Anda di halaman 1dari 17

RETENSIO PLASENTA

RAFA ALWANAH
16360098
Pendahuluan

AKI merupakan salah satu indikator pelayanan
kesehatan disuatu negara. AKI di Indonesia sendiri masih
sangat tinggi.
Menurut Depkes RI, AKI di Indonesia (2002) adalah
650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka
tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum.
Perdarahan postpartum dini , yaitu perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utamanya adalah
atonia uteri (50-60 %), RETENSIO PLASENTA (16-17 %),
laserasi jalan lahir (4-5 %), dan kelainan darah (0,5 0,8 %).
Plasentasi

Plasenta berbentuk bundar atau oval, ukuran
diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram
Fungsi plasenta, yaitu :
a. Nutrisasi
b. Respirasi
c. Ekskresi
d. Produksi
e. Imunisasi
f. Pertahanan (sawar)
Mekanisme Kala III

Kala tiga dibagi ke dalam 4 fase, yaitu :
1. Fase Laten
2. Fase Kontraksi
3. Fase Pelepasan Plasenta
4. Fase Pengeluaran
Definisi

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat
sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal
2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his
pelepasan dan pengeluaran (plasenta). Kala ini
berlangsung mulai dari bayi lahir sampai plasenta
keluar lengkap dan biasanya akan lahir spontan. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30 sampai 60 menit setelah
bayi lahir, disebut RETENSIO PLASENTA
Insidensi

Retensio plasenta lebih sering muncul pada pasien
dengan multiparitas
Diperkirakan insidensi dari perlengketan
abnormalitas sekitar 1 dari 2000 hingga 1 dari 7000
persalinan. Plasenta akreta meliputi 80% dari
keseluruhan perlengketan abnormal, plasenta
inkreta 15 %, dan plasenta perkreta 5 %.
Etiologi dan Patogenesis

Fisiologis
a. His kurang kuat
b. Plasenta sukar terlepas karena tempatnya / adhesiv (insersi di
sudut tuba), bentuknya (plasenta membranasea, plasenta
anularis), dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil)

Patologis
Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena
melekat dan tumbuh lebih dalam. Menurut tingkat perlekatannya
dibagi menjadi :
a. Plasenta akreta
b. Plasenta inkreta
c. Plasenta perkreta

Faktor Predisposisi

1. Plasenta previa diidentifikasi pada sepertiga
kehamilan yang terkena

2. Seperempat pasien pernah menjalani seksio sesarea


3. Hampir seperempat pernah menjalani kuretase
4. Seperempatnya adalah gravida 6 atau lebih
Gejala Klinis

Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan segera

Tali pusat putus akibat traksi berlebihan


Inversio uteri akibat tarikan
Perdarahan lanjutan
Diagnosis

Gejala
Pemeriksaan Pervaginam
Plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis
servikalis tetapi secara parsial atau lengkap menempel
di dalam uterus. Pada pemeriksaan plasenta yang lahir
menunjukkan bahwa ada bagian tidak ada atau
tertinggal, dan pada eksplorasi secara manual terdapat
kesulitan dalam pelepasan plasenta atau ditemukan
sisa plasenta
Pemeriksaaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang ..

Px. Darah
USG
MRI
Histologi
Penatalaksanaan

Perasat Crede
Keluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta)

Kuretase
Tindakan bedah
>> Histerektomi
Bila perdarahan banyak berikan transfusi darah
Terapi konservatif
Komplikasi

Infeksi
Perforasi uterus
Inversio uteri
Syok (hipovolemik)
Perdarahan postpartum
Histerektomi
Pencegahan

PENATALAKSANAAN AKTIF KALA III

1. Menyuntikkan oksitosin
2. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
3. Masase fundus uteri segera setelah lahir
Prognosis

Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah
darah yang hilang, keadaan sebelumnya serta
efektifitas terapi.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai