Abstract
2-year-old female cat with a history of giving birth. Physical examination showed that
the uterine mucosa has protusio or eversion through the vagina and vulva and hangs out. The
protruding uterus was amputated and ovariohysterectomy was performed. Laparotomy was
performed to ligated the ovarian artery, uterine artery, ovarian removal and vaginopexy.
Antibiotic, analgesic and immunostimulants was given postoperative. The incision of the wound
was closed for approximately 1 week.
44
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.9, November 2019
prolapsus rektum, tumor. Prognosa pada dapat dilakukan apabila jaringan mengalami
kasus ini adalah Fausta. necrosis, devitalized, irreducible, atau
apabila pembuluh darah pada ligamentum
Terapi dan Penanganan mengalami ruptur (Bruinsma, 1981)
Pemotongan dilakukan pada corpus Terapi cairan yang digunakan adalah
uteri yang dekat dengan vulva. Dilakukan Ringer Lactat pada vena cephalica.
pengompresan menggunakan es batu untuk Premedikasi yang diberikan adalah
mengecilkan ukuran corpus uteri yang acepromacin 0,05 ml/kg BB dan atropin
mengalami oedematous. Laparotomy 0,04 mg/kg BB. Anastesi yang digunakan
dilakukan untuk mengangkat ovarium. adalah ketamin® 20 mg/kg BB. Pasien
Untuk mencegah corpus uteri keluar lagi, ditidurkan dengan posisi rebah dorsal.
maka dilakukan penempelan vagina pada Sebelum dilakukan amputasi, uterus
dinding abdomen. Post operasi diberikan yang keluar dijahit pada sekeliling corpus
terapi antibiotik, analgesik dan uteri yang akan dipotong, kemudian klem
imunostimulan yang diberikan selama 5 uterus dengan rochester carmalt, lalu potong
hari. bagian caudal dari klem. Setelah itu jahit
dengan pola parker ker untuk menutup
DISKUSI lumen uterus. Laparotomi dilakukan dengan
menginsisi linea alba pada caudal
Prolapsus uteri umumnya terjadi pada umbilicus. Traksi dari uterus menyebabkan
hewan post partus. Perejanan yang kuat saat arteri ovarica berada pada lokasi yang
melahirkan mengakibatkan uterus abnormal, yaitu terletak di dorsocaudal
menyembul keluar. Cervix mengalami abdomen. Arteri tidak mengalami ruptur,
dilatasi sehingga uterus dapat keluar nampak menegang dan memanjang. Arteri
melewatinya. Salah satu atau kedua cornua ovarica diligasi kemudian dipotong, begitu
uteri dapat keluar, berada di dalam vagina pula dengan arteri uterina. Untuk mencegah
atau mengalami eversi melewati vulva keluarnya kembali uterus, maka dilakukan
(Deroy, et al 2015). Prolapsus uteri diikuti penempelan vagina pada dinding abdomen
dengan kemerahan pada mukosanya. (vaginapexy) (Fossum,2006). Terapi yang
Jaringan yang mengalami eversi membentuk diberikan pasca operasi adalah pemberian
seperti “bentukan donat” dan mengalami antibiotik, analgesik dan peningkat sistem
perubahan warna akibat kongesti vena, imun. Pada luka insisi diberikan de die yo
trauma dan kontaminasi kotoran (Fossum, jing (obat merah cina). Dalam waktu 7 hari
2006). Prolapsus uteri dapat mengakibatkan luka sudah mengering dan menyatu. Serta
ligamentum lata uteri putus. Penanganan kucing sudah dapat beraktivitas normal,
yang pertama adalah membersihkan uterus makan dan minum teratur.
yang menonjol keluar dengan larutan
dextrose hipertonik untuk mengurangi KESIMPULAN
kebengkaan dan dikompres dengan icepack.
Kemudian dilakukan flushing menggunakan Prolapsus uteri dapat didiagnosa dengan
cairan steril. Karena pada kasus ini telah pemeriksaan secara visual dan apabila
terjadi nekrosis pada mukosa uterus, mukosa uterus mengalami nekrosis maka
mengingat pemilik hewan baru membawa penanganannya adalah amputasi uterus dan
kucing tersebut setelah mengalami prolapsus ovariohisterektomy. Untuk menghindari
selama 48 jam maka uterus harus dilakukan prolapsus vagina maka dilakukan
amputasi dan ovariohisterektomi (OH). OH vaginapexy.
45
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol.9, November 2019
46