Anda di halaman 1dari 39

Capital Budgeting Analysis

(ANALISIS USULAN INVESTSI)


Meaning of Capital Budgeting
Capital budgeting addresses the issue of
strategic long-term investment decisions.
Capital budgeting can be defined as the
process of analyzing, evaluating, and deciding
whether resources should be allocated to a
project or not.
Process of capital budgeting ensure optimal
allocation of resources and helps
management work towards the goal of
shareholder wealth maximization.
Why Capital Budgeting is so
Important?
Involve massive investment of
resources
Are not easily reversible
Have long-term implications for the
firm
Involve uncertainty and risk for the
firm
Kegiatan Capital Budgeting
Bagaimana mengestimasi cash flow
yang dihasilkan dari investasi tersebut
Bagaimana mengevaluasi cash flow
tersebut sehingga bisa diperoleh
kesimpulan apakah usulan investasi
tersebut layak dilakukan atau tidak
Ada beberapa langkah dalam
analisis keputusan investasi
(1) Menaksir aliran kas dari investasi
(2) Menghitung biaya modal rata-rata
tertimbang
(3) Mengevaluasi investasi tersebut
(4) Mengambil keputusan, apakah
investasi diterima atau tidak
Cash flow versus laba akuntansi
Keterangan Laba/Rugi Cash Flow
Penjualan Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Biaya tunai 600.000 600.000
Depresiasi 100.000
Laba Sebelum Pajak 300.000 400.000
Pajak (30%) 90.000 90.000
Laba setelah pajak 210.000 310.000
Incremantal cash flow
Aliran kas yang diperhitungkan adalah
aliran kas yang muncul karena
keputusan menjalankan investasi
Aliran kas yang tidak relevan tidak akan
masuk dalam analisis
Aliran kas yang relevan tersebut sering
disebut incremental cash flow
lanjutan

Contoh aliran kas yang tidak relevan


adalah sunk cost
Sunk cost adalah biaya yang sudah
tertanam. Keputusan menerima atau
menolak usulan investasi tidak
dipengaruhi oleh sunk cost . Contoh
sunk cost adalah fesibility study, biaya
riset pemasaran,
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu
investasi dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Aliran kas awal (Initial Cash Flow)
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow)
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow)
Aliran kas awal (Initial Cash Flow)

Merupakan aliran kas yang berkaitan


dengan pengeluaran untuk kegiatan
investasi.
Misalnya; pembelian mesin, gedung,
biaya pendahuluan, termasuk
kebutuhan modal kerja.
Aliran kas awal dapat dikatakan aliran
kas keluar (cash out flow)
Aliran kas operasional (Operational Cash
Flow)
Merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek
Biasanya diterima setiap tahun selama usia investasi,
dan berupa aliran kas bersih
Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan
aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow)

Aliran kas yang diterima sebagai akibat


habisnya umur ekonomis suatu proyek
investasi
Seperti sisa modal kerja, dan penjualan
peralatan proyek
Oleh karena itu yang termasuk
kelompok terminal cash flow adalah
nilai residu dan modal kerja
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-
keterbatasan antara lain
Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan
dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang
fleksibel
Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun
eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi
arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan,
maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus
pada budget kas. Misalnya; kondisi ekonomi yang kurang
stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
Cash flow memuat tiga bagian utama,

Cash in flow,
Cash out flow
Financing (pembiayaan), pada bagian
ini menunjukan besarnya net cash
flow dan besarnya kebutuhan dana
jika terjadi deficit.
Cash in flow
Pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber
dana yang akan diterima , jumlah dananya dan
waktu dalam periode tersebut, yang akan
dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan
kredit yang akan menjadi piutang, hasil
penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya.
Cash out flow
Pada bagian ini berhubungan dengan
pengidentifikasian semua kas yang sudah
diantisipasi, antara lain pembelian barang
dagang baku, pembayaran hutang, upah,
administrasi, dan pengeluaran lainnya.
Contoh :
PT Sagitarius sedang mempertimbangkan untuk mendirikan sutau
proyek investasi yang berlokasi di Bandung. Total investasi
diperkirakan sebesar Rp 1.000.000.000,- dimana Rp 100.000.000,-
sebagai modal kerja dan sisanya sebagai modal tetap. Investasi
diperkirakan mempunyai usia ekonomis 6 tahun dengan nilai residu
Rp 240.000.000,-. Proyeksi penjualan selama usia ekonomis
diperkirakan sbb:
Tahun Penjualan Tahun Penjualan
(Ribu Rupiah) (Ribu Rupiah)
1 700.000 4 820.000
2 740.000 5 860.000
3 780.000 6 900.000
JAWAB
Investasi Rp.1.000.000.000,- terdiri dari:
Modal Kerja Rp.100.000.000 dan modal tetap Rp. 900.000.000,
umur ekonomis 6 tahun dengan nilai residu Rp. 240.000.000

Penyusutan = 900.000.000-240.000.000
6
= Rp.110.000.000
Biaya tetap selain penyusutan Rp. 35.000.000, Biaya variabel 45%
dari penjualan.
Menghitung Cash flow
Ket Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
Cash In Flow
Penjualan 700.000 740.000 780.000 820.000 860.000 900.000

Cash Out Flow


Biaya Variabel 315.000 333.000 351.000 369.000 387.000 405.000

B. Tetap non Peny 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

B.Tetap peny 110.000 110.000 110.000 110.000 110.000 110.000


Total Cash Out Flow 460.000 478.000 496.000 514.000 532.000 550.000
Laba sebelum Pajak 240.000 262.000 284.000 306.000 328.000 350.000

Pajak 30% 72.000 78.600 85.200 91.800 98.400 105.000


lanjutan
EAT 168.000 183.400 198.800 214.200 229.600 245.000
Penyusutan 110.000 110.000 110.000 110.000 110.000 110.000

Nilai Residu - - - - - 240.000

Modal Kerja - - - - - 100.000

Cash Flow 278.000 293.400 308.800 324.200 339.600 695.000


Techniques of Capital Budgeting
Analysis
Payback Period Approach
Discounted Payback Period Approach
Net Present Value Approach
Internal Rate of Return
Profitability Index
Payback Period

Payback period adalah periode yang


diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi yang menggunakan
aliran cash netto / proceed.
Waktu yang diperlukan agar dana yang
ditanam pada suatu investasi dapat diperoleh
kembali seluruhnya.
Jika ada 2 buah usulan investasi, maka
usulan investasi yang diterima adalah yang
memiliki payback period yang paling cepat
Rumus Payback Period
Keuntungan Payback Period
Perhitungannya mudah dan sederhana;
Mempertimbangkan aliran kas dan
bukan laba secara akuntansi;
Sebagai alat pertimbangan risiko karena
makin pendek Periode Pengembalian
makin rendah risiko pengembalian.
Kelemahan Payback Period
Tidak dapat secara khusus menentukan
maksimalisasi perusahaan;
Tidak memperhatikan nilai waktu dari
uang;
Tidak dapat mengenali aliran kas yang
terjadi setelah Periode Pengembalian
(Payback Period)
Discounted Payback Period
Similar to payback period approach with one
difference that it considers time value of money
The amount of time needed to recover initial
investment given the present value of cash inflows
Keep adding the discounted cash flows till the sum
equals initial investment
All other drawbacks of the payback period remains in
this approach
Not consistent with wealth maximization
Net Present Value (NPV)

Net present value adalah selisih present value


dari keseluruhan proceed dengan present
value dari keseluruhan investasi.
Bila present value proceed > present value
investasi maka usul investasi diterima. Bila
present value proceed < present value
investasi maka usul investasi ditolak.
Rumus Net Present Value

Keterangan rumus:
NPV = Net Present Value (Nilai Bersih Sekarang)
CFt = Nilai Sekarang dari Aliran Kas masuk pada periode (t) yang
didiskonto pada tingkat yang sama dengan tingkat biaya modal
perusahaan
i = interest (bunga/biaya modal)
n = number of periode atau lama waktu atau periode berlangsung
investasi
t = time atau waktu
I = pengeluaran mula-mula atau nilai investasi awal (Initial
Investment)
Kelebihan dan kelemahan NPV
Kelebihan yaitu memperhitungkan nilai
ukur dari uang dan menggunakan
semua aliran kas selama umur
investasi.
Kelemahan yaitu membutuhkan
perhitungan yang tepat dan cermat
dalam menentukan tingkat bunga.
Internal Rate of Return (IRR)

Adalah suatu metode untuk mencari


present value seluruh aliran kas yang
akan diterima untuk disamakan dengan
present value dari investasi awal
dengan suatu tingkat bunga tertentu
IRR dicari dengan cara trial and error
(coba-coba)
Internal Rate of Return (IRR)

Jika dari hasil perhitungan NPV positif, maka harus dicari


atau dihitung lagi dengan discount factor yang lebih besar
sehingga diperoleh NPV negatif.
Jika NPV negatif, maka harus dicari dengan discount
factor yang lebih kecil, supaya diperoleh NPV positif.
Setelah diperoleh NPV positif dan negatif, maka dicari
dngan rumus :
NPV1
IRR = i1 + (i2 − i1 )
∑ PV 1 − ∑ PV 2
Kriteria keputusan untuk menerima atau
menolak suatu proyek menggunakan
IRR:
Jika IRR lebih besar dari biaya modal
maka proyek diterima;
Jika IRR lebih kecil dari biaya modal
maka proyek ditolak
PROFITABILITY INDEXS (PI)
Metode ini menghitung perbandingan
antara nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih dimasa yang akan
datang dengan nilai sekarang investasi.
Kalau profitability index lebih besar dari 1
maka proyek dikatakan menguntungkan,
kalau dibawah 1 merugikan.
Rumus Profitability Index (PI)
Contoh

Sebuah usulan investasi senilai Rp 120.000.000,00 akan


memberikan proyeksi

Tahun Proceeds (CF) DF 10%


1 60,000,000 0.9091
2 50,000,000 0.8264
3 40,000,000 0.7513
4 30,000,000 0.6830
5 20,000,000 0.6209
6 10,000,000 0.5645

Anda mungkin juga menyukai