Anda di halaman 1dari 38

TAR-336 Penelitian Arsitektur

ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW


MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Yamin, S., (2017). Perancangan Mebel Multifungsi untuk Apartemen Tipe
Studio. Jurnal Intra. 5 (2), 168-173.

Judul Review 01 (Pertama)_____________________________________


Perancangan Mebel Multifungsi untuk Apartemen Tipe Studio

Jurnal______________________________________________________
Jurnal Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
5 (2)

Halaman____________________________________________________
168-173

Tahun______________________________________________________
2017

Penulis_____________________________________________________
Samuel Yamin

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Merancang prabot agar dapat memenuhi banyak fungsi keseharian
dari pengguna apartemen tipe studio.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Meubel multifungsi secara harafiah dapat dipisahkan dan diartikan
meubel yaitu sebuah perabotan / furniture dan multifungsi adalah sebuah
hal yang memiliki banyak fungsi ataupun kegunaan. Dapat saya artikan
sendiri bahwa meubel multifungsi adalah furniture yang dapat berubah
dan dapat memiliki fungsi lebih dari satu buah saja. Contohnya, meja
belajar pada umumnya hanya dapat digunakan sebagai meja, tapi jika dia
multifungsi maka dia dapat berubah bentuk atau memiliki fungsi lain
(menjadi kursi dan sebagainya). (Yamin, 2017: 168).

Metode Penelitian_____________________________________________
Penulis melakukan survey kepada 30 responden yang telah diseleksi
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam perancangan. (Yamin,
2017: 169-170).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Mebel Multifungsi dengan bentuk geometris dimana banyak
menggunakan shape kotak dan bersudut, akan memudahkan mebel itu

1
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

sendiri dapat memenuhi banyak fungsi yang ada untuk apartemen tipe
studio (Yamin, 2017: 173).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Aronson,J. (1965). The Encyclopedia of Furniture.
Fabro, M. D. (1976). Modern Furniture. Third Edition. McGraw-Hill.
Gibson, S. (2017). Design Thinking 101.
Guptill, W. (1979). Human Dimension and Interior Space.
Himawan, SA. (2007). Serial Rumah Arsitektur & Aplikasinya. Jakarta: PT
Prima Infosarana Media.
Kho, W. K. (2015). Optimasi Akustik Ruang Multifungsi.
Meliana, F. (2015). Perancangan Temat Tidur Multifungsi untuk Anak.
Jurnal Intra, 3 (2), 334-338.
Mola, F. Z. (2007). New Small Spaces.
Pile, J. F. (2003). Interior Design. Third Edition. New York : Van Nostrad
Reinhold Company.
Wiliauri, M. (2015). Perancangan Mebel Multifungsi untuk Dormitory
Mahasiswa Desain.Jurnal Intra, 3(2), 38-44.

2
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Candra, C., Santosa, A., dan Rizqy, M. T., (2017). Perancangan Mebel
Multifungsi untuk “Daily Treats” Surabaya. Jurnal Intra, 5 (2), 322-
331.

Judul Review 02 (Kedua)_______________________________________


Perancangan Mebel Multifungsi untuk “Daily Treats” Surabaya

Jurnal______________________________________________________
Jurnal Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
5 (2)

Halaman____________________________________________________
322-331

Tahun______________________________________________________
2017

Penulis_____________________________________________________
Cynthia Candra
Adi Santosa
M. Taufan Rizqy

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Perancangan mebel multifungsi untuk Daily Treats Surabaya ini
merupakan perancangan yang bertujuan untuk merancang furniture yang
sangat fungsional untuk pembuatan salad buah serta dapat
menyampaikan visi dan misi Daily Treats itu sendiri yaitu menggunakan
furnitur kecil dengan fungsi yang optimal ditambah dengan visual yang
eye-catching.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Kata mebel dalam bahasa Inggris di terjemahkan menjadi furniture.
Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya
sebagai barang lepas di dalam interior asitektural. Kata mebel berasal dari
bahasa perancis, yaitu meubel, atau bahasa jerman yaitu mobel (Candra,
Santosa, dan Rizqy, 2017: 323).
Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat
dipindahkan, berguna bagi kegiatan/aktivitas manusia, mulai dari duduk,
tidur, bekerja, makan, memasak, bermain dan sebagainya, yang memberi
kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Barly,1977 dalam Marizar,
2005 dalam Candra, Santosa dan Rizqy, 2017: 324).

3
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Mebel juga merupakan salah satu produk olahan yang


pertumbuhannya amat pesat dalam beberapa dekade trakhir ini. Berawal
dari pekerjaan rumah tangga, produk mebel kini telah menjadi industri
yang cukup besar dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terdidik yang
tidak sedikit. Produk jenis ini secara prinsip dibagi dalam 2 kategori yaitu
mebel untuk taman (garden) dan interior dalam rumah (Manullang, 1991
dalam Candra, Santosa dan Rizqy, 2017: 324).

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif di mana dilakukan
wawancara terhadap penjual/pembuat salad buah Daily Treats Surabaya
dan kepada 30 orang yang sering bepergian ke acara bazar (Candra,
Santosa dan Rizqy, 2017: 324-326).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Bentuk dari Daily Treats Healthy Fruit Multifunction adalah bentuk
geometris, organic dan streamline. Penggunaan bentuk geometris untuk
mempermudah penggunaan terhadap furniture dan dapat beradaptasi
dengan ruang (unity) serta organik berguna untuk memberikan bentuk
yang tidak biasa atau langka dibandingkan furniture lainnya, maka akan
berkesan unik dan bentuk streamline untuk menghilangkan bentukan yang
tajam atau sudut agar aman dan mudah untuk dibersihkan.
Menggunakan warna alami dari buah apple dan warna cream untuk
laci bagian dalam buah apple untuk menambah keunikan visual dengan
warna yang sesuai serta dapat memberikan pesan bahwa booth tersebut
(Daily Treats) menjual makanan yang mengandung buah-buahan
(Candra, Santosa, dan Rizqy, 2017: 323).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Jamaludin. (2007). Pengantar Desain Mebel. Jakarta :Kiblat.
Joice, E. (2000). Encyclopedia of Furniture Making. New York: Sterling
Publishing Co.Inc.
Kristianto, M. G. Teknik Mendesain Prabot yang Benar. Yogyakarta:
Kanisius.
Kuswara, I. C. (2015). Perancangan Mebel Compact Multifungsi untuk
Tempat Tinggal Berukuran Kecil. Universitas Kristen Petra, Nomor :
00021390/DIN/2015.
Panero, J. dan Zelnik, M. (1979). Human Dimension and Interior Space.
United States, Canada: Whitney Library of Design.
Wijaya, C. (2015). Perancangan Portable Folding Furniture untuk Interior
Apartemen Tipe Studio. Intra, Nomor : 00021352/DIN/2015.
Wiliaury, M. (2015). Perancangan Mebel Multifungsi untuk Dormitory
Mahasiswa Desain. Intra, Nomor : 00021389/DIN/2015.
Yuvensius, K. C. (2015). Perancangan Mebel Multifungsi untuk Home
Office. Universitas Intra, Nomor : 00021403/DIN/2015.

4
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Agustino, E., Setiawan, A. P., dan Tanaya, F. (2018). Perancangan Flat
Pack Furniture. Jurnal Intra, 6 (2), 519-524.

Judul Review 03 (Ketiga)_______________________________________


Perancangan Flat Pack Furniture

Jurnal______________________________________________________
Jurnal Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
6 (2)

Halaman____________________________________________________
519-524

Tahun______________________________________________________
2018

Penulis_____________________________________________________
Erwin Agustino
Andreas Pandu Setiawan
Frenky Tanaya

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Penulis ingin memunculkan terobosan baru dalam pembuatan
furniture flat pack. Yaitu kemasan yang mudah dibawa oleh konsumen,
produk yang lebih praktis dan mudah dirakit.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Mebel atau furniture adalah perlengkapan rumah yang mencakup
semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata
movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan
lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap.
Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis furniture (1520-30
Masehi) (Agustino, Setiawan, dan Tanaya, 2018:520).
Perabot flat pack, merupakan bentuk furniture yang membutuhkan
perakitan terlebih dahulu sebelum digunakan (Agustino, Setiawan, dan
Tanaya, 2018: 520).

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal menggunakan
metode kualitatif (Agustino, Setiawan, dan Tanaya, 2018: 519).

5
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Hasil Penelitian_______________________________________________
Kemudahan untuk pengangkutan barang, dapat dibawa sendiri oleh
konsumen pada saat itu juga karena terdapat packing yang aman dan tipis
sehingga dapat dimasukkan di bagasi mobil pribadi.
Proses pemasangan juga sangat mudah, tidak memerlukan alat
bantu dan waktu yang lama.
Hal yang diperhatikan lagi selain efisiensi dan kemudahan adalah
bentukan produk yang modern dan unik, serta perpaduan warna yang
menarik. Bentukan dapat menarik minat masyarakat untuk membeli
produk ini. serta pemilihan material yang kuat dan berkualitas tinggi
(Agustino, Setiawan, dan Tanaya, 2018: 523).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal*___________________________


Baldwin, C. dan Clark, K. (2006). Modularity in the Design of Complex
Engineering Systems.
Ching, D. K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Edisi ke-1. Jakarta: Erlangga.
Ching, D. K. (1999). Arsitektur: Bentuk Ruang dan Susunannya. Edisi ke-
3. Jakarta: Erlangga.
Himpunan Desainer Interior Indonesia. (2006). Buku Pedoman Hubungan
Kerja antara Desainer Interior dan Pemberi Tugas. Edisi ke-1.
Jakarta: Himpunan Desainer Interior Indonesia.
Januminro. (2005). Rotan Indonesia: Potensi Budi Daya Pemungutan,
Pengolahan, Standar Mutu dan Prospek Perusahaan. Yogyakarta:
Kanisius.
Panero, J. dan Zelnik, M. (1979). Human Dimension and Interior Space.
United States, Canada: Whitney Library of Design.
Pile, J. F. (2003). Interior Design. Third Edition. New York : Van Nostrad
Reinhold Company.
Willhide, E. (2009). The Interior Design Directory. London: Quadrille
Publishing Limited.

6
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Wijaya, C., Kusumarini, Y., dan Suprobo, F. P. (2015). Perancangan
Portable Folding Furniture untuk Interior Apartemen Tipe Studio.
Jurnal Intra, 3 (2), 9-17.

Judul Review 04 (Keempat)_____________________________________


Perancangan Portable Folding Furniture untuk Interior Apartemen Tipe
Studio

Jurnal______________________________________________________
Jurnal Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
3 (2)

Halaman____________________________________________________
9-17

Tahun______________________________________________________
2015

Penulis_____________________________________________________
Cindy Wijaya
Yusita Kusumarini
Filipus Priyo Suprobo

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Merancang perabot yang dapat di terapkan di ruang / hunian dengan
luas yang terbatas.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Menurut Wardhani (1999) dan Marutzky (2002), kayu lamina atau
gluelam adalah papan yang direkat dengan lem tertentu secara bersama-
sama dengan arah serat paralel menjadi satu unit papan. Menurut manik
(1997), keunggulan teknologi laminasi sebagai berikut :
 Penggunaan material kayu lebih efisien, penyediaan kayu akan lebih
cepat dan murah karena potongan kayu yang tipis (sampai 5 mm),
pendek, serta ada cacat masih bisa digunakan untuk membuat
konstruksi.
 Mudah dilakukan pemerikasaan cacat karena dimensi bahan baku
penyusum laminasi lebih kecil dan tipis. Mudah dalam pemilihan
bahan penyusun laminasi yang baik tanpa cacat.
 Perlindungan berganda dapat dilaksanakan, kayu yangkerin dan
dijenuhkan (kayu oven) akan lebih tahan terhadap kerusakan, dan
sifat lapisan lem yang diciptakan khusus juga merupakan

7
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

perlindungan terhadap kerusakan pula (Sucipto, 2009: 1 dalam


Wijaya, Kusumarini, dan Suprobo, 2015: 10).

Metode Penelitian_____________________________________________
Dalam perancangan ini ada beberapa metode yang digunakan, yaitu
observasi mengenai kebutuhan penghuni akan furniture dan
menganalisisnya, mendesain furniture dan dianalisis kembali dan
membuat prototype. Metodologi yang digunakan ini disebut Stage of
Thinking (Ambrose, 2010: 12 dalam Wijaya, Kusumarini, dan Suprobo,
2015: 10).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Furniture dengan sistem lipat merupakan salah satu alternatif yang
baik untuk di terapkan di sebuah apartemen dengan tipe studio yang
memiliki keterbatasan ruang (Wijaya, Kusumarini, dan Suprobo, 2015: 10).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal*___________________________


Amborse, G. dan Harris, P. (2010). Design Thinking. Switzerland: AVA
Publishing SA.
Sucipto, T. (2009). Kayu Laminasi dan Papan Sambung.
Pile, J. F. (2003). Interior Design. Third Edition. New Jersey : Pearson.
Willhide, E. (2009). The Interior Design Directory. London: Quadrille
Publishing Limited.

8
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
William, Mulyono, G., dan Nilasari P. F. (2018). Peracangan Interior dan
Produk Portable pada Co-working Salon Zhang Hair di Surabaya.
Jurnal Intra, 6 (2), 343-349.

Judul Review 05 (Kelima)______________________________________


Peracangan Interior dan Produk Portable pada Co-working Salon Zhang
Hair di Surabaya

Jurnal______________________________________________________
Jurnal Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
6 (2)

Halaman____________________________________________________
343-349

Tahun______________________________________________________
2016

Penulis_____________________________________________________
William
Grace Mulyono
Poppy F Nilasari

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Merancang produk portable dengan fokus pada bidang kerja
hairstylist dengan tujuan untuk mambantu mempermudah pekerjaan
hairstylist dalam berbagai kondisi baik pada saat di outdoor yang
membutuhkan mobilitas tinggi ataupun pada saat di dalam ruangan
indoor.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Produk built in merupakan perabot fix yang akan menjadi bagian
utama pada interior salon (William, Mulyono, dan Nilasari, 2018: 347).
Produk portable dirancang untuk memfasilitasi dan memudahkan
pekerjaan hair stylit di dalam co-working salon atau pun diluar (William,
Mulyono, dan Nilasari, 2018: 347).

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode perancangan melibatkan pengumpulan data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi,
sedangkan data sekunder berupa data-data literature yang berkaitan
dengan topik perancangan. Tahap selanjutnya yaitu analisa data yang

9
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

dilanjutkan dengan proses perancangan interior dan produk, serta di akhiri


dengan realisasi produk. (William, Mulyono, dan Nilasari, 2018: 343).
Untuk mempermudah proses perancangan, penulis memilih metode
perancangan yang mengadopsi skema design thinking menurut Nielsen
Norman. Design Thinking merupakan sebuah proses berpikir untuk
menyelesaikan sebuah proyek dengan solusi yang kreatif dan inovatif.
Berikut uraian tahap-tahap dalam proses design thinking yang dipilih:
- Tahap understand merupakan tahapan awal dari proses
perancangan yang bertujuan agar desainer atau perancang dapat
memahami dengan baik objek perancangan. Tahap understand
terdiri dari 2 sub bagian yaitu empathize dan define yaitu, data-
data yang dikumpulkan berupa data literatur juga data lapangan
terkait dengan objek perancangan. Untuk memperkaya referensi
juga akan dilakukan survei untuk melakukan perbandingan data
(tipologi) terhadap beberapa objek yang sejenis dengan karya
perancangan. Dan tahap berikutnya Define Akan dilakukan
perumusan masalah dari data-data yang telah dikumpulkan
sebelumnya. Perumusan masalah berasal dari hasil analisa
beragam data dan kemudian dijabarkan dalam sebuah
Framework.
- Dengan Prototype, ide-ide yang telah dipilih akan dijabarkan
dalam sebuah konsep yang kemudian akan diwujudkan dalam
beragam prototype mulai dari moodboard, skematik, hingga
dokumen desain final dan juga maket perancangan 1:1.
- Tahap terakhir pada proses perancangan dimana tahap ini terdiri
dari 2 sub bagian yaitu test dan implement. Test, hasil desain
akan dipresentasikan dan diuji/ evaluasi untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari karya perancangan. Implement,
perancang akan melakukan pembuatan luaran produk berupa
maket presentasi sebagai produk akhir. Selain maket presentasi,
terdapat beberapa produk tambahan untuk mendukung
presentasi dan penjelasan desain yang ada seperti video dan
softcover desain, x-banner, serta skema warna dan bahan
(Norman, 2016 dalam William, Mulyono, dan Nilasari, 2018: 344).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Penggunaan shape geometris dan garis lurus tegas dipilih sebagai
dasar dari elemen desain produk portabel pada coworking salon. Bentuk
ini akan terlihat stabil dan sederhana, sehingga interaksi dengan ruang
dapat dicapai dengan baik (William, Mulyono, dan Nilasari, 2018: 345).
Penggunaan warna monochrome yang berasal dari branding logo
dan branding “ZHANG HAIR” yang diterapkan pada interior dan perabot
(William, Mulyono, dan Nilasari, 2018: 345).
Plywood menjadi material utama dalam proses produksi namun
dengan kombinasi beberapa material pendukung seperti cermin, akrilik,
stainless, plastik, dan almunium untuk menunjang fungsi perabot (William,
Mulyono, dan Nilasari, 2018: 346).

10
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal*___________________________


Chaurina, A. F., dan Estiyono, A. (2012). Desain Portable Workstation
Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia. Jurnal Teknik Pomits, 1(1),
1-6.
Kuno, Naomi. (2005). Tasteful Color Combination. Edisi 1.
Sarastia, D., U., dan E. N. Desain Furniture Set Berkonsep Space Saving
untuk Salon Kecantikan dengan Ruang Terbatas.
Norman, N. (2016). Design Thinking 101.

11
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Putri, A. A. (2016). Pengaruh Pemilihan Furniture pada Aktifitas Belajar
dan Bermain di Ruang Kelas Taman Kanak Kanak. Jurnal e-
Proceeding of Art & Design, 3 (3), 1115-1126.

Judul Review 06 (Keenam)_____________________________________


Pengaruh Pemilihan Furniture pada Aktifitas Belajar dan Bermain di
Ruang Kelas Taman Kanak Kanak

Jurnal______________________________________________________
e-Proceeding of Art & Design

Volume (Nomor)______________________________________________
3 (3)

Halaman____________________________________________________
1115-1126

Tahun______________________________________________________
Desember 2016

Penulis_____________________________________________________
Alyssa Amadea Putri

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari ergonomi
ruang terhadap aktifitas belajar dan bermain anak di Taman Kanak Kanak
di kota Bandung.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Manfaat dari furniture adalah untuk melengkapi kegiatan yang ada
disebuah ruang kelas dan untuk memberikan kenyaman serta keamanan
bagi penggunanya. Membahas furniture diruang kelas taman kanak kanak
berarti target pengguna yang perlu diperhatikan ialah anak-anak. Untuk
menjalankan manfaat dari furniture maka harus juga memperhatikan
keterkaitan antara furniture, aktifitas serta penggunanya. Ukuran standar
ergonomi furniture untuk anak anak jelas berbeda dengan ukuran
ergonomi furniture untuk orang dewasa. Pemilihan bahan material serta
finishing pada furniture untuk anak juga harus diperhatikan agar tetap
aman digunakan oleh anak anak ditambah dengan pemilihan warna yang
digunakan untuk furniture yang ada di ruang kelas (Putri, 2016: 1115).
Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan
nomos yang berarti hukum. Ergonomi dimaksudkan sebagai suatu cabang
ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi–informasi mengenai
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu

12
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem
tersebut dengan baik (Nurmianto, 2008: 1 dalam Putri, 2016: 1116).
Warna juga merupakan elemen penting dalam penataan ruang
dalam kelas untuk anak-anak. Seperti yang di katakan John Ombased
Simonds, warna membantu segi visualisasi dan kesan psikolog untuk
penampilan karakteristik suatu ruang. Warna yang bersifat menarik
perhatian, memberi kesan menggairahkan, merangsang otak, agresif,
berani dan perkasa (Laksmiwati, 1989 dalam Putri, 2016: 1118).

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif
daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode
sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam
menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus.
Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan
terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang
diwawancarai secara mendalam. Untuk memperoleh data, penelitian ini
dengan menggunakan metode observasi lapangan, literatur, wawancara
serta dokumentasi.
Pengumpulan data dengan metode wawancara yaitu mewawancarai
pengajar yang mengajar di dalam ruang kelas. Adapun hal yang dijadikan
acuan dalam pengumpulan data adalah terkait furniture yang memberi
pengaruh pada aktifitas di dalam ruang kelas yaitu spesifikasi furniturenya
adalah meja dan kursi belajar (Putri, 2016: 1119).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Sekolah Tutor Time International Preschool & Kindergarten,
Bandung memiliki ukuran furniture yang belum sesuai dengan ukuran
anak-anak yang merupakan pengguna dari furniture yang berada didalam
ruang kelas. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori yang didapatkan
khususnya untuk meja dan kursi belajar anak bahwa: “Dalam segi
ergonomi, berdasarkan kajian literatur didapat bahwa untuk ketinggian
dudukan kursi balita usia 3-5 tahun berkisar antara 30-35,5 cm,
sedangkan untuk lebar dan dalam kursi berkisar antara 27-33 cm”.
Untuk sudut sudut tajam yang seharusnya dihindari dalam furniture
dengan penggunanya anak-anak juga masih dapat dijumpai pada ruang
kelas sehingga hal ini merupakan hal yang seharusnya dapat lebih
diperhatikan pada desain dari furniture pada ruang kelas di sekolah.
Pemilihan finishing pada furniture juga harus diperhatikan untuk tetap
memberikan kenyaman dan keamanan yang baik bagi anak. Dan
penerapan warna perlu di pikirkan ulang agar warna pada furniture dapat
menyatu dan saling mendukung untuk membangun suatu suasana di
dalam kelas (Putri, 2016: 1125).

13
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Nurihsan, J. (2007). Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Sekolah
Pasca Sarjana UPI.
Potter dan Perry. (2005). Perkembangan Anak. Jakarta: EGC
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Suriansyah, Ahmad, dan Aslamiah. (2011). Strategi Pembelajaran Anak
Usia Dini. Banjarmasin: Comdes.

14
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Dewi, S., Suprobo, F. P., dan Nilasari, P. F. (2017). Perancangan
Furniture Set untuk Aktivitas Keluarga di Ruang Keluarga pada Area
Hunian. Jurnal Intra, 5 (2), 45-53.

Judul Review 07 (Ketujuh)_____________________________________


Perancangan Furniture Set untuk Aktivitas Keluarga di Ruang Keluarga
pada Area Hunian

Jurnal______________________________________________________
Jurnal Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
5 (2)

Halaman____________________________________________________
45-53

Tahun______________________________________________________
2017

Penulis_____________________________________________________
Stella Dewi
Filipus Priyo Suprobo
Poppy F. Nilasari

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Merancang furnitur set untuk memenuhi aktivitas pengguna yang
kompleks, tetapi diterapkan pada furnitur yang berbeda-beda dengan
sistem yang berbeda. Yaitu dapat mewadahi aktivitas penggunanya dalam
waktu yang lama (berkelanjutan). Dengan kata lain, furniture set berubah
seiring dengan berkembangnya kebutuhan dan aktivitas keluarga. Desain
furnitur dirancang dengan tujuan untuk perkembangan anak usia bayi
sampai balita, tetapi masih bisa digunakan saat anak bertumbuh besar
dengan memanfaatkannya menjadi fasilitas dan fungsi yang lain.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Multifungsi merupakan furnitur yang memiliki lebih dari 1 fungsi
dalam satu benda. Pada dasarnya furnitur multifungsi memiliki fungsi yang
sama dengan furnitur yang lain, akan tetapi furnitur multifungsi memiliki
nilai lebih. Karena dari segi ergonomi dan ekonomi menjadi alasan furnitur
tersebut banyak diminati. Furnitur jenis ini cocok untuk ruangan yang
sempit seperti apartemen tipe studio, rumah dengan tipe rumah
sederhana (Dewi, Suprobo, dan Nilasari, 2017: 46-47).

15
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode perancangan yang dilakukan menggunakan Design Thinking
Process yaitu discovery, observe, empathize, laverage stories to discover
insight, frame and reframe, ideate, decide, prototype dan validate your
idea (Dewi, Suprobo, dan Nilasari, 2017: 45-46).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Furniture set dirancang dengan sistem yang mudah, tidak memiliki
hardware yang sulit , dibentuk tanpa sudut yang tajam dan di-finishing
waterbased sehingga aman bagi anak. Furniture set dapat dengan mudah
disimpan, dibersihkan dan sistem maintenance yang mudah. Furniture set
dirancang menggunakan material yang kuat agar dapat digunakan dalam
kurun waktu yang lama (Dewi, Suprobo, dan Nilasari, 2017: 53).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Akmal, I. (2006). Seri Interior Pilihan Imelda Akmal Ruang Duduk Pilihan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Erly, W., Johanna. (2017). Serial Rumah Interior: Ruang Keluarga.
Jakarta: Prima Infosarana Media.
Sandjaya, Imelda. (2001). Ruang Duduk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

16
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Christany, M., Tulistyantoro, L., dan Kattu, G. S. (2018). Perancangan
Tempat Tidur Multifungsi untuk Apartemen Tipe Studio. Jurnal Intra,
6 (2), 775-779.

Judul Review 08 (Kedelapan)___________________________________


Perancangan Tempat Tidur Multifungsi untuk Apartemen Tipe Studio

Jurnal______________________________________________________
Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
6 (2)

Halaman____________________________________________________
775-779

Tahun______________________________________________________
2018

Penulis_____________________________________________________
Melissa Christany
Lintu Tulistyantoro
Grace S. Kattu

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Merancang tempat tidur multifungsi yang digunakan untuk mewadahi
aktivitas pengguna pada apartemen tipe studio yang belum terfasilitasi
secara keseluruhan. Tujuan perancangan furnitur dengan perubahan
fungsi, karakter, dan bentuk berguna untuk mewadahi berbagai aktivitas
pengguna berupa istirahat atau tidur dengan menerima tamu untuk
memaksimalkan fungsi ruang.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Menurut Dominic Bradbur, kota merupakan tempat yang indah untuk
ditinggali, menarik, inovatif dan mewah sehingga orang-orang kembali
menikmati kenyamanan dan eksotisme kehidupan perkotaan (Bradbury,
2000: dalam Christany, Tulisyantoro, dan Kattu, 2018: 777).
Tempat tidur sofa berlengan dengan mekanisme sistem lipat
merupakan perangkat sederhana yang ideal untuk apartemen tipe studio.
Sandaran lengan memberi gaya konvensional yang cocok untuk
digunakan beberapa orang bersamaan (Christany, Tulisyantoro, dan
Kattu, 2018: 775).
Tempat sebaguna adalah kebutuhan melipatgandakan penggunaan
sehingga dibutuhkan furnitur yang mudah dibersihkan dan memiliki

17
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

penyimpanan untuk mengatasi dampak atas keterbatasan pengguna


dalam membersihkan (Powers, 2001 dalam Christany, Tulisyantoro, dan
Kattu, 2018: 775-776).
Mendekor ruang tidur dengan mempertimbangkan antropometrik
dasar (sirkulasi ruang di sekitar tempat tidur, jarak bersih yang memadai
antara tempat tidur dengan furnitur lain, pengaruh tinggi ambang terhadap
garis pandang saat orang dalam kondisi bersandar) (Panero, 1979 dalam
Christany, Tulisyantoro, dan Kattu, 2018: 776).

Metode Penelitian_____________________________________________
Tahapan metode perancangan ini yaitu empathize, define, ideate,
prototype dan test.
- Emphatize, dalam perancangan ini dilakukan observasi masalah untuk
menemukan permasalahan yang digunakan dalam proses
perancangan. Melakukan survey lapangan untuk menentukan titik
lokasi apartemen sebagai tempat objek perancangan yang akan
digunakan serta mengobservasi permasalahan yang terdapat pada
lokasi perancangan untuk dianalisis kelebihan dan kekurangannya.
- Define, menentukan data pengguna, aktivitas pengguna, masalah
pada ruang serta kebutuhan produk interior pada ruang melalui survey
dengan wawancara dengan pengguna apartemen tipe studio
kemudian menganalisis permasalahan ruang yang terbentuk.
- Ideate, analisis permasalahan yang ditemukan kemudian digunakan
sebagai dasar dalam pembuatan konsep desain sehingga terdapat
solusi permasalahan.
- Prototype, pembuatan prototype 1:1 sesuai dengan desain akhir yang
terpilih dan pengaplikasian produk dalam ruang interior sehingga
dapat dirasakan dampak produk terhadap ruang yang terbentuk.
- Test, evaluasi produk untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
produk sebagai acuan dalam perancangan-perancangan selanjutnya
(Christany, Tulisyantoro, dan Kattu, 2018: 776).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Produk akhir berguna untuk menampung aktivitas pengguna,
sehingga berfungsi sebagai tempat tidur, tempat duduk (2-4 orang),
tempat mengerjakan tugas, makan, berdiskusi dan tempat penyimpanan
barang yang cocok digunakan pada apartemen tipe studio yang memiliki
keterbatasan ruang.
Bahan yang digunakan untuk dipan tempat tidur, tempat duduk dan
meja kerja adalah multipleks dengan finishing HPL. Dipan berwarna coklat
muda untuk memberikan kesan mewah dan bersahaja sedangkan meja
kerja berwarna coklat lebih tua untuk memberi aksen pada produk.
Rangka tempat tidur terbuat dari kayu kamper yang dilapis dengan busa
dan kain suede berwarna abu-abu untuk memberi kesan tenang.
Konstruksinya memakai sistem lipat, tarik-dorong dan semi knock-
down untuk mempermudah pengangkutan barang.
Produk dapat digunakan secara maksimal oleh 2-4 orang untuk
melakukan kegiatan mengerjakan tugas, makan dan berdiskusi. Cara

18
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

kerjanya yaitu tempat tidur dapat ditegakkan menjadi sofa, kemudian meja
dapat ditarik bersamaan dengan bench dan apabila meja ingin digunakan
dapat diangkat hingga berdiri sehingga terbentuk posisi duduk yang saling
berhadapan dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan diskusi
(Christany, Tulisyantoro, dan Kattu, 2018: 778-779).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Cahyaningtyas, A. D. (2016). Penggunaan Konsep Space Saving untuk
Apartemen Tipe Studio di Kota Bandung. Jurnal Desain Interior &
Desain Produk.
Powers, A. (2001). Apartment. United States: Rylan Peters and Small Inc.
Panero, J. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
Bradbury, D. (2000). Urban Living. Hong Kong: Midas Printing Ltd.

19
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Meliana, F., Setiawan, A. P., dan Wondo, D. (2015). Perancangan Tempat
Tidur Multifungsi untuk Anak. Jurnal Intra, 3 (2), 334-338.

Judul Review 09 (Kesembilan)__________________________________


Perancangan Tempat Tidur Multifungsi untuk Anak

Jurnal______________________________________________________
Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
3 (2)

Halaman____________________________________________________
334-338

Tahun______________________________________________________
2015

Penulis_____________________________________________________
Fenny Meliana
Andereas Pandu Setiawan
Dodi Wondo

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Tujuan dari perancangan ini ialah untuk memberikan solusi desain
terhadap masalah yang terjadi di lapangan berupa sebuah desain mebel
tempat tidur anak multifungsi yaitu untuk memenuhi fungsi yang
dibutuhkan oleh anak seiring berkembangnya usia dan aktivitas yang
dilakukan.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang cukup pesat,
penggunaan baby crib pun juga dapat dikategorikan memiliki masa pakai
yang cukup singkat (Meliana, Setiawan, dan Wondo, 2015: 334).

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode yang dilakukan pada perancangan ini diawali dengan
pengumpulan data, Pengolahan data, Analisis data, kemudian
perancangan. Konsep perancangan tempat tidur anak ini ialah sebuah
tempat tidur bayi yang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang yang
dikemas dalam sebuah desain mebel multifungsi untuk anak. Tema yang
digunakan ialah “Growth Baby Crib” yang memiliki makna pertumbuhan
serta perkembangan. Kata ini digunakan untuk mewakili sebuah mebel
yang dapat berkembang secara nilai fungsi dan memenuhi kebutuhan

20
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

sehari-hari anak dalam masa pertumbuhan. (Meliana, Setiawan, dan


Wondo, 2015: 335).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Growth Baby Crib memiliki empat fungsi utama yang berbeda antara
lain tempat tidur bayi sebagai fungsi awal, meja belajar, fasilitas duduk
dan juga fasilitas penyimpanan (Meliana, Setiawan, dan Wondo, 2015:
336).
Fasilitas prabot untuk anak meskipun memiliki empat fungsi yang
berbeda, namun hasil akhir dari rancangan desain tersebut hanya satu
buah mebel yang berfungsi sesuai dengan nilai fungsi yang terkandung
didalamnya (Meliana, Setiawan, dan Wondo, 2015: 336).
Beberapa kelebihan yang dimiliki ialah mebel multifungsi yang
praktis dan aplikatif. Fasilitas penyimpanannya bersifat tertutup yaitu
berupa laci sehingga barang didalamnya tidak mudah kotor. Sistem teknis
dan mekanis serta pengoperasiannya sangat mudah dipahami dan
diaplikasikan (Meliana, Setiawan, dan Wondo, 2015: 336).
Sebuah mebel tempat tidur anak dirancang secara multifungsi
sehingga memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan usia dan aktivitas
anak. Hal ini juga dapat membantu efisiensi prabot. (Meliana, Setiawan,
dan Wondo, 2015: 338).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Haekal, C. (2015). 6 Jenis Kayu yang Sering Digunakan untuk Membuat
Furniture
Himawan, S. A. (2007). Kayu dan Aplikasinya. PT. Gramedia.
Kristanto, M. G. (2003). Teknik Mendesain Prabot yang Benar.
Yogyakarta: Kanisius.
Sandjaya, I. (2002). Seri Menata Rumah Kamar Anak dan Remaja.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wadjdi, F. (2015). Mengenal Jenis-Jenis Kaca dan Penggunaannya.”
Bedah Rumah.
Wagiri, F. (2014). Kajian dan Perancangan Mebel Fleksibel pada Retail
Sepatu dan Tas Bergaya Modern.
Widagdo. (2001). Desain dan Kebudayaan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

21
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Arief T.F., B. dan Sakinat. (2011). Furniture Bergaya Tradisional Indonesia
pada Restoran Kampung Daun. Jurnal Itenas Rekarupa, 1 (1), 1-12.

Judul Review 10 (Kesepuluh)___________________________________


Furniture Bergaya Tradisional Indonesia pada Restoran Kampung Daun

Jurnal______________________________________________________
Itenas Rekarupa

Volume (Nomor)______________________________________________
1(1)

Halaman____________________________________________________
1-12

Tahun______________________________________________________
2011

Penulis_____________________________________________________
Boyke Arief T. F.
Sakinat

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Menentukan kesesuaian furniture terhadap gaya tradisional
Indonesia agar para pengunjung yang datang dapat merasakan suasana
kampung yang alami.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Secara fungsi, pengertian dari Furnitur atau mebel adalah perabot
yang memiliki tempat untuk menyimpan sesuatu dengan posisi tetap, atau
memiliki tempat tertentu di dalam ruangan dari bahan tertentu yang berdiri
sendiri. Apabila dilihat dari segi peruntukannya, furnitur dapat dibagi
dalam empat jenis yang diantaranya adalah tempat untuk menyimpan
sesuatu di atasnya, tempat menyimpan sesuatu di dalamnya, tempat
untuk berbaring atau tidur, dan tempat duduk (Jamaludin, 2007: 27 dalam
Arief T. F dan Sakinat, 2011: 3).
Pengertian dari furnitur tradisional Indonesia adalah objek berbentuk
perabot yang digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas manusia,
yang memiliki tempat untuk menyimpan sesuatu dengan posisi tetap, atau
memiliki tempat tertentu di dalam ruangan dari bahan tertentu yang berdiri
sendiri, yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupannya (Arief T. F dan Sakinat, 2011: 3).
Gaya Furnitur tradisional Indonesia dapatlah diartikan sebagai
kesamaan tertentu, jenis, atau tipe, yang berkenaan dengan bentuk,

22
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

penampilan, atau karakter dari objek berbentuk perabot yang digunakan


untuk mendukung berbagai aktivitas manusia, yang memiliki tempat untuk
menyimpan sesuatu dengan posisi tetap, atau memiliki tempat tertentu di
dalam ruangan dari bahan tertentu yang berdiri sendiri, yang telah
digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupannya (Arief T. F dan Sakinat, 2011: 3).
Di masyarakat Sunda dan Jawa cara makan secara tradisional
adalah duduk di lantai (Jamaludin, 2007: 3 dalam Arief T. F dan Sakinat,
2011: 3).
Pada sebagian masyarakat tersebut furnitur kemudian menjadi
perabot yang semakin dibutuhkan dalam kehidupannya, sementara untuk
sebagian lagi masih tetap dengan tradisinya tanpa furnitur. Adapun
furnitur yang digunakan pada masyarakat ini dibuat dengan bentuk yang
sederhana/simple dan fungsional, tidak berukir, menggunakan material
dari kayu atau bambu, dengan konstruksi sederhana menggunakan
sistem pen dan pasak/paku, serta tidak difinishing (Arief T. F dan Sakinat,
2011: 4).
Gaya furnitur tradisional Indonesia yang banyak dikenal sekarang ini,
dan seringkali dijadikan ciri khas furnitur tradisional Indonesia, seperti
Furnitur tradisional gaya Betawi, Cirebon, Jepara, Yogyakarta, Bali, dan
sebagainya, sebenarnya merupakan hasil dari proses akulturasi budaya-
budaya yang datang dan masuk kedalam budaya tradisi masyarakat asli
Indonesia yang telah terjadi selama berabad-abad. Perkembangan dalam
desain mebel (furnitur) di Indonesia dimulai pada masa kolonial,
merupakan warisan kolonial Belanda yang mengalami berbagai
perubahan atau inovasi bentuk. (Jamaludin, 2007: 3 dalam Arief T. F dan
Sakinat, 2011: 5).

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
berdasarkan teori-teori, penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
serta cenderung menggunakan analisis, dan wawancara dengan Ir.
Wahyu Edi Suwarno, IAI. selaku arsitek dari Kampung Daun (Arief T. F
dan Sakinat, 2011: 2-7).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Tema dan gaya perkampungan tradisional Indonesia serta prinsip
perkampungan yaitu tidak serba mengkilat, tidak dibuat rapih, dan tidak
dibuat serba keramik, menjadi ciri khas dalam desainnya. Oleh karenanya
seluruh bentuk penyelesaian secara arsitektural maupun desain
interiornya diarahkan pada konsep tersebut, termasuk dalam pemilihan
dan penyelesaian bentuk gaya furnitur yang digunakannya sebagai salah
satu komponen dari desain interior. Batasan desain furniturnya adalah
yang mendukung konsep gaya perkampungan tradisional Indonesia,
sehingga gaya furnitur yang digunakan pun haruslah gaya furnitur
tradisional yang digunakan di perkampungan Indonesia dengan ciri-ciri
berbentuk sederhana/simple dan fungsional, tidak berukir, menggunakan
material dari kayu atau bambu, dengan konstruksi sederhana

23
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

menggunakan sistem pen dan pasak/paku, serta tidak difinishing (Arief T.


F dan Sakinat, 2011: 8).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Jamaludin. (2007). Pengantar Desain Mebel. Bandung: Kiblat.

24
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Widiatmoko, R. dan Santosa, A. (2015). Perancangan Furniture pada
Hunian Kost Pekerja di Kawasan Surabaya Timur. Jurnal Intra, 4 (1),
63-72.

Judul Review 11 (Kesebelas)___________________________________


Perancangan Furniture pada Hunian Kost Pekerja di Kawasan Surabaya
Timur

Jurnal______________________________________________________
Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
4 (1)

Halaman____________________________________________________
63-72

Tahun______________________________________________________
2015

Penulis_____________________________________________________
Riza Widiatmoko
Adi Santosa

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.194.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Mengatasi permasalahan yang terjadi karena kompleksitas aktifitas
yang menyebabkan kebutuhan akan aktivitas ruang cukup tinggi.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Kata 'furniture' berasal dari bahasa lain mobile yang berarti movable,
dalam bahasa Perancis, mebel disebut 'fournir', yang berarti to furnish
sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan istilah furniture
(Postell, 2007 dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 66).
Mebel dapat digunakan untuk mendukung tubuh manusia yang
berperan dalam aktivitas sehari-hari, seperti aktivitas tidur, duduk, dan
istirahat. Beberapa jenis mebel untuk mendukung tubuh manusia antara
lain tempat tidur, kursi, kursi mobil, kursi pesawat, couch, hammock,
matras, sofa, dan kursi roda (Postell, 2007 dalam Widiatmoko dan
Santosa, 2015: 66).
Postell memaparkan bahwa hubungan yang erat antara manusia
dengan mebel timbul dari aktivitas manusia yang bergantung pada
karakteristik mebel. Karakteristik mebel ditentukan oleh beberapa hal,
seperti sikap manusia ketika melakukan aktivitas makan, membaca buku,
bekerja dengan komputer, dan menulis di meja. Observasi dan analisis

25
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

korelasi antara mebel, tubuh manusia, dan aktivitas, akan membantu


desainer memahami secara mendalam mengenai fungsi optimal dari
sebuah mebel, apakah performanya baik atau tidak (Postell, 2007 dalam
Widiatmoko dan Santosa, 2015: 66).
Jenis mebel yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang
meliputi lemari baju, lemari buku, dan lemari piring. Jenis mebel
freestanding bersifat mudah dipindahkan, sementara built-in storage, wall
mounted cabinet, dan pantry bersifat tetap atau tidak dapat dipindahkan
(Postell, 2007 dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 66).
Menurut Marizar, kategori desain mabel termasuk dalam desain
fungsional, yaitu desain yang banyak memberikan pelayanan atau fasilitas
pada kegiatan manusia. Untuk membuat mebel diperlukan persyaratan
dan prinsip-prinsip yang berorientasi pada seluruh anatomi dan ukuran
manusia, keadaan jasmani, cara bergerak, cara bersikap, dan tuntutan
selera manusia (Marizar, 2003 dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 66).
Menurut Marizar, titik tolak perencanaan mebel adalah manusia yang
memiliki beragam kegiatan dengan berbagai tuntutannya. Tuntutan
tersebut meliputi keinginan tidur secara nyaman, keinginan duduk dengan
santai, keinginan keselamatan di dalam pekerjaan, keinginan akan
keindahan, keinginan praktis, dan sebagainya. Semuanya itu merupakan
tuntutan yang harus dipenuhi secara sistematik (Marizar, 2003 dalam
Widiatmoko dan Santosa, 2015: 66).
Menurut Marizar, nilai kenyamanan, keamanan, keselamatan,
keindahan, efisiensi, dan simbolik pada mebel akan terpenuhi apabila
melewati proses perancangan mebel yang sesuai dengan fungsi (Marizar,
2003 dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 66).
Menurut Jungmin, ruang interior yang terpenuhi nilai praktis secara
fungsional dan keindahan memberi kenyamanan dan mendapatkan
kehidupan efisien bagi manusia. Biasanya pencitraan ruang dapat
diciptakan dengan unsur-unsur pembentuk ruang dan mebel digunakan
sebagai tanda yang menunjukkan karakter ruang (Jungmin, 2011 dalam
Widiatmoko dan Santosa, 2015: 66).
Setiap perencanaan/ penempatan mebel pada sebuah ruang,
hendaknya memperhatikan desain mebelnya. Salah dalam pemilihan
desain, akan berakibat menyimpangnya suasana ruang dengan fungsi
dan tujuan yang diharapkan. Dalam memilih mebel dan penempatannya,
ada tujuan yang diharapkan, yaitu sebagai penunjang/ perlengkapan
ruang. Mebel-mebel yang digunakan dengan maksud ini, hendaknya
mempunyai desain yang dapat menunjang fungsi ruang (Ranti, 1990
dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 67).

Metode Penelitian_____________________________________________
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pada tahap pertama,
yang dilakukan adalah penjabaran desain yaitu menjabarkan tentang
tujuan tertentu dari latar belakang permasalahan yang akan dipenuhi oleh
sebuah desain (Santosa, 2005 dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 64).
Tahap kedua, mencari informasi yaitu dengan melakukan survei
terhadap objek lokasi perancangan. Survei untuk memperoleh data yang

26
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

dibutuhkan, penulis melakukan wawancara terhadap pengguna kost,


melakukan pencatatan/ penggambaran lokasi tentang keadaan pada
realita (Santosa, 2005 dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 64-65).
Tahap ke tiga, dari hasil pencarian informasi dengan melakukan
pendekatan secara kualitatif, data-data tersebut dianalisis dan kemudian
akan dijabarkan secara deskriptif, yaitu dengan menguraikan suatu objek,
suatu sel kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang, yang nantinya akan mempengaruhi hasil
perancangan. Sehingga hasil dari analisis, sesuatu hal yang dibutuhkan
dalam perancangan fasilitas mebel tersebut dapat muncul (Mulyana, 2002
dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015: 65).
Tahap ke empat, Tahap sintesis adalah tahap dari inti permasalahan.
Pada tahap ini permasalah dan kebutuhan akan dipelajari dan dicari solusi
pemecahannya hingga terbentuk alternatif desain (Mulyana, 2002 dalam
Widiatmoko dan Santosa, 2015: 65).
Kemudian Tahap kelima, agar dapat diuji kelayakan dan
keberhasilannnya, sampai sejauh mana desain mampu mengakomodir
kebutuhan serta keinginan pengguna, maka produk desain berupa
perancangan dalam format gambar kerja dan gambar penyajian perlu
diwujudkan dalam bentuk prototype dengan skala sesungguhnya, agar
pengguna dapat merasakan langsung efek yang ditimbulkan oleh desain
(bisa positif, bisa negatif), pengguna dapat melihat dan mengoperasikan
secara langsung konstruksi dan sistem teknis-mekanis mebel. Dalam
pengerjaan prototype sangatlah penting melakukan management
terhadap waktu, pengerjaan, biaya, supaya nantinya desain yang dibuat
sesuai dengan keinginan yang sudah ditetapkan (Santosa, 2005 dalam
Widiatmoko dan Santosa, 2015: 65).
Tahap terakhir, dalam penyajian desain nantinya, produk desain
perlu dievaluasi berdasarkan program-program yang telah ditetapkan
dalam analisis pemogramman melalui sebuah proses umpanbalik/ feed
back. Hasil uji desain ini nantinya akan dikembalikan ke permasalahan
awal apakah desain yang ditawarkan telah dapat menjawab rumusan
masalah atau tidak (Santosa, 2005 dalam Widiatmoko dan Santosa, 2015:
65).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Hemat, praktis, dan mandiri menjadi konsep perancangan mebel ini.
Mulai dari karakter rencana mebel, kebutuhan material yang harus ditekan
mungkin untuk tercipta desain yang efisien, serta mandiri yaitu dalam hal
pemenuhan kebutuhan pembuatan mebel ini yang berasal dari lingkungan
sekitar (mudah dicari dan sustainable). Aplikasi Konsep berupa :
1. Bentuk Bentuk dasar geometris menjadi fokus bentuk dalam
membuat mebel, karena bentuk geometris terutama kotak
merupakan bentuk paling efektif dan efisien dalam ruang sempit,
juga bentukan dasar yang mudah dalam melakukan transformasi
model.
2. Bahan Terdiri dari 3 bahan utama yang memiliki kelebihan dan
telah dianalisis berdasarkan tujuan dan manfaat, yaitu : Kayu

27
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

pinus (pengolahan palet bekas), Kayu kelapa (pengolahan limbah


kopra), Rotan (Widiatmoko dan Santosa, 2015: 72).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Mulyana, D. (2002). Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Rosdakarya.
Santosa, A. (2005). Pendekatan Konseptual dalam Proses Perancangan
Interior. Jurnal Dimensi Interior, 3(2), 111-123.
Postell, J. (2007). Furniture Design: Introduction to Furniture Design. New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Marizar, E. S. (2003). Designing Furniture: Teknik Merancang Mebel
Kreatif. Yogyakarta: Arisatya Yogaswara.
Jungmin, B. (2011). A Study on the Interelationship with Interior Space
and Furniture. Journal of Korea Institute of Interior Design, 20(3),127-
135.
Ranti, S. (1990). Mebel. Jakarta: PT. Midas Surya Grafindo.

28
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Laksono, P. W., Suhardi, B., dan Muhaimin, E. (2016). Perancangan Kursi
dengan Konsep Space-Saving Furniture dan Eco-Design pada
Apartemen di DKI Jakarta. Jurnal Rekajiva, 15 (2), 160-165.

Judul Review 12 (Keduabelas)__________________________________


Perancangan Kursi dengan Konsep Space-Saving Furniture dan Eco-
Design pada Apartemen di DKI Jakarta

Jurnal______________________________________________________
Rekajiva

Volume (Nomor)______________________________________________
15 (2)

Halaman____________________________________________________
160-165

Tahun______________________________________________________
2016

Penulis_____________________________________________________
Peringgo Widyo Laksono
Bambang Suhardi
Emirsyah Muhaimin

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Perancangan kursi untuk memenuhi kebutuhan penghuni apartment
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan konsep, yaitu Space-saving dan
eco-design.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Kursi merupakan furnitur yang sangat penting, dengan kursi kita
dapat duduk dengan nyaman. Kursi dapat digunakan saat bekerja, makan,
membaca, dsb. Saat ini banyak sekali kursi dengan konsep space saving
furniture yang sudah ada di pasaran. Space saving furniture adalah
furnitur yang didesain sedemikian rupa agar dapat menghemat ruang dan
memiliki fungsi tambahan (multifungsi). Kursi juga harus memeperhatikan
aspek ergonomi agar konsumen merasa nyaman saat menggunakan
kursi. Pada umumnya, bahan baku utama dari kursi adalah kayu
(Laksono, Suhardi, dan Muhaimin, 2016: 161).
Desainer produk bertanggung jawab untuk memilih material dan
membuat metode perancangan produk yang ramah lingkungan. Sehingga
produk tidak merusak lingkungan dari awal pembuatan hingga batas
waktu pemakaian (from cradle to grave). Konsep desain produk dengan

29
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

pertimbangan dampak lingkungan selama masa pemakaian (lifecycle)


disebut eco-design (Sanders, 1993 dalam Laksono, Suhardi, dan
Muhaimin, 2016: 161).

Metode Penelitian_____________________________________________
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah perencanaan produk
yang mencakup deskripsi produk, stakeholder produk, dan asumsi-asumsi
serta batasan-batasan yang berpengaruh pada penyusunan konsep
produk (Laksono, Suhardi, dan Muhaimin, 2016: 161).
Setelah itu dilakukan identifikasi kebutuhan pelanggan melalui
wawancara. Wawancara dilakukan pada 20 penghuni apartemen
(Laksono, Suhardi, dan Muhaimin, 2016: 161).
Tahap selanjutnya adalah penetapan spesifikasi produk. Pertama-
tama, tentukan derajat kepentingan setiap kebutuhan (Laksono, Suhardi,
dan Muhaimin, 2016: 161).
Setelah diketahui hierarki kebutuhan dan derajat kepentingannya,
maka dapat dibuat daftar metrik dan satuan metrik. Daftar metrik bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan dan metrik yang
merupakan inti dari proses penetapan spesifikasi produk (Laksono,
Suhardi, dan Muhaimin, 2016: 161).
Tahap berikutnya adalah penyusunan konsep. Penyusunan konsep
produk dilakukan dengan cara pohon klasifikasi, yaitu memisahkan
keseluruhan penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa kelas berbeda
yang akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan. Kemudian
dibuat tabel kombinasi konsep untuk mempertimbangkan kombinasi solusi
secara sistematis (Laksono, Suhardi, dan Muhaimin, 2016: 161).
Tahap terakhir adalah pembuatan desain berdasarkan alternatif
desain yang ditunjukkan oleh tabel kombinasi konsep (Laksono, Suhardi,
dan Muhaimin, 2016: 161).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Kursi memiliki fungsi tambahan yaitu kursi dapat berfungsi sebagai
tempat penyimpanan.
Kursi hemat tempat dan mudah dipindah yaitu kursi bisa dilipat, kursi
bisa digantung di dinding, atau kursi mudah dipindah.
Kursi nyaman dipakai, pengguna merasa nyaman saat duduk di
kursi, atau kursi memiliki sandaran punggung.
Kursi memiliki nilai visual tinggi, kursi memiliki desain yang
sederhana, atau kursi memiliki desain yang menarik.
Kursi ramah lingkungan dan tahan lama, kursi menggunakan
material yang tahan lama, atau kursi menggunakan material ramah
lingkungan (Laksono, Suhardi, dan Muhaimin, 2016: 162-163).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Akmal, I. (2007). Menata Apartemen. Jakarta: Gramedia.
Bridger, R.S. (1995). Introduction to Ergonomics. Singapura: Mc Graw-Hill.
Chiara, J.D. dan Callender, J.H. (1990). Time-Saver Standards for
Building Types. Singapura: Mc GrawHill.

30
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Chiara, J.D., Panero, J., dan Zelnik, M. (1992). Time-Saver Standards for
Interior Design and Space Planning. Singapura: Mc Graw-Hill.
Neufert, Ernst. (1996). Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.
Nurmianto, E. (2004). Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Surabaya: Guna Widya.
Panero, J. dan Zelnik, M. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior.
Jakarta: Erlangga.
Purnomo, Hari. (2013). Antropometri dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Rossi, M., Charon, S., Wing, G., dan Ewell, J. (2006). Design for the Next
Generation Incorporating Cradle-to-Cradle Design into Herman Miller
Products. Journal of Industrial Ecology, 10, 193-210.
Sanders, M.S. dan McCormick, E.J. (1992). Human Factors in
Engineering and Design. Singapura: Mc Graw-Hill.
Santoso, Gempur. (2013). Ergonomi Terapan. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.
Ulrich, K.T. dan Eppinger, S.D. (2001). Perancangan dan Pengembangan
Produk. Jakarta: Salemba Teknika.
Wignjosoebroto, S. (1995). Ergonomi: Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:
Guna Widya.

31
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Hudiaman, H., Arief. B., dan Wicaksana A. P. (2013). Kajian Bentuk Kursi
pada Food Court di Kota Bandung. Jurnal Rekajiva, 1 (1), 1-15.

Judul Review 13 (Ketigabelas)__________________________________


Kajian Bentuk Kursi pada Food Court di Kota Bandung

Jurnal______________________________________________________
Rekajiva

Volume (Nomor)______________________________________________
1 (1)

Halaman____________________________________________________
1-15

Tahun______________________________________________________
2013

Penulis_____________________________________________________
M. Hudiaman
Bambang Arief
Akbar Pangestu Wicaksana

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Meninjau kursi yang menjadi elemen penting dalam food court
sebagai fasilitas duduk yang didasari oleh kenyamanan pengguna atau
konsumen. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui trend desain kursi
yang dipakai di beberapa foodcourt di Kota Bandung.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Kursi harus dirancang untuk mampu menyangga serta menopang
berat dan bentuk tubuh pemakainya (Suyudi Haryono, 2009 dalam
Hudiaman, Arief, dan Wicaksana, 2013: 2).
Kursi pada Food Court umumnya menggunakan kursi tipe light chair
atau kursi yang ringan. Yaitu kursi yang bisa dipindahkan secara
bebas/moveable oleh pengunjung ataupun oleh pelayan. Tipe kursi pada
Food Court berbeda dengan tipe kursi yang digunakan pada café atau
restaurant. Hal ini dibedakan dengan tingkat kenyamanan (Hudiaman,
Arief, dan Wicaksana, 2013: 3).
Standar ergonomi pada sandaran kursi untuk fasilitas duduk adalah
dengan kemiringan 15° (Panero, 2003 dalam Hudiaman, Arief, dan
Wicaksana, 2013: 13).

Metode Penelitian_____________________________________________

32
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif, yaitu


paparan mengenai fenomena desain kursi yang ada atau dipakai di
foodcourt (Hudiaman, Arief, dan Wicaksana, 2013: 2).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
 Ukuran normal yang seharusnya tidak di terapkan dengan baik pada
kursi di Food Court The Kiosk. Selebihnya dari sisi keindahan, estetis
sudah cukup memberikan kepuasan bagi konsumen.
 Semakin baik kondisi fisik maupun penataan furniture khususnya kursi
maka akan semakin memberikan kenyamanan bagi orang yang
mengunjungi Food Court tersebut.
 Banyaknya ragam variasi furniture kursi turut menunjang kenyamanan
pengunjung pada Food Court terkait pengunjung yang beragam.
 Ergonomi yang baik dan benar untuk fasilitas duduk sebaiknya
memiliki kemiringan 15 ͦ sesuai dengan standar Dimensi Manusia
(Hudiaman, Arief, dan Wicaksana, 2013: 13-14).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Nurmianto, E. Dasar Perancangan meja & kursi Ergonomis, Jakarta.
Jamaludin. (2007). Pengantar Desain Mebel. Bandung: Kiblat.
Panero, J. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Terjemahan oleh
Kurniawan, D. Jakarta: Erlangga.
Neufert, E. (1997). Data Arsitek, Terjemahan oleh Tjahjadi, S. Jakarta :
Erlangga.
Ragam Material Finishing Untuk Interior. Dimensi Interior.

33
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Wibowo, O. J. (2017). Mebel Multifungsi Portable untuk Makeup Artist.
Jurnal Intra, 5 (2), 970-979.

Judul Review 14 (Keempatbelas)________________________________


Mebel Multifungsi Portable untuk Makeup Artist

Jurnal______________________________________________________
Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
5 (2)

Halaman____________________________________________________
970-979

Tahun______________________________________________________
2017

Penulis_____________________________________________________
Onny Julian Wibowo

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Menemukan solusi desain yang kurang efisien menjadi lebih efisien
dan nyaman bagi Makeup Artist dengan menggunakan konsep portable.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Kilmer memberikan pernyataan mengenai fakta mebel masa kini
sebagai berikut: “Pemilihan mebel dan penempatannya dapat melengkapi
atau bahkan mengurangi kebutuhan seseorang. Contohnya, beberapa
mebel dengan volume yang besar dapat memberi kesan skalatis yang
mengalahkan pengunanya, dan untuk menjangkau unit penyimpanan
dibutuhkan banyak peregangan karena sulit dijangkau dapat menimbulkan
rasa frustasi bagi pengguna” (Kilmer dan Otie, 1992: 491 dalam Wibowo,
2017: 971).
Portable merupakan kata dari bahasa inggris yang memiliki arti
ringan, mudah dipindahkan, dan mudah dibawa. Pengertian mebel
Portable adalah mebel/furniture yang bersifat ringan , mudah dipindahkan,
dan mudah dibawa (Wibowo, 2017: 971).
Meja rias karena difungsikan untuk tempat menaruh kosmetik maka
dilengkapi dengan cermin. Agar mempermudah penggunanya melihat
wajah dan bagian tubuh mereka ketika merias wajah atau memakai
kosmetik (Wibowo, 2017: 971).

Metode Penelitian_____________________________________________

34
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

Metode perancangan yang digunakan oleh perancang adalah


metode dari John Zeisel yang menyatakan bahwa setidaknya ada tiga hari
untuk praktek desain hari yang menawarkan kesempatan untuk kerjasama
penelitian / desain.
1. Desain Programing, Penelitian untuk desain suatu proyek tertentu.
2. Design Review, Penilaian desain untuk kesesuaian dengan existing
pengetahuan penelitian perilaku lingkungan.
3. Post Occupancy Evaluation, Penilaian proyek yang dibangun
digunakan dibandingkan dengan desain asli gol / hipotesis (Zeisel,
1981 dalam Wibowo, 2017: 971).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Solusi desain dengan menfokuskan desain pada fungsi-fungsi mebel
pada saat digunakan oleh makeup artist. Dengan desain yang simple dan
menggunakan sistem laci pada bagian:
 Storage dan memberi area workstation di sebelah kiri mebel.
 Desain yang simple dan menggunakan sistem sekat-sekat pada
bagian storage dan memberi area workstation di bagian tengah mebel
(Wibowo, 2017: 973-974).
Mebel Multifungsi Portable untuk Makeup Artist yang ada mencapai nilai-
nilai fungsi yang ada seperti multifungsi antara bidang kerja storage
makeup, fungsi koordinasi tatanan produk makeup dalam storage, fungsi
portable yang mudah untuk di pindahkan dalam penggunaannya, serta
fleksibel. Konsep portable workstation, menunjang kualitas dan
produktivitas kerja dengan ergonomi atau kenyamanan, kerapian,
keefisiensian, kemudahaan operasional kerja perias dan orang yang
dirias, memanfaatkan peluang dan daya saing produk dalam dunia
makeup (Wibowo, 2017: 978).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Kilmer, R. dan Otie. (1992). Designing Interiors. New Jersey: John Wiley
and sons, inc.
Macam-macam Jenis dan Peralatan Makeup. (2016).
Meja Rias. (2017).
Zeisel, J. (1981). Inquiry by Design: Tools for EnvironmentBehaviour
Research. United Kingdom: Cambridge University.

35
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

How to Cite__________________________________________________
Yusuf, M. C., Setiawan, A. P., dan Rizqi M. T. (2017). Perancangan Mebel
Fleksibel pada May May Salon Tunjungan Plaza Surabaya. Jurnal
Intra, 5 (2), 899-908.

Judul Review 15 (Kelimabelas)__________________________________


Perancangan Mebel Fleksibel pada May May Salon Tunjungan Plaza
Surabaya

Jurnal______________________________________________________
Intra

Volume (Nomor)______________________________________________
5 (2)

Halaman____________________________________________________
899-908

Tahun______________________________________________________
2017

Penulis_____________________________________________________
Michelle Cleodora Yusuf
Andereas Pandu Setiawan
M. Taufan Rizqi

Reviewer____________________________________________________
Valencia Ivena (17.184.0009)

Tujuan Penelitian_____________________________________________
Merancang mebel fleksibel pada May May Salon Tunjungan Plaza
Surabaya yang didasari oleh Analisis yang terdapat pada May May Salon.

Teori-teori Terkait dalam Jurnal_________________________________


Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat
dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk,
tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi
kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Yusuf,
Setiawan, dan Rizqi, 2017:901).

Metode Penelitian_____________________________________________
Metode perancangan yang digunakan berdasarkan metode
perancangan How Designers Think: The Design Process Demystified :
 First Insight
- Data literatur, Mencari literatur yang berkaitan dengan salon,
mebel fleksibel, dan material yang akan digunakan sebagai
landasan teori dari perancangan kursi salon.

36
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

- Data lapangan, Melakukan pengamatan pada lokasi salon terpilih


yaitu May May Salon Tunjungan Plaza.
- Data tipologi, Mencari data tipologi dari salon lainnya yang juga
berada di lokasi yang sama yaitu di Tunjungan Plaza untuk
melakukan perbandingan serta mencari kelebihan maupun
kekurangan dari objek sejenis yang sudah ada.
 Preparation
- Programming, Melakukan analisa dari data literatur, data
lapangan, dan data tipologi untuk menemukan masalah, setelah itu
mencari solusi yang dapat menjawab permasalahan sebagai dasar
untuk membuat konsep desain.
- Konsep desain, Membuat konsep desain sebagai dasar pemikiran
untuk menyelesaikan tuntutan desain berdasarkan masalah yang
terdapat dalam perancangan kursi salon fleksibel.
 Incubation
- Membuat skematik desain yang merupakan pengaplikasian dari
konsep desain dengan membuat beberapa alternatif desain yang
digunakan sebagai perbandingan hingga menemukan alternatif
desain yang sesuai dan dapat digunakan sebagai solusi untuk
permasalahan yang ada.
 Illumination
- Memilih alternatif desain terbaik yang sesuai dengan
permasalahan yang ada.
- Melakukan pengembangan desain untuk menyempurnakan
kekurangan-kekurangan dari alternatif desain yang sudah terpilih
hingga pemantapan desain.
 Verification
- Desain akhir berupa gambar kerja
- Maket Membuat maket presentasi sebagai perwujudan nyata kursi
salon fleksibel dengan ukuran yang lebih kecil, agar dapat
menemukan masalah yang sebelumnya tidak ditemukan pada
gambar alternatif desain.
- Prototype Membuat perwujudan mebel dengan skala 1:1 sebagai
hasil akhir dari proses pembuatan kursi salon fleksibel yang
terpilih.
- Laporan Perancangan Membuat laporan dari perancangan kursi
salon fleksibel yang sudah dikerjakan (Lawson, 2014 dalam Yusuf,
Setiawan, dan Rizqi, 2017: 899-900).

Hasil Penelitian_______________________________________________
Dari hasil analisis, dapat dilihat bahwa masalah yang terdapat pada
May May Salon adalah perbedaan ruangan antara tempat potong rambut
dan nail art yang kedua aktivitas tersebut merupakan aktivitas favorit pada
salon, selain itu jumlah mebel yang tidak sama antara mebel untuk
memfasilitasi kegiatan potong rambut dan nail art. Untuk mengatasi
masalah tersebut muncullah ide untuk membuat sebuah mebel fleksibel
yang didalamnya dapat menunjang kegiatan potong rambut sekaligus nail
art. Kursi salon fleksibel yang dirancang menggunakan material kayu

37
TAR-336 Penelitian Arsitektur
ARCHITECTURE JOURNAL REVIEW
MEBEL / FURNITURE

sungkai yang secara garis besar memiliki kualitas yang bagus dan dapat
dengan mudah diproses baik itu dipotong atau dibentuk, kayu ini berwarna
putih dan mempunyai tekstur yang bagus. Material berikut yang digunakan
adalah kulit sintetis, kulit sintetis dipilih karena keunggulannya yang tahan
terhadap air dan mudah untuk dibersihkan, kursi salon ini dapat
memfasilitasi kegiatan potong rambut, nail art, creambath, dan lainnya,
dengan bentukan yang tidak kaku yaitu bentuk geometris heksagonal,
pada bagian sandaran tangan terdapat gantungan kecil untuk menyimpan
tas (Yusuf, Setiawan, dan Rizqi, 2017: 907-908).

Daftar Referensi Terkait dalam Jurnal____________________________


Armstrong, J. (2006). The Official Guide to the City & Guilds Certificate in
Salon Services. Thomson Learning.
Baryl. (1977). Furniture dan Arsitektur.
Lawson, B. (2014). How Designers Think: The Design Process
Demystified. Edisi 2. Elsevier.
Manullang. (1991). Manajemen Personalia, Medan: Ghalia Indonesia.
Panero, J. dan Zelnik, M. (2003). Dimensi Manusia dan Ruang Interior,
Jakarta: Penerbit Erlangga.

38

Anda mungkin juga menyukai