Laba Tidak Dibagi Kel 1 Akm
Laba Tidak Dibagi Kel 1 Akm
Laba ditahan merupakan istilah untuk laba yang tidak dibagi. Laba tidak dibagi merupakan
modal yang berasal dari dalam perusahaan yaitu kumpulan laba dan rugi sampai saat tertentu
sesudah dikurangi dividen yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke rekening modal.
Laba tidak dibagi dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Pembagian dividen
2. Pembelian treasury stok
3. Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan-tujuan tertentu
4. Rekapitalisasi
5. Penyerapan kerugian
Dalam neraca jumlah laba tidak dibagi terdiri dari 2 golongan rekening yaitu :
Dari laporan PT dapat dilakukan beberapa perhitungan yang dipakai sebagai alat
pengukuran terhadap kemampuan perusahaan yaitu :
1. Nilai buku perlembar saham
2. Pendapatan perlembar saham
Yang dimaksud nilai buku saham adalah jumlah rupiah yang menjadi milik
tiap-tiap lembar saham dalam modal PT. Nilai buku ini adalah jumlah yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu pembubaran (likuidasi) PT jika
aktiva dapat dijual sebesar nilai bukunya. Apabila saham ynag beredar itu hanya satu
macam,yaitu saham biasa maka nilai buku per lembar saham dihitung sebagai berikut:
Jumlah modal PT
Nilai saham per lembar saham =
Jumlah lembar saham yang beredar
Rp 2.125.000
Rp 2.125 .000
Nilai buku per lembar = 1.000 .000 = Rp 2.125
Apabila ada modal saham dipesan, maka jumlahnya ditambahkan pada modal
dan jumlah lembarnya ditambahkan pada jumlah lembar yang beredar. Jika ada
treasury stock, maka jumlahnya dikurangkan pada modal dan jumlah lembarnya
dikurangkan pada jumlah lembar yang beredar.
Pendapatan per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam
satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Apabila dividen yang dibayarkan
pada setiap lembar saham dibandingkan dengan pendapatan per lembar saham dalm
peiode yang sama, maka akan diperoleh presentase pembayaran (pay out percentage).
Berikut ini contoh perhitungan pendapatan per lembar saham untuk masing-
masing struktur modal:
Contoh:
PT Klaudia Hani mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun
2015 sebanyak 1.000 lembar pendapatan bersih dalam tahun 2015 sebesar Rp
1.500.000. semua saham sudah beredar sejak awal tahun 2015 dan tidak ada
saham prioritas.
Pendapatan per lembar saham PT Klaudia Hani untuk tahun 2015 sebesar:
Rp 1.500 .000−0
= Rp 1.500
1.000lembar
Yang dimaksud dengan laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang
diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.
Perhitungan laba per lembar sahamdiatur dalam SAK No. 56 yang menyatakan ada 2
macam laba per lembar saham yaitu:
a. Laba per saham dasar (LPS dasar) adalah jumlah laba pada suatu periode yang
tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan. Laba per
saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi
pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar dalam suatu periode.
Rumus dasar LPS dasar adalah:
Laba bersih−Dividen saham prioritas
Laba per saham dasar =
Rata−rata tertimbang saham yang beredar
Apabila terdapat transaksi yang mengubah jumlah saham biasa, maka jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa harus disesuaikan. Contoh transaksi yang
mengubah jumlah saham biasa adalah:
1. Pembagian dividen saham biasa dan saham bonus
2. Penerbitan hak memesan lebih dulu (right issue) untuk pemegang saham lama
3. Pemecahan saham (stock splits)
4. Penggabungan saham
Contoh:
PT Maju mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun 2005
sebanyak 1.000 lembar. Pendapatan bersih dalam tahun 2005 sebesar Rp
1.500.000. semua saham sudah beredar sejak awal tahun 2005 dan tidak ada
saham prioritas pendapatan per lembar saham PT Maju untuk tahun 2005 sebesar:
Rp . 1.500 .000−0
= Rp 1.500
1.000lembar
b. Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah jumlah laba pada suatu periode
pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi
saham biasa yang sifatnya yang beredar sepanjang periode pelaporan.
Menurut SAK No. 56, dalam menghitung laba per saham dilusian, laba bersih
residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan
dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang
dilutif.
Perhitungan laba per saham dilusian pada dasarnya sama dengan perhitungan LPS
dasar. Perbedaannya terletak pada hal-hal berikut:
1. Laba bersih yang diperhitungkan adalah laba bersih residual ditambah dividen
dan bunga (dihitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan perubahan
penghasilan dan beban yang disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa.
2. Jumlah rata-rata saham biasa yang beredar ditambah rata-rata tertimbang
saham biasa yang akan beredar dengan asumsi semua efek berpotensi saham
biasa yang dilutif dikonversikan menjadi saham biasa.
Laba ditahan merupakan istilah untuk laba yang tidk dibagi, maksudnya adalah
sebagaian atau keseluruhan laba yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Sedangkan dividen sendri
adalah pembagian pada pemegang saham perusahaan yang sejajar dengan jumlah
saham yang dimiliki.
DIVIDEN
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah
lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi
kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.
Dalam pembagian dividen dari suatu perusahaan ada 3 tanggal yang perlu diperhatikan yaitu
tanggal pengumuman, tanggal pendaftaran (pencatatan), dan tanggal pembayaran. Dividen
yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Dividen kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dalam bentuk kas. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya
dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian
dividen tersebut.
Contoh:
Misalnya PT Klaudia Hani pada tanggal 20 Desember 2005 mengumumkan
pembagian dividen sebesar Rp 1.000 untuk setiap lembar saham biasa dan akan
dibayar tanggal 20 Januari 2006 kepada pemegang saham yang terdaftar pada tanggal
10 Januari 2006. Saham biasa yang beredar sebanyak 1.000 lembar.
Jurnal yang dibuat:
15 Januari 2006
Ketika jatuh tempo, scrip dan bunganya dilunasi dengan jurnal sebagai berikut:
d. Dividen likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal.
dividen likuidasi dacatat dengan mendebit rekening pengembakian modal yang dalam
neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Apabila perusahaan membagi
dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu meneganai berapa
jumlah pembagia laba dan berapa yabg merupakan pengembalian modal, sehingga
para pemegang saham biasa mengurangi rekening investasinya.
e. Dividen saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran
kepada para pemegan saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen saham bisa dibagikan sebagai berikut:
1. Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen saham biasa
untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham prioritas untuk pemegang
saham prioritas, disebut dividen saham biasa.
2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen saham
prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang
saham prioritas, disebut dividen saham spesial (khusus).