Anda di halaman 1dari 14

PROSIDING

KONFERENSI MAHASISWA PSIKOLOGI


INDONESIA 3.0

“Kontribusi Mahasiswa dalam Optimalisasi Fungsi Keluarga melalui


Pembangunan Generasi Unggul Indonesia untuk
Menjawab Tantangan Global Megatrend”

Semarang, 20 dan 27 Agustus 2022

Editor:
Shofiyyah Nurul Hakim
Eka Sekar Maulida
Sukma Regina Amalia
Dwi Darozatin Nur
Muhammad Zulfa Alfaruqy, S. Psi., M. A.

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

i
PROSIDING KONFERENSI MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA 3.0
“Kontribusi Mahasiswa dalam Optimalisasi Fungsi Keluarga melalui Pembangunan Generasi Unggul
Indonesia untuk Menjawab Tantangan Global Megatrend” Semarang, 20 dan 27 Agustus 2022

STEERING COMMITTEE
1. Dian Ratna Sawitri, S. Psi., M. Si., Ph. D
2. Dr. Novi Qonitatin, S. Psi., M. A
3. Dr.phil. Dian Veronika Sakti Kaloeti, S. Psi., M. Psi., Psikolog
4. Fathie Izzulhaq Jenie Hasibuan
5. Habel Boni Facius Panjaitan

ORGANIZING COMMITTEE
Ketua : Dhea Siti Fadillah
Wakil Ketua : Raynita Adissa Arfiani
Sekretaris : Marisa Ama Tasya
Bendahara : Sukma Ihsanti Guswantyari
Koor. Sie. Acara : Shofiyyah Nurul Hakim
Koor. Sie. Humas : Noor Azizah Maharani
Koor. Sie. Publikasi Dokumentasi : Farsa Nandya Syafitri
Koor. Sie. Logistik : Erlangga Saputra

REVIEWER
1. Muhammad Zulfa Alfaruqy, S. Psi., M. A.
2. Dwi Hardani Oktawirawan, S. Psi., M. Si.
3. Jessica Dhoria Arywibowo, S. Psi., M. Psi., Psikolog.
4. Agustin Erna Fatmasari, S. Psi, M. A.
5. Costrie Ganes Widayanti, S. Psi, M. Si. Med., Ph. D.
6. Dinni Asih Febriyanti, S. Psi, M. Psi.

Editor :
Shofiyyah Nurul Hakim
Eka Sekar Maulida
Sukma Regina Amalia
Dwi Darozatin Nur
Muhammad Zulfa Alfaruqy, S. Psi., M. A.
Tata Letak : Shofiyyah Nurul Hakim, Dhea Siti Fadillah
Desainer Cover : Farsa Nandya Syafitri

ISBN …
Hak Cipta 2022
Dilarang memperbanyak prosiding ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin dari penerbit.

Hak penerbitan pada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro


Dicetak oleh …
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Mr. Sunario, Tembalang, Semarang
Telp : (024) 7460051
Fax : (024) 76405530
Email : psikologi@live.undip.ac.id
Website : psikologi.undip.ac.id

ii
KATA PENGANTAR
Pada abad 21, seluruh penjuru dunia menghadapi perkembangan dan kemajuan
yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk satu di antaranya adalah
Indonesia. Perubahan yang terjadi ini mendorong adanya Global Megatrend yang mana
menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia sebagai global society. Global
Megatrend yang dimaksud berupa demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan
internasional, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya
alam, perubahan iklim, kemajuan teknologi, perubahan geopolitik, dan perubahan
geoekonomi sudah di depan mata.
Guna menghadapi tantangan Global Megatrend, tuntutan pencapaian sustainable
development goals menjadi sebuah keharusan demi menjaga pembangunan keberlanjutan
untuk generasi mendatang. Pembangunan generasi unggul sangat perlu diterapkan
sebagai bentuk adaptasi dan survive menghadapi perubahan global. Pembangunan ini
hendaknya diterapkan oleh setiap kalangan masyarakat, dari kelompok terkecil seperti
keluarga hingga kelompok besar seperti masyarakat.
Gagasan ini kemudian mendorong diskusi lebih lanjut bagaimana optimalisasi
fungsi keluarga, sebagai kelompok terkecil dan paling dasar pada kehidupan setiap
individu, dalam pembangunan generasi unggul Indonesia. Secara khusus, sebagai
mahasiswa Psikologi, muncul pertanyaan bagaimana menempatkan Psikologi sebagai
kontributor penting dalam hal tersebut. Peran Psikologi yang luas diharapkan dapat
menyentuh berbagai lapisan sistem di masyarakat mulai dari keluarga, organisasi, hingga
komunitas. Hal tersebut mendorong Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro untuk
menyelenggarakan sebuah konferensi ilmiah untuk mahasiswa psikologi yaitu
Konferensi Mahasiswa Psikologi Indonesia (KMPI) yang telah diselenggarakan secara
daring pada 20 dan 27 Agustus 2022 lalu.
Tema “Kontribusi Mahasiswa dalam Optimalisasi Fungsi Keluarga melalui
Pembangunan Generasi Unggul Indonesia untuk Menjawab Tantangan Global
Megatrend” yang diusung dalam KMPI 3.0 ini telah mendapatkan respons baik dari
mahasiswa psikologi di berbagai penjuru Tanah Air. Hal ini terbukti dengan diterimanya
puluhan artikel yang berkaitan dengan tema tersebut, yang dikirimkan oleh mahasiswa
psikologi dari berbagai daerah di Indonesia. Artikel tersebut disatukan dalam sebuah
prosiding yang sedang pembaca nikmati sekarang. Akhir kata, tim editor menyampaikan
terima kasih kepada peserta sekaligus kontributor artikel dalam prosiding ini. Semoga
sumbangsih ilmu tersebut dapat memberikan manfaat dan dampak positif yang
berkelanjutan, tiada batas. Psikologi Jaya!

Semarang, 27 Agustus 2022


Tim Editor

iii
iv
DAFTAR ISI

1. Adiksi Media Sosial, Depresi, Kecemasan, dan Stres pada Generasi Z di Era
Society 5.0
Habel Boni Facius Panjaitan, Hakeem Muhammad Zidane, Valiannisa Cik
Bermani, Anandaru Padmonurcahyo ....................................................................1
2. Hubungan Shift Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat di Asia: Systematic
Literature Review
Arina Laksita Alhamidi, Sishi Dearni Saragih, Sioni Roduski, Unika Prihatsanti
.............................................................................................................................11
3. Pengaruh Kesejahteraan Karyawan dan Dukungan Rekan Kerja terhadap
Komitmen Organisasi pada Karyawan Jarak Jauh
Nurika Endah Trilestari, Widyaning Hapsari, Meriam Esterina ........................26
4. Pengaruh Optimism dan Servant Leader terhadap Kesiapan untuk Berubah pada
Dosen di Universitas Buana Perjuangan Karawang dalam Menghadapi Merdeka
Belajar Kampus Merdeka
Tulus Paulus Simatupang ....................................................................................33
5. Hubungan Self-Efficacy terhadap Kesiapan Berubah Karyawan Jabodetabek
Shifa Maulia Mursalim, Mutiara Karina Rizqita1, Puti Archianti .....................38
6. Peran Family Functioning terhadap Pembelajaran Daring pada Pelajar dan
Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19: Studi Systematic Literature Review
Bunga Prameswari Putri Helmadini, Putri Findi Setyaningrum, Sabrina Adelia
Surya, Dinie Ratri Desiningrum ..........................................................................46
7. Dampak Workplace Bullying terhadap Work-Stress: A Systematic Literature
Review
Cindy Rahma Budiman, Nabilla Amalia, Putri Ayu Tarra Afdhila, Unika
Prihatsanti ...........................................................................................................60
8. Pengaruh Efikasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja pada Guru Sekolah Menengah
di Kawasan Asia: Systematic Literature Review
Nabila Risqa Amalia, Farsa Nandya Syafitri, Yulinda Sartika Putri..................76

v
9. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pelanggan pada Mahasiswa S-1
Pengguna Provider Telkomsel di Semarang
Ning Gendis Hanum Gumintang, Annisa Mutiara Cantika, Wan Aisyah Salsabilla
.............................................................................................................................88
10. Hubungan Psychological Capital ‘Hero’ dengan Happiness at Work pada
Karyawan
Lintang Ramzi Mahasin, Ardhian Nika Cahyani, Shaula Mega Rahajeng .........99
11. Sesanti Rahayu Sarira: Kajian Kesehatan Mental dalam Perspektif Masyarakat
Jawa dan Bali sebagai Strategi Kehidupan Damai Pasca-Pandemi
Habel Boni Facius Panjaitan, Fitri Nur Lita Indriana, I Gusti Gede Prasta Wastia
...........................................................................................................................111
12. Perspektif Mahasiswa/I tentang Keadilan Gender di Kota Kupang
Oktaviana Seravim, Elvis Tlonaen, Shela C. Pello, Friandry Windisany
Thoomaszen, Indra Yohanes Kiling ...................................................................121
13. Pengalaman Anak Panti Asuhan di Timor dalam Membangun Interaksi Sosial
Neny Mariani Tobe, Eduarda Diana Tsiompah, Kristina Gloria Kolin, Juliana
Marlin Y. Benu, Indra Yohanes Kiling ..............................................................133
14. Disabilitas juga Punya Masa Depan: Keluarga sebagai Faktor Kesuksesan Anak
Disabilitas
Kerenzy Gladys Christanti Rihi, Rima Gracia Dubu1, Rizky P. Manafe, Beatriks
Novianti Bunga, Indra Yohanes Kiling..............................................................141
15. Dukungan Sosial Pesta Sekolah pada Mahasiswa Manggarai
Lusius Mandur, Prince Elly Gracely, Friandry Windisany Thoomaszen, Indra
Yohanes Kiling...................................................................................................148
16. Memahami Kehidupan Pelaku Non-Suicidal Self Injury: Menguak Luka Batin dan
Prevalensi di Kota Kupang
Tesa Lolia Mita, Muhammad Yusuf Al’anshar Tanjung, Rizky Pradita Manafe,
Indra Yohanes Kiling .........................................................................................154

vi
MEMAHAMI KEHIDUPAN PELAKU NON-SUICIDAL SELF
INJURY: MENGUAK LUKA BATIN DAN PREVALENSI DI
KOTA KUPANG
Tesa Lolia Mita1, Muhammad Yusuf Al’anshar Tanjung1, Rizky Pradita
Manafe1, Indra Yohanes Kiling1
1
Program studi Psikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana,
Jl. Adi Sucipto Penfui, Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

tesaloliamita@gmail.com

Abstrak
Perilaku melukai diri sendiri tanpa bertujuan untuk mengakhiri hidup dalam istilah medis dikenal
dengan nama Non-Suicidal Self Injury (NSSI). Penelitian terdahulu yang dilakukan pada tahun 2019
menunjukkan prevalensi NSSI yang sebenarnya termasuk dalam kategori darurat di Indonesia. Pada
tingkat sampel dunia berbasis komunitas, sekitar 18% dari populasi remaja pernah melakukan
setidaknya satu kali perilaku melukasi diri dengan prevalensi seumur hidup. Diketahui bahwa di
tingkat global NSSI merupakan fenomena yang cukup sering terjadi terkhususnya pada usia remaja.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi faktor resiko dan faktor protektif dari
perilaku NSSI. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan partisipatif photovoice.
Partisipan penelitian dipilih secara purposive sampling dengan kriteria remaja berusia 10-24 tahun
yang pernah melakukan NSSI dan berdomisili di Kota Kupang. Data kemudian dianalisis dengan
teknik analisis tematik. Hasil penelitian menemukan dua tema besar, yakni pemahaman pengaruh
lingkungan sosial terhadap perilaku pelaku NSSI dan faktor kualitas hidup para pelaku NSSI.

Kata kunci: NSSI; remaja; lingkungan sosial; kualitas hidup

PENDAHULUAN

Perilaku melukai diri sendiri tanpa bertujuan untuk mengakhiri hidup di


dalam istilah medis dikenal dengan nama Non-Suicidal Self Injury atau biasa
disingkat NSSI. Dari data yang telah dikeluarkan oleh YouGov.id didapati bahwa
lebih dari sepertiga (36%) masyarakat Indonesia pernah melukai diri sendiri.
Bahkan lebih dari dua dari lima orang anak muda pernah melakukan NSSI atau self
harm. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2019 tersebut menunjukkan prevalensi
NSSI yang sebenarnya lumayan darurat di Indonesia. Pada tingkat sampel dunia
berbasis komunitas, perilaku ini juga banyak ditemukan pada remaja dengan tingkat
prevalensi seumur hidup sekitar 18% setidaknya dari kasus melukai diri sendiri
(Plener, dkk., 2015). Begitupun berbagai negaranegara Eropa seperti Hungaria dan
Prancis yang masing-masing negara tersebut memiliki tingkat prevalensi 17,1% dan
38,7 % dari rata-rata prevalensi remaja. Terlihat bahwa di tingkat global pun NSSI
merupakan fenomena yang cukup sering terjadi terkhususnya pada usia remaja atau
adolesens.
NSSI merupakan suatu perilaku yang umum ditemukan saat ini, perilaku
tersebut terjadi karena berkaitan dengan banyaknya gangguangangguan psikologis
yang dialami oleh manusia saat ini, khususnya remaja. Dengan begitu pesatnya
perkembangan global dan teknologi sekarang ini, remaja saat ini lebih dituntut
untuk mampu meningkatkan kemahiran maupun skill yang dimiliki dalam

154
persaingan global. Karena banyaknya tuntutan yang harus tanggung dan juga
dipenuhi oleh remaja saat ini, mereka perlu untuk menguatkan kesehatan fisik
maupun psikologis dalam menanggung tantangan-tantangan yang ada. Namun
sayangnya, tidak sedikit dari remaja saat ini yang tidak cukup kuat untuk dapat
bersaing dan juga kuat secara psikologis, sehingga mereka tidak mampu
menangung beban-beban tersebut. Mereka banyak yang mengalihkan permasalahan
atau beban mereka kepada emosi negatif dengan mencerminkan perilaku NSSI atau
self harm.
Data kami sendiri menunjukkan bahwa remaja juga dapat disosialisasikan
untuk terlibat dalam perilaku NSSI dalam persahabatan dekat mereka. Di dalam
sampel yang dirujuk secara klinis dari 102 pasien rawat inap psikiatri, pertumbuhan
analisis kurva menunjukkan bahwa persepsi remaja tentang keterlibatan teman-
teman di NSSI dikaitkan secara longitudinal dengan meningkatkan kemiringan
NSSI remaja sendiri selama periode 18 bulan. Studi yang telah dilakukan kepada
915 siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di China
menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara self-criticism (kritik terhadap diri
sendiri) keputusasaan dan NSSI. Pada penelitian tersebut mereka dapat
menyelesaikan kuesioner tentang kritik diri, keputusasaan, perenungan, dan NSSI.
Hasil dari kuesioner tersebut didapatkan bahwa tingkat kritik diri secara signifikan
terkait dengan masalah NSSI, dan asosiasi ini munculkan dan diperantarai melalui
rasa keputusasaan. Dalam hal ini ruminasi memperkuat hubungan antara kritik diri
dan keputusasaan, serta hubungan antara keputusasaan dengan NSSI. Di mana
ruminasi berpengaruh cukup besar terkait aspek-aspek tersebut. Sehingga dalam
pengisian kuesioner oleh remaja banyak menjurus kepada masalah NSSI.
Namun pada kenyataannya saat ini penelitian-penelitian khusus terkait
permasalahan NSSI yang masih sangat jarang, karena hal tersebut maka perlunya
diadakan penelitian-penelitian terbaru terkait dengan perilaku NSSI secara khusus.
Pada penelitian ini bertujuan untuk dapat melihat dan mengetahui prevalensi NSSI
yang terjadi di Kota Kupang, melihat faktor-faktor yang menjadi penyebabnya dan
juga membuat intervensi praktis yaitu dengan cara memaafkan, yang penulis rasa
cukup relevan dalam membantu pelaku NSSI untuk dapat mengolah perasaan
mereka.

METODE

Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif.
Eksplorasi secara kualitatif akan membantu penulis untuk memperoleh data secara
mendalam yang dibutuhkan untuk dapat memahami kehidupan dan proses
psikologis yang dialami para pelaku Non-Suicidal Self Injury (NSSI). Pendekatan
secara kualitatif juga akan melengkapi data-data kuantitatif deskriptif yang sejauh
ini telah berhasil di dokumentasikan berbagai instansi atau peneliti baik dalam
jurnal maupun website resmi.

Populasi dan Sampel Penelitian


Penelitian ini akan memilih secara purposive sampling partisipan kunci
yang merupakan remaja pelaku NSSI menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah

155
dengan jumlah partisipan yaitu 12 orang. Etik penelitian akan diajukan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana untuk menjamin dan melindungi
hak-hak dari partisipan penelitian.
Tabel 1.
Demografis Partisipan
Jenis Kelamin
Nama Usia Pekerjaan
(L/P)
Gina 24 P Karyawan swasta
Aya 20 P Mahasiswa
Azu 24 P Sales promotion
Zahra 20 P Mahasiswa
Puti 18 P Mahasiswa
Cika 23 P Mahasiswa
Adam 23 L Mahasiswa
Naila 22 P Mahasiswa
Dila 21 P Mahasiswa
Bunga 21 P Mahasiswa
Lia 20 P Mahasiswa
Portia 21 P Mahasiswa

Teknik Pengumpulan Data


Data akan dikumpulkan menggunakan teknik wawancara dan photovoice.
Teknik photovoice bermaksud untuk memfasilitasi ekspresi dan narasi yang
sebelumnya "diabaikan, ditolak, atau dibungkam" dari partisipan (Singhal &
RattineFlaherty, 2006). Metode yang menggunakan visual ini, penulis anggap
cukup tepat dan sesuai karena pelaksanaannya bersifat menyenangkan dan tidak
perlu terlalu bergantung pada kemahiran linguistik. Gambar yang dibuat partisipan
kemudian akan didiskusikan bersama untuk mengungkapkan emosi, konsep,
informasi secara ekspresif, dan memberdayakan (Literat, 2013).

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Proses 1: Proses 2: Proses 3:


Anamnesa Wawancara Photovoice

Teknik Analisis Data


Data-data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan analisis
tematik (Clarke & Braun, 2013). Peneliti mengawali dengan membaca transkrip
diskusi gambar yang telah dibuat oleh partisipan. Selanjutnya dilakukan pemberian
kode pada transkip tersebut. Peneliti kemudian mengembangkan tema - tema dari

156
kode yang telah dibuat. Tema-tema tersebut ditinjau kembali untuk dengan melihat
relevansinya dengan jawaban dan notulen diskusi partisipan. Proses terakhir yaitu
memilih kutipan partisipan yang sesuai dan dapat merepresentasikan tema-tema.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Definisi Non-suicidal Self- Injury (NSSI)


Non-suicidal Self-Injury (NSSI) merupakan suatu coping mechanism yang
salah sebagai suatu pelampiasan emosi negatif yang mereka rasakan. Pada usia
remaja ditemukan adanya hubungan self-criticism, keputusasaan, perenungan
(ruminasi) dengan perilaku NSSI. Non-suicidal self injury (NSSI) merupakan suatu
tindakan menyakiti atau merugikan diri sendiri dengan sengaja namun tujuannya
tidak sampai untuk mengakhiri hidup. NSSI ini dilakukan sebagian pelakunya
untuk mengatasi perasaan-perasaan yang sulit dikelola, dimana NSSI ini
merupakan bagian dari self-harm.
Nock (2010) mendefinisikan Non-suicidal self injury (NSSI) sebagai
perilaku langsung, dan disengaja untuk melukai atau menghancurkan jaringan
tubuh sendiri tanpa adanya niat bunuh diri. metode NSSI yang paling umum adalah
memotong kulit, membenturkan atau memukul, dan membakar. NSSI berbeda dari
perilaku bunuh diri perilaku dalam hal motivasi. Individu yang terlibat dalam NSSI
ingin melanjutkan hidup sementara mereka yang terlibat dalam upaya bunuh diri
ingin mengakhiri hidup. Penelitian juga menemukan perbedaan utama dalam
tingkat keparahan medis. NSSI lebih jarang membutuhkan perhatian medis dan
kerusakan jaringannya tidak separah percobaan bunuh diri.
Setidaknya ada dua aspek yang berpengaruh dalam perilaku NSSI ini, yaitu
fungsi otomatis/intrapersonal (misalnya, regulasi afek, self-punishment) dan fungsi
sosial/interpersonal (misalnya, pengaruh interpersonal, peer-bonding) (Klonsky &
Olino, 2008; Nock & Prinstein, 2004).

Teori Dukungan Sosial dan Teori Kualitas Hidup


Sarason (dalam Baron & Byrne, 2005), dukungan sosial adalah kenyamanan
secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang lain. Dukungan sosial yang
dirasakan individu dapat diterima dari berbagai pihak, yang diberikan baik secara
disadari maupun tidak disadari oleh pemberi dukungan. Dukungan sosial mengacu
pada kenyamanan, kepedulian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu
yang diterima dari orang lain atau kelompoknya (Sarafino, 2011).
Bentuk-bentuk dukungan sosial menurut Sarafino (2011) adalah sebagai
berikut: (1) dukungan penghargaan, dukungan ini dapat berupa penghargaan positif
kepada orang lain, mendorong dan memberikan persetujuan atas ide-ide individu
atau perasaannya, memberikan semangat, dan membandingkan orang tersebut
secara positif; (2) dukungan emosional, yaitu dukungan yang berhubungan dengan
hal yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi, atau ekspresi.
Dukungan ini meliputi ekspresi empati, kepedulian, dan perhatian pada individu,
memberikan rasa nyaman, memiliki dan perasaan dicintai; (3) dukungan
instrumental, dukungan ini merupakan pemberian sesuatu berupa bantuan nyata
(tangibleaid) atau dukungan alat (instrumental aid); (4) dukungan informasi,
dukungan informasi berarti memberi solusi pada suatu masalah. Dukungan ini

157
diberikan dengan cara menyediakan informasi, memberikan saran secara langsung,
atau umpan balik tentang kondisi individu dan apa yang harus ia lakukan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kualitas hidup adalah
persepsi seseorang mengenai posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks
sistem-sistem nilai dan budaya di tempat mereka hidup dan dalam hubungannya
dengan tujuan, ekspektasi, standar, dan perhatian mereka.

Penelitian Sebelumnya
Studi yang telah dilakukan kepada 915 siswa sekolah menengah pertama
dan sekolah menengah atas di China menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara
self-criticism (kritik terhadap diri sendiri) keputusasaan dan NSSI. Pada penelitian
tersebut mereka dapat menyelesaikan kuesioner tentang kritik diri, keputusasaan,
perenungan, dan NSSI. Hasil dari kuesioner tersebut didapatkan bahwa tingkat
kritik diri secara signifikan terkait dengan masalah NSSI, dan asosiasi ini
munculkan dan diperantarai melalui rasa keputusasaan. Dalam hal ini ruminasi
memperkuat hubungan antara kritik diri dan keputusasaan, serta hubungan antara
keputusasaan dengan NSSI. Di mana ruminasi berpengaruh cukup besar terkait
aspek-aspek tersebut. Sehingga dalam pengisian kuesioner oleh remaja banyak
menjurus kepada masalah NSSI.
Namun pada kenyataannya, saat ini penelitian-penelitian khusus terkait
permasalahan NSSI yang masih sangat jarang, karena hal tersebut maka perlunya
diadakan penelitian-penelitian terbaru terkait dengan perilaku NSSI secara khusus.
Pada penelitian ini bertujuan untuk dapat melihat dan mengetahui prevalensi NSSI
yang terjadi di Kota Kupang, melihat faktor-faktor yang menjadi penyebabnya dan
juga membuat intervensi praktis yaitu dengan cara memaafkan, yang penulis rasa
cukup relevan dalam membantu pelaku NSSI untuk dapat mengolah perasaan
mereka.
Kualitas hidup penting untuk ditinjau dari segi kebermanfaatannya dengan
membantu pelaku NSSI dalam peningkatan kualitas perawatan kesehatannya. Hal
ini juga dapat mendorong pemusatan perhatian pada aspek positif dari kehidupan
masyarakat dan bagaimana mereka dapat diperkuat.

KESIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja berusia 18-24 tahun di Kota
Kupang yang memiliki riwayat pernah melakukan Non-suicidal Self Injury
menunjukkan temuan yang dirangkum dalam dua tema utama. Tema pertama yaitu
kurang atau tidak adanya dukungan sosial terutama lingkungan terdekat baik
keluarga maupun rekan kerja. Tema kedua ditinjau dari kualitas hidup, secara
emosional punya ketergantungan pada perilaku NSSI untuk membendung
perasaan-perasaan negatif yang diraskakan, secara sosial: lebih tertutup karena
tidak percaya maupun takut akan judgment yang mungkin akan diberikan orang
sekitarnya, secara fisik: luka-luka pada kulit yang menyakitkan dan mengganggu
aktivitas sehari-harinya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengeksplor
bagaimana dukungan sosial bisa berdampak pada resiliensi para pelaku NSSI ini.

UCAPAN TERIMA KASIH

158
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Indra Yohanes Kiling, Ph. D dan
Rizky Pradita Manafe, M. Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing atas arahan dan
bantuannya selama proses pengambilan data dan penulisan artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, J. G. (2010). Understanding nonsuicidal self-injury: Origins,


assessment, and treatment, edited by M. K. Nock. Journal of Trauma
& Dissociation, 12(1), 105– 106.
https://doi.org/10.1080/15299732.2010.496356
Anisa, W. (2021, March 12). NSSI dilakukan untuk mengatasi perasaan-
perasaan yang sulit dikelola, dimana NSSI ini merupakan bagian dari
self-harm. Psikologi.ugm.ac.id. https://psikologi.ugm.ac.id/kuliah-
online-non-suicidal-self-injury-nssi/
Ariadne, T., & Danny, I. (2020). Proses memaafkan dalam konteks agama
Islam pada remaja yang orang tuanya bercerai. Jurnal Psikologi dan
Kesehatan Mental, 5(2).
Clarke, V., & Braun, V. (2013). Teaching thematic analysis: Overcoming
challenges and developing strategies for effective learning. The
psychologist, 26(2)
Glenn, C. R., & Klonsky, E. D. (2009). Social context during non-suicidal
self-injury indicates suicide risk. Personality and Individual
Differences, 46(1), 25–29. https://doi.org/10.1016/j.paid.2008.08.020
Gong, T., Ren, Y., Wu, J., Jiang, Y., Hu, W., & You, J. (2019). The
associations among self-criticism, hopelessness, rumination, and
NSSI in adolescents: A moderated mediation model. Journal of
Adolescence, 72, 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2019.01.007
Hastuti, R., Soetikno, N., & Heng, P. H (2020). Remaja Sejahtera Remaja
Nasionalis. ANDI.
Ho, K. (2019, June 26). Seperempat orang Indonesia pernah memiliki
pikiran untuk bunuh diri. YouGov.id. https://id.yougov.com/en-
id/news/2019/06/26/seperempat-orang-indonesia-pernah-memiliki-
pikiran/
Hurlock, E. (2001). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Erlangga.
Literat, I. (2013). A Pencil for your thoughts: Participatory drawing as a
visual research method with children and youth. International Journal
of Qualitative Methods, 12(1), 84–98.
https://doi.org/10.1177%2F160940691301200143
Nasri, S.A; Nisa H; Karjuniwati. (2018). Bagaimana Remaja Memaafkan
Perceraian Orang Tuanya: Sebuah Studi Fenomenologis. Seurune,
Jurnal Psikologi Unsyiah, 1 (2).
Plener, P. L., Schumacher, T. S., Munz, L. M., & Groschwitz, R. C. (2015).
The longitudinal course of non-suicidal self-injury and deliberate
selfharm: A systematic review of the literature. Borderline Personality
Disorder and Emotion Dysregulation, 2(1), 2.
https://doi.org/10.1186/s40479-014-0024-3

159
Saidah, S., & Laksmiwati, H. (2017). Dukungan sosial dan self-efficacy
dengan penyesuaian diri pada santri tingkat pertama di pondok
pesantren. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 7(2), 116-122.
Santrock, J.W. (2002). Adolescence (Perkembangan Remaja) Edisi kelima.
Erlangga.

160

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai