c. Karakteristik Sensor
1) Fungsi transfer :bentuk hubungan
matematis antara keluaran dan
masukan sensor.
2) Full-Scale Input (Span) :
merepresentasikan nilai maksimum
stimulus yang dapat diberikan kepada
sensor tanpa mempengaruhi akurasi
sensor.
3) Full-Scale Output (FSO) : adalah
perbedaan aljabar antara keluaran
sinyal elektrik yang diukur dengan
masukan stimulus maksimum dan
masukan stimulus terendah.
4) Akurasi : seberapa tepat nilai stimulus
dapat direpresentasikan oleh suatu
sensor.
5) Kalibrasi : proses verifikasi akurasi
suatu alat/piranti dengan sebuah acuan
standard tertentu.
6) Hysteresis : pergeseran output sensor
pada kondisi (titik) sinyal masukan
tertentu yang dicapai dari arah yang
berlawanan.
7) Saturation : kejenuhan, kondisi
dimana output sensor tidak lagi
mampu memberikan nilai seperti yang
diinginkan
8) Repeatability Eror :
ketidakmampuan sensor untuk
memberikan nilai yang sama pada
kondisi (penyensoran) yang sama.
9) Deadband : ketidakmampuan sensor
ketika bekerja dalam range input
tertentu.
10) Resolusi : sebagai nilai step kenaikan
rangsangan terkecil yang masih bisa
dirasakan sensor.
11) Special Properties : Properties
tertentu kadang dibutuhkan pada
beberapa sensor, Misal pada light
detector yang sensitif pada bandwidth
optik tertentu sehingga diperlukan
spesifikasi tertentu guna medapatkan
respon spektral mereka
12) Impedansi Output: Penting untuk
diketahui agar keterhubungan sensor
dan rangkaian elektronik bisa
dilakukan dengan lebih baik. Untuk a,
Zout dibuat sekecil mungkin agar
tegangan yang masuk ke rangkaian
besar
13) Format keluaran : bentuk
karakteristik dari sinyal yang
dihasilkan oleh sensor.
14) Eksitasi : merupakan sinyal luar yang
diperlukan untuk mengoperasikan
sebuah sensor aktif.
15) Karakteristik dinamis.: Untuk
beberapa hal, sensor digunakan dalam
kondisi yang berubah secara drastis,
sedangkan respon yang diberikan
terkadang lambat/kurang bisa
mengikuti perubahan (karena sensor
ataupun penghubung dengan stimulus)
sehingga sensor akan memiliki sebuah
karakteristik yang tergantung dengan
waktu (time dipendent characteristic)
hal inilah yang disebut sebagai
karakteristik dinamis.
16) Reliability : kemampuan sensor
untuk melakukan fungsinya pada
kondisi dan waktu tertentu.
17) Karakteristik Aplikasi : Merupakan
karakteristik yang berhubungan
dengan dimana sebuah sensor akan
diaplikasikan.
2. Transduser
a. Transduser adalah suatu alat yang dapat
merubah / mengkonversi suatu energi non
listrik menjadi energi listrik atau
sebaliknya.
1) Prinsip kelistrikan : ● Magnetik ●
Kapasitif ● Resistif
2) Transduser Aktif. : Membutuhkan
energi dari luar untuk dapat beroperasi
misalnya thermistor, resistive strain
gauge).
3) Transduser Pasif : Langsung
mengubah stimulus menjadi sinyal
elektrik (misalnya thermocouple,
photodioda dan piezoelectric).
4) Prinsip Elektromagnetik : Prinsip ini
mengubah besaran energi fluks
magnetis yang selanjutnya mengibas
suatu tegangan.
5) Prinsip Fotokonduktif : Prinsip ini
mengubah hantaran (konduktif) atau
hambatan (resistan) bahan semi
konduktor yang mengenai perubahan
cahaya.
6) Prinsip Fotovoltaik : Prinsip ini
menggunakan besaran indera cahaya
yang diubah menjadi tegangan antara
dua bahan yang berbeda susunannya.
7) Prinisip Induktif : Prinsip ini akan
mengubah besaran energi yang masuk
dengan metode perubahan induktif
atau induktansi suatu transduser.
8) Prinsip Kapasitif : Prinsip ini akan
mengubah besaran energi yang masuk
dengan metode perubahan nilai
kapasitansi suatu bahan atau material.
9) Prinsip Piezoelektris : Prinsip ini
akan mengubah besaran energi yang
mengubah tegangan (V) dan muatan
(Q) yang disebabkan oleh sejenis
kristal.
10) Prinsip Reluktif : Prinsip ini
mengubah tegangan ac dikarenakan
efek yang timbul dari lintasan reluxtan
diantara dua atau lebih komponen saat
sistem kumparan transduser
mengeluarkan rangsangan AC.
11) Prinsip Resistif : Prinsip ini
mengubah besaran energi menjadi
perubahan hambatan dari sebuah
elemen
12) Prinsip Termoelektris : Prinsip ini
mengubah besaran suhu dengan cara
kerja efek Seeback, efek Thomson
atau efek Peltier.
13) Prinsip Ukur Regangan : Prinsip ini
mengubah besaran energi menjadi
hambatan akibat adanya regangan dan
terdapat dua atau empat cabang suatu
jembatan wheatsone.
3. Aktuator
Aktuator : adalah suatu peralatan yang
menghasilkan pergerakan dengan
mengkonversi energi atau sinyal dari output
suatu sistem.
a. Aktuator linier dan putar : Aktuator
linier adalah jenis aktutator yang
menghasilkan gerakan (motion) berbentuk
linier atau lurus. Sedangkan aktutator putar
atau rotary adalah jenis aktutator yang
menghasilkan gerakan (motion) berbentuk
gerakan memutar.
b. Aktuator Elektrik : Aktuator elektrik
adalah jenis aktutator yang memerlukan
energi listrik untuk menghasilkan gerakan
mekanik.
c. Aktuator Pneumatic : adalah jenis
aktutator yang memanfaatkan tekanan
udara untuk menghasilkan gerakan
mekanik linear.
d. Aktuator hidrolik : adalah jenis aktutator
yang memanfaatkan tekanan fluida cair
untuk menghasilkan gerakan mekanik
linear
e. Aktuator mekanik : adalah jenis aktutator
yang merubah pergerakan putar (rotary)
menjadi pergerakan linier (lurus).
f. Sistem Elektronika: Sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau
energi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2. Sistem Robot
Robot merupakan penerapan sistem kontrol
elektronika yang dirancang untuk
menjalankan suatu tugas atau fungsi tertentu.
Fungsi dan peran masing-masing blok
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Sensor pada robot berfungsi untuk
mendeteksi lingkungannya. Jika
dianalogikan dengan manusia, sensor
pada robot berfungsi seperti panca indera.
1) Sensor sentuh (touch sensor) pada
dasarnya adalah saklar yang
memiliki berbagai jenis bentuk. Pada
robot digunakan untuk mendeteksi
objek yang ada pada tangan robot,
mencegah terjadinya tabrakan pada
robot beroda, atau untuk mendeteksi
apakah suatu robot sudah mencapai
posisi tertentu
2) Sensor cahaya (Light Sensor) :
Sensor ini bekerja dengan
mendeteksi intensitas cahaya yang
ada disekitarnya. Dengan adanya
sensor ini robot dapat mengetahui
gelap dan terang suatu objek atau
tempat, siang atau malam
3) Sensor warna (Color Sensor) :
Sama seperti light sensor atau Infra
Red sensor, color sensor juga bisa
mendeteksi gelap terang dengan
menangkap warna hitam dan putih.
Tapi selain itu, sensor warna juga
dapat mendeteksi warna lainnya
seperti merah, biru, kuning, dan
sebagainya.
4) Sensor Jarak (Distance Sensor) :
Sensor jarak merupakan sensor yang
digunakan untuk mendeteksi objek
dengan cara mengukur jarak objek
tersebut.
5) Sensor suara (Sound Sensor) :
Sensor suara berfungsi berfungsi
mendeteksi getaran suara kemudian
merubahnya menjadi sinyal listrik.
Pada perkembangannya sensor suara
yang tersedia sudah dilengkapi
dengan pengolah sinyal sehingga
keluaran sensor tersebut sudah
berupa bit digital yang dapat
dihubungkan dengan kontroler.
6) Sensor keseimbangan (Balance
Sensor) : Sensor keseimbangan
(balance sensor) dapat digunakan
untuk mengetahui kemiringan. Hasil
pembacaan sensor dapat dijadikan
acuan untuk membuat robot tetap
seimbang dan membantu bangun saat
robot terjatuh.
7) Sensor Gas (Gas Sensor):
Berfungsi untuk mendeteksi berbagai
jenis gas atau asap yang ada
disekitar. Seperti hidung pada
manusia, dapat membedakan yang
mana gas yang biasa mana gas yang
berbahaya
b. Kontroler : merupakan bagian paling
utama dalam robot, seperti otak pada
manusia. Bagian ini berfungsi untuk
menjalankan program, menerima dan
mengolah setiap informasi dari input
sensor, dan juga yang mengirim dan
mengendalikan output pada aktuator,
indikator atau juga audio.
c. Aktuator : adalah suatu perangkat yang
dapat merubah energi sehingga
menghasilkan pergerakan (motion).
Dalam robot aktuator berfungsi untuk
menggerakan robot.
1) Motor DC : merupakan penggerak
yang menggunakan arus searah (DC)
sebagai tenaganya. Arus searah
dimanfaatkan oleh kumparan yang
ada didalamnya dan menjadi energi
mekanik.
2) Motor servo : Pengembangan dari
motor dc juga dan sudah memiliki
Gear, tapi bedanya motor servo bisa
diatur kecepatannya. Di dalamnya
terdapat potensiometer dan driver
motor, sehingga bisa diatur dengan
derajat.
3) Motor Stepper : Prinsip kerja motor
stepper sama seperti Motor DC,
samasama menggunakan arus searah
(DC). Akan tetapi stepper tidak
berputar 360 derajat dalam satu step,
melainkan berputar dalam beberapa
step. Untuk berputar 360 Derajat,
stepper bertahap 45 Derajat dahulu
dan lanjutke 45 derajat begitu
seterusnya tergantung dari jenis dan
spesifikasi motor stepper.
Jenis aktuator listrik yang dapat
menghasilkan gerakan lurus (linear)
yang digunakan pada sistem robot
diantaranya
a) Aktuator linear : Sesuai
namanya gerakan aktuator linear
adalah jenis motor dc yang
bergerak linear atau maju
mundur.
b) Selenoid : merupakan
kumparan yang dililitkan
memanjang dan panjangnya jauh
lebih besar dari diameter
kawatnya. Perbedaan solenoid
dengan aktuator linear untuk
menghasilkan gerakan adalah
selenoide tidak menggunakan
DC Motor ataupun Gear, tetapi
memang bentuknya sudah
berbeda, bentuknya dibuat untuk
bisa bergerak linear. Solenoid
dalam aplikasi pada robot
digunakan untuk mengunci suatu
posisi.
c) Muscle Wire : berupa kawat
otot yang biasa digunakan pada
tangan robot yang berfungsi
untuk menggerakan jari-jari
tangan robot.
d) Manipulator robot : dapat
dikatakan sistem gerak yang
berfungsi untuk memanipulasi
(memegang, mengambil,
mengangkat, memindah, atau
mengolah) obyek.