Anda di halaman 1dari 12

KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN

SEBAGAI PROSES SOSIAL DALAM BERMASYARAKAT

Jeanne Darc N. Manik SH., M.Hum

Abstract

In the system of society are deliberately structured to achieve specific purposes


usually associated with the distribution of power and official authority in formal
organizations. However, if a society is to be organized and the integrity of public
life is maintained, then the power and authority must be shared on a regular basis,
so that everyone will be clear where the power and authority within the
organization both horizontally and vertically. Power is an important element in
people's lives because of their role to determine the fate of millions of people.
Power is always there in the community, both still simple and complex large
societies. The existence of power depending on the nature of the relationship
between the ruling (leaders) and forced. There is a leader in one particular area,
there is also a leader in many aspects of life. There are leaders and there are
followers who seek the actually sought his followers. There are official leaders
(formal leaders) and there are informal leaders.

Kata Kunci :

Power, Leadership, and Social Procces

I. PENDAHULUAN daripada gelar akademis, misalnya.


1.1 Latar Belakang Sementara itu, dilingkungan
Menurut Soerjono Soekanto masyarakat kota yang modern, yang
(1982), di dalam mas1yarakat manapun terjadi seringkali sebaliknya.
selalu dan pasti mempunyai sesuatu Sebagian pakar meyakini bahwa
untuk dihargai. Sesuatu yang dihargai pelapisan dalam masyarakat
di masyarakat bisa berupa kekuasaan, sesungguhnya sudah mulai ada sejak
harta kekayaan, ilmu pengetahuan, masyarakat mengenal kehidupan
status haji, status darah biru atau bersama. Dalam masyarakat yang
keturunan dari keluarga tertentu yang sederhana, lapisan-lapisan dalam
terhormat atau apapun yang bernilai masyarakat, lapisan-lapisan dalam
ekonomis. Di berbagai masyarakat, masyarakat pada awalnya didasarkan
sesuatu yang dihargai tidaklah selalu pada perbedaan seks, perbedaan antara
sama. Di lingkungan masyarakat pemimpin dengan yang dipimpin,
pedesaan, tanah sewa dan ternak perbedaan umur, bahkan perbedaan
seringkali dianggap jauh lebih berharga yang berdasar pada kekayaan. Pada
masyarakat yang demikian, perbedaan
* Penulis adalah Dosen di Fakultas Hukum, kedudukan dan peran masih bersifat
Universitas Bangka Belitung.

64
sementara, mengingat warganya masih disengaja dan sistem pelapisan yang
sedikit dan mereka yang mempunyai terjadinya dengan sengaja disusun
kedudukan tinggi pun tidak banyak untuk mencapai tujuan tertentu.
jumlahnya. Sebaliknya, semakin Lapisan-lapisan masyarakat yang
kompleks suatu masyarakat, semakin terjadi dengan sendirinya atau tidak
kompleks pula lapisan-lapisan dalam disengaja misalnya lapisan yang
masyarakat. didasarkan pada umur, jenis kelamin,
Pitirim A. Sorkin mengemukakan kepandaian, sifat keaslian keanggotaan
bahwa stratifikasi sosial adalah kerabat kepala masyarakat, mungkin
pembedaan penduduk atau masyarakat dalam batas-batas tertentu berdasarkan
kedalam kelas-kelas secara bertingkat harta.
(hierarkis).2 Perwujudannya adalah Dalam sistem lapisan masyarakat
adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang sengaja disusun untuk mencapai
yang lebih rendah. Dasar dan inti dari tujuan tertentu biasanya berkaitan
lapisan-lapisan dalam masyarakat dengan pembagian kekuasaan dan
adalah adanya ketidakseimbangan wewenang yang resmi dalam organisasi
dalam pembagian hak dan kewajiban, formal, seperti pemerintahan,
kewajiban dan tanggungjawab nilai- perusahaan, partai politik, angkatan
nilai sosial dan pengaruhnya diantara bersenjata dan sebagainya. Kekuasaan
anggota-anggota masyarakat. dan wewenang itu merupakan suatu
Bentuk konkret lapisan-lapisan unsur khusus dalam sistem pelapisan
dalam masyarakat tersebut bermacam- masyarakat yang mempunyai sifat
macam, namun pada prinsipnya khusus lain daripada tanah, uang dan
bentuk-bentuk tersebut dapat benda ekonomis lainnya, ilmu
diklasifikasikan kedalam tiga kelas, pengetahuan dan sebagainya. Hal ini
yaitu : disebabkan uang, tanah dan sejenisnya
1. Kelas yang didasarkan pada faktor dapat dibagi secara bebas dalam
ekonomis masyarakat tanpa merusak keutuhan
2. Kelas yang didasarkan pada faktor masyarakat.
politis Namun demikian, apabila suatu
3. Kelas yang didasarkan pada masyarakat hendak hidup teratur dan
jabatan-jabatan tertentu dalam keutuhan masyarakat tetap terjaga,
masyarakat. maka kekuasaan dan wewenang harus
Terjadinya stratifikasi sosial atau dibagi-bagi secara teratur, sehingga
sistem pelapisan dalam masyarakat setiap orang akan jelas dimana
dapat dibedakan menjadi dua macam, kekuasaan dan wewenangnya dalam
yaitu sistem pelapisan yang terjadinya organisasi baik secara horizontal
dengan sendirinya artinya tanpa maupun vertikal.
Kekuasaan merupakan unsur
2
Pitirim A. Sorokin dalam J. Dwi Narwoko
penting dalam kehidupan masyarakat
dan Bagong Suyanto, Sosiologi, Teks karena peranannya dapat menentukan
Pengantar dan Terapan, Kencana, Jakarta, nasib berjuta-juta orang. Kekuasaan
2004, hal. 152

65
senantiasa ada dalam masyarakat, baik kepustakaan yang dilakukan dengan
masih sederhana maupun masyarakat cara membaca dan mempelajari teori-
besar yang kompleks. Adapun teori atau tulisan-tulisan yang terapat
keberadaan kekuasaan tergantung pada dalam buku-buku literature dan bahan-
sifat hubungan antara yang berkuasa bahan bacaan ilmiah yang berhubungan
(pemimpin) dan yang terpaksa. Ada dengan permasalahan yang dibahas.
pemimpin disatu bidang tertentu, ada
pula pemimpin dalam banyak segi II. PEMBAHASAN
kehidupan. Ada pemimpin yang 2.1 Kekuasaan
mencari pengikutnya dan ada yang Kekuasaan merupakan
justru dicari pengikutnya. Ada kemampuan untuk mempengaruhi
pemimpin resmi (formal leader) dan pihak lain menurut kehendak yang ada
ada yang informal leader.3 pada pemegang kekuasaan tersebut.
Kekuasaan terdapat di semua bidang
1.2 Rumusan Masalah kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan
1. Bagaimanakah kekuasaan dapat mencakup kemampuan untuk
diperoleh dalam masyarakat memerintah (agar yang diperintah
sekarang ini? patuh) dan juga memberi keputusan-
2. Bagaimanakah kepemimpinan keputusan yang secara langsung dan
yang terjadi pada saat ini? tidak langsung mempengaruhi
tindakan-tindakan pihak lainnya. Max
1.3 Metode Penulisan Weber menyatakan bahawa kekuasaan
Metode yang dipakai penulisan adalah kesempatan seseorang atau
ini adalah pendekatan deskriptif, yang sekelompok orang untuk menyadarkan
lebih kepada pemaparan dengan tujuan masyarakat akan kemauan-kemauannya
untuk memperoleh gambaran sendiri sekaligus menerapkannya
(deskripsi) lengkap tentang keadaan terhadap tindakan-tindakan perlawanan
tertentu, pada suatu tempat tertentu dan dari orang-orang atau golongan-
pada saat tertentu. Pendekatan dalam golongan tertentu.4
tulisan ini merupakan pendekatan Kekuasaan dapat bersumber pada
konseptual, yang timbul dari bermacam-macam faktor , sehingga
pandangan dan doktrin yang apabila dikaitkan dengan kegunaannya,
berkembang dalam ilmu sosial. Sumber maka akan diperoleh gambarab sebagai
data dan pengumpulan data dilakukan berikut :
melalui studi kepustakaan, yaitu
mendapatkan data melalui bahan-bahan

3
Selo Soemardjan, Pola-Pola kepemimpinan
Dalam Pemerintahan, ceramah pada Coaching
4
Management Lembaga Pertahanan Nasional, 7 Max Weber, Essay in Sociology, Oxford
Maret 1967, tidak diterbitkan, dalam Soerjono Univercity Press, 1946, hal.180, yang
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, diterjemahkan oleh Noorkholis dan Tim
RadjaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hal.288- Penerjemah Promothea, Sosiologi, Pustaka
289 Pelajar, Yogyakarta, 2006

66
Sumber Kekuasaan berbagai peraturan perekonomian,
1 Sumber 2. Kegunaan baik masalah modal, buruh,
a. Militer, a. Pengendalian,
ekspor-impor dan sebagainya.
Polisi, kekerasan
Kriminal 3. Saluran politik
b. Ekonomi b. Mengendalikan Penguasa sengaja membuat
tanah, buruh, berbagai peraturan yang harus
kekayaan material, ditaati masyarakat agar berbagai
produksi
perintahnya berjalan lancar. Untuk
c. Politik c. Pengabilan
keputusan
itu sengaja diangkat pejabat yang
d. Hokum d. Mempertahankan, loyal.
mengubah, 4. Saluran tradisi
melancarkan Penguasa mempelajari dan
interaksi memanfaatkan tradisi yang berlaku
e. Tradisi e. System
dalam masyarakat , guna
kepercayaan, nilai-
nilai kelancaran pemerintahan.
f. Ideology f. Pandangan hidup, 5. Saluran ideologi.
integrasi Penguasa mengemukakan
g. Diversiona g. Kepentingan serangkaian ajaran dan doktrin
ry power rekreatif
sehingga menjadi ideiologi bangsa
Sumber : Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar, RadjaGrafindo Persada, Jakarta,
sekaligus menjadi dasar
2006, hal. 232. pembenaran segala sikap dan
tindaknnya sebagai penguasa.
Sarana pelaksanaan kekuasaan 6. Saluran lainnya berupa pers,
dapat berupa : kebudayaan, keagamaan dan
1. Saluran militer sebagainya.
Tujuannya adalah untuk
menimbulkan rasa takut dalam diri Kekuasaan dapat dilihat pada
masyarakat sehingga mereka interaksi sosial antar manusia maupun
tunduk pada kemauan penguasa. antar kelompok yang mempunyai
Untuk itu dalam organisasi beberapa unsur pokok, yaitu :
militernya sering dibentuk pasukan 1. Rasa takut
khusus, dinas rahasia dan satuan Perasaan takut pada seseorang
pengamanan kerusuhan. Apabila akan menimbulkan kepatuhan
pengaruh militer ditujukan ke terhadap segala kemajuan dan
Negara lain, tujuannya adalah tindakan orang yang ditakuti
menciptakan rasa aman (security) tersebut. Rasa takut merupakan
agar penguasa dicintai warganya. gejala universal yang terdapat di
2. Saluran ekonomi segala tempat dan biasanya
Pengusaha berusaha menguasai dipergunakan sebaik-baiknya
segala jaringan ekonomi , sehingga dalam masyarakat yang
penguasa dapat menyalurkan mempunyai pemerintahan otoriter.
perintah-perintahnya, melalui

67
2. Rasa pada waktu ada pergantian
Rasa cinta menghasilkan perbuatan kekuasaan dari seseorang penguasa
yang pada umumnya bersifat kepada penguasa lain (yang baru)
posesif, apabila ada suatu reaksi 2. Mengadakan sistem-sistem
positif dari masyarakat yang kepercayaan (belief-systems) yang
dikuasai maka sistem kekuasaan akan dapat memperkokoh
akan dapat berjalan dengan baik kedudukan penguasa atau
dan teratur. golongannya. Sistem kepercayaan
3. Kepercayaan meliputi agama, ideologi dan
Kepercayaan bisa timbul sebagai seterusnya.
hasil hubungan langsung antara 3. Pelaksanaan administrasi dan
dua orang atau lebih yang bersifat birokrasi yang baik
asosiatif. Soal kepercayaan sangat 4. Mengadakan konsolidasi
penting demi kelanggengan horizontal dan vertikal.
kekuasaan.
4. Pemujaan Cara mengetahui siapa atau siapa
Sistem kepercayaan mungkin saja yang berkuasa dalam suatu system
dapat disangkal oleh orang lain, politik atau dalam suatu masyarakat,
tetapi sistem pemujaan membawa dapat dikemukakan tiga analisis
seseorang dan kelompok untuk sebagai berikut5 :
membenarkan segala sesuatu yang Pertama, dengan analisis posisi,
dating dari penguasa tersebut. ialah suatu analisis untuk mengetahui
siapa yang berkuasa atau mempunyai
Kekuasaan yang telah pengaruh yang besar dalam pembuatan
dilaksanakan, memerlukan serangkaian keputusan politik dengan melihat
cara atau usaha-usaha untuk posisinya dalam lembaga
mempertahankannya. Setiap penguasa pemerintahan. Hak ini, sebenarnya
(pemimpin) yang telah memegang didasarkan pada suatu asumsi bahwa
kekuasaan didalam masyarakat, demi pejabat-pejabat yang menduduki
stabilnya masyarakat, akan erusaha posisi-posisi yang tinggi dalam
untuk mempertahankannya. Cara-cara lembaga pemerintahan cenderung
atau usaha-usaha yang dapat secara politis mempunyai kekuasaan
dilakukannya adalah antara lain : yang besar pula. Untuk mengetahui
1. Dengan jalan menghilangkan siapa yang menduduki posisi yang
segenap peraturan-peraturan lama, tinggi itu tidaklah sukar, karena pada
terutama peraturan dalam bidang umumnya telah diarsipkan dalam
politik, yang merugikan dokumen yang lengkap, akan
kedudukan penguasa. Peraturan- tetapi,kelemahan analisis ada dua, yaitu
peraturan tersebut akan digantikan 5
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar
oleh peraturan-peraturan baru yang Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala
akan menguntungkan penguasa. Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi dan
Keadaan tersebut biasanya terjadi Pemecahannya, Kencana, Jakarta, 2011,
hal.455-457

68
memasukkan ke dalam kategori disukainya. Selain itu, yang diketahui
pembuat keputusan tokoh-tokoh informan mungkin hanya tokoh-tokoh
boneka tetapi tidak mempunyai hanya dalam bidang-bidang tertentu
kekuasaan apa-apa karena orang lain saja, tidak untuk bidang lain. Oleh
yang memutuskan untuknya, hanya karena itu, analisis pertama dan kedua
sekedar mengesahkan keputusan yang ini seringkali digunakan bersama-sama,
telah dibuat orang lain. Lainnya bahwa yaitu analisis posisi digunakan sebagai
mungkin dapat dimasukkan orang- pelengkap analisis reputasi, artinya
orang yang secara informasi menghubungi orang-orang yang
mempunyai pengaruh pada kelompok- menduduki posisi penting untuk
kelpompok pembuat keputusan. menanyai siapa-siapa yang ikut dalam
Analisis posisi ini cenderung pembuatan keputusan.
membesar-besarkan pengaruh `semua` Analisis yang ketiga adalah
dan meremehkan pengaruh tidak analisi keputusan yakni analisis untuk
langsung. mengetahui siapa-siapa yang berkuasa
Kedua, analisis reputasi, yaitu dengan cara mengamati dan meneliti
analisis untuk mengidentifikasikan siapa-siapa yang ikut mengambil
pihak berkuasa yang tidak didasarkan keputusan melalui beberapa kasus
pada bagian organisasi resmi akan pengambilan keputusan yang dianggap
tetapi pada reputasi kekuasaan mereka cukup representative. Dapat
secara informal. Hal ini dapat diketahui diasumsikan bahwa yang memnpunyai
dengan menanyai informan-informan kekuasaan dalam pengambilan
yang mengetahui mekanisme politik keputusan itu bias terdiri atas orang-
dari dekat. Hal ini didasarkan atas orang yang mempunyai pengaruh
anggapan bahwa partisipan dalam suatu langsung dan tidak langsung dalam
sistem mengetahui siapa yang ikut proses pengambilan keputusan, maka
dalam pengambilan keputusan atau kiranya analisis keputusan inilah yang
siapa yang berpengaruh kuat dan siapa paling tepat dan efektif dalam
yang tidak terpengaruh. Dengan cara memperoleh gambaran tentang
ini, akan termasuk dalam kategori yang hubungan kekuasaan dalam suatu
berkuasa aktor-aktor yang tidak masyarakat, karena dengan analisis ini,
menduduki jabatan resmi tetapi maka akan dapat diikuti proses
memiliki kekuasaan tidak langsung. pengambilan keputusan sejak awal
Analisis reputasi ini juga sampai akhir, sehingga tokoh-tokoh
mempunyai kelemahan yaitu yang terlibat didalamnya akan dengan
subjektifitas informan dalam mudah diketahui.
memberikan informasi, artinya Sosiologi tidak memandang
informan mungkin hanya menunjuk kekuasaan sebagai sesuatu yang baik
pada okoh-tokoh yang disukainya atau yang buruk, namun sosiologi
sebagai orang-orang yang berpengaruh mengakui kekuasaan sebagai unsur
dan menutupi /tidak menunjuk tokoh- penting dalam kehidupan suatu
tokoh lain yang berpengaruh tetapi tak masyarakat. Kekuasaan ada dalam

69
setiap bentuk masyarakat, baik yang menyebabkan gerak dari warga
bersahaja maupun masyarakat yang masyarakat.
kompleks.6 Adanya kekuasaan Kepemimpinan seseorang
tergantung dari hubungan antara yang (pemimpin) harus mempunyai
berkuasa dengan yang dikuasai, atau sandaran-sandaran kemasyarakatan
dengan kata lain, antara pihak yang atau social basis. Pertama-tama
memiliki kemampuan untuk kepemimpinan erat hubungannya
melancarkan pengaruh dan pihak lain dengan susunan masyarakat.
yang menerima pengaruh itu, dengan Masyarakat-masyarakat yang agraris
rela atau karena terpaksa, sehingga dimana belum ada spesialisasi,
apabila kekuasaan itu diterjemahkan biasanya kepemimpinan meliputi
pada diri seseorang, biasanya orang itu seluruh bidang kehidupan masyarakat.
dinamakan pemimpin, dan mereka Kekuatan kepemimpinan
yang menerima pengaruh-pengaruhnya ditentukanoleh suatu lapangan
adalah pengikut-pengikutnya. kehidupan masyarakat yang suatu saat
mendapat perhatian khusus dari
2.2 Kepemimpinan masyarakat yang disebut cultural focus.
Kepemimpinan (leadership) Cultural focus dapat berpindah-pindah,
adalah kemampuan seseorang (yaitu misalnya pada suatu waktu dilapangan
pemimpin atau leader) untuk politik, lain waktu pada lapangan
mempengaruhi orang lain (yaitu yang ekonomi, kemudian lapangan hukum
dipimpin atau pengikut-pengikutnya), dan seterusnya. Apabila dalam suatu
sehingga oang lain tersebut bertingkah saat cultural focus beralih, maka si
laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin pun harus mampu
pemimpin tersebut. mengalihkan titik berat
Kadangkala dibedakan antara kepemimpinannya pada cultural focus
kepemimpinan sebagai kedudukan dan yang baru.
kepemimpinan sebagai suatu proses Setiap kepemimpinan, yang
sosial.7 Sebagai kedudukan, efektif harus memperhitungkan social
kepemimpinan merupakan suatu basis apabila tidak menghendaki
kompleks dari hak-hak dan kewajiban- timbulnya ketegangan-ketegangan atau
kewajiban yang dapat dimiliki oleh setidak-tidaknya terhindar dari
seseorang atau badan. Sebagai suatu pemerintahan boneka belaka.
proses, kepemimpinan meliputi segala Kepemimpinan di dalam masyarakat-
tindakan yang dilakukan oleh masyarakat hukum adat yang
seseorang atau sesuatu badannyang tradisional dan homogeni, perlu
disesuaikan dengan susunan
masyarakat tersebut yang masih tegas-
6
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu tegas memperlihatkan cirri-ciri
Pengantar, RadjaGrafindo Persada, Jakarta,
2006, hal.230
paguyuban. Hubungan pribadi antara
7
Koentjaraningrat, Beberapa Pokok pemimpin dengan yang dipimpin
Antropologi Sosial, cet.I, Dian Rakyat, 1967, sangat dihargai. Hal ini disebabkan,
hal.181

70
pemimpin-peminpin pada masyarakat cenderung bergurau, untuk
tersebut adalah pemimpin-pemimpin menawarkan simpati atau
tidak resmi informal leader yang melakukan hal lain yang
mendapat dukungan tradisi atau karena mengangkat semangat kelompok.
sifat-sifat pribadinya yang menonjol.
Dengan sendirinya , masyarakat lebih Kedua tipe ini penting ; yang
menaruh kepercayaan terhadap pertama menjamin kelompok tetap
pemimpin-pemimpin tersebut, beserta pada jalurnya, sedangkan yang kedua
peraturan-peraturan yang meningkatkan kerukunan dan
dikeluarkannya. membatasi konflik.
Tugas pokok seorang pemimpin : Gaya kepemimpinan (leadership
1. Memberikan suatu kerangka pokok style) yang dapat dianut :8
yang jelas yang dapat dijadikan 1. Pemimpin otoriter (authoritharian
pegangan bagi pengikut- leader), yaitu seseorang yang dapat
pengikutnya. memberikan perintah.
2. Mengawasi, mengendalikan serta Ciri-ciri pokoknya :
menyalurkan perilaku warga a. Pemimpin menentukan segala
masyarakat yang dipimpinnya kegiatan kelompok secara
3. Bertindak sebagai wakil kelompok sepihak
kepada duniadiluar kelompok yang b. Pengikut sama sekali tidak diajak
dipimpin. untuk ikut serta merumuskan
tujuan kelompok dan cara-cara
Seorang pemimpin ialah sesorang untuk mencapai tujuan kelompok
yang mempengaruhi orang lain. Ada 2 tersebut.
ciri pemimpin yang dapat c. Pemimpin terpisah dari kelompok
diklasifikasikan yaitu : dan seakan-akan tidak ikut dalam
1. Pemimpin instrumental proses interaksi didalam
(instrumental leader) (atau kelompok tersebut.
pemimpin yang berorientasi pada 2. Pemimpin demokratis ( democratic
tugas, task oriented leader), leader) yaitu seseorang yang
berupaya agar kelompok tetap berupaya mencapai consensus
bergerak ke arah tujuannya. Ciri-ciri umunya adalah :
Pemimpin ini mencoba mencegah a. Secara musyarwarah dan mufakat
anggota agar tidak teralihkan, pemim pin mengajak warga atau
mengingatkan mereka akan apa anggota kelompok untuk ikut
yang mereka coba capai. serta merumuskan tujuan-tujuan
2. Pemimpin ekspresif (expressive yang harus dicapai kelompok,
leader) atau pemimpin
8
sosioemosional, socioemocional James M. Henslin, Essensial of Sociology To
Down Earth Approach (book alone), Pearson
leader), biasanya tidak diakui Education Inc, 2006, yang dialih bahasakan
sebagai pemimpin tetapi nyatanya oleh Kamanto Sunarto, Sosiologi dengan
ia seorang pemimpin. Orang ini Pendekatan Membumi, Erlangga, Jakarta,
2011, hal.138

71
serta cara-cara untuk mencapai a. Indra-brata, yang member
tujuan-tujuan tersebut. kesenangan dalam jasmani
b. Pemimpin secara aktif b. Yama-brata, yang menunjuk pada
memberikan saran dan keahlian dan kepastian hokum
petunjuk-petunjuk. c. Surya-brata, yang menggerakkan
c. Ada kritik positif, baik dari bawahan dan mengajak mereka
pemimpin maupun pengikut- untuk bekerja persuasion
pengikut. d. Caci-brata, yang member
d. Pemimpin secara aktif ikut kesenangan rohaniah
berpartisipasi didalam e. Bayu-brata, yang menunjukkan
kegiatan-kegiatan kelompok. keteguhan pendidikan dan rasa tidak
3. Pemimpin laissez-faire (laissez- segan-segan untuk turut merasakan
faire leader), yaitu seseorang yang kesukaran-kesukaran pengikut-
sangat permisif. pengikutnya.
Ciri-ciri pokoknya adalah : f. Dhana-brata, menunjukkan pada
a. Pemimpin menjalankan suatu sikap yang patut dihormati
peranannya secara pasif g. Paca-brata, yang menunjukkan
b. Penentuan tujuan yang akan kelebihan didalam ilmu
dicapai oleh kelompok pengetahuan, kepandaian dan
sepenuhnya diserahkan kepada keterampilan
kelompok h. Agni-brata, yaitu sifat memberikan
c. Pemimpin hanya menyediakan semangat pada anak buah.
sarana yang diperlukan
kelompok Kepemimpinan yang tersimpul
d. Pemimpin berada ditengah- dalam Asta Brata yang pada pokoknya
tengah kelompok, namun menggambarkan sifat-sifat dan
hanya berperan sebagai kepribadian delapan Dewa. Ajaran –
penonton. ajaran tradisional seperti misalnya di
Jawa, menggambarkan tugas pemimpin
Gaya otoriter nampak lebih melalu pepatah yang diterjemahkan ke
efektif dalam ituasi darurat ; gaya dalam bahasa Indonesia, yang
demokratis bekerja paling baik untuk menyatakan sebagai berikut :
semua situasi dan gaya laissez-faire Di muka memberi tauladan
biasanya tidak efektif karena bersifat Ditengah-tengah membangun
pasif. semangat
Menurut Astra Brata, Dari belakang memberikan
9
kepemimpinan yang akan berhasil pengaruh
harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : Seorang pemimpin dapat
menempati ketiga kedudukan tersebut,
9
Bacalah Sutjipto Wirjosuparto, Astra Brata, yaitu sebagai pemimpin di muka (front
Delapan Ajaran Rama kepada Bharata, Badan leader), pemimpin di tengah-tengah
Kontak Pencipta Kebudayaan Indonesia, 1964

72
(social leader) dan sebagai pemimpin pemimpin atau leader) untuk
dari belakang (rear-leader). mempengaruhi orang lain (yaitu
Kepemimpinan bias dibedakan yang dipimpin atau pengikut-
menjadi dua : pengikutnya), sehingga orang lain
1. Sebagai kedudukan, kepemimpinan tersebut bertingkah laku
merupakan suatu kompleks dari sebagaimana dikehendaki tersebut.
hak-hak dan kewajiban-kewajiban Dengan demikian, keputusan para
yang dapat dimiliki oleh seseorang pemimpin sekaligus merupakan rasa
atau suatu badan keadilan masyarakat (pengikut)
2. Sebagai proses sosial, yang bersangkutan. Gaya
kepemimpinan meliputi segala kepemimpinan (leadership style)
tindakan yang dilakukan seseorang yang dapat dianut yaitu Pemimpin
atau suatu badan yang menyebabkan otoriter (authoritharian leader),
gerak dari warga masyarakat. yaitu seseorang yang dapat
memberikan perintah, pemimpin
III. PENUTUP demokratis ( democratic leader)
3.1 Kesimpulan yaitu seseorang yang berupaya
1. Hukum ada ketika terdapat mencapai consensus, dan pemimpin
kemungkinan ketertiban hendak laissez-faire (laissez-faire leader),
ditegakkan oleh seperangkat petugas yaitu seseorang yang sangat
khusus yang akan menggunakan permisif.
pemaksaan fisik atau psikis dengan
tujuan ditaatinya ketertiban atau 3.2 SARAN
menjatuhkan sanksi bagi pelanggar 1. Pemimpin yang baik, haruslah tahu,
ketertiban. Setiap tatanan hukum saluran kekuasaan yang akan
berpengaruh langsung pada dipakainya dalam mempertahankan
distribusi kekuasaan, ekonomi dan kekuasaannya, tentu saja harus
yang lainnya dalam masyarakat berbasis pada keahlian pokok,
dimana tatanan itu berlaku. Hal ini seperti ekonomi, politik, militer,
berlaku untuk semua tatanan hukum sosial, harta kekayaan dan
dan tidak hanya tatanan hukum sebagainya.
Negara. Secara umum, kekuasaan 2. Dalam melaksanakan kekuasannya,
yang dipahami sebagai kesempatan maka akan sangat tergantung pada
bagi seseorang atau sekelompok struktur masyarakat (pengikut) yang
orang untuk mewujudkan kehendak bersangkutan.
mereka dalam suatu tindakan
komunal bahkan jika tindakan itu DAFTAR PUSTAKA
ditujukan untuk mengatasi
perlawanan pihak lain yang Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,
berpartisipasi dalam tindakan itu. Pengantar Sosiologi :
2. Kepemimpinan (leadership) adalah Pemahaman Fakta dan Gejala
kemampuan seseorang (yaitu Permasalahan Sosial : Teori,

73
Aplikasi dan Pemecahannya, Syahrial Syarbaini dan Rusdiyanta,
Kencana, Jakarta, 2011. Dasar-Dasar Sosiologi, Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2009.
James M. Henslin, Essensial of
Sociology To Down Earth Selo Soemardjan, Pola-Pola
Approach (book alone), Pearson kepemimpinan Dalam
Education Inc, 2006, yang dialih Pemerintahan, ceramah pada
bahasakan oleh Kamanto Coaching Management Lembaga
Sunarto, Sosiologi dengan Pertahanan Nasional, 7 Maret
Pendekatan Membumi, Erlangga, 1967, tidak diterbitkan.
Jakarta, 2011.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Jane C. Ollenburger dan Helen Pengantar, Radja Grafindo
A.More, A Sociology of Woman, Persada, Jakarta, 2006.
yang diterjemahkan oleh Budi
Sucahyono dan Yan Sumaryana, Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Sosiologi Wanita, Rineka Cipta, Pengantar, RadjaGrafindo
Jakarta, 2002. Persada, Jakarta, 2002.

J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto,


Sosiologi, Teks Pengantar dan
Terapan, Kencana, Jakarta, 2004.

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi


(ed.Revisi), Lembaga Penerbit
FE-UI, Jakarta, 2004.

Koentjaraningrat, Beberapa Pokok


Antropologi Sosial, cet.I, Dian
Rakyat, 1967.

Max Weber, Essay in Sociology,


Oxford Univercity Press, 1946,
yang diterjemahkan oleh
Noorkholis dan Tim Penerjemah
Promothea, Sosiologi, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2006.

Paul H. Hurton dan Chester L. Hunt,


Sociology (six editon), Western
Michigan Univercity, Mcgraw-
Hill, USA, 1984, yang dialih
bahasakan oleh Aminuddin Ram
dan Tita Sobaru, Sosiologi,
Erlangga Jakarta, 2006.

74
75

Anda mungkin juga menyukai