Anda di halaman 1dari 6

Nama : Audi giovani

Nim : 184820103008
Tugas Review Jurnal Farmakologi Eksperimental

Judul UJI AKTIVITAS ANTI DIABETES MELLITUS SENYAWA


METABOLITSEKUNDER FRAKSI AIR DARI BERAS KETAN
HITAM(Oryza satival.Var glutinosa) PADA MENCIT PUTIH.
Jurnal Jurnal Ilmiah EKSATA
Vol dan halaman 18(1), 50-60
Tahun 2017
Penulis Iryani, Iswendi, IndriaTrisnaKatrina
Reviewer Audi giovani 184820103008, Farmasi B
Tanggal Kamis, 22 April 2021

Tujuan penelitian Tujuan utama dari penelitian ini yaitu uji ekstrakberas ketan hitam yang di
injeksikan kemencit karena beras ketan hitam inimengandungflavonoid dan
diperkirakanmampu menurunkan kadar glukosa darah.
Subjek penelitian mencit putih(Mus Musculus) jantan yang berumur 2-3 bulan dengan berat
badan 25-30 gram.
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental (Isolasi ekstrak
berairdari beras ketanhitam, Pembuatan Reagen, Penentuan Dosis, Uji
antidiabetes).
Hasil penelitian Fraksi airberas ketan hitam hasil ektraksi 1 Kg beras ketan hitam,diperoleh
sebanyak 2,1594 gram yang di gunakan sebagai bahan uji Antidiabetes pada
mencit dengan metode toleransi glukosatest. pada kelompok kontrol,
persentase penurunan kadar glukosa darah mencitpada menit ke90 (PG1)
sebesar 36,43%.Kemudian terjadi penurunan yang lebihbesar pada menit ke
150 (PG2) yaitusebesar 54,99%. Pada waktuawal (T0) perbedaan kadar
glukosa darah setiap kelompok tidak begitu signifikan, namun kadar glukosa
tiap kelompok menjadi meningkat ketika di tambah denganglukosa50%.
Peningkatan kadar glukosa darah terjadi karena glukosayan diberisecara oral
akan diserap dari usus halus kedarah. Pada kelompok pembanding persentase
penurunan kadar glukosa darah mencitpada menit ke 90 (PG1) sebesar
56,71%,kemudian pada menit ke-150(PG2)74,12%. Untuk dosis 125 mg/kg
penurunan kadar glukosa darah pada menit ke 90 (PG1)yaitu 49,66% dan pada
menit ke150 (PG2)yaitu 58,78%. Untuk dosis 250 mg/kg penurunan kadar
glukosa darah pada menitke 90 (PG1) yaitu 51,12% dan pada menitke150
(PG2) yaitu 56,34%. Kemudianuntuk dosis 500 mg/kg penurunan kadar
glukosa darahpada menit ke 90 (PG1)yaitu57,57% dan pada menit ke150
(PG2)yaitu 62,78%. Dari data hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat
bahwa beras ketan hitam mampu menurunkan kadar glukosa darah pada
mencit. ekstrak berair beras ketan hitam tersebut diperkirakan mengandung
zat aktif yaitu flavonoid, dimana flavonoidini dapat digunakan untuk
menurunkan kadar glukosa darah, yaitu dengan menghambat kerja enzim α–
glucokinase yang terdapat di usus halus.
Kesimpulan Dari penelitiandapat disimpulkan bahwa ekstrak berair dari beras ketan hitam
dapat menurunkan kadar glukosa darah, dan penurunan tertinggi kadar
glukosa darah terjadi pada dosis 500 mg/kg BB.
Judul Uji Aktivitas Antidiabetes dari Ekstrak MetanolBuah Kiwi (Actinidia
deliciosa) melalui Penghambatan Aktivitasα Glukosidase. (Antidiabetic
Activity of KiwiFruit (Actinidiadeliciosa) Extractthrough Inhibition of α-
Glucosidase Activity).
Jurnal Jurnal Farmasi GELENIKA
Vol dan halaman 3(2), 132-137
Tahun 2017
Penulis Okpri Meila, Noraini
Reviewer Audi giovani 184820103008, Farmasi B
Tanggal Kamis, 22 April 2021

Tujuan penelitian Tujuan utama dari penelitian ini yaitu Pengujian aktivitas penghambat enzim
α-glukosidase dalam penelitian ini dilakukan pada ekstrak metanol dari buah
kiwi. pengujian ini menggunakan metode spektrofotometri. Jika ternyata
efektif, buah kiwi tersebut sebagai terapi diabetes melitus data penelitian ini
akan dijadikan data pendukung pada uji klinis ekstrak buah kiwi terhadap
pasien diabetes melitus. Selanjutnya ekstrak ini diharapkan dapat menjadi
suplemen dalam terapi pasien diabetes melitus yang pada akhirnya mampu
menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian)
akibat penyakit tersebut.
Subjek penelitian Enzim α-glukosidase
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental (Pembuatan
ekstrak Metanol Buah Kiwi, Uji Skrining Fitokimia, Penyiapan Larutan
Enzim, Penyiapan Larutan StandarAkarbose, Persiapan Ekstrak, Uji Efek
Inhibisi α-Glukosidase).
Hasil penelitian Hasil ekstraksi buah kiwi dengan pelarut metanol menghasilkan bobot ekstrak
sebesar 119 gram dengan nilai rendemen 23,81%. Untuk nilai susut pengering
yang diperoleh dari ekstrak metanol buah kiwi sebesar 6,86 %. Sebelum
dilakukan uji aktivitas penghambat enzim α-glukosidase , uji pendahuluan
dilakukan terlebih dahulu, yang bertujuan untuk mencari kondisi yang
optimum untuk uji aktivitas enzim. Prinsip uji pendahuluan dan aktivitas
penghambatan enzim α-glukosidase adalah enzim α-glukosidase akan
menghidrolisis p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida menjadi p-nitrofenol yang
berwarna kuning dan glukosa. Uji aktivitas penghambat enzim α-glukosidase
digunakan metode spektrofotometri. . Faktor koreksidibuat untuk sampel (S)
dan blanko (B). Koreksi sampel meliputi dua hal yaitu memastikan bahwa
natrium karbonat benar-benar sudah menghambat kerja enzim dan mengetahui
apakah ada absorbansi yang terbaca dari senyawa selain p-nitrofenol dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 410 nm. (Dewi, et al.
2007). Pengujian di lakukan dengan berbagai konsentrasi ekstrak buah kiwi
agar mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap daya inhibisi yang
dapat dinyatakan dalam persen inhibisi atau IC50. Persen inhibisi
menunjukkan jumlah persentase enzim yang dihambat oleh konsentrasi
sampel, sehingga makin besar nilai persen menunjukkan makin besar
inhibisinya terhadap enzim, dan sebaliknya (Hardoko dkk, 2015).
IC50menunjukkan kemampuan dari sampel dalam menghambat aktivitas
enzim sebesar 50 persen, sehingga makin kecil nilai IC50menunjukkan
aktivitas inhibisi makin tinggi, dan sebaliknya. Mardawati et
al(2008)menyatakan bahwa IC50 < 50 ug/mLsangat kuat jika bernilai 50-100
ug/mL, sedang jika IC50bernilai 100-150 ug/mL, lemah jika IC50adalah 150-
200 ug/mL, dan sangat lemah jika nilai IC50> 200 ug/mL. Pengujian terhadap
akarbose digunakan sebagai acuan atau pembanding pada pengujian terhadap
ekstrak metanol . Akarbose mempunyai IC50sebesar 13,672 ug/mL,
sedangkan ekstrak metanol buah kiwi, persamaan regresi linier yang diperoleh
adalah y=-12,618+8,673x. Dari persamaan regresi linier tersebut diperoleh
nilai koefisien korelasi (r atau r2) sebesar 0,971dan IC50 pada ekstrak metanol
buah kiwi sebesar 7,219 ug/mL. Berdasarkan hasil uji aktivitas ekstrak
metanol buah kiwi, apabila dilihat hasil IC50yang dicapai maka ekstrak
metanol buah kiwi memiliki nilai hambatanyang lebih besar dari acarbose.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: Hasil uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase pada
akarbose menunjukan nilai IC5013,672 ug/mLtermasuk katagori kuat,
sedangkan ekstrak Metanol buah kiwi menunjukkan nilai IC50sebesar 7,219
ug/mLhal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah kiwi memiliki
aktivitas penghambatan α-glukosidase, hal ini menunjukkan aktivitas ekstrak
etanol buah kiwi menghambat α-glukosidase lebih kuat daripada akarbose.

Judul UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL


PADATANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica(L) Urban).
Jurnal Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia
Vol dan halaman 2(2), 1-8
Tahun 2019
Penulis Ulfi Maulida, Jofrishal, Mauliza.
Reviewer Audi giovani 184820103008, Farmasi B
Tanggal Kamis, 22 April 2021

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis metabolit sekunder dan
aktivitas antidiabetes dari tanaman pegagan(Centella asiatica(L.) Urban).
Subjek penelitian Mencit (Mus musculus) jantan yang diinduksi EDTA + glukosa 10%.
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental (Uji Senyawa
Metabolit Sekunder, Pembuatan Ekstrak Tanaman Pegagan, Pembuatan
Koloid Na-CMC 1% b/v, Pembuatan Suspensi Glibenklamid, Pemilihan dan
Penyiapan Hewan Uji, Perlakuan Terhadap Hewan Uji, Penentuan Kadar
Glukosa Darah)
Hasil penelitian Senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman pegagan adalah
flavonoid, alkaloid dan tanin. Flavonoid yang terkandung dalam pegagan
memperoleh hasil positif kuat (++) dengan menghasilkan warna kuning
jingga. Alkaloid yang terkandung dalam pegagan memperoleh hasil positif
sangat kuat (+++) dengan menghasilkan endapan warna berwarna jingga.
Tanin yang terkandung dalam pegagan memperoleh hasil positif sangat kuat
(+++) menghasilkan warna hijau hitam. Alkaloid menurunkan glukosa darah
dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus, meningkatkan
transportasiglukosa di dalam darah, merangsang sintesis glikogen dan
menghambat sintesis glukosa dengan cara menghambat enzim glukosa 6-
fosfatase, fruktosa 1,6-bifosfatase, serta meningkatkan oksidasi glukosa
melaluiglukosa 6-fosfatdehidrogenase. Alkaloid juga mempunyai
kemampuan regenerasi sel β pankreas yang rusak. Peningkatan sekresi insulin
diakibatkan oleh adanya efek perangsang saraf simpatis dari alkaloid yang
berefek meningkatkan sekresi insulin (Arjadi dan Susatyo, 2010). hasil
rekapitulasikadar glukosa darah awal, glukosa darah setelah diinduksi EDTA
+glukosa 10%, glukosa darah setelah perlakuan(pemberian ekstrak tanaman
pegagan)dan glukosa darah akhir dari keenam perlakuan hewan uji diperolah
data yang bervariasi. Dari hasil penelitianini diperoleh kadar glukosa awal
berkisar antara 61 –89mg/dL, glukosa darah setelah induksi EDTA + glukosa
10% berkisar 150 –160mg/dL, glukosa setelah perlakuan (pemberian ekstrak
etanol tanaman pegagan) berkisar 87 –135 mg/dLdanglukosa darah
akhirberkisar 23 –71mg/dL. Hasil uji Anovaantar keenam perlakuan
mempunyai nilai signifikan 0,008 < α = 0,05, artinya terdapat suatu penurunan
kadar glukosa darah yang sangat bervariasi dari keenam kelompok perlakuan
ini. Hal ini juga menandakan bahwa dari keenam perlakuan tersebut memiliki
efektivitas yang bervariasi dalam menurunkan kadar glukosa darah terhadap
mencit.Untuk mengetahui hasil konsentrasi dari tanaman pegagan yang paling
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah terhadap mencit menggunakan
Uji Duncan. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan 4 (P4)
pemberian ekstrak tanaman pegagan dengan konsentrasi 40% yang memiliki
nilai rata-ratanya tertinggi yaitu 156,33, yang artinya konsentrasi yang paling
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit adalah ekstrak
tanaman pegagan dengan konsentrasi 40%.
Kesimpulan Pada ekstrak tanaman pegagan terdapat beberapa senyawametabolit sekunder
yaitu alkaloid, flavonoiddan tanin. Uji Anovaantar keenam perlakuan
menunjukkan nilai signifikan 0,008 < 0,05, yang artinya terdapat suatu
penurunan kadar glukosa darah yang bervariasi dari keenam perlakuan. Nilai
rata-rata tertinggi sebesar 156,33 diperoleh dari hasil uji Duncan pada
perlakuan dengan konsentrasi 40% yang paling efektif dalam menurunkan
kadar glukosa darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak tanaman
pegagan mempunyai aktivitas dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Judul UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU


MANIS (Cinnamomum burmanii Nees ex.Bl.) DIBANDINGKAN DENGAN
GLIBENKLAMID PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster
DENGAN METODE TOLERANSI GLUKOSA.
Jurnal Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol dan halaman 1(1), 13-21
Tahun 2012
Penulis Rina Sari Hananti, Saeful Hidayat, Lisma Yanti
Reviewer Audi giovani 184820103008, Farmasi B
Tanggal Kamis, 22 April 2021

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya aktivitas antidiabetes dari
ekstrak etanol kulit kayu manis dengan menggunakan metode toleransi
glukosa, sehingga diharapkan dapat diketahui dosis yang mempunyai aktivitas
paling baik.
Subjek penelitian Mencit putih jantan galur Swiss Webster
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian toleransi glukosa (Skrining
Fitokimia, Karakteristik simplisia, Pengujian Aktivitas Antidiabetes, Uji
Farmakologi).
Hasil penelitian Dari hasil ekstraksi diperoleh ekstrak sebanyak 45,40 gram (rendemen
22,7%). Hasil skrining fitokimia terhadap simplisia kulit kayu manis
menunjukkan bahwa simplisia mengandung senyawa metabolit sekunder
golongan tanin, fenolat, flavonoid, kuinon, saponin, monoterpen dan
seskuiterpen, tetapi tidak terdapat metabolit sekunder saponin. Pengujian
ekstrak etanol kulit kayu manis ini dilakukan untuk mengetahui adanya
aktivitas antidiabetes pada diabetes melitus Tipe 2. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan metode toleransi glukosa. Hewan uji diinduksi
menggunakan glukosa hingga kadar glukosa darahnya meningkat dari keadaan
normal. Setelah diinduksi dengan glukosa maka glukosa tersebut akan
merangsang sel β pankreas untuk melepas insulin. Mekanisme dari proses ini
yaitu glukosa akan masuk ke dalam sel β pankreas dan mengalami fosforilasi
oleh enzim glukokinase yang menyebabkan tertutupnya kanal kalium yang
terdapat dalam sel β pankreas tersebut. Setelah itu terjadi depolarisasi yang
menyebabkan aktivitas pada kanal kalsium, sehingga kanal tersebut terbuka
dan ion kalsium yang masuk akan merangsang granula insulin yang terdapat
di dalam sel β pankreas untuk melepaskan insulin yang berguna untuk
menurunkan kadar glukosa di dalam darah. Hewan uji dibagi menjadi enam
kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok kontrol negatif yang
diberikan glukosa 2 g/Kg BB, kelompok kontrol positif yang diberikan
glibenklamid dengan dosis 0,65 mg/Kg BB, kelompok dosis 1, dosis 2, dan
dosis 3 yang diberikan ekstrak etanol kulit kayu manis dengan dosis masing-
masing sebesar 50 mg/Kg BB, 100 mg/Kg BB, dan 200 mg/Kg BB. Hasil yang
diperoleh menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah. Penurunan
kadar glukosa darah relatif yang paling baik ditunjukkan oleh kelompok dosis
2 dengan dosis 100 mg/Kg BB dengan persentase sebesar 21,32%. Dari hasil
data ANOVA dan uji LSD pada menit ke-30, 60, 90, dan 120, kelompok dosis
2 memberikan hasil antidiabetes yang paling baik dibandingkan dengan
kelompok dosis 1 dan dosis 3.
Kesimpulan Dari hasil pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak kulit kayu manis dengan
metode toleransi glukosa, menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit kayu manis
diketahui mempunyai aktivitas antidiabetes. Ekstrak etanol dosis 2 dengan
dosis 100 mg/Kg BB yang diberikan secara oral dapat menurunkan kadar
glukosa darah sebesar 21,32%. Pada taraf signifikansi 95%, kadar glukosa
darah relatif semua kelompok perlakuan memberikan perbedaan yang
bermakna secara statistik terhadap kelompok kontrol negatif. Dari hasil data
kadar glukosa darah relatif pada menit ke30, 60, 90, dan 120, kelompok dosis
2 memberikan hasil aktivitas antidiabetes yang paling baik dan bermakna
secara statistik dengan kelompok dosis 1 dan dosis 3.

Judul UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK n-HEKSAN KULIT BUAH


NAGA MERAH (Hylocereus polyrhyzus).
Jurnal Jurnal Kimia dan Pendidikan
Vol dan halaman 4(1), 13-21
Tahun 2019
Penulis Wikan Mahargyani
Reviewer Audi giovani 184820103008, Farmasi B
Tanggal Kamis, 22 April 2021

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak kulit buah
merah sebagai inhibitor pada aktivitas enzimatis yang terjadi pada
pembentukan glukosa secara in vitro.
Subjek penelitian Enzim α-glukosidase
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian ekstraksi kulit buah naga
menggunakan pelarut etanol dan dilanjutkan fraksinasi menggunakan n-
heksan. Selanjutnya ekstrak n-heksan diuji menggunakan mekanisme
penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase. Larutan akarbose digunakan
sebagai kontrol positif pada pengujian ini.
Hasil penelitian ekstraksi kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) menggunakan
pelarut etanol. Dari hasil maserasi diperoleh ekstrak kental kulit sebanyak 26,3
gram. Senyawa aktif dalam ekstrak yaitu flavanoid diduga memiliki aktivitas
penghambatan terhadap enzim α-gukosidase melalui pembentukan ikatan
hidroksilasi dan substitusi pada cincin β. Prinsip penghambatan ini serupa
dengan akarbose yang umum digunakan untuk penderita diabetes sebagai
pengontrol kadar gula darah (Taufiqurohman, 2015) Senyawa aktif dalam
ekstrak yaitu flavanoid diduga memiliki aktivitas penghambatan terhadap
enzim α-gukosidase melalui pembentukan ikatan hidroksilasi dan substitusi
pada cincin β. Prinsip penghambatan ini serupa dengan akarbose yang umum
digunakan untuk penderita diabetes sebagai pengontrol kadar gula darah
(Taufiqurohman, 2015). Mekanisme kerja obat ini yaitu dengan menunda
hidrolisis karbohidrat, disakarida, dan absorpsi glukosa serta menghambat
metabolisme sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (Ridwan, et al. 2012).
Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap ekstrak kulit fraksi n-heksana
menggunakan langkah yang sama. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai IC50
dari ekstrak n-heksana kulit buah naga merah sebesar 194,11 ppm. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa nilai IC50 dari ekstrak n-heksana masih lebih
tinggi dibanding akarbose sebagai pembanding. Artinya daya hambat
akarbosa sebagai pembanding masih lebih baik dibandingkan dengan ekstrak
yang diuji. Aktivitas suatu ekstrak sebagai inhibitor enzim α-glukosidase
dipengaruhi oleh kandungan senyawa aktif di dalamnya Isolasi dan analisis
struktur dari senyawa bioaktif yang berperan sebagai inhibitor α-glukosidase
perlu dilakukan untuk mengetahui mekanisme penghambatannya (Febrinda,
et al. 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah naga
fraksi n-heksan memiliki IC50 sebesar 194,11 ppm, sedangkan akarbose
sebesar 5,6 ppm. Semakin kecil nilai IC50 menandakan bahwa daya
hambatnya semakin baik.
Kesimpulan Ekstrak n-heksana kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memiliki
nilai IC50 sebesar 194,11 ppm. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan
IC50 dari akarbose sebagai kontrol positif yaitu sebesar 5,6 ppm. Semakin
kecil nilai IC50 menandakan semakin baik daya penghambatannya terhadap
aktivitas enzim α-glukosidase. Berdasarkan hasil ini perlu dikaji kembali
penggunaan ekstrak kulit buah naga merah sebagai alternatif antidiabetes.
Perlu dilakukan pemurnian senyawa aktif sehingga diharapkan aktivitas
penghambatannya lebih baik. Selain itu dimungkinkan juga ekstrak n-heksana
yang belum murni, sehingga aktivitas inhibisinya dipengaruhi oleh senyawa
lain yang terdapat dalam ekstrak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai