SDGTPP
• d. Mengembangkan dan memperkuat sistem
pengawasan dan pemeliharaan keanekaragaman
genetik dan pengurangan erosi genetik SDGTPP
• Pemerintah RI telah mengeluarkan Undang-
undang No.5 Tahun 1990 tentang konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
• Pasal 2 menyebutkan bahwa konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan
pelestarian kemampuan dan pemanfaatan
sumber daya alam hayati dalam ekosistemnya
secara serasi dan seimbang.
• Pasal 3 menyebutkan bahwa konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber
daya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan mutu kehidupan manusia.
Konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dapat dilakukan melalui beberapa
kegiatan, diantaranya:
• 1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan;
• 2. Pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
• 3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya.
Pusat-pusat Penelitian International
yang mengkoleksi SDG

• - AVRDC (Asian Vegetable Research and


Development Center), di Shanhua, Taiwan (untuk
tanaman kubis cina, mungbean, cabe, tomat dan
kedelai).
• - CIMMYT (International Center for Maize and
Wheat Improvement) di Mexico (untuk tanaman
jagung, tricale, dan gandum)
http://www.cimmyt.org.
• - CIAT (International Center for Tropical Agriculture)
di Cali, Colombia (untuk tanaman dry bean,
singkong, padi, rumput makanan ternak tropis)
http://www.ciat.cgiar.org/inicio_in.htm.
• - CIP (International Potato Center) di Lima, Peru
(untuk tanaman kentang, ketela)
http://www.cipotato.org.
• - ICARDA (International Center for Agricultural
Research in the Dry Areas), di Aleppo, Syiria
(untuk tanaman barley, chikpea, faba bean,
rumput makanan ternak tropis, lentil, gandum)
http://www.icarda.cgiar.org.
• - ICRISAT (International Crps Research Institute
for Semi-Arid Tropic) di Patancheru, Andhra
Pradesh, India (untuk tanaman chickpea, millet,
kacang tanah, pigeonpea, sorgum).
• - IITA (International Institute of Tropical;
Agriculture) di Ibadan, Nigeria (untuk tanaman
singkong, cocoyam, cowpea, lima bean, jagung,
pigeonpea, padi, kedelai, ketela, winget bean
dan yam).
• - INTSOI (International Soybeasn Institute) di
Urbana, Illinois. Untuk Tanaman kedelai
• - IPGRI– International Plant Genetic Resources
Institute. IPGRI mempunyai mandat untuk
memajukan konservasi dan keanekaragaman
genetik. http://www.ipgri.cgiar.org
• - IRRI (International Rice Research Institute) di
Los Banos, Laguna, Philipina (Untuk tanaman
padi) http://www.irri.org.
• - PIS (Plant Introduction Station) di Beltsville,
Martland, USA (yang mengkoleksi Kacang
Tanah)
Pusat Penelitian beberapa
tanaman di Indonesia

• - BB-BIOGEN : Balai Besar Penelitian dan


Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetika Tanaman Pertanian, di Cimanggu
Bogor.
• - BB-Padi : Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi, di Sukamandi, Jawa Barat
• - BALITKABI: Balai Penelitian Tanaman Kacang-
kacangan dan Umbi-Umbian di Malang Jawa
Timur
• - BALITJAS: Balai Penelitian Tanaman Jagung
dan Serealia di Maros, Sulawesi Tenggara
(mengkoleksi Tanaman Jagung dan Gandum)
• - BALITSA; Balai Penelitian Tanaman Syuran, di
Lembang, Jawa Barat
• - BALITBU: Balai Penelitian Tanaman Buah-
buahan, di Solok, Sumatera Barat.
• - BALITHI; Balai penelitian Tanaman Hias, di
Segunung, Cipanas jawa Barat
• - PPKS; Pusat Penelitian Tanaman Kelapa
Sawit, di Marihat, Sumatera Utara,
• - Pusat Penelitian Tanaman Karet, Sembawa,
Sumatera Selatan
• - BALITRO; Balai Penelitian Tanaman Rempah
dan Obatobatan, di Cimanggu Bogor
• - Balai Penelitian Kopi dan Kakao di Jember
Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai