PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam hal ini, stratifikasi sosial terbentuk dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat. Pada dasarnya stratifikasi sosial terbagi atas persamaan
derajat yang dimiliki oleh suatu kelompok hingga membentuk lapisan sosial di
masyarakat.
PEMBAHASAN
A. PELAPISAN SOSIAL
1. Pengertian Pelapisan Sosial
a. Persamaan Hak
1
Soekanto Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persaja, Jakarta, hal 111
Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu dirasakan sebagai
sesuatu yang mengganggu,karena dimana kekuasaan itu berkembang,
terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia pribadi dan
berkuranglah batas yang dimiliki hak-hak pribadi yang dimiliki itu.
b. Pasal 28
Ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
c. Pasal 29
Ayat 1 kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh
negara.
d. Pasal 31
Ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
3. Pengertian Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu
pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam
beberapa hal menyerupai crowd, tapi yanag secara fundamental berbeda
dengannya dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam
perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh
beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat,
mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai
diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu
migrasi dalam arti luas.
4. Ciri-ciri Massa
Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata
sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang
berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau
kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka
sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu
proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat,
tersusun dari individu-individu yang anonim.
Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-
anggotanya.2
2
Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika, teori dan Terapan, PT. Bumi Aksara, hal 40
c. Pembagian Pendapatan
1. Komponen Pendapatan
Komponen utama pendapatan nasional dapat dilihat dari pendekatan
yang digunakan dalam menghitung pendapatan itu sendiri.
Apabila dengan menggunakan pendekatan produksi maka pendapatan
nasional memiliki komponen sebagai berikut.
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Pertambangan dan penggalian.
Industri pengolahan.
Listrik, gas, dan air minum.
Bangunan.
Perdagangan, hotel, dan restoran.
Pengangkutan dan komunikasi.
Bank dan lembaga keuangan lainnya.
Sewa rumah.
Pemerintahan dan pertahanan.
Jasa - jasa.
3
JBAF Mayor Polak, Sosiologi, Suatu Pengantar Ringkas, catatan kelima, Penerbit dan Balai Buku
”ikhtiar”, Jakarta 1966, hal 89.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Soekanto Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persaja, Jakarta,
Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika, teori dan Terapan, PT. Bumi Aksara
JBAF Mayor Polak, Sosiologi, Suatu Pengantar Ringkas, catatan kelima, Penerbit dan Balai
Buku ”ikhtiar”, Jakarta 1966,