Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara
keseluruhan, sehingga pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut penting dilakukan. Gigi dan
mulut dapat dikatakan sehat apabila jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur – unsur
yang berhubungan dalam rongga mulut, memungkinkan individu makan, berbicara dan
berinteraksi sosial tanpa disfungsi, gangguan estetik, penyimpangan oklusi dan kehilangan
gigi sehingga mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Permenkes tahun 2015
menyebutkan bahwa gigi dan mulut penting bagi kehidupan kita, karena mulut bukan hanya
sebagai pintu masuk untuk makanan dan minuman, tetapi mempunyai fungsi penting dalam
pencernaan makanan, estetik dan komunikasi. Mulut adalah cermin dari kesehatan gigi,
karena secara umum banyak gejala – gejala penyakit yang dapat dilihat di dalam mulut.
Pada usia milenial, kesehatan gigi merupakan masalah yang penting karena tidak saja
menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya
sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas. Kondisi ini tentu akan mengurangi
frekuensi kehadiran para muda-mudi ke tingkat jenjang pendidikan, organisasi maupun
pekerjaan, mengganggu konsentrasi belajar, mengganggu kegiatan bersosialisasi,
mempengaruhi nafsu makan dan asupan makanan sehingga dapat memengaruhi status gizi
dan pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik. Umumnya kelompok
milenial memiliki risiko masalah kesehatan gigi dan mulut yang tinggi karena pada rentang
usia ini biasanya suka untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sesuai dengan
keinginannya. Generasi muda atau lebih sering dikenal dengan kaum milenial, dikenal
memiliki gaya hidup yang dinamis dengan mobilitas yang tinggi dan tuntutan untuk
menyelesaikan sesuatu secara cepat. Mereka juga rentan terpengaruh akan perubahan yang
begitu cepat terjadi disekeliling. Alhasil mereka jarang memerhatikan dan merawat secara
utuh kesehatan giginya. Gaya hidup ini membuat banyak generasi muda sangat rentan untuk
terdeteksi beberapa masalah gigi dan mulut khususnya gigi sensitif.
Pada RaKerNas XII PDGI dan Seminar Ilmiah Nasional Kedokteran Gigi yang
diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) tahun 2019 di Semarang,
dikemukakan bahwa banyak 50% generasi muda mengalami keluhan gigi sensitif, namun
belum memeriksakan gigi ke dokter gigi dan memilih untuk menahan rasa ngilunya.

1
Di dalam media penyuluhan kami, kami akan menjelaskan faktor yang dapat
meningkatkan masalah kesehatan gigi dan mulut pada kaum milenial, serta pencegahan dan
pemeliharaanya.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Instruksional Umum

1. Kaum milenial dapat memahami resiko dari gaya hidup yang dapat meningkatkan
masalah kesehatan gigi dan mulut.

2. Kaum milenial dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dalam
masa usia produktifnya.

b. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mengidentifikasi penyebab gigi sensitif dan akibat yang ditimbulkan

2. Mengurangi kebiasaan yang memicu gigi sensitif dan melakukan upaya pencegahan

3. Menyikat gigi secara benar dan memilih produk pasta gigi yang tepat untuk
digunakan secara rutin.

1.3 Sasaran dan Target Penyuluhan

Sasaran dan target penyuluhan adalah pemuda-pemudi milenial dengan rentang usia

produktif (20-30 tahun).

1.4 Materi Penyuluhan

1. Pengenalan jaringan rongga mulut.

2. Generasi milenial, gaya hidup dan manisfestasi umum dalam rongga mulut.

3. Masalah kesehatan gigi dan mulut dan akibat yang ditimbulkan.

2
4. Upaya pencegahan masalah gigi dan mulut pada usia produktif

1.5 Metode Penyuluhan

Metode yang digunakan yaitu ceramah dan peragaan.

1.6 Media Penyuluhan

Media yang digunakan yaitu Laptop, Phantom, Poster dan Pamflet.

1.7 Waktu dan Tempat

Penyuluhan dilakukan secara daring via sosial media Instagram Live pada tanggal 30

Oktober 2020

3
BAB II

METODE PENYULUHAN

2.1 MATERI PENYULUHAN

A. PENGENALAN JARINGAN RONGGA MULUT


Rongga mulut adalah bagian tubuh yang merupakan awal dari saluran pencernaan.
Bagian-bagian rongga mulut diantaranya bibir, gusi, lidah, gigi geligi, langit-langit keras,
langit-langit lunak, anak lidah dan jaringan lunak lainnya.

B. GG
C. Gambar 1. Rongga mulut

Gambar 1. Rongga mulut

1. Anatomi Gigi

Gigi memiliki bagian mahkota dan akar (Gambar 2). Secara anatomi, yang disebut
mahkota gigi adalah bagian yang dilapisi oleh enamel, sedangkan akar gigi
adalah bagian yang dilapisi oleh sementum. Namun secara klinis, yang disebut mahkota
gigi adalah bagian yang dapat terlihat dan akar gigi adalah bagian yang tertanam
sehingga tidak terlihat. Batas antara mahkota dan akar disebut cementoenamel junction
(cervical line).

4
Gambar 2. Bagian gigi

Struktur gigi terdiri atas :

1. Mahkota

Merupakan bagian yang menonjol dari rahang.

2. Enamel
Merupakan jaringan yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang
sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia. Enamel melapisi
mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang bervariasi mulai bagian puncak
mahkota dan akan semakin menipis ketebalannya pada dasar mahkota, tepatnya pada
perbatasan mahkota dengan akar gigi. Warna email gigi pun sebenarnya tidak putih
mutlak, kebanyakan lebih mengarah keabu-abuan dan semi translusen. Kecuali pada
kondisi enamel yang abnormal seringkali menghasilkan warna yang menyimpang dari
warna normal enamel dan cenderung mengarah ke warna yang lebih gelap. Semakin
menuju ke bagian dalam dari enamel, kekerasannya akan semakin berkurang. Bagian
ini yang menjadi awal terjadinya lubang pada gigi, karena sifatnya mudah larut
terhadap asam, dan kelarutannya juga meningkat seiring dengan semakin dalamnya
lapisan enamel.

5
3. Dentin
Dentin juga merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh
panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota gigi dilapisi oleh
enamel, sedangkan dentin pada akar gigi dilapisi oleh semen.

4. Pulpa
Merupakan rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah kapiler dan serabut-
serabut syaraf.

5. Leher gigi
Merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan bagian akar gigi.

6. Akar gigi
Merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang.

7. Sementum
Merupakan bagian dari akar gigi yang berdampingan dan berbatasan langsung dengan
bagian tulang rahang di mana gigi manusia tumbuh. Seperti halnya pada bagian email
yang melapisi dentin, semen juga melapisi dentin namun untuk dentin pada bagian
akar gigi. Sementum ini secara normal tidak tampak dari pandangan kita, namun
tertutup oleh tulang dan dilapisi oleh gusi. Pada beberapa kondisi abnormal, sementum
akan tampak. Semua struktur jaringan keras gigi akan berintegrasi membentuk struktur
yang lebih kuat.

8. Tulang alveolar
Merupakan tulang yang membentuk dan menyokong soket gigi.

9. Saluran akar
Merupakan ruang gigi yang terdiri dari ruang pulpa (di dalam bagian koronal gigi),
kanal utama, dan cabang anatomi yang lebih rumit yang dapat menghubungkan saluran
akar satu sama lain atau ke arah permukaan akar.

10. Foramen apikal


6
Merupakan saluran sempit yang dilalui oleh pembuluh darah penyuplai pulpa.

B. GENERASI MILENIAL

Generasi Milenial adalah kelompok yang dapat diidentifikasi berdasarkan tahun kelahiran,
usia, lokasi dan peristiwa penting yang mempengaruhi kepribadian mereka. Selama 60 tahun
terakhir, ada tiga generasi yang mendominasi tempat kerja masa kini: Baby Boomer,
Generasi X, dan Milenial. Usia generasi milenial saat ini adalah antara 18 hingga 35 tahun
dan merupakan keturunan dari Generasi X atau Baby Boomer. Pemahaman akan generasi
milenial menjadi sangat penting. Pemerintah, bisnis dan akademisi atau universitas harus
memahami generasi ini karena persentase populasi ini cukup tinggi. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS), seperti dilansir Tirto.ID pada tahun 2019, milenial Indonesia (usia 20-34)
tahun diproyeksikan mencapai 23,77% dari total populasi atau sekitar 62 juta orang.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Flor Madrigal Moreno, dkk pada tahun 2017 dalam
jurnal yang berjudul The Characterization of the Millennials and Their Buying Behavior
menyebutkan periode lahir generasi milenial.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa periode lahir milenial berada pada
rentang tahun 1980 akhir - 2000. Mereka merupakan generasi yang tumbuh bersama dengan
maraknya perkembangan teknologi. Mereka disebut sebagai generasi milenial dikarenakan

7
mereka tumbuh dalam era digital. Generasi ini sangat mahir dalam memanfaatkan teknologi
sehingga membuat mereka lebih unggul daripada generasi sebelumnya. Karena generasi ini
telah banyak melihat kasus orangtua mereka yang menjadi korban dari gelembung dot-com,
tingkat perceraian yang tinggi, dan PHK, mereka dianggap lebih skeptis terhadap komitmen
jangka panjang. Mereka cenderung lebih fleksibel dan terbuka dalam memutuskan karier
maupun jalan hidup masing-masing. Pada usia inilah manusia sedang berada pada puncak
aktivitasnya. Aktifitas fisik yang dilakukan cenderung lebih berat daripada usia lainnya.
Padatnya aktifitas sering memicu timbulnya stress yang juga merupakan penyakit yang sering
menghinggapi masyarakat. Timbulnya stress dapat mengubah fungsi-fungsi normal tubuh dan
dalam rentang waktu lama berujung pada kemunculan dini gejala penyakit.

1. Perilaku Kesehatan dan Gaya Hidup Milenial

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku
kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat
dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
keturunan ( emosi, kemampuan sensasi, kecerdasan ) serta faktor lingkungan ( keluarga,
tempat tinggal, sekolah, lingkungan kerja ). Kedua faktor ini saling mempengaruhi dalam
perilaku individu. Perilaku pelihara diri mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan
individu maupun masyarakat

Gaya hidup merupakan bagian dari dunia modern yang digunakan untuk mendeskripsikan
keberagaman pola perbuatan yang dilakukan manusia, termasuk serangkaian kegiatan dan
karakter dalam konteks tertentu. Gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang hidup,
membelanjakan uangnya, hingga mengalokasikan waktunya. Gaya hidup seorang konsumen
dapat dipengaruhi dari interaksinya dengan lingkungannya. Gaya hidup merupakan kesatuan
pola perilaku yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh konsumsi seseorang. Secara garis
besar, gaya hidup dapat disimpulkan sebagai pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan karakter, minat, dan preferensi seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan
dan interaksi sosial di sekitarnya. Di tengah maraknya perkembangan teknologi dan
kepopuleran media sosial, keduanya begitu berkontribusi akan cara pandang positif serta
peningkatan diri diantara kaum milenial dan sebagai hasilnya ego kaum milenial biasanya
meningkat sebagai bukti untuk menyatakan eksistensi mereka dalam lingkungan sekitarnya.

8
2. Kebiasaan Konsumtif Generasi Milenial

Manusia cenderung lebih memilih makanan yang menurut mereka enak tanpa peduli akibat
yang akan timbul pada diri mereka. Tidak sedikit masyarakat usia produktif yang sudah
merasakan beberapa gejala adanya penyakit gigi dan mulut, namun kebanyakan dari mereka
lebih memilih mengunjungi dokter ketika gejala yang dirasakan sudah semakin parah.
Manusia memang membutuhkan makanan demi menjaga kelangsungan hidupnya. Tetapi
tidak selalu bahwa mengkonsumsi bermacam-macam makanan membawa dampak yang baik
bagi kesehatannya. Kondisi seperti usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tingkat
aktivitas dan adanya penyakit juga mempengaruhi jenis asupan gizi yang dibutuhkan. Saat
ini, kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi berbagai makanan dan minuman dengan ide
dan terobosan baru erat kaitannya dengan kebutuhan aktualisasi diri atau self-actualization.
Aktualisasi diri menurut Maslow (1994) merupakan proses menjadi diri sendiri serta
pemanfaatan potensi/bakat secara penuh. Aktualisasi diri seseorang akan berkembang seiring
dengan berjalannya waktu dan tekanan aktualisasi diri akan beralih dari segi fisiologis ke
psikologis. Pada fase remaja, hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai macam tren
seperti teknologi, musik, fashion dan kebudayaan, dll. Di usia ketika kelompok generasi ini
berada di masa peralihan menuju dewasa, para milenial cenderung mengikuti hal-hal yang
sedang menjadi tren sebagai wujud aktualisasi diri mereka dan merasa mendapatkan
pengakuan sosial atas dirinya sebagai individu yang gaul/eksis. Kepopuleran makanan dan
minuman yang tengah naik daun saat ini sangat menarik minat generasi milenial untuk pergi
mendatangi tempat-tempat tersebut. Mengunjungi sebuah kafe menjadi salah satu tujuan
implisit untuk membuktikan eksistensi diri mereka ala gaya hidup milenial masa kini. Wujud
aktualisasi diri pun tersalurkan dengan baik lewat bukti nyata yang terpampang jelas, yakni
hasil update status di berbagai sosial media terutama pada fitur stories di Instagram.

C. GIGI SENSITIF

Pada tahun 1982, hipersensitif dentin atau yang lebih umum disebut gigi sensitif dianggap
sebagai suatu kondisi gigi yang membingungkan, karena seringnya kondisi gigi tersebut
ditemukan, tetapi kurangnya penjelasan tentang cara perawatannya. Namun, sekitar 20 tahun
kemudian, telah banyak artikel-artikel yang membahas hipersensitif dentin secara jelas.

9
1. Definisi
Hipersensitif dentin merupakan suatu kondisi gigi yang umum terjadi dan
menyakitkan. Hipersensitif dentin digambarkan sebagai rasa nyeri yang berlangsung
singkat dan tajam yang timbul akibat dentin yang terpapar terkena rangsangan seperti
panas, dingin, uap, sentuhan, atau kimiawi, yang tidak dapat dianggap berasal dari
kerusakan gigi atau keadaan patologis gigi lainnya (Karies, fraktur, atau trauma
karena oklusi). Secara klinis, didefinisikan sebagai rasa nyeri yang akut, terlokaliser,
cepat menyebar, dan berdurasi singkat. Walaupun rangsangan yang memicu rasa nyeri
tersebut bisa bermacam-macam, tetapi rangsangan dingin merupakan pemicu yang
paling sering dikeluhkan. Hipersensitif dentin bisa terjadi pada daerah gigi manapun,
tetapi daerah yang paling sensitif adalah daerah servikal dan permukaan akar gigi.

2. Faktor Pemicu
Faktor Pemicu Hipersensitif dentin terjadi ketika terpaparnya dentin ke lingkungan
rongga mulut akibat hilangnya enamel dan/atau sementum. Hal tersebut menimbulkan
rasa tidak nyaman pada pasien, baik secara fisik maupun psikologis, dan didefinisikan
sebagai rasa nyeri akut berdurasi pendek yang disebabkan oleh terbukanya tubulus
dentin pada permukaan dentin yang terpapar tadi. Rangsangan yang memicu
timbulnya rasa nyeri dapat berupa rangsangan panas atau dingin, kimiawi, taktil atau
sentuhan, serta rangsangan udara atau uap.

2.1 Rangsangan dingin


Rangsangan dingin merupakan pemicu utama terjadinya hipersensitivitas dentin.
Berdasarkan teori hidrodinamik, aliran cairan tubulus dentin akan meningkat keluar
menjauhi pulpa sebagai respon dari rangsangan dingin dan menstimulus rasa nyeri.
Perangsangan tersebut terjadi melalui respon mekanoreseptor yang mengubah syaraf
pulpa.

10
Gambar 3. Contoh pemicu rangsangan dingin

2.2 Rangsangan Panas


Hipersensitif dentin juga dipicu oleh rangsangan panas. Rangsangan panas akan
menyebabkan pergerakan cairan ke dalam menuju pulpa. Meskipun demikian,
rangsangan panas sebagai pemicu hipersensitif dentin lebih jarang dilaporkan,
kemungkinan karena pergerakan cairan tubulus dentin akibat rangsangan panas relatif
lebih lambat dibandingkan dengan rangsangan dingin.

Gambar 4. Contoh pemicu rangsangan panas

2.3 Rangsangan Kimiawi


Rasa nyeri juga dapat dipicu oleh rangsangan kimiawi seperti mengkonsumsi
makanan yang mengandung asam yaitu buah-buahan terutama buah jeruk; minuman
bersoda yang mengandung asam karbonat dan asam sitrat; saus salad; teh herbal; dan
alcohol. Bahan-bahan dengan pH rendah tersebut dapat menyebabkan hilangnya
jaringan keras gigi (enamel dan dentin) melalui reaksi kimia tanpa melibatkan
aktivitas bakteri, yang disebut erosi. Lingkungan rongga mulut yang asam juga akan
menyebabkan terbukanya tubulus dentin lebih banyak lagi yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan sensitivitas gigi.

11
Gambar 5. Contoh pemicu rangsangan kimiawi

2.4 Rangsangan Taktil/Sentuhan

Rasa nyeri biasanya terjadi ketika pasien menyentuh daerah sensitif dengan kuku
jari atau bulu sikat selama penyikatan gigi. Selain itu, kebiasaan mengigit benda serta
kebiasaan menggertak-gertakan gigi saat gugup atau saat tidur dapat memperparah gigi
sensitif karena dapat mengikis lapisan email gigi yang membuat dentin gigi menjadi
terbuka, sehingga gigi akan menjadi lebih sensitif dalam menerima rangsangan.
Melakukan pemeriksaan gigi dengan alat-alat tertentu yang terbuat dari logam, seperti
sonde dan ekskavator juga dapat meningkatkan sensitivitas pada gigi.

2.5 Kebiasaan Merokok

Ketika nikotin dan tar terhisap ke dalam mulut, nikotin dan tar akan mengendap ke
dalam kavitas gigi kemudian menempel dan merusak enamel gigi. Jika tidak dirawat,
gigi yang kekuningan lama-kelamaan dapat berubah menjadi berwarna cokelat bahkan
hitam. Apalagi, jika rokok yang dikonsumsi adalah rokok tanpa filter yang mana
kandungan tembakaunya lebih tinggi. Perokok juga berisiko mengalami karies gigi dan
gigi berlubang lebih tinggi jika dibandingkan dengan non-perokok. Hal ini disebabkan
karena konsumsi rokok dapat mengganggu produksi air liur. Air liur memiliki fungsi
proteksi bagi kesehatan gigi dan rongga mulut. Dengan berkurangnya produksi air liur,
rongga mulut menjadi lebih kering, kadar keasaman rongga mulut menjadi meningkat,
dan pertumbuhan bakteri kariogenik yang dapat menimbulkan karies gigi juga turut
meningkat. Rokok juga ternyata dapat mengikis lapisan enamel pada gigi, yang
mengakibatkan lapisan dentin menjadi terekspos. Selain itu, rokok juga dapat
menyebabkan ‘penurunan’ gusi (receding gums), sehingga bagian bawah gigi yang

12
seharusnya terlindungi oleh gusi menjadi terekspos. Hal ini dapat menyebabkan gigi
menjadi lebih sensitif dan mudah ngilu.

Perokok memiliki risiko hingga empat kali lebih tinggi terkena penyakit gusi jika
dibandingkan dengan non-perokok. Merokok dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri
anaerob pada rongga mulut seperti Porphyromonas gingivalis dan Prevotella
intermedia. Dengan adanya bakteri-bakteri tersebut, gusi jadi mudah terserang infeksi
dan mengalami peradangan (gingivitis).

3. Perawatan Hipersensitivitas Dentin

Hipersensitif dentin mempunyai beberapa gejala yang sama dengan penyakit gingiva
dan karies gigi. Oleh karena itu, diagnosa dan penyebab hipersensitif dentin harus ditegakkan
dengan tepat agar perawatan yang diberikan memberikan efek yang tepat pula. Ada dua cara
utama perawatan hipersensitif dentin yaitu pertama menghalangi syaraf merespon rasa nyeri
dan yang kedua menutup tubulus dentin untuk mencegah terjadinya mekanisme
hidrodinamik. Perawatan tersebut juga harus dapat menghilangkan faktor-faktor predisposisi
penyebab hipersensitif dentin, sekaligus mencegah terjadinya rekurensi. Perawatan
hipersensitif dentin bisa bersifat invasif dan non-invasif

3.1 Perawatan non invasif

Rata-rata kasus hipersensitif dentin bersifat reversible dan dapat ditangani dengan
perawatan non-invasif yang sederhana. Perawatan non-invasif tersebut bisa dilakukan
sendiri oleh pasien di rumah, dan bisa pula dilakukan oleh dokter gigi. Perawatan yang
dilakukan yang dirumah meliputi penggunaan pasta gigi desensitisasi, obat kumur dan
permen karet. Pasta gigi desensitisasi mengandung potassium nitrate, potassium
chloride atau potassium citrate. Ion potassium dipercaya dapat berdifusi sepanjang
tubulus dentin dan akan mengurangi rangsangan terhadap syaraf-syaraf intradental
dengan cara mengubah potensial membran syaraf-syaraf tersebut. Perawatan
hipersensitif dentin yang dilakukan di klinik dokter gigi meliputi topikal aplikasi bahan
desensitisasi seperti fluoride, potassium nitrate, calcium phosphates, dan oxalate,
penambalan permukaan akar yang menyebabkan sensitivitas serta memberikan
rekomendasi untuk menggunakan night guard atau retainer jika pasien mempunyai
kebiasaan buruk seperti bruksism. Saat ini telah dikembangkan pula bahan

13
desensitisasi terbaru yaitu Pro-Argin yang mengandung arginine dan calcium
carbonate, dan terbukti lebih efektif untuk menutup tubulus dentin yang terbuka pada
pasien hipersensitif dentin.

3.2 Perawatan yang bersifat invasif

Karena resesi gingiva dan terpaparnya permukaan akar gigi merupakan faktor
utama terjadinya hipersensitif dentin, maka perlu dilakukan cangkok gingiva sebagai
rencana perawatan, terutama pada resesi yang progresif. Ketika terpaparnya
permukaan akar yang sensitif juga diikuti dengan kehilangan permukaan akibat abrasi,
erosi dan abfraksi, maka dipertimbangkan pula pemberian bahan restorasi resin atau
ionomer kaca (glass ionomer). Restorasi tersebut akan mengembalikan kontur gigi dan
menutup tubulus dentin yang terbuka. Perawatan invasif lainnya adalah dengan laser.
Terapi laser direkomendasikan oleh Kimura dkk untuk mengatasi hipersensitif dentin
dengan tingkat keefektifan antara 5,2% dan 100%, tergantung pada tipe laser yang
digunakan. Salah satunya adalah perawatan dengan menggunakan
Neodymium:Yttrium-Aluminium-Garnet Laser atau laser Nd:YAG. Penyinaran dengan
laser Nd:YAG akan menyatukan dentin dan mengurangi hipersensitif pada permukaan
akar tanpa merusak permukaan dentin.

D. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi
dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah
tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter
gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.

1. Sikat Gigi

Upaya dalam mencegah penyakit gigi dan mulut serta meningkatkan kebersihan
mulut dapat dilakukan dengan mencegah dan menghilangkan akumulasi plak. Tujuan
menyikat gigi adalah: Plak dapat disingkirkan secara mekanis, kemis, dan modifikasi

14
metode mekanis dan kemis. Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah
bentuk penyingkiran plak secara mekanis.

Tujuan dari menyikat gigi adalah:

1. Menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya pembentukan plak

2. Membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stain

3. Merangsang jaringan gingiva

4. Melapisi permukaan gigi dengan fluor

Faktor yang mempengaruhi efektifitas penyikatan gigi termasuk didalamnya adalah


tipe sikat gigi yang digunakan, metode penyikatan gigi, pasta gigi serta waktu dan
frekuensi menyikat gigi. Ada beberapa metode cara menyikat gigi. Salah satu cara
yang mudah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Siapkan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung fluor, banyaknya pasta
gigi sebesar kacang tanah.
b. Kumur-kumur sebelum menyikat gigi
c. Gigi bagian depan disikat dengan gerakan naik turun dengan posisi mulut
tertutup, selama dua menit atau sedikitnya delapan kali gerakan untuk setiap
permukaan.
d. Gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun sedikit
memutar
e. Gigi yang menghadap ke lidah atau langit-langit disikat dengan gerakan dari
arah gusi ke permukaan gigi dengan posisi mulut terbuka
f. Gigi bagian pengunyahan disikat dengan gerakan maju mundur, dengan posisi
mulut terbuka
g. Setelah semua permukaan gigi selesai disikat, kumur satu kali saja, sikat gigi
dibersihkan dengan air dan disimpan, dengan posisi tegak, kepala sikat berada
di atas

2. Konsumsi Makanan Berserat

Kontrol plak dapat juga dilakukan dengan konsumsi makanan berserat. Kebiasaan
makan-makanan berserat tidak bersifat merangsang pembentukan plak, melainkan

15
berperan sebagai pengendali plak secara alamiah. Bahan makanan yang banyak
mengandung serat antara lain buah-buahan, sayuran terutama sayuran hijau, kacang-
kacangan dan serealia. Makanan berserat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
mengandung 75-95% air. Sayuran dan buah-buahan berserat dan berair akan bersifat
membersihkan karena harus dikunyah dan dapat merangsang sekresi saliva.

3. Penggunaan Alat Bantu

Alat bantu sikat gigi untuk dapat membersihkan plak secara sempurna terdiri dari :

3.1 Dental floss


Dental floss adalah salah satu alat bantu untuk membersihkan gigi yang
berbentuk benang dilapisi lilin dan ada pula yang tidak. Dental floss ini berguna
untuk menghilangkan plak pada permukaan interproksimal gigi serta
membersihkan partikel-partikel sisa-sisa makanan yang tertekan dibawah titik
kontak. Cara menggunakan dental floss sangat mudah yaitu tekan dental floss
pada titik kontak antara dua gigi dan digesek-gesek pada permukaan distal dan
mesial naik turun, keluar masuk pada gigi tersebut. Kotoran yang keluar dapat
dihilangkan dengan kumur-kumur.

3.2 Mouthwash
Obat kumur merupakan suatu larutan atau cairan yang digunakan untuk
membantu memberikan kesegaran pada rongga mulut serta membersihkan mulut
dari plak dan organisme yang menyebabkan penyakit dirongga mulut. Obat
kumur adalah cairan yang ditahan dalam mulut selama beberapa waktu dengan
menggunakan kekuatan mekanik oleh otot untuk menghilangkan patogen di
dalam mulut. Obat kumut kini telah menjadi intens dan dari beberapa produk obat
kumur terbaru mengklaim bahwa efektifitasnya dalam mengurangi penumpukan
plak, radang gusi dan halitosis.

4. Scalling

Scaling adalah pembersihan kalkulus dengan cara mengorek dan menyisik dengan
alat yang disebut scaler. Tujuan dari scaling adalah untuk menghilangkan bahan-

16
bahan yang melekat pada permukaan gigi terutama kalkulus, plak dan bahan-bahan
lain sehingga diperoleh permukaan gigi yang licin, bersih, dan sehat.

Manfaat menjaga kesehatan gigi dan mulut antara lain:

 Napas segar
Napas segar karena tidak ada debris atau karang gigi. Apabila karang gigi telah
mengeras di sekitar gingiva dan menempel pada gigi dapat membuat napas menjadi
tidak sedap karena pertumbuhan bakteri dan kuman di sekitar daerah tersebut.

 Lebih percaya diri


Ketika napas lebih segar, maka rasa percaya diri saat berbicara di depan umum
atau di depan orang akan menjadi meningkat. Hal ini dapat membantu dalam
proses bersosialisasi dan meningkatkan produktivitas.

 Nyaman saat mengunyah makanan


Gingiva yang normal membantu mengunyah makanan tanpa adanya rasa goyang
pada gigi atau beberapa daerah yang mungkin sakit saat mengigit.

17
BAB III

LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN

3.1 Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penyuluhuan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan pada
tanggal 30 Oktober 2020, dimulai pukul 18.00 sampai 18.30. Oleh dokter gigi muda
RSGM Unsrat Manado, dengan nama sebagai berikut :
1. Elvira N Langen
2. Lumimuut G. Rambet
3. Randa S. Mokoginta
4. Eka Dayanti R. Pakekong
Pelaksanaan diawali dengan perkenalan dan menjelaskan masalah kesehatan gigi dan
mulut yang terjadi pada kaum milenial kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.

b. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini adalah melalui daring (Live Instagram)
untuk lebih menitik beratkan pada jangkauan para pemuda-pemudi aktif dalam sosial
media.

c. Jumlah Peserta
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diikuti oleh 17 orang peserta. Penyuluh
sebanyak 4 orang, terdiri dari moderator, penyaji materi dan fasilitator.

d. Proses Pelaksanaan
1. Moderator memperkenalkan diri dan penyaji materi menjelaskan tujuan
penyuluhan kepada peserta penyuluhan.
2. Penyaji menyampaikan materi mengenai:
a) Pengenalan jaringan rongga mulut.
b) Usia Produktif, gaya hidup dan manisfestasi umum dalam rongga mulut.
c) Masalah Kesehatan gigi dan mulut dan akibat yang ditimbulkan
d) Upaya pencegahan masalah gigi dan mulut.
3. Moderator membuka sesi tanya jawab

18
4. Penyaji kembali memberikan pertanyaan lisan untuk mengevaluasi hasil
penyuluhan.
5. Moderator memberikan kesimpulan dan mengucapkan salam penutup.

e. Permasalahan dan Hambatan


1. Penyuluhan dilakukan saat masa pandemi berlangsung, sehingga peserta
penyuluhan tidak maksimal karena sebagian besar masih memilih untuk tetap
berkegiatan dari rumah saja.
2. Koneksi yang kurang baik ditengah proses tanya jawab sedikit menyulitkan
komunikasi antar partisipan dan penyaji materi.

3.2 Hasil Evaluasi


1. Struktur
a. Tempat pelaksanaan kegiatan tersedia
b. Media dan alat di siapkan oleh kelompok penyuluhan
c. Peserta sudah berada di ruang tunggu
d. Pelaksanaan berjalan sesuai rencana kegiatan

2. Proses
a. Proses interaktif pada saat tanya jawab
b. Partisipasi cukup aktif dan peserta sangat berantusias mengikuti penyuluhan yang
dilaksanakan

19
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pada usia milenial, kesehatan gigi merupakan masalah yang penting karena tidak saja
menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya
sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas. Kesehatan gigi dan mulut merupakan
suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah
gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak luas yang meliputi faktor fisik, mental
maupun sosial bagi individu yang menderita penyakit gigi.

4.2 Saran

Saat ini pengetahuan masyarakat mengenai hipersensitivitas gigi masih rendah,


sedangkan tindakan pencegahan dan pengobatan yang didasari oleh pengetahuan lebih baik
daripada tanpa pengetahuan. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal
tersebut dapat dilakukan kampanye online melalui sosial media. Selain itu, masyarakat juga
harus mulai memperhatikan kesehatan gigi dan mulut dengan memeriksakan dirinya ke
dokter gigi setiap 3 bulan sekali atau minimal dalam jangka waktu 6 bulan sekali

20
DOKUMENTASI

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai