Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus : Penanganan Bedah Ovariohisterektomi pada Kasus Endometritis

Kucing Persia

(Case Report : Surgical Management of Ovariohysterectomy in Persian Cat Endometritis)

Wahyu Sonya Pratolah1, I Nengah Wandia2, I Gusti Agung Gde Putra Pemayun3

1
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan,
2
Laboratorium Ilmu Bedah dan Radiologi Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234: Telp/Fax: (0361) 223791
e-mail: sonyawahyu@gmail.com

ABSTRAK
Endometritis merupakan suatu kondisi peradangan pada lapisan endometrium atau
dinding uterus yang disebabkan adanya infeksi. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
tersebut ialah Eschericia coli (E. coli), Streptococcus, Staphylococcus, dan Proteus spp. Seekor
kucing ras persia kelamin betina berumur 1 tahun 3 bulan, berat badan 3,1 kg, diperiksa di
Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan
keluhan terlihat leleran berwarna coklat kemerahan keluar melalui vagina dan bau amis.
Pemilik melaporkan kucing pernah melahirkan sebanyak satu kali sebelum menunjukkan tanda
klinis. Secara fisik dan klinis kucing nampak sehat dengan nafsu makan dan minum masih baik,
urinasi normal. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah total leukosit (25.7
x 109L). Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan adanya penebalan yang terjadi pada
dinding uterus dan gambaran anechoic. Kucing ditangani dengan ovariohisterektomi yaitu
pengangkatan ovarium dan uterus. Premedikasi menggunakan Atropin Sulfat sebanyak 0,3 ml
secara subkutan. Anestesi yang diberikan dengan kombinasi Ketamin sebanyak 0,155 ml dan
Xylazin sebanyak 0,31 ml secara intra muscular. Perawatan pascaoperasi diberikan dengan
antibiotik secara injeksi intra muscular Amoxicillin (15g/100ml) sebanyak 0.3 ml sehari 2 kali,
Dexamethason 0.3 ml sehari 2 kali, kombinasi vitamin 0.6 ml sehari sekali selama 3 hari.
Dilanjutkan pemberian per oral Amoxicillin tab 500 mg 1/8 tab sehari 2 kali dan Dexamethason
0,5 mg diberikan dengan dosis 2 tab sehari 2 kali selama 7 hari. Pengobatan topikal, diberikan
Neomycin Sulfate dan Bacitracin Zinc yang memiliki kandungan antibiotik setiap sehari sekali
sehari selama 5 hari pada saat pergantian kasa.
Kata kunci: ovariohisterektomi, endometritis, kucing betina

ABSTRACT
Endometritis is inflammatory condition in the lining of the endometrium or uterine wall
caused by an infection. The bacteria that can cause these infections are Eschericia coli (E. coli),
Streptococcus, Staphylococcus, and Proteus spp. A female Persian cat aged 1 year 3 months,
weighing 3.1 kg, was examined at the Animal Education Hospital, Faculty of Veterinary
Medicine, Udayana University with complaints that reddish-brown discharge came out through
the vagina and smelled fishy. Owners reported that the cat had given birth once before showing
clinical signs. Physically and clinically, the cat looks healthy with good appetite for food and
drink, normal urination. The results of blood tests showed an increase in the total number of
leukocytes (25.7 x 109L). The results of ultrasound examination showed thickening that occurs
in the uterine wall and anechoic appearance. Cats are treated with ovariohysterectomy, which
is removal of the ovaries and uterus. Premedication using Atropine Sulfate as much as 0.3 ml
subcutaneously. Anesthesia is given with a combination of Ketamine as much as 0.155 ml and
Xylazin as much as 0.31 ml intra-muscularly. Postoperative care is given with antibiotics by
intra muscular injection of Amoxicillin (15g/100ml) as much as 0.3 ml 2 times a day,
Dexamethason 0.3 ml 2 times a day, a combination of vitamin 0.6 ml once a day for 3 days.
Followed by oral administration of Amoxicillin tab 500 mg 1/8 tab 2 times a day and
Dexamethason 0.5 mg given in a dose of 2 tabs 2 times a day for 7 days. Topical treatment,
given Neomycin Sulfate and Bacitracin Zinc which contain antibiotics once a day for 5 days at
the time of gauze change.
Key words: ovariohysterectomy, endometritis, female cat

PENDAHULUAN
Kucing merupakan hewan peliharaan yang dikenal dekat dengan kehidupan manusia.
Minat manusia yang tinggi untuk memelihara kucing harus diimbangi dengan perawatan yang
memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kucing telah memiliki posisi yang unik dalam
kehidupan manusia dan dianggap sebagai bagian dari anggota keluarga. Kucing merupakan
hewan yang rentan terhadap beberapa penyakit. Kucing dapat terserang penyakit pada sistem
urogenital. Beberapa penyakit yang terjadi pada sistem urogenital yaitu kistik endometritis,
kistik ovarium, kanker servik dan pyometra (Dharmajono, 2001).

Menurut Davidson (2008), menyatakan bahwa endometritis merupakan suatu


peradangan yang terjadi akibat infeksi pada dinding uterus atau endometrium, kemudian dapat
berlanjut ke dalam miometrium dan perimetrium. Endometritis dapat terjadi mengikuti
kejadian setelah abortus, distokia, retensio sekundinarum, dan infeksi bakteri yang berasal dari
vagina (Kempisty et al., 2013). Uterus merupakan organ yang steril sedangkan di vagina
terdapat banyak mikroorganisme oportunistik, mikroorganisme dari vagina ini dapat secara
asenden masuk ke uterus pada saat perkawinan atau melahirkan yang apabila jumlah
mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi uterus mengalami gangguan maka dapat terjadi
endometritis (Noakes et al., 2001). Gangguan hormon yang dihasilkan pada fase proliferasi
yang panjang, persistensi folikel ovarium atau kista ovarium dan infeksi bakteri memiliki
pengaruh yang nyata pada rahim, yang menyebabkan degenerasinya dapat memicu terjadinya
endometritis. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi tersebut ialah Eschericia coli (E. coli),
Streptococcus, Staphylococcus, dan Proteus spp. (Lika et al., 2011).

Tanda klinis endometritis akut, hewan mengalami tidak nafsu makan, lethargi,
perubahan perilaku, produksi susu menurun dan ditemukan adanya discharge vulva yang
berbau busuk. Pemeriksaaan fisik ditemukan demam, pembesaran uterus yang persisten,
depresi takikardia dan kepucatan membrane mukosa bila terjadi sepsis (Davidson, 2008).
Menurut Kaymaz et al., (1997), pemeriksaan hematologi, jumlah sel darah putih
(WBC) biasanya antara 38.000 - 45.000 sel/ml, namun jumlah WBC hewan dengan pyometra
dapat bervariasi 2.500 - >100.000 sel/ml. Sekitar 26-60% kasus anemia pada piometra kronis
yaitu anemia normositik, normokromik, non-degeneratif. Awalnya PCV normal, tetapi
kemudian menurun. Kondisi anemia dapat tertutupi karena dehidrasi. Endometritis yang terkait
dengan anemia umumnya terkait dengan peradangan.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat dilakukan dalam mendiagnosa kasus


endometritis (Karunanithy, 2017). Pemeriksaan ultrasonografi (USG) kasus endometritis
menunjukkan adanya pembesaran ukuran uterus yang ditunjukkan melalui area anechoic-
hypoechoic pada bagian sentral, dimana warna hitam keabuan menunjukkan adanya
echogenisitas rendah-sedang berupa cairan intraluminal ditambah dengan kehadiran debrissel–
sel peradangan. Letak uterus dapat diketahui secara pasti melalui adanya area anechoic yakni
vesica urinaria di bagian dorsal sonogram. Pemeriksaan arah sagital atau sejajar sumbu tubuh,
ditemukan gambar lumen uterus berupa area abu–abu panjang bersifat hypoechoic. Bagian
ventral dan dorsal dari lumen menunjukkan struktur putih yang tebal atau hyperechoic yang
menandakan adanya penebalan dinding uterus (March, 2007).

Terapi endometritis pada hewan, dapat dilakukan melalui pemberian antibiotik, irigasi
rahim, terapi hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi prostaglandin
untuk menginduksi estrus dan ovariohisterektomi. Antibiotik yang dapat diberikan yaitu
generasi pertama cephalosporin atau diperkuat dengan penisilin, amoksisilin dengan asam
klavulanat. Apabila pemberian terapi tidak efektif maka dilakukan tindakan pembedahan
ovariohisterektomi (Davidson, 2008).

Ovariohisterektomi merupakan tindakan utama pada infeksi berat pada saluran


reproduksi betina dan dapat mencegah kejadian serupa terjadi kembali (Bencharif et al., 2010).

Diagnosis endometritis dapat didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan vagina,


dan biopsi. Diagnosa juga dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan`radiologi (x-ray),
ultrasonografi (USG), serta pemeriksaan darah sebagai peneguh diagnosa. Tujuan penulisan
artikel ini adalah untuk mengetahui gambaran endometritis pada kucing secara umum,
bagaimana cara mendiagnosanya serta penanganan yang dilakukan.

LAPORAN KASUS
Sinyalement dan Anamnesa
Kucing Persia berusia 1 tahun 3 bulan dengan berat badan 3,1 kg dibawa ke Rumah
Sakit Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tanggal 25 November 2020.

Menurut pemilik kucing tersebut terakhir dikawinkan dan dilepas selama seminggu
pada pertengahan bulan Agustus 2020, kemudian pada tanggal 1 Oktober 2020 terlihat leleran
berwarna coklat kemerahan keluar melalui vagina dan bau amis. Pada tanggal 2 Oktober 2020
terlihat leleran dengan warna kuning kehijauan melalui lubang yang sama. Makan dan minum
masih normal. Pakan kucing berupa dry cat food. Pemilik melaporkan kucing pernah
melahirkan sebanyak satu kali sebelumnya menunjukkan tanda klinis.

Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium


Status present kucing Oddy yaitu Berat badan 3,1 kg, frekuensi jantung 68 x/menit,
frekuensi pulsus 56x/menit, frekuensi napas 60x/menit, suhu tubuh 39,60C, dan capillary refill
time (CRT) <2 detik. Turgor normal. Mukosa mata dan mulut normal. Tampak gelisah. Untuk
menegakkan diagnosa maka dilakukan pemeriksaan laboratorium penunjang berupa
pemeriksaan darah serta ultrasonografi (USG). Hasil pemeriksaan darah menunjukkan
peningkatan sel darah putih berupa granulosit yang mengindikasikan adanya infeksi bakteri
seperti yang tertera pada Tabel 1. Kadar hemoglobin dan sel darah merah normal sehingga
layak dilakukan ovariohisterektomi.
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Darah Kucing Oddy

Parameter Hasil Nilai Referensi Keterangan


WBC (109/L) 25.7 5.5 – 19.5 Meningkat
Limfosit (109/L) 5.9 3.0 – 9.0
Monosit (109/L) 0.9 0.1 – 0.4
Granulosit % 28.9 8.7 – 19.1 Meningkat
Limfosit % 35.2 20.0 – 55.0
Monosit % 5.5 0.0 – 4.0 Meningkat
Granulosit % 59.3 55.3 – 89.5
RBC (1012/L) 5.02 5.00 – 10.00 Normal
Hemoglobin (g/dL) 10.1 8.0 – 15.0
MCH (pg) 12.1 13.0 – 17.0 Menurun
MCV (fL) 47.0 39.0 – 55.0
MCHC (g/dL) 29.9 30.0 – 36.0 Menurun
HCT % 23.6 30.0 – 45.0
PCT % 0.35 0.10 – 0.32

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan USG Kucing Oddy

Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan bahwa kucing Oddy mengalami


endometritis, yang ditunjukkan adanya penebalan yang terjadi pada dinding uterus dengan
gambaran hyperchoic serta adanya gambaran anechoic di dalam organ uterus yang
mengindikasikan adanya cairan yang bersifat mucopurulent.

Diagnosis dan Prognosis


Diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, tanda klinis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan ultrasonografi USG, dapat dinyatakan bahwa kucing
didiagnosis mengalami endometritis. Prognosis dari kucing yang mengalami endometritis
adalah fausta.

Penanganan
Penanganan yang dilakukan pada hewan kucing Oddy dengan tindakan
ovariohisterektomi. Kucing Oddy dipuasakan makan 8-12 jam sebelum operasi. Premedikasi
Atropine Sulfate 0,25mg/ml 0,5 ml secara subkutan dan ditunggu selama 15 menit. Kemudian
diinduksi dengan anastesi umum dengan menggunakan kombinasi Xylazine dan Ketamine yang
masing-masing jumlah dosis pemberiannya 0,155 ml dan 0,31 ml secara intramuskuler.
Setelah dipersiapkan kucing Oddy dibaringkan dorsal recumbency, daerah ventral
abdomen disiapkan sebagai daerah operasi. Umbilikus diidentifikasi dan diperkirakan untuk
membagi daerah abdominal menjadi 3 bagian. Dilakukan pencukuran rambut di daerah
umbilikus ke caudal kemudian didesinfeksi menggunakan alkohol 70% dan iodine.

Incisi dilakukan mulai dari caudal umbilikus 1/3 bagian kranial abdominal ke caudal
sekitar 2-3 cm. Incisi dilakukan pada kulit dan subkutan sepanjang 2-3 cm untuk membuka
linea alba. Kemudian, linea alba dipegang dan diangkat sedikit keluar untuk dapat melakukan
insisi pada linea alba untuk membuka rongga abdomen. Dinding abdomen kiri dikuakkan dan
dilakukan eksplorasi uterus dengan menggunakan jari. Untuk memastikan bahwa yang akan
diangkat adalah uteri, ditelusuri ke caudal untuk menemukan biforkasio uteri dan ke kranial
untuk menemukan ovarium.

Setelah ovarium ditemukan, dipalpasi adanya ligamentum suspensarium pada ujung


proksimal ovarium. Ditelusuri dan dilakukan pemutusan ligamentum suspensarium agar
ovarium dapat dikeluarkan. Dilakukan ligasi menggunakan klem arteri sebanyak 2 buah di
dekat ovarium. Klem paling proksimal digunakan untuk tempat ligasi. Dilakukan ligasi dengan
menggunakan benang absorable vicryl. Kemudian dilakukan pemotongan diantara kedua klem
arteri tersebut dan control terjadinya perdarahan. Ovarium diangkat dan penggantungnya di
potong pada bagian yang minim pembuluh darah. Dilakukan prosedur yang sama pada ovarium
kedua.

Kemudian, setelah kedua ovarium terpotong, uterus ditarik keluar dan dijepit dengan
dua klem arteri. Ligasi dilakukan pada korpus uterus di bawah biforkasio uteri. Ligasi
dilakukan dengan menggunakan 2.0 vicryl needle di tusukkan pada korpus lalu ligasi seluruh
korpus uteri. Korpus uterus dipotong dan dikontrol adanya perdarahan. Sisa potongan uterus
dimasukkan ke dalam abdominal dan diflushing menggunakan antibiotik penstrep sebelum
klem dilepaskan. Dinding abdomen ditutup dan dilakukukan penjahitan dengan tiga lapis yaitu
linea alba dan peritonium dengan pola jahitan simple interrupted menggunakkan 2.0 vicryl,
subkutan dan fascia dengan pola simple continuous menggunakan benang 2.0 vicryl, dan kulit
dengan pola jahitan matras horizontal dengan menggunakan silk.
Perawatan pascaoperasi diberikan dengan antibiotik secara injeksi intra muscular
Amoxicillin (15g/100ml) sebanyak 0.3 ml sehari 2 kali, Dexamethason 0.3 ml sehari 2 kali,
kombinasi vitamin 0.6 ml sehari sekali selama 3 hari. Dilanjutkan pemberian per oral
Amoxicillin tab 500 mg 1/8 tab sehari 2 kali dan Dexamethason 0,5 mg diberikan dengan dosis
2 tab sehari 2 kali selama 7 hari. Pengobatan topikal, diberikan Neomycin Sulfate dan
Bacitracin Zinc yang memiliki kandungan antibiotik setiap sehari sekali sehari selama 5 hari
pada saat pergantian kasa.
Gambar 2. Tahapan operasi OH pada kucing Oddy (A-H). Dan perkembangan luka pada hari
ke-6 pasca operasi pada kucing Oddy (I).

A B C

D E F

G H I

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan tanda klinis pada kucing Oddy ditemukan leleran berwarna coklat
kemerahan keluar melalui vagina dan bau amis. Apabila mengacu pada temuan diatas dan dari
tinjauan pustaka dugaan kucing menderita endometritis. Untuk meneguhkan diagnosa
dilakukan pemeriksaan penunjang yakni pemeriksaan hematologi darah. Hasil pemeriksaan
hematologi darah menunjukkan adanya peningkatan sel darah putih (25.7/109L). Pada kasus
endometritis pemeriksaan darah akan memperlihatkan gambaran sel darah putih neutrofil yang
meningkat (Kaymaz et al.,1997).

Pemeriksaan penunjang lainnya yang dilakukan yaitu pemeriksaan menggunakan


ultrasonografi yang hasilnya menunjukkan adanya penebalan yang terjadi pada dinding uterus
dengan gambaran hyperchoic serta adanya gambaran anechoic di dalam organ uterus yang
mengindikasikan adanya cairan yang bersifat mucopurulent. Dinding uterus mengalami sedikit
pembesararan dengan gambaran anechoic-hypoechoic yang mengindikasikan uterus berisi
cairan intraluminal dengan bagian dorsal lumen menunjukkan struktur hyperechoic
menandakan adanya penebalan dinding uterus.
Menurut March (2007), pada pemeriksaan utrasonografi kasus endometritis
menunjukkan adanya pembesaran ukuran uterus yang ditunjukkan melalui area anechoic-
hypoechoic pada bagian sentral, dimana warna hitam keabuan menunjukkan adanya
echogenisitas rendah-sedang berupa cairan intraluminal ditambah dengan kehadiran debris sel–
sel peradangan. Pada bagian ventral dan dorsal dari lumen menunjukkan struktur putih yang
tebal atau hyperechoic yang menandakan adanya penebalan dinding uterus. Berdasarkan
temuan klinis, tinjauan pustaka, serta hasil pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan
ultrasonogarfi yang dilakukan di Rumah Sakit Hewan Universitas Udayana, diagnosa kucing
Oddy endometritis.

Menurut Baithalu (2010), menyatakan bahwa penanganan yang diberikan pada kucing
kasus yakni pembedahan ovariohisterektomi. Ovariohisterektomi adalah pilihan yang
dilakukan jika pemberian terapi tidak efektif dan juga dapat mencegah masalah reproduksi
serupa terulang kembali.
Perawatan pascaoperasi diberikan dengan antibiotik secara injeksi intra muscular
Amoxicillin (15g/100ml) sebanyak 0.3 ml sehari 2 kali, Dexamethason 0.3 ml sehari 2 kali,
kombinasi vitamin 0.6 ml sehari sekali selama 3 hari. Dilanjutkan pemberian per oral
Amoxicillin tab 500 mg 1/8 tab sehari 2 kali dan Dexamethason 0,5 mg diberikan dengan dosis
2 tab sehari 2 kali selama 7 hari. Pengobatan topikal, diberikan Neomycin Sulfate dan
Bacitracin Zinc yang memiliki kandungan antibiotik setiap sehari sekali sehari selama 5 hari
pada saat pergantian kasa.
Menurut Papich (2011), Amoxicillin merupakan antibiotik golongan beta-lactam,
bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Mukopeptida bakteri dihambat
sehingga sintesis dinding seltidak terjadi, mukopeptida digunakan sebagai bahan sintesis
dinding sel oleh bakteri. Amoxicillin berspektrum luas dapat bekerja pada bakteri gram positif
dan negatif. Obat masuk melalui sistem pencernaan, kemudian didistribusikan melalui
pembuluh darah keseluruh tubuh, obat ini tidak terpengaruh oleh adanya makanan yang ada
dilambung. Amoxicillin umumnya dieksresi melalui proses sekresi di tubuli ginjal.

Dexamethason merupakan kortikosteroid dari golongan glukokortikoid yang


mempunyai efek anti-inflamasi yang adekuat. Pemberian dexamethason akan menekan
pembentukan bradikinin dan juga pelepasan neuropeptida dari ujung-ujung saraf, hal tersebut
dapat menimbulkan rangsangan nyeri pada jaringan yang mengalami proses inflamasi.
Penekanan produksi prostaglandin oleh dexamethason akan menghasilkan efek analgesia
melalui penghambatan sintesis enzim cyclooksigenase di jaringan perifer tubuh.

SIMPULAN
Pemeriksaan klinis yang di dukung dengan pemeriksaan hematologi dan ultrasonografi
kucing kasus didiagnosa mengalami endometritis. Penanganan yang dilakukan yakni
ovariohisterektomi. Perawatan pascaoperasi dengan pemberian antibiotika Amoxicillin,
antiinflamasi Dexamethason, dan antibiotik topikal diberikan Neomycin Sulfate dan
Bacitracin Zinc pada bekas incisi

SARAN
Saran yang dapat diberikan yakni sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi rutin
kembali setelah penyembuhan untuk mengecek kondisi hewan dan selalu memantau kesehatan
hewan. Pemilik juga harus diberi edukasi untuk perawatan luka pascaoperasi dan manajemen
diet dengan gizi yang cukup untuk mendukung kesembuhan dan perbaikan jaringan luka.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis berikan kepada Drh. I G. Agung
Gde Putra Pemayun, MP selaku Koordinator Koasistensi Bedah dan Radiologi yang telah
memfasillitasi penulis dalam melakukan laporan kasus serta kepada Ibu Terry selaku pemilik
hewan kasus, Departemen Ilmu Bedah Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Udayana dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini.

DAFTAR PUSTAKA
Baithalu RK, Biswa RM, Chinmoy M, 2010. Canine pyometra. Veterinary World 3(7):340-
342.
Bencharif D, Lamia A, Annabelle G, Daniel T. 2010. Ovariohysterectomy in The Bitch.
Hindawi Publishing Corporation Obstetrics and Gynecology International Vol. 2010,
Article ID 542693.
Dharmajono. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner (Hewan kecil) Edisi I. Jakarta:
Pustaka Populer Obor.
Davidson, Autumn. 2008. Acute Metritis. Emergency and Critical Care Medicine 10(11): 7-
11.
Karunanithy M, Mahadappa P, Mani S, Haridas V, Eregowda CG, Bhanuprakash AG, Dey S.
2017. Diagnosis of Canine Abdominal Afections Using Ultrasonography-a
Retrospective Study. International Journal of Livestock Research 7(4).
Kaymaz M. Ayhan B, Nil E, Aslan S, Murat F. 1997. The Use of Laboratory Findings in The
Diagnosis of CEH-Pyometra Complex in The Bitch. Tr. Journal of Veterinary and
Animal Sciences 23(1999):127-133.
Kempisty B, Bukowska D, Wozna, M, Piotrowska H, Jackowska M, Zuraw A, Ciesiolka S,
Antosik P, Maryniak H, Ociepa E, Porowski S, Brussow KP, Jaskowski JM, Nowicki
M. 2013. Endometritis and Pyometra in Bitches: A Review. Veterinarni Medicina
58(6): 289–297.
Lika E, Dhimiter R, Luigh T, Paskal G, Avni R. 2011. Medical and Surgical Treatment of
Pyometra in Dogs. Macedonian Journal of Animal Science 1(2): 391–394.
March, WG. 2007. Diagnosa Ultrasonografi Untuk Mendeteksi Gangguan Pada Uterus
Kucing (Felis Catus) (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Noakes DE, Dhaliwal GK, England GC. 2001. Cystic Endometrial Hyperplasia/Pyometra in
Dogs: A Review of the Causes and Pathogenesis. Journal of Reproduction and
Fertility 57: 395–406.
Papich, MG. 2011. Saunders Handbook of Veterinary Drugs Small and Large Animal. 3rd
Edition. USA: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai