PERAGA SEDERHANA)
MAKALAH
Oleh
M.TAUFIK
NIM. 1605110306
Oleh
M.TAUFIK
NIM. 1605110306
Menyetujui
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya
terkhusus nikmat ilmu pengetahuan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah seminar mata kuliah fisika yang berjudul “Penerapan Prinsip Bernoulli pada Pompa
Hidram (Pembuatan alat peraga sederhana)”.
Makalah ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah seminar Fisika
pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Semoga karya tulis ini memberikan manfaat. Penulis menyadari banyak kesalahan dari
segi materi maupun tulisan. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif dari pembaca yang
diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
D. Manfaat Masalah 2
A. Massa Jenis 3
B. Tekanan 4
C. Hukum Newton 5
D. Fluida 5
BAB IV PENUTUP 24
A. Kesimpulan 24
B. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan sehari – hari dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kondisi alam dan hukum dasar fisika ataupun dengan memanfaatkan peralatan
mekanis hasil karya manusia. Penerapan konsep-konsep fisika sangat terlihat pada penggunaan
Pompa Hidrolik Ram, diantaranya adalah sebagai berikut sifat fluida, kapasitas aliran fluida,
gerak fluida dan laju aliran, persamaan kontinuitas, energi, serta asaz Bernoulli.
Bagi masyarakat yang berada jauh dari sumber air atau berada pada daerah yang lebih
tinggi dari pada sumber air, dapat menggunakan peralatan mekanis untuk membantu dalam
penyediaan air. Pompa adalah peralatan mekanis yang telah digunakan dari generasi ke generasi
untuk membantu transport air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari satu
tempat ke tempat lain dengan jarak tertentu. Selain itu, pompa juga dapat digunakan untuk
memindahkan fluida ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi atau memindahkan fluida ke
tempat lain dengan jarak tertentu.Pompa tersebut dinamakan pompa Hidram, berasal dari kata
Hydraulic Ram Pump, bisa diartikan pompa air dengan tenaga hantaman air.
Di Indonesia pompa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, namun
kurangnya perawatan dan edukasi membuat pompa ini tidak lestari. Ditambah jaman dulu
sumber air masih sangat banyak, sungai masih lan¬car mengalir dengan debit besar, tanahnya
masih subur dengan humus, hutan masih lebat belum gundul, tanahnya belum erosi hingga
mendangkalkan sungai. Tetapi keadaan sekarang adalah kebalikan semua itu, membuat pompa
Hidram tampil lagi sebagai solusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, maka rumusan masalah dalam karya ini
adalah “Bagaimana penerapan prinsip Bernoulli pada pompa hidram?”
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah agar
pembaca memahami konsep fisika yang mendasarinya, prinsip kerjanya serta karakteristik dari
pompa Hidram.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat karya tulis ini bagi penulis adalah sebagai latihan penulisan karya tulis ilmiah
agar dapat mengembangkan proses berfikir ilmiah, sebagai bekal ketika penulis terjun
langsung ke dalam dunia pendidikan dan sebagai sarana dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Seminar Fisika di Pendidikan Fisika Universitas Riau.
2. Bagi pembaca atau mahasiswa, dapat menjadi sumber informasi tentang penerapan prinsip
Bernoulli pada pompa hidram.
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Usaha pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan sehari – hari dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kondisi alam dan hukum dasar fisika ataupun dengan memanfaatkan peralatan
mekanis hasil karya manusia. Penerapan konsep-konsep fisika sangat terlihat pada penggunaan
Pompa Hidrolik Ram, diantaranya adalah sebagai berikut sifat fluida, kapasitas aliran fluida,
gerak fluida dan laju aliran, persamaan kontinuitas, energi, serta asaz Bernoulli.
Bagi masyarakat yang berada jauh dari sumber air atau berada pada daerah yang lebih
tinggi dari pada sumber air, dapat menggunakan peralatan mekanis untuk membantu dalam
penyediaan air. Pompa adalah peralatan mekanis yang telah digunakan dari generasi ke generasi
untuk membantu transport air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari satu
tempat ke tempat lain dengan jarak tertentu. Selain itu, pompa juga dapat digunakan untuk
memindahkan fluida ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi atau memindahkan fluida ke
tempat lain dengan jarak tertentu.Pompa tersebut dinamakan pompa Hidram, berasal dari kata
Hydraulic Ram Pump, bisa diartikan pompa air dengan tenaga hantaman air.
Di Indonesia pompa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, namun
kurangnya perawatan dan edukasi membuat pompa ini tidak lestari. Ditambah jaman dulu
sumber air masih sangat banyak, sungai masih lan¬car mengalir dengan debit besar, tanahnya
masih subur dengan humus, hutan masih lebat belum gundul, tanahnya belum erosi hingga
mendangkalkan sungai. Tetapi keadaan sekarang adalah kebalikan semua itu, membuat pompa
Hidram tampil lagi sebagai solusi.
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, maka rumusan masalah dalam karya ini
adalah “Bagaimana penerapan prinsip Bernoulli pada pompa hidram?”
G. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah agar
pembaca memahami konsep fisika yang mendasarinya, prinsip kerjanya serta karakteristik dari
pompa Hidram.
H. Manfaat Penulisan
3. Manfaat karya tulis ini bagi penulis adalah sebagai latihan penulisan karya tulis ilmiah
agar dapat mengembangkan proses berfikir ilmiah, sebagai bekal ketika penulis terjun
langsung ke dalam dunia pendidikan dan sebagai sarana dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Seminar Fisika di Pendidikan Fisika Universitas Riau.
4. Bagi pembaca atau mahasiswa, dapat menjadi sumber informasi tentang penerapan prinsip
Bernoulli pada pompa hidram
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Massa Jenis
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitasnya, di definisikan
sebagai massa per satuan volume. Bahan yang homogen seperti es atau besi, memiliki
densitas yang sama pada setiap bagiaanya. Kita gunakan huruf yunani ρ (“rho”) untuk
densitas. Jika sebuah bahan yang materialnya homogen bermassa m memiliki volume V,
densitasnya ρ adalah
m (1)
ρ= V
Satuan SI untuk densitas adalah kilogram per meter kubik (1 kg/m3). Dalam satuan cgs
adalah gram per centimeter kubik (1 g/cm3), yang juga sering digunakan (Young, 2002).
B. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja
tegak lurus terhadap permukaan A :
F
Tekanan = P = A (2)
satuan SI untuk tekanan adalah N/m2. Satuan ini mempunyai nama resmi pascal (Pa), untuk
menghormati Blaise Pascal, 1 Pa = 1 N/m2.satuan-satuan lain yang kadang digunakan adalah
dyne/cm2, Ib/in2 (kadang-kadang disingkat psi).
Konsep tekanan terutama berguna dalam mambahas fluida. Dari fakta eksperimental
ternyata fluida membarikann tekanan ke semua arah. Disetiap titik pada fluida yang diam,
besarnya tekanan dari seluruh arah tetap sama. Sifat penting lainnya dari fluida yang berada
dalam keadaan diam adalah bahwa gaya disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak
lurus terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya. Jika ada komponen yang sejajar
dengan permukaan, maka menurut hokum Newton ketiga, permukaan akan memberikan gaya
kembali pada fluida yang juga akan memiliki komponen sejajar dengan permukaan.
Komponen seperti ini akann menyebabkan fluida mengalir.
Jika suatu titik yang berada dikedalaman h d ibawah permukaan zat cair (yaitu permukaan
berada di ketinggian h d iatas titik ini), dengan demikian gaya yang bekerja pada luas daerah
tersebut adalah F = mg = ρAhg, dimana Ah adalah volume kolom, ρ adalah massa jenis zat
cair, dan g adalah percepatan gravitasi, dengan mdemikian adalah
ρAhg
P = F
A = A
P = ρgh (3)
Dengan demikian, tekanan berbanding lurus dengan massa jenis zat cair, dan dengan
kedalaman di dalam zat cair. Pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama dalam zat
cair yang serba sama adalah sama (giancoli, 2001)
C. Hukum II Newton
Berabad-abad masalah gerak dan penyebabnya menjadi topic utama dalam filsafat
alami (nama lama untuk fisika). Baru kemudian, dengan kemunculan Galileo dan Newton,
diperoleh kemajuan yang nyata, Isaac Newton dilahirkan di Inggris dalam tahun kematian
Galileo, adalah bangunan prinsip dari mekanika klasik (Halliday, 1991).
bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya". J ika suatu gaya luar
total bekerja pada sebuah benda, maka benda akan tetap mengalami percepatan. Arah
percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Vector gaya total sama dengan massa benda
dikalikan dengan percepatan benda.. Dalam bentuk persamaan,
∑ F ⃑ = m a⃑ (4)
D. Fluida
Fluida ideal adalah fluida yang inkompresibel (yaitu, yang densitasnya sulit dirubah)
dan tidak memiliki gesekan dalam (disebut viskositas). Gesekan dalam pada fluida
menyebabkan tegangan geser ketika dua lapisan batas fluida bergerak relative satu dengan
yang lain, seperti ketika fluida mengalir di dalam tabung atau sekitar rintangan ( Young,
2002)
Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut
(Olson, 1990):
Laju alir adalah banyaknya zat yang mengalir dengan kecepatan tertentu persatuan waktu.
Laju alir suatu fluida dapat dibedakan ke dalam 3 macam pola
Aliran;
1. Aliran Laminar
Aliran laminer terjadi ketika kecepatan fluida dalam pipa rendah dan partikel fluida
bergerak lancar. Kecepatan dari partikel diseluruh fluida mengambil bentuk parabola.
2. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang
menyangkut geometri aliran.
3. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran dimana pergerakan dari partikel-partikel
fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian
fluida yang lain dalam skala yang besar.
Gambar 2.2 Debit Fluida yang masuk sama dengan yang keluar (Anonim,2016)
Berdasarkan Gambar 2.2 dan peristiwa di atas, maka dapat dituliskan persamaannya :
Δm1 Δm2
Δt1 = Δt2
ρΔV 1 ρΔV 2
Δt1 = Δt2
ΔV 1 ΔV 2
Δt1 = Δt2
Dari persamaan di atas, volume fluida per satuan waktu dikenal dengan debit atau laju
aliran, sehingga persamaan debit (Q) dapat ditulis menjadi: 𝑄=
𝑉𝑡. Artinya, debit fluida yang
masuk ke dalam pipa sama dengan debit fluida yang keluar dari pipa.
𝑄1 = 𝑄2
V1 V2
t1 = t2
A1s1 A2s2
t1 = t2
𝐴2
𝐴1𝑣1 = 𝑣2 (5)
Di semua titik di dalam bagian yang sempit dari pipa tekanan adalah p1 dan laju adalah v1, di
semua titik di dalam bagian yang lebar dari tekanan adalah p2 dan laju adalah v2 .
Gambar 2.3 Fluida Ideal Melewati sebuah Pipa (Arif Setiawan, 2014)
Gambar 2.3 menunjukkan suatu segmen fluida ideal yang melewati sebuah pipa dalam
selang waktu Δ𝑡. Pada awal selang waktu, segmen fluida merupakan bagian yang diarsir di
sebelah kiri (titik 1) dan bagian yang tidak diarsir. Selama selang waktu itu, ujung sebelah
kirinya bergerak ke kanan sejauh jarak Δ𝑥1, yang merupakan panjang dari bagian yang diarsir
di sebelah kiri. Sementara itu, ujung sebelah kanannya bergerak ke arah kanan sejauh jarak
Δ𝑥2, yang merupakan daerah arisran di sebelah kanan atas (titik 2). Pada akhir selang waktu,
segmen fluida terdiri dari bagian yang tidak diarsir dan bagian abu-abu yang diarsir di sebelah
kanan atas (Serway : 2010)
Apabila diperhatikan gaya-gaya yang bekerja dalam segmen fluida ini, maka gaya yang
dikerjakan oleh fluida di ujung kiri adalah 𝑭1 = 𝒑1𝑨1. Usaha yang dilakukan oleh gaya ini
dalam selang waktu Δ𝑡 adalah 𝑊1 =𝑭1 Δ𝑥1 =𝒑1𝑉 dengan 𝑉 adalah volume bagian 1. Melalui
analisis yang sama, maka usaha yang dilakukan oleh segmen fluida di ujung kanan selama
selang waktu yang sama, Δ𝑡, dapat ditentukan, yaitu :
𝑊2 =
−𝒑2𝐴2Δ𝑥2=−𝒑𝑉
(Volume bagian 1 sama dengan volume bagian 2). Usaha ini bernilai negatif, karena gaya
pada segmen fluida arahnya ke kiri, sementara perpindahannya ke kanan. Oleh karena itu,
total usaha yang diberikan pada segmen fluida oleh gaya-gaya ini selama selang waktu Δ𝑡
adalah :
𝑊=(𝒑1 −𝒑2)𝑉
Sebagian dari usaha ini mengubah energi kinetik dari segmen fluida, sedangkan sebagian
lainnya mengubah energi potensial gravitasinya. Perubahan energi kinetik pada segmen
fluidanya adalah :
1 1
Δ𝐾= 2
𝑚𝑣22 − 2
𝑚𝑣12
Karena perbedaan ketinggian benda ditunjukkan dengan ℎ1 dan ℎ2, maka perubahan
energi potensial gravitasinya adalah:
Δ𝑈=𝑚𝑔ℎ2−𝑚𝑔ℎ1
Jadi, usaha total yang dilakukan pada sistem adalah sama dengan perubahan energi
mekanik dari sistem tersebut.
𝑊=Δ𝐾+Δ𝑈
1 1
(𝒑1−𝒑2) 𝑉=
2
𝑚𝑣22 − 2
𝑚𝑣12 + 𝑚𝑔ℎ2−𝑚𝑔ℎ1
Dengan 𝜌 = , jika persamaan di atas dibagi dengan 𝑉, maka akan menjadi:
1 1
𝒑1 – 𝒑2 = 2
𝜌𝒗22 − 2
𝜌𝒗12 + 𝜌𝒈ℎ2 −𝜌𝒈ℎ1
Sehingga, apabila disusun kembali akan menjadi Persamaan Bernoulli:
1 1
𝒑1 + 2
𝜌𝒗12 +𝜌𝒈ℎ1 = 𝒑2 + 2
𝜌𝒗22 + 𝜌𝒈ℎ2 (6)
Atau sering juga ditulis :
1
𝒑1 + 2
𝜌𝒗12 + 𝜌𝒈ℎ1 =
konstan (7)
Berdasarkan Hukum Bernoulli yang ditunjukkan pada persamaan (4) di atas, maka hal ini
membuktikan jika kecepatan fluida tinggi, maka tekanan rendah, jika kecepatan fluida rendah,
tekanan tinggi. Hal ini akan menjadi menarik jika dikaitkan dengan pergerakan angin. Angin
(udara) akan mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
(Serway dan Jewett, 2010 )
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar 3.1 Pompa Hidram (Made Suarda dan IKG Wirawan, 2018)
B. Komponen Pompa Hidram
Pompa hidram terdiri dari beberapa komponen yang membentuk suatu sistem, yang
meliputi klep buang, klep tekan, tabung udara, pipa masuk/penghantar, dan pipa keluar/penyalur.
Terlihat pada Gambar 3.2
Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dijelaskan tahap-tahap kerja pompa hidram sebagai
berikut :
1. Pada kondisi awal katup limbah terbuka dan katup penghantar masih tertutup. Pada
kondisi saat seperti ini, tidak ada tekanan dalam tabung udara dan belum ada air keluar
melalui pipa penghantar.
Fluida yang berupa air dialirkan dari sumber air yang bertempat di ketinggian tertentu
(H) sehingga energi air yang digunakan untuk memompa air adalah energi potensialnya.
Air yang berada di sumber air masuk kedalam pompa hidram melalui pipa masuk,
sebagian air keluar melalui katup limbah, sebagian air lagi masuk kedalam badan hidram
mengalami percepatan sampai kecepatannya mencapai v0, Karena air mengalir dari
sumber air yang memiliki ketinggian tertentu, maka akan timbul gaya yang disebabkan
oleh percepatan yang dialami air, yang besarnya sama dengan hasil kali massa fluida
yang mengalir dan percepatan yang dialami fluida (Hukum Newton), yang mengacu pada
persamaan:
∑ F ⃑ = m a⃑
Air yang berada di sumber air mengalir melalui pipa penghantar sehingga akan
menimbulkan momentum berupa water hammer.
2. Saat aliran air telah mencapai kecepatan tertentu, ketika, aliran tersebut akan mendorong
katup limbah mulai menutup. Pada pompa hidram yang baik, proses menutupnya katup
limbah terjadi sangat cepat.
3. Katup limbah masih tertutup. Penutupan katup yang dengan tiba-tiba tersebut
menciptakan tekanan yang sangat besar dan melebihi tekanan statis pipa masuk.
Momentum dari air yang melewati katup limbah yang tertutup, memaksa katup
penghantar terbuka dan mendorong air masuk ke tabung udara. Air yang masuk kedalam
tabung udara menyebabkan udara pada tabung udara mulai mengembang sehingga
tekanan dalam tabung udara naik. Tekanan itu menyebabkan air terdorong keluar melalui
pipa penghantar untuk menyeimbangkan tekanan udara dan tekanan air pada tabung
udara. Tekanan pada saat ini dapat dicari dengan cara membagi gaya pada titik 3 pada
gambar (gaya akibat percepatan air) dengan luas penampang pipa masuk
F
P3 = A = ρL dv
dt
4. Katup penghantar tertutup membuat aliran air yang masuk dari pipa masuk mulai
melambat dan tekanan di dekat katup penghantar lebih besar daripada tekanan statis pipa
masuk, sehingga aliran berbalik arah dari badan hidram menuju sumber air. Perlambatan
aliran sampai kondisi tidak ada aliran sesaat atau kecepatan aliran sama dengan nol.
Peristiwa inilah yang disebut dengan recoil. Recoil menyebabkan terjadinya kevakuman
pada badan hidram, yang mengakibatkan masuknya sejumlah udara dari luar masuk ke
badan hidram melalui katup udara. Tekanan di sisi bawah katup limbah juga berkurang
dan juga karena berat katup limbah itu sendiri, maka katup limbah kembali terbuka.
Tekanan air pada pipa kembali ke tekanan statis sebelum siklus berikutnya terjadi.
Karena,
P3 L dv
ρg = g dt
Dengan HL adalah head losses pada pipa, yang besarnya ditentukan dengan
persamaan di bawah ini:
H L = f DL v2
2g
+∑ K ( v2
2g )
Dengan:
head losses, m
Hl =
F = factor gesekan bahan pipa masuk
L = panjang pipa masuk, m
D = diameter pipa masuk, m
K = factor kontraksi
Untuk menghitung besarnya energy yang dibangkitkan pada pompa hidram kita tinjau
kondisi masing-masing titik saat awal pengoperasian pompa hidram, dimana pada kondisi
demikian air yang masuk ke badan hidram langsung keluar melalui katup limbah dengan
kecepatan tertentu (v3), dan tekanan di titik 3, p3, akan sama dengan atmosfer (=0) karena
katup limbah dalam keadaan terbuka penuh. Sehingga persaman Bernoulli akan menjadi :
v2
H − HL = 2g
Kecepatan v3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kontinuitas, dimana harga
debit (q) bernilai konstan (kondisi awal semua fluida yang masuk langsung keluar melalui
katup limbah), sehingga:
Q=V3 x A
Dengan :
Q = debit air yang keuar melalui katup limbah, m3/s
V3 = kecepatan air di titik 3 (yang melalui katup limmbah), m/s
A = luas penampang lubang katup limbah, m2
Setelah nilai v3 di dapatkan, maka kita dapat menghitung energy yang dibangkitkan
hidram dengan persamaan :
1
E= 2
𝑚𝑣32
Dengan:
E = energy hidram, J
m = massa fluida yang mengalir melalui pipa masuk, kg
= L A ρ
V3 =
kecepatan massa fluida yang mengalir, m/s
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan prinsip Bernoulli pada pompa hidram, air dapat mengalir dari tempat rendah
ke tempat tinggi karena pompa hidram memanfaatkan tekanan dan kecepatan dari fluida,
ketika kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan ketika kecepatan rendah, tekanan tinggi.
B. Saran
Pompa hidram akan bekerja lebih efektif apabila laju aliran serta debit air minimal 7 liter
per menit dan lebih baik lagi jika menggunakan diameter pipa yang besar agar jumlah air
yang masuk lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga
andung: Pusat Teknologi
Hanafie, J., de Longh, H., 1979. Teknologi Pompa Hidraulik Ram. B
Pembangunan Institut Teknologi Bandung
Olson, R. M. and Wright, S. J. 1990. Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik. J akarta: Gramedia
Pustaka Utama
Serway, R. A dan Jewwet, J. W. Jr. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 2 Edisi 6. J akarta:
Salemba Teknika
Supiyanto, 2004. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D., dkk. 2002. Fisika Universitas Edisi Sepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga