Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM ANTENA & PROPAGASI

Pola Radiasi Sinyal

Disusun Oleh :

PUTRI ALFISYAHRINI (4103191002)

Kelas :

2 – D3 Teknologi Multimedia Broadcasting A

Dosen Pembimbing :

Citra Devi Murdaningtyas, S.T., M.T.


198709042014042001

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


2019/2020
1.1 Tujuan
 Mengetahui Pola Radiasi dari suatu Access Point
 Mengetahui Perbandingan kuat sinya dari sisi-sisi access point
 Menentukan HPBW dan Direktivitas suatu Sinyal yakni Access Point yang
digunakan

1.2 Dasar Teori


Dalam rekayasa radio, antena adalah sebuah antarmuka antara gelombang radio yang
merambat melalui ruang dan arus listrik yang bergerak dalam konduktor logam, dan
digunakan dengan pemancar atau penerima. Dalam transmisi, pemancar radio
memasok arus listrik ke terminal antena, dan antena memancarkan daya dari arus
sebagai gelombang elektromagnetik (gelombang radio).

Dalam penerimaan, antena memotong beberapa kekuatan gelombang radio untuk


menghasilkan arus listrik di terminalnya, yang diterapkan ke penerima untuk diperkuat.
Antena adalah komponen penting dari semua peralatan radio. Antena adalah salah satu
elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar, dan semua alat
komunikasi nirkabel lainnya. Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar
atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.

Bentuk antena bermacam macam sesuai dengan desain, pola penyebaran dan frekuensi
dan gain. Panjang antena secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang
dipancarkannya. Antena dipol setengah gelombang adalah sangat populer karena
mudah dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif.
Pola Radiasi Antena
Pola radiasi sebuah antena dapat didefinisikan sebagai pola radiasi fungsi matematis
atau gambaran secara grafis dari karakteristik radiasi sebuah antenna sebagai fungsi
dari koordinat ruang. Pada kasus secara keseluruhan, pola radiasi dihitung/diukur pada
medan jauh dan digambarkan kembali sebagai koordinat arah. Karakteristik radiasi
mencakup rapat flux daya, intensitas radiasi, kuat medan, direktivitas, fasa atau
polarisasi. Karakteristik radiasi yang menjadi pusat perhatian adalah distribusi energi
radiasi dalam ruang dua dimensi maupun tiga dimensi sebagai fungsi dari posisi
pengamat di sepanjang jalur dengan jari-jari yang konstan. Contoh koordinat yang
sesuai diperlihatkan pada Gambar:

Sistem Koordinat untuk Menganalisis Antena (Yenny, 2017)

Banyaknya variasi pola radiasi yang muncul pada sebuah antena dapat
dikatakan sebagai lobe. Lobe adalah sebuah porsi pola radiasi yang dibatasi oleh
intensitas radiasi yang mana lobe tersebut dapat diklasifikasikan lagi sebagai
main lobe, side lobe dan back lobe seperti pada Gambar:

Variasi Bentuk Lobes. (Constantine A. Balanis, 2005)


a. Pola Radiasi Antena Unidirectional
Antena Unidirectional mempunyai pola radiasi yang terarah dan dapat menjangkau
jarak yang relative jauh. Gambar di bawah merupakan gambaran secara umum
bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena unidirectional.

Bentuk Pola Radiasi Antena Unidirectional. (Supriyanto, 2014)

b. Pola Radiasi Antena Omnidirectional


Antena Omnidirectional mempunyai pola radiasi yang digambarkan seperti bentuk
kue donat dengan pusat berimpit. Antena Omnidirectional pada umumnya
mempunyai pola radiasi 360° jika dilihat pada bidang medan magnetnya. Gambar
di bawah merupakan gambaran secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh
Antena Omnidirectional.

Bentuk Pola Radiasi Antena Omnidirectional (Supriyanto, 2014)

1.3 .Alat dan Bahan


1. 2 Handphone
2. Meteran
3. Busur
4. Alat / Aplikasi pengukur sinyal (Wifi
Analyze & Speed Test)

1.4 Langkah-Langkah Percobaan


1. Menyiapkan 2 handphone, Handphone pertama untuk pusat wifi (Transmiter),
dan Handphone kedua untuk perangkat yang menggunakan sambungan wifi
Handphone pertama (Receiver).
2. Mendownload aplikasi pengukur sinyal Wifi di Handphone kedua (Receiver)
3. Handphone 1 dan 2 dipisahkan dengan jarak 60 cm menggunakan meteran
sebagai pengukur jaraknya.
4. Posisi Handphone 2 dipindahkan secara memutar setiap 10 derajad dengan jarak
tetap (60 cm)
5. Dengan cara yang sama pada point 4 Handphone 1 atau access poin diubah
posisi dari horizontal ke vertikal.
6. Menganalisis kecepatan dan kuat Sinyal Wifi dengan aplikasi dan tak lupa
denga pola radiasinya
7. Mencatat dan men-screenshot hasil sinyal Wifi
8. Menghitung besar Direktivitas
1.5 Hasil Percobaan
Keterangan Screen Shot:
 Nama Wifi : Partatui
 Warna kurva : Merah
 Jarak antara Transmitter dan Receiver konstan yaitu 60 cm namun dipindah-pindah
mengelilingi Transmitter

Posisi Access Point Horizontal

Kuat Sinyal Normalisasi


Posisi (º) Screenshot
No (dBm) (dBm)

0º -25 0
1

10º -26 -1
2
20º -26 -1
3

30º -28 -3
4

40º -30 -5
5
50º -36 -11
6

60º -35 -10


7

70º -27 -2
8
80º -32 -7
9

90º -31 -6
10

100º -36 -11


11
110º -32 -7
12

120º -39 -14


13

130º -28 -3
14
140º -30 -5
15

150º -36 -11


16

160º -33 -8
17
170º -41 -16
18

180º -39 -14


19

190º -36 -11


20
200º -42 -17
21

210º -45 -20


22

220º -40 -15


23
230º -36 -11
24

240º -30 -5
25

250º -31 -6
26
260º -40 -15
27

270º -36 -11


28

280º -31 -6
29
290º -29 -4
30

300º -31 -6
31

310º -35 -10


32
320º -34 -9
33

330º -31 -6
34

340º -30 -5
35
350º -26 -1
36

360º -25 0
37

POLA RADIASI HORIZONTAL


0º & 360º
350º 0 10º
340º 20º
330º -2 30º
320º -4 40º
310º -6 50º
-8
300º -10 60º
290º -12 70º
-14
280º -16 80º
-18
270º -20 90º

260º 100º
250º 110º
240º 120º
230º 130º
220º 140º
210º 150º
200º 160º
190º 170º
180º
Posisi Access Point Vertikal

Kuat Sinyal Normalisasi


Posisi (º) Screenshot
No (dBm) (dBm)

0º -30 0
1

10º -31 -1
2

20º -32 -2
3
30º -33 -3
4

40º -37 -7
5

50º -40 -10


6
60º -38 -8
7

70º -38 -8
8

80º -39 -9
9
90º -38 -8
10

100º -39 -9
11

110º -43 -13


12
120º -39 -9
13

130º -39 -9
14

140º -43 -13


15
150º -40 -10
16

160º -38 -8
17

170º -43 -13


18
180º -42 -2
19

190º -40 -10


20

200º -39 -9
21
210º -40 -10
22

220º -37 -7
23

230º -36 -6
24
240º -35 -5
25

250º -33 -3
26

260º -34 -4
27
270º -35 -5
28

280º -40 -10


29

290º -38 -8
30
300º -37 -7
31

310º -38 -8
32

320º -41 -11


33
330º -39 -9
34

340º -38 -8
35

350º -37 -7
36
360º -36 -6
37

POLA RADIASI VERTIKAL


0º & 360º
350º 0 10º
340º 20º
330º -2 30º
320º -4 40º
310º -6 50º
-8
300º -10 60º
290º -12 70º
-14
280º -16 80º
-18
270º -20 90º

260º 100º
250º 110º
240º 120º
230º 130º
220º 140º
210º 150º
200º 160º
190º 170º
180º
Posisi Access Point Horizontal
Posisi Handphone 1 atau Transmitter tidur atau dalam posisi horizontal. Pada percobaan
sinyal terkuat adalah -25 dBm dan ini juga yang menjadi acuan derajad 0. Karena
mengalami fluktasi kuat sinyal pun menurun sehingga sinyal paling lemah terdapat
pada posisi 200º dengan kuat sinyal -42 dBm dan otomatis nilai normalisasinya (An-
A0) adalah nilai paling minimum pada percobaan ini yakni -17 dBm. Selain itu
dibeberapa spot juga mengalami naik turun.

Posisi Access Point Vertikal


Posisi Handphone 1 atau Transmitter berdiri atau vertikal. Pada percobaan ini perlu ada
yang membantu untuk memegangi HP pemancar Wifi pada bagian atas. Pada percobaan
ini sinyal terkuat adalah -30 dBm yang sama seperti percobaan horizontal ini menjadi
acuan 0º. Di sini kuat sinyal paling rendah adalah -43 dBm yang mana berada pada 3
titik sekaligus yakni pada 110º, 140º, dan 170º dan ketiga titik tersebut masih bisa
dibilang berdekatan. Nilai normalisasi terendah juga didapat dari kuat sinyal terlemah
yakni -13 dBm.

Selain itu pada percobaan ini persebaran nilai lebih bervariatif dibandingkan dengan
data pola radiasi horizontal, selain dari nilai yang didapat hal ini juga bisa langsung
dilihat pada pola radiasi yang disajikan.

Dari data yang telah diaplikasikan dalam pola radiasi, dari bentuknya dapat disebut Pola
Radiasi berjenis Bidirectional. Pola Radiasi Bidirectional adalah keadaan optimal
radiasi yang mengarah pada sudut-sudut tertentu namun tidak hanya satu.
POLA RADIASI HORIZONTAL
0º & 360º
350º 0 10º
340º 20º
330º -2 30º
320º -4 40º
310º -6 50º
-8
300º -10 60º
290º -12 70º
-14
280º -16 80º
-18
270º -20 90º

260º 100º
250º 110º
240º 120º
230º 130º
220º 140º
210º 150º
200º 160º
190º 170º
180º

POLA RADIASI VERTIKAL


0º & 360º
350º 0 10º
340º 20º
330º -2 30º
320º -4 40º
310º -6 50º
-8
300º -10 60º
290º -12 70º
-14
280º -16 80º
-18
270º -20 90º

260º 100º
250º 110º
240º 120º
230º 130º
220º 140º
210º 150º
200º 160º
190º 170º
180º

HPBW (Half Power Beamwidth)


Beamwidth adalah sudut berkas pancaran gelombang Radio utama (Main Lobe) yang
dihitung pada titik 3 dB (frekuensi kritis) menurun dari puncak lobe utama
Horizontal Vertikal

Yang memiliki nilai 30º dan 130º 30º dan 250º


Normalisasi -3 dB

(360 - 130) + 30 = 230 + 30 = 230 (360 - 250) + 30 = 110 + 30 = 140


Nilai HPBW

Sudut HPBW

Direktivitas
Direktivitas merupakan perbandingan kerapatan daya maksimum dan rata-rata atau
juga perbandingan intensitas radiasi (ꞷ/satuan sudut) arah tententu dengan arah-arah
yang lain. Direktivitas berkaitan dengan nilai HPBW rumusnya adalah:
41253 41253 41253
𝐷= 𝐷= = = 1,28
𝜃𝐻𝑃𝐵𝑊 ∅𝐻𝑃𝐵𝑊 230 . 140 32200

1.6 Kesimpulan
Pada percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa kuat sinyal dan nilai normalisasi
berbanding lurus, yakni ketika semakin besar nilai kuat sinyal maka nilai
normalisasinya pun juga makin besar begitupula sebaliknya. Sedangkan nilai HPBW
dan Direktivitas berbanding terbalik, semakin besar HPBW maka direktivitas akan
semakin kecil. Karena perangkat yang digunakan adalah Handphone berarti antenna
yang digunakan adalah jenis Microstrip yang membentuk pola Bidirectional.

1.7 Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C41A/2015/C.411.15.0030/C.411.15.0030-
05-BAB-II-20190904100655.pdf

Anda mungkin juga menyukai