Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KEDELAI HITAM (GLYSINE

SOJA) TERHADAP KADAR SGPT

Studi Eksperimental terhadap Tikus Sprague Dawley Yang Diinduksi

dengan Boraks 40 mg

EFFECT OF BLACK SOYBEANS EXTRACT (GLYSINE SOJA) ON

SGPT LEVELS IN RATS

Zain Kholishotul Ma’rufah1, Ulfah Dian Indrayani2, Qathrunnada Djam’an 3

1
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)

Semarang

2
Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

(UNISSULA) Semarang

3
Bagian Farmakologi Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

(UNISSULA) Semarang

Zain Kholishotul Ma’rufah, Sragen, Jawa Tengah

zain.khalisha03@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Kedelai hitam mengandung antosianin dan isoflavon
jenis daidzein dan genistein yang dapat mencegah kerusakan hepar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kedelai hitam
terhadap penurunan kadar SGPT pada tikus yang diinduksi boraks 40 mg.
Metode : Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only
control group design ini menggunakan tikus Sprague Dawley yang dibagi
menjadi 4 kelompok secara random. K-1 (kontrol negatif) diberi boraks 40,
K-II (kelompok normal),K-III diberi boraks 40 mg dan ekstrak kedelai hitam
konsentrasi 50%, K-IV diberi boraks 40 mg dan ekstrak kedelai hitam
konsentrasi 100% yang dilakukan selama 10 hari. Data di analisis dengan
uji One way Anova dan uji post hoc LSD.
Hasil : Hasil rerata kadar SGPT yaitu K-1 76,82 ± 5,10 U/L, K-II 58,24 ±
8,31 U/L, K-III 51,18 ± 7,54 U/L, K-IV 69,33 ± 7,56 U/L. Uji Pos-Hoc LSD
menunjukkan ada perbedaan signifikan antara kelompok K-I dan K-II, K-III
(p<0,05), K-II dan K-IV (p<0,05), K-III dan K-IV (p<0,05). Akan tetapi pada
kelompok KI dan K-IV serta K-II dan KIII tidak menunjukkan perbedaan
yang bermakna (p>0,05).
Kesimpulan : Kelompok ekstrak kedelai hitam konsentrasi 50% memiliki
kadar SGPT yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol negatif,
kelompok normal.
Kata Kunci : kedelai hitam, Kadar SGPT, Boraks
ABSTRACT
Background:
Black soybeans containing anthocyanin and isoflavones (daidzein an
genistein) have been shown to have an effect on prevent liver damage.
This study aimed to determine the effect of black soybean extract on
decreasing SGPT levels in borax 40 mg-induced hepar damage in rats.
Methods: This experimental study with a post test only control group
design used Sprague Dawley rats which were randomly divided into 4
groups. K-1 (negative control) was given borax 40, K-II (normal group), K-
III was given borax 40 mg and black soybean extract with 50%
concentration, K-IV was given borax 40 mg and black soybean extract
100% concentration was carried out for 10 days. Data was analyzed by
One way Anova test and LSD post hoc test.
Results: The mean results of SGPT levels were K-1 76.82 ± 5.10 U / L, K-
II 58.24 ± 8.31 U / L, K-III 51.18 ± 7.54 U / L, K -IV 69.33 ± 7.56 U / L. The
LSD Post-Hoc Test showed significant differences between the KI and K-II
groups, K-III (p <0.05), K-II and K-IV (p <0.05), K-III and K-IV (p <0.05).
However, in the KI and K-IV and K-II and KIII groups there was no
significant difference (p> 0.05).
Conclusion: The 50% black soybean extract group had lower SGPT
levels than the negative control group, the normal group.

Keywords: black soybeans, SGPT levels, Borax

PENDAHULUAN

Kerusakan pada hepar dapat disebabkan oleh virus, autoimun, obat

atau toksin (Khumar, 2012). Kerusakan hepar akibat boraks termasuk

jenis hepatitis toksik karena ditemukan banyak zat toksik dalam hati
(Dooley et al., 2002). Menurut data Riskesdas tahun 2013 prevalensi

hepatitis di Indonesia (1,2%) meningkat 2 kali lipat dibanding tahun 2007.

Jika tidak ditangani dengan baik hepatitis toksik dapat menyebabkan

sirosis hati (Dooley et al., 2002)

Kedelai hitam (Glysine Soja) adalah salah satu bahan baku

makanan untuk pembuatan kecap, lauk dan camilan. Kedelai hitam

mengandung banyak antioksidan yaitu isoflavon (daidzein dan genistein)

dan antosianin yang lebih tinggi dibandingkan kedelai kuning (Triandita et

al., 2016). Pemberian rebusan kedelai hitam 0,1 g/KgBB dan 1 g/KgBB

pada tikus yang diinduksi CCL4 mampu menurunkan kadar SGPT (p<0,05)

(Lin et al., 2016). Pada penelitian ini dilakukan pembuatan ekstrak kedelai

hitam untuk mendapatkan senyawa aktif yang lebih banyak sehingga

mampu memberikan efek yang optimal dan sinergis dalam menurunkan

kadar SGPT.

Antosianin merupakan antioksidan kuat yang bertindak sebagai

scavenger radikal bebas yaitu Reavtive Oxygen Species (ROS) dan

Reactive Nitrogen Species (RNS) (Miguel, 2011). Antosianin akan

berikatan dengan radikal bebas sehingga mencegah terjadinya kerusakan

pada membran sel (Reza et al., 2011). Pemberian antosianin mampu

mencegah penurunan glutation hati (Fahmi, 2016). Pemberian antosianin

ekstrak beras ketan hitam konsentrasi 50% mampu menurunkan kadar

SGPT pada tikus yang diinduksi paracetamol (Almas, 2016). Pemberian

rebusan kedelai hitam dosis 0,1 g/KgBB dan 1 g/KgBB mampu


menurunkan kadar SGPT pada kerusakan hepar yang diinduksi CCL 4 (Lin

et al., 2016). Pemberian boraks dengan dosis 20 mg, 30 mg, dan 40 mg

selama 10 hari dapat menyebabkan kerusakan pada sel hepar dilihat dari

gambaran histopatologi berupa fibrosis (Tatukude et al., 2014).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti hendak

melakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak kedelai hitam (Glysine

Soja) terhadap penurunan kadar SGPT pada tikus Sprague Dawley yang

diinduksi boraks 40 mg secara peroral selama 10 hari.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental

dengan menggunakan rancangan penelitian post-test only randomized

controlled group design. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak

kedelai hitam sedangkan variabel tergantungnya adalah Kadar Serum

Glutamat Oxaloacetic Trasaminase (SGPT). Ekstrak kedelai hitam

(Glysine Soja) adalah ekstrak dengan bahan dasar kedelai hitam yang

dibuat dengan teknik maserasi dalam larutan asam sitrat 1% dengan

perbandingan 1:3 (w/v) di Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran

Unissula Semarang. Ekstrak kedelai hitam diberikan sehari 1 kali selama

10 hari secara peroral dengan sonde lambung khusus dengan variasi

konsentrasi 50% dan 100%. Enzim Serum Glutamat Oxaloacetic Piruvat

Transaminase yang diambil dari v.Ophtalmica tikus jantan galur Sprague

Dawley, diambil pada hari ke 11 setelah perlakuan. Penilaian kadar SGPT


serum dilakukan dengan alat spektrofotometerndi Balai Laboratorium

Kesehatan Semarang.

Subyek uji adalah tikus putih Sprague Dawley yang dipelihara di

Laboratorium Hewan Coba FK Universitas Diponegoro Semarang yang

memenuhi kriteria inklusi yaitu usia 2-3 bulan, berat badan 175- 200 gram,

sehat, gerak aktif, tidak ada kelainan anatomis dan belum pernah

digunakan penelitian sebelumnya. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan

teknik maserasi. Penelitian dilakukan selama 10 hari dan pada hari ke 11

dilakukan pengambilan serum melalui V. Ophtalmica untuk pemeriksaan

kadar Serum Glutamat Oxaloacetic Transaminase. Penelitian dilakukan

selama Oktober- November 2018 di Laboratorium Hewan Coba FK

Universitas Diponegoro Semarang, sedangkan pemeriksaan kadar SGPT

dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Semarang.

Data didapatkan dari pengukuran kadar SGPT dari semua subyek

uji penelitian. Analisis statistic menggunakan uji One Way Anova dan

dilanjutkan uji Pos-Hoc LSD

HASIL PENELITIAN

Selama penelitian berlangsung tidak didapatkan tikus yang sakit

atau mati. Pembuatan ekstrak kedelai hitam sudah di lakukan uji kualitas

kadar flavonoid dengan hasil positif yang menunjukkan bahwa ekstrak

kedelai hitam mengandung flavonoid. Kadar SGPT setelah 10 hari

perlakuan ditunjukkan pada grafik 1


90
80 76,82 ± 5,10ab
69,33 ± 7,56cd
Kadar SGPT (UI/L)

70
58,24 ± 8,31a c
60
51,18 ± 7,54bd
50
40
30
20
10
0
kontrol kelompok konsentrasi konsentrasi
negatif normal 50% 100%
Rata-rata SGPT

Grafik 1. Rata-rata kadar SGPT


Keterangan : a. nilai p berbeda bermakna terhadap kelompok normal p = 0,001;
b. nilai p berbeda bermakna dengan konsentrasi 50% p = 0.000; c. nilai p
berbeda bermakna dengan konsentrasi 100% p= 0.027; d. nilai p berbeda
bermakna dengan kelompok konsentrasi 100% nilai p 0.001

PEMBAHASAN

Induksi boraks 40 mg menyebabkan meningkatnya kadar SGPT.

Gugus aktif boraks B-O-B (B=O) akan berikatan dengan lipid tak jenuh

sehingga menyebabkan peroksidasi lipid pada membran sel hepar

(Adinugroho et al., 2013). Kerusakan membran sel hepar menyebabkan

peningkatan influx Kalsium dan pengaktifan enzim protease sehingga

menyebabkan kerusakan DNA yang mengakibatkan peningkatan kadar

Serum Glutamat Oxaloacetic Transaminase.

Pemberian ekstrak kedelai hitam konsentrasi 50% dan konsentrasi

100% dapat menurunkan kadar SGPT. Kedelai hitam mengandung


antosianin yang merupakan antioksidan kuat yang dapat menunda,

menghambat atau mencegah oksidasi dengan bertindak sebagai

scavenger radikal bebas yaitu Reavtive Oxygen Species (ROS) dan

Reactive Nitrogen Species (RNS) misalnya anion superoksida, hidrogen

peroksida, hidroksil radikal dan peroksinitrit (Miguel, 2011). Pemberian

antosianin mampu mencegah penurunan salah satu antioksidan endogen

yaitu glutation hati (Fahmi, 2016). Tanaman kedelai hitam merupakan

jenis tanaman Leguminoceae yang memiliki kandungan isoflavon tinggi.

Isoflavon merupakan salah satu flavonoid yang mampu mencegah

peroksidasi lipid karena berperan sebagai akseptor radikal bebas

sehingga dapat menghambat reaksi rantai radikal bebas pada oksidasi

lipid (Astuti, 2008).

Pada penelitian ini pemberian ekstrak kedelai hitam (Glysine Soja)

konsentrasi 50% merupakan dosis terbaik karena mendekati nilai normal

dibandingkan kelompok dengan konsentrasi 100%. Menurut Kurniawan

(2014) aktivitas ekstrak yang berasal dari bahan alam mengandung

banyak komponen yang kemungkinan bekerja secara agonis atau

antagonis, sehingga semakin tinggi dosis yang diberikan justru tidak

berpengaruh atau akan memperburuk. Ekstrak dari bahan alam selain

memiliki komponen utama juga memiliki senyawa sekunder yang akan

mempengaruhi respon. Pada konsentrasi kecil, senyawa sekunder tidak

terlalu mengganggu hasil yang diharapkan, akan tetapi pada konsentrasi


yang lebih tinggi antioksidan justru dapat berubah menjadi prooksidan

sehingga mengganggu hasil respon (Hidayat et al., 2014)

SIMPULAN

Pemberian ekstrak kedelai hitam (Glysine Soja) konsentrasi 50%

lebih efektif dalam menurunkan kadar SGPT dibanding konsentrasi 100%

SARAN

1. Perlu dilakukan uji kuantitatif kadar flavonoid pada ekstrak

kedelai hitam

2. Perlu dilakukan penelitian uji aktivitas antosinain dan flavonoid

ekstrak kedelai hitam dalam mencegah kerusakan sel hepar,

misalnya DPPH dan MDA

3. Perlu dilakukan penelitian dengan uji toksisitas dalam jangka

waktu yang lebih lama

4. Perlu dilakukan penelitian dengan parameter lain seperti

histopatologi, SGOT, bilirubin untuk mengetahui pengaruh

ekstrak kedelai hitam sebagai alternatif hepatoprotektor secara

menyeluruh

DAFTAR PUSTAKA

Adie, M. K. 2016. ‘Biologi tanaman kedelai’, Balai Penelitian Tanaman Kacang-


Kacangan dan Umbi-Umbian Malang, pp. 1–30.
Adinugroho, N. et al. 2013 ‘Terhadap Perubahan Gambaran Makroskopis Dan
Mikroskopis Hepar Selama 28 Hari Laporan Hasil Dan Mikroskopis
Hepar Selama 28 Hari’.
Almas, H. .2016. ‘Pengaruh Antosianin Beras Ketan Hitam terhadap Kadar SGPT
serum’, Studi eksperimental tikus putih jantan galur wistar yang
diinduksi paracetamol.
Astuti, S. 2008. ‘Isoflavon Kedelai Dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal
Bebas’, Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Universitas Lampung,
13(2), pp. 126–136.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan .2013. ‘Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013’, Laporan Nasional 2013, pp. 1–384. doi: 1
Desember 2013.
Dooley, J. 2002. Diseases of the liver and Billiary system. 12th edn. Edited by J.
S. Doleey. wiley-blackwell birtish library.
Fahmi, H. 2016. ‘Pengaruh Antosianin Beras Ketan Hitam Terhadap Kadar
Bilirubin Serum’, Studi eksperimental tikus putih jantan galur wistar
yang diinduksi paracetamol.
Friedman, L. S. and Keeffe, E. B. 2011. Handbook of Liver Disease E-Book. 3rd
edn. Edited by E. K. L. Friedman. china: Elsevier Ltd.
Hidayat. et al. (2014) ‘Aktivitas Antioksidan dan Antitrigliserida Ekstrak Tunggal
Kedelai, Daun Jati Belanda Serta Kombinasinya ’, 16(2), pp. 89–94.
Lin, W. et al. 2016. ‘Research & Reviews : Journal of Botanical Sciences Black
Soybean Shows Protective Function against Carbon Tetrachloride-
induced Liver Damage in Sprague-dawely Rats’, 5(1), pp. 7–15.
Ma, H. et al. 2017. ‘Analisis Kandungan Formalin Dan Boraks Pada Ikan Asin
Dan Tahu Dari Pasar Pinasungkulan Manado Dan Pasar Beriman
Tomohon’, 6(2), pp. 24–28.
Miguel, M. G. 2011. ‘Anthocyanins: Antioxidant and/or anti-inflammatory
activities’, Journal of Applied Pharmaceutical Science, 1(6), pp. 7–15.
Parwata, I. made. 2015. ‘Antioksidan Kimia Terapan ’, (April), pp. 1–51.
Tatukude, R. L., et al., 2014. ‘Gambaran Histopatologi Hati Tikus Wistar yang
Diberikan Boraks’, Jurnal e-Biomedik, 2(3), pp. 1–7.
Triandita, N. et al. 2016. ‘Perbaikan Status Antioksidan Penderita Diabetes Tipe 2
Dengan Tahu Kedelai Hitam Kaya Serat’, Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan, 27(2), pp. 123–130. doi: 10.6066/jtip.2016.27.2.123.

Anda mungkin juga menyukai