Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI

tentang

“Pola Radiasi Antena”

Tanggal Praktikum: Jum’at, 16 Maret 2018

Oleh:

Nama : Hana Mardiyyah


NIM : 161331016
Kelas/grup : 2A/1
Dosen Pembimbing : Asep Barnas Simanjuntak, BSEE., MT.

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
POLA RADIASI PADA ANTENA

I. TUJUAN
1. Mengukur nilai azimuth dipole
2. Mengukur nilai elevasi
II. LANDASAN TEORI
Antena omnidirectional, yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran
sinyal ke segala arah dengan daya sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang
luas, gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal
(mendatar, dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah, sehingga
antena dapat di letakkan di tengah-tengah base station. Dengan demikian,
keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih
banyak. Namun kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel
agar tidak terjadi interferensi. Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup
yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan yang
melebar.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat
yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain
sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp)
atau satu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak
1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunakan directional
antena atau antena yang terarah. Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran
khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran
360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field. Yang berbeda dengan,
polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan.
Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya
atau 360 derajat, sedangkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI


POLA RADIASI PADA ANTENA

III. SETUP PENGUKURAN

Gambar 3.1. Kalibrasi spectrum analyzer posisi open

Gambar 3.2. Kalibrasi spectrum analyzer posisi short

Gambar 3.3. Kalibrasi spectrum analyzer posisi load

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI


POLA RADIASI PADA ANTENA

Gambar 3.4. Set Up pengukuran frekuensi kerja antena

Gambar 3.5. Set Up pengukuran pola radiasi antena metode H-plane

Gambar 3.6. Set Up pengukuran pola radiasi antena metode E-plane

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI


POLA RADIASI PADA ANTENA

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Antena Dipole
2. Spectrum Analyzer
3. Kabel M to BNC
4. Komponen Kalibrasi (Open, Short, Load)
5. Measuring Receiver

V. LANGKAH KERJA
a) Kalibrasi Spectrum Analyzer
Kalibrasi pada Spectrum Analyzer (Anritzu) dilakukan dengan 3 kondisi yaitu
kalibrasi Open seperti gambar 3.1, kalibrasi Short seperti gambar 3.2 dan kalibrasi
load seperti 3.3. Setelah selesai melakukan kalibrasi pada 3 kondisi, maka Spectrum
Analyzer siap untuk digunakan.
b) Pengukuran frekuensi Antena
Sebelum mengukur pola radiasi dari suatu antena, terlebih dahulu harus menentukan
frekuensi kerja dari antena tersebut. Pada praktikum pola radiasi kali ini, frekuensi
kerja yang di gunakan adalah 150 MHz. kita bisa mendapatkan frekuensi kerja ini
dengan cara mengukur antena menggunakan alat ukur Spectrum analyzer dan
membuat rangkaiannya seperti gambar 5.4. agar kita bisa mendapatkan frekuensi
kerja antena maka kita bisa mendapatkannya dengan cara mengatur panjang Antena
hingga frekuensi pada alat ukur Spectrum Analyzer menunjukkan frekuensi 150
Mhz.
c) Pengukuran pola radiasi
 H-Plane
Buat rangkaian seperti gambar 3.5 lalu pada sisi Transmitter yang terhubung
dengan Signal Generator, berikan input frekuensi sesuai dengan frekuensi
kerja antena yang telah di ukur pada Spectrum Analyzer yaitu 150 MHz dan
berikan level daya -30 dBm lalu arahkan antena tegak lurus tanpa ada
hambatan atau halangan agar sinyal yang dikirim tidak terganggu.
Pada sisi Receiver yang terhubung dengan Receiver Measurement amati dan
catat hasil pengukuran yang di dapat dan ubah posisi Antena Receiver setiap
10 derajat hingga satu putaran penuh atau 360 derajat.
 E-Plane
Buat rangkaian seperti gambar 5.6 lalu pada sisi Transmitter yang terhubung
dengan Signal Generator, berikan input frekuensi sesuai dengan frekuensi
kerja antena yang telah di ukur pada Spectrum Analyzer yaitu 150 Mhz dan
berikan level daya -30 dBm lalu arahkan antena tegak lurus tanpa ada
hambatan atau halangan agar sinyal yang dikirim tidak terganggu.
Pada sisi Receiver yang terhubung dengan Receiver Measurement amati dan
catat hasil pengukuran yang di dapat dan ubah posisi Antena Receiver setiap
10 derajat hingga satu putaran penuh atau 360 derajat.

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI


POLA RADIASI PADA ANTENA

VI. HASIL PRAKTIKUM


1. H-plane
θ G (H Plane) Normalisai
H Plane
0 55,00 -4,80
10 54,70 -5,10 G (H Plane)

20 56,30 -3,50 0
350
34060.00 10 20
30 54,20 -5,60 330 30
320 50.00 40
40 53,70 -6,10 310 40.00 50
50 53,20 -6,60 300 30.00 60
60 52,50 -7,30 290 20.00 70
280 10.00 80
70 52,10 -7,70
270 0.00 90
80 54,00 -5,80
260 100
90 51,90 -7,90
250 110
100 53,20 -6,60 240 120
110 54,90 -4,90 230 130
220 140
120 56,00 -3,80 210 150
200 190 170 160
130 55,10 -4,70 180
140 57,20 -2,60
150 56,00 -3,80
160 56,20 -3,60
170 55,90 -3,90
180 59,80 0,00
190 57,00 -2,80
200 56,80 -3,00
210 58,20 -1,60
220 57,10 -2,70
230 56,30 -3,50
240 55,50 -4,30
250 54,90 -4,90
260 56,50 -3,30
270 57,00 -2,80
280 57,30 -2,50
290 56,10 -3,70
300 58,00 -1,80
310 57,20 -2,60
320 56,10 -3,70
330 54,90 -4,90
340 54,90 -4,90
350 56,60 -3,20

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI


POLA RADIASI PADA ANTENA

1. E-plane
Θ G (E Plane) Normalisasi
E Plane
0 56,8 -2,5
Normalisasi
10 53,10 -6,2
20 50,10 -9,2 1
35 36 2 3
30 47,00 -12,3 34 4
33 -4.9 5
40 46,60 -12,7 32 6
50 44,30 -15 31 -9.9 7
30 8
60 46,00 -13,3 -14.9
29 9
70 53,50 -5,8 28 -19.9 10
80 53,10 -6,2 27 11
90 55,00 -4,3 26 12
100 55,90 -3,4 25 13
24 14
110 57,00 -2,3 23 15
22 16
120 57,80 -1,5 21 20 18 17
19
130 58,80 -0,5
140 59,30 0
150 58,70 -0,6
160 57,70 -1,6
170 56,50 -2,8
180 55,90 -3,4
190 55,00 -4,3
200 51,20 -8,1
210 48,80 -10,5
220 43,20 -16,1
230 39,40 -19,9
240 44,60 -14,7
250 47,20 -12,1
260 48,80 -10,5
270 48,90 -10,4
280 46,90 -12,4
290 50,20 -9,1
300 52,60 -6,7
310 54,10 -5,2
320 55,50 -3,8
330 56,30 -3
340 56,50 -2,8
350 56,40 -2,9

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI


POLA RADIASI PADA ANTENA

VIII. ANALISA DAN KESIMPULAN

1. Pada percobaan pola radiasi antenna metode H-plane, dalam teorinya


seharusnya pola radiasi H-plane ini berbentuk lingkaran. Namun
padapercobaanya, tidak membentuk lingkaran sempurna dikarenakan adanya
distrosi pada daerah percobaan. Praktikum yang dilakukan didalam ruangan
menyebabkan banyak nya distorsi yang terjadi dikarenakan banyak obstacle
yang mempengaruhi pola radiasi antenna tersebut sehingga tidak membentuk
lingkaran yang sempurna.
2. Sedangkan dalam teori untuk pola radiasi antenna metode E-plane
seharusnya pola radiasinya berbentuk menyerupai angka 8, namun
dikarenakan banyak factor menyebabkan bentuk pola radiasi pada praktikum
kali ini cacat meskipun sedikit menyerupai angka 8.
3. Pola radiasi pada kedua praktikum menunjukan pola radiasi omnidirectional

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI

Anda mungkin juga menyukai