Anda di halaman 1dari 63

Paket Pembelajaran & Penilaian

Kode :TEDC - STF-H-02.

KOMPONEN SISTEM HIDROLIK

Disusun oleh : Drs.Sisjono,BE

( 2011 )
KOMPONEN SISTEM HIDROLIK

UNTUK PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


SERTA MAHA SISWA POLITEKNIK
DISUSUN OLEH:
SISJONO

ii
KOMPONEN SISTEM HIDROLIK

UNTUK PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


SEKTOR LOGAM DAN MESIN
BIDANG PEMELIHARAAN DAN DIAGNOSE SISTEM TENAGA FLUIDA

DI PELABUHAN BATU BARA NPLCT. PT. ARUTMIN

DISUSUN OLEH:
SISJONO
Gb.1.6 Balanced
Vane (Pompa
Kipas
balanced)

iii
KATA PENGANTAR

Buku Modul ini dimaksudkan untuk memandu peserta pendidikan dan pelatihan
kompetensi untuk melaksanakan tugas kegiatan belajar di tempat dilat ataupun di
tempat masing-masing. Dengan demikian diharapkan setiap peserta diklat akan
berusaha untuk melatih diri memecahkan berbagai persoalan sesuai dengan
tuntutan kompetensi yang akan dipilih.

Di dalam buku modul ini diberikan kegiatan belajar, tugas- tugas dan tes formatif
dimana seluruh kegiatan tersebut diharapkan dikerjakan/dilakukan secara man-
diri/kelompok oleh setiap peserta diklat untuk melatih kemampuan dirinya dalam
memecahkan berbagai persoalan
Dalam pelaksanaanya seluruh kegiatan dilakukan oleh setiap peserta/siswa dengan
arahan Pembimbing/Instruktur yang ditugaskan, dan pada akhir diklat seluruh materi
dari modul ini akan diujikan secara mandiri untuk memenuhi tuntutan kompetensi
dan standar pekerjaan/perusahaan.
Materi pembelajaran atau bahan dari modul dan tugas-tugas ini diambil dari be-
berapa buku referensi yang dipilih dan juga buku referensi tersebut sebagai bahan
bacaan yang dianjurkan untuk memperkaya penguasaan kompetensi peserta
diklat.
Diharapkan setiap peserta pelatihan setelah mempelajari dan melaksanakan
semua petunjuk dari modul ini secara tuntas, akan mempunyai kompetensi se-suai
dengan tuntutan pekerjaan sebagai tenaga pelaksana pemeliharaan Mekanik Mesin
Industri.

Penyusun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
KEGIATAN BELAJAR 1
POMPA HIDROLIK 1
1.1 Pompa Roda Gigi (External Gear Pump) 2
1.2 Pompa Roda Gigi Dalam Tipe CRESCENT 3
1.3 Pompa Roda Gigi Dalam Type GEROTOR 3
1.4 Pompa Kipas Balanc (Balanced Vane) 4
1.5 Pompa Torak Radial (Radial Piston Pump) 5
1.6 Pompa Torak Dengan Poros Tekuk(Bent Axis Piston Pump) 6
1.7 Pompa Torak Poros Lurus ( In Line Axial Piston Pump Variable) 7
1.8 Pompa Torak Poros Tekuk PemindahanTidakTetap 9
1.9 Pompa Torak Radial Tipe Bubungan ( Radial Piston Pump Cam Type
Variable Displacement ) 10
1.10 Pompa Torak Radial Tipe Torak Putar ( Rotating Piston Type ) 12
1.11 Pompa Sudu-Sudu Dengan Tekanan Dan Pemindahan Variabel 13
1.12 Pompa Sudu-Sudu Tidak Seimbang ( Unbalanced Vane Pump ) 13
1.13 Pengintalasian Pompa Hidrolik 14
1.14 Pemilihan Pompa Hidrolik 15
Tugas Kegiatan Belajar 1 16
KEGIATAN BELAJAR 2
TANGKI HIDROLIK 17
2.1 Fungsi Tangki Hidrolik 17
2.2 Konstruksi Umum Tangki Hidrolik 17
2.3 Macam-macam Tangki Hidrolik 18
KEGIATAN BELAJAR 3
UNIT PENGATUR ( CONTROL ELEMENT ) 20
3.1 Katup Pengarah ( Directional Control Valves ) 20
3.2 Katub Satu Arah ( Non Return Valves ) 24
3.3 Katup Pengatur Aliran ( Flow Control Valve ) 25

ii
3.4 Katup Pengatur Tekanan 28
3.5 Unloading Valve 32
3.6 Offloading Valve 33
3.7 Counterbalance Valve ( Katup Pengimbang ) 34
3.8 Brake Valve ( Katup Pengerem ) 34
3.9 Sequence Valve 35
3.10 Reducing valve 36
Tugas Kegiatan Belajar 3 36
KEGIATAN BELAJAR 4
UNIT PENGGERAK (AKTUATOR) 37
4.1 Single Acting Cylinde r 37
4.2 Double Acting Cylinder (Silinder Kerja Ganda) 38
4.3 Hydraulic Motor ( Motor Hidrolik ) 40
4.4 Gear motor ( Motor Roda Gigi ) 41
4.5 Vane Motor ( Motor Sudu-sudu ) 45
4.6 Piston Motors (Motor Torak) 46
4.7 Pengendalian Motor hidrolik 48
4.8 Penggerak Putar Terbatas 52
Tugas Kegiatan Belajar 4 55
DAFTAR PUSTAKA 57

iii
KEGIATAN BELAJAR 1

POMPA HIDROLIK

Pompa hidrolik yang berfungsi sebagai pembangkit aliran fluida bertenaga atau sebagai
pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga hidrolik harus kita pahami cara kerjanya setiap
jenis pompa hidrolik yang ada.
Bagaimanakah sebenarnya prisip kerja pompa hidrolik itu ?
Pompa hidrolik bekerja berdasarkan prinsip pemindahan yaitu fluida disedot atau ditarik dari
suatu titik (tempat) kemudian dipindahkan ke titik (tempat) lain. Dengan proses pemindahan
ini, maka terjadilah aliran fluida.
Ditinjau dari proses pemindahan ini anda dapat membedakan pompa hidrolik menjadi :
 Pompa pemindahan non positif ( Non positive displacement pump )
 Pompa pemindahan positif ( Positive displacement pump)
Apa yang disebut pompa pemindahan positif dan non positif ?
Yang disebut pompa pemindahan non positif yaitu apabila pemindahan fluida hanya
terbawa bebas oleh sudu-sudu yang berputar, sehingga volume dan tekanan hasil
pemindahannya tidak dapat dipastikan. Oleh karena itu pompa semacam ini cocok
digunakan untuk keperluan yang hanya memindahkan fluida saja seperti pompa air dan
pompa minyak.
Yang disebut pompa pemindah positif yaitu apabila pemindahan fluida terjadi dengan
menjebak atau mengurung fluida kemudian digiring menuju tempat atau titik lain,sehingga
volume dan tekanannya pun dapat dipastikan. Pompa macam kedua inilah yang biasa
digunakan untuk pompa hidrolik
Secara garis besar pompa hidrolik pemindahan positif dibedakan menjadi dua macam yaitu :
 Fixed displacement Pumps (Pompa pemindahan tetap)
 Variable displacement Pumps.(Pompa pemindahan berubah-ubah)
Sedangkan macam-macamnya dapat kita lihat pada skema berikut:

Gb.1.1 Skema macam-macam pompa hidrolik


1.1 Pompa Roda Gigi (External Gear Pump)

Pompa roda gigi luar terdiri atas bagian utama yaitu :


 Rumah pompa
 Sepasang roda gigi luar yang bertautan secara presisi di dalam rumah pompa tersebut
 Penggerak mula (prime mover) yang porosnya dikopel dengan poros
 driver gear.

Gambar 1.2 disamping me-


nunjukkan salah satu contoh
pompa hidrolik dan termasuk
jenis pompa roda gigi. Roda
gigi penggerak diputar oleh
penggerak mula sehingga de-
ngan berputarnya pasangan
roda gigi itu terjadilah proses
pemompaan oli dari tangki
hidrolik, dipompakan ke
seluruh sistem.

Gb. 1.2. Pompa hidrolik

Dari perputaran sepasang roda gigi terjadilah suatu ruang vakum sehingga ruang vakum ini
ditempati oleh cairan hidrolik dari tangki hidrolikdan itulah yang disebut daya hisap.
kemudian cairan hidrolik ditangkap di antara celah gigi dan rumah pompa dan dipindahkan
(displacement) atau diteruskan ke saluran tekan (outlet).
Dapat kita lihat bahwa tekanan yang cukup besar terjadi pada sisi saluran tekan yang juga
akan berakibat menekan pada poros roda gigi dan bearingnya. Hal ini akan menjadikan
gesekan mekanik pada bearing pun semakin besar. Juga akan terjadi tekanan lebih pada
seal (perapat) poros. Untuk mengatasi hal ini maka dibuatlah drain duct (saluran pencerat)
untuk mengurangi tekanan lebih.

Gb. 1.3 Ext.gear pump

2
1.2 Pompa Roda Gigi Dalam Tipe CRESCENT

Pompa ini cocok untuk tekanan tinggi dan untuk cairan hidrolik yang bervariasi. Ukurannya
lebih kecil dari external gear pump pada penghasilan pompa yang sama dan tingkat
kebisingannya lebih kecil.
Seperti external gear pump, pompa ini juga termasuk pressure unbalanced. Cara kerja
pompa ini dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut ini :

Gb.1.4 Pompa roda gigi dalam tipe crescent.

Keterangan gambar 1.4 session_name("GUEST_YAS");


:
session_start();
1. Saluran oli masuk ( inlet)
2. Oli masuk oleh sedotan roda gigi yang berputar.
$t_ind = date ("d-m-Y");
3. Penyedotan terjadi kerena adanya rongga antara gigi iner dan outer ring gear
4. Terjadinya penyedotan $t_engdi=ruang
date No:
("Y-m-d");
4 ini.
5. Di titik No 5 ini oli $thns
didesak/ditekan oleh pasangan gigi.
= date ("Y");
6. Saluran tekan ( outlet$blns) = date ("m");
$tgls = date ("d");
$days = date ("w");
1.3 Pompa Roda Gigi Dalam Type GEROTOR
$top_menu = 'top_menu.php';
Pompa ini terdiri atas inner rotor yang dipasak dengan poros penggerak dan rotor ring. Rotor
ring atau outer rotor yang merupakan roda gigi dalam diputar oleh inner rotor yang
// Not Login
mempunyai jumlah gigi satu lebih kecil dari jumlah gigi outer ring gear. Ini bertujuan untuk
if (!authen())Inner rotor dan outer rotor berputar searah.
membentuk rongga pemompaan.
{
session_destroy();
$menu = 'menu_formLogin.php';

switch ($action) {
default : {
$pages = 'home.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
} break;
case "daftarBaru" : {
$pages = 'p_daftar.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
case "konfirmasi_calon" : {
$pages =
'konfirmasi_daftarBaru.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
} break;
case "berita" : {
$pages = 'p_berita.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
} break;
case "guestbook" : {
$pages = 'p_bukutamu.php';
$menu2 = 'menu_isiGb.php';
} break;
case "faq" : {
$pages = 'p_faqs.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
} break;
case "lupaPass" : {
$pages =
'p_pertolonganPassword.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
} break;
case "hasil" : {
$pages = 'p_hasilSeleksi.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
} break;
gb 1.5case "profil"
Pompa roda: {gigi dalam type gerotor
$pages = 'p_profil.php';
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
.4 Pompa Kipas Balance (Balanced Vane)
} break;
Pompa ini menggunakan rumah pompa caseyang
"jadwalK"
bagian : {dalamnya berbentuk elips dan terdapat
dua buah lubang pemasukan ( inlet$pages = 'p_jadwalKeg.php';
) serta dua buah lubang pengeluaran outlet yang
posisinya saling berlawanan arah. Dibuat demikian agar tekanan radial dari cairan hidrolik
$menu2 = 'menu_isiPol.php';
saling meniadakan sehingga terjadilah keseimbangan ( balanced )
} break;
Vane (kipas) yang bentuknya seperti gambar 1.7 dipasang pada poros beralur (slots) dan
}
karena adanya gaya sentrifugal selama rotor berputar maka vane selalu merapat pada
rumah pompa sehingga } terjadilah proses pemompaan..
// Login
else
{ //echo "$SES_JENIS<br>";
if ($SES_JENIS == 1) {
$menu = 'menu_login.php';
Gb.1.6 Balanced switch ($action) {
Vane (Pompa default : {
Kipas $pages =
balanced)
'home.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "home" : {
$pages =
'p_memberHome.php'; 4
$menu2 =
Gb.1.7 Bentuk kipas
'menu_isiPol.php';
case "berita" : {
$pages =
'p_berita.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "guestbook"
:{
$pages =
'p_bukutamu.php';
$menu2 =
'menu_isiGb.php';
} break;
case "faq" : {
$pages =
1.5 Pompa Torak Radial (Radial Piston Pump)
'p_faqs.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
Pompa piston ini gerakan pemompaannya radial yaitu tegak lurus poros. Piston digerakkan
oleh sebuah poros engkol (eccentric crankshaft) sehingga
} break; besar langkah piston adalah
sebesar jari-jari poros engkol. Penghisapan terjadi pada waktu piston terbuka sehingga oli
case "bio" : {
hidrolik dari crankshaft masuk ke dalam silinder. Pada langkah pemompaan cairan ditekan
$pages =
dari setiap silinder melalui check valve ke saluran tekan.
'p_biodata.php';
Pompa ini dapat mencapai tekanan hingga 63 MPa.
$menu2 =
'menu_gantiPassword.php';
} break;
case "jadwal" : {
$pages =
'p_jadwalSiswa.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case
"instruktur" : {
$pages =
'p_lihatInstruktur.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "nilai" : {
$pages =
'p_nilaiSiswa.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "pesan" : {
$pages =
'p_inbox.php';
Gb.1.8. Pompa torak radial
$menu2 =
'menu_pesan.php';
} break;
1.6 Pompa Torak Dengan Poros Tekuk(Bent Axis Piston Pump)
case "compose" :
{
$pages =
'p_compose.php';
$menu2 =
} break;
case
"pesanDetail" : {
$pages =
'p_pDetail.php';
$menu2 =
'menu_pesan.php';
Pada pompa ini blok silinder berputar pada suatu sudut untuk dapat memutar poros. Batang
torak dipasang pada flens poros penggerak dengan menggunakan
} break; ball joint. Besar langkah
casedisplacement
piston tergantung pada besar sudut tekuk. Untuk fixed "profil" : { piston pump besar
sudut (offset engle) berkisar 250 .
$pages =
'p_profil.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "jadwalK" :
{
$pages =
'p_jadwalKeg.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
}
}
Gb.1.9a Pompa torak
dengan
elseif poros
($SES_JENIS == 2) {
tekuk(Bent axis
$menu = 'menu_insLogin.php';
piston pump)
switch ($action) {
Gerakan langkah torak dapat kita lihat pada gambardefault :{
1.9b berikut ini.
$pages =
'home.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "home" : {
$pages =
'p_insHome.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
Gb.1.9b Gerak langkah torak
case "berita" : {
1.7 Pompa Torak Poros Lurus ( In Line Axial$pages Piston=Pump Variable)
'p_berita.php';
Pompa ini termasuk Variable Displacement Pump terdiri atas bagian utama yaitu :
$menu2 = silinder (Silinder bore ) yang
 Rumah pompa atau bolk silinder dengan lubang-lubang
'menu_isiPol.php';
dipasang pada poros penggerak dan berputar bersama poros tersebut.
 Seperangkat torak (piston) di dalam rumah pompa} break;
tersebut
 Gandar (Swashplate) yang terpasang pada case "guestbook"
dudukan poros gandar ( pivot)
 Pompa Pengisi : {(Charging Pump)
 Penggerak mula (prime mover) yang porosnya $pagesdikopel
= dengan poros penggerak
(driver shaft.) 'p_bukutamu.php';
Langkah torak terjadi karena adanya gandar yang miring.
$menu2 =
'menu_isiGb.php';
} break;
case "faq" : { 6
$pages =
'p_faqs.php';
'menu_isiPol.php';
} break;
case "bio" : {
$pages =
'p_biodataIns.php';
$menu2 =
Bagaimana cara kerja pompa torak poros lurus, perhatikanlah Gb.1.10 berikut ini !
'menu_gantiPassword.php';
 Gandar (swashplate) yang kemiringannya dapat diatur, tetap pada tempatnya.
 Blok silinder beserta porosnya berputar dan membawa} break; serta torak yang ujungnya
duduk menggelincir pada gandar. case "jadwal" : {
 Langkah torak terjadi dengan adanya kemiringan gandar. Makin besar kemiringan
$pages =
gandar makin besar pula langkah torak.
'p_jadwalIns.php';
 Dengan maju-mundurnya torak terjadilah penghisapan oli dan penekanan menuju
outlet. $menu2 =
 Oli dari tangki'menu_isiPol.php';
diumpankan oleh pompa pengisi (charging pump) menuju saluran
hisap. } break;
. case
"instruktur" : {
$pages =
'p_lihatInstruktur.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "nilai" : {
$pages =
'p_nilaiSiswa.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
Gb.1.10 Gaya pompa torak aksial
case "pesan" : {
Pada pompa fixed displacement , gandar membentuk $pages
sudut = yang tetap dan tidak dapat di
'p_inbox.php';
ubah-ubah. Sedangkan pada pompa variable displacement, kemiringan gandar dapat diatur
sehingga langkah torak pun dapat diatur. Dengan langkah $menu2torak = yang berubah-ubah berarti
jumlah pemindahan fluida pun berubah-ubah.
'menu_pesan.php';
Jadi ciri dari variable displacement pump ialah bahwa kemiringan gandar dapat diubah-ubah
} break;
sesuai dengan jumlah aliran yang dikehendaki.
Bagaimana mengatur Jumlah Pemindahan (Displacement case "compose" :
Controller) ?
{
Pengatur jumlah pemindahan pada pompa aksial seperti pada Gb.1.11 beikut ini
menggunakan servo device, yang mempunyai dua$pages =
buah silinder servo yaitu silinder atas
(upper servo cylinder) 'p_compose.php';
dan silinder bawah (lower servo cylinder). Bila posisi servo seperti
pada gambar, maka aliran fluida keluar akan melalui saluran
$menu2 = yang ke bawah. Bila servo
dioperasikan dan kemiringan gandar
'menu_compose.php'; menjadi sebaliknya dari posisi yang tadi maka aliran
fluida akan berbalik melalui saluran yang ke atas.
Jadi dengan servo device ini perubahan akan terjadi }pada break;
:
 Jumlah pemindahan fluida ( variable displacement case )
 Perubahan arah "pesanDetail"
aliran :{
$pages =
'p_pDetail.php';
$menu2 =
'menu_pesan.php';
Berbeda dengan pengatur pada pompa aksial seperti } break;
gb.1.12 yang pengaturnya secara
manual maka yang berubah hanyalah jumlah pemindahan fluida: saja
case "siswa" { tanpa arah aliran.
$pages =
'p_siswaTerdaftar.php';
$menu2 =
'menu_cariSiswa.php';
} break;
case "profil" : {
$pages =
'p_profil.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
case "jadwalK" :
{
$pages =
'p_jadwalKeg.php';
$menu2 =
'menu_isiPol.php';
} break;
}
}

}
?>

Gb.1.11 Pompa Aksial dengan servo device

Gb.1.12 Pompa aksial dengan pengatur manual

1.8 Pompa Torak Poros Tekuk PemindahanTidakTetap

Jenis pompa torak yang lain yaitu pompa torak poros tekuk dengan pemindahan tidak tetap
atau disebut Bent Axis Piston Pump-Variable Displacement
Bagaimana pompa ini bekerja ?. Perhatikan Gb.1.13 berikut !

8
Rumah pompa dipasang dengan kemiringan tertentu terhadap bagian penggerak yang
mana kemiringannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pemindahan/volume aliran
pompa. Bagian penggerak ini diputar oleh poros penggerak. Ujung torak dipasang pada
bagian pemutar ( dengan sistem semacam ball-joint ). Dengan kemiringan antara rumah
pompa (silinder blok ) dengan bagian penggerak dan dengan diputarnya secara bersama-
sama antara silinder blok dan bagian penggerak maka terjadilah langkah torak (gerakan
maju-mundur) sehingga proses pemompaan terjadi.

Gb.1.13 Bent-Axis Axial Pump-Variable Displacement

Bagaimana pula dapat terjadi perubahan volume pemindahan ?


Perubahan besar volume pemindahan ditentukan dengan mengatur kemiringan blok silinder
seperti yang dapat kita lihat pada gambar 1.14 di bawah ini. Besar sudut kemiringan dapat
diatur sampai dengan  250

1.9 PompaGb.1.14 Pengaturan


Torak SudutBubungan
Radial Tipe kemiringan Blok silinderPiston Pump Cam Type
( Radial
Variable Displacement )

Yang dimaksud dengan Pompa torak radial ialah pompa torak yang sumbu-sumbu toraknya
mengarah ke poros pompa yang berada di pusat rumah pompa.
Ada dua jenis pompa ini ialah :
 Pompa torak radial tipe bubungan (Rotating cam Type ) -- Gambar 1.15 a
 Pompa torak radial tipe torak perputar ( Rotating Piston ) – Gambar 1.15 b
Pompa torak radial tipe bubungan ialah pompa yang toraknya berada pada lubang silinder
yang tetap (fixed). Dengan berputarnya poros bubungan eksentrik maka torak bergerak
maju –mundur di dalam silinder bore sehingga terjadilah proses pemompaan.(lihat Gb.1.16)
Sedangkan pada pompa torak radial tipe torak berputar torak berada di dalam silinder
yang berputar. Dengan konstruksi yang dibuat sedemikian rupa maka terjadilah gerak maju-
mundur (langkah torak) pada waktu silinder berputar pada rumah pompa. (lihat Gb.1.17)
Pada pompa torak radial ini juga diperlukan pompa pengumpan untuk memasukkan oli
tekanan redah ke dalam inlet pompa.

Gb.1.15 a Gb.1.15 b

Apakah kelebihan pompa torak radial dibanding dengan yang lain ?


Pompa torak radial memiliki kemampuan lebih antara lain :
 Mampu menghasilkan tekanan tinggi
 Mampu menghasilkan volume pemindahan yang tinggi
 Mampu menghasilkan kecepatan aliran yang tinggi
 Mampu menghasilkan volume pemindahan yang berubah-ubah (variable)
Pompa torak radial dikonstruksikan dengan begitu presisi dengan sistem pengepasan yang
presisi (closely fitted), maka laju keausan akan menjadi masalah bagi pompa ini . Oleh
karena itu oli yang dipergunakan haruslah oli yang sangat bersih dan diberi tambahan
properti (oil addative) sehingga mampu melumasi bagian-bagian yang sangat presisi.

Kapan pompa torak radial dibuat atau diaplikasikan?


Pompa torak radial hanya dibuat bila keperluan (keunggulan) ekstra dikehendaki, misal
dikehendaki variable displacement, tekanan tinggi dan sebagainya. Sedangkan apabila
pompa dengan keperluan biasa-biasa saja lebih mudah dengan pompa roda gigi.

10
Gb.1.16 Pompa torak Radial dengan Mekanisme Pengatur Langkah

Bagaimana mengontrol perubahan displacement, perhatikan penjelasan berikut


Pengontrolan perubahan penghasilan pompa dilakukan dengan menggunakan mekanisme
pengatur langkah torak (Stroke control Mechanism) yang cara kerjanya sebagai berikut :
 Stroke control valve dibuka untuk memasukkan oli ke dalan crankcase (bak-engkol).
Oli ini dengan tekanan yang cukup sehingga dapat mengangkat/menyangga torak
menjauhi cam (bubungan).
 Katup keluaran bak-engkol (crankcase outlet valve) ditutup sehingga oli penyangga
torak tersebut di atas tidak keluar dan tetap menyangga torak.
 Hal ini akan menyebabkan langkah torak makin kecil atau bahkan mendekati
nol,sehingga output pompa berubah (variable displacement).
 Bila dikehendaki output naik lagi maka crankcase outlet valve dibuka dan oli masuk
ke dalam serambi inlet valve sehingga tekanan oli penyangga turun.
 Dengan turunnya tekanan oli tersebut maka batang torak turun kembali dan makin
dekat dengan poros bubungan yang berarti langkah torak menjadi semakin besar.
 Untuk mengontrol besar tekanan oli dalam sistem digunakanlah baut penyetel
(Stroke Control adjusting Screw).
Jadi mekanisme pengontrolan dengan stroke control mechanism dapat dikatan pengontrolan
secara hidrolis.

1.10 Pompa Torak Radial Tipe Torak Putar ( Rotating Piston Type )

Telah disebutkan di depan bahwa pompa torak radial tipe torak putar terdiri atas :
 Blok silinder yang berputar secara eksentrik.
 Sekelompok torak yang dipasang pada poros yang berputar.

Gb.1.17 Pompa
torak
Radial
Tipe
Torak
Putar
Bagaimana cara kerja pompa ini ? Perhatikan Gb.1.17 !
Begitu silinder berputar maka torak yang posisinya eksentrik akan ikut berputar dan torak
terlempar keluar oleh gaya sentri fugal menuju dinding rumah pompa. Pada saat dinding
rumah pompa mendekati titik pusat eksentrik maka torak pun maju sehingga disini terjadilah
gerakan maju-mundur. Dengan membuat langkah (gerak maju-mundur) tadi maka terjadilah
proses pemompaan.
Bagaimana pula cara mengatur besar volume pemindahan ?
Untuk mengatur perubahan besar volume pemindahan fluida digunakan pengaturan atau
penyetelan hubungan/kontak antara bagian luar rumah pompa (outer housing) dengan blok
silinder. Hal ini akan membuat langkah torak mengecil sehingga secara otomatis
penghasilan atau pemindahan pompa mengecil juga.(Variable displacement)

1.11 Pompa Sudu-Sudu Dengan Tekanan Dan Pemindahan Variabel

Terletak di manakah perbedaan antara pompa ini dengan pompa sudu-sudu pemindahan
tetap ?
Cara kerja pompa ini hampir sama dengan pompa sudu-sudu pemindahan tetap (fixed
displacement) , hanya saja ada tambahan yaitu pengaturan displacement pompa.

Gb.1.18 Pompa sudu-sudu variable

Bagaimana cara mengatur perubahan displacement ?


Pengaturan besar kecilnya volume pemindahan(penghasilan pompa) dilaksanakan dengan
mengatur besar kecilnya eksentrisitas bubungan(cam). Bubungan(cam) berbentuk cincin
melingkar konsentris yang didorong oleh pegas ( 2 ) terhadap rotor. Untuk mengatur besar
kecilnya eksentrisitas digunakan baut pengatur ( 5 ) dan ( 6 ). Sedangkan untuk mengatur
gerak tangensial bubungan digunakan baut pengatur ( 4 ).
Baut-baut pengatur digunakan untuk mengatur besar volume pemindahan dan tekanan
maksimum yang diperlukan pemakai. Apabila tidak ada pemakaian fluida berarti katup akan
tertutup sehingga gaya tekan fluida melebihi tekanan penyetelan pegas maka cincin

12
bubungan akan bergerak dari berbentuk eksentrik menuju posisi nol (tidak eksentrik).
Berarti ruang hisap maupun ruang tekan berangsur angsur berkurang sehingga
penghasilan pompa pun berkurang bahkan sampai dengan nol, apabila cincin bubungan
telah menjadi bundar(eksentrisitas nol). Jadi pompa tidak akan menguluarkan fluida
walaupun poros tetap berputar. Begitu pemakai mengalirkan fluida kembali berati tekanan
fluida yang melawan pegas berkurang maka eksentrisitas mulai terbentuk lagi dan terjadilah
langkah torak yang berarti pompa memberikan pemindahan lagi.

1.12. Pompa Sudu-Sudu Tidak Seimbang ( Unbalanced Vane Pump )

Pompa sudu-sudu tidak seimbang dapat kita lihat pada Gb.1.19 berikut ini. Konstruksi sudu
maupun bubungan hampir seperti pompa sudu-sudu seimbang . Di manakah letak
perbedaannya ?. Perbedaannya terletak pada posisi poros rotor yang tidak sentris. Hal ini
akan membuat gaya yang bekerja pada bearing poros penggerak menjadi tidak seimbang
yang berakibat cepat rusak.
Jenis pompa tidak seimbang ( unbalanced vane pump ) ini dapat digunakan untuk pompa
pemindahan tetap ataupun pompa pemindahan tidak tetap.
Bagaimanakah proses terjadinya perubahan pemindahan itu ?
Dengan desain khusus posisi cincin rotor dan saluran oli dapat diubah-ubah sehubungan
dengan bentuk cincin bubungan sehingga terjadilah perubahan ukuran ruang pemompaan.
Perubahan volume ruang ini terjadi oleh sudu-sudu yang meluncur pada alurnya. Dengan
perubahan volume ruang pemompaan ini maka terjadilah perubahan volume oli yang dibawa
yang berarti terjadi perubahan pemindahan (variable displacement).

Gb.1.19 Pompa sudu-


sudu tidak
seimbang

RING ROTOR

1.13 Pengintalasian Pompa Hidrolik

Bagaimanakah penginstalasian pompa-pompa tersebut di atas ?


Penginstalasian sesuai dengan karakteristik penggunaan maupun cara kerjanya seperti :
 Penggunaan pada peralatan yang bertekanan tinggi, beban berat, suhu tinggi dsb.
 Karakteristik kerja yang banyak getaran, mobile , tidak stabil dan sebagainya.
Oleh karena itu penginstalasian pompa perlu memperhatikan hal-hal berikut :
 Pengikatan harus kuat agar jangan mudah lepas.
 Pengikatan mur-baut perlu menggunakan perapat(seal) sebagai peredam getaran
dengan menggunakan bahan-bahan elastis atau cincin pegas.
 Untuk peralatan atau mesin yang stasioner perlu fondasi yang kuat dan level.
 Untuk peralatan atau mesin yang mobile ,perlu landasan ikat yang kuat.
 Bila bekerja pada sistem yang bersuhu tinggi maka instalasi hidrolik harus
menggunakan cairan hidrolik tahan api
 Pemasangan poros antara poros pompa dan poros penggerak mula harus inline.
Asesoris pendukung harus lengkap seperti : tangki hidrolik, gelas penduga, filter, sistem
pendingian , katup pengaman/regulator , pressure gauge dan sebagainya.

14
1.14 Pemilihan Pompa Hidrolik

Tabel pada Gb.1.20. berikut ini menunjukkan perbandingan karakteristik bermacam-macam


pompa hidrolik, sebagai petunjuk untuk memilih pompa agar sesuai dengan kebutuhan.

Gb.1.20. Tabel karakteristik pompa


Tugas Kegiatan Belajar 1

1. Coba idntifikasi unit tenaga pada sistem hidrolik yang anda miliki / yang dimiliki di
bengkel anda.
2. Identifikasi jenis pompa yang digunakan kemudian jelaskan fungsi dan cara kerjanya.
3. Identifikasi tangki hidrolik yang dipasang pada unit tenaga tersebut, kemudian
sebutkan pula komponen-komponennya.

16
1KEGIATAN BELAJAR 2

TANGKI HIDROLIK

2.1 Fungsi Tangki Hidrolik

Tangki hidrolik berfungsi sebagai:


 Penampung cairan hidrolik setelah beredar ke seluruh sistem. Oleh karena itu
volume tangki hidrolik harus mampu menampung cairan hidrolikdari seluruh sistem
dan reserve yang selalu ada di dalam tangki.
Ketentuan yang perlu diingat ialah bahwa volume tangki hidrolik berkisar antara 3 – 5
kali volume seluruh cairan yang beredar ke dalam sistem.
 Pendinginan . Dengan bersirkulasinya oli di dalam tangki termasuk oli panas yang
baru datang dari sirkuit akan menjadi dingin karena bercampur dengan oli dingin di
dalam tangki.
 Pemisah oli dengan udara. Udara yang terbawa masuk ke dalam rangkaian hidrolik
yang cukup merugikan akan terpisahkan dari oli ketika oli masuk ke dalam tangki.
 Pengendapan kotoran. Kotoran yang terhanyut oli yang berupa partikel-partikel
kelupasan komponen ataupun hasil oksidasi akan diendapkan di dalam tangki.
Ada beberapa jenis tangki hidrolik yang juga berfungsi untuk memasang pompa hidrolik
dan penggerak mulanya beserta komponen yang lain seperti relief valve dengan
pressure gaugenya.

2.2 Konstruksi Umum Tangki Hidrolik

Tangki hidrolik ada yang berbentuk tabung silindris atau berbentuk kotak atau bentuk-bentuk
lain.
Secara umum tangki hidrolik terdiri atas :
 Bodi tangki yang berbentuk kotak atau silindris yang berfungsi sebagai penampung
oli dan menempatkan semua komponen tangki.
 Lubang pengisian yang berfungsi untuk memasukkan oli ke dalam tangki.
 Pipa saluran hisap (intake pipe) yang berfungsi sebagai saluran oli yang dihisap oleh
pompa hidrolik.
 Pipa saluran balik (return flow) sebagai saluran oli kembali ke tangki.
 Gelas penduga (sigh glass) untuk mengetahui permukaan oli di dalam tangki hidrolik.
 Baut cerat (drain screw) untuk menguras oli bila kita akan menservis tangki hidrolik.
 Baffle plate ialah semacam pelat logam yang berlubang-lubang, dipasang berdiri
didalam tangki. Baffle plate berfungsi untuk membuat sirkulasi oli lebih lama
sehingga oli ada kesempatan untuk pendinginan dan mengendapkan kotoran.
Disamping itu juga untuk memisahkan oli di ruang hisap dan oli yang baru saja
masuk dari sirkuit.

2.3 Macam-macam Tangki Hidrolik

Ada dua macam tipe tangki hidrolik yang digunakan, yaitu:


 Vented, atau dikatakan tangki terbuka atau juga disebut unpressurized dimana udara
di dalam tangki berhubungan dengan udara luar. Tangki semacam ini yang sering
dipakai pada forklift . Gambar 2.1 berikut menunjukkan sebuah tangki hidrolik
terbuka.
 Pressurized, atau tangki tertutup dimana udara di dalam tangki tidak berhubungan
langsung dengan udra luar. Tangki hidrolik tipe ini banyak digunakan pada bulldozer
(gambar 2.2) dan pada excavator dan wheel loader (gambar 2.3)

Gb.2.1. Tangki hidrolik

Gb 2.2 Tangki hidrolik yang biasa digunakan pada


bulldozer

18
Gb. 2.3 Tangki hidrolik yang biasa digunakan
pada excavator dan wheel loader
KEGIATAN BELAJAR 3

UNIT PENGATUR ( CONTROL ELEMENT )

Cara-cara pengaturan/pengendalian di dalam sistem hidrolik, susunan urutannya dapat


dijelaskan sebagai berikut :
 Isyarat (Signal) masukan atau input element mendapat energi langsung dari
pembangkit aliran fluida ( pompa hidrolik ) yang kemudian diteruskan ke
pemroses sinyal.
 Isyarat pemroses atau processing element yang memproses sinyal masukan
secara logic untuk diteruskan ke final control element.
 Sinyal pengendali akhir ( Final control element ), akan mengarahkan out put
yaitu arah gerakan aktuator ( Working element ) dan ini merupakan hasil akhir
dari sistem hidrolik .
Komponen-komponen kontrol tersebut di atas biasa disebut katup-katup (valve).
Menurut desain kontruksinya katup-katup tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
a Katup Poppet ( Poppet Valves ) yaitu apabila untuk menutup katup tersebut
dengan cara menekan anak katup (bola atau kones atau piringan) pada dudukan .
Menurut jenis anak katupnya , katup poppet digolongkan menjadi :
 Katup bola ( Ball seat valves )
 Katup kones ( Cone popet valves )
 Katup Piringan ( Disc seat valves )
b Katup Geser ( Slide valves ) yaitu apabila untuk membuka/menutup katup
dengan cara menggeser anak katup(spool).
Menurut jenis anak katupnya, katup geser digolongkan menjadi:
 Longitudinal Slide
 Plate Slide (Rotary slide valve)
Menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan sebagai berikut :
a. Katup pengarah ( Directional control valves )
b. Katup pengatur tekanan ( Pressure cotrol valves )
c. Katup pengatur aliran ( Flow control valves )
3.1 Katup Pengarah ( Directional Control Valves )

Katup ini berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah cairan hidrolik yang akan
bekerja menggerakkan aktuator. Dengan kata lain, katup ini berfungsi untuk mengendalikan
arah gerakan aktuator .
Katup pengarah diberi nama berdasarkan :
 Jumlah lubang / saluran kerja ( port )
 Jumlah posisi kerja
 Jenis penggerak katup
 Nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup.

20
Berikut ini contoh-contoh katup pengarah dan namanya :
Gambar 3.1 menunjukkan katup 2 / 2, sliding valve, penggerak tombol, pembalik pegas,
posisi normal menutup, termasuk jenis katup geser ( sliding valve )

Gb.3.1 .Katup pengarah 2/2 penggerak tombol pembalik pegas

Gambar 3.2 menunjukkan katup 2 / 2 , penggerak manual, dengan pengunci , pembalik


pegas dan katup ini termasuk jenis popet kones.

Gb.3.2. Katup 2 / 2 , penggerak manual, dengan


pengunci , pembalik pegas

Gambar 3.3 adalah katup 3/2 penggerak tombol, pembalik pegas normal menutup.

Gb.3.3. Katup 3/2 penggerak tombol, pembalik


pegas normal menutup.
Gambar 3.4 adalah katup 4/2.penggerak tombol , pembalik pegas ( 4/2 DCV push-button
actuated, spring centered), termasuk jenis katup geser ( sliding valves ).

Gb.3.4.

Gambar 3.5 adalah katup 4/3 Manually, menggunakan pengunci (detent), pembalik pegas,,
dengan by-pas ke pompa ( re-circulating )

Gb.3.5.

22
Gambar 3.6 adalah katup 4/2.penggerak tombol , pembalik pegas ( 4/2.DCV.push button
actuated, spring centered ) termasuk jenis katup geser dengan tiga piston pengatur.

Gb.3.6

Gambar 3.7 adalah katup 4/3 , penggerak manual, dengan pengunci, pembalik pegas dan
normal menutup

Gb.3.7.
3.2 Katub Satu Arah ( Non Return Valves )

Katup ini berfungsi untuk mengatur aliran fluida hanya satu arah saja yaitu bila fluida telah
melewati katup tersebut maka fluida tidak dapat berbalik arah.
Macacam-macam katup searah

Gb.3.8a. De-lockable non- Gb.3.8b De-lockable double


return valve non-return valve

Gambar 3.9 adalah katup yang disebut check valve

Gb.3.9. Check valve

Cairan hidrolik dengan tekanan p1 akan mengangkat popet kones


sehingga cairan dapat mengalir .
Agar tekanan p1 dapat mengangkat popet :
P1  p2 + pF

3.3 Katup Pengatur Aliran ( Flow Control Valve )

24
Katup ini berfungsi untuk mengontrol /mengendalikan besar kecilnya aliran cairan hidrolik
.Hal ini diasumsikan bahwa besarnya aliran yaitu jumlah volume cairan hidrolik yang
mengalir akan mempengaruhi kecepatan gerak aktuator.

Macam-macam flow control :

a. Fix flow control yaitu besarnya lubang laluan tetap ( tidak dapat disetel )

b. Adjustable flow control yaitu lubang laluan dapat disetel dengan baut penyetel .

c. Adjustable flow control dengan check valve by pass.

Konstruksi pokok dari flow control ada dua macam yaitu :


 Restrictor (Gambar 3.10a)
 Orifice (Gambar 3.10b)

Gb.3.10a. Gb.3.10b.

Gambar 3.12 berikut ini


menunjukkan flow
control satu arah ,yaitu
dari arah
Gambar A ke samping
3.11di B diatur ini adalah salah
dan contoh
satu dari arah B kepengatur
katup A aliran (flow
aliran fluida
control) yang penuh
dapat disetel. Apabila baut
penyetel diputar kanan misalnya maka
saluran akan semakin sempit sehingga
cairan yang mengalir semakin sedikit.
.Dengan semakin kecilnya aliran fluida
maka tenaga yang ditransfer pun akan
semakin kecil pula.
Gb.3.11.

Gb.3.12
Gambar 3.13 di bawah ini menunjukkan flow control dua arah dan dapat disetel

Gb.3.13

26
Tabel berikut ini menunjukkan macam-macam bentuk ristrictor dan karakteristiknya.
3.4 Katup Pengatur Tekanan

Apakah maksud dari pengatur tekanan dan apa pula tujuan pengaturan tekanan itu ?
Yang dimaksud dengan pengatur tekanan ialah alat yang digunakan untuk mengatur besar
kecilnya tekanan yang bekerja pada sistem hidrolik. Alat ini biasanya disebut katup pengatur
tekanan atau pressure control valve
Sedangkan tujuan pengaturan tekanan ini tidak lain adalah untuk menghindari kerusakan
komponen hidrolik, menghindari pemborosan tenaga dan juga untuk menghindari pening-
katan suhu. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, pressure control valve dalam
penggunaannya akan melaksanakan fungsi-fungsi berikut :
1. Untuk membatasi tekanan kerja sistem / sub.sistem hidrolik, dengan demikian dia
akan berfungsi juga sebagai katup pengaman.
2. Untuk mengalirkan fluida kembali ke tangki sambil tekanan fluida di dalam sistem
tetap dijaga.(unloading system).
3. Untuk mengalirkan fluida kembali ke tangki sambil tekanan fluida di dalam sistem
tidak dijaga ( offloading system).
4. Untuk menahan aliran fluida pada pemilihan suatu tingkat tekanan (counterbalance
force).
5. Untuk menyetel tekanan yang diperlukan guna mengoperasikan aktuator (proses
operasi) berikutnya. (pressure sequencing).
6. Untuk menurunkan tekanan dari sirkuit utama ke sirkuit yang lebih rendah
tekanannya.(Pressure Reducing Valve)
Merujuk pada fungsi tersebut di atas maka nama-nama katub dapat diberikan sebagai
berikut :
1. Relief valve
2. Unloading relief valve
3. Offloading valve
4. Counterbalance valve dan brake valve
5. Pressure sequence valve
6. Pressure reducing valve

Untuk mengenal dan memahai konstruksi, cara kerja atau pun spesifikasi katup-katup
pengatur tekanan tersebut, pelajarilah uraian berikut !

a. Pressure Relief Valve

Katup ini berfungsi untuk membatasi tekanan kerja maksimum pada sistem (pengaman).
Apabila terjadi tekanan lebih maka katup out-let akan terbuka dan tekanan fluida lebih
dibuang ke tangki. Jadi tekanan fluida yang mengalir ke sistem tetap aman.
Apabila piston mencapai titik mati silinder atau aliran fluida tertahan sedangkan pompa tetap
bekerja maka tekanan akan meningkat dan semakin tinggi. Hal ini akan sangat berbahaya
bagi komponen sistem hidrolik. Oleh karena itu tekanan di dalam sistem perlu dibatasi
degan katup pelepas(relief valve) agar tekanan segera dibebaskan begitu terjadi
peningkatan tekanan dengan mengalirkan fluida kembali ke tangki hidrolik.
Gambar 31 berikut ini adalah direct acting relief valve seperti yang dibicarakan di depan.
Bagaimanakah cara kerja katup tersebut ? Ikutilah penjelasan berikut :
Apabila terjadi tekanan lebih karena jalan buntu (blok) dan tekanan itu melebihi penyetelan
tekanan batas maka oli akan menekan katup popet dan mengangkatnya sehingga oli
mengalir melalui katup terus ke tangki. Tekanan yang mulai mengangkat katup popet
disebut “ cracking pressure “.Ketika katup mengalirkan seluruh hasil pemompaan, katup
popet terangkat maksimum, tekanannya akan sedikit lebih tinggi dan tekanan ini disebut “

28
full flow pressure “ Sedangkan selisih antara kedua tekanan ini disebut “ pressure
override “

Gambar 3.14 di samping


menunjukkan salah satu katup
pengatur tekanan yang
sederhana. Apabila tekanan
cairan hidrolik berlebihan maka
dia akan masuk ke katup
pengatur tekanan melalui saluran
(lubang) P dan mampu
Gb. 3.14 Direct acting Relief
mendorong katup popet atau valve
peluru yang ditahan oleh pegas
sehingga cairan keluar melalui T
terus ke tangki.

Gb.3.15a.
Gambar 3.15a
menunjukkan
relief valve
dengan inter-
nally controlled
sedangkan
gambar 3.15b
adalah relief
valve dengan
externally
controlled.(dari
saluran X )

Gb.3.15b.
b. Pressure Regulator

Pressure regulator berfungsi untuk


mengurangi tekanan input atau
tekanan kerja menjadi tekanan
tertentu. Hal ini digunakan apabila
dalam satu sistem terdapat
perbedaan kebutuhan tekanan bagi
setiap aktuatornya. Sering juga ini
disebut sebagai reducing valve.

Gb. 3.15C Reducing vave

Gambar 3.16 berikut masih menunjukkan katup relief tetapi disebut compound relief valve.

Gb.3.16 Compound relief valve

Cara kerja compound relief valve adalah sebagai berikut :


Dalam keadaan normal operasi dengan tekanan di bawah tekanan penyetelan maka
tekanan fluida pada ruang 2, 4 dan 6 (Gb.3.16) adalah sama. Apabila terjadi tekanan
meningkat maka katup popet 7 akan terangkat terlebih dulu sehingga fluida akan mengalir
keluar melalui saluran dalam 12. Terjadilah selisih tekanan antara ruang 2 dan 4. Terlebih oli
yang akan masuk ke ruang 4 melalui orifice(venturi) 3 akan menimbulkan daya angkat
sehingga torak 11 terangkat ke atas yang mengakibatkan fluida mengalir melalui 1 ke tangki.
Begitu tekanan turun kembali sampai di bawah penyetelan dengan cepat katup popet 7
menutup, tekanan pada ruang 2 dan 4 segera sama dan torak 11 pun segera menutup
kembali.

30
Apakah keuntungan katup ini dibanding dengan direct acting relief valve ?.
Compound relief valve memiliki keunggulan antara lain :
 Mengurangi pressure override (hingga menjadi 100 – 150 kPa)
 Hampir dapat menghilangkan pressure peaks secara keseluruhan.
Dengan demikian katup ini dikatakan lebih aman dan lebih ekonomis sehingga katup inilah
yang banyak digunakan di industri.
Gambar 3.17 berikut masih termasuk relief valve yaitu yang disebut vented relief valve
Bedanya dengan compound relief valve adalah bahwa katup ini dapat dioperasikan kapan
saja diperlukan sedangkan compound relief valve beroperasi secara otomatis setiap terjadi
tekanan lebih.

Gb.3.17 Vented relief valve

Gambar 3.18
adalah katup
relief yang
dikendalikan
dengan
remote
control.
Silahkan
anda
menjelaskan
cara kerjanya
!

Gb.3.18 Remote pressure control


Gambar 3.19a dan 3.19b merupakan katup relief untuk mengatur tekanan kerja pada sistem
dengan tekanan yang berbeda-beda. Perhatikan hubungan antara posisi katup dengan
tekanan kerja yang mengalir pada sistem !

Gb.34a

Gb.3.19a Gb.3.19b

3.5 Unloading Valve


Katup ini juga disebut accumulator charging valve yang berfungsi antara lain :
 Membatasi tekanan maksimum pada sistem
 Mengisi accumulator hingga mencapai tekanan maksimum.
 Membebaskan pompa dari tekanan kerja (unloading the pump) dan menjaga tekanan
pada sistem tetap dengan menggunakan accumulator

Gb.3.20 Unloading
valve pada posisi
pengisian accumulator

32
Sedangkan gambar 3.21 berikut ini adalah cara pembebasan beban pompa dengan kontrol
elektrik.
Cara kerjanya adalah :
Dua buah micro switch dari pressure switch saling dihubungkan dengan relay sedemikian
rupa sehingga apabila tekanan pada sistem turun maka solenoid akan dialiri listrik sehingga
mengubah posisi menjadi menutup dan aliran fluida menuju ke accumulator melalui check
valve.
Apabila accumulator dan sistem telah mencapai tekanan seting maka arus ke solenoid putus
sehingga fluida dicerat (venting) ke tangki.

Gb.3.21
Sirkuit
pembebasan
beban
pompa
dengan
accumulator
dan pressure
switch

3.6 Offloading Valve


Katup ini biasa dipakai untuk mengalirkan fluida kembali ke tangki pada sirkuit hidrolik yang
menggunakan pompa dobel. ( lihat gambar 3.22 ).

Gb.3.22 Offloading
valve controlling
3.7 Counterbalance Valve ( Katup Pengimbang )
Katup ini diaplikasikan pada silinder vertikal digunakan untuk menahan beban agar tidak
turun dengan bebas oleh beratnya sendiri. ( lihat gambar 3.23)

Gb.3.23 Counterbalance valve circuit

3.8 Brake Valve ( Katup Pengerem )

Gb 3.24 Brake Valve

3.9 Sequence Valve

34
Coba perhatikan gambar 3.25 berikut, kemudian jelaskan apa fungsi katup tersebut?.
Perhatikan pula perbedaan antara katup pada Gb.3.25a dan Gb.3.25c

Gb.3.25b
Gb.3.25a

Gb.3.25c Gb.3.25d

3.10 Pressure Reducing Valve ( Katup penurun tekanan )


Gb.3.26. Pressure Reducing Valve dengan pilot operated

Tugas Kegiatan Belajar 3

Kerjaka tugas berikut di lab. Hidrolik atau di bengkelyang mempunyai mesin yang dilengkapi
dengan sistem hidrolik.

1. Identifikasi katup-katup yang ada di dalam sistem hidrolik pada mesin /alat yang
ada.

2. Tulis nama dan jenis katup yang anda temukan.

36
KEGIATAN BELAJAR 4

UNIT PENGGERAK (AKTUATOR)

Unit penggerak hidrolik berfungsi untuk mengubah tenaga fluida ( tenaga yang ditransfer
oleh fluida) menjadi tenaga mekanik berupa gerakan lurus ataupun gerakan putar.
Penggerak hidrolik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
 Penggerak lurus (Linear actuator):
o Silinder kerja tunggal.
o Silinder kerja ganda.
 Penggerak putar (Rotary actuator):
o Motor hidrolik.
o Penggerak putar terbatas (Limited rotary actuator).

4.1 Single Acting Cylinder

Silinder ini mendapat suplai


tenaga fluida hanya dari satu
sisi saja. Untuk mengembalikan
ke posisi semula biasanya
digunakan pegas atau kem-bali
karena beratnya sendiri atau
beban. Silinder kerja tunggal
hanya dapat mem-berikan
tenaga pada satu sisi saja.
Salah satu contoh single acting
cylinder telah kita lihat dan kita
bahas pada modul “ Dasar-
dasar sistem Tenaga Fluida “
Ada beberapa jenis silinder
kerja tunggal ini dan dapat kita Gb.4.1.
lihat pada gambar berikut
Gambar 4.2 berikut ini menunjukkan sebuah silinder hidrolik kerja tunggal, artinya silinder
ini mendapat suplai tenaga (dorongan cairan hidrolik) hanya dari satu sisi. Kemudian piston
kembali oleh dorongan beban (kiri) atau piston kembali oleh pegas (kanan)

Gb. 4.2 Silinder hidrolik kerja tunggal

4.2 Double Acting Cylinder (Silinder Kerja Ganda)

Silinder ini mendapat suplai aliran liquid dari dua sisi. Konstruksinya hampir sama dengan
silinder kerja tunggal. Keuntungannya adalah bahwa silinder ini dapat memberikan tenaga
pada kedua belah sisinya. Silinder kerja ganda ada yang memiliki batang torak ( piston rod )
pada satu sisi dan ada pula yang pada kedua sisi. Konstruksi mana yang akan dipilih tentu
saja harus disesuaikan dengan kebutuhan. (Lihat tabel berikut)

38
Gambar 4.3 di bawah ini menunjukkan silinder kerja ganda, yaitu suplai cairan hidrolik dari
kedua sisi silinder. Dua buah saluran masuk dapat kita lihat pada bagian bawah silinder
yaitu bagian yang tidak bernomor.

Gb. 4.3 Silinder hidrolik kerja ganda

Nama-nama bagian :
1. Seal penyapu (wiper seal).
2. Mur pengunci (lock nut).
3. Seal batang torak (piston rod seal).
4. Bearing (bantalan) batang torak.
5. Baut lubang angin (venting screw).
6. Bodi atau tabung silinder (cylinder barrel).
7. Batang torak (piston rod).
8. Torak (piston).
9. Tutup silinder (cylider cap).
10. Seal torak (ring piston).

4.3 Hydraulic Motor ( Motor Hidrolik )

Motor hidrolik berfungsi untuk mengubah energi fluida menjadi tenaga mekanik putar.
Kalau begitu bagaimana konstruksi motor hidrolik secara umum ?
Motor hidrolik secara umum didesain sebagai berikut :
 Setiap konstruksi motor hidrolik harus memiliki penampang penggerak yang luasnya
( A ) untuk dapat menerima tekanan penggerak. Untuk motor vane (sudu-sudu) dan

40
motor roda gigi bentuk penampangnya adalah persegi empat sedangkan untuk motor
torak bentuk penampangnya adalah lingkaran.
 Penampang penggerak dengan luas ( A ) harus dihubungkan dengan poros keluaran
motor ( output shaft ).
 Saluran masuk dan keluar fluida harus memiliki pengaturan waktu penyaluran fluida
agar terjadi proses pemutaran yang kontinyu.
Besar kecilnya efisiensi motor hidrolik tergantung pada :
 Kemampuan penampang penggerak mentransfer tekanan
 Kemampuan setiap bagian yang bergerak menahan bocoran, artinya semakin kecil
kebocoran semakin besar efisiensi motor.
Apakah perbedaan antara motor hidrolik dan pompa hidrolik ?
Secara konstruksi motor hidrolik dan pompa hidrolik hampir sama, bahkan komponen-
komponennya dapat juga saling dipertukarkan atau suatu saat pemakaiannya pun dapat
dipertukarkan. Artinya suatu ketika pompa hidrolik dapat saja digunakan sebagai motor
hidrolik.
Secara fungsi bahwa motor hidrolik berfungsi mengubah energi fluida menjadi energi
mekanik putar ( torque ) sedangkan pompa hidrolik berfungsi sebagai pembangkit aliran
fluida (energi fluida) yaitu dengan mengubah tenaga mekanik (yaitu putaran penggerak mula
yang berupa motor listrik atau motor bakar) menjadi tenaga fluida ( aliran fluida yang
bertekanan ).
Jadi dapat dikatakan bahwa motor hidrolik seolah-olah kebalikan dari pompa hidrolik.
Apa yang dimaksud dengan Motor Displacement (Pemindahan Fluida Pada Motor) ?
Yang dimaksud dengan motor displacement ( V ) ialah jumlah fluida (cairan hidrolik) yang
diperlukan untuk memutar poros motor satu putaran. Motor displacement dinyatakan dalam
mili liter ( ml ) atau cm3 , untuk setiap putaran.
Motor hidrolik dibuat dalam bentuk fixed displacement atau variable displacement. Apakah
perbedaan di antara keduanya ? Berikut ini penjelasannya.
Fixed Displacement Motor Hydraulic adalah motor hidrolik dengan tenaga putar yang
konstan dan kecepatan putar dapat berubah-ubah. Perubahan kecepatan putar tergantung
pada jumlah aliran fluida yang masuk ke dalam motor.
Variable Displacement Motor Hydraulic adalah motor hidrolik dengan tenaga putar dan
kecepata putar dapat berubah-ubah. Dengan jumlah aliran fluida masuk dan tekanan kerja
yang konstan perbandingan antara tenaga putar dan kecepatan putar dapat diubah-ubah
sesuai dengan yang dikehendaki.

Seperti halnya pompa hidrolik, motor hidrolik juga terdiri atas bermacam-macam yaitu :
 Gear motor ( Motor roda gigi )
 Vane motor ( Motor sudu-sudu )
 Piston Motor ( Motor torak )
Bagaimana bentuk dan macam setiap jenis motor tersebut di atas anda dapat mempelajari
uraian berikut ini .

4.4 Gear motor ( Motor Roda Gigi )

Motor roda gigi sangat banyak digunakan. Mengapa demikian ? Karena motor ini sederhana
dan ekonomis, maka dapat digunakan untuk menggerakkan alat-alat yang cukup kecil dan
bahkan dapat dikatakan serba guna serta dapat dipindah dari satu alat ke alat yang lain
dengan menggunakan universal mounting bracket (pemegang universal) dan selang
fleksibel.
Motor roda gigi dapat berputar dua arah tetapi secara normal tidak dapat untuk motor
variable displacement.
Apakah gear motor juga ada bermacam-macam ? Ya, berikut ini penjelasannya.
1). External Gear Motor (Motor roda gigi luar)
Secara operasional, cara kerja external gear motor dapat anda lihat pada gambar 11 berikut
ini. Energi hidrolik berupa aliran fluida bertekanan tinggi masuk melalui inlet, kemudian
mendorong pasangan roda gigi sehingga roda gigi berputar dan memutarkan drive shaf
(poros-penggerak). Setelah itu cairan hidrolik mengalir keluar dengan tekanan rendah
melalui saluran outlet menuju ke tangki hidrolik.

Gb.4.4 External Gear motor dalam operasi

Gambar 4.5 adalah gambar motor roda gigi dengan gerakan satu arah putaran saja.

Gb.4.5
42
Nama bagian:
1. Bodi motor hidrolik.
2. Roda gigi yang dipasang
pada bodi.
3. Roda gigi yang diberi poros
output.

Gb. 4.6 Motor hidrolik jenis motor roda gigi

Gambar 4.7, berikut ini menunjukkan salah satu jenis external gear motor yang balanced
(seimbang), yaitu bahwa tekanan oli pada kedua sisi bagian yang berputar adalah sama. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi laju kerusakan pada bantalan (bearing ).

INLET

Gb.4.7 External
gear motor,
balanced
Sedangkan gambar 4.8, berikut menunjukkan potongan dari external gear motor.

Gb.4.8 External gear


motor dalam bentuk
potongan

2). Internal Gear Motor ( Motor Roda gigi Dalam )


Jenis lain dari motor roda gigi
adalah internal gear motor.
Secara operasional, cara
kerjanya dapat anda lihat pada
Gb.4.9, berikut :
Inner rotor dan rotor ring sama-
sama berputar dan inner rotor
dipasang eksentrik terhadap
rotor ring. Jumlah gigi pada
rotor ring dibuat satu lebih
banyak dari pada jumlah gigi
pada inner rotor. Tenaga
hidrolik berupa aliran fluida
bertekanan tinggi masuk
melalui inlet, menekan dan
memutar roda gigi sehingga
roda gigi memutar poros output
motor. Cairan hidrolik keluar
melalui outlet denga tekanan
rendah Gb.7.9 Internal Gear motor dalam Operasi

Bentuk lain dari internal gear


motor adalah motor yang
menggunakan pemisah yang
berbentuk crescent. Lihat
Gb.4.10.
Cara kerjanya dapat anda
perhatikan pada Gb.4.10
tersebut.
Apakah kira-kira keuntungan
dari bentuk ini ?

Gb.4.10 Internal gear Motor dengan pemisah

4.5 Vane Motor ( Motor Sudu-sudu )

44
Cairan hidrolik masuk mendorong vane (kipas) yang dapat keluar-masuk alur karena gaya
sentrifugal dan selalu merapat pada dinding motor. Dengan vane yang berputar ini maka
poros ikut terputar sehingga timbulah putaran motor.

Gb.4.12

Gb.4.11 Vane Motor, balanced

Gambar 4.13. berikut ini adalah vane


motor balanced. Konstruksinya hampir
sama dengan vane pump, hanya saja
pada vane motor ini terdapat spring
clip yang berfungsi untuk menahan
vane (sudu-sudu) dalam kontaknya
dengan outer ring. Maksudnya agar
sudu –sudu senantiasa kontak pada
outer ring (rotor ring).
Kebanyakan mesin sekarang ini
menggunakan balanced vane motor
semenjak tidak dikehendaki variable
vane motor.

Gb.4.13 Vane motor, balanced dalam operasi


4.6 Piston Motors (Motor Torak)

4.6 Piston Motor (Motor Torak)


Seperti halnya pada pompa hidrolik, motor hidrolik juga ada yang menggunakan piston
(torak) dan juga ada motor aksial maupun motor radial. Untuk memahami motor tersebut
cermatilah penjelasan berikut :
Piston motor konstruksinya sangat kompak (tersusun padat) dan biasanya dibuat untuk
tenaga dan kecepatan tinggi. Motor piston ini mempunyai umur kerja yang sangat baik.
Motor torak aksial mampu bekerja pada putaran 0,5 rpm s/d 6000 rpm. Sedangkan motor
radial dapat mencapai efisiensi 95%, bekerja pada putaran hingga 14.000 rpm dan output
power mencapai 3000 kW. Untuk motor yang besar bahkan memerlukan aliran pemasukan
rata-rata (input flow rate) 1600 l/min.
1). Axial Piston Motor Fixed displacement (Motor hidrolik aksial pemindahan tetap)
Gambar 18 berikut ini menunjukkan gambar operasi motor hidrolik pemindahan tetap. Energi
hidrolik yang berupa aliran oli bertekanan tinggi mengalir melalui port A terus mendorong
piston yang ujungnya menggelincir pada gandar dengan kemiringan tetap (swashplate-
fixed).
Dengan tergelincirnya ujung piston maka terjadilah putaran pada poros penggerak (drive
shaft). Selesai melaksanakan tugas mendorong, oli akan terdorong oleh piston keluar
melalui port B dengan tekana rendah

Gb.4.14 Axial Piston Motor-Fixed displacement dalam pengoperasian

2). Axial Piston Motor Variable Displacement (Motor Torak Aksial Pemindahan
berubah)
Anda dapat melihat perbedaan antara gb.18 dan Gb.19. Pada gambar 19 kemiringan
gandar (swashplate) dapat diatur (disetel) untuk dapat mengatur displacement. Dengan
diaturnya displacement tersebut maka kecepatan putar poros dan besarnya torque (tenaga
putar) berubah-ubah pula pada input energi yang tetap.
Cara kerja motor ini sama dengan cara kerja motor pada Gb.18.
Sedangkan Gb.20 merupakan kombinasi motor dan pompa artinya pompa langsung
memompakan oli ke motor tanpa melalui selang-selang (konduktor).

46
Gb.4.15 Axial Piston Motor-Variable Displacement

Gb.4.16 Pump Motor Drive Unit

3). Radial Piston Motor


Motor radial pada gambar 21, adalah salah satu contoh motor yang dipasang pada suatu
alat seperti pada mesin derek (kerekan) atau pada drum. Motor ini didesain dengan tenaga
tinggi dan bekerja pada putaran rendah ( 0,5 rpm )
Bagaimana cara kerja motor ini, coba anda fikirkan berdasarkan gambar berikut !
1. Piston
2. Cylinder block
3. Cam rollers
4. Rotating valve
5. Inlet port
6. Outlet port
7. Milti-lobed cam

Gb.4.17 Radial Piston Motor dalam pengoperasian

4.7 Pengendalian Motor hidrolik

Apakah yang dimaksud dengan pengendalian atau pengontrolan motor hidrolik tersebut ?
Karena keperluan penggerak itu bermacam-macam, baik besar tenaga maupun cepat
lambatnya putaran maka motor hidrolik sebagai unit penggerak atau working element harus
dapat diatur atau dikontrol keluarannya. Ada bermacam-macam hal yang harus diatur a.l :

1). Case drain conection (Saluran pengosongan)


Case drain ini digunakan untuk mengontrol tekanan oli pada rumah motor roda gigi. Untuk
motor roda gigi yang dapat dibalik memerlukan saluran pengosongan (case drain) di luar
sedangkan untuk motor roda gigi yang putarannya satu arah saluran pengosongan langsung
dengan saluran balik yang menuju ke tangki. Tetapi untuk motor satu arah yang dipasang
seri saluran pengosongan perlu dibuat seperti gambar 4.18 berikut

Gb.4.18 Drain untuk motor roda Gb.4.19 Drain untuk . 48


gigi yang dipasang seri motor roda gigi
bolak-balik
Untuk motor bolak-balik ,pada waktu membalik motor akan terjadi pengumpulan bocoran oli
yang akan segera meningkat tekanannya. Apabila oli ini tidak dikosongkan maka akan
menekan pada rumah pompa dan yang akan terkena paling parah adalah seal pada poros
penggerak. Sistem pengosongan dapat dilihat pada gambar 4.19.
2). Freewheeling Control

Pengaturan ini adalah


mengatur ketenangan
putaran motor pada
waktu akan berhenti dan
akan hidup kembali.
Pengontrolannya dapat
anda lihat pada gambar
4.20 berikut.

Gb.4.20 Freewheeling
dengan
menghubungkan
kedua saluran

3). Deceleration Control (Pengendalian Perlambatan)


Yang dimaksud dengan pengaturan perlambatan motor artinya mengatur agar motor
berhenti secara perlahan-lahan . Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengatur tekanan pada
saluran outlet. Dalam pelaksanaannya tekanan masuk tetap dijaga sementara tekanan
keluar secara berangsur bertambah tinggi hingga motor berhenti.
Gb.4.21 Kontrol
Perlambatan

Dalam pemakaian lain , katup pengarah dipindahkan ke posisi netral ,sambil katup
pengerem (brake valve) membatasi aliran keluar, yang mana pembatasan ini meredam
energi perlambatan. Selama pengereman saluran masuk masih mengalirkan tekanan fluida
yang beraasal dari saluran keluar pula(dari brake valve). Cara kerja sistem ini perhatikan
pada Gb. 4.21.

4). Motor Torque Control ( Pengendali Tenaga Motor)


Besar kecilnya tenaga putar (torque) dapat diatur dengan mengatur besar kecilnya tekanan
yang masuk ke dalam motor. Tekanan maksimum pada sistem diatur oleh relief valve
sedangkan tekanan yang sesuai dengan tenaga output yang dikehendaki diatur melalui
reducing valve .(Lihat pada Gb.4.22 terdapat dua cabang saluran untuk dua alternatif
tekanan).

Gb.4.22 Pengaturan torque motor.


5). Motor Speed Control (Pengendali Kecepatan Motor)

50
Pada prinsipnya mengatur kecepatan adalah mengatur jumlah aliran yang melalui motor.
Gb.4.23, berikut menunjukkan pengaturan kecepatan motor secara meter-in. Untuk motor
searah seperti ini agar jangan dipasang pengaturan secara meter out.

Gb.4.23. Pengaturan Kecepatan Motor secara meter in


Untuk motor yang dapat dibalik pengaturan dapat dilaksanakan dengan meter-in, meter-out
atau bleed-off. Gb.4.24 berikut menunjukkan motor dapat diatur dalam tiga kecepatan bolak-
balik. Solenoid “ A “ mengatur kecepatan dengan jumlah aliran 85 l/min. solenoid “ B “
dengan kecepatan aliran 70 l/min dan bila pada posisi tengah berarti motor berputar dengan
kecepatan penuh yaitu dengan 100 l/min.
Katup-katup relief pada cross line berfungsi untuk menghindari tekanan kejut (pressure
shocks) pada waktu putaran dibalik.

Gb.4.24 Pengaturan kecepatan motor bolak-balik


6). Motor Reversal Control ( Pembalik Arah)
Apakah sebenarnya yang menjadi permasalahan pada waktu membalik arah putaran motor?
Permasalahannya adalah terjadinya tekanan lebih pada tekanan balik akibat terjadinya
benturan dari adanya perubahan arah. Hal ini harus dihindari karena akan merusak
komponen hidrolik. Pada Gb.4.25a, untuk menghindari tekanan lebih itu dengan cara
membuat replenishing lines. Dengan kelengkapan ini kelebihan tekanan dapat disalurkan
ke saluran tersebut. Sedangkan pada Gb.4.25b, untuk mengatasi itu digunakan katup
pelepas (relief valve) yang dipasang pada cross-line. Coba jelaskan cara kerjanya dengan
memperhatikan gambar 4.25 berikut !

(a)
Gb.4.25 Pengaturan pembalik arah putaran (b)

4.8 Penggerak Putar Terbatas


Penggerak putar terbatas menghasilkan gerak lengkung atau mengayun (sweepel), tetapi
tidak mencapai 3600 .. Untuk mendapatkan gerakan semacam ini ada beberapa cara seperti
yang kita lihat pada gambar Gb.4.27a dan Gb.4.27b.

Nama-nama bagian :
1. Piston kiri.
2. Bodi.
3. Roda gigi pemutar.
4. Poros keluaran
(output).
5. Batang bergerigi.
6. Piston kanan.

Gb. 4.26 Penggerak putar terbatas

52
Gb.4.27a. Penggerak putar terbatas dengan
roda gigi dan batang bergerigi

Pada Gb.4.27a. ditunjukkan, apabila silinder hidrolik bergerak maju-mundur akan


menggerakkan batang bergerigi sehingga batang bergerigi tersebut akan memutar roda gigi.
Semakin panjang langkah gerakan batang bergerigi semakin besar pula sudut ayaun yang
ditempuh. Sedangkan Gb 4.27b. menunjukkan apabila silinder bergerak maju-mundur akan
menghasilkan gerak lengkung tuas yang berpusat pada engsel. Semakin panjang langkah
silinder semakin besar pula sudut ayau yang dapat dihasilkan.

Gb.4.27b. Penggerak putar terbatas


dengan tuas berengsel

Pada Gb.4.27c. ditunjukkan bahwa gerak putar terbatas dibuat oleh sebuah sudu yang
berputar di dalam silinder (barrel). Sudu pembatas (barrel vane fixed) dipasang tetap dan
sudu putar (shaft vane) berputar bolak-balik sebatas pada sudu pembatas. Pada waktu oli
bertekanan masuk dari sebelah kanan sudu, maka sudu akan terdorong berputar ke kiri
sehingga dihasilkanlah putaran poros ke kiri. Cairan hidrolik disebelah kiri sudu terdorong ke
luar melalui saluran keluar (oil outlet hole) dan pada saat lubang (saluran) itu tertutup oleh
sudu terjadilah pengereman karena oli hanya keluar melalui lubang kecil (orifice) hingga
akhir langkah. Seperti itu juga untuk gerakan sebaliknya. Konstruksi seperti ini biasa
digunakan pada alat-alat putar terbatas seperti pada backhoe.
Gb.4.27c. Penggerak putar terbatas tipe
sudu (Vane type cylinder)

Sampai disini anda telah mempelajari tentang motor dan cara pengendaliannya serta
penggerak putar terbatas..
Selanjutnya selesaikanlah tugas-tugas dalam lembar tugas-tugas anda

54
Tugas Kegiatan Belajar 4

Lakukan observasi terhadap mesin atau pesawat yang menggunakan sistem


hidrolik yang anda miliki kemudian identifikasi komponen-komponen yang ada
dengan menggunakan lembar observasi berikut ini :

No Komponen Ada/tidak Jenis Jumlah

1 Pompa hidrolik Ada Gear pump 1 buah

2 Tangki hidrolik

3 Relief valve

4 Oil level indikator

5 Pressure gauge

6 Penggerak mula

7 Katup pengarah (DCV)

8 Check valve

9 Konektor

10 Konduktor

11 Flow control

12 Accumulator

13 Silinder hidrolik

14 Motor hidrolik

15 Penggerak putar
terbatas

Penilaian Praktik
Untuk penilaian praktik digunakan format penilaian berikut:

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Program Keahlian : Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin Industri
Mata Ujian Praktik : Servis Tangki Hidrolik Dan Filter
Aspek Hasil yang dicapai
No Aspek yang dinilai
kritis Ya Tidak
1 Persiapan
 Alat bongkar pasang …………… ……….. ………….
 Bahan …………… ……….. …………..
2 Langkah bongkar (desmantling)
 Urutan membongkar ……… ……….. ………….
 Membersihkan komponen k…………… ………. …………..
 Meletakkan komponen ….. ……….. ………….
……………..
3 Pemeriksaan kondisi
 Ketepatan memeriksa ………k….. ……….. ………….
 Ketepatan penyimpulan ………k….. ……….. …………..
4 Servis/penggantian
 Ketepatan pemilihan komponen ………k…. ……… …………..
 Kebenaran menulis spesifikasi ………k….. ………. …………..
5 Perakitan kembali
 Urutan merakit komponen ………k… ……… …………
 Kebenaran memasang ………k…. ……… …………
 Pemeriksaan rakitan ………k…. ………. …………
6 Pengujian hasil perbaikan
 Uji fisik/ uji tampak …………… ……… …………
 Uji fungsi ……… ……… …………
 Uji coba dengan beban k………. ……… ………..
….k…
7 Penggunaan alat dan bahan
 Ketepatan penggunaan alat ……… ……… …………
 Ketepatan penggunaan bahan k…………… ……… …………
 Metoda penggunaan alat k…………… ……… …………
 Kehematan penggunan bahan k……….. ……… …………..
8 Sikap kerja
 Menggunakan alat keselamatan kerja ……… ……… …………
 Bekerja dengan aman k…………… ……… …………
 Memelihara alat-alat kerja k…………… ……… …………
 Menjaga lingkungan bersih, tertib, …………… …….. …………
aman, dan sehat

Catatan :Aspek kritis harus lulus (ya), total pencapaian minimum 75%

DAFTAR PUSTAKA

56
1. D. Markk, B. Scharader, M. Thomes, Hydraulics (Basic Level TP 501). Festo
Didactic, Esslingen 1990.

2.Peter Rokhner, Industrial Hydraulic Control, Melbourne, 1984.

2. Sugihartono, Drs. Sistem Kontrol dan Pesawat Tenaga Hidrolik , Tarsito Bandung,
1988

3. ……………………….. Fluid Power 2, Parker-Hanafin-Cooparation Ohio, 1982.

4. ……………………….. Industrial Hydraulic Manual, Sperry Vicker

Anda mungkin juga menyukai