Bab 2 Kesetimbangan Gaya
Bab 2 Kesetimbangan Gaya
KESETIMBANGAN
Pendahuluan
Topik kesetimbangan (equlibrium) merupakan inti dari pelajaran statika.
Setimbang pada benda besarnya dapat dikatakan dengan diam atau bergerak lurus
beraturan (kecepatan konstan).
Engsel
Jepit
15
Tabel 2.2. Betuk-bentuk digram benda bebas. Untuk bidang (dua dimensi).
Tipe kontak dan gaya mula-mula Aksi pada bodi
1. Kabel, sabuk, rantai/tali yang
fleksibel. Gayanya selalu tarik dan
-Berat tali diabaikan searah kabel.
N
3. kontak kasar Terjadi gaya
F tangensial (gaya
geser), gaya normal
maka timbul
R N resultan.
16
7. jepit. Terjadi gaya aksial F dan gaya geser
V dan juga terjadi momen.
9.spring.
Elastis.
Tidak elastis.
Tabel 2.3. Contoh-contoh free body diagram.
Konstruksi Free body diagram
F1 F2
AX
A B
Engsel Rol
Ay By
F1 F2 F1x F2
M F1y F1
N W
Jepit
W
licin
B NA
BX
BY
17
A AY
AX
W
W
B
BX
Kasar BY
NA
W
BX
BY
18
Penyelesaian soal-soal kesetimbangan ada beberapa cara untuk mencari
gaya-gaya reaksi misalnya dengan, analitis, grafis dan kombinasi. Masing-masing
metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri.
Contoh masalah kesetimbangan:
1. Sebuah tangga (tidak homogen massa 20 kg, panjang 3 m didasarkan pada
dinding dan pada kaki diikat dengan tali, kedua permukaan dinding sangat
halus hingga tidak ada gesekan, kemiringan dari tangga 600 (lihat gambar).
Ditanyakan : Reaksi pada kedua dinding.
Jawab:
BD = 1/3 : 1 (tidak homogen, jika homogen = 1/2 : 1)
w m.g 20.9,81 196 N
BC 1,5 AC 1,5 3
M B 0
R A .3 w.0,5 0
0,5 xw 0,5 x196
RA 32,67 N
3 3
F X 0
R A .Cos30 0 T 0 …… (1)
RB
w 1,5T 3 196 1,5 3 x 28,29
179,67 N
1,5 1,5
19
2. Sebuah beban 20 [N] digantung dengan kawat dan penopang berengsel (lihat
gambar). Ditanya tentukan gaya pada tali dan penopang serta jenisnya.
sin 60 0
44,83 N tarik
F T1
T1 50
Sin 750 Sin 60 0 sin 750
Sin 45 0
36,6 N tekan
F T2
T 2 50
Sin75 0 Sin 45 0 Sin 75 0
3. Diketahui lihat gambar, ditanya berapa
besar gaya pada tali (T) dan gaya reaksi
pada A, (RA), massa satuan panjang, m
= 95 [kg/m]
Jawab :
W = m.g.l = 95.9,81.15 = 13979,25 [N]
W = 13,979 [kN]
Syarat kesetimbangan
MA = 0
-T.Sin250.(15–0,12)–T.Cos250.(0,25/2)
+W.(7,5–0,12)+10.(15–1,5–0,12) = 0
-T.0,423.14,88 – T.0,906.0,125 +
13.929.7,38 + 10.13,38 = 0
T = 36,361 (KN)
∑ FX = 0
AX - T.Cos 25° = 0
AX = T.Cos 250 = 36,361.0,906 = 32,953 [kN]
Fy = 0
Ay + T.Sin 250 – 13,979 – 10 = 0
Ay = 13,979 + 10 – T.Sin 250 = 23,979 – 36,361.0,423 = 8,6 [kN]
RA = A X
2
AY
2
= 32,953 2 8,6 2 = 34 [kN]
20
2.4. Beam / Batang
Yang dimaksud dengan beam adalah suatu batang yang dibebani gaya atau
momen yang bekerja pada bidang-bidang yang dibentuk oleh sumbu batang
tersebut. Beam yang reaksi-reaksinya dapat dihitung dengan metode statistik
(persamaan kesetimbangan disebut dengan statis tertentu (statically determinate).
Sedangkan beam yang didukung oleh dukungan yang lebih dari yang diperlukan
untuk kesetimbangan disebut statsitik tak tentu (statistically identermenate)
Untuk statis tak tentu tidak dapat dengan persamaan kesetimbangan akan
tetapi dengan sifat-sifat deformasi.
Simmple
F F
Fixed
Kombinasi
21
2. Beban terdistribusi
a. distribusi beban merata
L
w [N/m]
½ L
W. = w . L
1
3 L
W
L
3. beban kombinasi
w [N/m]
w [N/m]
1
3 L W2
½L W1
L
2.4.3. Macam-Macam Gaya Bekerja
F F
1. Gaya tarik (tension)
F F
2. Gaya tekan (compresson)
F
T
Untuk beam akan ditinjau besarnya gaya geser dan moment bengkok pada
setiap titik sepanjang beam tersebut.
22
2.4.4. Langkah Langkah Penyelesaikan Persoalan pada Beam
1. Buat free body (FBD) diagram batang
2. Tentukan reaksi-reaksinya berdasarkan persamaan keseimbangan
3. Potonglah sebagian batang dari ujung kiri atau kanan dan gambarkan FBD.
4. Gambarkan gaya geser (v) dan moment bengkok (M) yang positif pada
potongan tersebut sesuai dengan perjanjian.
Perjanjian tanda pada Pemotongan
M(+) M(+)
berdasarkan persamaan X
A
keseimbangan setiap titik. X B
L
6. Gambarkan bidang V dan M
X
berdasarkan perhit. di atas MA
F
2.5. Cantilever VAH
VAY
2.5.1. Beban Titik MX
23
Mx = 0 MX + F . X = 0
MX = -F . X
MX fungsi dari x (f(x)), Mx = -F.X merupakan garis lurus miring.
Untuk x = 0, M = 0 (momen di titik B)
Untuk x = L, M = -F.L (momen di titik A)
FY = 0 VAY + F = 0
VAY = - F
VAY = F arahannya keatas.
Jika ditinjau pada pada potongan x : VAY = F
2.5.2. Beban Merata
Untuk mencari gaya geser dan
M
Mx
X VX = - W . X (persamaan garis lurus
miring).
Untuk
X = 0 maka VX = VB = - W . 0 = 0
7M
X = L maka VX = VA = - W . L = -R
Bidang Momen
X
M X RX . 0
2
RX .X W .X .X
MX 12 W . X 2
2 2
(merupakan pers. kurva)
X 0 maka M X M B 12 W .0 2 0
X L maka M X M A 12 W .L2
24
⅓L ⅔L 2.5.3. Beban berubah linier
Untuk mencari bidang geser dan bidang
momen ditinjau potongan di x
M
VX + RX = 0 VX = - RX
A X
R WX . X
VX = -
L
2
Rx Perbandingan pada kedua segitiga
W. X
xM
W : L = WX : X WX =
L
Mx X
W X2
VX = - Wx.X / 2 = - (pers. kurva)
2L
WL Untuk x = 0 VX = VB = 0
2
W L2 W L
2
WL x = L, VX VA
2L 2
6
Momen bengkok
1
MX – R X . X=0
3
RX .X WX .X X WX .X 2 W .X .X 2 W .X 3
MX . pers. kurva
3 3 3 6 6.L 6.L
X 0, M X M B 0
W .L2
X L, M X MA
6
25
Untuk: X = 0, VX = VB = 0 dan
W2 2 2 W1 L W2 L L
X = L, VX = VA = -(Wl.L + L ) = -( + ) = - (2.W1 + W2)
2L 2 2 2
Moment
1 1 W . X 1
MX + R1X.1/2X + R2X. X = 0-(W1.X . X + 2 X . X)
3 2 2 3
1
MX = -(R1X.1/2X + R2X. X)
3
1 W .X 1
= -(W1.X. X + 2 X . X)
2 2 3
1 W .X X 1
= -(W1.X. X + 2 . . X )
2 L 2 3
2 3
W .X W X
= ( 1 2 ) (persamaan kurve)
2 6L
Untuk: x = 0, MX = MB = 0
3W L2 L3
x = L, MX = M A = - ( 1 W 2 )
2 6L
3W1 L2 W2 L2
= -( )
6 6
L2
=- (3W1 + W2)
6
2.6. Kerangka
Dalam bab yang terdahulu keseimbangan hanya difokuskan pada batang-
batang tunggal, sekarang jika akan menganalisa berapa struktur misalnya
kerangka jembatan, kuda-kuda rumah, mesin-mesin dan lain-lain. Pada masalah
ini sambungan-sambungannya dianggap berengsel, karena apabila di hitung
berdasarkan tidak berengsel akan mengalami kesulitan.
Dalam konstruksi ini setiap titik sambungan dalam keadaan statis, sehingga
gaya-gaya batangnya bila digambarkan berupa segitiga tertutup.
Kerangka ialah suatu siatim yang terdiri dari batang-batang benda yang
dihubungkan pada ujung-ujungnya, sehingga terbentuk sistim yang kaku (rigid).
26
3. Berat batang diabaikan.
T C C
4. Sambungan las dan keling bisa T
dianggap sebagai sambungan pena,
asalkan sumbu batang yang
membentuknya berpotongan pada
satu titik.
5. Pada simple trussi (kerangka)
T T C C
semua gaya luar bekerja pada sambungan
atau penanya.
Tekan
Perjanjian: (Compressi
Menuju pena (Gaya tekan) )
1.
F=10 (N)
T1 x 12 T2 x 12 3 T2 . 3. 12 . 3 T2 . 12 10
T1 T2 . 3 ……… (1) T2 . 32 T2 . 12 10
FY 0 2.T2 10
T1 .Sin60 0 T2 . sin 30 0 10 0 T2 5 N
T1 . 12 3 T2 . 12 10 ………. (2) T1 T2 . 3 5 3 N
27
Sebagai contoh: kontruksi seperti gambar, ditanyakan gaya-gaya batangnya.
F1 Jawab :
F
L/2 L/2 Ra
2
1 C 2 F
A B Rb
300 4 5 300 2
3 7
6
D E
Tinjau titik A
T1 Fy 0 Ra T3 .Sin30 0 0
Ra
T3 T3 F
Ra Sin30 0
Fx 0 T3 .Cos30 0 T1 0
Ra F
T1 T3 .Cos30 0 0
Cos30 0 3
Sin30 2
Tinjau titik B
Fy 0 Rb T7 .Sin30 0 0
T2
Rb
T7
F
Rb Sin30 0
T7 Fx 0 T2 T7 .Cos30 0 0
Rb F
T2 T7 .Cos30 0 0
Cos30 0 3
Sin30 2
Tinjau titik D
3 3 2 3
T6 T3 .Sin60 0 T4 .Sin30 0 F F F
2 6 3
28
Tinjau titik E
Fy 0 T3 .Cos 60 0 T4 .Cos30 0 0
T5
T7 T3 .Cos 60 0 F
T5
0
T6 Cos30 3
Fx 0 T6 T3 .Sin60 T4 .Sin30 0 0
0
3 3 2 3
T6 T3 .Sin60 0 T4 .Sin30 0 F F F (terbukti)
2 6 3
Tinjau titik C
T1 T4 .Cos 60 0 T2 T5 .Cos 60 0
2 3 2 3
F F (terbukti)
3 3
2.8. Analisa Kerangka Metode Cremona
Cremona adalah seorang Italia yang menemukan cara menghitung gaya-gaya
batang dengan grafis. Dasar-dasar dan metode Cremona dimulai dari dua batang
yang belum diketahui pada satu sambungan (pada satu titik buhul). Dalam metode
ini ada perjanjian tanda, gaya yang meninggalkan titik disebut tarik dan gaya yg
menuju titik disebut tekan.
Sebagai contoh: kontruksi seperti gambar, ditanyakan gaya-gaya batangnya.
F = 3kN Jawab :
3 7
6
D E
29
-1
RA
A
+3
-4
+6 RB
-5
+7
-2
A
F III C
2600
1600
II
E I D B
30
Penyelesaian :
x C
III
F
781 500
II x
X Y 600
I
E D
F = 20 [kN]
2.10. Penutup
Selesaikan soal-soal berikut ini:
1. Diketahui lihat gambar dibawah ini. Balok
menerima gaya dari penjepit sebesar 200 N,
tentukan reaksi pada baut A dan B.
31
2. Drum berisi 200 liter oli (penuh)
dipindahkan dengan kereta dorong (lihat
gambar dibawah ini). Dengan sudut
berapakah kereta tersebut didorong
sehingga mengakibatkan beban vertikal
pada tangan seringan mungkin.
g = 10 m/dt2 dan oli = 800 kg/m3.
3. Kawat berdiameter ½ cm dapat terpotong dengan tang bila dibebani gaya
sebesar 500 N. Berapakah gaya yang harus diberikan pada tangkai tang (Lihat
gambar tang dibawah ini).
Hitunglah reaksi-reaksi pada kepala tetap dan kepala lepas, berat benda kerja
diperhitungkan.
5. Sebuah batang dijepit, pada ujungnya diberi gaya F sebesar 2 kN. Lukiskan
bidang gaya lintang (V) dan bidang momen (M).
32
F = 2 kN
A
B
125 cm
6. Batang jepit menerima beban terbagirata sebesar 200 kg/m, panjang batang
125 cm. Lukiskan bidang gaya lintang dan bidang momen.
w = 200 kg/m
A B
75 cm
7. Batang jepit menerima beban terbagirata sebesar 200 kg/m sepanjang 75cm
dari pangkal, panjang batang 125 cm. Lukiskan bidang gaya lintang dan
bidang momen.
200 kg/m
125 cm
A B
F=3N F=2N
3m 3m 3m
1 C 2 E 3
6
5 7 8
4
9
D F
33
10. Sebuah konstruksi kuda-kuda baja gambar bawah. Hitunglah gaya batang
pada batang-batang I, II dan III seperti gambar
10 [kN] E
III
10 [kN]
C
6m
II
A I B
RA D F
10 [kN] RB
4m 4m 4m 4m 4m 4m
34