NaCl atau biasa yang disebut dengan garam dapur bermanfaat dalam menghambat pertumbuhan
organisme pembusuk dan mencegah pertumbuhan sebagian organisme. Dengan menggunakan
garam, dapat menurunkan aktivitas air (Aw) yang merupakan salah satu parameter utama yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan juga pertumbuhan bakteri. Efek letal yang disebabkan
oleh nilai Aw yang rendah dikaitkan dengan tekanan turgor dalam sel yang ditetapkan sebagai
hasil dari Aw intraseluler dan Aw di media sekitarnya. Prosesnya dinamakan plasmolisis, yang
menjelaskan syok hiperosmosis dapat menyebabkan keluarnya air seketika yang disertai dengan
penurunan volume sitoplasma sel. Garam mempunyai sifat bakteriosid ( daya membunuh ) dan
juga bakteriostatik ( daya hambat) (Wijnker, et al 2006; Dewi, 2016). Selain itu NaCl adalah
substansi alami yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan mampu mengganggu
aktivitas serta merusak DNA mikroorganisme (Care-associated and Rooms, 2017). Penelitian
yang dilakukan Kitko et al, adanya NaCl berokontribusi pada homoeostatis pH sitoplasma. Pada
penelitian yang dilakukan Decad dan Nikaido kerusakan dinding sel dengan minimal konsentrasi
NaCl yaitu 0.3 M, namun sebagian besar sel mengalami plasmolisis pada konsentrasi yang lebih
besar dari 0.5 M (Kim and Rhee, 2016).