Anda di halaman 1dari 2

Membahas Villa Yuliana tidak lengkap rasanya apabila hanya membahas sejarah tanpa

mengulas misteri warisan Belanda satu ini. Villa Yuliana terletak di Kabupaten Soppeng
termasuk bangunan tertua. Maka tak heran bila di sana konon terkenal angker.

Tidak bisa dipungkiri, tersiar kabar dari mulut ke mulut lokasinya hingga kini masih menjadi
hunian favorit makhluk halus. Bagi penggemar hal-hal berbau mistis tidak ada salahnya "uji
nyali" ke Villa Yuliana dan rasakan sendiri aura mistisnya. Villa yang dibangunan sejak
tahun 1905 silam tersebut, sudah beralih fungsi menjadi Museum.

Meski demikian, roh-roh halus masih betah menghuni Villa tua ini. Menurut selentingan
kabar dari teman, sering kali muncul penampakan noni-noni Belanda. Selain itu, di museum
yang disebut dengan Latemmamala ini juga terdapat fosil gajah purba.

Model benda berupa Guci peninggalan Belanda terlihat menyeramkan sehingga aura mistis
akan muncul. Guci ini benar-benar dianggap sebagai pusat kerajaan gaib di villa Yuliana.

Sesuai dengan catatan yang ada, Villa Yuliana merupakan nama ratu dari Kerajaan Belanda
yaitu Ratu Yuliana. Pada masa itu, Villa ini sengaja dibangun sebagai tempat peristirahatan
Ratu Belanda.

Salah satu hal misterius yang sering menjadi cerita saat ini, munculnya sosok ratu Belanda di
dalam Villa Yuliana. Suara aneh dan juga desahan wanita kerap kali muncul di tengah
malam.

Sejumlah orang mengakui bahwa tempat ini masih dihuni oleh banyak roh halus penghuni
Villa di masanya.

Misteri menyeramkan. Munculnya suara-suara aneh sering kali muncul dan menghantui para
penginap. Seperti suara anak kecil tertawa terbahak-bahak dan terlihat berisik seperti sedang
bercanda ria. Kemudian ada suara anak kecil menangis sehingga menambah suasana semakin
mistis. Suara-suara yang tak wajar inilah membuat penghuni merasa takut sehingga tidak
betah berlama-lama bermalam di Villa Yuliana ini.

Di masa lalu, ruangan bawah tanah Villa Yuliana ini tak hanya dijadikan sebagai tempat
memasak saja, tetapi juga digunakan sebagai tempat persembunyian.

Tak sedikit orang penasaran melakukan uji nyali di gedung tua ini. Sebagian masyarakat
Soppeng meyakini bahwa Villa Yuliana seram dan ada pula yang mengatakan hanya mitos
belaka. Benar tidaknya misterius Villa Yuliana, menjadi misteri Alloh SWT. Villa tersebut
sudah dikenal sebagai bangunan tua yang menyimpan sejuta hal mistis.

Kini, Villa Yuliana tercatat sebagai salah satu bangunan misterius yang melegenda di
Indonesia.
Sejak  tahun 1957 sampai dengan tahun1992, villa ini sudah tidak digunakan, kemudian pada tahun 1992
sampai dengan tahun 1995, villa ini di fungsikan sebagai asrama pegawai bujang Pemda, Polisi Pamong Praja
dan Dinas Pemadam Kebakaran. Sekarang ini bangunan tersebut berfungsi sebagai Museum Daerah dan juga
sebagai kantor bidang Kebudayaan dan Kesenian, villa ini juga sudah terdaftar sebagai benda cagar budaya.

a.      Denah, Bentuk, dan Tata Ruang

Villa Yuliana dibangun sekitar tahun 1900-an, dan pada umumnya arsitektur di Hindia Belanda pada Abad ke 18
dan 19 didominasi oleh gaya yang disebut sebagai Indische Empire. Bentuk denahnya simetri penuh dengan
ukuran 16,5 m x 12,6 m, temboknya yang tebal, plafon yang tinggi, lantai marmer, beranda depan dan belakang,
peletakan kamar tidur, semuanya persis sama seperti arsitektur gaya Indische Empire, akan tetapi pemakaian
teras keliling pada bangunan sudah tidak dipakai lagi, sebagai gantinya dipakai elemen penahan sinar seperti
pada arsitektur kolonial modern.
Villa Yuliana dibangun 2 lantai, bentuk denah lantai 2 sama dengan denah lantai 1, pada Lantai 1, ditengah
terdapat apa yang disebut sebagai Central Room, sebagai  penghubung ruang yang terdiri dari kamar utama dan
kamar lainnya, didalam kamar utama terdapat kamar mandi yang  saling bersebelahan. Central Roomtersebut
berhubungan langsung teras depan dan teras belakang. Pada teras depan terdapat tangga kayu menuju ke
lantai 2, sedangkan pada teras belakang terdapat tangga beton yang menuju ke lantai 2.
Dibelakang bangunan utama, terdapat bangunan tambahan, bangunan ini biasanya untuk bagian servis, seperti
umumnya bentuk denah bangunan gaya Indische Empire, bangunan ini dibangun tidak sejaman dengan
bangunan Villa, tidak ada keterangan mengenai kapan bangunan ini dibangun.
b.     Orientasi bangunan menghadap ke Barat, yaitu arah matahari tenggelam sebagai bentuk penyesuaian
terhadap lingkungan.

c.      Fasad/tampak bangunan villa Yuliana dengan skala bangunan yang tinggi berkesan megah dan kokoh.

d.        Penyangga atau dinding (tiang), pintu-jendela

Dinding tebal 40 cm dari pasangan batu bata, plester, langit-langit tinggi yang berasal dari tipologi Eropa, dengan
alasan interior lebih besar pasti lebih sejuk dibanding interior rumah dengan langit-langit rendah, bukaan dari
pintu dan jendela dibuat lebih besar, baik daun pintu maupun jendela dilengkapi dengan kisi-kisi yang berfungsi
untuk menjamin ventilasi silang yang efektif, terdapat tiang-tiang diserambi depan dan belakang, pada serambi
depan ukuran tebal tiangnya tidak sama, 68 cm, dan 80 cm, tiang-tiang tersebut menggunakan struktur busur
yang terbuat dari batu bata yang dipasang tegak lurus terhadap bidang lengkungan agar dapat menempel erat
satu sama lain saat menerima gaya tekan diatasnya, sedangkan pada serambi belakang menggunakan tiang
yang terbuat dari kayu seperti umumnya pada rumah tradisional Bugis.

e.        Bentuk atap pelana dengan kemiringan 45¢ª yang diadaptasi dengan iklim tropis,atap yang lebih curam
memungkinkan air hujan trpis mengalir lebih deras ke tanah, penutup atap menggunakan bahan sirap, seperti
umumnya pada rumah tradisional Bugis,  terdapat elemen pada atap yang biasa dinamakan gable seperti yang
banyak terdapat pada bangunan-bangunan di Belanda dan di Nusantara
f.         Penggunaan tower, tower atau menara ini secara fisik berfungsi untuk menambah estetika, menara ini
juga banyak di gunakan pada bangunan kolonial di nusantara. Menara tersebut ditumpu oleh suatu konstruksi
susunan bata yang berbentuk lengkung/busur.

g.        Pada lantai 2, terdapat teras yang digunakan untuk melihat pemandangan dari luar, teras ini ada
kemiripan dengan rumah tradisional bugis yang biasa di sebut dengan lego-lego,  yang merupakan bangunan
tambahan yang ada di depan rumah, yang biasanya dihiasi berbagai ornamen, baik yang berbentuk garis-garis
vertikal dan horisontal.

h.        Arsitektur bangunan Villa Yuliana bukan hanya telah beradaptasi dengan lingkungan setempat namun
pemakaian bahan bangunan juga telah menggunakan bahan bangunan setempat, seperti pada lantainya yang
terbuat dari papan di lantai 2, dan ubin dilantai 1,  serta penutup atap yang menggunakan sirap. (Ade)

Anda mungkin juga menyukai