PERSONALITAS NGOs
DALAM PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL MASA KINI
Oleh :
Hassya Aulia Nissa
Fakultas Hukum Universitas Udayana
Hassyaaulia@gmail.com
Abstrak
Sepak terjang NGOs sebagai lembaga independen yang menjadi garda terdepan
penegakan dan perlindungan hak asasi manusia dengan lingkup kegiatan yang lintas negara,
memberikan kontribusi yang tidak bisa di ingkari dalam perkembangan hukum internasional.
Terlebih dengan ikut sertanya NGO sebagai pihak yg aktip terlibat pada lembaga peradilan
internasional, dan keterlibatannya dalam penyusunan beberapa deklarasi penting dalam
masyararakat internasional. Sejalan dengan semakin banyaknya peran NGOs dalam
masyarakat internasional, maka dipertanyakan pula kedudukan dan kapasitas NGOs, sehingga
penulis menarik permasalahan tentang personalitas NGOs dalam perkembangan hukum
internasional masa kini. Penulisan ini merupakan penelitian hukum normatif (penelitian
doktrinal), dengan menitikberatkan pada konsepsi yuridis personalitas NGOs dalam Hukum
Internasional saat ini. Pembahasan di mulai dengan uraian definisi dan sejarah NGOs, berlanjut
pada kiprah NGOs selama ini khususnya di dalam penegakan hak asasi manusia, berikut
partisipasinya secara aktif dalam konvensi internasional yang di akhiri pada simpulan, bahwa
NGOs diakui sebagai subyek hukum internasional yang memiliki legal standing untuk menjadi
peserta baik dalam lembaga kuasi internasional maupun dalam forum konvensi internasional
dengan status personalitas yang terbatas.
Kata Kunci: Personalitas, NGOs, subyek hukum internasional.
Abstract
The actions of NGOs as an independent institution are at the forefront of enforcement
and protection of human rights with activities that cross national borders, make a contribution
that cannot be denied in the development of international law. Especially with the participation
of NGOs as those who are actively involved in international justice institutions, and his
involvement in the preparation of several important declarations in the international
community. with the increasing role of NGOs in the international community, hence the
position and capacity of NGOs is also questioned so the author draws a problem about the
personality of NGOs in the development of international law today. This article is a normative
legal research (doctrinal research), by focusing on the juridical conception of NGO
personalities in International Law. The discussion begins with a description of NGOs'
definitions and history, continued in the progress of NGOs so far, especially in the enforcement
of human rights, following his active participation in international conventions which
concluded at the conclusion, that NGOs are recognized as subjects of international law who
have legal standing to be participants in both quasi-international institutions and in
international convention forums with limited personality status.
Keywords: Personality, NGOs, subjects of international law.
38
Hassya Aulia Nissa : Personalitas NGos Dalam Pekembangan…………………………………….....38-51
39
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042
1
Ian Brownwlie, 2008, Principles of Public Specials, Volume 72, Martinus Nijhoff Publishers,
International Law, 7th ed., Oxford University Press, The Netherlans,h. 2-3
3
Oxford,h. 35; Steve Charnovitz, 2006, Non Governmental
2
Anton Vedder, 2007 Questioning the Organizations and International Law, The America
legitimacy of non govermental organization ini NGOs Journal of International Law, vol. 100, No.2
Involvement in International Governce and Policy, (Apr.2006), h. 352.
4
Sources of Legitimacy, Chapter 1, Nijhoff Law Ibid,-
40
Hassya Aulia Nissa : Personalitas NGos Dalam Pekembangan…………………………………….....38-51
5 6
Anna Meijknecht, 2001, Towards Steve Charnovitz, Op.cit.,h. 192.
7
International Personality; The Positions of Minorities Claudie Barrat, 2014, Status of NGOs in
and Indigenous Peoples in International Law, International Humanitarian Law, Graduate Institute of
Internesntia-Hart, Antwerpen-Groningen Oxford., h. International and Development Studies, vol. 14, Brill
34 Nijhoff, The Netherlands, h. 11-15.
41
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042
8 10
Ibid, h. 7 ICJ, 1949, Reparation for Injuries Suffered
9
Iriawan Hartanam 2016, Tips Profesional in The Service of The United Nations, April 11th
Integritas dan Komitmen dalam Bekerja, 1949,h. 179.
https://ot.id/tips-profesional/integritas-dan-
komitmen-dalam-bekerja.
42
Hassya Aulia Nissa : Personalitas NGos Dalam Pekembangan…………………………………….....38-51
11 13
Ian Brownlie, Op.cit.,h.60 Ibid.,h. 176
12
Ibid.
43
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042
NGOs adalah aktor didalam sistem hukum Ini berkorelasi dengan pendapat
internasional. Kelsesn terkait basic norm/grundnorm atau
Dalam pandangan konvensial norma dasar. Jus Cogens ini melahirkan
Personalitas Hukum Internasional adalah kewajiban internasional yang seringkali
sebuah entitas yang mempunyai kemampuan disebut dengan erga omnes.
untuk menguasai sejumlah hak dan Erga omnes adalah kewajiban yang
kewajiban internasional untuk dimiliki oleh seluruh masyarakat
14
mempertahankan hak-haknya. internasional dengan konsekuensi
Menurut Roland Portmann menimbulkan hak untuk bereaksi jika terjadi
perkembangan berapa konsep personalitas pelanggaran terhadap suatu norma. Hak ini
hukum internasional adalah: tidak hanya dimiliki oleh Negara atau
1. The State-Only Conception (Konsep Negara-negara yang menderita atau
Hanya Negara sebagai Subjek Hukum dirugikan secara langsung oleh pelanggaran
Internasional) tersebut tetapi juga dimiliki oleh seluruh
2. The Rcognition Conception (Konsep negara.
Pengakuan) Persoalan Personalitas yang penting
3. The Individualistic Conception (Konsep lainnya adalah international legal standing
Individualistik) atau locus standi atau jus standi yaitu
4. The formal Conception (Konsep Formal) kemampuan yang dimiliki oleh subyek
Advisory Opinion Mahkamah hukum untuk menyatakan/menyampaikan
Internasional meneguhkan bahwa untuk gugatan/pengaduan mereka ke pengadilan
menjadi sebuah subjek hukum internasional internasional bila terjadi sengketa.
yang mempunyai personalitas internasional c) Perwujudan pengaturan NGOs
harus memiliki kemampuan untuk Pengaturan NGOs sangat diperlukan
mempertahankan haknya mengajukan klaim untuk mengisi kekosongan norma hukum
ke lembaga penyelesaian sengketa mengenai status kesubjekannya. Tidak
internasional termasuk untuk adanya instrumen hukum internasional yang
mempertanggungjawabkan perbuatannya mengakui status kesubjekan NGOs dalam
jika melanggar kewajiban internasional. hukum internasional akan menyulitkan
Personalitasn internasional selalu NGOs untuk melaksanakan peran dan
berkaitan dengan Kewajiban internasional fungsinya dalam penyelenggaraan hukum
dari subjek hukum internasional. Ini internasional. Kebutuhan atas aturan hukum
seringkali berkaitan dengan hukum HAM, internasionanl yang mengatur secara eksplisit
hukum humaniter dan hukum pidana status hukum NGOs sebagai salah satu
internasional. Kewajiban internasional pada subjek hukum internasional dengan derajat
dasarnya bersumber pada jus cogens. Jus personalitasnya, merupakan hal yang sangat
cogen adalah norma wajib/norma yang penting.
mutlak harus ditaati tidak dapat dikurangi Dalam instrumen hukum
kandungan normanya dan hanya dapat internasional, dikenal adanya soft law dan
dimodifikasi oleh norma yang memiliki hard law sebagai perwujudan hukum. Dan
karakter yang sama.15 aturan internasional yang berkaitan dengan
NGOs terikat dengan hal itu, karena dua
14 15
Ibid Kutipan pasal 53 Konvesi Wina 1969
44
Hassya Aulia Nissa : Personalitas NGos Dalam Pekembangan…………………………………….....38-51
wujud aturan tersebut saling mengikat satu dari negara-negara yang berujung pada
sama lainnya. tingginya biaya yang diperlukan;
Sebagaimana instrumen hukum
(2) membutuhkan keseragaman diantara
lainnya, bentuk hukum internasional dikenal
perbedaan kebutuhan negara-negara; (3)
dalam dua bentuk, yaitu soft law dan hard
adanya kemauan/kehendak negara secara
law. Oleh karenanya, aturan hukum
sendiri-sendiri untuk mau atau tidak mau
internasional mengenai NGOs tentunya harus
terikat akan instrumen hukum
mengikuti pola yang sama.
internasional yang sah secara hukum
Keberadaan soft law dan hard law
berdasarkan prinsip kedaulatanl
didalam hukum internasional saling
(4)kesulitan untuk mengamandemen
melengkapi melalui 2(dua) cara: Pertama,
ataupun beradaptasi dengan
soft law yang tidak mengikat dapat berubah
perubahan/perkembangan hukum
menjadi hard law yang mempunyai kekuatan 18
internasional.
hukum mengikat (legally binding); kedua
Soft law bisa ditempatkan sebagai
hard lau yang mengikat secara hukum dapat
sampan darurat ketika hard law belum
dikembangkan melalui soft law.16
terwujud (meskipun dalam praktekteknya,
Jeffrey L. Dunoff mengemukakan
kelemahan soft law adalah sifatnya yang
bahwa instrumen-instrumen hukum
terlalu cair dan tidak tegas mengikat),
internasional dalam bentuk soft law secara
sehingga tidak terjadi kekosongan hukum
sadar digunakan untuk membantu
dalam praktek hukum internasional.
membentuk norma hukum kebiasaan
Berbeda dengan soft law, hard law
internasional (hard law). Perjanjian
memiliki karakter yang lebih mengikat
perjanjian internasional dan praktek negara
(mempunyai legally binding dan legal
negara memberikan kesempatan kepada soft
certanly). Sebagai bentuk perwujudan hukum
law untuk melengkapi/menambahkan dan
internasional yang idel, hard law
mengawali adanya perjanjian dan norma
menimbulkan kewajiban hukum yang
kebiasaan.17
mengikat (jelas sebstansi hukumnya; apa
Adanya kelemahan mendasar dari
yang harus ditaati dan apa sanksinya jika
sifat kekakuan hard law, maka soft law dapat
tidak ditaati) dan adanya delegasi
menjadi alternatif pencarian perwujudan
kewenangan untuk menginterpretasikan dan
hukum internasional tentang NGOs, seperti
mengimplementasikan hukum terkait.19
kita ketahui bersama, kelemahan hard law
Instrumen hukum internasional
adalah:
tentang NGOs dalam bentuk hard law
(1) pembentukannya membutuhkan waktu
terwujud berdasarkan kehendak negara-
lama karena perlu adanya penyesuaian
negara untuk membuat, terikat dan
16
Gregory C. Shaffer & Mark A. Pollack, & Joanne Scott, 2006, Law and New Governance in
2010, Hard vs Soft Law: Alternatives, Complements, the EU and the US, Hart Publishing, Oregon,
and Antagonist in Internasional Governance, Minesota (Selanjutnya disebuti David,M, Trubekl II), h. 65-67,
19
Law Review, Vol. 94, No. 3, Kenneth W. Abbott et al, 2000, The
17
Jeffrey L. Dunoff et.,al, 2006, Concept of Legalization, International Organization
Internastional Law Norms, Actors, Process A problem Journal, Volume 54, Issue 3, Summer 2000,
Oriented Approach, Aspen Casebook Series, Second https://www.princeton.edu/amoraves/library/concept.
Edition, Wolters Kluwer, New York, h. 95. pdf, h. 418,
18
David M. Trubek et.al.,2006, Soft Law,
Hard Law and EUINtegration dalam Grainne de Burca
45
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042
melaksanakannya. Hal ini dapat terlihat dari Tanggung jawab NGOs secara umum
Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB di bidang Hak Asasi Manusia dapat
1996/31 tentang keberadaan NGOs yang ditemukan pada Resolusi Majelis Umum
dapat terlibat dalam kinerja PBB, melibatkan PBB A/RES/53/144 Declaration on the Right
NGOs sebagai salah satu penyusun instrumen and Responsibility of Individuals, Groups
hukum internasional, memasukkan NGOs and Organs of Society to promote and
sebagai salah satu stakeholders dalam konsep Protect Universally Recognized Human Rigts
pembangunan ekonomi internasional. and Fundamental Freedom.20
Status legal standing atas NGOs pada Pasal 18 ayat (2) dan (3) The United
instrumen law hard bisa di lihat pada EctHR Nations Declaration on Human Rigts
dan lembaga kuasi yudisial menegaskan Defender menyatakan:
bahwa negara negara sebagai subjek hukum ...(2) Individuals, group, institution
internasional utama mengakui eksistensi and non governmental organizations have an
NGOs sebagai salah satu subjek hukum important role to play and responsibility in
internasional dengan personalitas hukum safeguarding democracy, promoting human
internasional yang terbatas. rigts and fundamental freedom and
d) Personalitas Hukum Internasional contributing to the promotion and
Non Governmantal Organitation advancement of democratic societies,
Personalitas hukum Internasional institutios and processes.
NGOs, diawali pada Advisory Opinion (3) Individuals, groups, institutions
Reparation for Injuries Case 1949. and non govermental organizations also have
Setiap peserta/entitas yang terlibat di an important role and a responsibility in
dalam proses pembentukan instrumen hukum contributing, as appropriate, to the
internasional dapat dikualifikasikan sebagai promotion of the right of everyone to a social
subjek hukum internasional jika memenuhi and international order in which the rights
beberapa persyaratan; and freedoms set forth in the Universal
1) Kemunculannya karena memang Declaration of Human Rights and other
dibutuhkan oleh masyarakat human rights instruments can be fully
internasional; realized.
2) Secara nyata subjek hukum itu memang Selain pada instrumen hukum
eksis internasional, Kewajiban internasional para
3) Eksistensinya menunjukkan adanya NGOs juga dapat dilihat pada masing masing
keinginan (will) dan kemampuan statuta pendiriannya.
(capacity) Statute of Amnesty International
Sebagai subjek hukum internasional yang diamandeman terakhir pada tahun 2017:
yang sudah diakui, NGOs mempunyai (1) membantu masyarakat internasional
kewajiban internasional (erga omnes). untuk dapat menikmati/memenuhi HAM
Kewajiban internasional (erga omnes) NGOs yang tertuang dalam UDHR dan
dibagi menjadi 2 (dua) bidang, yaitu: instrumen HAM Internasional lainnya.
1) Bidang Hak asasi Manusia.
20
Selanjutnya disebut dengan The United
Nations Declaration on Human Rights Defenders
46
Hassya Aulia Nissa : Personalitas NGos Dalam Pekembangan…………………………………….....38-51
(2) berkwajiban melakukan penelitian dan Statuta Roma 1998 adalah dasar
aksi untuk mencegah dan mengakhiri kewajiban internasional di bidang
pelanggaran HAM. humanitarian bagi subjek hukum bukan
(3) berkewajiban untuk memastikan negara- negara.23 Sehingga menempatkan subjek
negara meratifikasi dan hukum bukan negara mutlak berkewajiban
mengimplementasikan instrument HAM untuk tidak melalukan kejahatan genosida
internasional. dan kejahatan kemanusiaan. Dan NGOs,
(4) membuat laporan bayangan (shadow selaku subyek hukum internasional terikat
report) mengenai keadaan HAM disuatu terhadap ketentuan tersebut.
negara yang di-submit kepada Human e) Hak Hak Internasional
Rights Council (HRC) PBB. Hak-hak internasional melekat pada
2) Bidang Hukum Pidana dan Humanitarian NGOs karena NGOs memiliki keinginan
International untuk melindungi hak-hak tersebut dan sudah
Konvensi Jenewa 1949 Article 3 ayat menjadi fungsi hukum untuk memberikan
(2) menyebutkan bahwa jaminan kepastian hukum. Keinginan NGOs
badan/lembaga/organisasi independen di ini bersumber pada legalitas dan personalitas
bidang kemanuasiaan, seperti ICRC dapat yang dimilikinya berdasarkan eksistensi
memberikan bantuan kepada para pihak yang nyata di dalam penyelenggaraan hukum
terlibat konflik. Berdasarkan pasal 9 internasional.
Commentary I Konvensi Jenewa I disebutkan Padasisi lain, hak-hak internasional
bahwa organisasi humanitarian selain ICRC NGOs muncul karena kepentingan dan
haruslah bergerak di bidang humanitarian aktifitas mereka untuk melindungi HAM,
dan bersifat imparsial namun tidak mengimplementasikan HAM yang dimuat
disyaratkan harus bersifat Internasional.21 dalam UDHR dan mengawasi implementasi
Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik HAM oleh negara-negara.
pengertian bahwa selain ICRC, NGOs yang Beberapa hak internasional yang dimiliki
bergerak di bidang humanitarian dan bersifat oleh NGOs:
imparsial, dapat dikategorikan sebagai (a) Hak untuk menyusun/membentuk
organisasi humanitarian, sepanjang NGOs perjanjian Internasional.
terkait tidak berada dibawah pengaruh politik Partisipasi NGOs dalam menyusun
ataupun militer dari pihak manapun. perjanjian internasional dimulai sejak
ICTY juga melalui keputusannya prepatory work/travaux preparatoires
menegaskan bahwa tidak hanya negara tetapi sampai dengan konferensi internasional.
subjek hukum negara, seperti grup teroris Beberapa instrumen hukum
atau organisasi dapat dimintai internasional yang melibatkan para NGOs
pertanggungjawaban atas tindakannya dalam penyusunannya, yaitu:
melakukan genosida dan kejahatan - UDHR 1948,
22
kemanusiaan.
21 22
Jean S. Pictet, 1952, Commentary Geneva ICTY, 1997, Prosecutor v. Dusko Tadic
Convention for the Amelioration of the Condition of a/k/a Dule, Judgment of 7 May 1997,
23
the Wounded and Sick in Armed Forces in the Field, Anna Karin Lindblom, 2005, Non
Geneva International Committee of the Red Cross, Governmental Organisations in International Law,
Switzerland, h. 108, Cambridge University Press, United Kingdom,
www.cambrige.org/9780521850889, h. 204.
47
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042
- Convention on the Prohibition of the Use, Common Article 3 dari Konvensi Jenewa
Stocpilling, Production and Transfer of 1949, Pasal 9/9/9/10 Konvensi Jenewa
Anti Personel Mines and on Their 1949, Pasal 5 dan 81 Protokol Tambahan
Destruction 1997 dan I (1977) Konvensi Jenewa 1949, Pasal 18
- Statuta Roma 1998. Protokol Tambahan II (1977) Konvensi
Tidak setiap NGOs dapat berperan Jenewa 1949 tentang perlindungan
aktip dalam pembentukan perjanjinan korban konflik bersenjata yang tidak
internasional. Ada Persyaratan bagi para bersifat internasional.
NGOs yang berpartisipasi dalam penyusunan 2. NGOs memiliki hak untuk mempunyai
perjanjian internasional, yaitu: akses terhadap orang yang perlu
- NGOs mempunyai nilai (value), dilindungi dalam konflik bersenjata. Hak
- kemampuan (capacity) dan NGOs untuk mempunyai akses ini
- integrity (integrity), didasari oleh kebebasan untuk bergerak
- mempunyai consultative status di Dewan (freedom of movement) sehingga negara-
Ekonomi dan Sosial PBB (diutamakan negara yang berkonflik harus
yang memiliki general consultative status memastikan bahwa para NGOs dan
dan special consultative status), organisasi humaniter lainnya diberikan
- tidak pernah terlibat dalam tindak pidana hak/akses agar dapat melaksanakan
(nasional maupun internasional). fungsinya untuk melindungi orang-orang
(b) Hak untuk berperkara di Lembaga (protected persons).
Penyelesaian Sengketa Internasional Pasal 125 Konvensi Jenewa III 1949
Ada beberapa lembaga penyelesaian dan Pasal 142 Konvensi Jenewa IV 1949
sengketa internasional dalam bentuk menyatakan bahwa memberikan jaminan
pengadilan dan kuasi yudisial yang dapat kepada organisasi religious, komintas
digunakan oleh NGOs untuk berperkara, pembebasan/pertolongan atau organisasi
yaitu: lainnya membantul mengunjungi para
- The European Court of Justice (ECJ) tahanan perang atau protected persons.
- The European Court of Human Rights Dewan keamanan PBB mengadopsi 2 (dua)
(EctHR) resolusi di tahun 1992, Resolution 770
- The Intern American Court and (1992)24 terkait keadaan di Former
Commision of Human Rights (IACtHR) Yugoslavia. Pada kedua resolusi tersebut,
- The African Court and Commision on Dewan Keamanan PBB memberikan jaminan
Human and Peoples Rights (AfCtHPR) segera, tanpa rintangan dan berkelanjutan
- World Banks Inspections Panel; kepada organisasi humaniter (termasuk
- Mekanisme Investigasi melalui North NGOs) untuk dapat mempunyai akses ke
American Free Trade Agreement camp penampungan, penjara di wilayah
(NAFTA) Side Agreement. Former Yugoslavia.
(c) Hak untuk Hukum Humaniter 3. NGOs memiliki hak untuk menyediakan
Internasional pertolongan kepada protected dalam
1. Hak NGOs untuk memberikan bantuan konflik bersenjata.
pada saat terjadi konflik dimuat dalam
24
UN Security Council, Resolution 770, 13 ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N92/379/66/IMG/N923
Agustus 1992, htps://documents-dds- 7966.pdf?OpenElement, Bagian pembukaan,.
48
Hassya Aulia Nissa : Personalitas NGos Dalam Pekembangan…………………………………….....38-51
25
UN Security Council, Statement by
President, UN Doc.S/PRST/1997/39, 23 Juli 1997,
https://undocs.org/S/PRST/1997/39, h.1,
49
P-ISSN : 2528-681X
Jurnal Muhakkamah Vol. 5 No. 1 Juni 2020 E-ISSN : 2598-8042
50
Hassya Aulia Nissa : Personalitas NGos Dalam Pekembangan…………………………………….....38-51
51