Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok

Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Putri Dian Afrinda, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 12

APRILIA CELINA (2110262099)

SALSABILA LATIFA RAHMA (21102621)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTASILMUKESEHATAN
UNIVERSITASPERINTISINDONESIA
PADANG
2022
1. Buku satu pengarang
 Kutipan langsung pendek
Menurut Kurniawan (2015: 1), “Urine merupakan hasil metabolisme tubuh
yang dikeluarkan melalui ginjal. Urinalisa adalah pemeriksaan sampel urine secara
fisik, kimia, dan mikroskopis. Tes urine menjadi populer karena dapat membantu
menegakkan diagnosis, mendapatkan informasi mengenai fungsi organ dan
metabolisme tubuh. Tes ini merupakan salah satu tes yang sering diminta oleh
klinisi”.
 Kutipan langsung panjang
Untuk mengumpulkan urine diperlukan botol yang dapat ditutup dengan baik.
Sehubungan dengan itu, Kurrniawan (2015: 2) menyatakan
wadah urine untuk menampung urine pemeriksaan harus bersih dan kering.
Adanya air dan kotoran dalam wadah berarti adanya kuman yang kelak berkembang
dengan baik dalam urine dan mengubah susunannya. Wadah urine terbaik adalah
gelas bermulut lebar yang dapat ditutup rapat. Sebaiknya urine dikeluarkan langsung
dalam wadah tersebut. Apabila hendak memindahkan urine dari satu tempat ke tempat
yang lain, dikocok terlebih dahulu agar endapan ikut berpindah tempat.
 Kutipan tidak langsung
Urine adalah hasil sisa metabolisme tubuh yang keluar melalui ginjal. Adapun
pemeriksaan sampel urine secara fisik, kimia, dan mikroskopis merupakan pengertian
dari urinalisa. Pada umumnya pemeriksaan urine terbagi atas 3 jenis yaitu urine pagi,
yang digunakan untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, atau HCG. Urine
poseprandial berguna untuk pemeriksaan glukosuria yang didapatkan 30 menit sampai
3 jam setelah makan. Dan urine 24 jam untuk penetapan kuantitatif satu zat dalam
urine, untuk mengumpulkan 24 jam diperlukan botol besar bervokume 1,5 liter atau
lebih yang dapat ditutup dengan baik. Botol tersebut harus bersih dan biasanya
memerlukan satu zat pengawet ( Kurniawan, 2015: 1-2).
 Daftar rujukan :

2. Buku dua pengarang


 Kutipan langsung pendek
Menurut Kosasih dan Kosasih (2015: 86) , “Eritrosit atau sel darah merah
adalah sel yang terbanyak dalam darah perifer. Jumlahnya pada orang biasa normal
berkisar antara 4-6 juta sel/ μl. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, yang memberi
gambaran seperti cincin pada sediaan hapus darah tepi. Fungsi utama eritrosit adalah
transport gas”.
 Kutipan langsung Panjang
Infeksi oleh bakteri, jamur, atau parasit lainnya sering terjadi. Sehubungan
dengan itu, Kosasih dan Kosasih (2015: 250) menyatakan
Ketika tingkat sel darah dan sel imun normal dan saat kulit serta mukosa
mulut dan usus utuh, tubuh akan dengan mudah menangkis mikroba-mikroba tersebut.
Pertahanan normal ini hilang pada pasien yang mengalami transplantasi. Untuk alasan
ini, antibiotik dan obat-obat antimikroba lainnya kadang diberikan kepada penderita
untuk mengantisipasi timbulnya infeksi yang tidak terhindarkan. Obat-obatan
biasanya dilanjutkan sampai muncul sel-sel darah putih dengan jumlah yang cukup
dalam darah untuk menekan infeksi. Istilah mikroba oportunistik digunakan untuk
agen infeksius yang jarang menyebabkan infeksi kecuali adanya immunodefisiensi
yang berat. Organisme yang termasuk di dalamnya adalah candila aspergillus
pneumocystis atau toksoplasma.
 Kutipan tidak langsung
Pembuluh darah yang bocor dapat disebabkan oleh kemoterapi dan
radioterapi. Zat-zat kimia yang dilepaskan dari reaksi imun yang timbul setelah
transportasi juga menyebabkan efek ini dengan merusak dinding pembuluh darah.
Pembuluh-pembuluh darah yang masuk dan melewati hati cenderung tersumbat
setelah transplantasi. Perubahan ini menyebabkan cedera pada hati, sehingga
timbulnya penyakit kuning yang ditandai dengan warna kuning pada mata dan kulit
(Kosasih dan Kosasih, 2015: 250).

3. Buku lebih dari dua pengarang


 Kutipan langsung pendek
Menurut Bossemeyer, McIntosh, dan Tietjen (2004: 45), “Penggunaan sabun
dan air tetap penting pada kedua tangan yang terlihat kotor. Untuk Kesehatan dan
kebersihan tangan rutin walaupun tanpa adanya kotoran atau debu, khususnya jika
persediaan air bersih terbatas. Alternatif lain seperti menggosok tangan dengan
penggosok tangan antiseptik yang murah, mudah dibuat dan bertindak cepat, telah
dapat diterima”.
 Kutipan langsung Panjang
Linen dari berbagai sumber rumah sakit atau klinik yang dikumpulkan dan
dibawa ke londri/binatu untuk diproses. Sehubungan dengan itu, Bossemeyer,
McIntosh, dan Tietjen (2004:166) menyatakan bahwa
Meskipun liner kotor dapat berisi banyak sekali mikroorganisme, hanya
sedikit risiko terjadinya kontaminasi silang selagi memproses linen. Kalau terjadi
infeksi yang berhubungan dengan pekerja, seringkali akibat pekerja tidak memakai
sarung tangan atau mencuci tangannya selama atau sesudah proses mengumpulkan,
membawa dan memilih barang yang kotor. Untuk mengurangi risiko terkontaminasi,
petugas pada setiap fasilitas Kesehatan harus menetapkan cara yang terbaik untuk
menangani, memproses, dan menyimpan linen.
 Kutipan tidak langsung
Infeksi pada luka sayatan atau luka setelah menjalani operasi terjadi karena
bakteri atau jamur yang ada pada kulit pasien atau pada selaput lendir yang
berdekatan dengan lokasi pembedahan. Untuk itu dibutuhkan proses antiseptis
sebelum melakukan pembedahan untuk menghindari terjadinya infeksi, seperti
mencuci tangan dengan baik dan benar,memastikan kebersihan sarung tangan,serta
kebersihan alat yang akan digunakan saat melakukan pembedahan (Bossemeyer,
McIntosh, dan Tietjen, 2004: 84).

4. Buku terjemahan
 Kutipan langsung pendek
Menurut Mcperson dan Sacher (2004: 297), “Peningkatan bilirubin direk
dalam serum karena sebab apapun menyebabkan zat larut air ini masuk ke urin tempat
zat menyebabkan warna kuning terang dan dideteksi dengan analis dipstick sebagai
empedu ”.
 Kutipan langsung Panjang
Pada gout, pembentukan asam urat ditingkatkan oleh mekanisme idiopatik.
Sehubungan dengan itu, Mcperson dan Sacher (2004: 294) menyatakan
Walaupun gejala-gejala gout terjadi saat kadar urat darah tinggi, banyak orang
dengan hiperurisemia tidak memperlihatkan gejala gout atau saluran kemih, yang
mengisyaratkan bahwa pengendapan urat mungkin dipengaruhi oleh banyak faktor.
Gout primer terjadi akibat pembentukan berlebihan asam urat atau gangguan ekskresi
tubulus ginjal. Gout sekunder terjadi akibat pembentukan urat yang berlebihan setelah
perputaran masif asam nukleat atau akibat gangguan ginjal didapat yang menurunkan
ekskresi urat.
 Kutipan tidak langsung
Pasien gagal ginjal dapat membersihkan dengan normal amilase dari sirkulasi
sehingga peningkatan ringan amilase yang tidak memiliki makna diagnostic lain.
Terkadang pasien memiliki kompleks amilase suatu senyawa dengan berat molekul
tinggi seperti immunoglobulin dalam sirkulasi yang dapat meningkat hingga beberapa
kali lipat nilai normal. Keadaan ini disebut makroamilasemia. Keaadan ini pernah
dijumpai pada malabsorpsi dan penyakit hati. Makromilasemia tidak memiliki makna
diagnostik, namun harus diketahui untuk menyingkirkan penyakit pankreas yang jauh
lebih serius (Mcperson dan Sacher, 2004: 354).

5. Buku sumber : Jurnal


 Kutipan langsung pendek
Menurut Arumsari (2018:1), “Di dalam masyarakat orangyang mengeluh ngilu
sendi banyakditemukan baik pada orang tuamaupun anak muda, dan hal tersebut
sering dikaitkan dengan tingginyaasam urat. Untuk memastikannya
bisa dilakukan dengan cara mengikuti pemeriksaan laboratorium”.
 Kutipan langsung Panjang
Dalam setiap pemeriksaan bahan di laboratorium harus dilakukan dengan baik.
Sehubungan dengan itu, Arumsari (2018: 2) menyatakan
Pemeriksaan yang baik harus selalu memperhatikan beberapa hal dalam
analisis bahan laboratorium diantaranya
tujuan, prinsip dan metode pemeriksaan, bahan juga
pemeriksaan, alat danreagensia, cara pemeriksaan, sertaavaluasi hasil. Beberapa
metodeyang sering digunakan di laboratorium klinik adalah metodeTes Strip dan
metode Enzymatic Colorimetric. Masing – masing metode mempunyai kelemahan
dan kelebihan yang harus selalu dipertimbangkan.
 Kutipan tidak langsung
Variasi volume sampel dan jenis spesimen tidak mempengaruhi konsentrasi
asam urat. Namun hal ini disebabkan oleh penggunaan alat yang berbeda-beda karena
setiap alat memiliki prinsip dan metode masing-masing. Serta cara kerja yang kurang
maksimal juga berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan. Ketelitian pada saat
bekerja sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Arumsari, 2018:
5-6).
6. Laporan penelitian
 Kutipan langsung pendek
Menurut Irmayanti ( 2015: 1), “Pemeriksaan laboratorium pemnggunakan
sampel darah diantaranya pemeriksaan laboratoriumdiantaranya adalah pemeriksaan
 asam urat, pemeriksaan trigliserida, pemeriksaan glukosa, pemeriksaan GOT (ASAT)
dan pemeriksaan kolesterol”.
 Kutipan langsung Panjang
Ketika mendignosa penyakit, pemeriksaan laboratorium sangat dianjurkan.
Sehubungan dengan itu, Irmayanti ( 2015: 1) menyatakan
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan pendukung yang sangat
menunjang di dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit, pada suatu populasi dapat
dilaksanakan sebagai tes screning ataupun diagnosis (Hartono,1987). Pemeriksaan
Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit, guna
mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium
merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal susunan
kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat). 
Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapanuntuk menganalisa cairan tubuh
dan jaringan guna membantu petugas kesehatandalam mendiagnosis dan mengobati
pasien
 Kutipan tidak langsung
Secara umum, kimia klinik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
pemeriksaan di laboratorium. Dengan adanya pemeriksaan di laboratorium, maka
akan mampu memahami cara pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode
photometri. Tidak hanya itu cara pemeriksaan kadar glukosa dan kolesterol juga
dapat dipelajari (Irmayanti, 2015: 2-3).
7. Skripsi
 Kutipan langsung pendek
Menurut Roza (2020: 36), “Pengujian dilakukan dengan cairan control dengan
3 konsentrasi nilai glukosa yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
alat memiliki performa yang baik. Nilai rentang kontrol pembanding tertera pada label
kotak test tip atau pada blister test strip. Alat yang baik, nilai kontrolnya harus masuk
dalam rentang nilai yang tertera pada kemasan”
 Kutipan langsung Panjang
Penetapan kadar glukosa darah dapat ditinjau dari beberapa metode, Sehubungan
dengan itu, Roza (2020: 14-15) menyatakan bahwa
Metode Asatoor dan King penentuan ini menggunakan glukosa yang dapat
mereduksi. Darah dimasukkan dalam larutan natrium sulfat-Cu sulfat isotonic agar
glukosa tidak mudah mengalami glikolisis. Disini diadakan penambahan CuSO4
kedalam larutan natrium sulfat-CuSO4 isotonik. Metode ini dapat digunakan untuk
kadar glukosa darah sampai darah 300 mg/100 ml, darah yang berada dalam larutan
natrium sulfat-CuSO4 isotonik dapat tahan selama 72 jam.
 Kutipan tidak langsung
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat dikategorikan
sebagai penyakit berbahaya. Kebanyakan penderita penyakit diabetes melitus ini
berjenis kelamin laki-laki. Untuk mengetahui seseorang memiliki penyakit diabetes
melitus yaitu dengan menjalani pengujian glukosa darah sewaktu dengan metoda
autoanalyzer dan point of care (Roza, 2020: 250).
8. Bahan ajar yang belum diterbitkan
 Kutipan langsung pendek
Menurut Abidin (1999:35), “ untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh
dari posisi berdiri ke posisi duduk, dianjurkan pasien duduk tenang sekurang-
kurangnya 15 menit sebelum diambil darah”.
 Kutipan langsung Panjang
Pada organisasi kita dapat melihat adanya bakuan mutu. Sehubungan dengan
itu, Abidin (1999:55) menyatakan
Bakuan mutu dapat dibagi menurut beberapa jenis berdasarkan jenjang birarki
dalam suatu organisasi. Setiap jenjang jabatan memiliki kewenangan maupun
kewajiban tertentu dalam menciptakan dan memelihara mutu yang digunakan.
Semakin tinggi jenjang jabatannya, semakin normatif sifat dokumen dan aktivitas
yang berada di bawah tanggung jawabnya. Semakin rendah jenjang jabatannya,
semakin teknis sifat dokumen dan aktivitas yang menjadi kewenangan dan tanggung
jawabnya.

 Kutipan tidak langsung


9. Makalah seminar
 Kutipan langsung pendek
Menurut Sari dan Pela (2017:57), “ Kompetensi perekam medis dan informasi
kesehatan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki
oleh seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan
tanggung jawab diberbagai tatanan pelayanan kesehatan”.
 Kutipan langsung Panjang
Di rumah sakit didapatkan rekam medis yang menunjukkan adanya
persensentase ketidaktepatan. Sehubungan dengan itu, Sari dan Pela (2017:58)
menyatakan
Persentase ketidaktepatan kode kombinasi hypertensi pada penyakit jantung
dan penyakit ginjal dari52 berkas rekam medis rawat inap yang tidak tepat yaitu
sebanyak 31 (60%), sedangkan berkas rekam medis rawat inap yang tepat sebanyak
21 (40%). Kompetensi petugas koding di Rumah Sakit Islam Ibnu Pekanbaru masih
kurang berkompetenmeskipun seluruh petugas koding memiiki latarbelakang
pendidikan D3 rekam medis dan telah mengikuti pelatihan atau seminar yang
diadakan di rumah sakit maupun seminar nasional tetapi pemahaman tentang
terminologi medis, kimia klinik dan farmakologi masih kurang.
 Kutipan tidak langsung
Kompetensi perekam medis masih kurang berkompeten yang disebabkan oleh
masih kurangnya pemahaman petugas tentang terminologi medis, kimia klinik, dan
farmakologi. Seorang perekam medis harus mampu dan mengetahui kode penyakit
dan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia. Untuk
mendapatkan kompetensi perekam medis dibutuhkan pengetahuan keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki oleh seorang perekam medis serta informasi kesehatan
dalam melakukan tanggung jawab diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dengan
adanya pelatihan dapat meningkatkan ketepatan dan kecepatan seorang rekam medis
hingga didapatkan hasil yg maksimal (Sari dan Pela, 2017: 57).
10.Rujukan internet sumber ilmiah
 Kutipan langsung pendek
Menurut Fristiohady (2020: 70), “ Glukosa diukur untuk menguji status
diabetes pasien artinya kadar glukosa darah yang tinggi menggambarkan defisiensi
insulin atau resistensi insulin”.
 Kutipan langsung Panjang
Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan pengujian yang paling banyak
digunakan dalam diagnostik molekuler. Sehubungan dengan itu, Fristiohady (2020:
81) menyatakan
PCR adalah alat yang ampuh untuk menemukan segmen pendek dari gen di
mana diketahui mutasi atau varian kritis dapat menyebabkan perubahan fungsi sel
yang terkait dengan penyakit atau perubahan fungsi.Pengujian menggunakan PCR
untuk mengetahui adanya sebagian dna yangmemiliki urutan basa yang diketahui,
menggunakan proses enzimatik yang sama yang digunakan oleh replikasi DNA alami
dengan cepat memperkuat, atau menyalin urutan ibasa tersebutsampai ribuan atau
jutaan salinan. Karena PCR bergantung pada amplifikasi, berarti sangat sensitive
sehingga dapat mendeteksi spesifikasi segmen DNA tertentu yang mungkin ada di
level yang sangat rendah dalam sampel.
 Kutipan tidak langsung
Kimia klinik merupakan sebuah pengujian untuk mendiagnosa cairan tubuh
seperti darah utuh, serum, plasma, dan urin. Hingga didapatkan hasil yang akurat serta
diketahui penyakit yang di derita. Dalam pengujiannya terdapat keakuratan pada hasil
pengujian tersebut (Fristiohady, 2020: 2-3 ).
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Siti Alisah N dkk. 1999. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory
Practice). Buku Ajar. Jakarta: Pusat Laboratorium kesehatan.

Fristiohady, Adryan dan Ruslin. 2020. Pengantar Kimia Klinik dan Diagnostik. Jurnal Ilmu Pendidikan,
JIlid 3 No. 5, (Online), (http://karyailmiah.uho.ac.id/karya-ilmiah.php?read=8747, diakses 3 Januari
2022).

Irmayanti.tahun.Laporan Pemeriksaan Glukosa Darah, Kolesterol, TG, AU, GOT (ASAT).Laporan


Penelitian. Jakarta: Adnan Adnin.

Kosasih, E.N dan A.S. Kosasih. 2015. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Tangerang:
KARISMA Publishing Group.

Kurniawan, Fajar Bakti. 2015. Kimia Klinis Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Roza, Maini. 2020. Membandingkan Hasil Pemriksaan Glukosa Darah Sewaktu Dengan Metoda
Autoanalyzer dan Points Of Care Testing. Skripsi. Padang. Universitas Perintis Indonesia.

Sacher, A. Ronald dan Richard A. Mcpherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium
(penerjemah Brahm U, Pendit & Dewi Wulandari). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sari, Tri Purnama dan Tesa Harta Pela. 2017. Penyakit Jantung dan Penyakit Ginjal Berdasarkan ICD.
Makalah Disajikan Dalam pertemuan 1o Rumah sakit, Rumah sakit Ibnu Sina Pekanbaru, Jakarta 5
Agustus.

Roza, Maini. 2020. Membandingkan Hasil Pemriksaan Glukosa Darah Sewaktu Dengan Metoda
Autoanalyzer dan Points Of Care Testing. Skripsi. Padang. Universitas Perintis Indonesia.

Sutikno, Ahmad Sirojul Umam dan Nadar Arumsari. 2015. "Perbandingan Hasil Pemeriksaan Asam
Urat Menggunakan Fotometer dan Stick" .Jurnal Kimia Klinik Nomor 02, Tahun 21, Desember 2015.

Tietjen, Linda dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan
Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai