Jurnal Generasi Kampus Volume 6 No 2 Tahun 2013
Jurnal Generasi Kampus Volume 6 No 2 Tahun 2013
MAJALAH / JURNAL
GENERASI KAMPUS
VOLUME 6, NOMOR 2, SEPTEMBER 2013
DITERBITKAN OLEH :
PEMBANTU REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN,
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, TAHUN 2013
MAJALAH/JURNAL ISSN 1978-869X
GENERASI KAMPUS
(CAMPUS GENERATION)
VOLUME 6, NOMOR 2, SEPTEMBER 2013 APRIL 2011
Terbit Dua kali setahun pada bulan April dan September. Berisi ringkasan
hasil penelitian, gagasan kopseptual, kajian teori, aplikasi teori yang
dimuat dalam Majalah/jurnal Generasi Kampus .
Pelindung : Rektor Unimed (Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.)
Pengarah : *Pembantu Rektor 1 Unimed (Prof. Dr.Khairil Ansari,
M.Pd). *Pembantu Rektor 2 Unimed (Drs. Chairul Azmi,
M.Pd). *Pembantu Rektor IV Unimed (Prof. Dr. Berlin
Sibarani, M.Pd)
Penanggung jawab : Pembantu Rektor III Unimed
(Prof. Dr. Biner ambarita, M.Pd.)
Ketua Penyunting : Pardomuan N. J. M. Sinambela, S.Pd M.Pd
Sekretaris Penyunting : Tappil Rambe, S.Pd, M.Si
Penyunting Pelaksana : *Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd *Prof. Dr.
Bornok Sinaga, M.Pd *Drs. Wanapri Pangaribuan, M.T., M.M. *Lamhot
Basani Sihombing, S.Pd, M.Pd. *Dr. Paningkat Siburian, M.Pd *Dr.
Sukarman Purba *Syamsul Gutom SKM, M.Kes. * PD 3 FIP, *PD 3 FBS, *PD 3
FT, *PD 3, *PD 3 FIS *PD 3 FIK, dan *PD 3 FE
Penyunting Ahli : Penyunting menerima
Prof. Selamat Triono, M.Sc, PhD (Universitas Negeri Medan)
Prof. Dr. Hamka (Universitas Negeri Padang) sumbangan tulisan
Dr. Herminarta Sofyan (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Yusuf Sudo Hadi (Institut Pertanian Bogor) yang belum pernalh
Eddy Nur Ilyas, S.H, M.Hum (Universitas Syah Kuala
diterbitkan dalam
Darussalam B. Aceh)
Ir. H.RB. Ainurrasyid, NIS (Universitas Brawijaya) media cetak lain.
Syarif A. Barmawi, S.H, M.Si (Universitas Pajajaran Bandung)
Prof. Dr. H.R. Boenyamin (Universitas Jendral Sudirman) Naskah diketik dengan
Kontributor : *Samrah, S.Pd. *Nurhaida, SH, M.Kn. *Surbita, SH. *Dra. spasi 1,5 pada kertas
Hayati Tamba. *Dra. Susiarni. *Nusawati BA. *Drs. Idrus. A4 dengan jumlah
*Dra.Nismawarni Harahap. *
halaman 10-15. (lebih
Pelaksana Tata Usaha : Bani Ismail; Dewita Rita
jelas baca petunjuk
Alamat Tata Usaha : Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Negeri Medan, Lantai 3. Jln. Williem Iskandar, Pasar
bagi penulis pada
V, Medan Estate. Kotak Pos 1589, Medan 20221. Telp : (061) sampul dalam
6613276, 6613365, 6618754. Fax : (061) 6613319.
belakang). Naskah
e-mail : kemahasiswaanunimed@gmail.com
yang masuk di evaluasi
oleh penyunting ahli.
Penyunting dapat
melakukan perubahan
pada tulisan yang
SURAT DARI REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas Rahmat dan
PetunjukNya, sehingga Jurnal Generasi Kampus Volume 6 Nomor 2 September tahun 2013 dapat
terbit sesuaidengan harapan kita bersama. Jurnal merupakan salah satu media ilmiah yang
menyuguhkan artikel hasil penelitian dan artikel non hasil penelitian (kajian teori) yang
menjelaskan berbagai fenomena bidang pendidikan maupun non pendidikan.
Pada kesempatan yang baik inidisampaikan terima kasih kepada para penulis, penyunting
pelaksana, dan para penyunting ahli yang telah membantu dalam rangka penyusunan artikel pada
jurnal ilmiah ini. Dalam jurnal Volume 6 Nomor 2 September 2013 ini akan disuguhkan beberapa
artikel diantaranya adalah : 1) Profesionalisme, Esensi Kepemimpinan, dan Manajemen
Organisasi, 2) Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran, 3) Peningkatan
Komitmen Organisasi Kepala Sekolah Efektif pada Era Globalisasi, 4) Peningkatan Kualitas
Bernalar Mahasiswa dalam Penulisan Karya Ilmiah, 5) Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VII, 6) Suatu Pendekatan Strategi dan Metode Pendidikan Seni Melalui Kegiatan Bernyanyi
sebagai Aspek-Aspek Pengembangan Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini, 7)
Menghentikan Kebiasaan Merokok dengan Behaviour Therapy, 8) Suatu Upaya dalam
Pelaksanaan Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Seni Musik Berbasis Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa di Sekolah-Sekolah Maupun Lembaga-Lembaga Pendidikan di Indonesia, 9)
Upaya Pembentukan Karakter Melalui Olahraga Permainan Kecil pada Siswa SD, 10) Penekanan
Unsur Dekoratif melalui Aplikasi Ornamen Ulos Batak Toba pada Perancangan Busana, 11)
Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik melalui Media Pembelajaran.
Kiranya Jurnal Generasi Kampus Volume 6 Nomor 2 September 2013 dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan dalam rangka pemberdayaan dunia pendidikan
i
ISSN 1978-869X
MAJALAH/JURNAL
GENERASI KAMPUS
(CAMPUS GENERATION)
V VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2008
IL 2008
VOLUME 6, NOMOR 2, SEPTEMBER 2013
Daftar Isi
ii
1
PEMIMPINAN DAN
PROFESIONALISME, ESENSI KEPEMIMPINAN, DAN
MANAJEMEN ORGANISASI
Biner Ambarita
Abstrak
Wujud pembangunan generasi muda Indonesia agar insan yang professional adalah (a)
pemberdayaan pemuda untuk membangkitkan potensi pemuda untuk berperan serta dalam
pembangunan. (2) Pengembangan pemuda untuk menumbuhkembangkan potensi manajerial,
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, dan (3) perlindungan pemuda menolong pemuda
dalam menghadapi demoralisasi, degradasi nasionalisme, tindakan destruktif, regenerasi dan
perlindungan hak dan kewajiban pemuda. Jadi dengan demikian diharapkan di masa depan
akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa dari generasi muda yang berwawasan kebangsaan,
cinta tanah air, yaitu pemuda yang memiliki sikap intelektualitas, dan perilaku yang luhur
Kata Kunci: Profesionalisme, Kepemimpinan, Pemuda.
A. PENDAHULUAN
Era globalisasi yang penuh menyertakan pemuda baik diminta
persaingan ini, kekuatan ekonomi suatu maupun secara sukarela aktif di dalamnya.
negara sesungguhnya berakar dari Bahkan sering sekali pada kesempatan
kemampuan teknologi dan inovasi yang penting pemuda Indonesia lahir ide,
dimiliki bangsa tersebut. Terkait dengan semangat dan kepemimpinan berpikir
hal tersebut untuk mendorong akselerasi jernih dan bebas dalam menuangkan
kemakmuran bangsa, maka kekuatan segala bentuk ide serta gagasannya dalam
IPTEKS dan inovasi bangsa tersebut perlu membangun bangasa dan negara.
ditempatkan menjadi kekuatan utama Pemuda sebagai agen perubahan
ekonomi. Pemuda yang dipelopori para akan mampu melakukan inovasi yang
mahasiswa, harus dapat mengambil peran signifikan berupa sistem atau perangkat-
penting dalam perkembangan IPTEKS di perangkat pendukung. Organisasi adalah
masa mendatang, Negara dan bangsa sarana paling efektif untuk menginisiasi
memerlukan orang-orang yang berkualitas dan melakukan perubahan tersebut. Terkait
untuk membangun bangsa dan dengan hal tersebut peran organisasi yang
melanjutkan cita-cita perjuangan mencapai konsisten tentu saja sangat mendukung
tujuan nasional. perubahan atau inovasi yang diharapkan
Pemuda Indonesia adalah masyarakat.
kelompok usia yang memiliki nilai serta Deklarasi Pemuda yang pernah
posisi yang strategis dalam masyarakat. dicetuskan pada tanggal 23 Juli 1973
Sejarah perjalanan bangsa Indonesia selalu antara lain menyebutkan bahwa, selaku
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
2
generasi muda masa kini adalah keharusan merupakan salah satu faktor penggerak
menyatukan tenaga dan pikiran untuk ikut sesuatu yang lebih berarti untuk mencapai
serta mengisi kemerdekaan dengan lebih cita-cita bangsa Indonesia, menuju jenjang
segera mempercepat pembangunan dan yang lebih tinggi bermartabat, berkarakter,
kemajuan masyarakat. jujur dan berkeadilan sosial.
Pemuda menyadari sepenuhnya
akan panggilan sebagai kaum muda yang
B. PROFESIONALISME PEMUDA
Profesionalisme berasal dari kata sesuai bidang tugasnya dan mendapat gaji
profesional yang mempunyai makna yaitu sesuai kebutuhan hidupnya.
berhubungan dengan profesi dan Profesionalisme adalah sebutan
memerlukan kepandaian khusus untuk yang mengacu kepada sikap mental dalam
menjalankannya, (KBBI,1994).Sedangkan bentuk komitmen dari para anggota suatu
profesionalisme adalah tingkah laku, profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
keahlian atau kualitas dan seseorang yang meningkatkan kualitas profesionalnya.
professional. Profesionalisme dapat Seorang yang memiliki profesionalisme
didefinisikan sebagai mutu, kualitas, dan yang tinggi, akan tercermin dalam sikap
tindak tanduk yang merupakan ciri suatu mental serta komitmenya terhadap
profesi atau ciri orang yang professional. perwujudan dan peningkatan kualitas
Terkait dengan definisi di atas kata professional melalui berbagai cara dan
profesional sendiri berarti bersifat profesi, strategi. Hal ini selalu mengembangkan
memiliki keahlian dan keterampilan dirinya sesuai dengan tuntutan
karena pendidikan dan latihan, dan perkembangan zaman sehingga
mendapat bayaran karena keahliannya. keberadaannya senantiasa memberikan
Berdasarkan definisi di atas dapat makna profesional.
disimpulkan bahwa profesionalisme Organisasi adalah sebuah sistem
memiliki dua kriteria pokok, yaitu: (1) yang hidup. Organisasi tidak hidup dalam
keahlian dan (2) pendapatan . Kedua hal ruang kosong. dan sistem yang di
itu merupakan satu kesatuan yang saling dalamnya ada entitas manusia yang
berhubungan. Artinya seseorang dapat ditopang dengan sarana dan prasarana
dikatakan memiliki profesionalisme ketika yang dibutuhkan dan harus dikendalikan
memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu; karena manusia bukan mesin atau
keahlian (kompetensi) dan kelayakan komputer setelah diinstal program dapat
berjalan sendiri dan tidak terpengaruh
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
3
dengan sistem luar, manusia dianugerahi untuk: (1) menanamkan rasa cinta pada
dengan akal manusia tidak dapat hidup Tuhan dan kebenaran, (2) menumbuhkan
dengan model kacamata kuda yang hanya sikap tanggung jawab, disiplin dan
melihat satu arah, tetapi manusia akan mandiri, (3) menumbuhkan sikap amanah
terpengaruhi oleh sistem luar meski sudah dan kejujuran, (4) menumbuhkan rasa
bertekad hanya melihat satu arah. hormat dan sopan santun, (5)
Strategi pembangunan pemuda menumbuhkan sikap kasih sayang, peduli
Indonesia agar profesionalisme pemuda dan kerja sama, (6) mengembangkan rasa
dapat berkembang dapat dilakukan dengan percaya diri, kreatif dan pantang
cara: (1) membangun moral dan budi menyerah, (7) membangun sikap adil dan
pekerti luhur dan suci, (2) membangun kepemimpinan, (8) menumbuhkan sikap
sarana prasarana fisik dan nonfisik dengan rendah hati dan (9) membangun sikap
mengedepankan kepentingan bangsa dan toleransi dan cinta damai.
negara di atas kepentingan pribadi, Mencermati wawasan kebangsaan
kelompok atau golongan, (3) membangun dari pemuda yang merupakan cara
sumber daya manusia dengan keteladanan, pandang pemuda terhadap eksistensi
solidaritas, gotong royong, sopan santun, dirinya yang bersifat dinamis, senantiasa
ramah tamah, saling menghormati, dan mengikuti perkembangan zaman dan
saling menghargai, dan memelihara selalu berinteraksi dengan seluruh dimensi
kepekaan sosial, (4) membangun semangat kehidupan masyarakat. Wawasan
juang dan cinta tanah air, dan (5) kebangsaan Indonesia adalah cara pandang
membangun future mapping sebagai blue yang harus dimiliki oleh setiap pribadi
print for nation character building. warga negara Indonesia yang berjiwa
Prioritas pembangunan pancasila.
kepemudaan Indonesia menuju pemuda US Development health and human
yang mempunyai profesionalisme meliputi service, (2000), di mana Competency
dua hal yaitu: (1) Character building atau improvement merupakan upaya
pembangunan watak pemuda Indonesia. pengembangan pemuda agar memiliki (1)
(2) Competency Improvement atau kecerdasan intelektual, (2) kemampuan
pengembangan kemampuan pemuda membaca, (3) kemampuan matematika, (4)
Indonesia agar memiliki daya saing di bisa dipercaya dan disiplin, (5) mampu
tingkat nasional dan global. bekerja sama, (6) mampu menerima dan
Character building merupakan melaksanakan kewajiban, (7) memiliki
upaya pengembangan perilaku karakter motivasi kuat, (8) kemampuan
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
4
komunikasi, (9) mandiri, dan (10) mampu generasi muda Indonesia menjadi generasi
menyelesaikan masalah dalam profesinya. penerus pembangunan bangsa yang
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan professional dan didukung oleh etika
pemuda dari dua sisi tersebut diharapkan moral yang terpuji.
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
5
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
6
F. KEPEMIMPINAN PEMUDA
Secara konseptual, kepemimpinan dalam mendukung tercapainya visi, misi
dapat dikatakan kemampuan seseorang dan tujuan organisasi.
(pemimpin) untuk mempengaruhi, Pertama, seorang pemimpin harus
mengarahkan dan memotivasi orang lain mampu mempengaruhi pihak lain,
(bawahan), sehingga mereka mau terutama para bawahanya, baik melalui
mengikuti dan melakukan apa yang unsur perintah maupun tindakan. Namun
diharapkan atau diinginkan oleh pemimpin demikian, perlu dipahami bahwa derajat
sesuai dengan visi, misi dan tujuan keterpengaruhan pihak lain atau para
organisasi. Konsep tersebut mengandung bawahan tersebut sesungguhnya akan
sejumlah makna yang sangat substantif ditentukan oleh wibawa dan keteladanan
seorang pemimpin. Jadi, kita jangan terlalu
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
7
institusi, baik pemerintah maupun swasta dibutuhkan pemuda yang berkarakter, dan
yang diterjemahkan melalui program hibah pemimpin masa depan bangsa.
atau bantuan lainnya. Bahkan kalau Kualitas kepemimpinan seorang
memungkinkan, membangun kerja sama pemuda, antara lain dapat dicermati dari
dengan pihak luar negeri. Kedua enam karakteristik, sebagai berikut (1)
argumentasi inilah yang sesungguhnya visioner, (2) memiliki kecerdasan
mengilhami urgensi peningkatan kualitas intelektual & emosional, (3) memiliki
kepemimpinan di lingkungan pemuda. kecerdasan enterpreneur, (4) memiliki
Karakteristik kepemimpinan pemuda yang cerdasan dalam mengambil keputusan, (5)
berkualitas harus mampu menterjemahkan memiliki integritas & moralitas, dan (6)
.Tugas besar yang akan diemban pemuda tangguh & konsisten.
sebagaimana dipaparkan di atas dan
Kepemimpinan pemuda dapat dicermati pada gambar berikut ini :
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
9
yang merasa tidak nyaman dengan adanya cukup besar, baik dalam bentuk alienasi,
perubahan tersebut, tetapi kalau hal cemoohan bahkan ancaman, demi
tersebut meningkatkan kualitas harus perbaikan organisasi atau lembaga.
berani menghadapi sejumlah resiko yang
2. Memiliki Kecerdasan Intelektual & Emosional
Kecerdasan intelektual merupakan pemikiran yang bersifat intelegensia, maka
kemampuan berfikir seseorang yang seorang pemuda hendaknya mampu
bertujuan untuk mencapai dan mengasah kepekaan hati, agar dapat
memperjuangkan suatu tujuan. Semakin membaca situasi dan kondisi serta mampu
cerdas seorang pemimpin, akan semakin mengendalikan diri. Pemuda harus mampu
mudah menetapkan dan mewujudkan visi, mencerna dan memaknai setiap fenomena
misi, dan tujuan. yang bersentuhan dengan masalah emosi
Pemuda, dituntut untuk memiliki dan perasaan, baik perasaan diri sendiri,
kecerdasan emosional. Kecerdasan seperti takut, marah, iri, dan jengkel
emosional, Semiawan (1984) mengatakan maupun perasaan orang lain. Melalui
kemampuan membaca pikiran sendiri dan kecerdasan emosional ini, seorang pemuda
pikiran orang lain, sehingga dapat akan lebih memiliki sensitivitas yang
menempatkan diri dalam situasi orang lain tinggi terhadap perasaan dan perhatian
dan sekaligus dapat mengendalikan dirinya orang lain serta dapat mengadaptasi
sendiri. perspektif mereka, mengapresiasikan
Berdasarkan pengertian tersebut berbagai perbedaan cara pandang orang
bahwa kecerdasan emosional esensinya dalam mencermati sesuatu.
lebih menekankan perasaan hati ketimbang
3. Memiliki Kecerdasan Enterpreneur
Kecerdasan enterpreneur dapat adalah (a) mengetahui apa yang
dimaknai sebagai kemampuan untuk diinginkan, memiliki cita-cita secara
mengubah nasib sendiri, dengan realistis, (b) teliti, kreatif dan berimajinasi
membangun diri sendiri, melalui usaha- positif, (c) mampu menciptakan
usaha yang bersifat simultan dan kesempatan, siap dan mampu berkompetisi
melakukan perbaikan serta perubahan ke serta memiliki gairah kerja yang tinggi, (d)
arah kemajuan. Sejalan dengan hal mampu memotivasi diri dan mampu
tersebut Sumahamijaya (1974), menciptakan inisiatif secara realistis, (e)
mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki disiplin yang tinggi &
memiliki karakteristik enterpreneur, mensyukuri kondisi yang ada, (f) mampu
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
10
menolong diri sendiri dan orang lain, (g) pihak lain, (j) Tekun atau ulet dalam
bersedia bekerja keras, hidup hemat dan melaksanakan pekerjaan, (k) memiliki
mau serta mampu menarik pelajaran dari kepribadian yang baik serta mampu
sebuah kesalahan, (h) berani mengambil memelihara kesehatan diri. (i) memiliki
resiko, (i) memiliki kepercayaan diri yang sikap mental yang baik.
tinggi seraya membina kerja sama dengan
4. Memiliki Kecerdasan dalam Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan dimaknai pemimpin dalam melakukan interaksi atau
upaya untuk memilih atau menentukan hubungan dengan lingkungannya.
sesuatu dari beberapa alternatif yang ada. Kearifan seorang pemimpin akan
Jadi, dalam perspektif teori organisasi, diuji, apakah keputusan yang diambil
pengambilan keputusan dianggap sebagai memiliki akseptabilitas atau tidak. Melalui
inti dari kepemimpinan. kecerdasan sosial ini, seorang pemuda atau
Pemimpin dalam konteks pemimpin diharapkan mampu melahirkan
pengambilan keputusan dituntut, tidak suatu keputusan yang dapat diterima oleh
hanya memiliki kecerdasan intelektual dan lingkungan atau pihak-pihak yang terkait
emosional saja tetapi harus memiliki untuk menerima dampak dari keputusan
kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial yang tersebut.
dimaksud adalah kemampuan seorang
5. Memiliki Integritas dan Moralitas
Seorang pemuda yang berkualitas baik norma atau aturan yang ditetapkan
dituntut untuk memiliki integritas atau oleh kelembagaan pemerintah maupun
kepribadian serta moralitas yang baik. Jadi lembaga lain persoalan integritas dan
dalam konteks kepemimpinan, kedua hal moralitas, tidak hanya berdampak pada
tersebut sangat penting karena persoalan kredibilitas pemuda secara individu, tetapi
integritas dan moralitas akan bersentuhan akan berimplikasi pada kredibilitas
dengan perilaku, norma-norma dan aturan, institusi kepemudaan secara kelembagaan.
6. Tangguh dan Konsisten
Pemuda yang berkualitas harus yang menanti di hadapan pemuda tidak
memiliki karakter tangguh, artinya mungkin dapat diwujudkan begitu saja.
memiliki ketahanan fisik maupun mental, Perjuangan menanti untuk
sehingga yang bersangkutan tidak cepat menterjemahkan visi, misi, dan tujuan
menyerah, putus asa, atau prustrasi, Harus yang dihiasi dengan sejumlah tantangan,
disadari sepenuhnya bahwa, tugas besar kendala bahkan ancaman yang tidak
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
11
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
13
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
14
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
15
K. PENUTUP
Pada prinsipnya faktor menghadapi perkembangan IPTEKS,
kepemimpinan merupakan inti dari proses sangat penting bagi pemuda Indonesia
pengelolaan (manajemen) dalam suatu untuk meningkatkan kualitasnya, baik dari
organisasi, termasuk di lingkungan segi iman dan takwa maupun IPTEKS
organisasi kepemudaan. Jadi upaya untuk dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
meningkatkan kualitas kepemimpinan budaya bangsa maupun agama.
(leadership) di lingkungan kepemudaan
tidak dapat diabaikan. Komitmen untuk Disadari atau tidak penguasaan,
meningkatkan kualitas kepemimpinan pengembangan dan pendayagunaan
pemuda dapat dimanifestasikan melalui IPTEKS yang tidak dilandasi, kejujuran,
tindakan nyata, sehingga kinerja pemuda moralitas, etika, spiritualitas, dan lain-lain
dapat terwujud. akan dapat membawa manusia atau suatu
Selanjutnya, disadari bahwa bangsa menuju penderitaan, kesengsaraan
perkembangan IPTEKS banyak membantu dan kehancuran. Mengatasi hal tersebut
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para pemuda Indonesia harus senantiasa
kehidupan umat manusia di dunia. Namun berada di dalam jalur nilai-nilai
bersamaan dengan hal tersebut penerapan kemanusian dan keagamaan yang luhur,
dan pemanfaatan hasil-hasil perkembangan meningkatkan pengetahuan tentang ilmu,
IPTEKS telah melahirkan tuntutan dan teknologi, dan seni dan
kesadaran baru akan pentingnya landasan menumbuhkembangkan jiwa kepeloporan,
etika dan dimensi spiritualitas serta daya pikir, inovasi, kreativitas dalam
moralitas dalam pembangunan suatu mempersiapkan diri menjadi pemimpin
negara. Kemajuan IPTEKS ditandai masa depan dan melahirkan generasi yang
dengan berkembangnya sikap dan gaya profesionalis dalam rangka pembangunan
hidup global yang glamour. Maka untuk
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
16
DAFTAR PUSTAKA
Biner Ambarita adalah Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan;
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
17
Abstrak
Kurikulum 2013 menuntut agar dalam pelaksanaan pembelajaran siswa diberi kebebasan
berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide
secara bebas dan terbuka. Kegiatan guru dalam pembelajaran adalah melatih dan
membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Guru harus
berupaya untuk mengorganisasikan kerjasama dalam kelompok belajar, melatih siswa
berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema, dan variabel. Diharapkan seluruh hasil
kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil
penyelesaian masalah, aturan serta prinsip yang ditemukan melalui proses pembelajaran.
Pembelajaran tidak hanya ditekankan pada satu aspek saja tetapi keseimbangan pada aspek
afektif, aspek psikomotorik, dan aspek kognitif.
Kata Kunci : kurikulum 2013, guru, siswa, afektif, psikomotorik, kognitif
A. PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 merupakan suatu afektif, dan aspek psikomotor secara
kebijakan baru pemerintah dalam bidang berimbang, sehingga pembelajaran yang
pendidikan yang diharapkan mampu untuk terjadi diharapkan dapat berjalan dengan
menjawab tantangan dan persoalan yang menyeimbangkan ketiga aspek tersebut,
akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke tidak seperti yang selama ini terjadi
depan. Perubahan yang mendasar pada dimana pembelajaran lebih cenderung
kurikulum 2013 dibanding dengan mengutamakan aspek kognitif saja. Akibat
kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah dari konsep kurikulum 2013 itu, maka
perubahan pada tingkat satuan penilaian dalam pembelajaran tentunya
pendidikannya dimana implementasi harus disesuaikan dengan konsep
kurikulum ini dilakukan pada tingkat kurikulum itu sendiri, sehingga penilaian
satuan pendidikan mulai dari sekolah juga harus didasarkan pada ketiga aspek
dasar, sekolah menengah pertama, dan tersebut yaitu harus menilai aspek
sekolah menengah atas atau sekolah kognitifnya, menilai aspek afektifnya, dan
menengah kejuruan. Perubahan yang lain menilai aspek psikomotoriknya. Selain itu
dapat dilihat dari konsep kurikulum 2013 kurikulum 2013 juga membawa perubahan
itu sendiri. besar dalam pelaksanaannya.
Kurikulum dalam hal ini Hal ini ditunjukkan dengan
diharapkan dapat memberikan disediakannya buku ajar yang disusun
keseimbangan aspek kognitif, aspek sesuai dengan tuntutan kurikulum itu
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
18
sendiri. Artinya kurikulum 2013 itu tidak menata bagaimana dan apa yang
sekedar hanya sebuah konsep dan seharusnya dilakukan guru dalam
dokumen semata tetapi dalam melaksanakan pembelajarannya.
implementasinya, kurikulum 2013 itu
B. PEMBAHASAN
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
19
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
20
guru, pembelajaran ini disebut dengan merubah kegiatan belajar mengajar yang
discovery learning. Discovery Learning teacher oriented menjadi student oriented.
adalah teori belajar yang didefinisikan Dalam Discovery Learning, hendaknya
sebagai proses pembelajaran yang terjadi guru harus memberikan kesempatan
bila siswa tidak disajikan dengan materi muridnya untuk menjadi seorang problem
pelajaran dalam bentuk utuh, tetapi solver, seorang ilmuwan, ahli sejarah, atau
diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. ahli matematika. Bahan ajar tidak
Dalam mengaplikasikan metode Discovery disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
Learning guru berperan sebagai dituntut untuk melakukan berbagai
pembimbing dengan memberikan kegiatan menghimpun informasi,
kesempatan kepada siswa untuk belajar membandingkan, mengkategorikan,
secara aktif, sebagaimana pendapat guru menganalisis, mengintegrasikan,
harus dapat membimbing dan mereorganisasikan bahan serta membuat
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai kesimpulan-kesimpulan.
dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
22
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
23
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
26
C. PENUTUP
Kompetensi yang dituntut oleh alat las untuk menyambung pipa, dan
kurikulum 2013 tergambar pada sebagainya.
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang Keterampilan motorik paling baik
digariskan dalam peraturan menteri. dicapai melalui latihan berulang-ulang.
Dalam pembelajaran keseimbangan aspek Dalam hal ini guru perlu merancang
afektif yaitu aspek sikap. Sikap merupakan pembelajaran yang dapat membentuk
pembawaan yang dapat dipelajari, dan aspek psikomotorik siswa sehingga
dapat mempengaruhi perilaku seseorang diharapkan dapat memperbaiki
terhadap suatu objek. Sikap merupakan keseluruhan keterampilan siswa tersebut.
kecenderungan untuk merespons suatu Aspek yang terakhir yang tidak dapat
stimulus berdasarkan penilaian terhadap dilupakan adalah aspek kognitif. Aspek ini
stimulus tersebut. Respons tersebut dapat meliputi kecakapan untuk mengelola dan
bersifat positif dapat pula bersifat negatif. mengembangkan proses berpikir dengan
Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat cara merekam, membuat analisis dan
menumbuhkan respons positif dalam sintesis. Pengaturan pada proses-proses
pembentukan sikap siswa. Aspek yang mengaktifkan dan memodifikasi
psikomotorik merupakan keterampilan proses belajar sangat diharapkan dapat
motorik yang tidak hanya mencakup diatur guru dan dilaksanakan guru dalam
kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga pembelajaran.
kegiatan-kegiatan motorik yang
digabungkan dengan keterampilan
intelektual, misal dapat menulis, membaca,
menggunakan mikroskop untuk
mengamati bakteri tertentu, menggunakan
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
29
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan Sumber Daya Standar Proses Pendidikan Dasar
Manusia Pendidikan dan dan Menengah.
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Peraturan Menteri Pendidikan dan
Pendidikan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 66 tahun 2013 tentang
(2013). Materi Pelatihan Guru Standar Penilaian Pendidikan.
Implementasi Kurikulum 2013,
Jakarta, kementerian Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan
dan Kebudayaan. Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 67 tahun 2013 tentang
Bornok Sinaga, dkk (2013). Buku Kerangka Dasar dan Struktur
Petunjuk Guru untuk Kelas X Kurikulum Sekolah
SMA, Jakarta, Kementerian Dasar/Madrasah Intidaiyah.
Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Hiebert, James (1992). Instruction and Kebudayaan Republik Indonesia
Teaching With Understanding. nomor 68 tahun 2013 tentang
Macmillan, Publishing Company. Kerangka Dasar dan Struktur
Ibrahim, Muslimin dan Nur, Mohamad, Kurikulum Sekolah Menengah
(2003). Pengajaran Berdasarkan Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Masalah, Surabaya, Unesa- Peraturan Menteri Pendidikan dan
University Press Kebudayaan Republik Indonesia
Sinambela, Pardomuan (2006) Keefektifan nomor 69 tahun 2013 tentang
Model Pembelajaran Berdasarkan Kerangka Dasar dan Struktur
Masalah (Problem-Based Kurikulum Sekolah Menengah
Instruction) dalam Pembelajaran Atas/Madrasah Aliyah.
Matematika untuk Pokok Bahasan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Sistem Persamaan Linear dan Kebudayaan Republik Indonesia
Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 nomor 70 tahun 2013 tentang
Rantau Selatan, Sumatera Utara Kerangka Dasar dan Struktur
Tesis: Magister Pendidikan. Kurikulum Sekolah Menengah
Surabaya: PPs Universitas Negeri Kejuruan/Madrasah Aliyah
Surabaya. Kejuruan.
Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Kebudayaan Republik Indonesia
PT Remaja Rosdakarya. nomor 71 tahun 2013 tentang Buku
Peraturan Menteri Pendidikan dan Teks Pelajaran dan Buku Pedoman
Kebudayaan Republik Indonesia Guru untuk Pendidikan Dasar dan
nomor 54 tahun 2013 tentang Menengah.
Standar Kompetensi Lulusan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Pendidikan Dasar dan Menengah. nomor 32 tahun 2013 tentanng
Peraturan Menteri Pendidikan dan Perubahan atas Peraturan
Kebudayaan Republik Indonesia Pemerintah nomor 19 tahun 2005
nomor 65 tahun 2013 tentang tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela adalah Dosen Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan; Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum 2013
30
Paningkat Siburian
Abstrak
Komitmen organisasi kepala Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sikap yang merefleksikan
loyalitas pada organisasi yang dipimpinnya perlu ditingkatkan secara terus – menerus agar
mereka mau melaksanakan setiap program pendidikan dengan sebaik – baiknya, sehingga
tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Model Integrasi Perilaku Organisasi
menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
komitmen organisasi. Peningkatan komitmen organisasi kepala SMK dapat dilakukan melalui
pengabadian budaya organisasi. Pengabadian budaya organisasi terdiri atas dua proses, yaitu:
sosialisasi dan internalisasi. Jadi, kedua proses pengabadian budaya organisasi tersebut sangat
diperlukan untuk menjadikan kepala SMK memiliki komitmen organisasi yang diperlukan
dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Kepala Sekolah.
A. PENDAHULUAN
Implementasi Kurikulum 2013 dalam memimpin guru melakukan
yang diharapkan dapat memberikan bekal pembelajaran yang dapat menumbuhkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi kemampuan peserta didik berpikir kritis,
peserta didik ditentukan oleh berbagai kreatif, dan inovatif, sehingga memiliki
faktor, baik faktor sosial maupun faktor pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
nonsosisal. Sehubungan dengan itu, dibutuhkan dalam pembangunan nasional.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Hechinger dalam Direktorat Tenaga
(http://www.poskotanews.com/2013/09/01 Kependidikan (2007: 6) mengemukakan
/mendikbud-optimis-bisa-laksanakan- bahwa naik atau turunnya kualitas sekolah
kurikulum-2013) mengemukakan bahwa sangat tergantung kepada kualitas kepala
untuk menyukseskan implementasi sekolahnya. Jadi, kepala sekolah
Kurikulum 2013 sangat ditentukan merupakan orang kunci dalam menentukan
berbagai faktor, seperti peningkatan keberhasilan sekolah, sehingga mereka
kualitas guru, sarana dan prasarana harus profesional serta memiliki
pendukung, penguatan manajemen di komitmen organisasi yang tinggi terhadap
sekolah serta peran pemerintah dan organisasi yang dipimpinnya.
kalangan peduli dunia pendidikan. Komitmen organisasi kepala
Kepala sekolah sebagai manajer sekolah sebagai sikap yang merefleksikan
memiliki peran yang sangat penting di loyalitas pada organisasi yang
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
31
B. PEMBAHASAN
Sekolah Menengah Kejuruan bertanggung jawab. Secara khusus, dapat
adalah sebuah lembaga pendidikan yang dikemukakan bahwa SMK bertujuan
diharapkan dapat menghasilkan tenaga untuk menyiapkan peserta didik agar
kerja yang dapat diandalkan sebagai faktor menjadi manusia produktif, kreatif,
keunggulan kompetitif dalam menghadapi mampu bekerja mandiri, mengisi
persaingan global. Sehubugan dengan itu, lowongan pekerjaan yang ada di dunia
dilakukan pengembangan kurikulum SMK usaha dan dunia industri sebagai tenaga
yang disebut dengan Kurikulum 2013 kerja terampil tingkat menengah serta
yang berpusat pada potensi, mampu mengembangkan diri di kemudian
perkembangan, kebutuhan, dan hari, baik secara mandiri maupun melalui
kepentingan peserta didik serta jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
lingkungannya. Sehubungan dengan itu, Basuki (2005: 21)
Kementerian Pendidikan dan mengemukakan bahwa tujuan pendidikan
Kebudayaan (2012: 2) menjelaskan bahwa kejuruan adalah menyiapkan peserta didik
kurikulum 2013 yang dikembangkan memasuki dunia kerja dan melanjutkan
berbasis kompetensi merupakan instrumen pendidikan ke jenjang pendidikan yang
untuk mengarahkan peserta didik menjadi: lebih tinggi. Pernyataan Basuki tersebut
(1) manusia berkualitas yang mampu dan mengacu pada fungsi pendidikan kejuruan,
proaktif menjawab tantangan zaman yang yakni menyiapkan siswa menguasai ilmu
selalu berubah; (2) manusia terdidik yang pengetahuan dan teknologi (Iptek),
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang sehingga mampu mengikuti, menguasai,
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, dan menyesuaikan diri dengan kemajuan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) Iptek, dan memiliki kemampuan dasar
warga negara yang demokratis dan
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
32
(4) Wiraswastawan; (5) Penyelia; (6) Wiyata Mandala, yakni cara memandang
Pencipta iklim kerja; dan (7) Pendidik. sekolah sebagai lingkungan pendidikan
Sehubungan dengan itu, Direktorat dan pembelajaran, dan bertanggung jawab
Pendidikan Menengah Kejuruan (1995: 4 – penuh terhadap penyelenggaraan
10) menjelaskan indikator keberhasilan pendidikan.
kepala Sekolah Menengah Kejuruan, yaitu: Sesuai dengan penjelasan di atas,
(1) sebagai manajer harus mampu dapat dikemukakan bahwa seseorang
mengelola sumber daya manusia, fasilitas, kepala sekolah mau bekerja secara penuh
dan dana untuk melaksanakan misi dan waktu dan bertanggung jawab penuh
mencapai tujuan sekolah; (2) sebagai terhadap penyelenggaraan pendidikan, jika
pemimpin harus mampu meyakinkan dan memiliki komitmen organisasi yang tinggi
menggerakkan orang lain (staf, siswa, dan terhadap lembaga yang dipimpinnya.
masyarakat) untuk mencapai tujuan sesuai Komitmen organisasi menunjuk pada janji
target; (3) sebagai administrator harus atau tanggung jawab seseorang terhadap
memahami dan mengkoordinasikan organisasinya untuk bekerja keras sesuai
penyelenggaraan administrasi sekolah keinginan organisasi guna mencapai
sesuai pedoman pengelolaan administrasi tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
sekolah, dan memberikan pelayanan Menurut Colquitt, LePine, dan Wesson
administrasi yang lancar dan tepat waktu; (2009: 67) bahwa “organizational
(4) sebagai wiraswastawan harus mampu commitment is defined as desire on the
menganalisis peluang, memanfaatkan part an employee to remain a member of
peluang, serta menciptakan keunggulan organization.” Berdasarkan penjelasan Colquitt,
kompetitif; (5) sebagai penyelia harus LePine, dan Wesson di atas dapat didefinisikan
sebagai pencipta iklim kerja harus mampu seseorang kepala sekolah yang memiliki
keakraban dan kekeluargaan; dan (7) organisasi sesuai dengan tujuannya. Secara
pemahaman yang baik terhadap Wawasan mengemukakan tiga tipe komitmen yang
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
34
Sumber: Jason A. Colquitt, Jeffery A. Lepine, dan Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour.
Improving Perfomance and Commitment in the Workplace. New York: McGraw-Hill. p. 64
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
35
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
36
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
37
nilai-nilai, norma, dan kepercayaan sikap dan perilaku yang diperlukan dalam
individu (anggota organisasi) dengan nilai- pencapaian tujuan organisasi. Proses
nilai, norma, dan kepercayaan organisasi. pengabadian budaya organisasi pada
Jadi, kedua proses pengabadian budaya lembaga pendidikan dapat dilakukan
organisasi tersebut sangat diperlukan untuk dengan tahapan seperti pada Gambar 3
menjadikan anggota organisasi memiliki berikut ini.
Tidak
Lulus ?
Calon ditolak
Ya
Seremoni, wisuda,
sumpah, baiat jadi
anggota organisasi baru
Penguatan melalui
pemberian imbalan dan
Selesai
hukuman
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
39
C. PENUTUP
Komitmen organisasi kepala untuk mencapai tujuan pendidikan secara
SMK adalah salah satu faktor yang dapat efektif dan efisien. Oleh karena itu, upaya
memberhasilkan pencapaian tujuan peningkatan komitmen organisasi kepala
sekolah melalui implementasi Kurikulum SMK sangat diperlukan dalam
2013. Kepala SMK sebagai manajer harus memberhasilkan program pendidikan agar
memiliki komitmen organisasi yang tinggi lulusan lembaga tersebut dapat menjadi
agar mau bekerja secara penuh waktu dan tenaga kerja yang dapat diandalkan
bertanggungjawab penuh terhadap sebagai faktor keunggulan kompetitif
penyelenggaraan pendidikan yang dalam menghadapi persaingan global.
dilakukan melalui proses perencanaan, Peningkatan komitmen organisasi dapat
pengorganisasian, pengarahan, dan dilakukan melalui kegiatan penguatan
pengendalian sumber daya pendidikan budaya organisasi kepala SMK
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
40
DAFTAR PUSTAKA
Yuwono, et. al., Yogyakarta:
Bachtiar Hasan. 2009. Arti dan Tujuan
ANDI
Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Gibson, James L., John. M. Ivancevich,
Http://File.Upi.Edu/Direktori/FPT dan James H. Donnelly, 1996.
K/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKT Organisasi. Terj. Nunuk Adiarni .
RO/195512041981031- Jakarta: Binarupa Aksara
BACHTIAR_HASAN/PENDIDIK Indonesia Australia Technical and
AN_KEJURUAN_DI_INDONESI Vocational Education Project.
A.Pdf), p.5 diakses 27 Maret 2012 1995. Profil Kepala Sekolah
Basuki Wibawa. 2005. Pendidikan Menengah Kejuruan . Jakarta:
Teknologi dan Kejuruan Direktorat Pendidikan Menengah
.Manajemen dan Implementasinya Kejuruan, 1995), p. 1
di Era Otonomi . Surabaya: Kerta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jaya Duta Media 2012. Dokumen Kurikulum 2013.
Bubb, Sara and Peter Earley. 2007. Jakarta: Departemen Pendidikan
Leading and Managing Continuing dan Kebudayaan
Professional Development . Lunenburg, Fred C dan Allan C. Ornstein
London: Paul Chapman Publishing 2000. Educational Administration.
Colquitt, Jason A., Jeffery A.Le Pine, dan Concepts and Practices . Belmont:
Michael J.Wesson. 2009. Wadsworth
Organizational Behavior. Lussier, Robert N. 1997. Management.
Improving Performance And Concepts. Applications. Skill
Comitment In the Workplace. New Development . Ohio: South-
York: McGraw-Hill International Western College Publishing
Edition
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Pendidikan Menengah 2013. Mendikbud Optimis, Bisa
Kejuruan. 1995. Indikator Laksanakan Kurukulum 2013.
Keberhasilan Kepala Sekolah http://www.poskotanews.com/2013
Menengah Kejuruan . Jakarta: /09/01/mendikbud-optimis-bisa-
Direktorat Pendidikan Menengah laksanakan-kurikulum-2013/
Kejuruan diakses tanggal 5 September 2013).
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Mullins, Laurie J. 2005. Management and
Kepemimpinan Pendidikan Organisational Behaviour. London:
Persekolahan yang Efektif . Prentice Hall
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Mulyasa, E. 2009. Menjadi Kepala
Sekolah Profesional . Bandung:
Direktur Tenaga Kependidikan 2008. Remaja Rosdakarya
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Jakarta: Departemen Pendidikan Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis
Nasional Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Fred Luthans . 2006. Perilaku Organisasi.
Terjemahan Vivin Andhika
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
41
Wanapri Pangaribuan
Jongga Manullang
Abstrak
Kualitas bernalar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya berdasarkan teori
pembelajaran Piaget, Bruner, Bloom, Gagne, dan Marzano. Kemampuan bernalar tingkat
tinggi sangat menentukan kualitas karya ilmiah mahasiswa, khususnya karya ilmiah dalam
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Kata Kunci: Kualitas Bernalar, Karya Ilmiah
A. Pendahuluan
Penerapan penemuan-penemuan yang sangat ketat, tidak ada pilihan lain,
baru dalam ilmu pengetahuan dan kecuali harus berpartisipasi turut
teknologi industri dalam kehidupan membentuk masyarakat yang mampu
menyebabkan terjadinya akselerasi memasuki revolusi industri I, II, III, dan ke
perubahan-perubahan nyata dalam IV (Alisyahbana, 1986: 14).
kehidupan manusia. Akselerasi perubahan Indonesia melanjutkan
tersebut mengakibatkan ketertinggalan pengalaman penjajahan pada tahun
menyolok di banyak daerah bahkan sebelum diplokamirkannya kemerdekaan
negara. Revolusi industri I yang RI tahun 1945. Teknologi maju yang
melipatgandakan kemampuan otot belum ditawarkan negara maju dengan berbagai
selesai bahkan belum dimulai di satu kecanggihan menjadikan masyarakat
daerah, namun di daerah-daerah lain Indonesia yang konsumtif, tergantung dan
seperti di daerah yang berada di negara tidak reatif maupun inovatif (Habibie,
maju telah terjadi revolusi industri II yang 2012: 2-3). Lebih lanjut dikatakan bahwa
melipatgandakan kemampuan otak, dan dengan diimpornya berbagai produk dari
juga telah mempersiapkan diri untuk negara maju, terselubung “jam kerja” yang
memasuki revolusi industri III yang dibiayai rakyat Indonesia untuk
melipatgandakan kemampuan informasi mengembangkan ilmu pengetahuan,
(Pangaribuan, 1989:1-2). teknologi, proses pendidikan, dan proses
Indonesia mengalami pembudayaan masyarakat lain. Masyarakat
ketertingalan tersebut, namun demi lain terus berkembang tetapi masyarakat
terjaminnya kesejahteraan rakyat Indonesia tidak mendapatkan kesempatan
Indonesia dalam kompetisi ekonomi dunia
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
42
teori
Variabe Variabel
l hipotesis
Defenisi Defenisi
Operasional Operasiona
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
47
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
48
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
49
F. PENUTUP
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
50
DAFTAR PUSTAKA
Alisyahbana Iskandar. 1986. Penerapan Panggabean Jonny H. Konstribusi
ETI dalam Pembangunan. Penalaran dan Kreativitas Siswa
Majalah Populer Komunikasi terhadap Prestasi belajar Fisika
dalam Pembangunan (Komonika) pada Pokok Bahasan Listrik
No.1 Tahun VII Statik Kelas XI Semester I MAN
2 Medan. Majalah/Jurnal
Covey Stephen R., (Alih bahasa Wandi S Generasi kampus Vol.4 No. 2
Brata). 2005. The 8th Habit. September 2011.
Melampaui Efektivitas,
Menggapai Keunggulan. Jakarta: Raka I Dewa Gede. 2012. Pendidikan
P.T. Gramedia Karakter untuk 250 Juta Orang:
Gerakan Menyongsong
Habibie B.J. 2012. Sumber Daya Manusia Seratus Tahun Merdeka.
Andalam Masyarakat Madani. Makalah. Konaspi VII .
Pidato Kunci Konvensi Nasional Yogyakarta: UNY
Pendidikan Indonesia (Konaspi)
VII . Yogyakarta: UNY Sinambela Pardomuan N.J.M. Penarikan
Kesimpulan dengan Metode
King F.J., Ludwika Goodson, Faranak Deduktif. Majalah/Jurnal
Rohani. 2012. Higher Order Generasi kampus, Vol 5, No. 1.
Thinking Skills. 2012.
www.cala.fsu.edu. Diunduh
tanggal 12 November 2012. Tilaar H. A. R. 2012. Memantapkan
Karakter Bangsa Menuju
Kristinandjerrry.http://kritinandjerry.name Generasi 2045). Makalah.
/jerry_teaching/general_info/Bloo Konaspi VII. Yogyakarta: UNY.
ms%20Higher
%20Order%20Thinking%20Verb Timpe A. Dale. (Alih bahasa Sofian
s.pdf. Diunduh tanggal 21 Cikmat). 1987. Kreativitas.
November 2012. Jakarta: P.T. Gramedia
1) Wanapri Pangaribuan, 2) Jongga Manullang adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro; Staf
Ahli Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
51
Yasifati Hia
Abstrak
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian agar dapat teratasi permasalahan
tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Dharma Bakti
Kab. Langkat T.A 2012/2013 dengan objek aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Dalam
penelitian ini terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP.
Kata kunci: aktvitas belajar, hasil belajar.
A. Pendahuluan
Matematika adalah suatu Slavin yang dikutip Trianto, 2009:30)
kumpulan konsep – konsep abstrak yang bahwa ”perkembangan kognitif sebagian
berhubungan dengan sistem deduktif besar bergantung kepada seberapa jauh
dimana dasar komunikasinya dimulai dari anak aktif memanipulasi dan aktif
unsur – unsur yang tak terdefinisikan. berinteraksi dengan lingkungannya”.
Pelaksanaan pembelajaran selama ini, Untuk meningkatkan aktivitas belajar
lebih terpusat pada guru sedangkan siswa perlu didesain pembelajaran dengan
peranan siswa masih sedikit. Trianto menggunakan model pembelajaran yang
(2009:5-6) ”proses pembelajaran hingga melibatkan aktivitas siswa dan disesuaikan
dewasa ini masih memberikan dominasi dengan materi yang akan disampaikan.
guru dan tidak memberikan akses bagi Permasalahan ini diharapkan
anak didik untuk berkembang secara dapat diperbaiki melalui penerapan model
mandiri melalui penemuan dalam proses pembelajaran yang mengikutsertakan
berpikirnya. Meskipun demikian, guru peran aktif siswa. Banyak model
lebih suka menerapkan model tersebut, pembelajaran yang dapat digunakan,
sebab tidak memerlukan alat dan bahan diantaranya adalah Model Pembelajaran
praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep Kooperatif. Eggen and Kauchak (dalam
yang ada pada buku ajar atau referensi Trianto 2009:58) “pembelajaran kooperatif
lain” merupakan sebuah kelompok strategi
Hal ini bertolak belakang dengan pengajaran yang melibatkan siswa bekerja
apa yang dikemukakan Piaget (dalam secara berkolaborasi untuk mencapai
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
52
B. PEMBAHASAN
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan suatu Oral activities, (3). Listening activities,
kegiatan yang dilakukan untuk (4). Writing activities, (5). Drawing
menghasilkan perubahan pengetahuan- activities, (6). Motor activities, (7).
pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan Mental activities, (8). Emosional activities.
keterampilan pada siswa sebagai latihan Dalam Penelitian ini, aktivitas siswa yang
yang dilaksanakan secara sengaja. akan diteliti hanya pada : Visual activities,
Menurut Paul B. Diedrich (dalam Oral activities, Listening activities,
Sardiman 2011:101) ada 8 jenis aktivitas Writing activities, Mental activities dan
belajar yaitu: (1). Visual activities, (2). Emosional activities.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan tujuan belajar telah ditetapkan oleh guru.
yang diperoleh siswa setelah melalui Proses belajar mencapai puncaknya pada
kegiatan belajar. Abdurrahman (2003:37) hasil belajar. Anak yang berhasil dalam
“hasil belajar adalah kemampuan yang belajar mencapai tujuan-tujuan
diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran”
belajar yang terprogram dan terkontrol Hasil belajar merupakan
yang disebut kegiatan pembelajaran dan kemampuan yang diperoleh siswa berupa
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
53
pengetahuan, sikap, keterampilan setelah hasil belajar akan dicapai melalui usaha
melalui kegiatan belajar yang yang dilakukan dalam belajar itu sendiri.
menyebabkan perubahan tingkah laku Hasil belajar yang dimaksud dalam
dalam diri siswa tersebut, dengan tujuan penelitian ini adalah hasil belajar siswa
mendapatkan hasil yang baik. Hal ini yang diukur melalui tes essay setelah
berarti belajar dan hasil belajar adalah dua mengikuti proses pembelajaran.
hal yang tidak dapat dipisahkan, karena
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
Model pemebelajaran kooperatif ditugaskan untuk mempelajari dan
tipe Jigsaw adalah sebuah model belajar mendalami topik yang sama dan
kooperatif yang menitikberatkan kepada menyelesaikan tugas-tugas yang
kerja kelompok siswa dalam bentuk berhubungan dengan topiknya untuk
kelompok kecil , seperti yang diungkapkan kemudian dijelaskan kepada anggota
Trianto (2009 : 73) : “pembelajaran kelompok asal.
kooperatif tipe Jigsaw merupakan model Trianto (2009:73),
belajar kooperatif dengan cara siswa mengemukakan langkah-langkah
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri kooperatif model Jigsaw sebagai berikut:
atas lima sampai dengan enam orang 1. Siswa dibagi atas beberapa kelompok
(tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
secara heterogen dan siswa bekerja sama
2. Materi pelajaran diberikan kepada
saling ketergantungan positif dan siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa subbab
bertanggung jawab secara mandiri.”
3. Setiap anggota kelompok membaca
Pada model pembelajaran subbab yang telah ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk
kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok
mempelajarinya.
asal dan kelompok ahli. Kelompok asal 4. Anggota dari kelompok lain yang
telah mempelajari subbab yang sama
yaitu kelompok induk siswa yang
bertemu dalam kelompok-kelompok
beranggotakan siswa dengan kemampuan, ahli untuk mendiskusikannya
5. Setiap anggota kelompok ahli setelah
asal, dan latar belakang keluarga yang
kembali ke kelompoknya bertugas
beragam. Kelompok asal merupakan mengajar teman-temannya
6. Pada pertemuan dan diskusi
gabungan dari beberapa ahli. Kelompok
kelompok asal, siswa-siswa dikenai
ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari tagihan berupa kuis individu
anggota kelompok asal yang berbeda yang
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
54
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah yaitu penelitian tindakan kelas, maka
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom penelitian ini memiliki beberapa tahap
Action Reserch) yaitu penelitian yang yang merupakan suatu siklus. Tiap siklus
dimaksudkan untuk memberikan informasi dilaksanakan sesuai dengan perubahan
bagaimana tindakan yang tepat untuk yang akan dicapai. Arikunto (2008:75) :
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar “tidak ada ketentuan berapa kali siklus
matematika siswa, sehingga penelitian ini harus dilakukan. Banyaknya siklus
difokuskan kepada tindakan-tindakan tergantung dari kepuasan peneliti sendiri,
sebagai usaha untuk meningkatkan namun ada saran, sebaiknya tidak kurang
aktivitas dan hasil belajar matematika dari dua siklus”.
siswa. Sesuai dengan jenis penelitian ini
1. Alat Pengumpulan Data dan Analisis
Alat pengumpulan data adalah tes, dan Setelah dilakukan observasi oleh observer,
lembar observasi (Observasi terhadap maka data dianalisis dengan menggunakan
proses pembelajaran dan aktivitas siswa). rumus:
jumlah nilai dari seluruh aspek yang diamati
Pi
banyaknya aspek yang diamati
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
55
Terdapat dua hal yang akan diukur melalui hasil dari setiap tes yang diberikan
kepada siswa, yaitu:
1. Ketuntasan belajar individu
Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara perorangan digunakan rumus:
T
KB x 100 % (dalam Trianto, 2009:241)
Ti
Dimana :
KB : Ketuntasan belajar
T : Jumlah skor yang diperoleh siswa
Ti : Jumlah skor total
Kriteria:
0 % KB < 65% Siswa belum tuntas dalam belajar
65% KB 100% Siswa telah tuntas dalam belajar
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika KB siswa tersebut mencapai skor 65%
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
56
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
57
Dari keenam jenis aktivitas siswa (Visual, Oral, Listening, Writing, Mental dan
Emosional) yang diamati, diperoleh hasil sebagai berikut:
Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I
Persentase Jumlah Siswa
Aktivitas Siswa Kategori
Pert I Pert II Pert III SIKLUS I
(PAS)
PAS<60% Kurang Aktif 18 8 3 10
60%≤PAS<70% Cukup Aktif 9 11 12 7
70%≤PAS<85% Aktif 10 19 23 18
PAS≥85% Sangat Aktif 4 3 3 6
Terdapat 24 dari 41 orang siswa atau 58,54% yang termasuk ikut berperan aktif
(PAS≥70%) selama Siklus I berlangsung.
Dari Tes Hasil Belajar yang telah diberikan setelah siklus I diperoleh:
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
58
Refleksi I
Untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar maka dilanjutkan siklus dua,
dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi.
Pelaksanaan Siklus dua
Kesulitan-kesulitan siswa pada siklus satu adalah:
1. Siswa masih berkesulitan menyelesaikan masalah pada luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar.
2. Siswa sulit memahami materi ketika diskusi kelompok asal berlangsung jika terlalu banyak
subbab yang harus dipahami.
3. Siswa tidak berani mengemukakan pendapat.
Alternatif Pemecahan Masalah dan pelaksanaan tindakan
Pada siklus II, pembagian kelompok dibedakan menjadi 4 tim ahli sesuai dengan
materi yang akan dipelajari dan pada saat diskusi ahli, kelompok dengan materi yang sama
dibagi menjadi 2 bagian.
Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa kelemahan-kelemahan
yang terdapat pada siklus I mengenai pengelolaan kelas dan efisiensi waktu tidak lagi
ditemukan pada siklus II dan pembelajaran berada pada kategori baik sehingga pembelajaran
tersebut dapat dikatakan berhasil.
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
60
Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 36 dari 41 orang siswa yang telah tuntas
belajar (nilainya ≥ 65), dengan demikian diperolehlah Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK)
sebesar 87,80 %.
6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data dan hasil diterapkan model pembelajaran kooperatif
penelitian menunjukkan terdapat tipe Jigsaw pada materi ajar bangun ruang
peningkatan aktivitas dan hasil belajar sisi datar. Peningkatan aktivitas dan hasil
siswa dari siklus I ke siklus II setelah belajar siswa pda setiap siklus sbb:
Siklus I Siklus II
Pertemuan
Skor Kategori Skor Kategori
Pertama 2,875 Baik 3,125 Baik
Kedua 3 Baik 3,250 Baik
Ketiga 3,125 Baik 3,250 Baik
Rata-rata 3 Baik 3,208 Baik
Peningkatan rata-rata skor 0,208
Jumlah siswa
Kriteria PAS
Kategori Siklus I Siklus II
PAS < 60% Kurang Aktif 10 `1
60%≤PAS<70% Cukup Aktif 7 9
70%≤PAS<85% Aktif 18 23
PAS≥85% Sangat Aktif 6 8
Yasifati Hia adalah Dosen Jurusan Matematika; Sekretaris Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
62
datar di kelas VIII SMP Swasta sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan
Dharma Bakti Kab. Langkat T.A hasil belajar siswa. Selain itu agar
2012/2013. mempersiapkan perencanaan yang benar-
Berdasarkan hasil dan benar matang, baik itu dalam pembagian
pembahasan maka penulis menyarankan materi menjadi beberapa subbab maupun
agar guru menggunakan model dalam pembagian waktu agar
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran tersebut berjalan dengan
proses pembelajaran matematika, sehingga lebih baik.
pembelajaran tersebut lebih bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
Lamhot Basani SihombinG
Abstrak
Seni bagi anak-anak merupakan kegiatan bermain, berekspresi, dan kreatif yang
menyenangkan. Salah satu kegiatan seni dalam pendidikan untuk anak usia dini adalah
bernyanyi. Pada usia pra sekolah (4-6 tahun) tidak semua anak mampu mengomunikasikan
pikiran dan perasaannya secara verbal atau tertulis, dan pada usia tersebut, daya tangkap
anak masih sangat terbatas. Oleh karenanya, melalui kegiatan bernyanyi diharapkan anak
dapat memahami dan memaknai pesan moral yang disampaikan, yang nantinya dapat
berpengaruh terhadap karakter dan kepribadian serta tingkah laku anak tersebut. Kegiatan
bernyanyi yang sering dilakukan adalah kegiatan bernyanyi aktif. Dimana seluruh aspek
pengembangan masuk di dalamnya, antara lain : (1) Ekspresi dan emosi anak; (2)
Mengembangkan kecakapan hidup; (3) Kemampuan berbahasa; (4) Hubungan sosial.
A. PENDAHULUAN
Tujuan adanya struktur Pendidikan untuk anak sebaiknya
pendidikan guna membentuk seseorang dimulai sejak usia dini, yaitu umur 0 - 6
agar memiliki kepribadian, berkarakter, tahun. Pada masa usia 0 - 6 tahun
intelektual, mandiri serta mampu merupakan masa keemasan (golden age),
bersosialisasi dengan lingkungansekitar. dimana stimulasi seluruh
Ini sesuai dengan pernyataan Dewantara aspek perkembangan berperan penting
(1962 : 14) yang mengemukakan pendapat untuk tugas perkembangan selanjutnya.
bahwa pendidikan adalah daya upaya Sejumlah riset menunjukan bahwa
untuk memajukan pertumbuhan budi perkembangan kecerdasan anak pada masa
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran ini mengalami peningkatan.
atau intelektual dari tubuh anak kita agar Ahli pendidikan di Universitas
anak kita dapat memajukan kesempurnaan Chicago Amerika Serikat mengemukakan
hidup dan selaras bagi penghidupan yang bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada
kita didik selaras dengan dunianya. anak usia 0 - 4 tahun mencapai 50%
hingga usia 8 tahun mencapai 80%.
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
64
Apabila pada usia tersebut anak tidak karena seni mengolah kepekaan anak
mendapatkan rangsangan yang maksimal, terhadap alam sekitar dan hal-hal yang
maka otak anak tidak dapat berkembang berkaitan dengan keindahan (K.H
secara optimal. Dewantoro dalam Kamaril W.S., 1998).
Peran para pendidik baik orang Seni bagi anak usia 4 - 6 tahun
tua, guru, pengasuh maupun orang dewasa (pra sekolah) merupakan kegiatan
lainnya sangat dibutuhkan pada masa usia bermain, berekspresi, dan kreatif yang
dini, dengan menyediakan lingkungan menyenangkan. Salah satu kegiatan seni
yang kondusif, sehingga anak memiliki dalam pendidikan untuk anak-anak TK
kesempatan untuk mengembangkan adalah bernyanyi. Bernyanyi merupakan
seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud salah satu fungsi seni sebagai media
meliputi seluruh aspek moral dan nilai- komunikasi atau sarana dan cara untuk
nilai agama, sosial, emosional dan berhubungan dengan anak. Pada usia pra
kemandirian, kemampuan berbahasa, sekolah (4 - 6 tahun) tidak semua anak
kognitif, fisik/motorik, termasuk minat dan mampu mengomunikasikan pikiran dan
bakat anak dalam bidang seni. Pada masa perasaannya secara verbal atau tertulis, dan
usia dini yakni usia 4 - 6 tahun, anak pada usia tersebut, daya tangkap anak
mengalami masa kepekaan, dimana masih sangat terbatas. Oleh karenanya,
seluruh fungsi fisik dan psikis merespons melalui kegiatan bernyanyi diharapkan
stimulus yang diberikan oleh lingkungan anak dapat memahami dan memaknai
sekitar. pesan moral yang disampaikan, yang
Pendidikan seni pada anak nantinya dapat berpengaruh terhadap
merupakan salah satu upaya untuk karakter dan kepribadian serta tingkah laku
menggali kemampuan dasar dan potensi anak tersebut. Fenomena inilah yang
anak. Pendidikan seni memiliki banyak menarik perhatian penulis untuk
manfaat yang dapat diterima secara membahas lebih dalam tentang bagaimana
langsung maupun tidak langsung oleh pendidikan seni yang lebih
anak. Fungsi yang dapat diterima secara mengetengahkan pada kegiatan bernyanyi
langsung yakni sebagai media ekspresi untuk anak usia pra sekolah (4 - 6 tahun),
diri, media komunikasi, media bermain sangat berpengaruh bagi pengembangan
dan menyalurkan minat dan bakat anak diri anak baik dari sisi respon afektif,
tersebut (Pekerti, 2008 : 127). Melalui seni kognitif dan psikomotor.
seorang anak akan dilatih kehalusan budi,
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
65
B. PEMBAHASAN
Taman Kanak-Kanak merupakan dimana anak mulai menirukan sesuatu,
wadah pengembangan potensi bagi anak mengingat dan berpikir, mulai menyadari
usia dini. Berdasarkan kurikulum tahun bahwa suatu benda tetap ada meskipun
2004, pendidikan di Taman Kanak- disembunyikan, gerakan-gerakan mulai
Kanak bertujuan mengembangkan bertujuan, tidak hanya refleks. Sedangkan
kemampuan fisik, bahasa, sosial- pada usia 2 - 7 tahun, anak mulai
emosional, moral dan nilai agama, kognitif memasuki periode praoperasional, dimana
serta seni (Kurikulum Pendidikan Usia anak mulai mampu berkomunikasi
Dini 2004 dalam pekerti, 2008 : 145). menggunakan simbol-simbol, mampu
Namun seiring perkembangannya, dalam berpikir operasi satu arah, namun masih
Kurikulum TK berbasis KTSP (Kurikulum sulit melihat pandangan orang lain (ego
Tingkat Satuan Pendidikan), bidang tinggi). Teori ini bisa digunakan untuk
pengembangan seni terintegrasi dengan merancang pendekatan yang akan
bidang-bidang pengembangan lainnya, dilakukan pada proses pembelajaran anak
diantaranya terintegrasi dengan usia pra sekolah (4 - 6 tahun) pada
pengembangan fisik motorik, terintegrasi umumnya dan pendidikan seni pada
dengan bidang pengembangan kognitif, khususnya.
bahasa dan juga sosial emosional, serta Anak cenderung menyukai
moral dan nilai-nilai agama kegiatan yang menyenangkan bagi dirinya.
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/1 Oleh karena itu, guru harus menciptakan
2/pendidikan-seni-untuk-taman-kanak- suasana menyenangkan dalam proses
kanak/). Bukan berarti pendidikan seni pembelajaran untuk anak khususnya anak
ditiadakan, hanya saja aspek dan fokus usia pra sekolah (4 - 6 tahun) dengan
pengembangannya mencakup semua strategi, metode, materi dan media
aspek-aspek pengembangan lainnya. menarik serta mudah diikuti anak.
Pendidikan untuk anak memiliki Bernyanyi adalah salah satu solusi yang
tahapan-tahapan yang harus disesuaikan harus diterapkan guru untuk penyampaian
berdasarkan tingkatan umur dan materi yang berkaitan dengan tujuan
kemampuan anak. Menurut teori Peaget pengembangan anak. Melalui kegiatan
(Pekerti, 2008 : 3.5), tahap-tahap bernyanyi, guru lebih mudah
perkembangan kognitif anak pada usia 0 - berkomunikasi dengan anak, dan anak
2 tahun memasuki periode sensori motor, lebih mudah memahami serta memaknai
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
66
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
67
suatu kegiatan yang menyenangkan bagi penuh imajinatif, gembira, interval nada
mereka. Wilayah suara anak dibagi yang mudah dicapai anak (misalnya : do -
menjadi dua, yakni suara anak tinggi mi, mi - do), dan lagu ada unsur
dengan jangkauan dari c’ - f’’, dan suara perulangan.
anak rendah dengan jangkauan nada a - Agar kegiatan bernyanyi lebih
d’’. Meskipun suara anak cenderung menarik perhatian anak, guru juga bisa
melengking, namun jangan terlalu sering memadukannya dengan gerakan atau tarian
memaksakan anak dengan nyanyian sesuai dengan syair lagu yang
bernada tinggi, hal itu akan menimbulkan dinyanyikan. Bernyanyi dan menari tidak
ketidaknyamanan anak tersebut dalam dapat dipisahkan dari anak-anak. Gerak
bernyanyi. merupakan hal yang menyenangkan bagi
Pemilihan tema lagu yang akan anak, seperti : melompat, berputar, berlari.
dinyanyikan baik secara Ekspresi diri anak juga bisa ditimbulkan
berkelompok ataupun individu tentunya dari gerakan dalam bernyanyi. Anak bisa
harus disesuaikan dengan kondisi dan mengungkapkan perasaan gembira dengan
kemampuan anak, dan dapat menarik gerak ritmik yang cepat dan bersemangat,
minat anak untuk merespon pesan-pesan melakukan gerakan yang makin lama
yang akan disampaikan dari lirik lagu. makin cepat sesuai dengan pengalaman
Pada usia anak 4 - 6 tahun, mereka anak sehari-hari dan lain sebagainya.
memiliki kecenderungan akan semua hal Melalui gerak anak dapat menunjukan
yang menyenangkan baginya, dan itulah pemahaman yang mereka miliki. Melalui
yang menjadi perhatian anak-anak. Oleh gerak ritmik yang dipadukan dengan
karena itu, untuk menarik minat dan bernyanyi, maka hal ini akan melatih
perhatian anak-anak, guru harus pandai emosional anak mengenai ketukan,
dalam pemilihan lagu, tentunya harus kesabaran dalam mengikuti ritmik yang
sesuai dengan karakter lagu untuk anak, ditentukan dan rasa aman yang
antara lain melodi nada yang dinyanyikan ditimbulkan karena seluruh ekspresi
harus mudah diingat, memiliki tema atau anak dapat diungkapkan melalui
cerita sehingga mudah dicerna dan diingat gerakannya. Contoh lagu yang melibatkan
anak dan dapat lebih mudah diekspresikan aktifitas gerak dan bernyanyi :
anak, sesuai dengan dunia anak yang lucu,
“Tangan ke atas, tangan ke depan
Tangan dilipat, duduk yang manis”
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
68
Kutipan lagu ini berisi tentang bernyanyi bukan sekedar bagian dari
perintah guru kepada anak-anak kecerdasan seni yang dimiliki oleh anak,
untuk tertib, disertai dengan ungkapan melainkan juga mengasah kecerdasan
gerak. Namun kegiatan bernyanyi yang sosio-emosi anak sebab bernyanyi harus
dipadukan dengan aktifitas gerak tidak menyajikan lagu dengan emosi dan
bisa dilakukan terlalu lama pada anak- ekspresi yang tepat sesuai isi lagu. Dari
anak, karena menyebabkan kelelahan pada sisi kesehatan menyanyi dapat melatih otot
anak. kepala dan leher serta melatih organ
Respon yang didapat oleh anak pendengarannya
melalui kegiatan bernyanyi, anak bisa (http://bintangbangsaku.com/artikel/.berny
membedakan perasaan senang, sedih, anyi). Dengan kata lain, bernyanyi dan
gembira, riang, dan anak dengan penuh gerak adalah suatu media untuk melatih
rasa puas dan spontan bisa motorik kasar dan motorik halus anak.
mengungkapkan apa yang dia rasakan, Meskipun selama masa anak-anak
pikirkan dan inginkan. Menambah rasa pertumbuhan fisiknya mengalami
percaya diri pada anak, hal ini bisa dilihat perlambatan, namun ketrampilan
dari sikap anak saat bernyanyi dengan ketrampilan motorik kasar dan motorik
ekspresi suara yang lantang, riang dan halus justru yang berkembang pesat
ekspresi gerak yang bersemangat. (Desmita, 2008 : 127).
Hirmaningsih berpendapat bahwa
2. Pengembangan Life Skill Anak
Pepatah mengatakan “belajar di perkembangan selanjutnya. Sesuai dengan
waktu kecil bagai mengukir di atas pasir, standart kompetensi TK, pada usia ini
belajar sesudah dewasa, bagaikan adalah waktu yang tepat untuk
mengukir di atas air” yang artinya bahwa pembentukan perilaku anak melalui
masa kanak-kanak adalah masa yang pembiasaan yang meliputi nilai-nilai moral
paling baik untuk memahatkan segala agama dan tingkah laku yang diharapkan
bentuk pada diri anak. Pada masa anak- kelak menciptakan ketaqwaan terhadap
anak usia 0 - 6 tahun (usia dini) merupakan Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran,
masa keemasan (golden age), dimana keadilan, kepercayaan, rasa hormat, dan
stimulasi seluruh aspek perkembangan tanggung jawab.
berperan penting untuk tugas
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
69
Kegiatan bernyanyi memiliki yang ada di SD, SMP dan SMA. Pada usia
peran yang sangat besar dalam hal tersebut anak belum mampu mencerna
pengembangan kecakapan hidup seorang komunikasi secara mendalam, oleh karena
anak, mengingat tantangan globalisasi itu proses pengembangannya harus diolah
yang menuntut kualitas sumber daya oleh guru agar lebih mudah diterima dan
manusia yang prima dan unggul, oleh dipahami anak. Melalui kegiatan
karena itu potensi anak harus digali sejak bernyanyi, pesan-pesan yang berkaitan
dini agar siap menghadapi perannya di dengan pengembangan kecakapan hidup
masa mendatang. Aspek kecakapan hidup atau general skill dapat dengan mudah
pertama yang harus ditanamkan pada anak dicerna dan diterima oleh anak.
TK yaitu kecakapan dasar atau general Seorang guru memiliki peran
skill, yang mencakup dua sub kecakapan yang besar dalam kegiatan pengembangan
yaitu personal skill yakni kecakapan kecakapan hidup atau general skill melalui
memelihara sukma atau roh, dan kegiatan bernyanyi. Syair lagu yang
memelihara raga, serta social skill yakni digunakan dalam kegiatan bernyanyi harus
kecakapan memelihara hubungan dengan mengandung nilai-nilai moral dan tingkah
masyarakat umum dan masyarakat khusus. laku tentang mana yag baik dan buruk
Dengan demikian, diharapkan anak kelak untuk dilakukan. Tidak hanya
memiliki kesadaran terhadap dirinya mengandung unsur nilai moral tetapi juga
sebagai makhluk Tuhan dan menunjukan nilai-nilai kehidupan, antara lain kasih
sikap rajin beribadah, disiplin dan bekerja sayang antar sesama, kepada orang tua,
keras. Anak juga diharapkan menyadari teman, guru, dan lain sebagainya. Salah
potensi dirinya sehingga dapat memilih satu contoh lagu yang bisa menimbulkan
bidang yang sesuai dengan keinginan dan rasa tanggung jawab anak terhadap diri
kemampuannya, baik non akademik sendiri adalah lagu “Bangun Tidur”. Pada
maupun akademik. Menjadi makhluk syairnya terlihat jelas mengandung nilai
sosial yang saling menghormati, gotong- moral tanggung jawab anak,
royong serta menjadi makhluk lingkungan untuk membiasakan setelah bangun tidur
yang dapat memelihara alam dan haruslah mandi, menggosok gigi,
memanfaatkan dengan arif dan bijaksana. menolong ibu membersihkan tempat tidur.
Pengembangan kecakapan hidup Adapun pengertian dari tanggung jawab di
yang diterapkan kepada anak TK tidak sini adalah kesadaran dalam diri anak,
dapat disamakan dengan pengembangan bahwa setiap tindakannya akan
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
70
mempunyai pengaruh bagi orang lain adanya bimbingan, perhatian dan arahan
maupun bagi dirinya sendiri. Menamkan orang tua untuk mengembangkan seluruh
rasa tanggung jawab kepada anak potensi yang ada dalam diri anak. Karakter
sebaiknya dilakukan dengan memberi merupakan watak dasar seseorang, yang
contoh kongkrit dari orang tua maupun perkembangannya sangat dipengaruhi oleh
guru, misalnya bersama sama banyak faktor mulai dari keluarga, sekolah
membersihkan tempat tidur dan anak ikut dan masyarakat. Oleh karena itu menjadi
membantu, ataupun membuang sampah tugas seorang pendidik untuk membantu
pada tempatnya, dengan begitu anak akan tugas orang tua dalam hal pembentukan
meniru perbuatan orang tua, karena orang karakter diri anak. Seseorang yang
tua adalah cermin bagi anak dan contoh berkarakter baik, cenderung memiliki
paling dekat untuk ditiru. Anak kecil sikap yang baik dan terpuji.
tumbuh dalam jiwa yang kosong dari Menanamkan nilai-nilai moral
semua lukisan dan gambaran. Jiwanya siap pada anak, tidak cukup dengan
menerima semua ukiran. Jika jiwanya menyampaikan kata-kata dan nasihat serta
dibiasakan dengan akhlak yang baik, maka teguran-teguran apabila anak melakukan
jiwanya akan tumbuh berdasarkan kesalahan. Pada usia anak 0 - 6 tahun daya
kebiasaan yang baik (Ghazali dalam tangkap dan daya ingatan anak terhadap
Najati, 2002 : 253). perkataan masih sangat lemah, sehingga
Apabila nilai-nilai moral salah satu solusi penyampaiannya melalui
ditanamkan kepada anak sejak dini, maka lagu atau nyanyian. Contoh lagu yang
besar kemungkinan anak tersebut akan terdapat nilai-nilai moral untuk dilakukan
menjadi seseorang yang berguna bagi anak antara lain :
bangsa dan negara. Oleh karena itu perlu
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
71
nada yang digunakan mudah diingat oleh problema hidup dan kehidupan dengan
anak, dan jangkauan intervalnya sesuai wajar tanpa merasa tertekan kemudian
dengan kemampuan anak, sehingga anak secara aktif dan proaktif mencari serta
dapat dengan mudah menyanyikan dan menemukan solusi sehingga mampu
mengingatnya. mengatasinya. Melalui kegiatan bernyanyi
Selain digunakan untuk di TK maka bagi anak yang memiliki
pengembangan general skill, secara bakat dan kemampuan bernyanyi baik,
alamiah kegiatan bernyanyi juga melatih secara tidak langsung kemampuan tersebut
kekreatifitasan anak dan media dilatih. Dan apabila bakat dan potensi
pengembangan bakat dalam diri anak. bernyanyi anak dikembangkan sejak dini,
Sesuai dengan pengertian life skill itu maka besar kemungkinan bernyanyi
sendiri yaitu kecakapan yang dimiliki menjadi suatu prestasi bagi anak di masa
seseorang untuk berani menghadapi yang akan datang.
3. Kemampuan Berbahasa Anak
Bernyanyi tentu saja tidak bisa berjudul “Nama-Nama Hari”. Pada lagu ini
lepas dari kata atau kalimat yang harus anak diajarkan untuk mengingat nama hari
diucapkan. Pada usia 0 - 6 tahun sesuai dengan urutannya. Agar anak bisa
perbendaharaan kata anak masih sangat memahami, guru bertugas menuliskan
sedikit. Melalui kegiatan bernyanyi secara nama-nama hari sesuai urutannya.
tidak langsung anak menambah kosa Smilansky dalam Beaty (1994)
katanya, selain itu anak lebih fasih dalam menemukan tiga fungsi utama bahasa pada
berbahasa Indonesia. Guru tidak harus anak (Yeni Rachmawati dan Kurniati,
memberikan lagu dengan syair berbahasa 2006 : 65), yaitu :
Indonesia saja. Pengetahuan anak terhadap a) Meniru ucapan orang dewasa
bahasa lain selain Indonesia juga sangat b) Membayangkan situasi(terutama
penting, dengan begitu anak bisa dialog)
menguasai berbagai macam bahasa di c) Mengatur permainan.
dunia meskipun hanya berupa kata-kata
sederhana. Pada kegiatan bernyanyi, fungsi
Bahasa yang disampaikan kepada bahasa yang paling sering dilakukan anak
anak ialah berupa simbol-simbol, bisa adalah menirukan ucapan orang dewasa
berupa gambar, tulisan dan lain terutama guru di kelas. Pada saat guru
sebagainya. Seperti contoh lagu yang menyanyikan nama-nama hari tersebut,
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
72
secara alamiah anak akan menirukan apa Mengenalkan anak pada bahasa
yang diucapkan atau dinyanyikan guru, asing, seperti bahasa Ingris juga penting.
dan anak juga akan lebih mudah Untuk menanamkan pemahaman pada diri
mengingatnya apabila lagu tersebut anak, bahwa di dunia ini banyak beragam
mengandung unsur pengulangan. Dengan suku, ras, bahasa dan kebudayaan. Berikut
demikian kemampuan bahasa anak akan salah satu contoh penyampaian
meningkat dan daya ingat anak terhadap komunikasi dengan anak melalui lagu dan
materi juga semakin tajam. simbol dengan bahasa Inggris :
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
73
maupun dari pembiasaan yang dilakukan kepekaan yang ditunjukan anak dalam
sebelum proses belajar di kelas dimulai. berhubungan sosial dan berkomunikasi
Melalui kegiatan bernyanyi anak dengan orang lain.
akan dikenalkan dengan bagaimana Realitas lainnya yang sering
menghargai sesama, bagaimana ditemukan pada saat guru memberikan
menempatkan diri di suatu lingkungan lagu kepada anak, anak akan menanyakan
baru, serta melatih kemampuan anak tentang sesuatu yang tidak dimengerti
dalam berkomunikasi. Anak juga dilatih dalam syair lagu tersebut, misalnya lagu
untuk bersosialisasi dan berinteraksi yang menyebutkan tentang nama binatang,
dengan kelompoknya, dan lingkungan secara spontan anak menanyakan kepada
sekitar sekolah. Contoh kongkrit kegiatan guru bagaimana bentuk binatang dan apa
bernyanyi membantu makanannya.
anak mengembangkan kemampuan Melalui hubungan sosial inilah
sosialnya dengan orang lain, pada saat semua respon anak ditunjukan, setelah
bernyanyi secara bersamaan, guru bisa mengikuti kegiatan bernyanyi. Apabila ada
menerapkan gerak bergandengan tangan anak yang dirasa masih pasif dalam
dengan teman sebayanya, dan melakukan hubungan sosialnya dengan orang lain,
gerak langkah ke kanan atau ke kiri. maka anak tersebut perlu mendapatkan
Apabila ada salah satu teman yang perhatian khusus dari orang tua ataupun
melakukan kesalahan secara spontan anak guru.
akan saling mengingatkan, inilah respon
C. PENUTUP
Kegiatan bernyanyi merupakan rasa senang ataupun sedih, anak juga
aktifitas yang menyenangkan bagi anak dilatih untuk berperilaku sesuai dengan
yang bisa dimanfaatkan oleh para pendidik nilai-nilai norma agama, kedisiplinan,
untuk menyampaikan materi. Melalui keadilan dan tanggung jawab terhadap diri
nyanyian anak akan lebih mudah sendiri dan orang lain, anak juga dilatih
memahami dan memaknai pesan-pesan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi
yang ingin disampaikan oleh guru. Dengan dengan orang disekitarnya.
bernyanyi anak juga diberi wadah Secara keseluruhan, pendidikan
untuk mengekspresikan apa yang ada seni melalui kegiatan bernyanyi membawa
dalam dirinya, apa yang dirasakan, baik itu banyak manfaat dan respon positif yang
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
74
diterima oleh anak. Baik perkembangan pembangunan negara ini dimasa yang akan
afektif, kognif serta psikomotor. datang. Tugas orang tua adalah tetap
Pendidikan hanya memiliki satu tujuan, melakukan bimbingan terarah agar anak
yakni membangun generasi penerus tetap pada jalan yang benar serta menjadi
bangsa yang dapat diandalkan untuk anak yang berguna di masa depan kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Sudjiono, Yuliani, Nurani. 2005. Metode
Bandung : Rosda. Pengembangan Kognitif. Jakarta :
Universitas Terbuka.
http://bintangbangsaku.com/artikel/.bernya
nyi Sumardjo, Jacob. 2000. Filsafat Seni.
Bandung : ITB.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/12
/pendidikan-seni-untuk-taman- Pekerti, Widia. dkk. 2008. Metode
kanak-kanak Pengembangan Seni. Jakarta :
Universitas Terbuka.
http://www.medicalera.com/index.phpopti
on=com_myblog&show=10manf Rachmawati, Yeni dan Kurniati. 2010.
aat_bermain_alat_musik_bagi_an Strategi Pengembangan
ak-anak.html&itemid=314 Kreatifitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak. Jakarta :
Shepard, Philip. 2007. Peran Musik Dalam Kencana.
Perkembangan Anak. Jakarta :
PT. Gramedia Pusataka Utama.
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik; Fakultas Bahasa dan Seni;
Staf Ahli Pembantu Rektor Biidang Kemahasiswaan, Universitas Negeri Medan.
75
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
76
menyatakan pada tahun 2001 sebanyak 9,2 pertama karena sukses belajar merokok dan
persen dari 3320 kematian di Indonesia kedua karena pelampiasan emosional.
disebabkan karena penyakit yang berkaitan Sukses belajar merokok dimulai ketika
dengan rokok. Secara global rokok pertama kali menghisap rokok, asap rokok
merupakan 8,8 persen penyebab dari semua bukanlah kenikmatan. Namun karena
kematian pada tahun 2002. Konsumsi rokok individu merasa harus bisa merokok,
membunuh satu orang setiap 10 detik. Selain membiasakan diri dengan rasa asap rokok
itu penggunaan rokok diperkirakan yang pahit. Banyak orang menjadi perokok
menyebabkan kematian sekitar 2 persen karena pada masa remaja mereka percaya
kasus stroke di Indonesia. bahwa merokok adalah tanda kejantanan,
Selain itu rokok juga dapat keberanian, kedewasaan atau identitas lelaki
menyebabkan penyakit seperti penyakit sejati. Lingkungan kita menanamkan
saluran pernapasan kronik, jantung, kanker program pikiran ini. Individu tidak mau
dan lainnya. Sekitar 56-80 persen penyakit dikatakan banci oleh teman-teman apabila
saluran pernapasan kronik disebabkan tidak berani merokok. Perusahan rokok
karena rokok termasuk bronkhitis kronis dan (dengan sengaja atau tidak) juga telah
emfisema. Secara global, rokok bertanggung menanamkan persepsi bahwa "rokok itu
jawab terjadinya 22 persen penyakit jantung jantan" melalui berbagai iklan rokok yang
dan pembuluh darah. Serta menyebabkan dibuat sangat bagus. Sifat remaja yang tidak
terjadinya 90 persen kanker paru pada laki- mau diremehkan dan ingin dihargai adalah
laki dan 70 persen pada perempuan. Dan faktor pendorong utama mengapa seseorang
bukan hanya merugikan bagi orang yang belajar merokok.
mengkonsumsinya, tetapi rokok juga Prilaku merokok ini semakin kuat,
berbahaya bagi kesehatan orang lain yang karena pikiran bawah sadar secara otomatis
menghirupnya. Karena asap rokok menghubungkan berbagai aspek kehidupan
mengandung sesedikitnya 30 jenis polutan. dengan aktivitas merokok. Individu sudah
dan sekitar 60 zat penyebab kanker terbiasa merokok setelah makan, sambil
(Sulistyowati, 2008). minum kopi, sambil bekerja, sambil nonton
Hipnosis Center (2008) televisi, sambil ngobrol, sampai urusan
menyebutkan bahwa penyebab utama yang pribadi di toilet pun rasanya tidak lengkap
membuat seseorang menjadi perokok adalah tanpa rokok. Sampai tahap ini, rokok sudah
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
77
menjadi bagian dari hidup. Lingkungan juga menghabiskan rokok lebih banyak ketika
memperkuat prilaku merokok Melihat sedang stress. Pelampiasan ini juga terjadi
banyak sekali perokok di sekitar individu pada pencandu narkoba dan alkoholis.
yang juga melakukan hal serupa. Semua itu Selain alasan ingin mendapatkan ketenangan
mendukung individu untuk terus merokok dari rokok, individu mulai merokok,
dan seolah-olah mendapat pembenaran mencoba narkoba, dan meminum minuman
bahwa merokok itu wajar. Dengan keras karena ingin merusak diri sendiri
penguatan lingkungan itu, maka individu sebagai aksi protes terhadap masalah yang
merasa bahwa merokok adalah bagian dari dihadapi.
kehidupan yang wajar. Bahkan kebanyakan Dewasa ini upaya-upaya untuk
pria merasa bahwa merokok adalah mengurangi permasalahan rokok telah
keharusan, karena jika tidak merokok dia banyak dilakukan oleh pihak pemerintah
bukan pria. Menjadi perokok adalah hasil tetapi hasilnya belum tampak oleh
dari belajar membiasakan diri dengan rokok. masyarakat. Bahkan, Mejelis Ulama
Dan seseorang mau membiasakan diri Indonesia juga telah menyatakan bahwa
dengan rokok karena dia terprogram oleh rokok haram (terlarang) dikonsumsi, tetapi
lingkungan yang menganggap perokok kenyataannya masih banyak masyarakat
sebagai "orang hebat". Setelah tumbuh yang tidak mengindahkan fatwa tersebut.
dewasa dengan prilaku merokok, perokok Shubinsky (2006) menyatakan
umumnya menyadari bahwa rokok sudah bahwa ada 5 cara untuk menghentikan
memperbudaknya selama ini. Namun prilaku merokok yaitu; Pertama Cold
kebanyakan dari mereka merasa sudah Turkey; merupakan metode yang digunakan
terlambat untuk berhenti merokok. Mereka untuk mengubah diri, individu berhenti
merasa tidak mungkin bisa berhenti tanpa menggunakan nicotine replecment
merokok. seperti permen karet atau lainnya. Hasil riset
Penyebab kedua adalah karena mengatakan bahwa metode ini merupakan
pelampiasan emosi. Manusia punya proses spontan yang membutuhkan motivasi
kecendrungan untuk mencurahkan / yang kuat untuk dapat mengubah prilaku.
melampiaskan emosi negatifnya kepada KeduaNicotine Supplements; metode ini
seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menggunakan penggantian nicotine dalam
menenangkan dirinya. Perokok rokok melalui kulit (transdermal nicotine),
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
78
mukosa nasal (nicotine nasal spray) atau pada perokok sangat membantu. Kelima
buccal mucosa (nicotine chewing gum), terapi alternatif atau complementary yaitu
tujuannya adalah untuk menurunkan membantu merubah pikiran dan keyakinan
keinginan dan gejala withdrawal, tetapi hidup dan belajar bagaimana mengatasi
harganya mahal. Ketiga Penggunaan stress tanpa rokok atau penggunaan zat
Bupropion (Zyban) dan Varenicline terlarang lainnya. Contoh: akupunture, tai
(Chantix); Bupropion digunakan untuk chi, yoga, hipnosis dan lainnya.
menurunkan keinginan untuk merokok. Juga Shubinski (2006) menyatakan bahwa
menurunkan gejala depresi pada pasien, salah satu intervensi yang dapat dilakukan
tetapi obat ini tidak direkomendasikan pada untuk menghilangkan prilaku merokok
individu dengan riwayat kejang atau eating adalah behaviour therapy. Menurut Mallin
disorder. Chantix adalah obat yang (2002), 70 persen perokok mengatakan akan
diresepkan dan berdampak pada otak dan berhenti, tetapi hanya 7.9 persen yang dapat
mempunyai cara kerja yang sama dengan melakukannya tanpa pertolongan terapi,
nicotine. sedangkan 10.2 persen dengan pertolongan
Keempat, program stop merokok, terapi kombinasi penggunaan nicotine
tujuan program ini adalah untuk memotivasi replacement, bupropion (Zyban) dan sosial
dan memberikan penguatan pada individu dan behavior therapy. Penggunaan
tentang penghentian konsumsi rokok, kombinasi ini menghilangkan prilaku
dengan menggunakan cognitif behaviour merokok pasien sampai 35 persen. Leshner
therapy. Tetapi program ini tidak (2002) juga menyebutkan bahwa behaviour
mendapatkan sukses yang tinggi karena intervention merupakan bagian integral dari
pasien hanya berhenti merokok hanya treatment yang dilakukan untuk
dengan mengkombinasikannya dengan menghentikan ketagihan nikotine pada
medikasi. Akan tetapi behaviour therapy individu.
B. PEMBAHASAN
Behaviour therapy adalah suatu Laraia, 2005). Terapi ini merupakan suatu
terapi yang diberikan untuk merubah bentuk intervensi keperawatan untuk
perilaku klien yang menyimpang sehingga meningkatkan prilaku yang diharapkan atau
menjadi perilaku yang adaptif (Stuart & menghilangkan prilaku yang tidak
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
79
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
80
pikiran dan prilaku positif dengan prilaku yang tidak merokok, memberikan tips pada
yang diinginkan. Dengan cara berfokus pada teman tentang cara penghentian rokok, dan
tujuan; mengidentifikasi dan menuliskan bayangkan orang-orang akan mengatakan:
insentif pribadi dari penghentian merokok. wow, bagaimana kamu dapat melakukannya
Berfokus pada reward personal; rencanakan (6) Meningkatkan konsep diri, koping dan
reward dengan cost saving, pikirkan bahwa tehnik relaksasi; individu diajarkan
pasien dapat melakukan apapun dengan bagaimana cara meningkatkan konsep
uang itu, pikirkan tentang keuntungan dari dirinya, koping yang adaptif dalam
penghentian rokok terhadap hidup dan menghadapi stress dan juga akan dilatih
kesehatan atau lainnya. Fokus pada reward tehnik relaksasi agar individu tidak
sosial; bayangkan bahwa pasien diceritakan melampiaskan emosinya pada hal-hal yang
oranglain ataun masyarakat sebagai orang maladaptive.
C. KESIMPULAN
Masalah rokok merupakan masalah perlu upaya dari seluruh pihak, baik
yang sangat kompleks yang memerlukan pemerintah, petugas kesehatan dan juga
upaya penanggulangan secara komprehensif. masyarakat. Terapi yang efektif dilakukan
Hal ini karena rokok merugikan bagi untuk menghilangkan prilaku merokok
individu, keluarga maupun masyarakat dan adalah behaviour therapy.
DAFTAR PUSTAKA
Megan dkk (2004). Strategies for Smoking Anonim (2008). Smoking Cessation
Cessation. Dibuka pada Treatments. Dibuka pada
http://www.chantixhome.com/smokin
http://www.chestnet.org/education/o g_cessation.htmltanggal20 Maret
nline/pccu/vol15/lessons13_14/lesso 2009 Jam 19.15 WIB
n13.php tanggal 20 Maret 2009 Tim Penanggulangan Masalah Tembakau
(2008). Tembakau: Dampaknya
Jam 19.00 WIB Yang Merusak Kesehatan. Dibuka
pada
http://langitan.net/?page_id=111
tanggal 20 Maret 2009 Jam 19.15
WIB
Shubinski (2006). Methods of Smoking
Cessation. Dibuka pada
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
81
Syamsul Gultom adalah Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
82
Abstrak
Salah satu bidang pendidikan yang berpotensi untuk mengubah moralitas peserta didik
adalah pendidikan seni. Berdasarkan hasil survei, sekolah-sekolah maupun lembaga-
lembaga pendidikan di Indonesia perlu meningkatkan pengajaran pendidikan seni dengan
menggunakan paradigma sebagai berikut: materi pelajaran berakar dari budaya lokal bukan
dari budaya luar, pelajaran seni musik diajarkan sebagai upaya memberikan pengalaman
estetis bukan usaha mencetak seniman, dan pengajaran materi seni musik diiringi dengan
penanaman nilai atau makna tidak hanya sekedar belajar praktek, sehingga semua materi
seni musik yang diajarkan harus yang mengandung makna, bermakna, dan dibermaknakan.
Kata kunci : pembelajaran seni musik, pengajaran pendidikan seni musik, pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
A. PENDAHULUAN
Persoalan karakter bangsa kita hangat di media massa, seminar, dan di
kini menjadi sorotan tajam masyarakat. berbagai kesempatan.
Sorotan itu mengenai berbagai aspek Solusi yang banyak dikemukakan
kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan untuk mengatasi atau paling tidak
di media cetak, wawancara, dialog, dan mengurangi masalah tersebut yakni
gelar wicara di media elektronik. Selain di melalui pendidikan. Pendidikan dianggap
media massa, para pemuka masyarakat, sebagai alternatif yang bersifat preventif
para ahli, dan para pengamat pendidikan, karena pendidikan membangun generasi
dan pengamat sosial berbicara mengenai baru bangsa yang lebih baik dalam
persoalan karakter bangsa di berbagai berbagai aspek yang dapat memperkecil
forum seminar, baik pada tingkat lokal, dan mengurangi penyebab berbagai
nasional, maupun internasional. masalah budaya dan karakter bangsa.
Persoalan yang muncul di masyarakat Memang diakui bahwa hasil dari
seperti korupsi, kekerasan, kejahatan pendidikan akan terlihat dampaknya dalam
seksual, perusakan, perkelahian massa, waktu yang tidak segera, tetapi memiliki
kehidupan ekonomi yang konsumtif, daya tahan dan dampak yang kuat di
kehidupan politik yang tidak produktif, masyarakat. Harapannya melalui
dan sebagainya menjadi topik pembahasan pendidikan permasalahan karakter anak
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
83
bangsa bisa teratasi, akan tetapi hal dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
tersebut tidak semudah membalik kan Sedangkan penanaman nilai-nilai karakter
telapak tangan tentu banyak hambatan dan merupakan bagian dari pendidikan
rintangan yang membutuhkan komitmen karakter yang bisa diartikan sebagai usaha
bersama dari berbagai pihak. sadar dan terencana untuk mewujudkan
Karakter suatu bangsa dapat suasana serta proses pemberdayaan potensi
dibangun dari pembentukan karakter dan pembudayaan peserta didik guna
individu-individu yang membentuk bangsa membangun karakter pribadi dan/atau
itu sendiri. Selama bangsa itu masih ada kelompok yang unik-baik sebagai warga
maka pembentukan karakter dari individu- negara, ada delapan belas nilai-nilai
individu tersebut akan terus berlanjut. Hal karakter yang perlu ditanamkan dalam
ini berarti bahwa pembentukan karakter proses pembelajaran, sebagai berikut:
bangsa akan berlangsung terus menerus
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
84
Bangsa Indonesia. Melalui kesenian dan Sumatera Utara maupun di daerah lainnya
budaya yang ada di Indonesia orang akan di Indonesia terancam punah karena tidak
kenal dengan Indonesia. Sebagai contoh, ada lagi yang memainkannya. Permainan
jika seseorang bicara tentang tari serimpi, tradisional tersebut sudah tergantikan oleh
pendet, reog ponorogo, tor-tor atau musik permainan modern seperti video games
kolintang, gondang, gamelan, atau tentang maupun playstation. Padahal permainan
batik, ulos maka semua orang langsung tradisional seperti patok lele, congklak,
tahu bahwa seni dan budaya tersebut galasin dan lain-lain memiliki keunggulan
berasal dari Indonesia. Seni dan Budaya dibandingkan permainan modern, antara
yang ada di Indonesia tersebut perlu lain permainan tradisional menimbulkan
diperkenalkan, ditanamkan kepada inisiatif, kreatif, rasa solidaritas atau
generasi penerus bangsa agar tidak punah kesetiakawanan, rasa empati kepada
dan muncul rasa cinta dan bangga akan sesamanya. Sedangkan pada permaianan
budayanya. modern akan menimbulkan rasa egoisme
Melalui pendidikan seni di dan individualisme karena permainan
sekolah diharapkan peserta didik akan modern cenderung dimainkan oleh satu
mengenal, mencintai, dan memelihara seni orang. Terlihat jelas bahwa dari permainan
dan budayanya. Sehingga pada saat seni akan terbentuk karakter anak. Oleh karena
dan budaya asing masuk ke Indonesia itu maka perlu dimasukkan permainan
diharapkan nilai-nilai seni dan budaya tradisional dan seni budaya lainnya ke
Indonesia tidak luntur dan tetap dalam kurikulum pendidikan seni dan
dipertahankan. Berbagai jenis permainan memgimplementasikannya.
anak tradisional yang banyak tersebar di
B. PEMBAHASAN
Seni musik sebagai salah satu adalah pemberian bentuk-bentuk
bidang yang diberikan di sekolah-sekolah pengalaman musik dalam rangka
maupun lembaga-lembaga di Indonesia penanaman sikap apresiasi dan ekspresi
merupakan disiplin ilmu berkaitan dengan peserta didik melalui pendekatan : 1)
penanaman sikap apresiasi dan belajar dengan seni musik; seni musik
pengekspresian karya musik, serta rasa dapat memberikan kesempatan kepada
berseni (sense of art). Dalam kurikulum peserta didik mengekspresikan musik dan
yang diadakan saat ini dinyatakan bahwa mengambil pemahaman dari proses
pembelajaran seni musik pada dasarnya pengekspresian musik tersebut
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
85
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
86
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
87
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
88
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
89
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
90
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
91
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
92
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
93
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
94
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
95
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
96
(penari). Akibatnya, peserta didik yang seseorang secara rasa pada sesuatu. Peserta
sejak dini sengaja diarahkan untuk menjadi didik yang lebih banyak mendapatkan
seorang seniman, maka pada akhirnya pengalaman estetis tidak menutup
hanya akan menjadi seorang tukang saja. kemungkinan akan lebih peka untuk
Lebih parahnya, karena belajar seni identik memberikan penilaian dan merasakan
dengan pencalonan menuju seorang sesuatu dibandingkan dengan peserta didik
seniman, tidak sedikit orang tua yang yang kurang mendapatkan pengalaman
melarang anaknya untuk belajar seni estetis. Dengan demikian, pendidikan seni
khususnya seni musik. Dampaknya, dalam tataran pendidikan dasar memiliki
banyak peserta didik yang kurang tugas untuk mengantarkan peserta didik
mendapatkan pengalaman estetis, sehingga menuju gerbang pengalaman estetis dan
kurang memiliki kehalusan rasa. Padahal menenggelamkan mereka sedalam-
pengalaman estetis dapat membantu dalamnya, sehingga pada suatu saat nanti
memberikan pengembangan peserta didik mereka dapat menjadi manusia yang
baik dari segi psikomotor, kognitif, memiliki kecerdasan intelektual dan
maupun afektif. keindahan moral.
Salah satu tujuan dari pengalaman
estetis adalah melatih daya sentuh
3. Menggali Makna
Banyak nilai-nilai kearifan yang yang isi liriknya berkaitan dengan nilai-
dapat digali dan dimaknai dari seni tradisi. nilai kearifan lokal. Kedua, melalui
Dalam pendidikan seni musik di apresiasi seni. Apresiasi dilakukan untuk
pendidikan dasar, penggalian nilai dapat mencari makna-makna yang tersembunyi
dilakukan melalui berbagai cara. Pertama, di balik pertunjukan seni. Hal ini bersifat
melalui pembelajaran teks dan kontekstual. multi tafsir sehingga tugas pendidik seni
Dalam hal ini, tugas seorang pengajar atau adalah memaknai kembali pertunjukan
pendidik seni musik adalah menyediakan seni dengan cara menghubungkannya
konteks. Sasarannya adalah peserta didik dengan nilai-nilai kearifan, kemudian
dapat memahami teks yang dipelajari mengkomunikasikannya dengan peserta
untuk kemudian dipahami dan didik. Ketiga, melalui pemilihan karya
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. seni. Dalam hal ini, pendidik seni
Hal ini dapat disiasati salah satunya melakukan pemilihan terhadap berbagai
dengan mempelajari lagu daerah setempat macam genre seni, untuk dicari yang
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
97
sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. tahap ini pendidik seni dan peserta didik
Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan memberikan penilain terhadap semua jenis
peserta didik, artinya mereka diberi kesenian, untuk diambil jenis mana yang
kesempatan untuk ikut melakukan sesuai dengan norma-norma setempat, 3)
penilaian. Agar kegiatan ini lebih tahap implementasi, pada tahap ini
sistematis, maka pemilihan dapat pendidik seni dapat mengimplementasikan
dilakukan dengan mengambil prosedur hasil klasifikasi dan menerapkannya
sebagai berikut : 1) tahap eksplorasi, pada kepada peserta didik. Dengan cara ini,
tahap ini pendidik seni dan peserta didik peserta didik diharapkan mampu
mengumpulkan informasi berbagai macam memahami tentang nilai-nilai yang
jenis kesenian, 2) tahap klasifikasi, pada terkandung dalam berbagai jenis kesenian.
C. PENUTUP
Dari hasil pembahasan di atas, mengembangkan kepribadian peserta didik
dapat disimpulkan bahwa untuk diberikan dengan pengintegrasian nilai-
meningkatkan pembelajaran seni musik nilai pendidikan budaya dan karakter
dalam membangun dan mengembangkan bangsa ke dalam langkah pembelajaran
budaya dan karakter peserta didik seni musik yang inovatif. Sehingga
diperlukan terobosan atau inovasi peningkatan pembelajaran seni musik
pembelajaran yang berbasis pada berbasis pendidikan budaya dan karakter
pendidikan budaya dan karakter bangsa bangsa dapat mengembangkan budaya dan
dengan penanaman dan pengaplikasian karakter peserta didik. Hal ini sekaligus
nilai-nilai yang dapat mengembangkan dapat menjadi suatu alternatif dan solusi
budaya dan karakter peserta didik di untuk memecahkan permasalahan krisis
kehidupan sehari-hari, baik di kehidupan budaya dan karakter yang mengancam
individu, sekolah, sosial/masyarakat bangsa Indonesia.
maupun di kehidupan berbangsa dan Sebagai upaya menghasilkan para
bernegara. Untuk itu diperlukan langkah- peserta didik yang memiliki kecerdasan
langkah pembelajaran yang mengakomodir intelektual dan keindahan moral, salah
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Hal satunya dapat dilakukan melalui
ini dapat diaplikasikan dengan pengajaran pendidikan seni di sekolah-
pembelajaran yang inovatif. sekolah maupun lembaga-lembaga
Pembelajaran seni musik yang pendidikan di Indonesia dengan berbasis
sarat akan pengaplikasian nilai-nilai untuk tradisi/budaya lokal. Oleh sebab itu,
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
98
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh mencari atau mengggali nilai dari berbagai
para pengajar atau pendidik seni musik genre seni melalui tiga cara : 1)
khususnya adalah sebagai berikut. pembelajaran teks dan kontekstual, 2)
Pertama, materi pelajaran pendidikan seni apresiasi seni, dan 3) pemilihan karya seni
musik harus berasal dari budaya lokal yang dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:
bukan dari budaya luar. Kedua, pelajaran tahap eksplorasi, tahap klasifikasi, dan
seni musik diajarkan sebagai upaya tahap implementasi. Dengan demikian,
memberikan pengalaman estetis bukan diharapkan peserta didik dapat menjadi
usaha untuk mencetak seniman secara generasi penerus yang mampu
utuh. Ketiga, pengajaran materi seni musik menanamkan kearifan lokal dan
harus diiringi dengan penanaman nilai atau berwawasan global, sehingga siap sedia
makna tidak hanya sekedar belajar praktek dalam menghadapi perubahan atau
bermusik. Oleh karena itu, pengajaran seni perkembangan zaman.
musik dapat dilakukan dengan jalan
D. DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Dewantara, Ki Hadjar. (1962). Pendidikan.
Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Yogyakarta : Taman Siswa.
Pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan. Jakarta : Puskur. Johnson, Elaine. B. (2006). Contextual
Teaching and Learning. Bandung
: Mizan Learning Center.
Danny Ivanno Ritonga adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Medan
99
Uji Hipotesis
Hasil Uji Hipotesis dalam terhadap pembentukan karakter terbukti
penelitian ini yang berbunyi bahwa ada dalam penelitian ini yang ditunjukkan oleh
pengaruh olahraga permainan kecil nilai p=0,000 (p,0,05).
E. PEMBAHASAN
tetapi dalam permainan kecil, siswa dapat dapat mengembangkan aspek pribadi
mengimplementasikan nilai-nilai positif dari anak dan membangun
kejujuran, peduli, kerjasama, tanggung kecerdasan kinestetik dan kecerdasan
jawab, adil, terbuka sehingga dapat emosional.
membangun sosial emosional positif anak. Siswa SD berada pada fase masa
Perilaku sosial emosional yang kanak-kanak yang merupakan fase yang
positif atau social and emotional learning penting untuk pembentukan karakter
anak dapat ditumbuhkan melalui dikarenakan pada masa ini anak
pendidikan formal dan informal yang memperoleh pengetahuan dan
dapat dirancang dan diintegrasikan dalam keterampilan dari lingkungannya.
skenario pembelajaran. Pembelajaran Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
sosial emosional dapat diterapkan terciptanya sebuah karakter pada anak
dilingkungan sekolahsalah satunya melalui salah satunya adalah lingkungan sosial dan
mata pelajaran pendidikan jasmani dan lingkungan psikologis. (Licona, 1992).
olahraga (Zins dkk, 2004). Menumbuhkan karakter ada
Pendidikan jasmani tidak hanya baiknya dimulai pada usia anak-anak (age
semata mengolah keterampilan fisik saja school) dari keluarga dan sekolah,
namun di dalam kegiatan jasmani keluaraga berperan untuk menumbuhkan
terkandung nilai-nilai yang dapat kondisi lingkungan psiklogis yang
diinternalisasi siswa untuk pengembangan menyenangkan bagi si anak. Sekolah juga
emosional anak dan karakter anak (Zins memiliki peran dalam membntuk karakter
dkk, 2004). Pendidikan jasmani dan anak, bukan hanya dari segi kognitif
olahraga sebagai alat untuk membantu ataupun orientasi untuk mendapatkan nilai
siswa mengembangkan sosial emosional tinggi saja tetapi menerapkan pada si anak
dan akhirnya dapat menumbuhkan bagaimana mengamalkan ilmu
karakter bermutu lainnya. Pendidikan pengetahuan yang ada implementasi ilmu
jasmani pada siswa sekolah dasar melalui pengetahuan untuk memiliki kesadaran
permainan kecil adalah salah satu upaya pada bangsa, terhadapa diri sendiri, dan
dalam membangun sosial emosional di menginternalisasi nilai-nilai luhur, nilai-
antara anak. Melalui permainan kecil, nilai kebajikan dan membiaskannya dalam
siswa belajar untuk bertanggung jawab, kehidupan sehari sehingga pendidikan
kerjasama, jujur, disiplin, perduli dengan berkarakter lebih mengarah dan
lingkungan sekitar dan hal lainnya yang memfokuskan kepada perubahan.
F. KESIMPULAN
1) Dewi Endriani, 2) Indah Verawati adalah Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Medan
103
77976/polisi-periksa-teman-
pelaku-penikam-syaiful 2012).
Masngudin HMS, Dikutip dari
http://www.depsos/Puslitbang/
Mark T. Grenberg; Roger P. Weissberg;
Mary Utne O’Brien; Joseph E.
Zins; Linda Fredericks dan Hank
Resnik; Maurice J. Elias; (2003)
(Enhancing School-Based
Prevention and Youth
Development Through
Coordinated Social, Emotional
and Academic Learning. Journal
American Psychologist
Association Vol. 58 No 6/7 466-
474.
Munir, Abdullah, 2010. Pendidikan
Karakter: Membangun Karakter
Anak Sejak dari Rumah,
Yogyakarta : Pedagogia.
Santrock, J.W (2002) Life-Span
Development (Perkembangan
Masa Hidup) Penerbit Erlangga.
Jakarta
Seputar Indonesia diakses dari
http://berita.seputar
indonesia.com/read/377976
Zins, JE,. R.B Michelle,. Weissberg, R.P,.
Walberg, H.J,.(2004)Building
Academic Succes on Social and
Emotional Learning.Columbia
University New York and
London.Teachers College Press.
B. PEMBAHASAN
1. Ornamen Ulos Batak
Ornamen yang ada pada kain strimin, belacu,
Ornamen berasal dari kata ornare beludru, corduroy dsb. Ornamen ini
bahasa Latin yang berarti hiasan atau terjadi karena proses penenunan atau cara
dekorasi sering juga disebut disain pembuatan kain itu sendiri. 2. Ornament
dekoratif atau disain hiasan yaitu applied yaitu diciptakan untuk
merupakan bentuk karya seni yang digunakan atau diterapkan pada bahan /
ditambahkan secara sengaja dan diatur benda yang akan dihias dan berfungsi
letaknya pada kain . Ornamen berfungsi untuk memperindah penampilan benda
untuk menambah nilai estetis dari bahan tersebut Terdapat empat macam
pakaian yang masih polos yang akhirnya ornament applied yaitu : 1) Ornamen
akan menambah nilai financial dari pakain geometris 2) , Ornamen organs, 3)
tersebut. ornamen stilasi, dan 4) Ornamen
Ornamen ada dua macam, yaitu gabungan ketiganya. yaitu a. Ornamen
(a) ornament structural dan (b) ornament geometri ialah ornamen yang bentuk
applied. Ornamen pada desain hiasan motifnya diambil dari bentukbentuk yang
busana dan lenan rumah tangga, dapat ada dalam ilmu ukur, seperti bentuk
diartikan sebagai berikut :1. Ornament bulatan, segi empat, segi tiga, segi lima ,
structural yaitu yang terjadi atau ada setengah lingkaran dan sebagainya. Dari
padakain itu sendiri, misalnya tekstur bentuk bentuk tersebut dapat diperoleh
Yetti Pangaribuan adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
107
motif hias dengan cara :1) Menjejerkan Ulos adalah selembar kain yang
atau mengelompokkan bentuk tersebut ditenun sebagai kerajinan oleh wanita
dengan jarak tertentu 2) Membagi atau dengan berbagai pola dan aturan-aturan.
memecahkan bentuk dan sebagainya. b. Ulos merupakan ciri khas kebudayaan
Ornament organis bersifat naturalistis, Batak Toba tradisional berwujud
menggambarkan bentuk benda secara kebudayaan artefaks (konkrit). Sebelum
alamiah, misalnya : manusia, binatang, masuknya agama Kristen pada masyarakat
rumah, pohon, bunga, daun dan Batak Toba, ulos adalah benda yang
sebagainya. Ornament organis diresapi oleh suatu kualitas/kekuatan
menampilkan sumber pokok ragam “magis religius”. Oleh karena itu, banyak
hiasnya dari bentuk alam, dimana manusia larangan dan pantangan yang tidak boleh
sebagai bagian dari alam semesta tidak diabaikan ketika proses penenunan karena
dapat melepaskan diri dari lingkungan diberkati dengan kekuatan keramat.
kehidupannya. c. Ornament stilasi Panjangnya harus tertentu, jika tidak, dapat
(renggaan) ragam hias jenis ini, dibuat mambawa maut dan kehancuran pada
dengan mengubah atau menyederhanakan “tondi” atau roh sipenerima ulos. akan
bentuk–bentuk yang diambil dari alam. tetapi, jika ulos dibuat sesuai dengan
Penyederhanaan bisa dalam hal bentuk, aturan berupa ukuran dan pola tertentu
pewarnaan maupun detailnya. Dalam hal maka ulos akan dapat dijadikan sebagai
ini sekalipun bentuknya sudah diubah atau pembimbing dalam kehidupan.(Sirait.B,
disederhanakan, bentuk asalnya masih 1980)
dapat dikenali. Benda alam yang banyak Ragam hias dalam masyarakat
tradisional batak yang disebut
distilasi yaitu : binatang, tumbuhan,
ornamen yaitu yang berbentuk
manusia, rumah, dan pemandangan. d. pola atau motif, maka jika hanya
sebagai titik titik, garis garis yang
Ornament gabungan merupakan bentuk
tidak berbentuk gambar bukanlah
gabungan dari ketiga macam ornament disebut ornamen tetapi dapat
dikatakan sebagai hiasan saja atau
tersebut di atas. Desain hias ornament
dekorasi .
gabungan akan memberikan keleluasaan
Ada beberapa jenis pola ragam
untuk memvariasikan jenis–jenis ornament
hias yaitu 1. Pola lajur atau tepi 2. Pola
dalam suatau desain hias yang menarik
Simetris 3 Pola sudut atau pola pojok 4.
sesuai dengan tujuan penggunaan desian
Pola memusat 5. Pola. Memancar 6 Pola
hias tersebut.
geometris .Dari beberapa jenis pola
Ulos Batak
tersebut pola geometris adalah pola
corak ulos batak Dalam kamus budaya pada ulos besar ragiidup, c) sibolang, ragi
batak toba ada macam macam motif hotang, kebanyakan dipakai pada pinggir
ragam hias antara lain: :a) Hotang-hotang ulos, motif yang menyerupai pakis
yaitu garis-garis horizontal dan atau bertolak belakang c) Andor andor,
vertical dari benang merah atau putih, biasanya ditempatkan ditengah maupun
corak ini biasanya ditempatkan di pinggir dipinggir ulos dan sebagainya.
ulos. b) Gunduk Pahu yaitu terdapat
kedua garis batas dan tak boleh sampai dengan bentuk garis leher sehingga motif
melebihinya sehingga kesannya baik. tersebut lebih memperindah bentuk 5)
Dengan, selesainya motif di didisain, garis kerah, 6) bagian bawah rok, 7) bagian
batas yang sebetulnya merupakan garis bawah blus, 8) bagian lengan dan
pertolongan, yang boleh saja di hapus. b) sebagainya.. Contoh gambar motif ulos
Bagian bidang busana terdiri di 1) Letak yang akan di terapkan.
bagian pusat, letak pada tengah pusat Ornamen sebagai ragam hias
berada disekitar bagian pinggang jika diterapkan selain mempunyai fungsi
model gaun, pas dada pada blus , pada penghias busana juga memiliki nilai
bagian tengah muka memanjang dari atas simbolis tertentu didalamnya yaitu norma
sampai pinggang bahkansampai bawah adat, karena itu bentuk motif dan
rok,2) bagian tengah sisi, 3) bagian sudut, penempatannya pada busana ditentukan
4) garis leher, yaitu motif diletakkan juga oleh norma norma adat untuk
disekitar garis leher yang mengikuti menghindari timbulnya salah pengertian
bentuk garis antara lain bulat oval, segi akan makna atau nilai simbolis yang
empat, segi lima dan sebagainya, karena terkandung di dalamnya. Contoh gambar
itu kita harus menyesuaikan bentuk motif model dengan hiasan ornament ulos.
Contoh gambar disain busana dengan motif
C. PENUTUP
Suku batak adalah salah satu suku Untuk tetap memperkenalkan
yang tersebar di Negara Indonesia, dengan daerah batak pada suku suku lain di
kekayaan peninggalan sejarah yang sangat Indonesia corak uolos batak yang indah
tinggi yaitu berupa artefak teraga dan dan unik yang disebut ornamen dijadikan
artefak tidak teraga. Ulos termasuk bagian sebagai unsur dekoratif atau detail pada
artefak teraga yang mempunyai arti busana dimana bahan utama busana
simbolik, Bahan tenunan ulos sudah adalah bahan katun polos (bukan tenunan
banyak didisain menjadi suatu model ulos batak) dengan memadukan unsur
busana namun karena bahan tenunan ulos modern dan tradisioal.
yang tidak tahan cuci dan setrika sehingga
penggunaan busana menjadi terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Djoemena (2000) . Dasar dasar Disain. Pangaribuan Yetty (2011). Disain Ragam
Jakarta. Depdikbud Hias. Unimed,
Marian.L.Davis (1980). Visual
Ritu. 1998. Lates Neck Designs, Delhi,
Design in Dress, Englewood Cliff Nishi
, New Jersey
Mary Thomas, 1969. Embroidery Sirait Baginda (1980) Pengumpulan dan
Book. New York. Gramercy Dokumentasi Tradisional Di
Muliawan, Porrie . (2002). Sumatra utara
Menggambar Mode Busana. Pempropsu . Laporan Penelitian
Jakarta : Gunung Mulia Wasia Roesbani.1982.Ketrampilan
Menghias Kain.BandungAngkasa.