Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN,

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM

Joki Saputra1), Lidya Martha2)


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP
Email1) : jokkisaputra@gmail.com
Email2): lidyamartha@akbpstie.ac.id

ABSTRACT

The stock price is a reference for investors in taking an investment decision, stock prices often change
adjusting to the level of supply and demand.The purpose of this research is to know how big the
influence of financial performance and value of enterprise on the stock price on companies in the
finance enrolled in the indonesia stock exchange the period 2013-2017. The sample collection
technique uses the purposive sampling and based on criteria specified obtained samples from 28
company. Data from the financial reports obtained from official website of IDX. The analytical
method used is regression analysis of panel data with the help of application E-Views 8. The initial
test is to test the Chow-Test to decide whether the Pooled Least Square or Fixed Effect method is used
and the test Hausman-Test to decide whether the Fixed Effect or Random Effect method can be used.
The Stock Price in companies in the finance sectorwho are actually enrolled in IDX during the period
of research only influenced showed signs of positive sentiments sizable enforcement action taken by
Price To Book Value ( PBV ), but Return On Asset ( ROA )to have an influence negative and it is not
significant.
Keywords: Stock Price, Closing Price, Return On Asset ( ROA ), Price To Book Value ( PBV ).

PENDAHULUAN
Pasar modal menjadi salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk
Indonesia. Pasar modal memiliki peran penting untuk pertumbuhan perekonomian.
Perusahaan dapat memperoleh dana untuk melakukan kegiatan operasionalnya melalui pasar
modal. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham kepada investor. Pasar modal sendiri memiliki
instrumen yang terdiri dari saham, obligasi, bukti right, warant, kontrak berjangka indeks
saham dan reksadana. Saham yaitu surat berharga yang bersifat kepemilikan yang berarti si
pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki suatu
perusahaan maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai perusahaan adalah harga saham.
Pada pengambilan keputusan dalam investasi, yang menjadi acuan oleh investor salah
satunya adalah harga saham. Naik turunnya tingkat permintaan dan penawaran akan
berdampak pada harga saham sehingga akan mengalami fluktuasi. Informasi laporan
keuangan pada perusahaan yang dimiliki oleh investor merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi permintaan terhadap saham (Dewi, 2013).
Memaksimumkan harga saham merupakan tujuan perusahaan dalam memaksimumkan
kemakmuran para pemegang saham. Karena manajer diangkat oleh pemegang saham maka
idealnya mereka bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham. Tujuan utama
tersebut kemungkinan bertentangan dengan tujuan pada manajer perusahaan lainnya. Hal ini
disebabkan oleh masalah antara kedua belah pihak yang dinamakan dengan agency problem.
Agency problem ini ditimbulkan oleh manajer dan pemegang saham atau antara kreditur dan
pemegang saham.
Agency problem yang sangat berpotensi dapat menimbulkan proporsi kepemilikan
perusahaan relative kecil oleh manajer pada perusahaan besar. Manajer lebih sering
memperbesar skala perusahaan dengan cara membeli perusahaan lain dari pada
memakmurkan pemegang saham. Sementara itu pemegang saham memegang pengendalian
perusahaan yang sangat menentukan profitabilitas dari risiko perusahaan (Harjito & Martono,
2001).
Harga saham merupakan salah satu indikator dalam keberhasilan suatu perusahaan dalam
melakukan pengelolaan, apabila pada perusahaan selalu mengalami peningkatan harga
saham, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam
melaksanakan usahanya tersebut. Harapan investor atau calon investor sangat bermanfaat
bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka kepentingan
untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyaknya permintaan terhadap
saham pada emiten maka dapat menaikkan harga sahamnya tersebut. Jika harga saham
tersebut tinggi dan dapat dipertahankan maka kepercayaan investor atau calon investor
terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini dapat meningkatkan nilai emiten (Zuliarni,
2012).
Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode pengamatan yang
dilakukan pada tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya senantiasa
diamati oleh para investor. Harga saham merupakan cerminan dari nilai suatu perusahaan,
perusahaan yang baik akan mencapai hasil yang diinginkan, hal ini berarti saham perusahaan
tersebut dapat diminati oleh banyak investor (Husaini, 2012).
Kinerja keuangan perusahaan bisa dikatakan suatu usaha formal yang dilaksanakan
perusahaan untuk menilai efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah
dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut pengertian kinerja keuangan adalah
“penentuan ukuran-ukuran agar dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan dalam menghasilkan laba”. Kinerja keuangan merupakan hasil kerja suatu
perusahaan yang dapat dilihat dalam kondisi keuangan perusahaan sesuai periode tertentu.
Adapun aspek penghimpunan dan penyaluran dana dinilai berdasarkan indikator kecukupan
modal, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai
bentuk prestasi perusahaan yang berupa hasil dalam mencapai berbagai kegiatan untuk
mengetahui sejauh mana suatu perusahaan melaksanakan standar akuntansi keuangan secara
baik dan benar. Kinerja keuangan adalah bentuk tentang keberhasilan perusahaan yang
berupa hasil yang telah dicapai berkat berbagai aktivitas yang telah dilakukan (Husaini,
2012).
Kinerja keuangan merupakan suatu pokok untuk memperkirakan sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan aktivitas sesuai aturan-aturan secara baik dan benar pada
pelaksanaan keuangan, seperti standar akuntansi keuangan dalam membuat laporan keuangan
yang telah memenuhi standar atau ketentuan. Kinerja keuangan sangat mempengaruhi laba
yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dalam waktu tertentu, semakin baik kinerja
keuangan maka akan semakin baik pula laba yang dihasilkan. Hal ini akan mempengaruhi
harga saham dari perusahaan tersebut yang disebabkan oleh banyaknya permintaan akan
saham perusahaan tersebut, sehingga harga saham dipasar menjadi naik (Arifin & Supriadi,
2013).
Nilai perusahaan merupakan tanggapan investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi akan
membuat nilai perusahaan yang baik. Menurut Krisnadwipayana & Puspitaningtyas (2016),
pasar akan percaya pada kinerja perusahaan serta prospek perusahaan di masa depan jika nilai
perusahaan tersebut tinggi. Nilai Perusahaan yaitu ketika tercapainya kondisi dimana
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama
beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.
Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (Book
Value), nilai pasar (Market Value) dan nilai instrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan
nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan nilai harga saham yang
mengacu pada harga penutupan saham dan nilai instrinsik adalah nilai yang sebenarnya dari
saham. PBV (Price to Book Value) adalah Rasio harga saham terhadap nilai buku dari
perusahaan, dimana jumlah modal yang diinvestasikan ditunjukkan dengan kemampuan
perusahaan menciptakan nilai yang relatif. Tingginya PBV (Price to Book Value)
mencerminkan tingginya harga saham dibandingkan dengan nilai buku perlembar saham.
Harga saham perusahaan dapat dilihat dari semakin baik keberhasilan perusahaan dalam
menciptakan nilai bagi pemegang saham (Dewi & Suaryana, 2013).
Beberapa penelitian sebelumnya telah melakukan kajian secara empiris mengenai
pengaruh kinerja keuangan dan nilai perusahaan terhadap harga saham. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya (Supriadi, 2018) mengatakan bahwa semakin tinggi
kinerja keuangan (diproksikan dengan (ROA) Return On Asset) maka semakin tinggi pula
harga saham perusahaan, sehingga akan meningkatkan daya tarik investor untuk
menanamkan modalnya kedalam perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan semakin tinggi ROA
(Return On Asset maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini juga
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fahlevi, Asmapane, Oktavianti,
Maybank, & Perusahaan, 2018) yang mengatakan bahwa semakin tinggi kinerja keuangan
(diproksikan dengan ROA (Return On Asset) maka semakin tinggi juga nilai jual saham
perusahaan.
H1: Kinerja Keuangan (diproksikan dengan (ROA) Return On Asset) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham

Para investor mempunyai penilaian khusus terhadap perusahaan sebelum mereka


memutuskan untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan tersebut, salah satunya
adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Dengan meningkatnya
nilai perusahaan maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Dalam penelitian ini,
Indikator Nilai Perusahaan adalah PBV (Price to Book Value).
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Dewi & Suaryana, 2013)
mengatakan bahwa semakin tingginya nilai perusahaan (diproksikan dengan (PBV) Price to
Book Value) maka semakin tinggi pula minat investor dalam menanamkan modal di
perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan ikut naik dan laba per
lembar saham. Hasil dari penelitian terdahulu juga didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Krisnadwipayana & Puspitaningtyas (2016) mengatakan bahwa semakin
tinggi nilai perusahaan (diproksikan dengan (PBV) Price to Book Value) maka semakin
tinggi pula harga saham suatu perusahaan, ini merupakan peluang bagi investor untuk
mendapatkan keuntungan.
H2 : Nilai Perusahaan (diproksikan dengan (PBV) Price to Book Value) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham

METODE PENELITIAN
Data dan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor finance yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Alasan pemilihan obyek ini ialah agar dalam pemilihan sampel tidak terdapat
kendala kekurangan data sesuai variabel yang akan di uji, dan titik informasi yang pasti
mengenai industri yang telah go publik.
Dalam penelitian ini Annual Report dan Summary digunakan sebagai sumber data
utama. Jenis data yang didapatkan dari Annual Report dan Summary berupa data kuantitatif.
Data kuantitatif yang digunakan seperti laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan neraca dan
catatan laporan akhir periode Desember 2013 sampai Desember 2017. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah dokumentasi.
Populasi pada penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
di akhir periode observasi, yaitu tahun 2017 sebanyak 89 Perusahaan. Metode pemilahan
sampel pada pengamatan ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu metode
penarikan sampel dengan penilaian yang berdasarkan kriteria sesuai dengan objek maupun
subjek yang untuk diamati (Sugiyono, 2017).
Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive
sampling yaitu sebagai berikut :
1. Perusahaan dalam bentuk sektor finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akhir
periode 2017.
2. Perusahaan dalam bentuk sektor finance yang terdaftar berturut-turut selama masa
observasi (2013-2017).
3. Perusahaan dalam bentuk sektor finance yang menerbitkan laporan keuangan lengkap
selama masa observasi (2013-2017).
4. Perusahaan dalam bentuk sektor finance yang memiliki variabel-variabel yang akan
diuji.

Tabel 1
Daftar Perusahaan Sampel

No. KODE EMITEN


1 NISP Bank OCBC NISP, Tbk
2 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Tbk
3 BSIM Bank Sinarmas, Tbk
4 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk
5 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten, Tbk
6 BJTN BPD Jawa Timur, Tbk
7 ADMF Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
8 BPFI Batavia Prosperindo Finance, Tbk
9 BFIN BFI Finance Indonesia, Tbk
10 BBLD Buana Finance, Tbk
11 CFIN Clipan Finance Indonesia, Tbk
12 DEFI Danasupra Erapacific Tbk.
13 MFIN Mandala Multi Finance, Tbk
14 TIFA Tifa Finance, Tbk
15 TERUS Trust Finance Indonesia, Tbk
16 VRNA Verena Multi Finance, Tbk
17 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk
18 KREN Kresna Graha Sekurindo, Tbk
19 PEGE Panca Global Securities, Tbk
20 TRIM Trimegah Securities, Tbk
21 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
22 ASDM Asuransi Dayin Mitra, Tbk
23 ASJT Asuransi Jasa Tania, Tbk
24 AMAG Asuransi Multi Artha Guna, Tbk
25 ASRM Asuransi Ramayana, Tbk
26 LPGI Lippo General Insurance, Tbk
27 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia, Tbk
28 PNIN Paninvest, Tbk

Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu variabel independent
(variabel bebas) dan dependent (variabel terikat) (Ghozali 2012). Variabel independent yaitu
Kinerja keuangan (X1), Nilai perusahaan (X2). Variabel dependent yaitu Harga saham (Y).
Selanjutnya dapat diuraikan definisi operasionalnya dari pengamatan ini sebagai berikut:

Tabel 2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Sumber
1. Harga Harga saham diartikan Closing price Supriadi, 2018
Saham sebagai nilai sekarang dari
(Y) arus kas yang akan
diterima oleh pemilik
saham dikemudian hari.
Saham itu sendiri bukti
kepemilikan suatu
perusahaan.

2. Kinerja Kinerja keuangan (yang di Dini, 2010


Keuangan diproksikan dengan (ROA) Laba Sebelum Pajak
(X1) Return on asset) sering ROA=
Total Aset
juga disebut sebagai
rentabilitas ekonomis
merupakan ukuran
kemampuan perusahaan
Laba Bersih setelah
dalam menghasilkan laba Pajak
ROE=
dengan semua aktiva yang Ekuitas
dimiliki oleh perusahaan.
Dalam hal ini laba yang
dihasilkan adalah laba Laba Bersih Setelah
sebelum pajak atau Pajak
EsBIT. ROI=
Total Aktiva

Penjualan−HPP
GPM =
Penjualan

Laba Bersih Setelah


Pajak
NPM=
Penjualan

3. Nilai Nilai perusahaan diartikan Dewi &


Perusahaan sebagai nilai pasar. Nilai
(X2) pasar adalah penilaian Harga perlembar saham Suaryana, 2013
pasar oleh investor, PBV =
nilai buku per lembar saham
kreditur, dan stakeholder
lain kepada keadaan
Market Price per share
perusahaan yang terdapat PER=
pada nilai pasar saham Earning per share
perusahaan yang menjadi
indikator nilai perusahaan..

Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis yang bertujuan menguji pengaruh
kinerja keuangan dan nilai perusahaan terhadap harga saham. Dalam penelitian ini data yang
digunakan yaitu data panel, yang merupakan gabungan antara data time series dan cross
section. Data sampel sebanyak 28 perusahaan diambil dari data unit cross section dan data
time series periode 2013-2017.
Analisis statistik deskriptif merupakan metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini dan menggunakan Program Eviews (Winarno, 2015) untuk analisis regresi data
panel. Persamaan regresi data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

CP it =α + β 1 ROA it + β 2 PBV it + e

Dimana CPit merupakan Harga Saham Perusahaan pada waktu t, α merupakan


konstanta (intercept), β1,β2 merupakan Koefisien Regresi, ROAit merupakan Kinerja
Keuangan (yang diproksikan dengan (ROA) Return On Asset) Perusahaan pada waktu t,
PBVit merupakan Nilai Perusahaan (yang diproksikan dengan (PBV) Price to Book Value)
pada waktu t dan e merupakan Standar error.
Pendekatan yang dilakukan dalam analisis regresi data panel yaitu common effect
model (CEM), Fixed effect Model (FEM), random effect model (REM) (Yusra, Hadya and
Egawati, 2017; Ruri, 2007). Ada dua tahapan yang dilakukan untuk menentukan model yang
terbaik digunakan antara model tersebut yaitu: Uji Chow, untuk menentukan model mana
yang terbaik antara common effect model (CEM) dengan Fixed effect Model (FEM). Uji
Hausman, dilakukan untuk menentukan model mana yang terbaik digunakan antara Fixed
effect Model (FEM) denganRandom EffectModel (REM).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran umum obyek penelitian.
Perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, rata-
rata, maupun standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel dependen pada penelitian
ini adalah harga saham sedangkan variabel independen penelitian ini adalah kinerja keuangan
dan nilai perusahaan. Distribusi statistik untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini
terdapat pada Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3
Deskripsi Statistik

Variabel Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

Harga Saham (CP) 51,00 8.100,00 1.374,35 1.932,37

Kinerja Keuangan (ROA) 0,13 68,20 4,66 6,20

Nilai Perusahaan (PBV) 0,11 14,92 6,61 2,05


Pada tabel 3 menunjukan angka-angka deskriptif dari masing-masing variabel dengan
jumlah observasi 140 (Seratus Empat Puluh). Harga Saham dengan menggunakan closing
price sebagai alat ukurnya dapat dilihat nilai minimum sebesar 51,00 yang diperoleh pada PT.
Trimegah Securities Tbk. pada tahun 2013 dan nilai maximum sebesar 8.100,00 yang
diperoleh pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2013.Sedangkan nilai
rata-rata (mean) secara keseluruhan sebesar 1.374,35 diperoleh dari nilai variabel Closing
price. Hal ini berarti perusahaan berhasil dalam melakukan pengelolaan dalam meningkatkan
harga saham suatu perusahaan (emiten). Sementara standar deviasi sebesar 1.932,37yang
menunjukan penyebaran data yang lebih besarkarena nilai standar deviasi lebih tinggi dari
nilai rata-rata (mean).
Kinerja Keuangan dengan menggunakan ROA (Return On Asset) sebagai alat ukurnya
memiliki nilai minimum sebesar 0,13 yang diperoleh PT.Verena Multi Finance Tbk pada
tahun 2013 dan nilai maximum sebesar 68,20 yang diperoleh PT. Asuransi Bina Dana Arta
Tbk pada tahun 2015. Sedangkan nilai rata-rata (mean) secara keseluruhan 4,66 diperoleh
dari nilai variabel ROA (Return On Asset). Hal ini berarti pencapaian perusahaan yang
berhasil dalam melaksanakan aktivitas serta mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari
aktivitas perusahaan secara baik dan benar. Sementara standar deviasi sebesar 6.21 yang
menunjukkan penyebaran data yang lebih luas karena nilai standar deviasi lebih tinggi dari
nilai rata-rata (mean).
Nilai Perusahaan dengan menggunakan PBV (Price to Book Value) sebagai alat
ukurnya memiliki nilai minimum sebesar 0.11 yang diperoleh PT. Paninvest Tbk pada tahun
2016 dan nilai maximum 14.92 yang diperoleh PT. Kresna Graha Sekurindo Tbk pada tahun
2015. Sedangkan nilai rata-rata (mean) secara keseluruhan sebesar 1.61 diperoleh dari nilai
variabel PBV (Price to Book Value). Hal ini berarti bahwa perusahaan ini telah mencapai
suatu kondisi yang baik dimana suatu perusahaan telah mencerminkan tingginya harga saham
untuk menciptakan bagi pemegang saham. Sementara nilai standar deviasi sebesar 2.05 yang
menunjukkan penyebaran data lebih besar karena nilai standar deviasinya lebih tinggi dari
nilai rata-rata (mean) .

Pemilihan Regresi Data Panel


Dalam data panel untuk pemilihan model yang terbaik dilakukan tahap analisis dengan
cara melakukan estimasi model Common Effect (CEM), Fixed Effect (FEM), dan Random
Effect (REM).Hasil statistik yang diperoleh dalam pengestimasian model CEM, FEM, dan
REM adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Tabel Hasil Estimasi CEM, FEM, REM

Common Effect Fixed Effect Random Effect


Variabel
t-statistik prob t-statistik Prob t-statistik prob
2.808202 0.0057 -0.988122 0.3253 -0.614639 0.5398
ROA
3.458333 0.0007 10.82192 0.0000 10.74288 0.0000
PBV

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai t statistik dan probabilitas untuk masingmasing
model sebagai dasar pemilihan model terbaik dalam regresi data panel. Hasil estimasi
menjelaskan bahwa masing-masing model memiliki nilai signifikansi yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, untuk menemukan model mana yang terbaik maka dilakukan analisis lebih
lanjut dengan menggunakan Uji Chow dan Hausman Test.
Tabel 5
Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.


58.965221 (27,110) 0.0000
Cross-section F
Cross-section Chi-square 383.476066 27 0.0000

Uji chow bertujuan untuk menentukan model yang lebih baik digunakan antara model
Common Effect dan Fixed Effect. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai prob pada Cross-
section Chi-square lebih kecil dari alpha (α) (0< 0.05), maka H0 ditolak. Artinya model
Fixed Effect lebih baik digunakan dari model Common Effect.

Tabel 6
Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.


Cross-section random 4.862704 2 0.0879

Uji Hausman bertujuan untuk menentukan model yang lebih baik antara model Fixed
Effectdan model Random Effect. Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai prob pada Cross-section
random lebih kecil dari alpha (α) (0.0879> 0.05), sehingga H0 diterima. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa model yang cocok digunakan dalam regresi data panel adalah Random
Effect Model (REM).

Uji Asumsi Klasik


Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan ialah uji normalitas. Uji normalitas
dipakai untuk menguji apakah didalam sebuah bentuk regresi, variabel Harga Saham dan
variabel Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan mempunyai distribusi normal atau
tidak.Perolehan uji normalitas data sebagai berikut :

Tabel 7
Uji Normalitas

Jarque-Bera Probability
3.224914 0.199397

Nilai Prob.JB hitung sebanyak 0.199397 >0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
residual telah terdistribusi secara normal yang artinya asumsi klasik tentang kenormalan data
telah terpenuhi.

Analisis Regresi Data Panel


Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Analisis regresi data panel digunakan untuk melihat apakah hipotesis yang telah
dibuat akan diterima atau ditolak. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%. Model
statistik yang diestimasi merupakan model yang terbaik dan terbebas dari penyimpangan
asumsi klasik (Yusra, Hadya, & Egawati, 2017). hasil pengujian di penelitian ini bisa
diketahui pada tabel berikut :
Tabel 8
Hasil Uji Regresi Data Panel

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 6.351056 0.238965 26.57734 0.0000

ROA -0.041774 0.067965 -0.614639 0.5398

PBV 0.877175 0.081652 10.74288 0.0000

Berdasarkan model estimasi yang terpilih, diperoleh persamaan model regresi data panel
sebagai berikut :
Closing Price it = 6,35 – 0,04ROA + 0,88PBV

Dari model persamaan regresi diatas, dapat diinterpretasikan konstanta bernilai Rp. 6,35.
Ini menjelaskan bahwa jika diasumsikan variabel ROA (Return On Asset) dan PBV (Price to
Book Value) bernilai 0 (tidak ada) maka harga sahambernilai konstan sebesar nilai Rp. 6,35.
Koefisien Regresi ROA bernila iRp. -0,04. Artinya setiap peningkatan variabel Kinerja
keuangan diproksikan dengan ROA (Return On Asset) sebanyak 1 satuan, berarti akan
menurunkan variabel Harga saham sebanyak Rp. -0,04 serta variabel lain dianggap konstan.
Koefisien Regresi Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan PBV (Price to Book Value)
bernilai Rp. 0,88. Artinya setiap peningkatan variabel PBV (Price to Book Value) sebanyak 1
satuan, berarti akan meningkatkan variabel Harga saham sebanyak Rp. 0.88serta variabel lain
dianggap konstan.

Hasil Pengujian Hipotesis


Pada penelitian ini menggunakan uji t. Uji t statistik menunjukkan seberapa besar
pengaruh suatu variabel indepnden terhadap variabel dependen, dilaksanakan untuk
memeriksa lebih lanjut apakah variabel Kinerja Keuangan (yang diproksi dengan (ROA)
Return On Asset) dan Nilai Perusahaan tersebut signifikan atau tidak terhadap variabel Harga
Saham, sejauh mana pengaruh variabel penjelas sebagai individu dalam menerangkan varian-
varian terikat.

Tabel 9
Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel Koefisien t-statistik t-tabel prob alpha Kesimpulan


1,97730
ROA -0.041774 -0,988122 0,3253 0,05 Ditolak
4
1,97730
PBV 0.877175 10,82192 0,0000 0,05 Diterima
4

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung untuk variabel Kinerja Keuangan
(diproksikan dengan ROA) senilai -0,99 < t tabel 1,977304 serta prob 0,3253. Nilai
prob.Kinerja Keuangan (diproksikan dengan (ROA) Return On Asset) senilai 0,3253> 0,05
berarti H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel Kinerja Keuangan (diproksikan
dengan (ROA) Return On Asset) terhadap Harga Saham.
Nilai t hitung untuk variabel variabel Nilai Perusahaan (diproksikan dengan PBV)
senilai 10,82 > t tabel 1,977304 serta prob 0,0000. Nilai prob. variabel Nilai Perusahaan
(diproksikan dengan (PBV) Price to Book Value) senilai 0,0000< 0,05 berarti H2 diterima
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Nilai Perusahaan (diproksikan
dengan (PBV) Price to Book Value) terhadap Harga Saham.

Pembahasan

Pengaruh Kinerja Keuangan ( diproksikan dengan (ROA) Return On Asset) terhadap


Harga Saham
Variabel Kinerja Keuangan (yang diproksikan dengan (ROA) Return On Asset)
merupakan variabel bebas pertama untuk melihat pengaruhnya terhadap Harga Saham. Hasil
penelitian menemukan ROA (Return On Asset) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap harga saham. Hal ini berarti jika kinerja keuangan baik, maka harga saham akan
turun dan sebaliknya jika kinerja keuangan tidak baik maka akan harga saham akan naik.
Faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham salah satunya adalah kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan. Dalam penelitian ini, ROA (Return On Asset) tidak mampu
menjelaskan harga saham perusahaan. Mungkin rasio keuangan yang lain bisa menjelaskan
tentang harga saham perusahaan. Laba perusahaan memang menjadi indikator kenaikkan
harga saham perusahaan, tapi pada penelitian ini laba perusahaan tidak menjadi alat ukur bagi
investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan. Secara operasional, dapat
disimpulkan bahwa variabel ROA (Return On Asset) tidak dapat berkontribusi terhadap
harga saham dan sebaliknya harga saham tidak berkontribusi terhadap Return On Asset
(ROA).
Berdasarkan hasil penelitian ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu
dan Chandni, n.d (2013) yang berjudul Pengaruh price earning ratio, dividend payout ratio,
ireturn on assets, tingkat suku bunga SBI, serta kurs dollar as terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini juga didukung pada penelitian terdahulu oleh Dini (2010) serta
Darnita (2012) yang menjelaskan bahwa ROA (Return On Asset) mengalami penurunan
tetapi harga saham mengalami peningkatan. Kondisi ini, menggambarkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dan untuk mengendalikan seluruh biaya-biaya
operasional sangat rendah. Artinya perusahaan kurang maksimal dalam pengelolaan aset
untuk menghasilkan laba. Sehingga daya tarik investor akan menurun dalam
menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

Pengaruh Nilai Perusahaan (diproksikan dengan (PBV) Price to Book Value) Terhadap
Harga Saham
Pengujian yang dilakukan terhadap variabel nilai perusahaan (yang diproksikan
dengan (PBV) Price to book Value) dalam pengaruhnya terhadap harga saham, menemukan
adanya pengaruh positif dan signifikan nilai terhadap harga saham. Nilai Perusahaan
merupakan tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan perusahaan,
mengelola sumber daya yang tercermin pada harga saham pada akhir tahun. Semakin tinggi
nilai-nilai perusahaan tentunya memberikan harapan para investor untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
Berdasarkan hasil penelitian ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Harjito dan Martono (2001) yang menyatakan bahwa, nilai perusahaan baik akan mengikuti
harga saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka harga saham akan naik dan sebaliknya
jika nilai perusahaan tidak baik maka akan harga saham akan turun. Nilai perusahaan yang
tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan
investasi.
Hasil penelitian ini juga didukung pada penelitian terdahulu oleh Dewi (2013) dan
Krisnadwipayana & Puspitaningtyas (2016) menyatakan bahwa nilai perusahaan
menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, yang berarti menunjukkan apakah harga
saham diperdagangkan overvalued (diatas) atau undervalued (dibawah) nilai buku.Hal ini
berarti nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Kinerja Keuangan dan
Nilai Perusahaan terhadap Harga Saham pada perusahaan sector finance yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1) Kinerja Keuangan menghasilkan hipotesis yang berpengaruh
negatif dan tidak signifikan. Yang artinya jika setiap perubahan rasio ROA (Return On Asset)
naik sebesar 1 satuan, maka harga saham senantiasa bergerak berbanding terbalik dengan
penambahan rasio ROA (Return On Asset), tetapi bila rasio ROA (Return On Asset) tidak
mengalami perubahan, maka harga saham hanya akan berada pada level yang stabil dan
bernilai negatif. 2) Nilai Perusahaan memberikan hipotesis yang positif dan signifikan.
Artinya, semakin tinggi nilai PBV(Price to Book Value) maka semakin tinggi harga saham
tentunya akan memberikan harapan pada investor untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar, mencerminkan bahwa tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan
perusahaan.

UCAPAN TERIMAKASIH
Selesainya penulisan ini, karena penulis banyak menerima masukan dan dorongan
baik motivasi secara moral atau spiritual. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada: Bapak Febryandhie Ananda, SE,Msi. selaku ketua STIE”KBP” Padang.
Ibu Febsri Susanti, SEI,MM. selaku ketua Program Studi Manajemen. Ibu Lidya
Martha,SE,MM. sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan skripsi ini dan penulis banyak
berterima kasih atas kesabaran, kepedulian dan kesempatan yang sudah diberikan, penulis
berharap kebaikan bapak bisa dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Serta Seluruh bagian yang
sudah banyak menolong penulis yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Andriza, R., & Yusra, I. (2019). Pengaruh kepemilikan manajerial dan kebijakan deviden
terhadap kemakmuran Investor dan nilai perusahaan yang tercatat pada indeks LQ45.
INA-Rxiv.

Angraini, I., & Yusra, I. (2019). Pendekatan data panel terhadap return saham: studi empiris
pada perusahaan LQ45. INA-Rxiv.

Anisma, Y. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan Perbankan


Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia ( BEI ), (5), 144–165.

Arifin, M., & Supriadi, Y. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Yoyon. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(1), 53–68.

Darnita. (2012). Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net
Profit Margin (NPM) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham (Studi Pada
Perusahaan Food Dan Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada
Tahun 2008-2012), (Icmd).

Dewi, P. D. A., & Suaryana, I. G. N. A. (2013). Pengaruh Eps, Der, Dan Pbv Terhadap Harga
Saham. E-Jurnal Akuntansi, 1, 215–229.

Dini, A. wulan. (2010). Pengaruh Net Profit Margin ( NPM ), Return On Assets ( ROA ) Dan
Return On Equity ( ROE ) Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Dalam Indeks Emiten
LQ45 Tahun 2008 – 2010 The influence of Net Profit Margin ( NPM ), Return On
Assets ( Roa ), and Return On Eq, 1–18.

Fahlevi, R. R., Asmapane, S., Oktavianti, B., Maybank, B., & Perusahaan, P. (2018).
Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di bursa efek indonesia The effect of financial performance on stock prices on
banking companies listed on the stock exchange of Indonesia, 15(1), 39–48.
Hadya, R. (2013a). Pengaruh Harga dan Risiko Saham Terhadap Likuiditas Saham Pada
Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal KBP, 1(2),
208–231.
Hadya, R. (2013b). Pengaruh Harga dan Risiko Saham Terhadap Likuiditas Saham Pada
Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal KBP, 1(2),
208–231. Retrieved from https://akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/9. rizka hadya.pdf

Hadya, R., Begawati, N., & Yusra, I. (2017). Analisis Efektivitas Pengendalian Biaya,
Perputaran Modal Kerja, dan Rentabilitas Ekonomi Menggunakan Regresi Data Panel.
Jurnal Pundi, 01(03), 1–35.

Hanafi, D., & Yusra, I. (2019). Tangibility, liquidity, growth opportunity, dan leverage: studi
pada perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. INA-Rxiv, (2001).

Handayani, F., & Martha, L. (2019). Hubungan Antara Profitabilitas Dengan Nilai Perusahaan Yang
Dimoderasi Oleh Corporate Social Responsibility. INA-Rxiv.

Harjito, A., & Martono. (2001). Manajemen Keuangan (pertama, p. 400). Yogyakarta:
Ekonisia.

Husaini, A. (2012a). Pengaruh Variabel Return on Assets , Return on Equity , Net Profit
Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham. Jurnal Profit, 6(1), 45–47.

Husaini, A. (2012b). Pengaruh Variabel Return On Assets , Return On Equity , Net Profit
Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham, 45–47.

Krisnadwipayana, B., & Puspitaningtyas, A. (2016). Pengaruh Earning Per Share , Price To
Book Value , Tingkat Inflasi , Dan Nilai Kurs Dollar Terhadap, 4(1).

Kurniawan, A., & Yusra, I. (2019). Apakah profitabilitas dan nilai buku berdampak terhadap
return saham?: studi empiris pada perusahaan LQ45. INA-Rxiv.

Luthfi, A. (2013). Pengaruh Earning Per Share , Price Earning Ratio , Return On Asset , Debt
To Equity Ratio Dan Market Value Added, 2(2), 1–8.
Martha, L. (2018). Peranan Analisis Laporan Keuangan terhadap Pengambilan Keputusan
Pemberian Kredit Pada PT. BPR LPN Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya. INA-
Rxiv.

Martha, L. (2018). Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan, 3(2),
227–238.

Martha, L., Sogiroh, N. U., Magdalena, M., & Susanti, F. (2018). Profitabilitas dan Kebijakan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Benefita, 3(2), 227–238.

Mulfita, A., & Yusra, I. (2019). Analisis regresi data panel terhadap likuiditas saham di
Indonesia. INA-Rxiv.

Putra, A. D., & Yusra, I. (2019). Peran profitabilitas dalam memoderasi pengaruh free cash
flow terhadap kebijakan dividen di Indonesia. INA-Rxiv.

Putra, I., & Yusra, I. (2019). Analisis likuiditas saham menggunakan regresi data panel. INA-
Rxiv.

Putri, M. E. D. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan


terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen, 1(1), 1–7.

Qusibah, V. L., & Yusra, I. (2019). Profitabilitas , dan Ukuran Perusahaan Sebagai Faktor
Penentu Leverage Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Pundi, 03(01), 13–26.
https://doi.org/10.31575/jp.v3i1.125

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis. In Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono, & Yusra, I. (2019). Analisis perbandingan kinerja keuangan bank konvensional
dengan bank syariah yang terdaftar di BEI. INA-Rxiv, 1–9.

Supriadi, Y. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham, (April 2013).

Winarno, W. W. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. In Analisis


Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (5th ed.). Yogyakarta: UPP STIM YPKN.

Wulandari, N. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi pada Kota


Metropolitan di Indonesia dengan Menggunakan Analisis Data Panel. Jurnal Sains
Matematika Dan Statistika, 3(2), 34–42.

Yulianti, Y. D., & Yusra, I. (2019). Pergerakan indeks harga saham gabungan sebagai
dampak dari variabel makro. INA-Rxiv, 1–11.

Yusra, I., & Hadya, R. (2017). Analisis Efektivitas Pengendalian Biaya, Perputaran Modal
Kerja, Dan Rentabilitas Ekonomi Menggunakan Regresi Data Panel. Jurnal Pundi, 1(3),
1–35.

Yusra, I., Hadya, R., Begawati, N., & Istiqomah, L. (2019). Panel data model estimation: the
effect of managerial ownership, capital structure, and company size on corporate value
Panel data model estimation : the effect of managerial ownership, capital structure, and
company size on corporate value. Journal of Physics: Conference Series, 1175, 1–6.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1175/1/012285

Zuliarni, S. (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis, 3(1),
36–48.

Anda mungkin juga menyukai