Rezky Wiranto - Keselamatan Kerja Di Laboratorium
Rezky Wiranto - Keselamatan Kerja Di Laboratorium
Selain itu disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil
besar dalam keselamatan kerja.Kedua faktor penting tersebut bergantung pada faktor
manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan dalam
laboratorium.
Sebab-sebab kecelakaan
Sikap dan tingkah laku para pekerja yang lalai menganggap remeh setiap
kemungkinan bahaya dan enggan memakai alat pelindung diri,menempati urutan
pertama sebagai penyebab kecelakaan.sikap dan tingkah laku demikian yang
sering dimiliki oleh para pekerja yang belum memiliki banyak pengalaman di
laboratorium.
Pengawas (Supervisor)
Kadang kala seorang pekerja tau akan bahaya dan tau pula keharusan memakai alat
pelindung diri,tetapi sangat sering dirasakan bahwa memakai alat pelindung banyak
menghalangi keleluasaan bergerak sehingga cenderung tidak memakainya.
Kalau hal itu tidak mendapat perhatian dari pihak pengawas,dapat pula menimbulkan
kecelakaan atau gangguan kesehatan.
Keracunan
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti asam sulfat,
asam klorida,natrium hidroksida,gas klor, dan sebagainya.Iritasi dapat berupa luka
atau peradangan pada kulit,saluran pernapasan dan mata.
Kebakaran dan luka bakar dapat terjadi akibat kurang hati-hati dalam
menangani pelarut-pelarut organic yang mudah terbakar.Seperti aseton,eter,alkohol
dan sebagainya.Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif
seperti peroksida dan perklorat.
Luka Kulit
Luka kulit, sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca.Luka sering terjadi
pada tangan atau mata karena pecahan kaca.
Lain-lain Bahaya
1) Bahan bahan kimia yang berbahaya,yang perlu kita kenal jenis,sifat cara
penanganan dan penyimpanannya.Contohnya: bahan kimia beracun,mudah
terbakar dan eksplosif dan sebagainya.
2) Teknik percobaan, yang meliputi bahan distilasi,ekstrasi,reaksi kimia dan
sebagainya.
3) Sarana laboratorium yakni, gas,air,listrik,dan sebagainya.
Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan tetapi praktis potensi bahaya
terletak pada keunikan sifat bahan kimia yang digunakan.Masing-masing sumber
beserta keterkaitannya perlu dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap
kemungkinan bahaya yang mungkin terjadi sehingga mampu mencegah atau
menghindarinya.Selain itu, perlu pula dipahami tentang alat pelindung diri serta cara
penagulangannya bila terjadi kecelakaan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
Pakaian di Laboratorium
Ketia melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak
tangan memegang dengan botol tersebut.
2) Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh
kotoran yang ada diatas meja.
3) Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.
4) Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume sehingga lebih muda.
Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam
Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan
Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi.Hindari satu sendok
untuk macam keperluan.
1) Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak
tangan .
2) Banyak peralatan terbuat dari gelas, hati - hati kena pecahan kaca.
3) Memasukkan gelas pada prop - karet gunakan sarung tangan sebagai
pelindung.
4) Saat menggunakan pembakar spritus hati - hati jangan sampai tumpah di meja
karena mudah terbakar.
5) Menggunakan bunsen harus diamati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
6) Berhati-hati bila mengencerkan asam sulfat pekat,asam sulfatlah yang dituang
sedikit demi sedikit dalam air,bukan sebaliknya.
Kecelakaan kerja bisa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati-
hati.Bila hal itu terjadi maka perlu di perhatikan hal-hal berikut:
1) Jangan panik
2) Minta bantuan tehadap rekan yang ada di sekitar, oleh karena itu dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
3) Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersebut
bila memungkinkan bilas sampai bersih,bila kena kulit jangan digaruk,supaya
tidak merata.
4) Bawalah keluar ruangan agar korban dapat menghirup udara oksigen.
5) Bilakeadaan korban mengkhawatirkan maka segera hubungi paramedic atau
dibawa ke rumah sakit terdekat secepatnya.
1) Jangan panik
2) Segera bunyikan alarm tanda bahaya
3) Identifikasi bahan yang terbakar (contoh: kebakaran kelas B: bensin,minyak
tanah dan air tidak boleh disiram dengan air.
4) Hindari menghirup asam secara langsung,gunakan masker atau tutup dengan
hidung dan sapu tangan.
5) Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
6) Cari Bantuan Pemadam Kebakaran , oleh karena itu No Telp. Pemadam
Kebakaran harus ada di Lab.
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja oleh karena
itu, kombinasinya harus dihindari:
Gas Berbahaya
tersebut adalah :
1) Bersifat Iritasi gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin, sulfur dioksida (cermati
baunya yang menyengat)
2) Karbon monoksida sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas
tersebut dihindari, karena tidak berwarna, dan tidak berbau;
3) Hidrogen sianida berbau seperti almond Hidrogen sulfida dikenali dari baunya
Hidrogen selenida (H2Se) gas yg sangat beracun.
Selain yang dijelaskan di atas ada hal-hal lain yang perlu diketahui oleh para
pekerja atau praktikan di laboratorium tentang keselamatan kerja di
laboratorium,misalnya:
Tingkat Komersial
Digunakan untuk kebutuhan indutri,jarang untuk tujuan analisis kimia
kecuali:
a. Untuk larutan pembersih/pencuci
b. Untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstrative)
Tingkat Farmasi
Tingkat kemurnian memenuhi pembakuan USP (United States
Pharmacopeia). Biasa digunakan untuk kebutuhan bidang farmasi dan
kedoktean, sebagai pereaksi kimia di laboratorium kecuali untuk analisis
kimia
Tingkat Murni
General purpose reagent,GPR
1) Kemurniannya jauh diatas tingkat farmasi
2) Tidak ada ketentuan khusus aturan kebakuan kemurnian, tergantung
pabrik pembuatnya
3) Umumnya digunakan untuk analisis kimia
Tingkat Pereaksi
Pro Analysis,p.aa.; Analar Reagent,AR; Guaranteed Reagent,GR
1) Tingkat kemurnian memenuhi aturan kebakuan ACS (The American
Chemical Society Commmittee on Analytical Reagents.Pabrik
pembuatnya selalu mencamtumkan pernyataan pada label
pereaksi:’conforms to ACS Specifications”
2) Memenuhi persyaratan analisis
Examples:
Klasifikasi B3
1) Mudah meledak (explosive)
2) Pengoksidasi (Oxdizing)
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
4) Sangat mudah menyala (highly flammable)
5) Mudah menyala (flammable)
6) Amat sangat beracun ( extremely toxic)
7) Sangat beracun (highly toxic)
8) Beracun ( moderately toxic)
9) Berbahaya (harmful)
10) Korosif (corrosive)
11) Bersifat iritasi (irritant)
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
13) Karsigenik (carcinogenic)
14) Teratogenik (teratogenic)
15) Mutagenik (mutagenic)
Sampah Kimia
o Bahan Karsinogenik
Penyimpanan:
Penanganan:
-Bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus segera dicuci dengan air
dingin selama 5menit.
Pembuangan:
-Limbah karsinogenik dibuang dalam wadah berlabel dan tertutup serta terpidah
dari bahan kimia lainnya.
o Limbah Biologi
1) Membakar sampah botani dan zoology merupakan jalan terbaik utnuk
meyakinkan bahwa bahan-bahan busuk tsb tidak resiko
membahayakan kesehatan.
2) Preparat biologi,stains,fixative dan clearing agents kemungkinan besar
toksik sebagai tidak boleh dibuang ke sistem drainase umum.
3) Sampah harus ditempatkan pada wadah tertutup dan diberi label.
4) Sampah yang mengandung mikrooganisme harus di autoclave terlebih
dahulu.
5) Sampah biologi dan mikrobiologi dalam jumlah besar sebaiknya
dimusnahkan dalam incinerator.
o Sampah Plastik
1) Jangan dibakar,kecuali dalam alat pembakar khusus.
2) Sampah plastik jangan dikubur,sebaiknya dibuang pada wadah khusus
pembuangan plastik.
o Sampah-sampah lain
1) Sampah kertas dibuang dalam wadah khusus untuk kertas dan sebaiknya
dibakar dalam satu tepat pembakaran.
2) Sampah-sampah yang tajam (mata pisau,syringe,jarum)harus ditempatkan
dalam kotak khusus dan tidak boleh docampur dengan sampah yang
lainnya.
1. 6 Teknik Pelarutan & Pengenceran
A. Teknik Pelarutan
Hal Langkah
1. Sifat analisis 1 Tetapkan: kualitatif atau
kuantitatif (sesuai tujuan analisis)
B. Teknik Pengenceran
o Teknik pengenceran dari cairan pekat
Pra pengenceran:
- Hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur.
- Ukur volume akuades tersebut dan siapkan digelas kimia.
Pencampuran/pelarutan:
- Segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk ke dalam gelas
kimia yang berisi akuades.
- Hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran,tambahkan sesuai dengan
kekurangan akuades.
o Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Cara:
Mengukur akuades (hasil hitung) dengan gelar ukur (berukuran sesuai dengan volume
akhir larutan,Kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya ke dalam gelas ukur tersebut
sampai volumenya mendekati tanda batas, lanjutkan penambahan tetes per tetes
sampai tanda batas volume akhir yang diharapkan.
Terbuat dari gelas, dapat di panaskan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam
jumlah relative kecil.
o Pengaduk gelas
Terbuat dari kaca panjang berukuran 15cm, salah satu ujung pipih, dipakai
untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia ketika melakukan reaksi, untuk
membantu pada waktu menuang atau mendekati cairan dalam proses penyaringan dan
dapat juga berfungsi sebagai sendok.
Bukan alat pengukur volume, digunakan sebagai tempat larutan dan juga
dapat untuk memanaskan zat- zat kimia untuk menguapkan pelarut.
o Erlenmeyer
o Gelas ukut
o Buret
o Botol pencuci
Bahan dari plastic. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk
mencuci atau membantu saat pengenceran.
o Corong
Biasanya dari gelas, tetapi ada juga yang dari plastik. Digunakan untuk
menolong pada waktu memasukan cairan ke dalam wadah dengan mulut sempit.
Contohnya: botol<labu ukur,buret,dsb.
o Kuvet
o Penjepit
Penjepit logam digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan atau
untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.