FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FEBRUARI 2021
Daftar Isi
Daftar Isi...........................................................................................................................2
RINGKASAN......................................................................................................................3
BAB 1.................................................................................................................................4
BAB 2.................................................................................................................................6
2.1 Anastesi Lokal...................................................................................................6
2.2 Intraoperative Cardiac Arrest.........................................................................7
2.3 Obat Anastesi yang Menimbulkan IOCA.....................................................10
BAB 3...............................................................................................................................11
3.1 Model Kegiatan....................................................................................................11
3.2 Waktu Penelitian.................................................................................................11
3.3 Populasi dan Sampel...........................................................................................11
3.4 Pengumpulan dan Analisis Data........................................................................11
3.5 Cara Penyimpulan...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
LAMPIRAN.......................................................................................................................15
2
RINGKASAN
IOCA atau Intraoperative Cardiac Arrest dapat terjadi sebagai risiko tinda
kan anestesi, tindakan operasi dan jenis penyakit pasien. Tindakan anestesi umu
m memilik resiko lebih tinggi terjadi IOCA dibandingkan anestesi regional. IOCA d
apat terjadi akibat dari hipoksia, hipovolemia, hipokalemia/hiperkalemia, hipoter
mia/hipertermia, thrombosis, tension pneumothorax, dan tamponade jantung. Di
mana salah satunya hipovolemi ini merupakan penyebab IOCA terbanyak. Jenis o
perasi yang besar dan gawat darurat juga dapat meningkatkan risiko terjadinya I
OCA. Pasien lansia dengan nilai American Society of Anesthesiologists (ASA) yang
rendah serta faktor komorbid dari pasien.
Metode survey yang akan dilaksanakan pada penelitian yang berjudul
“pemahaman mahasiswa kedokteran terhadap kejadian IOCA ( Intraoperative
Cardiac Arrest) akibat anastesi lokal” ini akan berbentuk kuisioner. Kuisioner akan
dibuat dalam bentuk Google Form yang akan disebarkan melalui media sosial seh
ingga bisa diisi oleh Mahasiswa Kedokteran. Target narasumber adalah
mahasiswa kedokteran aktif terutama yang sudah mendapat kuliah mengenai
anestesi. Tujuan jangka pendek pelaksanaan penelitian ini adalah untuk meng
etahui tingkat pemahaman mahasiswa kedokteranmengenai efek – efek yang
dapat muncul akibat anestesi local, salah satunya merupakan henti jantung.
Adapun tujuan jangka panjang penelitian ini adalah dapat memberikan feedback
kepada dosen atau pengajar mengenai anestesi kepada mahasiswa. Sedangkan
manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dapat menjadi review bagi
mahasiswa mengenai kejadian IOCA dan bagaimana tatalaksananya.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Pada saat terjadi henti jantung di dalam ruang operasi, tenaga kesehatan
memiliki peran masing-masing yaitu9 :
1. Dokter Anestesi : Mewakili siapa yang memanggil keadaan kode darura
t dan orang yang meresepkan administrasi obat serta memimpin tindakan resusit
asi dengan presentasi ritme yang sesuai dan memikirkan kemungkinan penyebab
reversibel.
2. Perawat anestesi : Bekerja sama dengan ahli anestesi dalam pemberia
n obat, dimana perawat harus bisa mengendalikan CPR yang benar dan mengapli
kasikan defibrilator.
3. Ahli bedah: Pemimpin alternatif dalam keadaan darurat. Ahli bedah har
us bisa menghentikan prosedur pembedahan dan melakukan kompresi toraks eks
ternal
4. Scrub nurse: Perawat yang harus mengendalikan sterilitas luka bedah,
dan sterilitas instrumen bedah agar tidak terkontaminasi
5. Perawat tidak steril atau in loop : Berperan dalam memanggil bantuan,
mengontrol kedatangan dan perginya brankardi ruang operasi serta membantu s
crub nurse dengan membuka bahan yang diperlukan untuk mengelola IOCA.
Oleh karena paparan diatas, perlu pemahaman bagi seorang dokter yang
tengah disiapkan menjadi klinisi terhadap efek – efek yang tidak diharapkan pada
suatu tindakan anestesi. Sehingga untuk mengetahui hal tersebut peneliti
melakukan penelitian mengenai pemahaman mahasiswa kedokteran terhadap
kejadian IOCA (Intraoperative Cardiac Arrest) akibat anastesi lokal.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Amino Amides
a. Mepivacaine
b. Lidokain
c. Etidocaine
d. Bupivacaine
e. Levobupivacaine
f. Ropivacaine
Amino Ester
a. Procaine
b. Kokain
c. Kloroprokain
d. Tetracaine
6
e. Benzocaine
7
Jenis operasi yang besar dan gawat darurat juga dapat meningkatkan
risiko terjadinya IOCA. Henti jantung intraoperatif memiliki faktor pencetus
yang berbeda dengan faktor pencetus henti jantung pada umumnya. Kondisi
ini erat kaitannya dengan penyulit praoperasi yang dimiliki penderita
misalnya penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, obesitas dan kondisi
lain yang dapat menjadi penyulit proses pembedahan dan tindakan
anestesi.14
Faktor lain yang mempengaruhi adalah prosedur operasi, teknik
operator, dan obat yang digunakan saat prosedur anestesi. Beberapa hal
yang dapat menyebabkan henti jantung saat operasi misalnya reaksi
anafilaksis terhadap obat anestesi, toksisitas akibat obat anestesi, dan
kehilangan darah akibat tindakan operasi. 15
Sebuah studi menyatakan terdapat 16 kondisi mendasar (8T dan 8H)
yang menyebabkan henti jantung intraoperatif, yaitu16 :
8 T : toksin, tension pneumothorax, thrombosis atau emboli paru, thromb
osis pembuluh darah koroner, tamponade jantung, trauma, pemanjangan
interval QT, dan hipertensi pulmonal
8 H : Hipoksia, hipovolemia, hiper/hipokalemia, hidrogen meningkat (acid
emia), hipotermia, hipoglikemia, hipertermia maligna, dan reaksi hipervag
al, dimana salah satunya hipovolemi ini merupakan penyebab IOCA terba
nyak.
8
2.2.3 Penanganan IOCA
Penanganan atau resusitasi pada henti jantung intraoperatif meliputi
RJP untuk irama yang unshockable (asistol dan Premature Electrical Activit
y), defibrilasi untuk irama yang shockable, serta pemberian obat inotropik.
Penilaian terhadap kualitas RJP atau tindakan defibrilasi pada henti ja
ntung intraoperatif tidak dilakukan melalui perabaan nadi karotis seperti he
nti jantung pada umumnya, melainkan dengan melakukan pengamatan ter
hadap end tidal CO2 oleh dokter anestesi yang terlibat. Peningkatan end-ti
dal CO2 hingga mencapai > 20 mmHg meningkatkan kemungkinan terjadin
ya ROSC (Return of Spontaneous Circulation).
Selain itu, pengamatan pada tekanan darah diastol pada jalur arterial
(arterial line/catheter) dan central venous pressure (CVP) juga dapat memb
antu dokter anestesi untuk menentukan probabilitas ROSC ( return of spont
aneous circulation). Sebuah studi menyatakan bahwa tekanan darah diastol
di jalur arterial yang mencapai 40 mmHg meningkatkan kemungkinan seora
ng pasien untuk mengalami ROSC. CPP ( coronary perfusion pressure) yang
dihasilkan dari pengurangan tekanan diastol dari kateter arterial dengan CV
P juga dapat menjadi prediktor yang baik. Nilai CPP ( coronary perfusion pr
essure) sebesar 15 mmHg atau lebih merupakan prediktor keberhasilan tin
dakan resusitasi.
9
berkisar 32-55,7%. Studi lain menyebutkan peluang kesintasan pasien pasc
a ROSC henti jantung intraoperatif mencapai 34,5% dimana ini lebih tinggi
dari persentase peluang hidup pasien pasca ROSC dari kejadian henti jantu
ng pada umumnya. Data di Inggris bahkan menyebutkan bahwa pasien ya
ng mengalami henti jantung intraoperatif dan kemudian berhasil ROSC me
miliki peluang hidup berkisar 70-80%.18
10
BAB 3
METODE KEGIATAN
3.3.2 Sampel
Sampel kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa kedokteran aktif UMM
yang memenuhi kriteria inklusi dan bersdia mengisi kuisioner.
11
masing – masing mahasiswa yang menjawab benar maupun salah. Hasil
penyimpulan data berupa presentase jumlah mahasiswa dengan kriteria
mahasiswa paham yaitu mampu menjawab benar sebesar lebih dari 50%
pertanyaan.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Santosa, Winanda Rizki Bagus Wihastuti, T. A., & Haedar, A. 2015. Analisis Fa
ktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Return Of Spontaneous Circulation P
ada Pasien Henti Jantung Di Igd Rsud Dr Iskak Tulungagung. The Indonesian Jo
urnal of Health Sc.6(1): 8–18.
2. Han, F., Wang, Y., Wang, Y., Dong, J., & Nie, C. 2016. Intraoperative cardiac
arrest. Medicine.96(17): 1–7.
3. Choi, Y. J., Han, S., Woo, S., Ro, Y.-J., & Yang, H.-S. 2014. Perioperative cardi
ac arrest in anesthetized patients at a single teaching hospital in Korea : a retrosp
ective study. Anesth Pain Med.9(2): 144–151.
4. Piccione, C. 2016. Intraoperative Cardiac Arrest : Literature Review and New T
ool to Patient ’ s and Team ’ s Safety. SciMed Central.1(2): 1–7.
5. Nunnally, M. E., O’Connor, M. F., Kordylewski, H., Westlake, B., & Dutton, R. P.
2015. The incidence and risk factors for perioperative cardiac arrest observed in
the national anesthesia clinical outcomes registry. Anesthesia and Analgesia.120
(2): 364–370.
6. Kristensen, S. D., Knuuti, J., Saraste, A., Anker, S., Bøtker, H. E., De Hert, S.,
Wichelewski, J. 2014. 2014 ESC/ESA Guidelines on non-cardiac surgery: Cardiova
scular assessment and management: The Joint Task Force on non-cardiac surger
y: Cardiovascular assessment and management of the European Society of Cardi
ology (ESC) and the European Society of Anaesthesiology (ESA). European Heart
Journal.35(35): 2383–2431.
7. Sandroni, C., Nolan, J., Cavallaro, F., Antonelli, M. 2007. In- hospital cardiac ar
rest: incidence, prognosis and possible measures to improve survival. Intensive C
are Med; 33:237-245.
8. Kaul TK, Tayal G. Anaesthetic Considerations in Cardiac Patients Undergoing N
on Cardiac Surgery. 2007;51(6):280–6.
9. Irianti, Dian Novita et.al. 2018. Henti Jantung Intra Operative. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Majority, vol.7 no.3 Desember 201812.
10. Garmon EH, Huecker MR. Topical, Local, and Regional Anesthesia and Anesth
etics. [Updated 2020 Oct 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Stat
13
Pearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/book
s/NBK430894/
11. Malamed SF. Handbook of local anaesthesia 6th ed. St. Louis: Mosby; 2014.
Pp. 16-7, 59-64, 89-90.
12. Heavner JE. Local anesthetic. Current opinion in anesthesiology. 2007; 20(3):
336-42.
13. Kraus M, Asgarian CD, Koyyalamudi V, Tran L, Alvord J, Kaye AD, et al. Regio
nal Anesthesia and Cardiovascular Disease. Essentials Reg Anesth. 2018;529–40.
14. Han, F., Wang, Y., Wang, Y., Dong, J., Nie, C., Chen, M., & Hou, L. (2017). I
ntraoperative cardiac arrest: A 10-year study of patients undergoing tumorous su
rgery in a tertiary referral cancer center in China. Medicine, 96(17), e6794. https:
//doi.org/10.1097/MD.0000000000006794
15. Moitra, Vivek K. et al. Cardiac Arrest in the Operating Room: Resuscitation
and Management for the Anesthesiologist: Part 1. Anesthesia & Analgesia. 2018;
127(3):49-50
16.Pavlović, Aleksandar, Nevena Kalezić, Slađana Trpković,
Ana Sekulić, Olivera Marinković. Cardiac arrest and cardiopulmonary resuscitation
in the operating room. Serbian Archives of Medicine 2017.1-11
17. Moitra, Vivek K. et al. Cardiac Arrest in the Operating Room: Part 2-Special Si
tuations in the Perioperative Period. Anesthesia & Analgesia. 2018;127(3):889-90
3
18.Kalkman, Shona et al. Survival after Perioperative Cardiopulmonary
Resuscitation. Anesthesiology. 2016:V(124):723-730
14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Pertemuan Pakar dan Fasilitator
15
3. Presentasi Jurnal Reading (27 Februari 2021)
16
Lampiran 2. Pertanyaan Kuisioner
17
18
Hasil Output
19