ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................1
1.3 Batasan Masalah ..............................................................................1
iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN ............................................................................26
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ................30
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN ......................................36
LAMPIRAN D. BLANGKO PERCOBAAN ............................................................39
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Nilai Modulus Young dari berbagai jenis bahan ....................................3
Gambar 2.2 Batas Elastisitas pada benda Elastis .......................................................4
Gambar 2.3 Grafik hubungan gaya dengan pertambahan pegas ................................4
Gambar 2.4 Tanah liat dan Plastisin ..........................................................................5
Gambar 2.5 Benda Elastis ..........................................................................................6
Gambar 2.6 Bahan Elastis ..........................................................................................7
Gambar 2.7 Hubungan Tegangan-Regangan untuk baja lunak .................................8
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Modulus Young..............................................12
Gambar C.1 Batang Logam........................................................................................40
Gambar C.2 Jangka Sorong........................................................................................40
Gambar C.3 Mikrometer Sekrup ................................................................................40
Gambar C.4 Beban Bercelah ......................................................................................40
Gambar C.5 Penggantung Beban ...............................................................................40
Gambar C.6 Rel Aluminium ......................................................................................40
Gambar C.7 Batang Rel Aluminium ..........................................................................41
Gambar C.8 Statif Penyangga Balok .........................................................................41
Gambar C.9 Dial Indicator .........................................................................................41
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Batasan masalah dari Modulus Young ini terdapat 3 variabel yaitu variabel
bebas berupa massa. Variabel terikatnya adalah ketetapan panjang. Dan variabel
controlnya adalah Jenis logam.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F
A
E= ∆L ..................................................... 2.1
L
𝐹.𝐿
𝐸 = 𝐴.∆L ................................................... 2.2
𝜎
𝐸 = 𝑒 ...................................................... 2.3
Dengan :
F = Gaya (N)
2
A = Luas Penampang
e = Regangan
Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenisbenda (komposisi benda), tidak
bergantung pada ukuran atau bentuk benda. Nilai modulus Young beberapa jenis
bahan dapat kalian lihat pada tabel dibawah ini Satuan SI untuk E adalah pascal (Pa)
atau Nm2.
Gambar 2.1 Nilai modulus young dari berbagai jenis bahan [1]
3
molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam cenderung
untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.
Pada gambar 2.2 apabila sebuah gaya F diberikan pada sebuah pegas
panjang pegas akan berubah. Jika gaya terus diperbesar, maka hubungan antara
perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan dapat digambarkan dengan
grafik dibawah ini.
4
meregang secara linier. Jika F diperbesar lagi sehingga melampaui titik A, garis
tidak lurus lagi. Hal ini dikatakan batas linieritasnya sudah terlampaui kembali
ke bentuk semula. Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B,
pegas bertambah panjang dan tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya
dihilangkan. Ini disebut batas elastisitas atau kelentingan pegas. Jika gaya terus
diperbesar lagi hingga di titik C, maka pegas akan putus. Jadi, benda elastis
mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan melebihi batas
elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi menahan gaya sehingga akan
putus.
Contoh benda plastis adalah tanah liat dan plastisin (lilin mainan)
2.3 Tegangan
Setiap material (benda) adalah elastis pada keadaan alaminya. Maka jika gaya
luar yang bekerja pada benda tersebut akan mengalami deformasi tahanan ini yang
dipersatukan luas diistilahkan tegangan. Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu
5
gaya, benda tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan
gaya tersebut, yang berarti ada sejumlah gaya yang bekerja setiap satuan panjang
benda. Gaya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik
dengan luas penampangnya. Besar gaya yang bekerja dibagi dengan luas
penampangnya didefinisikan sebagai tegangan (stress).
𝐹
𝜎 = .................................................... 2.4
𝐴
Dengan
F = Gaya (N)
Perhatikan Gambar 2.5 yang menunjukkan sebuah benda elastis dengan panjang L0
dan luas penampang A diberikan gaya F sehingga bertambah panjang. Dalam keadaan
ini, dikatakan benda mengalami tegangan. Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang
menyebabkan perubahan bentuk benda. Tegangan (stress) didefinisikan sebagai
perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda dengan luas penampang benda.
2.4 Regangan
6
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang dengan
panjang awal. Contohnya benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik
pada tali, sehingga tali memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding
dengan berat beban yang dipikulnya (gaya aksi reaksi). Respon perlawanan dari tali
terhadap beban yang bekerja padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus
juga meregang sebagai efek terjadinya pergeserakan internal di tingkat atom pada
partikel-partikel yang menyusun tali, sehingga tali mengalami pertambahan panjang.
Pada Gambar 2.6 Bahan Elastis akan bertambah panjang ketika diberi gaya dengan:
∆𝐿
e = ................................................. 2.5
𝐿
Dimana :
e = Regangan
7
Hubungan tegangan dan regangan pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke pada
tahun 1678. Dalam hukum hooke dijelaskan bahwa apabila suatu baja lunak ditarik
oleh gaya aksial tertentu pada kondisi temperatur ruang maka material tersebut akan
mengalami regangan yang nilainya berbanding lurus dengan tegangan ataupun dengan
beban aksial yang diberikan, kondisi tersebut kemudian disebut sebagai kondisi elastis.
Hubungan antara tegangan dan ragangan dapat diiterpretasikan sebagai berikut:
𝑃
σ = 𝐴 ............................................... 2.6
(𝑙−𝑙𝑜)
= ............................................ 2.7
𝑙𝑜
σ = E. ............................................ 2.8
Hubungan antara tegangan dan regangan untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada
gambar 2.7 berikut ini
Daerah pertama yaitu OA, merupakan garis lurus dan menyatakan daerah linier
elastis. Kemiringan garis ini menyatakan besarnya modulus elastis atau disebut juga
modulus young, E. Diagram tegangan-regangan untuk baja lunak umumnya memiliki
titik leleh atas (upper yield point), σ, dan daerah leleh datar. Secara praktis, letak titik
leleh atas ini, A’, tidaklah terlalu berarti sehingga pengaruhnya sering diabaikan. Lebih
8
lanjut, tegangan pada titik A disebut sebagai tegangan leleh, dimana regangan pada
kondisi ini berkisar 0.0012.
Dari grafik tesebut dapat terlihat bahwa bila regangannya terus bertambah
hingga melampaui harga ini , ternyata tegangannya dapat dikatakan tidak mengalami
pertambahan. Sifat dalam daerah AB ini kemudian disebut sebagai kondisi plastis.
Lokasi titik B, yaitu titik akhir sebelum tegangan sedikit mengalami kenaikan, tidaklah
dapat ditentukan. Tetapi, sebagai perkiraan dapat ditentukan terletak pada regangan
0.014 atau secara praktis dapat ditetapkan sebesar sepuluh kali besarnya regangan
leleh.
Suatu benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk (volume dan
ukuran). Misalnya suatu pegas akan bertambah panjang dari ukuran semula, apabila
dikenai gaya sampai batas tertentu. Secara matematis dirumuskan dengan persamaan
berikut.
F = k. x ................................................... 2.9
Dimana :
9
k = Konstanta pegas (N/m)
10