Anda di halaman 1dari 97

#2 SIRKULASI

ATMOSFER
(GLOBAL CIRCULATION)
REVIEW
• Gaya gradien tekanan Di belahan bumi Utara (BBU),
jika berdiri membelakangi arah
• Gaya gravitasi datangnya angin, tekanan rendah
• Gaya coriolis berada di sebelah kiri dan tekan
tinggi berada di sebelah kanan.
• Gaya sentrifugal Sebaliknya di belahan bumi
• Friction : gaya gesek selatan (BBS)

• Angin geostrofik
• Angin gradien
• Angin subgeostrofik, angin supergeostrofik
• Angin siklostrofik
• Cyclonic flow; anticyclonic flow
• Hukum Buys Ballot (1857)
SKALA GERAK ATMOSFER
(Sumber: Schnelle dan Dey ( 2000) ; Lutgens dan Tarbuck (1982))

Skala Meteorologi Skala pengukuran


Fenomena yang terkait
Skala Waktu Horizontal Vertikal
- turbulensi kecil
- laju penurunan suhu
Skala mikro
permukaan
(gaya coriolis Detik –jam 1 mm – 1 km Permukaan – 100 m
- efek gesekan
diabaikan)
- boundary layer
- efek topografi
- turbulensi besar,
1 km -100 km
- angin darat – angin
Skala meso Beberapa jam (kota kecil,
laut
( antar stasiun – beberapa kota besar, Permukaan - 1 km
- urban heat island
cuaca) hari pengendalian
- angin lembah-
polusi udara)
gunung
Beberapa - sistem badai
Negara dan
Skala Sinoptik hari – - pembentukan awan,
benua (100- Permukaan - 15 km
(cyclonic scale) beberapa - front
5000 km*)
minggu - siklon-antisiklon
Beberapa
hari – 100 km -
Skala makro Permukaan – 20 km - Gelombang baratan
beberapa hemisphere
tahun
DIFFERENTIAL HEATING
• Perbedaan pemanasan----SIRKULASI THERMAL
• Sebaran daratan dan lautan
• Karakteristik air :
panas yang diserap tidak langsung digunakan untuk
meningkatkan suhu, tetapi didistribusikan melalui mekanisme
konveksi, materi ikut bergerak
• Karakteristik daratan :
panas yang diserap digunakan untuk meningkatkan suhu,
mekanisme distribusi panas melalui konduksi, materi tidak
ikut bergerak
• Pengaruh kemiringan permukaan (topografi):
Lereng lebih dulu dipanaskan dibanding lembah
THERMAL CIRCULATION

986 mb

Udara
Udara cenderung
988 mb
cenderung mengembang
mengendap

1000 mb
 Pada lapisan udara terendah dekat permukaan bumi, pergerakan
udara lebih kuat dipengaruhi oleh kondisi permukaan, sehingga
konsep angin gradien tidak lagi berlaku sepenuhnya.

 Lapisan ini disebut lapisan perbatas (planetary boundary layer)


atau atmospheric boundary layer (ABL)

 Perbedaan bentuk dan kekasapan permukaan seperti ketinggian


permukaan; vegetasi; sungai, danau dan pegunungan; akan
menimbulkan perbedaan pola pergerakan udara di atasnya

 Eddy (ies): ketika angin bertemu dengan benda padat, terbentuk


gerakan udara memutar (whirl, eddies) di sisi downwind dengan
ukuran, bentuk dan kecepatan proporsional dengan benda yang
dilaluinya serta kecepatan angin
ANGIN GUNUNG-LEMBAH
CHINOOK (FOEHN)

 Angin
Kumbang
 Angin
Gending
 Angin
Bohorok
 Angin Brubu

Chinook : rocky mountain; Foehn : peg Alpen


Rainshadow effect :
A chinook wall cloud forming over the Colorado Rockies (viewed from the plains)
Santa Ana Winds
• Angin kering dan hangat bertiup
dari timu atau timur laut menuju
Carolina Selatan
• Udara turun dari puncak dataran
tinggi berupa gurun, melalui
lembah pegunungan di San
Gabriel dan San Bernardino,
menyebar di atas Los Angeles
basin dan Fernando valley
• Mengangkat debu dan pasir,
mengeringkan vegetasi,
kebakaran semak, dsb.
ANGIN GURUN

• Badai pasir, dust devil, haboob

A haboob approaching Phoenix, Arizona. The dust cloud is rising to a height


of about 450 m (1475 ft) above the valley floor. Haboob forms as cold
downdrafts along leading edge of a thunderstorm lift dust or sand into huge
dark cloud that may cover over a hundred kilometers
 The formation of a dust devil. On a hot, dry
day, the atmosphere next to the ground
becomes unstable. As the heated air rises,
wind blowing past an obstruction twists the
rising air, forming a rotating column, or dust
devil. Air from the sides rushes into the
rising column, lifting sand, dust, leaves, or
any other loose material from the surface.
NAMA BEBERAPA ANGIN LOKAL

Santa Ana: Southern California


Chinook: Rocky Mountains
Puelche: Western slope of the Andes
Foehn: Austria
Canterbury Northwester: New Zealand
Bora: Croatia.
Autan: France north of the Pyrenees
Bohorok: Sumatra
Ghibli: Libya
Haru Ichiban: Japan
Koembang: Java, Indonesia
Reshabar: Caucasus Mountains, Kurdistan
Warm Braw: Schouten Islands off the north coast of New Guinea.
Zonda: Argentina
ANGIN DARAT-LAUT
 Sejumlah radiasi matahari yang diserap lautan akan
didistribusikan lebih luas baik horizontal maupun vertikal
daripada daratan dengan jumlah radiasi sama, karena adanya
pencampuran dalam kolom air.
Lautan : konveksi
Daratan : konduksi

 radiasi matahari maksimum:


perbedaan suhu paling besar antara daratan dan lautan,
daratan lebih hangat dibanding lautan.

 radiasi minimum :
permukaan lautan lebih hangat dibanding daratan, tetapi
perbedaan suhu di antara keduanya tidak sebesar pada musim
panas.

 ?? Mana yang lebih kuat, angin darat atau angin laut


Land-sea breeze Cuba

Curly cloud : land


breeze

Stable air flow

Robert Crippen : April 1984


Single cell circulation
PENGARUH CORIOLIS
DAN SEBARAN DARATAN - LAUTAN
THREE CELL SIRCULATIONS

Ferrel cell

Ferrel cell
#3 SUMBERDAYA AIR
DI WILAYAH
IKLIM TROPIS
Structure of Presentation

• Unsur-unsur iklim
• Potensi sumberdaya air
• Kemelimpahan sumberdaya air
• Banjir
• Kekeringan

28
Iklim dan SDA
Pengendali Iklim

• Radiasi matahari Unsur Iklim


• Daratan & air • Suhu Sumberdaya Air
• Pusat tekanan • Kelembapan • Evaporasi
tinggi & rendah
• Tekanan udara • Hujan
• Pegunungan
• Angin • Sungai
• Arus laut
• Danau
• Badai laut
• Airtanah
• Manusia
1. Suhu Udara
Suhu relatif tinggi (20-30o C) maksimal 40o C

 Sudut datang sinar matahari


lintang rendah sudut datang matahari lebih
kecil sehingga suhu tinggi

Lama penyinaran (10-13 ½ jam per hari)


Penyinarannya lebih terfokus, dan lebih
banyak yang diterima
1. Suhu Udara
Wilayah tropis menerima sinar matahari dengan sudut
datang tegak lurus sehingga insolasi cukup tinggi
2. Tekanan Udara
Daerah Tropis menerima panas
matahari lebih intensif
Kolom udara akan mengembang
dan bergerak naik
Memiliki tekanan udara
yang rendah
3. Angin
Tekanan udara yang rendah
Memicu angin bergerak
menuju daerah tropis
4. Keawanan
Kondisi keawanan
tinggi
Angin yang
mengumpul menuju
wilayah tropis
menyebabkan :
• Terjadi peristiwa
konvergensi
• Terbentuknya
awan karena
proses Konveksi
5. Curah Hujan
Curah hujan tinggi yaitu 700 – 7000 mm/tahun,
dengan rata-rata berkisar 2500 mm/tahun
Penyebab :
Penguapan tinggi (terkhusus di daerah kepulauan yang
memiliki wilayah perairan yang luas)

6. Kelembaban Udara
Memiliki kelembaban yang tinggi
Dipengaruhi oleh perbedaan suhu daratan dan lautan
Berkaitan dengan curah hujan yang tinggi
5. Curah Hujan
Potensi SDA
• Wilayah dengan Iklim Tropis memiliki curah
hujan tinggi, > 2500 mm/ tahun
• Wilayah Iklim Tropis merupakan zona
surplus curah hujan
Curah Hujan Tinggi

Potensi Sumberdaya Air Tinggi


Jumlah aktual sumberdaya air terbarukan di berbagai negara
(Total Actual Renewable Water Resources, TARWR)
Kemelimpahan Sumber Daya Air
• Adanya Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis selalu diguyur hujan
sepanjang tahun. Tingkat curah hujan kawasan
ini cukup tinggi, lebih dari 2500 mm per tahun.
Tipe hutan ini sering disebut hutan everwet
(selalu basah) atau evergreen (selalu hijau), dan
memiliki keanekaragam hayati serta sumberdaya
alam yang tinggi
Peta Sebaran Hujan Hutan Tropis
Nilai Keanekaragaman Hayati
Adanya Akuifer dengan Potensi Airtanah Tinggi
• Curah hujan tinggi
• Banyak infilitrasi dan perkolasi
lebih tinggi
• Simpanan dan
potensi airtanah
tinggi
• Sumberdaya
airtanah tinggi
Air Permukaan
• Curah tinggi
• Limpasan permukaan tinggi
• Sumberdaya air sungai, danau, dan air
permukaan lainnya juga tinggi
Kesuburan Tanah
• Curah hujan tinggi
• Kelembaban tanah tinggi
• Pelapukan bahan induk menjadi lebih intensif
• Pembentukan bahan organik tanah tinggi
• Tanah menjadi lebih subur
• Tanaman berkembang
dengan baik
Kesuburan Tanah
Sumber Energi
Pembangkit listrik tenaga air
Pembangkit listrik tenaga angin
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
Pembangkit listrik tenaga surya
Keanekaragaman Hayati Perairan Laut
Hutan hujan tropis Hutan musim

Padi sawah Air permukaan


Neraca Air Wilayah Tropis

Wilayah tropis
khususnya 10o LU -
10o LS, presipitasi
lebih tinggi daripada
evaporasi
(Soenarmo, 2001).

Rata-rata sebaran insolasi berdasarkan letak lintang


(Ahrens, 2009)
Neraca Air Wilayah Tropis

Sebaran
presipitasi dan
evapotranspirasi
di wilayah tropis
berdasarkan
waktu dalam
setahun
Kelembaban spesifik dan kelembaban relatif di
wilayah tropis cukup tinggi

Rata-rata sebaran kelembaban Rata-rata sebaran kelembaban relatif


spesifik berdasarkan letak lintang berdasarkan letak lintang (Ahrens, 2009)
(Ahrens, 2009)
#4 CLIMATE
DISTURBANCES
Fenomena Iklim Global
• Monsoon
• El Nino, La Nina, dan Southern Oscillation
• Madden–Julian Oscillation
• Tropospheric Biennial Oscillation (TBO)
• Dipole Mode (DM)
• Quassi-binneal Oscillation (QBO)
Monsoon
Definisi
• Monsoon secara tradisional didefinisikan sebagai
pembalikan angin musim yang disertai dengan
perubahan hujan secara musiman, tapi saat ini juga
• Digunakan untuk menggambarkan tentang
perubahan musiman pada sirkulasi atmosfer dan
hujan.
• Sistem monsun utama di dunia terdiri dari Monsun
Afrika Barat dan monsun Asia-Australia.
Monsoon
• Istilah monsun pertama kali digunakan di India, Bangladesh, Pakistan dan
daerah sekitarnya yang merujuk kepada angin musiman yang besar yang
bertiup dari Samudera Hindia dan Laut Arab di sebelah barat daya
membawa hujan ke daerah ini. Dalam hidrologi, hujan monsun terjadi
pada daerah yang menerima sebagian besar hujan selama periode
tertentu.

• Istilah monsun berasal dari beberapa bahasa antara lain : Portuguese


monção, Arabic mawsim ( ‫"موسم‬season"), “ Dutch monsun"., Arabic
mausam (मौसम, ‫ )موسم‬juga merupakan kata"weather" in Hindi, Urdu, dan
beberapa bahasa di India Utara.
Summer and Winter Monsoon
• Selama musim panas, angin monsun bertiup
dari permukaan laut yang lebih dingin ke
daratan yang lebih hangat. Pada musim panas,
daratan menjadi lebih hangat daripada lautan.

• Pada musim dingin, pola angin membalik


seiring permukaan laut yang mulai
menghangat. Dengan sedikitnya ketersediaan
energi matahari, daratan mendingin dengan
cepat seiring radiasi gelombang panjang yang
Gambar 1. Pola angin monsun di Asia tenggara
Apakah OSILASI itu?
“Movement back and forth at a regular speed.”

Pergerakan atau pola berulang pada periode


waktu tertentu

synonyms: swing, swinging to and


from, swaying

Contoh: bandul ayunan


El Nino, La Nina, dan Southern
Oscillation (ENSO)
El Nino - La Nina, merupakan fenomena interaksi
atmosfer-lautan daerah tropis dapat dikategorikan
sebagai gangguan iklim skala global yang tidak hanya
berdampak terhadap sistem ekologi tetapi juga
mempengaruhi kehidupan sosio-ekonomi banyak
negara.
El Nino
Gambar 2. Kondisi Normal Sirkulasi Global
Sejarah
• El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang
teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador
yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur
menjelang hari natal (Desember)

• Fenomena yang teramati adalah meningkatnya SPL yang


biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang
tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling
atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien
dari dasar) menjadi sebaliknya.
Sejarah
• Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini
disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali
terjadi pada bulan Desember di daerah NINO,
Pasifik

• Di kemudian hari para ahli juga menemukan


bahwa selain fenomena menghangatnya SPL,
terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu
mendinginnya SPL akibat menguatnya
upwelling. Kebalikan dari fenomena ini
El Nino
• El Nino merupakan suatu gejala alam di
Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yaitu
memanasnya suhu permukaan laut di wilayah
tersebut.

• Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan


pola tekanan udara yang mempunyai dampak
sangat luas dengan gejala yang berbeda-beda,
baik bentuk dan intensitasnya.
Gambar 3 . Kondisi El Nino
Proses terjadinya
• El-Nino (Gambar 3) akan terjadi apabila perairan yang
lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan
suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di
atasnya.

• Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan


yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar
kawasan tersebut.

• Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat


sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di
beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah
Akibat El Nino
• El Nino dianggap sebagai faktor pengganggu dari sirkulasi
monsun yang berlangsung di Indonesia dan pengaruhnya
sangat terasa yaitu timbulnya bencana kekeringan yang
meluas

• Awal musim hujan di Jawa lebih lambat dibandingkan dengan


rataratanya ketika terjadi El Nino dan lebih cepat dari rata-
ratanya ketika terjadi La Nina (Hamada, 1995)

• El Nino sangat mempengaruhi curah hujan pada saat musim


peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di Indonesia
(Mulyana, 2002)
La Nina
• La Nina merupakan kebalikan dari El Nino
ditandai dengan anomali suhu muka laut di
daerah tersebut negatif(lebih dingin dari rata-
ratanya). La Nina secara umum akan
menyebabkan curah hujan di Indonesia
bertambah

• Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan


timur menjadi lebih tinggi pada waktu-waktu
tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan
inilah yang menyebabkan terjadinya
Gambar 4. Kondisi La Nina
Kejadian El Nino dan La Nina
• Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal
tetapi berlangsung secara berurutan pasca
atau pra La-Nina

• Hasil kajian dari tahun 1900 - 1998


menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi
sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-
Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali)

• Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali


Kejadian El Nino dan La Nina
• La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali
dari 15 kali kejadian sedangkan yang
mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian

• Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa


peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino
tidak begitu besar

• Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan
sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak
Gambar
5 Gambar 6

(Sumber: NASA - TOPEX/Poseidon)


Gambar 7. Efek kimatologi global yang ditimbulkan El Nino
El Nino Southern Oscillation (ENSO)

• ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern


Oscillation. Secara umum para ahli membagi
ENSO menjadi ENSO hangat (El-Nino) dan
ENSO dingin (La-Nina).

• Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut


sebagai kondisi normal.

• Referensi penggunaan kata hangat dan dingin


adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu
permukaan laut (SPL) di daerah NINO di
ENSO
• El-Nino biasanya disertai dengan perubahan sirkulasi
di atmosfer yang dikenal sebagai osilasi selatan.

• Maka dari itu para ahli sering menyebut istilah El-


Nino dengan sebutan ENSO yaitu El-Nino Southern
Oscillation.

• ENSO merupakan salah satu sumber utama


variablitas antar-tahunan (interannual) musim dan
iklim di dunia.
Osilasi Selatan
• Istilah osilasi selatan pertama kali diberikan oleh
seorang ilmuwan bernama Sir Gilbert Walker pada
tahun 1928 (terdapat di Walker, G.T., 1928: World
Weather. Monthly Weather Review, 56, 167-170).

• Pada tahun 1966 Bjerkness mampu menjelaskan


secara lebih terperinci keterkaitan antara El-Nino dan
osilasi selatan.

• Dikatakannya bahwa tekanan udara di atas permukaan


laut rendah pada saat Indeks Osilasi Selatan (IOS)
tinggi, atau terdapat sebuah korelasi/keterkaitan yang
negatif di wilayah timur hingga ke barat Samudera
Pasifik, Samudera Hindia dan juga Samudera Atlantik
Selatan bagian tengah.
Apakah Indeks Osilasi Selatan ?

Indeks Osilasi Selatan (IOS) adalah


sebuah indeks yang diperoleh dari
perbedaan harga tekanan udara di atas
permukaan laut antara Tahiti dan Darwin
Lanjutan
• Harga IOS yang negatif mengindikasikan
adanya El-Nino sedangkan IOS yang positif
mengindikasikan adanya La-Nina.

• Nilai negatif ini disertai dengan terjadinya


Suhu Permukaan Laut (SPL) yang hangat
(anomali positif) di Pasifik dekat ekuator
bagian tengah dan timur yang diakibatkan
oleh melemahnya angin pasat Pasifik dan
berkurangnya curah hujan di bagian timur dan
Lanjutan
• Sedangkan nilai IOS yang positif disertai
dengan terjadinya SPL yang dingin (anomali
negatif) di Pasifik dekat ekuator bagian tengah
dan timur yang diakibatkan oleh menguatnya
angin pasat Pasifik dan meningkatnya curah
hujan di bagian timur dan utara Australia,
termasuk Indonesia.
Dipole Mode (DM)
Definisi
Interaksi yang cukup kuat antara atmosfer
dan lautan di wilayah Samudera Hindia
menghasilkan fenomena Dipole Mode (DM)
yang didefinisikan sebagai tanda-tanda atau
gejala akan menaiknya atau memanasnya
suhu permukaan laut (SPL) dari kondisi normal
di sepanjang Ekuator Samudera Hindia,
khususnya di sebelah selatan India yang
diiringi dengan menurunnya suhu permukaan
laut tidak normal di perairan Indonesia di
Dipole Mode
• Pada keadaan normalnya, di sebelah barat lautan
tropis Hindia suhu permukaan laut mengalami
pendinginan dan hangat di sebelah bagian
timurnya dan ditandai dengan distribusi SPL yang
cukup merata di sekitar ekuator.

• Hasil perhitungan perbedaan nilai (selisih) antara


anomali suhu muka laut di bagian barat dan
sebelah timur samudera Hindia ini dikenal
sebagai DMI (Dipole Mode Index). Dipole Mode
dibagi menjadi dua fase yakni Dipole Mode Positif
Dipole Mode Positif (DMP) terjadi pada saat
tekanan udara permukaan di atas wilayah
barat Sumatera relatif bertekanan lebih tinggi
dibandingkan wilayah timur Afrika yang
bertekanan relatif rendah, sehingga udara
mengalir dari bagian barat Sumatera ke bagian
timur Afrika yang mengakibatkan
pembentukkan awan-awan konvektif di
wilayah Afrika dan menghasilkan curah hujan
di atas normal, sedangkan di wilayah
Sumatera terjadi kekeringan, begitu sebaliknya
Pengaruh DMI

Dalam kaitannya dengan pola curah hujan di


Indonesia, maka DMI positif berhubungan
dengan berkurangnya intensitas curah hujan
di bagian barat BMI.

Sedang sebaliknya, DMI negatif berhubungan


dengan bertambahnya intensitas curah hujan
di bagian barat BMI.
Madden Julian Oscillation
(MJO)
Definisi
Fenomena alam MJO/ISO (Madden Julian
Oscillation/Intra Seasonal Oscillation) adalah
komponen kejadian alami dalam sistem
pasangan atmosfer-laut planet bumi kita, yang
berosilasi dengan perioda sekitar 20-60 hari,
dimana perioda yang paling sering terjadi adalah
sekitar 45 hari.
Siapa penemunya?
Rolland Madden dan Paul Julian
peneliti/scientist yang pertama kali menemukan
adanya osilasi 30-60 hari presipitasi di daerah
tropis di tahun 1971.

Institusi: American National Center for


Atmospheric Research(NCAR)

Judul artikel: Madden, R. A., and P. R. Julian,


1971: Detection of a 40-50 day oscillation in
Bagaimana
polanya?

Apa yang bisa


anda amati?
Illustration courtesy of Fiona Martin
Pengaruh MJO di Indonesia
• Terbentuknya periode basah dan periode
kering pada daerah yang dilewati siklus MJO
(terkait curah hujan)
• Periode basah: 5-15 hari
• Periode kering: Setelah periode basah terjadi
• Musim hujan di Indonesia dipengaruhi oleh
peristiwa konveksi sehingga banyak terbentuk
awan kumulus (Cb) dan juga petir
Contoh kasus:
Tipe CH di Sumatera bag. Selatan dan Jawa:
Monsunal
Musim hujan: Des, Jan, Feb
Kemarau: Jun, Jul, Ag
CH intensitas tinggi di Jakarta: J, F, M
Penyebab:
1. Pengaruh lokal letak geografis (utara laut,
selatan terdapat pegunungan di Bogor)
2. Kiriman uap air jenuh dari Samudera Hindia
Teori lain:
• Menurut Matthews (2000): Keterdapatan MJO
ditunjukkan dengan adanya gugus awan yang
tumbuh di Samudera Hindia lalu bergerak ke
arah timur

• Elvana, dkk (2008): MJO fase aktif tidak selalu


diikuti dengan hujan deras di Indonesia. Pada
tahun 1996 dan 2002 MJO menjadi salah satu
penyebab hujan mencapai 200 mm/hari dan
banjir di Jakarta. Namun kejadian hujan deras
yang menyebabkan banjir pada Februari 2007
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai