Susunan Redaksi :
Pembina :
Drs. Erman Syamsuddin, M.Pd
Penanggung Jawab :
Ir. Djajeng Baskoro M.Pd
Dewan Redaksi :
Drs. H. Hasan Mamu
Drs. Hazairin Ali, M.Si
Hj. A. Nurhidayah, A.S, S.Sos
Muhammad Hasbi, S.Sos, M.Pd
Editor Ahli :
Prof. Dr. Tawany Rahamma, M.A
Prof. Dr. A. Mansyur Hamid, M.Pd
Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd
Drs. Agus Mursidi, M.Pd
Editor Pelaksana:
Drs. M. Ali Latief Amri, M.Pd
Drs. Syamsul Bahri Gaffar, MSi
Pemimpin Redaksi :
Amirullah, S.Kom
Anggota Redaksi :
Sudirman Dani
Penyusun Desain:
Kahar Anwar
Alamat Redaksi :
Gedung Utama Lantai 1
Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal
(BPPNFI) Regional V Makassar
Jl. Adhyaksa, No. 2 Makassar 90231, Sulawesi Selatan
Telp. (0411) 421460
Email : Info@bpplsp-reg5.go.id
DAFTAR ISI
Mengenali dan Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik oleh Basti, Fakultas Psikologi Universitas
Negeri Makassar .................................................................................................................................. 1
Memotivasi Anak dalam Mengembangkan Potensi Menulis Oleh Eva Meizara Puspita Dewi, S.
Psi., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar ..............................................................
Kinerja Pengelola Program Pendidikan Kesetaraan (Studi pada SKB Ujungpandang Thn 2007)
Oleh Ibrahim ..................................................................................................................................... 21
Pengembangan Serta Pengelolaan Website dan Aplikasi Database Pendidikan Nonformal di BPPNFI
Regional V Makassar ......................................................................................................................... 30
Teknologi Jaringan dan Implementasinya Pada Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan
Pemuda Regional V .......................................................................................................................... 59
Khusus terhadap bidang penelitian dan pengkajian Pendidikan Non Formal dan Informal, kebaradaan
Jurnal “Andragogi” ini merupakan suatu bentuk usaha positif dalam rangka usaha publikasi terhadap
berbagai hasil penelitian dan pengkajian di jalur Pendidikan Non Formal di lingkup wilayah BP-
PNFI Regional V. Hal ini adalah suatu hal yang penting, karena disamping fungsinya sebagai media
informasi bagi para pemangku kebijakan juga bahan referensi dan parameter sejauh mana usaha
yang telah dilakukan dalam hal penelitian dan pengkajian di bidang Pendidikan Non Formal dan
Informal, juga akan menjadi media informasi edukatif bagi semua stakeholder.
Naskah yang dimuat dalam Jurnal ini adalah merupakan tulisan dari para PTK-PNF termasuk Tim
Akademisi dan pemerhati pendidikan non formal dan informal di wilayah regional V, menyangkut
berbagai kajian, baik yang telah dan sedang dilaksanakan maupun kajian yang masih bersifat wacana
ilmiah yang berupa solusi alternatif yang perlu ditindaklanjuti demi memecahkan masalah-masalah
disekitar penyelenggaraan pendidikan non formal dan informal di Indonesia pada umumnya dan di
wilayah regional V pada khususnya.
Ucapan terimakasih dan penghargaan saya kepada seluruh jajaran Redaksi Jurnal Pendidikan Non
Formal “Andragogi” yang dengan izin Allah SWT dan atas kerja kerasnya, sehingga Jurnal edisi
perdana ini dapat terealisasikan. Akhirnya, semoga Jurnal ini dapat memberi manfaat yang sebesar-
besarnya kepada dunia pendidikan, Amin
Wassalam
Kepala BP-PNFI Regional V
sekolah masih sangat memprihatinkan. Selama untuk membentuk gagasan atau ide baru. Hal
ini masih cukup banyak ditemui hambatan senada juga dikemukakan oleh Fuad Nashori
dan kelemahan yang membatasi pertumbuhan (2002) kreativitas merupakan kemampuan untuk
dan perkembangan kreativitas para siswa, menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru.
misal: kurangnya pengetahuan dan latihan Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif
para guru tentang kreativitas, sistem evaluasi yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi
yang terlalu menekankan pada jawaban dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-
benar dan tidak benar tanpa memperhatikan pengalaman sebelumnya, sehingga menghasilkan
prosesnya. Selain itu ada beberapa mata hal yang baru, lebih berarti, dan lebih bermanfaat.
pelajaran yang dianaktirikan, yang sebenarnya Sementara itu, Bobbi DePorter & Mike Hernacki
justru merupakan mata pelajaran yang penting mengartikan kreativitas sebagai “…….. melihat hal
untuk pengembangan kreativitas. Siswa-siswa yang dilihat orang lain, tetapi memikirkan hal yang tidak
sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk dipikirkan orang lain”.
berlatih membuat soal-soal atau permasalahan. Kemampuan berpikir yang luas, luwes,
Selain guru kurang memberikan dorongan elaboratif dan asli merupakan ciri-ciri berpikir
kepada siswa untuk mencoba sesuatu yang lain, kreatif. Kemampuan tersebut apabila disertai
tanpa ada rasa takut untuk berbuat kesalahan. dengan sifat-sifat kepribadian tertentu akan
Sesuatu hal yang perlu diperhatikan adalah memungkinkan seseorang dapat menghasilkan
agar guru jangan terlalu menekankan pada suatu produk yang bernilai kreatif. Produk inilah
keberhasilan siswa dalam mencoba sesuatu yang pada umumnya dijadikan ukuran empirik
yang baru. Tujuan yang lebih penting ialah bagi kemampuan kreativitas (Hogarth, 1980).
pembentukan sifat kreatifnya. Dalam hal ini Orang yang kreatif memiliki kebebasan
para siswa perlu dirangsang dan dipupuk berpikir dan bertindak. Kebebasan tersebut berasal
minat dan sikapnya untuk mau melibatkan dari diri sendiri, termasuk di dalamnya kemampuan
diri dalam proses kreatif (Torronce, 1972; untuk mengendalikan diri dalam mencari alternatif
Semiawan, 1994). yang memungkinkan untuk mengaktualisasikan
Pengembangan kreativitas seperti halnya potensi kreatif yang dimilikinya.
dalam pengembangan aspek intelegensi yang
lain, ternyata sangat sukar apabila dilakukan Kreativitas dan Intelegensi
hanya dengan latihan-latihan berpikir (Butcher, Masalah kreativitas sebagai bagian dari
1973; Guilford, 1965; Dewing, 1979). Hal yang kecerdasan manusia banyak dibicarakan dalam
banyak menentukan perkembangan kreativitas hubungannya dengan intelegensi. Tentang
adalah latihan-latihan pengembangan non hubungan antara kreativitas dan intelegensi ada
kognitif seperti sikap berani mencoba sesuatu berbagai pendapat dan penelitian dengan hasil
yang baru, penambahan motivasi untuk yang berbeda-berbeda. Ada yang menemukan
berkreasi, dan sifat berani menanggung resiko keduanya berkorelasi dan sebaliknya ada yang
serta pengembangan kepercayaan diri dan tidak berkorelasi.
harga diri (Davis, dan Bull, 1978; Lott, 1978; Menurut penelitian Kuwato (1996)
Sobel, 1980; Munandar, 1995). intelegensi ternyata tidak memiliki korelasi
yang signifikan dengan kreativitas. Penelitian ini
Apa sih kreativitas itu ? sesuai dengan pendapat Munandar (1995) yang
Kreativitas sering diberi arti bermacam- menyatakan tidak sepenuhnya benar anggapan
macam oleh para ahli seperti misalnya berpikir bahwa intelegensi mencerminkan kreativitas.
divergen (Guilford, 1975), serendipity (Connon, Sementara pendapat dan hasil penelitian lain
1976; Hayes, 1978); berpikir produktif menunjukkan adanya korelasi intelegensi dan
(Wertheimer, 1945), daya cipta (Purwadarminta, kreativitas, walaupun korelasi tersebut tidak
1985), berpikir heuristic (Amabile, 1983), begitu kuat. Misal Getzels & Jackson sebagaimana
Oktorivitas (Mansfield dan Busse, 1981), dan dikutip Wallach & Kogan (2002) menemukan
berpikir lateral (de Bono, 1990). bahwa rata-rata korelasi antara kreativitas dan
Kreativitas menurut Wanei (dalam intelegensi adalah sebesar 0,26. Hasil penelitian
Etty, 2003) merupakan kemampuan mental ini sesuai dengan pendapat Vernon ((1964, 1975)
bahwa kreativitas hanya merupakan bagian kecil rumah tangga, maupun dalam masyarakat).
dari intelegensi sehingga intelegensi yang tinggi Faktor lingkungan yang terpenting adalah
tidak selalu menunjukkan kreativitas yang tinggi lingkungan yang memberi rasa aman dan
pula. Penelitian lain menunjukkan bahwa korelasi dukungan atas kebebasan individu (Semiawan,
atau hubungan intelegensi dan kreativitas hanya 1994). Perasaan aman tersebut memberikan
ditemukan pada kelompok intelegensi rendah kebebasan dan dorongan untuk melakukan
(Amabile, dalam Kuwato, 1996), sedangkan pada kreativitas. Jadi esensi suasana lingkungan
kelompok yang lebih tinggi korelasi itu tidak yang membantu kreativitas ialah suasana yang
begitu kuat. Dari sini didapatkan satu temuan tidak mengikat atau membatasi kebebasan
bahwa untuk kelompok intelegensi sedang dan (otokratis). Tentu kebebasan yang tepat adalah
tinggi tidak ada korelasi antara intelegensi dan kebebasan yang oleh Amabile (1983) disebut
kreativitas. sebagai non-konformitas yang terbatas (a
Dalam hal produk, terdapat perbedaan limited non-conformist), yaitu kebebasan yang
antara intelegensi dan kreativitas. Intelegensi tetap mengacu pada norma yang berlaku,
memberikan produk yang bersifat logis (konvergen) tetapi tersedia kesempatan dan hak mandiri
sedangkan kreativitas memberikan produk yang dan independent, dan tetap saling menghargai
memiliki sifat original (divergen). Proses berpikir sehinggga memungkinkan rasa aman yang
didalam intelegensi menekankan pada sifat logis, dinamis yang akan memberikan rangsangan
sedangkan proses berpikir didalam kreativitas dan kesempatan kreativitas (Munandar,
lebih bersifat heuristic (Entwistle, 1981) 1981).
Variabel sosial ekonomi yang cukup
Fa k t o r - f a k t o r ya n g m e m p e n g a r u h i misalnya belum tentu dapat memberikan
kreativitas fasilitas untuk kreativitas kalau sekiranya tidak
Faktor-faktor yang mempengar uhi dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu yang lebih
kreativitas seseorang, menurut Munandar terdiri penting ialah bagaimana persepsi individu
dari aspek kognitif dan aspek kepribadian (yang terhadap lingkungan itu sendiri, apakah
saling berinteraksi). Aspek kognitif terutama membentuk atau menimbulkan perasaan aman,
kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan bebas demokratis atau terikat otokratis. Suasana
(intelegensi) dan pemerkayaan bahan berpikir otokratis membatasi kebebasan termasuk
berupa pengalaman dan keterampilan. Faktor kebebasan mengekspresikan pikiran, perasaan,
kepribadian yang mempengaruhi kreativitas tindakan serta mengurangi penghargaan
antara lain meliputi dorongan ingin tahu, harga dan apresiasi terhadap kreativitas itu sendiri.
diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, sifat Pada dasarnya suasana otokratis bersifat
asertif, dan keberanian mengambil resiko. menghambat daripada mendorong kreativitas
Perlu dicatat bahwa latihan-latihan (Amabile, 1994).
terhadap kreativitas khususnya dan kemampuan
intelektual pada umumnya, tidak banyak Mengenali dan mengembangkan Ciri-ciri
mengalami perubahan lewat latihan-latihan yang pribadi kreatif
bersifat kognitif (terutama latihan berpikir), Pada hakekatnya anak memiliki potensi
tetapi justru hal yang banyak menentukan kreatif, namun tumbuh kembangnya potensi
perkembangan kreativitas adalah melalui latihan- kreatif pada setiap anak tidaklah sama. Setiap
latihan pengembangan non kognitif seperti anak memiliki masa pekanya sendiri dengan
sikap berani mencoba sesuatu yang baru, tempo dan irama perkembangan masing-
penambahan motivasi untuk berkreasi, dan sifat masing yang menentukan (Wenei dalam Etty,
berani menanggung resiko serta pengembangan 2003). Untuk membentuk pribadi yang kreatif
kepercayaan diri dan harga diri (Davis, dan memang berawal sejak masih anak-anak.
Bull, 1978; Lott, 1978; Sobel, 1980; Munandar, Semakin dini usia anak, semakin baik untuk
1995). mengembangkan kreativitasnya. Ketika anak
Disamping aspek kognitif dan kepribadian berusia 3- 7 tahun, peluang pertumbuhan
yang mempengaruhi kreativitas, faktor yang potensi kreatif alamiah sangatlah penting.
memungkinkan tumbuh dan berkembangnya Apabila anak tidak punya peluang untuk
kreativitas adalah lingkungan (lingkungan sekolah,
menyalurkan kreativitasnya dengan berbagai sifat penting dalam kegiatan kreativitas (Butcher,
larangan atau pembatasan, menurut Etty 1973, Davis berorientasi pada person (self oriented).
(2003) percaya diri. Dalam penampakannya sifat asertif sering berupa
Seseorang yang memiliki kreativitas berani berpendapat, kedisiplinan dan ketegasan.
yang tinggi menunjukkan beberapa ciri, (e). Keberanian mengambil resiko atau berani
diantaranya yakni (a) selalu ingin tahu atau mencoba (Kuwato, 1996). Bentuk perwujudan
memiliki dorongan ingin tahu yang kuat sifat berani mengambil resiko, di antaranya suka
(Munandar, 1985, 1995). Dorongan ingin tahu berinisiatif, berani mempertahankan pendapat dan
mencakup bentuk kegiatan psikis yang luas, berani mengakui kesalahan, tidak terlalu takut,
seperti keinginan mendapatkan pengalaman ragu atau malu dikritik, bahkan tidak terlalu takut
baru, keinginan bertanya dan mencoba, berbuat salah.
tertarik pada sesuatu yang belum jelas (misteri),
avonturisme, sifat penuh semangat, optimisme, Media kreatif
ambisius, minat yang luas, toleransi terhadap Sebenar nya ada banyak aktivitas
kemajemukan serta setuju dalam perbedaan, pengembangan potensi kreatif alamiah pada
tekun dan pantang menyerah (energik dan aktif), anak-anak peserta didik yang bisa dipupuk melalui
kritis, dan berani berpendapat (Kuwato, 1996). berbagai kegiatan, yaitu melalui sosio-drama
(b) Memiliki harga diri dan percaya diri yang dimana anak-peserta didik bisa memainkan peran-
tinggi (Butcher, 1973; David & Bull, 1978; peran tertentu. Juga melalui games, dongeng, musik
Munandar, 1995). Tingginya harga diri dan dan menyanyi. Selain itu bisa melalui permainan
kepercayaan diri akan menyebabkan individu manipulatif (permainan membentuk), permainan
lebih mantap dalam melakukan pemerkayaan reseptif dengan TV, VCD, computer, dan juga
informasi dan lebih berani berinovasi. Harga dengan permainan ilusi (dengan berfantasi atau
diri dan kepercayaan diri yang tinggi juga berkhayal). Stimulasi mental sangat dibutuhkan
berarti dapat menghargai dan memanfaatkan untuk pengembangan imajinasi dan pemupukan
kesempatan. (c) Memiliki sifat mandiri atau bakat kreatif anak sejak dini, dan stimulasi mental
independen (Kuwato, 1996). Beberapa ahli dapat diberikan dengan menyediakan beberapa
berpendapat bahwa sifat mandiri merupakan media kreatif.
salah satu sifat individu yang dibutuhkan dalam Beberapa hal yang perlu diperhatikan
kreativitas. Sifat ini tumbuh dan berkembang dalam menyediakan media kreatif adalah,
antara lain karena telah dicapainya kuantitas pertama, tidak perlu rumit dan mahal, sebab
dan kualitas bahan pikir yang memadai. Bahan semakin rumit suatu media, semakin kurang
yang memadai akan menambah harga diri dan kelenturan pengembangan imajinasi kreatif
kepercayaan diri dan pada gilirannya akan anak. Kedua, diupayakan dari material yang
memungkinkan tumbuh dan berkembang tahan lama dan tidak mengganggu kesehatan
pribadi yang otonom, perasaan mampu anak. Ketiga, disesuaikan dengan tingkat usia
mengurusi diri sendiri, tidak banyak tergantung anak dan diberi rangsangan agar anak dapat
pada orang lain (Butcher, 1973, Harrington bekerjasama. Keempat, berikan dukungan untuk
& Anderson, 1981). Sifat mandiri berkaitan memperkokoh stimulasi mental yang sehat.
dengan keberanian mengambil resiko atau
berani mencoba, namun salah satu sifat orang Penutup
kreatif adalah kurang suka pada konformitas Tulisan ini diniatkan sebagai bahan untuk
(Butcher, 1973). (d) memiliki sifat asertif memperkaya diskusi tentang pengembangan
(berani berpendapat), sifat ini merupakan kreativitas anak, semoga bermanfaat.
Abstrak,
Dulu kegiatan menulis selalu dipersepsikan sebagai kegiatan yang rumit, sulit dan hanya dapat dilakukan oleh seorang
profesor atau kaum intelektual, sekarang tampaknya tidak lagi. Saat ini telah banyak bermunculan para penulis
cilik dan remaja yang merupakan bukti bahwa kegiatan menulis tidaklah sulit jika kita mampu mengembangkannya
sejak usia dini. Banyak manfaat yang didapat dengan aktifitas menulis sehingga perlu dikembangkan secara optimal.
Bahkan Potensi ini dapat dimunculkan dan dikembangkan sejak usia bayi. Tulisan ini bertujuan menguraikan
bagaimana memotivasi anak dalam mengembangkan potensi menulis
Pendahuluan
Setiap manusia dilahirkan di dunia ini dan mendapatkan penghargaan. Tokoh cilik
memiliki sejumlah kelebihan (potensi) dan itu, di antaranya: Izzati (melalui bukunya kado
kekurangan atau kelemahan. Manusia yang berpikir untuk Umi), Faiz (dengan kumpulan puisinya
positif akan lebih melihat ke arah kelebihan dan untuk bunda dan dunia) dan Aini (buku cerita:
potensi yang dimiliki agar dapat berkembang nasi untuk kakek). Nampaknya potensi menulis
menjadi lebih baik. Bicara tentang potensi dapat dideteksi dan dikembangkan sejak dini.
manusia, nampaknya sulit untuk mengetahui
berapa jumlah atau variasi dan bentuknya. Mulai Manfaat Kegiatan Menulis
dari fisik, kekuatan pikiran (inteligensi, kreatifitas, Gur u sering meng atakan pada
kemampuan khusus: akademis, menulis atau muridnya bahwa menulis adalah berfikir
komunikasi) dan lain-lainnya. Bahkan kelemahan (Levy 2005). Hal menjadikan anak malas
yang dimiliki bisa menjadi sebuah potensi jika untuk melakukannya karena terkesan berat,
mampu dikelola dengan baik. serius dan tidak menyenangkan. Image inilah
Menulis adalah salah satu potensi yang yang harus segera dihapus karena ternyata
sampai saat ini masih dikategorikan sebagai menulis dapat memberikan efek positif
suatu kegiatan yang sulit karena terkesan ilmiah yang banyak sekali (Steven, 2005). Dengan
sehingga tidak banyak orang mau melakukannya. menulis buku harian misalnya seseorang dapat
Padahal bila dicermati, dengan menulis maka mengekspresikan segala perasaan (kebahagiaan
orang bisa menjadi kaya akan informasi karena bahkan kejengkelan). Hal ini merupakan
akan menjadi gemar membaca. Bahkan kegiatan salah satu bentuk terapi untuk mengurangi
menulis, dapat menghasilkan pendapatan (uang). ketegangan pikiran dan perasaan diri.
Kegiatan menulis tidak hanya dilakukan oleh Shaughnessy (2004) menyatakan
seorang profesor, dosen atau orang dewasa. Saat menulis dapat menjadi terapi untuk orang-
ini, sudah terdapat beberapa teladan penulis “cilik” orang yang mengalami depresi, bahkan
yang mampu membuat sebuah karya, buku cerita mencegah depresi karena dengan menulis
bisa melawan kekosongan dan membebaskan apa yang disukai dan tidak disukai oleh mereka).
diri dengan mengekspresikan kegelisahan hati Anak-anak senang dengan sesuatu yang bernuansa
dan pikiran lewat tulisan. Bahkan dapat pula ceria sehingga alat tulis yang hendak diberikan
menjadi pengontrol perilaku, karena setelah sebaiknya berwarna-warni, demikian juga dengan
membaca kejadian-kejadian sebelumnya bisa kertas atau buku, anak-anak suka pada hal-hal yang
jadi dapat menyejukkan hati dan pikiran. lucu dan lebih menyukai sesuatu yang melibatkan
Ide-ide cemerlang dapat terekspresikan fantasinya. Buku-buku bacaan yang dibelikan
tanpa ada rasa malu atau ragu jika dinyatakan seyogyanya memberi kesan mengasyikkan dan
dalam bentuk tulisan. Secara tidak langsung, tetap dalam konteks kegiatan bermain.
kegiatan menulis dapat dijadikan sebagai latihan Bermain juga merupakan persiapan untuk
untuk berkomunikasi dengan diri sendiri, bekerja. Kalau mulanya bermain dilakukan hanya
dengan orang lain. Lambat laun orang yang kaya untuk mencari kesenangan, lambat laun hal ini
akan kata-kata dan berusaha menuliskannya akan berubah. Seiring dengan bertambahnya usia
dalam sebuah karya dapat mengarahkannya dan pembelajaran anak, kegiatan yang dilakukan
untuk dapat berpikir sistematis. Selanjutnya jika untuk kesenangan ini akan memiliki tujuan
kegiatan menulis diasah terus dapat menjadikan lain. Misalnya, penghargaan, prestasi, kompetisi
seorang penulis yang ulung. Baik itu penulis bahkan materi. (Aini 2006)
cerpen, puisi ataupun artikel ilmiah. Kebiasaan
ini tampaknya dapat dikembangkan sejak Memotivasi Anak pada Kegiatan Menulis
anak-anak, sehingga ketika mereka menginjak Peran orangtua sangat penting dalam
remaja, ia siap untuk mengembangkan potensi mengembangkan potensi anak. Usia anak lebih
tersebut. Sudah banyak contoh para expert senang dimotivasi melalui pujian dari pada
dalam suatu bidang, ternyata terdeteksi dan kritikan. Pada anak-anak tertentu, kritikan justru
ditekuni sejak dini. membuatnya rendah diri dan malu sehingga
dapat menghambat potensinya bahkan mungkin
Memahami Dunia Anak ia menjadi tidak ekspresif lagi. Banyak cara yang
Penting untuk dipahami bahwa dunia dapat dilakukan oleh orangtua dalam memberikan
anak adalah dunia bermain. Oleh karena itu motivasi anak.
kegiatan membaca dan menulis misalnya dapat Salah satunya adalah mendokumentasikan
dilakukan sesuai kemampuan anak dengan cara hasil karya dari si anak sehingga ia mengetahui
bermain. Glenn Doman (dalam Aini, 2006) progress atau peningkatan kemampuan yang
mencetuskan ide revolusionernya lewat buku ia miliki. Jika memungkinkan berikan sebuah
How to teach Your Baby to read. menganjurkan agar ruangan khusus bagi anak untuk menempelkan
para bayi atau anak yang diajak menjalankan gambar-gambar yang menurutnya menarik,
kegiatan membaca harus tetap berada dalam menempelkan hasil karyanya atau tempat khusus
keadaan senang, tidak tertekan. Jika terlihat untuk mengkoleksi barang-barang kesukaannya.
tanda-tanda si anak mulai tidak nyaman, maka Berikan ruangan untuk kebebasan berekspresi.
kegiatan tersebut harus segera dihentikan. Mensetting ruangan membaca seperti ruang
Memperkenalkan buku pada anak, bermain.
dapat dilakukan seperti halnya mengenalkan “Bagaimana anak kita sebenarnya mencerminkan
mainan pada anak. Saat ini sudah banyak bagaimana diri kita”. Kalimat ini menuntut orangtua
buku-buku yang cukup kreatif kemasannya khususnya agar dapat menjadi contoh bagi anak-
(buku dikemas seperti mainan atau benda anak. Mengutip kalimat Hernowo (Aini 2006)
tertentu) sehingga bukan suatu masalah yang yang menyatakan anak adalah manusia anti teori,
besar lagi tentang hal ini. Biasakan anak selalu mereka tidak kenal lelah bagai mesin fotokopi
dekat dengan buku dalam aktifitasnya sehingga yang bekerja meniru apa saja yang dilihatnya.
ia sangat familiar dan mungkin juga akan Jika orangtua atau lingkungan sosial sekitarnya
ketagihan dengan buku. senang bergelut dengan buku, menghargai
Selanjutnya bila ingin memfasilitasi buku (menyampulnya, menatanya dengan rapi,
potensi menulis, maka terlebih dahulu harus mengkoleksinya dengan baik) maka anak-anak
memahami kondisi psikologis anak (hal-hal juga akan berusaha demikian. Sebaiknya anak
juga dilibatkan ketika melakukan kegiatan yang koran, jika hasil karyanya dimuat maka pasti
berhubungan dengan buku, misalnya mensampul ia akan merasa senang dan bangga. Dapat
buku, jalan-jalan ke toko buku bersama, biarkan juga mendorongnya mengikuti berbagai
ia melihat dan memilih buku-buku yang mereka lomba sebagai lahan kompetisi untuk bersikap
sukai. sportivitas dalam memahami kemenangan
Selain itu, tunjukkan arti penting buku, dan kekalahan, disamping dapat menambah
dengan cara mendiskusikannya, menceritakan pengalamannya melihat karya-karya orang
kriteria buku yang bagus, menganalisis atau lain. Bahkan jika anak sudah nampak serius
mengkritisi buku. Di samping itu, jadikan buku dengan kegiatan ini tapi tampaknya potensinya
sebagai kado dihari istimewanya. Atau ketika kurang optimal maka sebaiknya diarahkan
bepergian keluar kota. Jangan lupa oleh-oleh untuk mengikutkannya dengan kegiatan kursus
untuk sikecil selain mainan atau makanan juga menulis.
buku. Ajarkan anak untuk menabung dan Namun demikian yang perlu diingat
membeli buku sendiri. Ketika akan melakukan adalah jangan sampai orangtua “kebablasan”
aktivitas perjalanan jauh, nampaknya juga harus dalam menyalurkan potensi anak yakni tidak
membawa bekal buku dengan topik-topik ringan terasa mengeksploitasinya karena ternyata
dan menyenangkan. anak dapat banyak menghasilkan keuntungan
dibidang finansial.
Menggali Kreatifitas Anak
Menggali kreativitas anak, orangtua dapat Mengenali Tahapan Usia Dini dalam
melakukan dengan sekreatif mungkin, misal Berkreasi
bikin mading di rumah dengan menempelkan Aini (2006) menyatakan bahwa
hal-hal yang lucu, menarik dan berkaitan dengan menumbuhkan potensi anak adalah perjalanan
anak-anak. Bahan bisa dari orangtua maupun dari panjang sehingga cukup melelahkan karena
anak-anak sendiri. Bahan sebaiknya disesuaikan menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran kita.
dengan minat si anak. Misalnya ia suka sepak bola, Namun sebaiknya bagi orangtua memilih untuk
berikan gambar-gambar atau benda-benda yang capek di depan (memulai ketika anak pada
berkenaan dengan sepak bola. saat usia dini) dari pada ketika mereka sudah
Ketika anak-anak lagi asyik membaca besar. Berikut ini tahapan-tahapan yang dapat
sebaiknya jangan diganggu. Jika orang tua memiliki dilakukan orantua dalam memupuk minat baca
waktu yang cukup waktu ajak anak diskusi tentang tulis agar berkembang optimal:
isi buku, sangat mungkin anak akan menjadi a. Usia 0-3 bulan, Bahasa buku dapat
ketagihan dengan aktivitas membaca. Selanjutnya diperdengarkan melalui lisan. Pada tahap
arahkan anak dengan kegiatan menulis. Kegiatan usia ini merupakan awal yang bagus
menulis dapat dimulai dengan membiasakan ia untuk melatih konsentrasi anak dalam
menceritakan perasaan atau pikirannya melalui memerdengarkan perkataan.
selembar kertas dengan pena atau pensil warna b. Usia 3-6 bulan, perkenalkan fisik buku,
agar lebih menarik. Selanjutnya dapat dilatihkan beri kesempatan mereka untuk memegang,
si anak menuliskan cerita yang pernah ia dengar, jangan risau bila mereka meremas atau
lihat atau baca, fantasi atau ide-idenya. Hal ini menggigitnya. Adapun jenis bukunya,
mengajarkan anak untuk sistematis dalam berpikir intinya adalah membuat bayi familiar
dan mengexpresikan dalam tulisan. orangtua juga dengan buku. Buku bisa dipersepsikan
perlu merangsang keingintahuan anak, dengan oleh anak sebagai mainan.
cara memberikan suasana yang beda sehingga ia c. Usia 6-9 bulan, pada usia ini bayi mulai
akan merasa asing dan banyak bertanya. Sebaiknya cenderung memperhatikan tampilan
juga, pertanyaan anak tidak semua dijawab, beri visualisasi yang tajam dan warna-warna
kesempatan juga ia mencari jawaban sendiri. yang atraktif. Jadi buku yang memiliki
Jika anak tampak mulai tertarik, serius visualisasi yang tajam dan warna-warni
dengan aktivitas menulis, orangtua dapat yang atraktif cenderung diminati oleh
mengarahkan misalnya dengan membantu anak.
mengirimkan hasil karyanya ke majalah atau d. Usia 9 -12 bulan, bayi senang mengambil
benda-benda yang ia minati. Berikan memiliki kalimat yang ditulis berulang, sehingga
stimulasi: banyak buku di beberapa anak dapat menebak isi selanjutnya. Jangan risau
tempat. Jika ia memberikan buku itu jika buku tersebut disobek.
kepada kita, maka bacakanlah buku itu g. Usia 2,5 - 4 tahun, pada usia ini sebagian anak
untuknya. Sebagian bayi mengulangi bunyi sudah bisa membaca bahkan menulis. Fasilitasi
yang kita perdengarkan. sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
e. Usia 12 - 15 bulan, berikan kertas kosong anak. Pilihkan buku-buku yang bergizi. Untuk
dan mengajaknya menggoreskan alat tulis membuat anak tetap termotivasi menulis atau
di atas kertas tersebut. Jangan risau jika menggambar, ada baiknya memajang karya
mereka menyobek atau menggigitnya. anak.
f. Usia 1,5 - 2,5 tahun, buku-buku bergambar
dengan tulisan mengenai gambar tersebut
menarik minat anak. Buku-buku tersebut
Penutup
Anak adalah amanah, mengembangkan potensi mereka merupakan sebuah kewajiban sebagai
orangtua. Kegiatan menulis merupakan salah satu alternatif kegiatan yang nampaknya sulit dilakukan
namun ternyata dapat dilakukan jika dibiasakan sejak dini. Banyak sekali manfaat positif yang didapat
diperoleh jika kegiatan menulis dikembangkan. Satu hal yang harus tetap diingat, jangan pisahkan
aktivitas ini dari dunia anak yang utama, yaitu bermain.
Daftar Pustaka
Herwono.2006.Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Membuat Buku. Bandung: Mizan Learning
Center.
Shaughnessy, S. 2004. Berani Ekspresi: Aku Bisa Menulis, Buku Meditasi untuk Para Penulis. Bandung:
Mizan Learning Center.
Stevens, C. 2005. Buku Hatiku; Kiat-Kiat Mengasyikkan dalam Memanfaatkan dan Mengisi Catatan Harian.
Bandung: Mizan Learning Center.
Abstract, Kebutuhan masyarakat terhadap program keterampilan sedapatnya berpihak kepada kebutuhan dan
potensi wilayah masyarakat itu bermukim dan mencari nafkah. Program keterampilan selama ini dilaksanakan
masih kurang menyentuh kepada kebutuhan masyarakat. Sasaran terutama tujuan dan tuntunan dalam penerapan
keterampilan yang berpihak pada potensi alam yang dapat digunakan dan diolah secara berkesinambungan serta
berkelanjutan belum terjamah. Tuntunan kompetensi dalam penerapan kecakapan hidup (life skill) adalah hal
yang sangat dibutuhkan saat ini dan merupakan pedoman dalam berusaha dan berbuat ke arah yang lebih baik
lagi dengan melihat pencapaian pengetahuan bermatapencaharian, peningkatan perekonomian masyarakat dan
perbaikan sistem keterkaitan emosional melalui pemahaman fungsi sosial masyarakat. Peningkatan keterampilan
masyarakat melalui program life skill lebih diarahkan pada bagaimana masyarakat dapat menciptakan lapangan
kerja melalui potensi wilayah dimana mereka bermukim dan bermatapencaharian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kebutuhan masyarakat terhadap
program-program keterampilan sedapatnya dan fleksibel.
berpihak kepada kebutuhan dan potensi
wilayah masyarakat itu bermukim dan Peningkatan Keterampilan Masyarakat
mencari nafkah. Program keterampilan Kajang Melalui Pendidikan Keterampilan
selama ini dilaksanakan masih kurang Kekerabatan mer upakan salah satu
menyentuh kepada kebutuhan masyarakat. g ambaran dalam melihat sisi sosial
Sasaran terutama tujuan dan tuntunan dalam kemasyarakatan dalam melestarikan adat
penerapan keterampilan yang berpihak istiadat melalui keterampilan, pendidikan
pada potensi alam yang dapat digunakan moral serta menciptakan lapangan kerja
dan diolah secara berkesinambungan serta melalui potensi wilayah dimana mereka
berkelanjutan. Tuntunan kompetensi dalam bermukim dan bermatapencaharian sebagai
penerapan kecakapan hidup (life skill) adalah bahan acuan atau pun landasan dalam
hal yang sangat dibutuhkan saat ini dan berbuat secara mandiri dan berkelanjutan.
merupakan pedoman dalam berusaha dan Bila program pendidikan non formal dapat
berbuat ke arah yang lebih baik lagi dengan menyelaraskan konsep di atas maka tentunya
melihat pencapaian pengetahuan bermata akan lebih mempermudah tercapainya tujuan
pencaharian, peningkatan perekonomian pendidikan non formal yaitu meningkatkan
masyarakat dan perbaikan sistem keterkaitan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sasaran
emosional melalui pemahaman fungsi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat. Dalam kaitan tersebut hidupnya.
peningkatan keterampilan masyarakat melalui
program life skill lebih diarahkan pada B. Tujuan
bagaimana masyarakat dapat menciptakan Keterampilan Masyarakat Kajang Melalui
lapangan kerja melalui potensi wilayah dimana Prog ram Pendidikan Keterampilan
mereka bermukim dan bermatapencahrian. Kekerabatan adalah ;
Oleh karena itu PNF menyesuaikan program 1. M e m b e r i k a n g a m b a r a n s e r t a
kegiatannya dengan mengembangkan potensi metode penyelenggaraan pendidikan
wilayah sasaran sesuai sifat PNF yang luwes
adalah hal yang terlahir dari Pasang. Sehingga berada dalam aturan adat dan dijalankan
dapat dikatakan bahwa ideologi pokok atau penganutnya serta dipertahankan sebagai
pandangan hidup manusia Kajang adalah dimensi kehidupan dan kebudayaan
bertumpu dan berpijak secara keseluruhan yang memiliki nilai – nilai dalam sosial
pada Pasang. Sekali lagi, Pasang merupakan masyarakat. Sistem sosial dalam Pasang
ketakjuban yang monumental dari falsafah tidak begitu detail dalam menjelaskan
turunan yang disyiarkan Ammatoa. Pasang relevansi pembahasannya, misalnya sistem
menjadi ajaran yang tercermin dalam perilaku kekerabatan, sistem perkawinan dan
dan hubungan manusia terhadap alam sistem lainnya hanya dikemukakan secara
yang melingkupinya baik secara individu umum. Akan tetapi dalam pranata lainnya
maupun kelompok. Hal ini teraktualisasi terutama sistem formal kelembagaan
pada kehidupan Ammatoa yang memangku diatur sedemikian rupa dan bertitik tolak
pucuk kepemimpinan yang lebih sederhana pada fungsi dan peranan masyarakat adat
sebagai pemilik Pasang. dalam memahami struktur sosial secara
B. Simbol Komunitas Tanah Adat lembaga adat Kajang.
Istilah Kajang memiliki dua arti yang D. Pasang dan Peran Lembaga Adat
berbeda. Kajang sebagai sebuah wilayah Sistem kelembagaan dalam masyarakat
kecamatan dan Kajang dalam konteks adat nampaknya lebih pada fungsi politik
Pasang. Dalam konteks Pasang Kajang terdiri ketimbang fungsi sosialnya. Maksudnya
dari Ilalang Rabbang atau Lalang Bata adalah lembaga sosial adalah kemampuan
dimana bermukimnya kekuatan/kawasan pemangku adat untuk dapat memikirkan
adat dengan simbol pakaian yang serba hitam kesejahteraan masyarakatnya. Dalam
yang melambangkan kesederhanan (butta kenyatannya, lembaga sosial dalam Pasang
kamase-masea) yang memegang teguh prinsip lebih menonjolkan fungsinya sebagai
dan warisan Pasang, sedangkan dalam konteks lembaga pemerintahan dan lembaga
pantarang rabbang adalah pengertian dimana di politik. Struktur kelembagaan yang
dalamnya dihuni oleh masyarakat distrik atau diatur dalam Pasang mempunyai pucuk
yang lebih dikenal dengan nama kecamatan pimpinan tertinggi yaitu Ammatoa,
yang melingkupi masyarakat Kajang secara kemudian di bawah Ammatoa terdapat
keseluruhan. sejumlah aparat yang tergabung dalam
C. Pola Interaksi Sosial suatu lembaga. Sebutlah pertalian adat
Dalam tradisi masyarakat Kajang Asli, limaya, karaeng tallua, ada buttayya dan
interaksi sosial hadir sebagai realisasi dari sejumlah aparatur lainnya.
Pasang. Pasang sebagai sistem sosial bermakna
sebagai paham yang kekal dan senantiasa
yang paling utama digariskan dalam ajaran yang menjadi landasan dalam pembinaan
Pasang yaitu kejujuran. Sebuah konteks komunitas maupun keluarga. Bila dilihat
yang disebutkan “Lambusu’nuji nu karaeng” dari pendidikan keterampilan, yang
yang artinya sebab kejujuranmu maka terbentuk adalah pembiasaan yang telah
engkau penguasa, sungguh sangat dalam dilakukan secara turun temurun yang
makna filosofi Pasangnga ri Kajang. Ini menjadi warisan keluarga dalam bekerja
menunjukkan kekuasaan di Kajang berangkat dan berketerampilan.
dari kemurnian hati untuk berbuat dan Tenaga pendidik pada pembentukan pola
melindungi rakyatnya. Hal yang paling pendidikan keterampilan kekerabatan yang
menonjol dalam budaya Kajang tergambar dimaksudkan adalah peran salah satu dan
dalam pola hidup pemimpinnya (Ammatoa). atau beberapa orang dalam lingkungan
Pola yang amat sederhana, pemimpin keluarga yang mempunyai keterampilan
adat rela lebih miskin dari pada rakyatnya. dan diwariskan/diajarkan pada keturunan
Mendahulukan kepentingan rakyat daripada berikutnya sebagai bekal dalam menjaga
kepentingan pribadi, dan begitupun dengan dan meneruskan pembiasaan dalam
jaminan hidup rakyatnya telah diatur dalam lingkungan keluarganya.
Pangnganreangna I Amma lahan sawah yang 1. Orang tua
diberikan kepercayaan kepada tiap Ammatoa Peran orang tua dalam pendidikan
dalam periodenya dan untuk kehidupan keterampilan kekerabatan lebih
rakyatnya nanti. pada fungsinya sebagai pendidik
dalam menerapkan dan mengajarkan
Hal kedua dalam laku sosial masyarakat keterampilan yang mereka miliki.
Kajang adalah sabar,. terutama bagi seorang Penerapan pembelajaran yang
pendidik, hingga istilah ini melekat dalam dilakukan lebih pada aplikasi
pesan “Sabbara’nuji nu guru” yang berarti langsung dengan bahan dan alat
lantaran kesabaranmu maka engkau menjadi yang dipergunakan dalam melakukan
guru atau pendidik. Maksudnya seorang kegiatan pembelajaran, sehingga
pendidik harus memiliki sifat tabah dan transfer keterampilan dilakukan secara
sabar, sebab mendidik membutuhkan praktis pada anggota keluarga yang
keuletan dan kesabaran. dianggap mampu untuk melakukan/
melanjutkan keterampilan tersebut.
Orang tua sebagai tenaga pendidik
POLA PENDIDIKAN KEKERABATAN dalam pola pendidikan keterampilan
A. Tenaga Pendidik kekerabatan pada masyarakat Kajang
Pola pendidikan keterampilan kekerabatan tidak hanya memberikan bekal
adalah suatu proses pembelajaran keterampilan keterampilan saja, namun tata cara
yang dilakukan secara turun-temurun melalui dalam proses pekerjaan dimaknai
pembiasaan kegiatan dalam suatu pertalian sebagai bagian pengembangan sikap
kedekatan antar teman, tetangga, famili dan selalu sabar, telaten dan konsisten
lingkungan keluarga (antara anak dan orang (istilah ini melekat dalam Pasang “
tua). Pembatasan pada kekerabatan bertujuan Sabbaranu’ji nu guru” yang berarti
untuk menggali tenaga pendidik dalam pola lantaran kesabaranmu maka engkau
pendidikan keterampilan kekerabatan yang menjadi guru). Sehingga peran
terdekat antara orang tua dan anak dalam orang tua pada masyarakat Kajang
struktur pertalian lingkungan keluarga. sebagai pendidik mengandung makna
Pendidikan/pembelajaran pada masyarakat teramat penting dalam menumbuhkan
Kajang berpegang teguh pada prinsip Pasang kecintaan anak terhadap keterampilan
Bagan 1. Skema/Struktur
Proses Pembelajaran Keterampilan Suku Kajang
disebut daun tarung kemudian yang diajarkan kepada anak mereka telah
direndam cukup lama sehingga mencapai hasil yang mereka inginkan.
akan berwarna hitam pekat. Pola penilaian ini bertujuan pula untuk
Sebelum proses penenunan, membimbing perilaku anak sebagai
benang direndam dalam bahan peserta didik dalam hal melatih kesabaran,
pewarna kemudian dikeringkan telaten dalam bekerja dan bersifat jujur
dengan cara dijemur. dalam menjalankan tugasnya, sehingga
2) Jenis benang yang digunakan dalam penilaian hasil keterampilan telah
adalah katun yang terbuat dari mengandung unsur pendidikan dalam
serat kapas. Dahulu masyarakat bentuk keterampilan dan penanaman
Kajang membuat benang dengan tingkah laku yang baik pada anak-anak
cara memintal serat-serat kapas mereka.
sehing g a menjadi benang. Pe n i l a i a n p a d a p e n d i d i k a n
Namun untuk sekarang cukup keterampilan kekerabatan yang dilakukan
membeli benang dengan jenis oleh masyarakat Kajang lebih diarahkan
katun tersebut. pada bentuk penilaian yang menekankan
3) Pemintalan benang dilakukan penguasaan keterampilan pertenunan
dengan menggunakan sebagai warisan budaya dengan mengacu
peng gulung benang guna pada adat istiadat yang dipegang oleh orang
mencegah terjadinya kusut pada tua sekaligus membentuk perilaku yang
benang, lalu benang yang telah santun berdasarkan ajaran Pasang melalui
diwarnai tersebut kemudian penerapan sikap jujur, sabar, konsisten,
dipasang pada alat tenun. tenggang rasa dan siri’ (rasa malu),
sehingga penilaian hasil keterampilan lebih
D. Penilaian Hasil Belajar pada pembentukan karakter anak setelah
Penilaian hasil belajar peserta didik mereka beranjak dewasa.
(anak) dilakukan selama mengikuti Beberapa syair kalimat dalam norma
pembelajaran keterampilan, dan pola dan prinsip monumental sebagai pesan
penilaian tidak terstruktur seperti halnya moral dalam kehidupan masyarakat
pada pendidikan formal. Penilaian hasil Kajang :
belajar yang dilakukan oleh orang tua
terhadap anak sebagai peserta didik lebih Lambusu’nuji nu karaeng
mengarah pada penilaian proses dalam Karena jujurmu maka engkau
bentuk bimbingan kegiatan keterampilan penguasa
pertenunan dan fungsi evaluasi dilakukan Accidong ri tanah eso’
melalui pendampingan langsung terhadap Bertahan dan tetap pada posisi
jalannya keterampilan tersebut. karena
jujurmu.
1. Penilaian Hasil Keterampilan Akkambiang ri cinaguri
Penilaian hasil keterampilan oleh Orang jujur di lindungi Tuhan
orang tua sebagai tenaga pendidik dalam Sabbara’nuji nu guru
masyarakat Kajang melalui keterampilan Lantaran kesabaranmu engkau
pertenunan lebih diarahkan pada menjadi pendidik
kemampuan peserta didik (anak) guna Gattangnuji nu ada’
menghasilkan selembar kain dari hasil Karena ketegasanmu engkau menjadi
keterampilan yang diajarkan, sehingga pemimpin adat
orang tua menganggap bahwa apa Sallu ri ajoa
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill education). Alfabet. 2004. Bandung.
Depdiknas. Naskah Akademik. Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender. 2004. Jakarta.
Dermawan, I. Mukriany. Pedoman Pendidikan Kecakapan Hidup Masyarakat Pesisir dan Pulau
Terpencil. BPPNFI Regional V. 2006. Makassar.
Katu,M,A. Tasawuf Kajang. Pustaka Refleksi. PT. Pustaka Nusantara Padaidi. 2005.
Margaretha,E. Firmanto,A. Hasbi W. Custom Area of Tanah Toa. Gerbang, Majalah
Pendidikan. 2004
Abstrak
Sebagai tenaga kependidikan PNF yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan, minimal harus mampu
menjadi edukator, manajer, administrator, supevisor, leader, innovator dan motivator (EMASLIM)
dalam penyelenggaraan pembelajaran penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan pada SKB Ujungpandang dan kinerja penyelenggara. Penelitian ini disusun dengan
menggunakan metode deskriptif. Pengambilan data melalui angket dan wawancara. Populasi penelitian
adalah penyelenggara pendidikan kesetaraan pada SKB Ujungpandang Tahun 2007 sebanyak 11 orang
dan merupakan sample total. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebanyak 11 kelompok belajar
pendidikan kesetaraan yang terdiri dari; Paket A setara SD/MI sebanyak 3 (tiga) kelompok, Paket B
setara SMP/MTs sebanyak 6 (enam) kelompok dan Paket C sebanyak dan 2 (dua) kelompok Hasil
penelitian dan kesimpulan yang diperoleh bahwa sebanyak 11 (sebelas) kelompok belajar pendidikan
kesetaraan dikelola dengan baik oleh tenaga kependidikan pada SKB Ujungpandang tahun 2007.
Hasil analisis data ditemukan bahwa kinerja pengelola program pendidikan kesetaraan pada SKB
Ujungpandang dengan indikatornya adalah sebagai educator, sebagai administrator, sebagai supervisior
dan sebagai motivator dilaksanakan dengan baik oleh pengelola program pendidikan kesetaraan dengan
prosentase kinerja sebanyak 71,59 % tugas pokok yang dilaksanakan dalam pengelolaan program
pendidikan kesetaraan, berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan pada penelitian ini.
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional sedang mengalami sebagai peningkatan kualitas pendidikan dan
berbagai perubahan yang cukup mendasar, pengembangan sumber daya manusia (SDM).
terutama berkaitan dengan UU Sisdiknas, Dewasa ini dunia pendidikan kita masih
manajemen dan kurikulum, yang diikuti diperhadapkan pada tiga tantangan besar,
oleh perubahan-perubahan teknis lainnya. sebagaimana yang dikatakan oleh Yulaelawati
Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat (2006) bahwa: “...pendidikan nasional masih
memecahkan berbagai permasalahan pendidikan, diperhadapkan pada beberapa permasalahan
baik masalah-masalah konvensional maupun yang menonjol yaitu; (1) masih rendahnya
masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan pemerataan memperoleh pendidikan; (2)
hadirnya ide-ide baru (masalah inovatif). Selain masih rendahnya relevansi pendidikan dan;
itu, diharapkan terciptanya iklim yang kondusif 3) masih lemahnya manajemen pendidikan, di
samping belum terwujudnya kemandirian dan oleh para tenaga kependidikan, sesuai dengan peran
keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi dan fungsinya masing-masing. Mulai dari level
dikalangan akademis” makro sampai dengan level mikro, tidak terkecuali
Dari berbagai permasalahan tenaga kependidikan pendidikan kesetaraan.
pendidikan yang ada dan dirasakan selama ini, Pada pendidikan kesetaraan terdapat dua elemen
pemerintah dengan serius membenahi semua yang paling berperan dan sangat menentukan
lini penyelenggaraan pendidikan, terbukti kualitas pendidikan; yakni penyelenggara dan
dengan disahkannya UU RI No. 20 Tahun tutor. Dalam perspektif globalisasi, otonomi
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, daerah dan desentralisasi pendidikan serta untuk
yang merupakan suatu pengejawantahan dari menyukseskan manajemen penyelenggaraan,
sebahagian agenda reformasi. Perubahan dan kurikulum. Penyelenggara adalah sebagai
mendasar yang dicanangkan dalam Undang- top manajer yang merupakan figur sentral bagi
undang Sisdiknas tersebut antara lain adalah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan yang
demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, ada di lingkungan tempat penyelenggaraannya.
peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan
kesetaraan dan keseimbangan jalur pendidikan, dalam perubahan-perubahan yang dilakukan
dan peserta didik. Perubahan mendasar dan diharapkan, perlu dipersiapkan tenaga
yang termaktub dalam Undang-undang kependidikan yang professional, yang mau dan
Sisdiknas menyangkut demokratisasi adalah mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan,
kebebasan dari seluruh warga masyarakat serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan
untuk menyelenggarakan dan mengikuti perubahan yang dilakukan secara efektif dan
pendidikan. Namun demikian perubahan efesien.
tidaklah serta-merta dapat dilaksanakan untuk Berdasarkan pengamatan di beberapa
memenuhi seluruh tuntutan dan keinginan dari daerah penyelenggaraan pendidikan kesetaraan;
masyarakat untuk memperoleh pendidikan, khususnya penyelenggaraan program Paket
terutama yang berkaitan dengan pendidikan A, Paket B dan Paket C, menunjukkan bahwa
formal. Oleh karena itu dalam Undang-undang masih banyak penyelenggara yang belum mampu
sisdiknas tersebut ditegaskan bahwa untuk menjalankan tugas pokok yang diembannya
memenuhi aspirasi pendidikan masyarakat, dengan baik dan bahkan cenderung menjalankan
maka pemerintah menyelenggarakan tiga (3) tugasnya hanya mengikuti konteks teoritis, tanpa
bentuk pendidikan yang ada; yakni pendidikan mampu melaksanakan kegiatan dengan penuh
formal, nonformal dan informal. Untuk kreatifitas dan inovasi yang tinggi, padahal
melayani pendidikan masyarakat yang tidak penyelenggaraan pendidikan kesetaraan harus
sempat mengikuti pendidikan formal, maka mampu menciptakan inovasi-inovasi pendidikan
pemerintah menyediakan bentuk pendidikan yang non tex book agar tenaga pendidik dan
umum yang berlangsung di luar sistem kependidikan lainnya serta warga belajar dapat
persekolahan dan dikenal dengan istilah termotivasi dalam mengikuti dan melaksanakan
pendidikan kesetaraan. pembelajaran.
Pe n d i d i k a n Ke s e t a r a a n a d a l a h Untuk menjadi penyelenggara pendidikan
salah satu solusi dan garda terdepan untuk kesetaraan tidaklah semudah menjadi kepala
memecahkan sebahagian masalah pendidikan sekolah pada pendidikan formal, sebab pendidikan
nasional tersebut. Namun demkian, pendidikan kesetaraan membutuhkan jiwa pengabdian yang
kesetaraan sebagai pendidikan yang baru tinggi serta semangat kerja tanpa pamrih yang
populer di tengah-tengah masyarakat tidak dilandasi dengan motivasi yang tinggi pula.
terlepas pada permasalahan-permasalahan Menjadi penyelenggara pendidikan kesetaraan
khusus, terkait sosialisai penyelenggaraan, yang professional, banyak hal yang harus
pendidik dan tenaga kependidikan, kualitas dan dipahami, banyak masalah yang harus dipecahkan,
profesionalisme penyelenggaraan pendidikan dan banyak strategi yang harus dikuasai. Hal-
kesetaraan serta berbagi masalah lainnya. hal yang dimaksudkan adalah menyangkut
Perubahan-perubahan tersebut di atas, pengetahuan dan keterampilan penyelenggara,
menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan terutama yang berhubungan dengan pengetahuan
secara akademik mengenai penyelenggaraan serta menyatu dalam diri pengelola yang
pendidikan nonformal dan pendekatan pendidikan professional. Pengelola yang demikian akan
orang dewasa, pengetahuan tentang kebijakan- mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
kebijakan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan, paradigma baru pendidikan kesetaraan.
serta pengalaman-pengalaman yang berkenaan Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
dengan pemberdayaan masyarakat dalam rangka dapat dipertanyakan tentang bagaimana kinerja
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. penyelenggara pendidikan kesetaraan. Oleh
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang karena itu dipandang perlu untuk mengadakan
dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. penelitian tentang kinerja penyelenggara
Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi pendidikan kesetaraan, khususnya pada SKB
seberapa banyak mereka memberi konstribusi Ujungpandang tahun 2007.
kepada organisasi atau lembaga (Mathis, Jackson.
2002:78). Produktivitas kerja yang rendah METODE
antara lain disebabkan oleh rendahnya etos Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
kerja dan disiplin, salah satu indikator dari kerja Sang gar Kegiatan Belajar (SKB)
masalah ini adalah masih rendahnya mutu luaran Ujungpandang Kota tahun 2007. Penelitian ini
pendidikan kesetaraan, baik dari segi kualitas menggunakan metode deskriptif. Pengambilan
maupun kuantitas yang dapat dicapai oleh data melalui angket dan wawancara. Populasi
peserta didik. Terlebih lagi jika dilihat dari mutu penelitian ini adalah sebanyak 11 (sebelas)
akademik serta partisipasinya dalam kehidupan orang penyelenggara pendidikan kesetaraan
untuk memecahkan berbagai persoalan dalam yang terdiri dari pengelola program Paket A
masyarakat dan bahkan tidak jarang dari peserta sebanyak 3 (tiga) orang, Paket B sebanyak 6
didik hanya mampu memperlihatkan sertifikatnya (enam) orang dan Paket C sebanyak 2 (dua)
sebagai luaran pendidikan tertentu dan menjadi orang.
sumber masalah dalam masyarakat. Dengan Analisis data yang dipergunakan adalah
demikian diperlukan etos kerja yang baik bagi analisis kualitatif dengan prosentase kinerja.
pengelola pendidikan dan perlunya menumbuhkan Terkait dengan itu, penelitian kualitatif ini
budaya mutu di lingkungan pendidik dan tenaga berlangsung sejak pertama kali terjun ke
kependidikan. lapangan sampai ketika pengumpulan data di
Pengelola diksetara profesional dalam lapangan telah dianggap memuaskan. Oleh
paradigma baru manajemen pendidikan akan karena itu sejumlah fakta-fakta yang diperoleh
memberikan dampak positif dan perubahan di lapangan (informasi verbal, hasil angket
yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem maupun dokumentasi) dikumpulkan dengan
pendidikan. Dampak tersebut antara lain terhadap cara menuliskan, mengedit, mengklasifikasi,
efektifitas pendidikan, pengorganisasian diksetara mereduksi dan kemudian dilanjutkan dengan
yang kuat, pengelolaan tenaga tutor yang efektif, pengujian.
budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas Berdasarkan asumsi di atas, maka data
dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga yang sifatnya kualitatif terutama hasil angket,
di lingkungan pembelajaran dan masyarakat wawancara dan observasi lapangan diolah
sekitarnya, kemauan untuk berubah, evaluasi dan secara kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian.
perbaikan berkelanjutan, responsif dan antisipatif Prosentase kinerja dapat dikategorikan sebagai
terhadap kebutuhan, akuntabilitas dan pencitraan berikut:
publik. - 0 - 20 % : Sangat kurang
Sebagai tenaga kependidikan PNF yang - 21 - 40% : Kurang
menyelenggarakan pendidikan kesetaraan, - 41 - 60% : Cukup
minimal harus mampu menjadi edukator, manajer, - 61 - 80% : Baik
administrator, supervisor, leader, innovator dan - 81 - 100% : Sangat Baik
motivator (EMASLIM) dalam penyelenggaraan Setelah pengolahan data dilakukan
pembelajaran. Fungsi dan tugas tersebut di atas analisis secara kualitatif dengan menggunakan
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, pendekatan deskriptif kualitatif, artinya hasil
karena saling terkait dan saling mempengaruhi penelitian dipaparkan untuk mencocokkan
teori yang ada hubungannya dengan judul kesetaraan dapat terlihat pada produktivitas kerja.
penelitian ini. Analisis yang digunakan tetap Produktifitas dalam dunia pendidikan berkaitan
mengacu pada kondisi kinerja pengelola dengan keseluruhan proses perencanaan,
program pendidikan kesetaraan di lapangan. penataan dan pendayagunaan sumberdaya untuk
merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif
HASIL DAN PEMBAHASAN dan efesien. Produtivitas individu dapat dinilai dari
apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam
Pengelola pendidikan kesetaraan kerjanya, yakni bagaimana ia melakukan pekerjaan
sebagaimana dalam PP No. 19 Tahun 2005, atau unjuk kerjanya. Dalam hal ini, produktivitas
dinyatakan pada pasal (35) ayat (1) butir dapat ditinjau berdasarkan tingkatannya dengan
(f) dijelaskan bahwa yang termasuk tenaga tolok ukur masing-masing yang dapat dilihat
kependidikan pada Paket A, Paket B, dan dari kinerja tenaga kependidikan. Kinerja atau
Paket C adalah sekurang-kurangnya terdiri atas performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja,
pengelola kelompok belajar, tenaga administrasi pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja
dan tenaga perpustakaan. Kenyataan empiris atau unjuk kerja LAN, 1997 dalam (Mulyasa,
menunjukkan bahwa pengelola program 2006).
pendidikan kesetaraan yang memiliki peranan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan di
penting adalah pengelola yang berfungsi sebagai SKB Ujungpandang tahun 2007 dapat dinyatakan
manajerial penyelenggaraan. Oleh karena produktif ditinjau dari kualitas pengelolaan,
itu yang dimaksud dengan pengelola adalah sebagaimana hasil kinerja berdasarkan tugas
orang yang melaksanakan fungsi manajerial pokok yang dilaksanakan oleh pengelola. Namun
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. disisi lain indikator-indikator lain yang dianggap
Lebih lanjut dalam PP No. 19 Thn 2005 berpengaruh terhadap kinerja pengelola belum
pasal 35 ayat 2 dinyatakan bahwa standar untuk dikaji pada penelitian ini, antara lain tingkat
semua jenis tenaga kependidikan sebagaimana motivasi kerja dan kemampuan.
dimaksudkan pada ayat (1) dikembangkan Instrumen penelitian berupa wawancara,
oleh BSNP dan ditetapkan oleh Peraturan angket yang dikembangkan oleh Mulyasa (2006).
Menteri. Pada penelitian ini, ditemukan standar Kinerja pengelola program pendidikan kesetaraan
kualifikasi tenaga kependidikan pendidikan sebagai edukator, administrator, supervisor dan
kesetaraan sebagai pengelola program adalah; sebagai motivator diperoleh sebagai berikut;
dari sebelas (11) orang pengelola program, 1. Sebagai Edukator
tiga (3) orang yang memiliki kualifikasi SMA Pengelola program diksetara sebagai
dan Diploma atau sebanyak 27,27% dan yang edukator pendidikan luar sekolah adalah
berkualifikasi Strata Satu (S1) sebanyak 8 orang kemampuan pengelola dalam mempersiapkan
atau 72,73%. perencanaan penyelenggaraan pendidikan
Pen yelen g g a r a a n p en didika n kesetaraan. Dari hasil analisis kinerja
kesetaraan pada Sanggar Kegiatan Belajar pengelola, ternyata ditemukan bahwa rata-
(SKB) Ujungpandang tahun 2007 terlaksana rata pengelola memperoleh nilai Delapan
sebagaimana yang diharapkan, ditinjau dari Puluh Tiga (83) dari seluruh item pertanyaan
indikator kualifikasi pengelola, volume kegiatan seputar tugas pengelola sebagai edukator
dan sumber pendanaan. Kualifikasi pendidikan atau sekitar 75,45%. Hasil ini menunjukkan
bagi pengelola dapat dianggap cukup terstandar, bahwa terdapat deskrapansi kinerja sebesar
yakni rata-rata memiliki kualifikasi sarjana. 24,55% dari 100% kinerja yang diharapkan.
Volume kegiatan sebanyak sebelas (11) Namun demikian kategori kinerja pengelola
kelompok belajar yang terdiri dari program program pendidikan kesetaraan ditinjau
Paket A, Paket B dan Paket C, sedangkan dari tugasnya sebagai edukator berada pada
sumber dananya berasal dari Dinas Pendidikan kategori “baik”. Kinerja tersebut dapat
Tingkat 1 dan 2, serta dana penyelenggaraan lagi ditingkatkan hingga mencapai kategori
pengkajian pendidikan kesetaraan dari BPPLSP sangat baik.
Regional V Makassar tahun 2007.
Kinerja pengelola program pendidikan 2. Sebagai Administrator
Tugas pengelola sebagai administrasi yang motivator, berada pada kategori “baik”.
meliputi: membuat buku induk, papan Namun demikian, terdapat deskrapansi
nama kelompok belajar, membuat buku kinerja sebesar 36,36% dari 100% kinerja
tamu, daftar inventaris barang, agenda surat yang diharapkan. Kinerja pengelola
masuk dan keluar serta pembuatan laporan program pendidikan kesetaraan yang telah
penyelenggaraan. Kesemua hal tersebut dideskripsikan di atas, dapat dilihat pada
di atas dilaksanakan dengan baik oleh rekapitulasi hasil kinerja sebagai berikut:
pengelola program pendidikan kesetaraan
sebagai tenaga kependidikan, dengan hasil Rekapitulasi kinerja pengelola:
rata-rata Tujuh Puluh Sembilan (79) atau
sekitar 71,82%. Hasil ini menunjukkan
bahwa kinerja pengelola program pendidikan
No Kinerja Nilai %
kesetaraan ditinjau dari tugasnya sebagai
administrator berada pada kategori “baik”. 1 Edukator 83 75,45
Terdapat deskrapansi kinerja sebesar 28,18% 2 Administrator 79 71,82
dari 100% kinerja yang diharapkan. Namun 3 Supervisior 83 75,45
demikian, masih bisa ditingkatkan lagi hingga 4 Motivator 70 3,64
mencapai standar kinerja pada kategori Hasil rekapitulasi kinerja tersebut
Rata-rata kinerja 78,75 di atas
71,59
sangat baik. dapat dideskripsikan bahwa dari 4 (empat)
3. Sebagai Supervisor indikator kinerja pengelola program
Sebagai supervisor, pengelola mengadakan pendidikan kesetaraan yang diteliti, rata-
pertemuan dengan tutor dalam menyusun rata berada pada kategori baik atau di atas
program pembelajaran, menyelesaikan kategori cukup, rata-rata nilainya adalah
masalah-masalah dalam pembelajaran, 78,75 atau 71,59%. Kinerja yang paling
memantau pelaksanaan pembelajaran, rendah adalah yang berkaitan dengan
memeriksa persiapan mengajar bagi tutor cara pengelola memberikan motivasi,
dan mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, baik kepada warga belajar maupun kepada
rata-rata nilai pengelola adalah sebanyak tutor dengan nilai 70 atau 63,64%. Artinya
Delapan Puluh Tiga (83) atau sekitar 75,45%. terdapat deskrapansi atau kesenjangan
Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja kinerja sebanyak 30 atau 36,36%. Namun
pengelola program pendidikan kesetaraan demikian masih tetap berada pada kategori
ditinjau dari tugasnya sebagai supervisor “baik”.
berada pada kategori “baik”. Terdapat
deskrapansi kinerja sebesar 24,55% dari Kesimpulan
100% kinerja yang diharapkan. Kinerja Berdasarkan hasil kegiatan penelitian tersebut
tersebut dapat lagi ditingkatkan hingga di atas, dapat disimpulkan:
mencapai kategori sangat baik. 1. Program pendidikan kesetaraan pada
4. Sebagai Motivator SKB Ujungpandang kota tahun 2007
Sebagai motivator, memberikan penghargaan, yang dilaksanakan adalah sebanyak
membantu warga belajar yang ingin sebelas (11) kegiatan, yang terdiri paket
meningkatkan kegiatan belajar dan usahanya, A, Paket B dan Paket C yang dananya
dan memberikan kesempatan kepada tutor bersumber dari Dinas Provinsi Tingkat
untuk meningkatkan pengetahuan dan I dan II serta dana pengkajian program
keterampilannya dalam mengikuti pendidikan pendidikan kesetaraan dari BPPLSP Reg.
dan pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga V Makassar. Pengelola Diksetara memiliki
atau organisasi. Dari hasil penelitian diperoleh kualifikasi pendidikan yang memadai atau
nilai rata-rata sebanyak Tujuh Puluh (70) atau terstandar
sekitar 63,64% dari seluruh item pertanyaan 2. Hasil analisis data ditemukan bahwa kinerja
yang terjawab oleh responden. Hasil ini pengelola program pendidikan kesetaraan
menunjukkan bahwa kinerja pengelola pada SKB ujungpandang kota dengan
program pendidikan kesetaraan sebagai indikatornya adalah sebagai edukator,
Saran
DAFTAR
1. Untuk PUSTAKA
setiap pengelola program pendidikan
Barthos, Basir. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ditjen PLSP Diktentis, 2005. Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004. Standar Kompetensi Lulusan pendidikan Luar Sekolah
(SKL PLS). Jakarta: Dedinas.
Mathis, Robert L. dan Jackson John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyasa. E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sihombing, Umberto. 1999. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan Konsep, Kiat, dan
Pelaksanaan. Jakarta: PD Mahkota
Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tonny D, Widiastono. 2004, Pendidikan Manusia Indonesia, Jakarta: Buku Kompas.
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Citra
Umbara
Yulaelawati, Ella. 2006, Komunitas Sekolah Rumah Sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan, Jakarta;
Depdiknas
Penulis adalah Tenaga Fungsonal pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
Abstrak, Seorang pendidik, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat
pendidikan, Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Filsafat pendidikan harus
mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (pendidik). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya
dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Peranan filsafat pendidikan ditinjau dari tiga lapangan filsafat,
yaitu: metafisika, epistemology dan aksiologi. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang pendidik adalah
seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku pendidik, yaitu: Keyakinan mengenai
pengajaran dan pembelajaran, warga belajar, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
pendidikan nonformal yang pelaksanaannya status sosial ekonomi lemah atau keluarga
berlangsung di luar jalur sekolah (formal) kurang mampu untuk menyekolahkan anak-
yang sekarang digalakkan pemerintah anak mereka setingkat SLTP. Sesuai dengan
berupa program Kejar Paket B yang terdiri kondisi demikian mereka pesimis untuk
atas dua model pendekatan, dan salah satu melanjutkan pendidikan anak-anak ke sekolah
diantaranya adalah program Kejar Paket B formal, karena biayanya yang sangat mahal.
Setara yang diperuntukkan bagi usia 13-15 Karena keadaan orangtuanya tersebut, maka
tahun. Program ini dilakukan pemerintah motivasi belajar mereka/warga belajar menjadi
dengan harapan dapat menampung warga menurun dan tidak bersemangan lagi untuk
masyarakat yang berkeinginan memperoleh melanjutkan sekolahnya. Mereka beranggapan
pendidikan yang setara dengan Sekolah lebih baik biaya tersebut digunakan untuk
Menengah Pertama (SMP) melalui jalur keperluan makan dan minum atau digunakan
pendidikan nonformal. Jalur pendidikan ini untuk berusaha dalam memenuhi kebutuhan
dapat berfungsi mengembangkan potensi hidup sehari-hari, daripada digunakan untuk
peserta didik dengan penekanan pada biaya sekolah. Dengan kehadiran program
penguasaan pengetahuan dan keterampilan kejar paket B setara SLTP, memberi peluang
fungsional serta pengembangan sikap dan bagi warga belajar, khususnya warga belajar
kepribadian profesional. yang orangtuanya kurang mampu. Oleh
Upaya maksimal yang dilakukan karena itu warga belajar dapat mengikuti
pemerintah melalui jalur ini adalah dengan program pembelajaran kejar paket B tersebut
menyediakan dana belajar bagi warga sebagai alternatif pendidikannya untuk
belajar dengan tujuan untuk memberikan membangkitkan kembali motivasi belajar
motivasi kepada warga belajar agar warga belajar.
dapat meningkatkan pengetahuan dan Untuk membangkitkan kembali motivasi
keterampilannya, demi masa depan mereka. belajar warga belajar, maka SKB Ujungpandang
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang Kota sebagau Unit Pelaksana Teknis Dinas
cukup memadai diharapkan warga belajar (UPTD) Pendidikan dan Kebudayaan Kota
dapat lebih mandiri dalam menciptakan Makassar, memandang perlu membentuk dan
dan bersaing dalam lapangan pekerjaan membina kelompok Belajar Paket B Setara
sebagai sumber mata pencaharian tetap dan SLTP. Kegiatan tersebut diharapkan dapat
layak. Motivasi tersebut sedapat mungkin memberikan bekal kemampuan, pengalaman
diartikulasikan dengan memperkaya kreasi dan keterampilan dasar yang bermanfaat
semaksimal mungkin, sehingga pemanfaatan bagi warga belajar untuk meningkatkan taraf
dana belajar ini berfungsi sebagaimana yang hidupnya. Sebagai pribadi dan anggota
diharapkan dan bukan sekedar lahan subur masyarakat serta memungkinkan warga
bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung belajar memenuhi syarat untuk bekerja atau
jawab. Hal ini menjadi perhatian utama melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
mengingat salah satu kendala utama dalam tinggi.
mencapai keberhasilan dari suatu program Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis
adalah kurang dimanfaatkannya dana termotivasi untuk mengetahui lebih jauh
sebagaimana yang diharapkan. Apalagi dengan mengadakan penelitian tentang
program kejar paket B setara ini umumnya motivasi belajar warga belajar dalam mengikuti
diperuntukkan bagi warga masyarakat yang proses pembelajaran Kejar Paket B setara
tidak tertampung pada SLTP karena berbagai SLTP Tunas Bangsa di Kelurahan Balang
hal, terutama motivasi belajar dan keadaan Baru Kecamatan Tamalate Binaan SKB
ekonomi yang rendah. Selain daripada itu, Ujungpandang Kota.
program ini diadakan dipelosok-pelosok B. Rumusan Masalah
tanah air yang jauh dari arus informasi Berdasarkan latar belakang masalah di
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Hasil obsevasi awal diketahui kondisi
orang tua warga belajar tergolong dalam
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Selanjutnya teknik analisis data yang
Untuk mendapatkan data yang lengkap digunakan dalam penelitian ini adalah
sesuai yang diinginkan, maka peneliti analisis deskriptif kuantitatif dalam
menggunakan beberapa teknik pengumpulan bentuk persentase, dengan tujuan untuk
data. Adapun teknik yang digunakan dalam menggambarkan motivasi belajar warga
pengumpulan data tersebut yaitu dokumentasi belajar dalam mengikuti pembelajaran
dan angket, sedangkan realisasi dari teknik Kejar Paket B setara SLTP Tunas Bangsa
pengumpulan data tersebut, dibuatlah di Kelurahan Balang Baru Kecamatan
instrumennya sebagai berikut : Tamalate Kota Makassar sedangkan rumus
1. Dokumentasi dibuatkan pencatatan yang digunakan dalam teknik analisis
dokumen yang dibutuhkan yang berisikan deskriptif presentase yang digunakan,
informasi tentang jumlah warga belajar, sebagaimana yang dirumuskan oleh Ali
keadaan warga belajar dan sumber dana (1985:184)
n sebagai berikut :
belajar yang digunakan pada pembelajaran %= × 100
Kejar Paket B Setara SLTP. N
2. Angket dibuat instrumen berupa daftar
pertanyaan/pernyataan tertulis yang harus Dimana :
Adanya dana yang telah disediakan, Tabel 4.4 Ketetapan frekuensi ke-
maka warga belajar dapat lebih giat dan hadiran warga belajar setiap
tetap termotivasi belajar, menambah kali pertemuan
pengetahuan dan keterampilan yang Kategori Jawaban f %
diajarkan sebagai bekal masa depannya
Selalu 20 100,00
dan kelak mampu mandiri dan berusaha
sendiri. Kadang-kadang 0 0,00
Tidak Pernah 0 0,00
2. Motivasi Belajar Warga Belajar Kejar Paket Jumlah 20 100,00
B Setara SLTP
Penggambaran keadaan motivasi Sumber : Hasil analisis item No. 2
belajar warga belajar Kejar Paket B setara
Tabel 4.4 tersebut di atas,
SLTP dalam mengikuti proses pembelajaran
ternyata dari 20 orang warga belajar
setiap kali pertemuan di Kelurahan (100%) menyatakan bahwa dalam
Balang Baru Kecamatan Tamalate Kota mengikuti materi pembelajaran, mereka
Makassar. selalu tepat waktu dalam mengikuti
a. Keaktifan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran Kejar Paket B. jam
semua mater pembelajaran, dapat dilihat belajar warga belajar dimulai pada pukul
Tabel 4.3 Keaktifan Warga Belajar Mengikuti 13.00 – 17.00 Wita. Berdasarkan hasil
Semua Materi Pelajaran pengamatan, bahwa kehadiran warga
belajar sebelum dimulai pelajaran,
Kategori Jawaban f % warga belajar datang bersama teman-
Aktif 20 100,00 temanya dan ada pula yang menjemput
Kurang Aktif 0 0,00 teman-temannya sebelum jam pelajaran
dimulai, sehingga pada saat proses
Tidak Aktif 0 0,00 pembelajaran dimulai warga belajar
Jumlah 20 100,00 hadir semua di dalam kelas.
Sumber : Hasil analisis item No. 1 c. Keaktifan warg a belajar dalam
ruangan sekalipun tutor tidak masuk
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut
memberikan materi pelajaran, dapat
di atas, ternyata 20 orang warga
dilihat pada tabel berikut :
belajar (100%) menyatakan bahwa
mereka selalu aktif mengikuti materi Tabel 4.5 Keaktifan warga belajar
pembelajaran setiap kali pertemuan. mengikuti pelajaran sekalipun
Hal ini menunjukkan bahwa motivasi tutor tidak fhadir
Kategori Jawaban %
warga belajar untuk mengikuti materi
pembelajaran tersebut berada dalam Selalu 20 100,00
kategori tinggi. Berdasarkan hasil Kadang-kadang 0 0,00
pengamatan, bahwa warga belajar
dalam mengikuti pembelajaran selalu Tidak Pernah 0 0,00
bersemangat belajar dan kehadiran Jumlah 20 100,00
mereka pun baik.
b. Ketetapan frekuensi kehadiran warga Sumber : Hasil analisis item No. 2
belajar dalam setiap kali pertemuan pada
pembelajaran Kejar Paket B, dapat dilihat Tabel 4.4 tersebut di atas,
pada tabel berikut : ternyata dari 20 orang warga belajar
(100%) menyatakan bahwa dalam
mengikuti materi pembelajaran,
mereka selalu tepat waktu dalam
mengikuti pembelajaran Kejar Paket
B. jam belajar warga belajar dimulai Tabel 4.6 Keaktifan warga belajar men-
pada pukul 13.00 – 17.00 Wita. gajukan pertanyaan
Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa Kategori Jawaban f %
kehadiran warga belajar sebelum
dimulai pelajaran, warga belajar Aktif 16 80,00
datang bersama teman-temanya dan Kurang Aktif 3 15,00
ada pula yang menjemput teman- Tidak Aktif 1 5,00
temannya sebelum jam pelajaran
dimulai, sehingga pada saat proses Jumlah 20 100,00
pembelajaran dimulai warga belajar Sumber : Hasil analisis item No. 5
hadir semua di dalam kelas. Tabel 4.6 tersebut di atas, ternyata
d. Keaktifan warga belajar dalam dari 20 orang warga belajar terdapat dari
ruangan sekalipun tutor tidak masuk 16 orang warga belajar (80%) menyatakan
memberikan materi pelajaran, dapat selalu aktif mengajukan pertanyaan, jika
dilihat pada tabel berikut : tidak mengerti pelajaran yang diajarkan,
Tabel 4.5 Keaktifan warg a belajar 3 orang warga belajar (15%) menyatakan
mengikuti pelajaran sekalipun kurang aktif mengajukan pertanyaan
tutor tidak hadir jika tidak mengerti pelajaran yang
Kategori Jawaban f % diajarkan dan 1 orang warga belajar (5%)
menyatakan tidak aktif mengajukan
Aktif 18 90,00
pertanyaan jika tidak mengerti materi
Kurang Aktif 2 10,00 pelajaran yang diajarkan. Berdasarkan
Tidak Aktif 0 0,00 hasil pengamatan, menunjukkan bahwa
kemauan warga belajar dalam mengajukan
Jumlah 20 100,00 pertanyaan baik dan rasa ingin tahu
Sumber : Hasil analisis item No. 3 dalam belajar selalu termotivasi.
e. Gambaran warga belajar tekun dalam
Tabel 4.5 tersebut di atas, mengikuti materi pelajaran, dapat dilihat
ternyata dari 20 orang warga belajar pada tabel berikut :
terdapat 18 orang (90%) menyatakan
bahwa mereka selalu belajar sendiri
dalam ruangan sekalipun tutor tidak Tabel 4.7 Ketekunan warga belajar dengan
hadir dan 2 orang warga belajar (10%) mengikuti materi pembelajaran
menyatakan kadang-kadang mereka Kategori Jawaban f %
belajar sendiri, sekalipun tutor tidak Selalu 20 100,00
masuk. Hal ini menunjukkan bahwa
kesadaran warga belajar menghargai Kadang-kadang 0 0,00
dan memanfaatkan waktu penting dari Tidak Pernah 0 0,00
pada berlalu tanpa melakukan sesuatu.
Jumlah 20 100,00
Sesuai dengan hasil pengamatan,
bahwa keaktifan warga belajar hadir Sumber : Hasil analisis item No. 4
pada pembelajaran Kejar Paket B
Ta b el 4.7 ter seb ut d i a ta s,
dan belajar sendiri di dalam kelas,
ternyata 20 orang warga belajar (100%)
sekalipun tutor tidak dapat hadir dan
menyatakan bahwa dalam mengikuti
menampakkan sebagai seorang siswa
materi pembelajaran pada setiap kali
yang terpelajar.
pertemuan. Mereka selalu tekun dan
e. Gambaran warga belajar aktif
tetap berkonsentrasi belajar. Berdasarkan
mengajukan pertanyaan pada tutor,
hasil pengamatan, bahwa warga belajar
jika tidak mengerti pelajaran yang
mengikuti materi pembelajaran, semua
diberikan dapat dilihat pada tabel
memperhatikan tutor dalam memberikan
berikut :
dan menjelaskan materi yang diberikan.
pelajaran yang telah diberikan tutor Tabel 4.12 Warga Belajar mengerjakan
atau membaca buku-buku pelajaran tugas dengan meminta petunjuk
lainnya. Berdasarkan hasil informasi, dari tutor atau teman
salah seorang warga belajar (ketua
kelas) mengatakan bahwa dari pada
waktu terbuang begitu saja dan
Kategori Jawaban f %
membicarakan gosip yang tidak
bermanfaat, lebih baik digunakan Selalu 16 80,00
untuk membaca buku pelajaran. Kadang-kadang 4 20,00
i. Gambaran warga belajar jika suatu
saat tidak hadir mengikuti pelajaran, Tidak Pernah 0 0,00
warga belajar menanyakan kembali Jumlah 20 100,00
kepada tutor atau teman-temannya,
dapat dilihat pada tabel berikut : Sumber : Hasil analisis item No. 7
Tabel 4.11 Warga belajar rajin mengulangi Tabel 4.12 di atas menunjukkan
materi pelajaran, jika tidak bahwa dari 20 orang warga belajar,
mengikuti pelajaran terdapat 16 orang warga belajar (80%)
yang mengatakan selalu menyelesaikan
Kategori Jawaban f %
tugasnya dengan meminta petunjuk
Selalu 16 80,00 dari tutor atau temennya, jika tidak bisa
Kadang-kadang 4 20,00 menyelesaikan sendiri, dan 4 orang warga
belajar (20%) yang menyatakan kadang-
Tidak Pernah 0 0,00 kadang mereka meminta petunjuk
Jumlah 20 100,00 dari tutor atau temannya, jika tidak
bisa menyelesaikan tugasnya. Hal ini
Sumber : Hasil analisis item No. 8
menunjukkan bahwa, motivasi warga
Tabel 4.11 tersebut di atas belajar untuk mengetahui sesuatu
menunjukkan bahwa dari 20 orang cukup tinggi, seperti dengan tugas yang
warga belajar, terdapat 16 orang diberikan.
warga belajar (80%) menyatakan k. Gambaran warga belajar menyelesaikan
selalu mengulang materi pelajaran tugasnya sendiri, apalagi yang diberikan
yang tidak diikutinya dan terdapat oleh tutornya, warga belajar berusaha
4 orang warg a belajar (20%) menyelesaikannya sendiri tanpameminta
yang menyatakan kadang-kadang bantuan dari orang lain, dapat dilihat
mengulangi materi pelajaran jika tidak pada tabel berikut.
hadir dalam mengikuti pelajaran.
Tabel 4.13 Warga belajar menyelesaikan
Hasil pengamatan bahwa warga
tugasnya sendiri
belajar apabila tidak dapat mengikuti
pelajaran, maka keinginan untuk Kategori Jawaban f %
mengetahui tentang penjelasan Selalu 16 80,00
materi pelajaran yang tidak sempat Kadang-kadang 4 20,00
diikutinya. Warga belajar mengulang
materi dengan menanyakan kembali Tidak Pernah 0 0,00
kepada tutor atau temannya. Hal ini Jumlah 20 100,00
menunjukkan bahwa motivasi yang
dimiliki warga belajar dalam belajar Sumber : Hasil analisis item No. 11
selalu ada. Tabel 4.13 tersebut di atas
j. Gambaran warga belajar menyelesaikan menunjukkan bahwa dari 20 orang
tugasnya dengan meminta petunjuk warga belajar terdapat 16 orang warga
dari tutor atau temannya, jika tidak belajar (80%) yang menyatakan selalu
bisa menyelesaikan sendiri dapat menyelesaikan tugasnya tampa harus
dilihat pada tabel berikut. meminta bantuan dari orang lain, apabila
diberi tugas dari tutor ; dan 4 orang Table 4.15 Kerajinan Warga Belajar
warga belajar (20%) yang menyatakan mengulang pelajaran di
kadang-kadang mengerjakan tugas rumah
dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan Kategori Jawaban f %
bahwa motivasi warga belajar berusaha
Selalu 16 80,00
dalam merngerjakan tugasnya tersebut,
tanpa bantuan orang lain. Hasil observasi Kadang-kadang 4 20,00
juga, menunjukkan bahwa apabila ada Tidak Pernah 0 0,00
tugas dari tutor warga belajar berupaya
untuk menyelesaikan dengan serius, Jumlah 20 100,00
walaupun itu jawabannya terkadang Sumber : Hasil analisis item No. 13
salah. Hal ini yang menunjukkan bahwa
Table 4.15 tersebut di atas
warga belajar mengerjakan tugasnya
menunjukkan dari 20 orang warga
tetap termotivasi.
belajar terdapat 16 orang warga
l. Gambaran warga belajar meminta
belajar (80%) yang menyatakan
bimbingan tutor pada saat proses
selalu mengulangi materi pelajaran
pembelajaran berlangsung jika tidak
di rumah yang telah diajarkan oleh
bisa berkonsentrasi dalam bejajar, dapat
tutor, dan 4 orang warga belajar (20%)
dilihat pada tabel berikut :
yang menyatakan kadang-kadang
Tabel 4.14 Wa r g a b e l a j a r m e m i n t a
mengulang materi pelajaran di rumah.
bimbingan tutor, jika tidak bisa
Rajin mengulang materi pelajaran
konsentrasi
di rumah menunjukkan bahwa ada
Kategori Jawaban f % kesempatan, motivasi warga belajar
Selalu 17 85,00 rajin memanfaatkan waktunya untuk
belajar.
Kadang-kadang 3 15,00 n. Gambaran warga belajar mengerjakan
Tidak Pernah 0 0,00 tugas pekerjaan rumah (PR) yang
Jumlah 20 100,00 diberikan tutor sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan, dapat dilihat
Sumber : Hasil analisis item No. 12 pada table berikut :
Tabel 4.14 tersebut di atas Table 4.16 Kerajinan warga belajar
menunjukkan bahwa 20 orang warga mengerjakan tugas pekerjaan
belajar terdapat 17 orang warg a rumah (PR)
belajar (85%) yang menyatakan selalu Kategori Jawaban f %
meminta bimbingan tutor, jika tidak
bisa berkonstrasi pada saat pelajaran Selalu 16 80,00
berlangsung, dan tiga warga belajar Kadang-kadang 4 20,00
(15%) yang menyatakan kadang-kadang
Tidak Pernah 0 0,00
meminta petunjuk dari tutor, jika tidak
bisa konsentrasi pada saat belajar. Hal ini Jumlah 20 100,00
menunjukkan bahwa, pada saat proses Sumber : Hasil analisis item No. 14
pembelajaran berlangsung warga belajar
memperhatikan materi pelajaran; bahkan Table 4.16. tersebut di atas,
mereka tetap berusaha untuk tetap menunjukkan bahwa 20 orang warga
berkonsentrasi, memperhatikan materi belajar terdapat 16 orang warga
pelajaran yang di ajarkan. belajar (80%) yang menyatakan
m. Gambaran warga belajar rajin mengulang selalu mengerjakan tugas pekerjaan
pelajaran yang telah diajarkan oleh rumahnya dan mengumpulkan sesuai
tutor di rumah, dapat dilihat pada table dengan waktu yang ditentukan,
berikut. dan 4 orang warga belajar (20%)
yang menyatakan kadang-kadang
No. Item Nilai yang diperoleh Jumlah seluruh nilai Persentase Kategori
1 40 40 100.00 Tinggi
2 40 40 100.00 Tinggi
3 38 40 95.00 Tinggi
4 40 40 100.00 Tinggi
5 36 40 90.00 Tinggi
6 36 40 90.00 Tinggi
7 40 40 100.00 Tinggi
8 37 40 92.05 Tinggi
9 40 40 100.00 Tinggi
10 40 40 100.00 Tinggi
11 36 40 90.00 Tinggi
12 37 40 92.05 Tinggi
13 36 40 90.00 Tinggi
14 36 40 90.00 Tinggi
15 36 40 90.00 Tinggi
Jumlah 568 600 94.66 Tinggi
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian dan hasil penelitian di atas dapat tertarik kesimpulan bahwa
motivasi belajar warga belajar dalam mengikuti proses pembelajaran pada Kejar Paket B tersebut,
tergolong tinggi. Hal ini terlihat pada keaktifan warga belajar mengikuti pembelajaran setiap hari
aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, aktif berdiskusi, belajar sendiri, rajin mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan.
B. Saran
1. Diharapkan kepada warga belajar, agar lebih meningkatkan motivasi belajarnya dan dalam diri
warga belajar, bukan dikarenakan adanya dana belajar yang tersedia.
2. Diharapkan penggunaan dana belajar, dapat dimanfaatkan pada kegiatan pendidikan luar
sekolah lainnya, dan dana belajar diharapkan pula bukan hanya berasal dari pemerintah daerah
kota Makassar, tetapi juga berasal dari swadaya masyarakat atau para relawan yang secara ikhlas
membantu warga belajar yang kurang mampu untuk biaya pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.E. 1983. Prinsip-prinsip Layanan Bimbingan Belajar. Ujungpandang : FIP IKIP
Ujungpandang.
Abimanyu S. & Samad, S. (ED.). 2003.Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar : FIP UNM.
Ahmadi, A. 1991. Psikologi Sosial (Edisi Revisi). Jakarta : Rhineka Cipta.
Ali, M. 1985. Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.
Arif, Z. 1986. Motivasi Belajar. Jakarta : Balai Pustaka
Arikunto, S. 1991. Procedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Bidang Penmas Kanwil Depdikbud Sulawesi Selatan. 1994. Petunjuk Teknis Kelompok Belajar Paket
B Setara SLTP. Ujungpandang.
BP-7 Pusat. 1993. Undang-undang Dasar, Pedoman Penghayatandan Pengalaman Pancasila, Garis-garis Besar
Haluan Negara. Jakarta.
BPKB. 1993. Model Program Kejar Paket B Manunjang Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Ujungpandang.
Depdikbud. 1991. Petunjuk Teknis Program Kejar Paket B. Jakarta.
________. 1995. Pengelolaan Dana Belajar. Jakarta.
Kamaruddin, 1989. Metode dan Teknik Belajar dalam PLS. Ujungpandang : FIP IKIP
Ujungpandang.
Manra, S. & Pasingringi. A. 1982. Motivasi dalam Kelompok Belajar. Ujungpandang FIP IKIP
Ujungpandang.
Abstrak, Informasi saat ini merupakan bagian yang sangat penting dan tak dapat diabaikan dalam kegiatan
kita sehari-hari. Apalagi saat ini informasi sudah tak bisa lagi dilepaskan dengan perkembangan dunia komputer
yang menjadi media dalam penyebarannya. Ada satu kalimat menarik yang mengatakan bahwa siapa saja yang
menguasai teknologi informasi dialah yang akan menjadi pemenangnya. Seperti kita ketahui bersama bahwa teknologi
informasi semakin dalam mempengaruhi sistem informasi yang ada saat ini, dimana penerapannya sudah mencakup
berbagai bidang dan telah banyak membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah.
I. Pendahuluan
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa Informasi penerapan sistem informasi dapat sangat
saat ini merupakan bagian yang sangat membantu dalam proses pengelolaan data
penting dan tak dapat diabaikan dalam dan informasi yang berguna untuk penerapan
kegiatan kita sehari-hari. Apalagi saat ini prog ram-prog ram PNF dilapang an.
informasi sudah tak bisa lagi dilepaskan Terdapat beberapa hal yang sangat penting
dengan perkembangan dunia komputer dikembangkan berkaitan dengan tugas pokok
yang menjadi media dalam penyebarannya. dan fungsi lembaga PNFI utamanya BPPNF
Ada satu kalimat menarik yang mengatakan Regional V Makassar dalam pengelolaan
bahwa siapa saja yang menguasai teknologi data dan informasi pendidikan non formal,
informasi dialah yang akan menjadi diantaranya pemuktahiran data dan informasi,
pemenangnya. analisis data, pengembangan berbagai media
informasi, serta pengembangan sistem
Seperti kita ketahui bersama bahwa
informasi, dan memfasilitasi berbagai sarana
teknologi informasi semakin dalam
dan prasarana yang berkaitan dengan fungsi
mempengaruhi sistem informasi yang
teknologi informasi bagi pendidikan non
ada saat ini, dimana penerapannya sudah
formal.
mencakup berbagai bidang dan telah
banyak membantu dalam menyelesaikan Berkaitan dengan hal tersebut maka Seksi
berbagai masalah. Contohnya sistem Informasi dalam beberapa tahun terakhir,
informasi kesehatan yang diterapkan telah mengembangkan berbagai aplikasi,
diberbagai rumah sakit yang mengatur media informasi serta membangun sarana
manajemen pasien di rumah sakit, ada jaringan komunikasi yang befungsi untuk
juga sistem informasi akademik yang menunjang program-program pendidikan
dipergunakan di perguruan-perguruan formal yang dilaksanakan oleh BPPNFI
ting gi yang meng atur manajemen Regional V Makassar. Diantara beberapa
akademik dan kemahasiswaan dan masih hal yang dikembangkan tersebut, media
banyak lagi lainnya. informasi dan pembelajaran online seperti
Website dan E-Learning dan Aplikasi dan
Pada dasarnya sistem informasi merupakan
sistem informasi seperti SIM PLS, Aplikasi
kumpulan dari komponen dalam organisasi
Pemetaan Data PTK-PNF, serta Sistem
yang berhubungan dengan proses
Pendataan PTK-PNF (SIDA).
penciptaan dan pengaliran informasi. Jadi
sebenarnya sistem informasi merupakan Kegiatan-kegiatan yang kami sebutkan diatas
suatu proses yang berjalan karena adanya akan menjadi pokok tulisan ini dimana akan
data-data yang menjadi bahan bakunya. dijelaskan mulai dari perancangannnya
hingga pemanfaatan sistem tersebut dalam
Pada lingkup pendidikan non formal pun
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data tentang user administrator website
BPPNFI Regional V.
2. Tabel Agenda
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data tentang agenda kegiatan BPPNFI
Regional V sepanjang tahun.
3. Tabel Berita
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data tentang berita pendidikan non formal
yang ditampilkan pada halaman website.
4. Tabel Download
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data tentang file-file yang dapat di download
pada server hosting website.
5. Tabel Galeri
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data galeri BPPNFI Regional V yang
ditampilkan pada halaman website.
6. Tabel Guestbook
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data bukutamu atau pengunjung yang
melakukan pengisian pada halaman guestbook.
7. Tabel Komentar
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data buku komentar yang diberikan oleh
pengunjung website pada form komentar.
8. Tabel Link
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data-data link website pendidikan yang ada pada
halaman link website BPPNFI Regional V.
9. Tabel Renker
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data dan informasi tentang rencana kerja
BPPNFI Regional V Makassar.
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data dan informasi Sekilas BPPNFI Regional
V yang ditampilkan pada halaman depan website.
11. Tabel Tim
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data dan informasi tentang pengelola website
dan teknologi informasi di BPPNFI Regional V.
12. Tabel Voting
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data dan informasi tentang hasil voting yang
dilakukan pada halaman website di kolom voting.
Dari keduabelas tabel tersebut antarmuka website/situs.
masing-masing mempunyai variable
Pengelolaan Website/Situs BPPNFI Regional
unik (primar y key) yang akan
V
membedakan record data yang berada
didalam tabel. Hal ini sangat penting Sebagai media informasi online yang harus
dalam pengelolaan basis data agar selalu memberikan informasi terbaru (up to
tidak terjadi redudansi (pengulangan) date) maka BPPNFI Regional V berupaya untuk
data serta dapat membedakan baris selalu mengupdate setiap data dan informasi
data yang tersimpan. pada tiap kolom dan ruang yang ada di website,
terutama informasi-informasi yang aktual
Kedua belas tabel ini kemudian
tentang pendidikan non formal. Selain itu,
dikelola oleh DBMS (database
website juga memerlukan pemeliharaan baik
management system) MySql , yang
dari sisi sistemnya maupun databasenya.
akan dihubungkan dengan system
Oleh karena itu, sejak tahun 2005 terdapat Tim pengelola website tersebut mempunyai
satu kegiatan di seksi informasi yaitu tugas pokok sebagai berikut;
Operasionalisasi Situs BPPNFI Regional V, a. Pengumpulan Materi dan Bahan Untuk
yang bertujuan untuk: Pengisian Konten Web
Kegiatan pengumpulan materi
1. M e m e l i h a r a d a n m e n j a g a dan bahan ini akan dilaksanakan
kesinambungan konten informasi sepanjang tahun pelaksanaan
pada website, konten pendukung kegiatan penyelenggaraan situs.
PNF, E-learning Pendidikan Tujuan utama dari pelaksanaan
Non Formal, Sistem Informasi sub kegiatan ini adalah untuk
Pendidikan Non Formal, Sistem menghimpun berbagai bahan dan
Database (Basis Data) Web, serta materi yang berkaitan dengan
sistem Interface (antarmuka); pendidikan non formal untuk
di masukkan dalam konten list
2. Mensosialisasikan eksistensi website BPPLSP Regional V.
BPPLSP Regional V, BPKB/ Setelah berbagai materi dan bahan
SKB dalam kapasitasnya sebagai terkumpul kemudian di seleksi
pengembang model dan pelaksana dan di tempatkan pada item menu
program-program pendidikan website.
non formal di lingkup regional b. Penginputan Dan Updating Konten (isi)
V melalui media online internet Halaman Web
dengan integrasi basis data;
Bahan dan materi web yang telah
Adapun sasaran yang dituju dalam pelaksanaan terkumpul dan terseleksi kemudian
kegiatan tersebut, antara lain; diinput sesuai dengan menu yang
telah disiapkan pada website yang
1. Masyarakat ser ta pemerhati
merujuk pada database web yang
pendidikan non formal;
telah disusun.
2. Stakeholder yang ada di pusat dan
Berikut for m penginputan/
daerah serta Staf dan Pamong
pengisian konten website BPPNFI
belajar yang ada di BPPLSP
Regional V;
Regional V, UPTD BPKB dan
SKB;
3. Pelaksana teknis website dan
teknologi informasi serta pendataan
BPPLSP Regional V Makassar.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut
maka dibentuk tim pengelola website/
situs yang bertugas dalam melakukan
pembaruan informasi serta melaksanakan
tugas perawatan dan monitoring terhadap
sistem dan basis data (database) website.
Berikut susunan tim pengelola website pada
kegiatan Operasionalisasi Situs yang dibentuk
untuk tahun 2007;
• Penanggung jawab kegiatan
• Koordinator Kegiatan
• System Administrator & Analist
• Database Administrator
• Operator
• Tim Jurnalis
Sub Kegiatan ini meliputi pemeliharaan script web dan koneksi interface ke web database.
Sistem akan berjalan sempurna apabila script yang digunakan dan beserta komponen-
komponen pendukungnya tetap stabil dalam penggunaannya.
Apabila terjadi crash dan error maka akan segera dilakukan recovery system dengan
melakukan copy file yang error tersebut. Pelaksanaannya harus didukung software PHP
Editor dan FTP.
Sub kegiatan ini meliputi pemeliharaan, serta pengelolaan hosting server yang menjadi
media penyimpanan data-data website/situs BPPLSP Regional V. Berikut form control
panel hosting server website www.bpplsp-reg5.go.id;
Dari ketiga grafik diatas dapat kita Pendidikan sebagai bagian dari kehidupan
simpulkan bahwa kunjungan user ke manusia sebenarnya juga merupakan kegiatan
website BPNNFI Regional V Makassar infor masi, bahkan dengan pendidikanlah
sudah cukup signifikan, hal dapat dilihat informasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
pada total kunjungan user sepanjang disebarluaskan kepada generasi penerus suatu
tahun 2007 sebanyak 59.549 pengunjung bangsa.
dengan rata-rata membuka 3,91 halaman
Perkembangan teknologi informasi dan
per-kunjungan dan juga terdapat indikasi
komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh
user mengakses secara berulang yang
terhadap dunia pendidikan khususnya dalam
ditandai dengan tingginya angka hits yang
proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001),
mencapai 521.835 kali. Sementara total
dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima
bandwith terpakai dalam pengaksesan
pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
website sebanyak 7 GB dengan rata-rata
pemakaian 123,71 Kb/Visit. (1) dari pelatihan ke penampilan,
(2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan
Penyusunan E-Learning Pendidikan Non saja,
Formal (3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
(4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan
Mengutip tesis futurolog Alvin Tofler
kerja,
tentang Third Wave (Gelombang Ketiga)
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
dalam bukunya “Future Shock”, bahwa
setelah melewati Gelombang Pertama yang
Komunikasi sebagai media pendidikan
ditandai dengan munculnya Era Agraris dan
dilakukan dengan menggunakan media-media
Gelombang Kedua yang ditandai dengan
komunikasi seperti telepon, komputer, internet,
adanya Era Industri, maka saat ini umat
e-mail, dsb. Interaksi antara pengajar dan
manusia telah memasuki Gelombang Ketiga
peserta didik tidak hanya dilakukan melalui
yang ditandai dengan Era Informasi.
hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan
Era Informasi didukung oleh Teknologi dengan menggunakan media-media tersebut.
Informasi serta Komunikasi yang berkembang Pengajar dapat memberikan layanan tanpa harus
cepat menurut deret ukur. Dari tahun ke bulan, berhadapan langsung dengan siswa. Demikian
dari bulan ke minggu, dari minggu ke hari, dari pula peserta didik dapat memperoleh informasi
hari ke jam, dan dari jam ke detik! Oleh karena dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber
itulah para cerdik-cendekia sepakat pada suatu melalui cyber space atau ruang maya dengan
argumen, bahwa: informasi memudahkan menggunakan komputer atau internet. Hal yang
kehidupan manusia tanpa harus kehilangan paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang
kehumanisannya.
disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, maya pendidikan non formal;
yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan • Memberikan wadah atau tempat
menggunakan internet. Istilah lain yang makin bertanya, berdiskusi serta sumbang
poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model saran dan materi bagi para tutor, warga
pembelajaran dengan menggunakan media belajar maupun pemerhati pendidikan
teknologi komunikasi dan informasi khususnya non formal;
internet. • Memberikan informasi yang aktual (up
Menurut Rosenberg (2001:28), e-learning to date) tentang berbagai hal terkait
merupakan satu penggunaan teknologi internet dengan pendidikan non formal;
dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan • Mendekatkan kalangan pendidikan
luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: non formal, terutama bagi warga
(1) e-learning merupakan jaringan dengan belajar pada teknologi informasi
kemampuan untuk memperbahar ui, dan perangkatnya untuk lebih
menyimpan, mendistribusi dan membagi meningkatkan daya saing.
materi ajar atau informasi,
(2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir Pengembangan Sistem Aplikasi
melalui komputer dengan menggunakan
teknologi internet yang standar, Pa d a A p l i k a s i E - L e a r n i n g y a n g
(3) memfokuskan pada pandangan yang paling dikembangkan ini, sistem dibagi dalam dua
luas tentang pembelajaran di balik paradigma fungsi yaitu fungsi penyimpan data dalam
pembelajaran tradisional. bentuk database dan fungsi pengolah masukan
Saat ini e-learning telah berkembang dalam dan antarmuka pengguna. Selanjutnya agar
berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK sistem yang dikembangkan dapat terencana,
seperti: CBT (Computer Based Training), CBI terkoordinasi dengan baik dan matang maka
(Computer Based Instruction), Distance Learning, proses pembuatan database berisi kegiatan-
Distance Education, CLE (Cybernetic Learning kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan
Environment), Desktop Videoconferencing, ILS sistematis. Tahapan tersebut ditunjukkan pada
(Integrated Learning System), LCC (Learner- diagram alir seperti ditunjukkan pada gambar
Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT dibawah ini;
(Web-Based Training), dsb.
Di dunia pendidikan non formal pun
pendidikan berbasis dunia maya seperti E-learning
juga sudah menjadi bagian penting yang harus
diperhatikan. Kita dapat bayangkan, materi-
materi atau ulasan mengenai suatu bentuk
keterampilan hidup dapat ditayangkan dengan
cepat dan dibaca oleh masyarakat tanpa harus
terikat jarak dan waktu. Bayangkan pula kita dapat
berdiskusi dengan para ahli atau pakar tanpa harus
memikirkan biaya dan waktu pertemuan, dan tentu
saja letak geografis tidak pula menjadi masalah.
Hal inilah yang membuat BPPNFI Regional V
lembaga pemerintah yang bertanggungjawab
dalam pelaksanaan program-program pendidikan
non formal menyusun dan mengembangkan
media e-learning tersebut. Ada beberapa tujuan
disusun dan dikembangkannya e-learning
pendidikan non formal ini antara lain;
• Memberikan akses kepada tutor, pengajar,
peser ta didik maupun pemerhati
pendidikan non formal ke perpustakaan
Berikut hasil desain penentuan entity yang akan menjadi dasar pembuatan tabel-tabel pada database
E-Learning PNF BPPNFI Regional V;
Dalam implementasi sistem ini ke internet halnya dengan E-Learning yang kita bangun,
maka semua file pendukung serta database tak akan dapat memberikan manfaat kepada
tersimpan dalam server hosting yang terkoneksi masyarakat luas apabila tidak dikelola dengan
ke jaringan internet. Adapun spesifikasi sistem baik dan benar.
server yang mendukung aplikasi ini, sebagai Oleh karena itu, setelah E-Learning ini dibuat
berikut: maka disusun pula perencanaan pengelolaannya.
Sebenarnya bentuk pengelolaan aplikasi e-learning
- Linux Operating System ini tidak jauh beda dengan pengelolaan yang
diterapkan pada media website/situs di BPPNFI
- Kernel Version: 2.6.8-022stab078.9- Regional V namun tim yang bekerja pada media
enterprise informasi ini tidak sebanyak pada tim yang bekerja
pada website/situs. Adapun susunan tim yang
- Machine Type: i686 bekerja pada pengelolaan Aplikasi E-Learning
ini sebagai berikut;
- Apache Version: 1.3.33 (unix) • System Administrator & Analist
• Database Administrator
- Perl Version: 5.8.4 • Operator
• Tim Pengumpul/Seleksi Artikel
- PHP Version: 4.3.9 Dalam pelaksanaan tugas pengelolaan
aplikasi E-Learning ini semua artikel PNF yang
- MySQL Vesion: 4.0.22 (standard) masuk ke meja redaksi baik melalui sistem online
E-LEarning maupun dikirim atau disampaikan
Pengelolaan Aplikasi E-Learning PNF dalam bentuk file akan diseleksi terlebih dahulu
Sebuah bangunan yang indah sekalipun oleh tim Pengumpul/Seleksi Artikel, artikel yang
apabila tidak digunakan dengan baik maka layak akan diupload ke sisten database untuk
tidak akan memberikan manfaat apa-apa dapat tampil di Media E-Learning PNF BPPNFI
bahkan menjadi tidak berarti. Begitupula
IV. KESIMPULAN
Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat ditarik dari bagian-bagian sebelumnya, antara lain:
Dengan penggunaan teknologi informasi maka tutor dan warga belajar dapat lebih meningkatkan
kemampuannya dalam menggunakan berbagai perangkat TIK yang akan menjadi daya saing untuk
memasuki dunia kerja nantinya.
Penulis adalah tenaga struktural pada Seksi Informasi BPPNFI Regional V Makassar
PENDAHULUAN
Dalam mendukung kebijakan Direktorat awalnya komputer dirancang untuk keperluan
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah pada tahun perhitungan, berdasarkan pemikiran dari alat
2008 yang menekankan pada pengembangan hitung tertua bernama “abaccus” atau lebih
dan pengelolaan sistem informasi Pendidikan dikenal dengan “sipoa” yang berasal dari Negeri
Nonformal dan Informal (PNFI) menjadikan Cina.
BPPNFI Regional V merumuskan Pengembangan Konsep komputer pertama kali dirancang
SIM (Sistem Informasi Manajemen) dan ICT oleh Howard G. Aitken, bekerjasama dengan
(Teknologi, Komunikasi dan Informasi) sebagai IBM (International Business Machine Corp)
program utama seksi informasi BPPNFI Reg. dan berhasil membuat komputer generasi
V. pertama yang di beri nama Harvard Mark -1.
Berdasarkan hal tersebut, BPPNFI Regional Pada tahun 1942 Eniac pernah diakui
V melalui seksi informasi yang bertanggungjawab sebagai komputer pertama dengan sistem
dalam penyediaan berbagai media informasi binari digit 8 bit dan memori, kemudian
pendidikan non formal utamanya melalui media diketahui juga bahwa pada tahun 1941 Konrad
komputer menyelenggarakan penyempurnaan Zuse dari Jerman sudah membuat mesin yang
dan peningkatan kualitas jaringan lokal (local area dapat diprogram dan bekerja dengan sistem
network) BPPNFI Regional V. biner, namun karna pada saat itu Jerman masih
Sarana komunikasi komputer berupa jaringan dalam kondisi terisolasi saat perang dunia ke
lokal pada saat ini merupakan media informasi dua, maka Eniac tetap diakui sebagai komputer
yang sangat penting dalam penyebaran informasi pertama yang memakai prinsip digital dengan
ke unit-unit kerja di BPPNFI Regional V. Internet sistem memori dan binari digit (8bit).
yang mulai populer saat ini adalah suatu jaringan Komputer pribadi (PC) per tama
komputer raksasa, terhubung dan dapat saling dikembangkan oleh Ed Roberts dengan nama
berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena adanya Altair 8800 dan diluncurkan melalui promo
perkembangan teknologi jaringan yang sangat majalah Popuar Elecronics pada bulan Januari
pesat, sehingga dalam beberapa tahun saja jumlah tahun 1975.
pengguna jaringan komputer yang tergabung Kit Altair 8800 ini kemudian menjadi
dalam Internet berlipat ganda, dengan adanya terkenal ketika William Gates (Bill Gates)
media tersebut maka akses bagi pencari informasi mengembangkan bahasa BASIC untuk
utamanya mengenai program pendidikan komputer Altair ini.
nonformal menjadi lebih cepat, mudah dan
akurat. Sejarah Jaringan Komputer
Ketika jenis komputer semakin berkembang
Sejarah Komputer pesat pada tahun 1950-an sampai tercipta
Komputer berasal dari bahasa latin Computare sebuah superkomputer, sehingga sebuah
yang berarti menghitung (to compute), karena pada komputer harus melayani beberapa terminal,
ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan seandainya data bisa dikirim dengan harus
waktu yang dikenal TSS (Time Sharing System) menyeberangi jalan, danau ,pulau bahkan
dan untuk pertama kali terbentuklah jaringan negara.
komputer pada lapis aplikasi. Internet adalah kumpulan atau jaringan dari
Pada sistem TSS beberapa terminal jaringan komputer yang ada diseluruh dunia.
terhubung ke sebuah host komputer. Dalam Dalam hal ini komputer yang dahulunya stand
proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi alone dapat berhubungan langsung dengan host
komputer dan teknologi komunikasi yang pada host atau komputer-komputer yang lainnya.
awalnya berkembang sendiri sendiri. Definisi yang lain adalah Internet bagaikan
Tahun 1968 DoD ARPAnet (Advanced sebuah kota elektronik yang sangat besar dimana
Reseach Project Agency) memulai penelitian yg setiap penduduk memiliki alamat (Internet
kemudian menjadi cikal bakal packet switching Address) yang dapat untuk berkirim surat atau
. Packet switching inilah yg memungkinkan informasi. Jika penduduk itu ingin berkeliling
komunikasi antara lapisan network (dibahas kota, cukup dengan menggunakan komputer
nanti) dimana data dijalankan dan disalurkan sebagai kendaraan. Jaringan lainnya bertumpu
melalui jaringan dalam bentuk unit-unit kecil yg diatas sarana atau media telekomunikasi. Jalur
disebut packet*. Tiap-tiap packet ini membawa lambatnya menngunakan line telepon dan jalur
informasi alamatnya masing-masing yg cepatnya bisa menggunakan Leased Line ISDN
ditangani dengan khusus oleh jaringan tersebut (Pasopati).
dan tidak tergantung dengan paket-paket lain. Sampai sekarang diperkirakan ada lebih dari
Jaringan yg dikembangkan ini, yg menggunakan 30.000 jaringan dengan alamat lebih kurang 30
ARPAnet sebagai tulang punggungnya,menjadi juta diseluruh dunia. Karena sifatnya berupa
terkenal sebagai internet. ruang yang mirip dengan dunia kita sehari-hari,
Protokol-protokol TCP/IP dikembangkan maka internet bisa kita sebut dengan ruang maya
lebih lanjut pada awal 1980 dan menjadi (Cyberspace).
protokol-protokol standar untuk ARPAnet pada Internet telah membuat revolusi dunia
tahun 1983. Protokol-protokol ini mengalami komputer dan dunia komunikasi yang tidak
peningkatan popularitas di komunitas pemakai pernah diduga sebelumnya. Penemuan telegram,
ketika TCP/IP digabungkan menjadi versi 4.2 telepon, radio, dan komputer yang merupakan
dari BSD (Berkeley Standard Distribution) rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju
UNIX. Versi ini digunakan secara luas terciptanya internet yang lebih berintegrasi dan
pada institusi penelitian dan pendidikan lebih berkemampuan penyiaran keseluruh dunia,
dan digunakan sebagai dasar dari beberapa memiliki mekanisme diseminasi informasi,
penerapan UNIX komersial, termasuk SunOS dan sebagai media untuk berkolaborasi dan
dari Sun dan Ultrix dari Digital. Karena BSD berinteraksi antara individu dengan komputernya
UNIX mendirikan hubungan antara TCP/IP tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.
dan sistem operasi UNIX, banyak implementasi Internet merupakan sebuah contoh paling
UNIX sekarang menggabungkan TCP/IP. sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti
Unit infor masi yg mana jaring an dan komitmen untuk melakukan riset berikut
berkomunikasi. Tiap-tiap paket berisi identitas pengembangan infrastruktur teknilogo informasi.
(header) station pengirim dan penerima, Dimulai dengan penelitian packet switching
informasi error - control, permintaan suatu (paket pensaklaran), pemerintah, industri dan
layanan dalam lapisan network, informasi para civitas academia telaj bekerjasama berupaya
bagaimana menangani per mintaan dan mengubah dan menciptakan teknologi yang baru
sembarang data penting yg harus ditransfer. yang menarik ini.
Internet sekarang sudah merupakan sebuah
Sejarah Internet infrastruktur informasi global (Widespread
Internet berkembang seiring dengan infor mation infrastructure) yang awalnya
perkembangan TCP/IP dimana disaat mesin disebut “the nasional (atau global atau galactic)
komputer sudah dapat berkomunikasi dalam Information Infrastructure” di amerika serikat.
satu lokasi tinggal memikirkan bagaimana Sejarahnya sangant kompleks dan mencakup
banyak aspek seperti teknologi, organisasi 100.000. Dua tahun kemudian aplikasi internet
dan komunitas. Dan pengaruhnya tidak hanya bertambah dengan diciptakan World Area
terhadap bidang teknik komunikasi komputer Information Server (WAIS), Gopher, dan
saja tapi juga berpengaruh kepada masalah WWW. Pada tahun 1992 jumlah host diinternet
sosial seperti yang sekarang kita lakukan yaitu mencapai 1 juta host.
kita banyak mempergunakan alat-alat bantu Internet merupakan komunikasi secaear
online untuk mencapai sebuah bisnis elektronik global melalui suatu media komunikasi. Media
(electronic commerce), pemilikan informasi dan komunikasi yang digunakan bias bermacam-
berinteraksi dengan masyarakat. macam, antara lain telepon, radio, satelit
Pada tahun 1969, lembaga riset departemen komunikasi dan sebagainya. Namun dalam
pertahanan amerika, DARPA (Defence Research moduolu ini kita membatasinya dengan
Project Agency) menandai sebuah riset untuk menggunakan line telepon saja. Selain telepon,
mengembangkan jaringan komunikasi data agar komputer yang digunakan tersebut
antar komputer yang bekerja secara transparan, bias berkomunikasi harus ditambah dengan
melalui bermacam-macam komunikasi data yang media yang lain yang disebut dengan modem.
terhubung satu dengan yang lainnya dan tahan Sedangkan apabila komputerdalam suatu
terhadap berbagai gangguan (bencana alam, jaringan local atau workshop seluruhnya supaya
serangan nuklir, dll.). bisa berinternet selain harus ditambah kartu
Pada tahun 1972 pengenbangan jaringan jaringan, misalnya Ethernet card, modem
data sukses dan melahirkan ARPANET, dan sharing atau cukup memanfaatkan software
aplikasi internet pertama kali ditemuka adalah tertentu, misalnya WinGate dan sedikit IP
FTP. Menyusul kemudian E-mail dan telnet Adress Anda sudah bisa berintemetria.
(Aplikasi komputer yang mengatur komputer Pada pengguna internet dapat melihat
jarak jauh, diibaratkan seperti remot kontrol). secara langsung hasil karya orang lain melalui
Pada tahun 1979 tercatat sebagai tahun berdirinya software yang disebut dengan Browser atau
USENET yang pada awalnya menghubungkan Navigator. Saat ini sangat banyak program
universitas Duke dan UNC. Pada tahun 1982, Navigator dan Browser yang beredar dipasaran,
DARPA kemudian menandai pembuatan protokol seperti Netscape, Internet Explorer, PointCast,
komunikasi yang lebih umum dan protokol ini Opera, dan lain-lain.
disebut dengan TCP/IP (Transmisson Control Untuk melalui ineternet kita membutuhkan
Protocol/ Internet Protocol) dan pada tahun 1 komputer, modem dan line telepon (seperti
1983 protokol tersebut diadopsi menjadi standat yang telah disebutkan sebelumnya). Kita
ARPANET. juga harus mendaftarkan diri ke Internet
Pada tahun 1984, jumlah host internet Service Provider untuk bisa mendapatkan
melebihi 1000 buah. Pada tahun itu pula software serta akses ke internet atau bisa juga
diperkenalkan Domain Name System (DNS) yang menggunakan Telkomnet Instant tanpa kita
mengganti fungsi tabel nama host. System domain harus mendaftar ke ISP (Internet Service
inilah yang sampai saat ini kita gunakan untuk Protocol)
menuliskan nama host. Tahun 1986, lembaga Ada banyak media yang bisa digunakan
ilmu pengetahuan nasional amerika serikat U.S. untuk membuat mesin-mesin komputer tadi
National Sciense Foundation (NSF) menandai saling berkomunikasi seperti Kabel, FO
pembuatan jaringan TCP/IP yang dinamai (Fiber Optic), Wireless LAN, bahkan sampai
NSFNET. Jaringan ini yang digunakan untuk menggunakan teknologi satelit. Kebutuhan
menghubungkan lima pusat komputer super Informasi yang semakin lama semakin luas
dan kemungkinan terhubungnya universitas- baik dari universitas ke universitas, dari kantor
universitas di amerika serikat. Jaringan inilah ke kantor, bahkan dari negara ke negara lain
yang kemudian menjadi embrio berkembangnya menguatkan istilah kata Internet. Internet
internet yang kita kenal sekarang ini. Pada tahun akhirnya muncul dengan persepsi bahwa
1987, berdiri UUNET yang saat ini merupakan jaringan yang lebih luas. Ada banyak aplikasi
salah satu provider utama internet. Tercatat yang bisa dijalanankan oleh Sistim Internet
pada tahun tersebut jumlah host melewati angka seperti Mail, Web Site, File Transfer Protocol
Gambar 8. Konektor RJ 45
Gambar 6. Twisted Pair Cable
c. Topologi Mesh
Topologi jaringan ini menerapkan
hubungan antar sentral secara penuh.
Jumlah saluran harus disediakan
untuk membentuk jaringan Mesh
adalah jumlah sentral dikurangi 1
(n -1, n = jumlah sentral). Tingkat
kerumitan jaringan sebanding dengan
meningkatnya jumlah sentral yang
terpasang. Dengan demikian disamping
Gambar 10. Topologi Bus kurang ekonomis juga relatif mahal
b. Topologi Tree dalam pengoperasiannya.
Topologi jaringan ini disebut juga
sebagai topologi jaringan bertingkat.
Topologi ini biasanya digunakan untuk
interkoneksi antar sentral dengan hirarki
yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih
rendah digambarkan pada lokasi yang
rendah dan semakin keatas mempunyai
hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan
jenis ini cocok digunakan pada sistem
jaringan komputer . Keungguluan jaringan Gambar 12. Topologi Mesh
model pohon seperti ini adalah, dapat
d. Topologi Star
Merupakan kontrol terpusat, semua link
harus melewati pusat yang menyalurkan
data tersebut kesemua simpul atau
client yang dipilihnya. Simpul pusat Gambar 15. Internet Link Dedicated
dinamakan stasium primer atau server
dan lainnya dinamakan stasiun sekunder
2. 2 Pengkabelan (Wiring)
atau client server. Setelah hubungan
Agar pengkabelan efisien dan rapi serta tidak
jaringan dimulai oleh server maka
mengganggu pandangan dan mudah bila
setiap client server sewaktu-waktu
terjadi perbaikan mau pun pengembangan,
dapat menggunakan hubungan jaringan
perlu di rencanakan dengan baik peletakan
tersebut tanpa menunggu perintah dari
perangkat sebaik mungkin sebelum di
server.
lakukan tahap pengkabelan (wiring)
Rencana/ gambar pengkabelan jaringan
LAN di BPPLSP Regional dilakukan
dengan program Microsoft Visio, dan hasil
perencanaan tersebut seperti nampak dalam
gambar berikut :
- Gedung Utama Lantai 1 sejumlah 26 titik
koneksi.
- Gedung Utama Lantai 2 sejumlah 14 titik
koneksi.
- Gedung Laboratorium Lantai 1 sejumlah
26 titik koneksi.
- Gedung Laboratorium Lantai 2 sejumlah
Gambar 14. Topologi Star
2 titik koneksi.
- Jaringan Wireless
Graphic Monitoring aktifitas internet protocol pengguna jaringan nampak pada gambar berikut
tanpa harus mencari data backup elemen pendidikan, dan instansi terkait
server atau membuat data baru. di kota makassar bisa saling terkoneksi
d. Scanning Virus dan Pengganggu dalam sebuah jaringan yang lebih luas.
lain Perkembangan jaringan ini memungkinkan
Scanning terhadap komputer server pemanfaatan yang lebih mendalam
maupun client dari serangan virus dibidang pendidikan. Pendistribusian
ataupun pengganggu lain harus materi pembelajaran secara on line,
dilakukan, baik secara automatis atau pengumpulan tugas melalui e-mail atau
manual, agar dapat diapstikan bahwa FTP server, diskusi, pemutakhiran materi
komputer yang terhubung dijaringan pembelajaran, dan bahkan informasi
tidak terjangkiti oleh virus. mengenai link dari materi pembelajaran,
serta umpan balik warga belajar, Tutor,
2. Pengembangan
penyelenggara pembelajaran, maupun
Penyelanggaraan jaringan BPPLSP lembaga penyelenggara dapat dilakukan
Regional V tidak hanya terhenti sampai secara lebih mudah dan sederhana.
seluruh komputer di areal kantor saling - Pengembangan Jaringan di Wilayah Kerja
berkomunikasi, tetapi lebih utama adalah BPPLSP Regional V
memberikan akses yang seluas luasnya Luasnya wilayah kerja BPPLSP Regional
kepada kalangan masyarakat luas pada V dimana sebagian besar adalah daerah
umumnya maupun kalangan pendidikan pegunungan, pesisir pantai dan kepulauan
luar sekolah pada khususnya. Rencana membuat keterbatasan jangkauan
pengembangan jaringan di BPPLSP pelayanan pendidikan terhadap masyarakat.
Regional V terbagi dua yaitu : Kebutuhan masyarakat akan pendidikan
- Pengembang an jaring an LAN menjadi hal yang mahal, hal ini mengurangi
BPPLSP Regional V di Kota kesadaran dan partisipasi masyarakat
Makassar Seiring berkembangnya terhadap pendidikan, sehingga seolah –
perangkat pendukung jaringan juga olah berbicara tentang pedesaan selalu
ikut mendorong pengembangan LAN identik dengan berbicara kemiskinan dan
di BPPLSP Regional V, sehingga bisa keterbelakangan, serta kurangnya informasi.
merambah ke area yang lebih luas Kesimpangsiuran informasi bukan hanya
seperti MAN ( Metropolitan Area berakibat pada kerugian ekonomis akan
Network ) dimana beberapa LAN tetapi juga pada masalah sosial budaya
yang berdekatan terhubung menjadi dan pengetahuan. Sebagai salah satu
satu jaringan maya, atau bahkan solusi penanganan masalah kemiskinan
menjadi WAN (Wide Area network) yang dapat segera direalisasikan antara lain
yang memanfaatkan jaringan internet ialah membangun basis informasi yang
sebagai penghubung. Dalam hal kegiatannya diawali melalui penyusunan
pengembangan LAN ini BPPLSP sistem informasi. Dengan membangun
Regional V bekerja sama dengan basis informasi diharapkan begitu banyak
Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi informasi yang dapat diketahui dan
Selatan, Dinas Pendidikan Kota akan berdampak pula pada banyaknya
Makassar, Sanggar Kegiatan Belajar kesempatan belajar, dan berusaha yang
(SKB) kota Makassar, Lembaga bermanfaat bagi masyarakat pedesaaan.
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Dilandasi oleh pemikiran di atas, BPPLSP
propinsi Sulawesi Selatan, ICT Center Regional V sebagai lembaga yang bertugas
Kota Makassar dan Pendamping pokok mengkaji, mengembangkan,
ICT Jardiknas Propinsi Sulawesi memfasilitasi, dan menyebarluaskan
Selatan Wilayah Wialyah Selatan, informasi pendidikan luar sekolah,
merencanakan merencanakan menyusun sebuah program yang disebut
pembentukan Metropolitan Area Desa Cyber (Cyber Village Program).
Network (MAN), sehingga seluruh Secara umum, program ini bertujuan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani, Panduan Membangun Jaringan Komputer, Penerbit Kawan Pustaka, Jakarta, 2005
Laboratorium Sistem Informasi Departemen Teknik Informatika ITB, Sistem Informasi (Berbagai
makalah tentang Sistem Informasi dari Prespektif : Manusia dan Sistem Informasi, Organisasi
dan Sistem Informasi Teknologi dan Sistem Informasi yang disampaikan dalam Konferensi Nasional
Sistem Informasi 2005 di Institut Teknologi Bandung), Penerbit Informatika, Baandung,
2005
Madcom, Windows Server 2003 Enterprise Edition, Penerbit Andi, Jogyakarta, 2004
Melwin Syafrizal, Pengantar Jaringan Komputer, Penerbit Andi, Jogyakarta, 2005
Niall Mansfield, Practical TCP/IP – Jilid 1 dan 2, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002
Samuel Prakoso, Jarinagn Komputer Linux (Konsep Dasar, Instalasi, Aplikasi, Keamanan dan Penerapan),
Penerbit Andi, Jogyakarta, 2005
Teguh Wahyono, S.Kom, Building & Maintenance PC Server, Elex Media Komputindo, Jakarta,
2007
Tri Kuntoro Priyambodo dan Dodi Heriadi, Jaringan Wi – Fi (Teori dan Implementasinya), Penerbit
Andi, Jogyakarta, 2005
Tutang dan Kodarsyah, S.Kom, Belajar Jaringan Sendiri, Medikom Pustaka Mandiri, Jakarta, 2001
Wahana Komputer, Linux Desktop Dengan Suse 9.1 Professional, Penerbit Andi, Jogyakarta, 2005
Wiharsono Kurniawan, Jaringan Komputer, Penerbit Andi, Jogyakarta, 2007
SUMBER-SUMBER DARI INTERNET
http://my.opera.com/winaldi/blog/2007/02/1
http://anakdompu.wordpress.com/2007/11/13/dasar-dasar-jaringan-komputer/2/jaringan-
lokallanuntuk-keperluan-inf
http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/images/new/5-7i.jpg
http://lulukjarkom2.blogspot.com/feeds/posts/default
http://jauhar-aribi.blogspot.com/2007_06_01_archive.html
http://www.sdie99.freehomepage.com/tugasan_2.htm
www.geocities.com/fadelku/network/jaringan.html
www.nokspi.com/images/stories/dokumen/star.jpg
http://prastowo.staff.ugm.ac.id/?modul=baca&artikel=linux-windows
http://rufmania.multiply.com/journal/item/1/Penerapan_Hypertext_Teknologi_dalam_
Pembelajaran
http://www.ict.itb.ac.id/~ppict/info/NewsViewSingle.php?no=44
data multimedia lainnya. Yang diantara data tersebu saling berhubungan satu sama lainnya.
• Web Server, merupakan suatu platform yang membolehkan pengguna (user) menyebarkan serta
mencari data sesuai yang diinginkan.
• Web Site (Situs Web), merupakan tempat penyimpanan data dan informasi dengan berdasarkan
topik tertentu.
• WWW (World Wide Web), merupakan kumpulan web server dari seluruh dunia yang berfungsi
menyediakan data dan informasi intik yang dapat digunakan secara bersamaan.
Penulis adalah Tenaga Struktural pada Seksi Informasi BPPNFI Regional V Makassar
Abstrak, Seorang pendidik, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat
pendidikan, Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Filsafat pendidikan harus
mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (pendidik). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya
dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Peranan filsafat pendidikan ditinjau dari tiga lapangan filsafat,
yaitu: metafisika, epistemology dan aksiologi. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang pendidik adalah
seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku pendidik, yaitu: Keyakinan mengenai
pengajaran dan pembelajaran, warga belajar, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi Peranan filsafat pendidikan ditinjau dari tiga
filsafat dalam pendidikan (Kneller, 1971). lapangan filsafat, yaitu:
Pendidikan membutuhkan filsafat karena 1. Metafisika
masalah-masalah pendidikan tidak hanya Metafisika merupakan bagian filsafat yang
menyangkut pelaksanaan pendidikan yang mempelajari masalah hakekat: hakekat dunia,
dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah hakekat manusia, termasuk di dalamnya
yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih hakekat anak. Metafisika secara praktis
kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman akan menjadi persoalan utama dalam
maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak pendidikan. Karena anak bergaul dengan
memungkinkan dapat dijangkau oleh sains dunia sekitarnya, maka ia memiliki dorongan
pendidikan. Seorang pendidik, baik sebagai yang kuat untuk memahami tentang segala
pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, sesuatu yang ada. Memahami filsafat ini
perlu mengetahui filsafat pendidikan. Seorang diperlukan secara implisit untuk mengetahui
pendidik perlu memahami dan tidak boleh buta tujuan pendidikan.
terhadap filsafat pendidikan, karena tujuan Seorang pendidik seharusnya tidak hanya
pendidikan senantiasa berhubungan langsung tahu tentang hakekat dunia dimana ia tinggal,
dengan tujuan hidup dan kehidupan individu tetapi harus tahu hakekat manusia, khususnya
maupun masyarakat yang menyelenggarakan hakekat anak.
pendidikan. Tujuan pendidikan perlu Hakekat manusia:
dipahami dalam hubungannya dengan tujuan Manusia adalah makhluk jasmani rohani
hidup. Pendidik sebagai pribadi mempunyai Manusia adalah makhluk individual sosial
tujuan hidupnya dan pendidik sebagai Manusia adalah makhluk yang bebas
warga masyarakat mempunyai tujuan hidup Manusia adalah makhluk menyejarah
bersama. Filsafat pendidikan harus mampu
memberikan pedoman kepada para pendidik 2. Epistemologi
(pendidik). Hal tersebut akan mewarnai sikap Kumpulan per tanyaan berikut yang
berhubungan dengan para pendidik adalah
perilakunya dalam mengelola proses belajar
epistemologi. Pengetahuan apa yang benar?
mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat Bagaimana mengetahui itu berlangsung?
pendidikan akan menjauhkan mereka dari Bagaimana kita mengetahui bahwa kita
perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa mengetahui? Bagaimana kita memutuskan
rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah antara dua pandangan pengetahuan yang
pendidikan. berlawanan? Apakah kebenaran itu konstan,
ataukah kebenaran itu berubah dari situasi
Pe r m a s a l a h a n : B a g a i m a n a p e r a n a n satu ke situasi lainnya? Dan akhirnya
filsafat pendidikan bagi pendidik? Apa yang pengetahuan apakah yang paling berharga?
menentukan filsafat pendidikan seorang
pendidik?
tidak didasarkan kepercayaan dan kemanfaatan. Pendidik yang memiliki pemikiran filsafat
pendidikan mengetahui bahwa anak-anak berbeda dalam kecenderungan untuk belajar
dan tumbuh.
3) Keyakinan mengenai pengetahuan
Berkaitan dengan bagaimana pendidik melaksanakan pengajaran. Dengan filsafat
pendidikan, pendidik akan dapat memandang pengetahuan secara menyeluruh, tidak
merupakan potongan-potongan kecil subyek atau fakta yang terpisah.
4) Keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui
Pendidik menginginkan para warga belajarnya belajar sebagai hasil dari usaha mereka,
sekalipun masing-masing pendidik berbeda dalam meyakini apa yang harus diajarkan.
Kesimpulan
Peran filsafat pendidikan bagi pendidik, dengan filsafat metafisika pendidik mengetahui hakekat
manusia, khususnya warga belajar sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna
untuk mengetahui tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi pendidik mengetahui apa yang
harus diberikan kepada warga belajar, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana
cara menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi pendidik memahami yang
harus diperoleh warga belajar tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena
pengetahuan tersebut. Hal yang menentukan filsafat pendidikan seorang pendidik adalah seperangkat
keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku pendidik, yaitu: Keyakinan mengenai
pengajaran dan pembelajaran, warga belajar, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Kneller, George F. 1971. Introduction to the Philosophy of Education. John Willey Sons Inc,
New York.
Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
Sindhunata. 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Kanisius, Yogyakarta
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, Balai Pustaka,
Jakarta.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan, PT Bayu Indra Grafika, Yogyakarta.
Abstrak, Aspek lain yang terkait dengan belum optimalnya data PNF adalah jenis data yang dapat
disajikan. Kondisi saat ini, dari 11 jenis data PNF yang seharusnya disajikan, baru terealisasi sebanyak
5 jenis. Kondisi ini pun sangat dipengaruhi oleh tingkat pengembalian (rate of return) instrumen
dari sumber-sumber data yang masih rendah dan kelengkapan hasil pengisian instrumen tersebut.
Terkait dengan permasalahan lemahnya kualitas SDM pengelola data dan informasi, tidak hanya
dialami oleh satu atau dua daerah saja, tetapi hampir merata di semua kabupaten dan kota. Hal ini
dikarenakan SDM tersebut tidak memiliki kualifikasi yang relevan dan memadai, serta tidak pernah
dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan mengelola data dan informasi. Tugas tersebut hanyalah
merupakan tugas tambahan disamping tugas pokok yang telah ada. Tentu saja, persoalan ini terkait
pula dengan keterbatasan jumlah tenaga kependidikan yang bekerja pada jalur pendidikan non
PENDAHULUAN
masing).
d. Kiriman instrumen yang diterima
oleh Kantor Cabang Dinas, atau
Penilik PNF, atau lembaga lain yang
ditunjuk oleh Dinas Pendidikan
untuk bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Pendataan PNF di
kecamatan tersebut, kemudian
diteruskan kepada Petugas Pendata
yang telah ditunjuk untuk setiap
desa berdasarkan SK Kepala Dinas
Pendidikan Kab/Kota.
e. Kiriman Instrumen yang diterima
Petug as Pendata selanjutnya
digunakan untuk melaksanakan
pendataan dengan cara mendatangi
setiap Kepala Keluarga dari pintu ke
pintu.
Gambar 1. Mekanisme Distribusi f. Petug a s Pen d a ta ya n g tel a h
Instrumen Pendataan menyelesaikan pengisian Instrumen
Pendataan PNF mengembalikan
Berdasarkan gambar di atas, instrumen tersebut ke Kantor
maka mekanisme distribusi dan Cabang Dinas, atau Penilik PNF,
pengembalian hasil pengisian atau lembaga lain yang ditunjuk
Instrumen Pendataan PNF dapat oleh Dinas Pendidikan untuk
dikemukakan sebagai berikut: ber tang gung jawab terhadap
a. Instrumen yang telah disusun pelaksanaan Pendataan PNF di
oleh PSP Balitbang bekerja kecamatan.
sama dengan Ditjen PNFI g. Kantor Cabang Dinas, atau Penilik
dikirimkan kepada Dinas PNF, atau lembaga lain yang
Pendidikan Provinsi cq. KK- ditunjuk oleh Dinas Pendidikan
Datadik Tingkat Provinsi. untuk bertanggung jawab terhadap
b. Kiriman instr umen yang pelaksanaan Pendataan PNF di
diterima oleh Dinas Pendidikan kecamatan, melakukan verifikasi
Provinsi diteruskan kepada terhadap hasil pengisian instrumen,
Dinas Pendidikan Kab/Kota menyusun dan meneruskan hasil
cq. KK-Datadik Tingkat pengisian instrumen tersebut kepada
Kabupaten. KK-Datadik Kab/Kota.
c. Kiriman instr umen yang h. KK - Datadik Kab/Kota melakukan
diterima oleh Dinas Pendidikan verifikasi dan legalisasi, kemudian
Kab/Kota diteruskan kepada mener uskan hasil pengisian
Kantor Cabang Dinas di tingkat instrumen tersebut kepada UPTD/
kecamatan, atau Penilik PNF SKB Kab/Kota atau lembaga
yang menangani kecamatan lain yang diberi tanggung jawab
tertentu, atau lembaga lain oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota
yang ditunjuk oleh Dinas untuk melakukan pengelolaan hasil
Pendidikan untuk bertanggung pengisian instrumen dimaksud.
jawab terhadap pelaksanaan
Pendataan PNF di kecamatan
tersebut (tergantung kepada
ketersediaan lembaga-lembaga
dimaksud di kab/kota masing-
DEPDIKNAS DEPDIKNAS
Langkah-Langkah yang ditempuh dalam tahap tindak lanjut pendataan adalah sebagai
berikut:
1. Pemutakhiran data PNF secara berkala, minimal satu kali dalam setahun, dilakukan
secara berjenjang dengan memanfaatkan organisasi pendataan PNF;
2. Melakukan evaluasi, perbaikan dan pengembangan terhadap hasil pelaksanaan
pendataan serta mekanisme pendataan PNF yang telah ada, dalam rangka mencapai
hasil yang lebih baik.
BAB V
PENUTUP
Data merupakan masukan yang berharga dalam menyusun kebijakan, tidak terkecuali kebijakan
di bidang pendidikan, khususnya pendidikan non formal dan informal. Penyediaan data yang cepat,
tepat dan akurat untuk mendukung pembangunan di bidang pendidikan non formal dan informal akan
membutuhkan sumber daya yang sangat besar. Akan tetapi, meneruskan pembangunan pendidikan
non formal dan informal tanpa adanya kejelasan basis data yang memadai akan membutuhkan
sumber daya yang jauh lebih besar. Olehnya itu, urgensi penyediaan data pendidikan non formal
dan informal yang memadai merupakan kebutuhan yang sangat mendasar.
Model Pendataan PNF berbasis Kepala Keluarga merupakan wujud tanggung jawab
BPPNFI Regional V Makassar sebagai lembaga yang berdasarkan Permendiknas No. 28 Tahun
2007, diamanatkan untuk melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan pemutakhiran
data PNFI. Melalui penyusunan model ini, BPPNFI Regional V bermaksud memberi kontribusi
pemikiran sebagai bahan pertimbangan kebijakan di tingkat Ditjen PNFI dalam rangka meningkatkan
ketersediaan data PNF di masa yang akan datang.
Kajian Teoritis Monitoring dan Evaluasi Cronbach, 1982 dalam Evaluasi Program
Monitoring is the continuous assessment of the Pendidikan mengemukakan bahwa meskipun
intervention an its environment. It takes place at all evaluator atau petugas monev menyediakan
levels of management and uses both formal reporting informasi, evaluator bukanlah pengambil
and informal communications. ….Casely & Kumar keputusan tentang suatu program.
1987 Menurut Arikunto dan Safruddin ( 2004)
Monitoring yang dilakukan dengan Dalam Evaluasi Program Pendidikan bahwa
metode pengumpulan dan analisis informasi sebuah kegiatan harus dirancang khusus supaya
secara teratur. Kegiatan ini dilakukan secara tujuan dapat dicapai dengan baik, dan untuk
internal untuk menilai apakah masukan sudah mengetahui seberapa jauh atau bagian mana
digunakan, apakah dan bagaimana kegiatan dari tujuan yang sudah dan belum , serta apa
dilaksanakan, dan apakah keluaran dihasilkan penyebabnya , perlu adanya evaluasi program.
sesuai rencana. Monitoring berfokus secara Dalam banyak kasus dalam lingkup
khusus pada efesiensi. Sumber data yang pendidikan evaluasi program disamartikan
penting untuk verfikasi pada tingkat kegiatan dengan supervisi yang dalam pendidikan non
dan keluaran yang umumnya merupakan formal dikenal dengan Bintek yaitu mengadakan
dokumen internal seperti laporan tahunan/ peninjaun untuk memberikan pembinaan.
triwulan dsb… Sehingga sangatlah tepat jika evaluasi program
Monitoring meliputi kegiatan mengamati/ adalah langkah awal sebelum melakukan bintek
meninjau kembali/mempelajari dan kegiatan agar data yang dikumpulkan tepat , sehingga
menilik (mengawasi), yang dilakukan secara bahan binteknya juga tepat sasaran.
terus menerus atau berkala olah siapa saja yang Kegiatan evalausi merupakan proses
merasa berkepentingan terhadap program di penyempurnaan kegiatan-kegiatan yang
setiap tingkatan pelaksanaan kegiatan, untuk berjalan,membantu perencanaan, menyesuaiakan
memastikan kegiatan yang ditargetkan berjalan program dan pengambilan keputusan selanjutnya.
sesuai rencana. Dalam melakukan evaluasi, dalam instrument
Pemantauan dilakukan agar kegiatan hendaknya kegiatan yang dinilai mampu menjawab
dapat mencapai tujuannya secara berdaya guna 3 hal, What= apa yang dilaksanakan, Who siapa
dan berhasil guna dengan tersedianya umpan sasarannya, How= bagaimana melaksanakannya
balik pengelola program di setiap tingkatan. Dan ada 3 komponen yang perlu diidentifikasi
Sumber data yang penting untuk ditinjau yaitu tujuan, pelaksana dan prosedur pelaksanaan
adalah alat verifikasi di tingkat keluaran dan (Arikunto dan Safruddin Dalam Evaluasi Program
tujuan yang umumnya bersifat internal dan Pendidikan, 2004).
eksternal. Selanjutnya harus dapat di tentukan “
Monitoring dilakukan 2 cara yaitu ; standar” dan “indikator” dalam penilaian. Standar
1. Melalui kunjungan lapangan (field visits) penilaian dapat dilakukan secara kuantitaf dan
Melalui laporan kemajuan yang di peroleh kualitatif.
dari laporan di penanggung jawab kegiatan Ada beberapa model evaluasi program yang
dengan persentase target dan realisasi dikemukakan Arikunto dan Safruddin Dalam
daya serap dana serta persentase targe dan Evaluasi Program Pendidikan, (2004):
realisasi kemajuan kegiatan. 1. Goal Oriented Evaluation Model Oleh Tyler
2. Sedangkan telaan Kaji Ulang, yaitu menilai , dimana evaluasi dilaksanakan secara
apakah kegiatan elah menghasilkan berkesinambungan dan terus menerus
keluaran sesuai rencana dan apa dampak terhapdap tujuan yang akan dicapai.
keluaran telah membantu tercapainya 2. Goal Free Evaluation Model Oleh Michael
tujuan program. “telah ulang “ di sebut Scriven, tidak terlalu berfokus pada tujuan
sebagai evaluasi. khusus tetapi pada tujuan umum kegiatan
dan bagaimana proses pelaksananya.
Menurut Ralph Tyler (1950) bahwa evaluasi 3. Formatif-Summatif Evaluation Model. Oleh
program adalah proses untuk mengetahui Michael Scriven, evaluasi pada program
apakah tujuan pendidikan sudah dapat berjalan dan ketika program selesai.
direalisasikan .
4. Countenance Evaluation Model. Oleh Stake dan secara objektif dan secara subjektif.
Fernander(1984), mengidentifikasi konteks, Tujuan pelaksanaan evaluasi untuk
proses dan outcomes dalam sebuah matriks perbaikan tercapainya keberhasilan suatu
deskriptif-pertimbangan kegiatan; pengusulan/seleksi kegiatan dan
5. CSE-UCLA Evaluation Model. Oleh penilaian keberhasilan program.
Fernande(1984), model ini dibagi 4 tahap Penilaian kiner ja yang ditetapkan
yaitu need assessment, program planning , hendaknya menjadi alat evaluasi dalam menilai
formative evaluation, summative evaluation kinerja suatu UPTD dengan membadingkan
6. CIPPO Evaluation Model. Oleh Stuffebeam dengan indikator kinerja dan sasaran kinerja
dan kawan-kawan (1967) yaitu pendekatan yang direncanakan dengan realisasi, selain
konteks, input, proses dan prodOleh uct/ harus mengidentifikasikan indikator dan
outcomes. sasaran kinerja yang tepat, dapat diukur, jelas
7. Discrepancy /kesenjangan-model.Oleh dan mengambarkan kinerja program PNF
Malcolm Provus, yang menekankan pada .Indikator kinerja diharapkan menghasilkan
pandangan adaya kesenjangan dalam data atau informasi yang tepat waktu, relevan,
pelaksanaan program. obyektif dan transparan. Menggunakan
Ketepatan penentuan Model Evaluasi indikator yang disepakati dan ditetapkan
Ketepatan penentuan model evaluasi sangat bersama, diharapan memudahkan kegiatan
terkai apakah program tersebut adalah program monev , sehingga tidak lagi penilaian bersifat
pemrosesan, program layanan ataukah program subyektif, karena telah ditetapkan indikator
umum. dan ukurannya serta tidak menimbulkan
interpretasi ganda.
Bagaimana membuat rancangan evaluasi ? Data yang diperoleh pada proses
Meliputi Judul kegiatan,alasandilaksanakan, tujuan, monitoring memberi dasar analisis evaluasi.
Pertayaan evaluasi, metodologi yang digunakan, Penilaian mencakup dampak positif dan
serta prosedur dan langkah-langkah kegiatan. negatif dalam jangka pendek dan jangka panjang
Disamping itu pula perlunya mencantumkan setelah selesainya pelaksanaan program.
tabel hubungan antar komponen-indikator- Menurut Arikunto dan Safruddin ( 2004)
sumberdata-metode-instrumen, serta kisi-kisi Dalam Evaluasi Program Pendidikan bahwa
penyusunan instrumen dan dibagian akhir disertai evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan
dengan Plan Of Operation (plan-of) berupa bagan informasi tentang sesuatu, yang selanjutnya
mengenai rinciandan urutan semua kegiatan infor masi tersebut digunakan untuk
dalam bentuk bagan (dalam seminggu). menentukan alternatif yang tepat dalam
Beberapa Pendekatan Praktis mengambil suatu keputusan.
Pendekatan Need Assessment
Pendekatan Par tisipatif dan
Dalam pendekataan Need Assessment
Pemberdayaan
sangat berguna dalam perencanaan evaluasi
program. Menurut Kaufman dan English dalam Monitoring dan evaluasi par tisipasif
Arikunto dan Safruddin Dalam Evaluasi Program mensyaratkan keterlibatan masyarakat dalam
Pendidikan( 2004) bahwa perlunya menekankan beberapa langkah :
analisis kebutuhan didalam menyelesaikan 1. Merumuskan bidang-bidang apa yang akan
masalah-masalah pendidikan. dipantau dan dievaluasi
Didalam ensiklopedia evaluasi yang disusun 2. Memillih indikator untuk monev
oleh Anderson dan kawan-kawan , analisis 3. Merancang sistem pengumpulan data
kebutuhan diartikan sebagai suatu proses 4. Menyusun dan mentabulasikan data
kebutuhan sekaligus menentukan prioritas. Dalam 5. Menganalisis hasil
konteks pendidikan kebutuhan dimaksud diartikan 6. Menggunakan informasi monitoring dan
sebagai suatu kondisi yang memperlihatkan adanya evalausi
kesenjangan antara kenyaataan yang ada dengan Proses monev par tisipatif pada
kondisi yang diharapkan. “Kebutuhan” diartikan h a ke k a t n y a a d a l a h p r o s e s p e n i l a i a n
sebagai jarak antara keluaran yang nyata dengan secara partisipatif. Kelompok Masyarakat
keluaran yang diinginkan. Penilaian kebutuhan
mengumpulkan data mengenai hal-hal kunci terhadap kinerja satuan organisasi pengelola dan
dalam kehidupan dan lingkungan mereka dan penyelenggara pendidikan yang mencakup aspek
ikut serta meninterpretasikan dan menganalisis teknis, administrasi dan pengelolaan kegiatan dan/
hasilnya. atau program pendidikan tersebut. Pemantauan
Disadari monev adalah sub sistem dari dan evaluasi yang dilakukan pada hakekatnya untuk
keseluruhan sistem pengelolaan program mengukur kesesuaian pencapaian indikator kinerja
dan merupakan suatu kesatuan yang utuh atau target kerja yang ditetapkan dalam rencana
dan berkesimambungan dari pelaksanaan jangka menengah (2005-2009) dengan target yang
prog ram deng an pola pemberdayaan dapat dicapai melalui strategi pelaksanaan tertentu.
masyarakat. Pemberdayaan mer upakan Oleh sebab itu, indikator kinerja yang digunakan
upaya menstranfor masikan kesadaran memiliki kriteria yang berlaku spesifik, jelas,
masyarakat, sehingga masyarakat mau dan relevan, dapat dicapai, dapat dikuantifikasikan,
mampu mengambil bagian secara aktif dan dapat diukur secara obyektif serta fleksibel
untuk mendorong terjadinya perubahan. terhadap perubahan/penyesuaian.
Pemberdayaan harus didasarkan pada prinsip Mengingat bidang pendidikan mempunyai
keberpihakan kepada masyarakat marjinal, program pembangunan pendidikan yang beragam,
sehing ga siharapkan dapat ditemukan maka indikator kinerja yang diukur dapat bersifat
pemecahan masalaha untuk mengubah posisi fisik (misalnya: pembangunan prasarana dan
mereka. Pendekatan pemberdayaan yang sarana fisik, angka partisipasi, angka mengulang
dibangun diharapkan dapat menjawab kelas, dan angka putus sekolah) maupun nonfisik,
kebutuhan paktis dan strategis (jangka pendek misalnya, peningkatan nilai UN, serta kecerdasan
dan jangka panjang). dan perilaku peserta didik. Berdasarkan sifat
Langkah-langkah dalam evaluasi dari masing-masing jenis indikator kinerja maka
partisipatif ; diperlukan cara dan alat ukur yang berbeda
1. Semua yang terlibat dalam suatu program sesuai dengan sifat dan bentuk indikator yang
harus merumuskan secara bersama untuk akan diukur.
menggunakan pendekatan partisipatif Dalam Renstra Depdiknas 2005-2009
2. Merumuskan dengan tegas apa tujuan dijelaskan bahwa Program dan/atau kegiatan
evaluasi pendidikan yang baik memiliki lima kriteria
3. Setelah disepakati tujuan evaluasi, jika yang bisa disingkat dengan SMART (Specific,
diperkakas selanjutnya memilih satu Measurable, Achievable, Realistic, Timebound). Kriteria
kelompok “Koordinator evaluasi” untuk tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam
dengan cermat mengorganisir semua mengembangkan indikator kinerja pendidikan
tujuan evaluasi yang terukur dan yang dapat dicapai sebagai
4. Mer umuskan suatu metode untuk target/sasaran masing-masing program. Secara
pencapaian tujuan evaluasi umum, terdapat empat jenis indikator kinerja yang
5. Bagaimana, kapan, dimana, siapa yang biasa digunakan sebagai acuan dalam pemantauan
terlibat untuk melaksanakan evaluasi. dan evaluasi atau pengukuran kinerja organisasi,
6. Setiap yang terlibat harus cakap (semakin yaitu:
memahami metode semakin mudah 1. Indikator masukan, yang mencakup
melaksanakan) antara lain kurikulum, siswa, dana, sarana
7. Pengumpulan fakta dan informasi dan prasarana belajar, data dan informasi,
8. Analisis data dan informasi pendidik dan tenaga kependidikan, gedung
9. Hasil analisis tertulis atau dalam bentuk sekolah, kelompok belajar, sumber belajar,
visual motivasi belajar, kesiapan anak (fisik dan
10. Bagaimana hasil-hasil evaluasi digunakan mental) dalam belajar, kebijakan dan
untuk dapat meningkatkan relevansi dan peraturan serta perundang-undangan yang
guna program berlaku.
2. Indikator proses, yang meliputi antara lain
Indikator Kinerja Pendidikan Nasional lama waktu belajar, kesempatan mengikuti
Pemantauan dan evaluasi dilakukan pembelajaran, lama mengikuti pendidikan,
monitoring dan evaluasi sangat terkait dengan jauh pendekatan evaluatif partisipatory , yaitu
uapaya membangun prinsip berdasarkan berusaha mengembangkan teknik pengumpulan
efisiensi dan efektivitas fungsi pengendalian data kualitatif dengan menggunakan pendekatan
dan kontrol pemerintah pusat, serta manajemen FGD. Disadari bahwa instrumen pada tahun
daerah daerah otonom. sebelumnya tidak mampu menjaring data dan
Prinsip yang di kembangkan bahwa informasi guna mendukung pengembangan
pelaksanaan monitoring berorientasi pada PNF berbasis need assessment dan partisipatory.
manfaat, khususnya untuk masyarakat/ sasaran Padahal data riil berada pada tatanan “roof ” yaitu
PNF, efektif dan efesien serta Sustainable. masyarakat umum, khususnya warga belajar
Bergulirnya reformasi menutut adanya ataupun peserta didik. Penilaian yang ditetapkan
perubahan signifikan, desain program yang berdasarkan skala penilaian (1-5) belum mampu
“mekanis, top down dan focus kepada mengukur sejauh mana kinerja suatu lembaga
pengembangan makro ekonomi”. Kepada seacra objektif karena memungkinkan data
desain pembangunan dengan pendekatan yang terkumpul sangat tergantung subyektivitas
“ dinamis,partisipatif, dan focus kepada evaluator/petugas monev. Terdapat kritikan yang
pemberdayaan masyarakat. ditujukan atas hasil monev tahun 2006, karena
Majchrzak(1984) Dalam Ringkasan pihak lembaga yang dinilai meragukan penilaian
Eksekutif Kajian Sosial Pengembangan peugas sehingga dilakukan verifikasi ulang menjadi
W i l ay a h G e g e B a g e ( 2 0 0 2 ) , Pe r l u n y a suatu pelajaran yang bermanfaat. Laporan monev
dikembangkan 2 pendekatan yaitu Policy yang dihasilkan tidak dapat menjelaskan kendala
Research (penelitian kebijakan) dan Action dan hambatan dalam proses penyelenggaraan ,
Research. Policy Research merupakan sebuah serta tidak dapat memberikan rekomendasi yang
proses penelitian atau analisis yang dilakukan memungkinkan peningkatan kinerja layanan PNF
terhadap masalah-masalah sosial mendasar, di tingkat BPKB dan SKB.
sehingga temuan-temuan dalam analisanya Dengan pendekatan baru ini memungkinkan
dapat direkomendasikan kepada pembuat partisipasi masyarakat yang merupakan pelanggan
keputusan untuk bertindak secara praktis yang menerima layanan PNF untuk turut
dalam menyelesaikan masalah . Salah metode menilai dan memungkinkan memetakan analisis
yang diterapkan yaitu metode partisipatory kebutuhan yang memungkinkan pengembangan
atau focus group disscusion (FGD). program PNF ke depan.
Metode sangat tepat guna mendapatkan
data dan informasi yang akan sangat berguna Prinsip-prinsip
pada tahap perencanaan program nantinya Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan
karena dapat menjaring informasi dan aspirasi perlu didasarkan pada kejujuran, motivasi dan
masyarakat yang sesungguhnya. keinginan yang kuat dari prinsip-prinsip dalam
Beberapa pendekatan diatas tidak pelaksanaan monitoring dan evaluasi, sebagai
dimaksudkan menggantikan metode-metode berikut :
monitoring dan evaluasi konvensional yang 1. Objektif dan profesional, Pelaksanaan
seringkali menjadi metode yang lebih tepat monitoring dan evaluasi dilakukan secara
dan efektif, seiring dengan tuntutan penerapan profesional berdasarkan analisis data yang
anggaran berbasis kinerja yang tidak hanya lengkap dan akurat agar menghasilkan
berbasis pada output/hasil yang dicapai berupa penilaian secara objektif dan masukan
persentase daya serap fisik dan keuangan saja yang tepat terhadap pelaksana kebijakan
tetapi pada outcome/masukan yang lebih penanggulangan kemiskinan.
beroriensi dampak suatu program bagi target 2. Transparan , Pelakasanaan monitoring
sasaran PNF agar betul-betul dapat tepat dan evaluasi dilakukan secara terbuka dan
sasaran dan berhasilguna. dilaporkan secara luas melalui berbagai
Penetapan metodologi dan penyusunan media media yang ada agar masyarakat dapat
instrumen monev untuk tahun 2007 yang mengakses dengan mudah tentang informasi
dilaksanakan tim penyusun instrumen BPPLSP dan hasil kegiatan monitoring dan evaluasi.
Regional diharapkan dapat mengkaji lebih 3. Partisipasif , Pelaksanaan kegiatan monitoring
Arikunto, Suharsini dan Safrunddin A.J, Cepi.2004. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sudjana, D . 2004. Pendidikan Non Formal (Nonformal Education) Wawasan Sejarah Perkembangan
Filsafat Teori Pendukung Asas. Bandung. Penerbit Falah Production