Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN PRINSIP BERNOULLI PADA POMPA HIDRAM (PEMBUATAN ALAT

PERAGA SEDERHANA)

MAKALAH

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Seminar Fisika

Oleh
M.TAUFIK
NIM. 1605110306

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR MATA KULIAH

PENERAPAN PRINSIP BERNOULLI PADA POMPA HIDRAM

Oleh

M.TAUFIK
NIM. 1605110306

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Syahril, S.Si, MT Dr. Dedi Irawan, S.Si, M.Sc


NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya
terkhusus nikmat ilmu pengetahuan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah seminar mata kuliah fisika yang berjudul “​Penerapan Prinsip Bernoulli pada Pompa
Hidram (Pembuatan alat peraga sederhana)”.

Makalah ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah seminar Fisika
pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis​ ​mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahril, S.Si, MT Sebagai dosen Pembimbing


2. Bapak Dr. Dedi Irawan, S.Si, M.Sc Sebagai dosen Pembimbing

Semoga karya tulis ini memberikan manfaat. Penulis menyadari banyak kesalahan dari
segi materi maupun tulisan. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif dari pembaca yang
diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini yang akan datang.

Pekanbaru, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
D. Manfaat Masalah 2

BAB II KAJIAN TEORITIS 3

A. Massa Jenis 3
B. Tekanan 4
C. Hukum Newton 5
D. Fluida 5

BAB III PEMBAHASAN 11

A. Definisi Pompa Hidram 11


B. Komponen Pompa Hidram 11
C. Prinsip Kerja Pompa Hidram 14
D. Manfaat dan Kelebihan Pompa Hidram 22

BAB IV PENUTUP 24

A. Kesimpulan 24
B. Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 22
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pola Aliran Fluida 7


2.2 Debit Fluida yang Masuk sama dengan yang Keluar 7
2.3 Fluida Ideal Melewati sebuah Pipa 9
3.1 Komponen Pompa Hidram 11
3.2 Prinsip Kerja Pompa Hidram 15
3.3 Skema Instalasi Pompa Hidram 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan sehari – hari dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kondisi alam dan hukum dasar fisika ataupun dengan memanfaatkan peralatan
mekanis hasil karya manusia. Penerapan konsep-konsep fisika sangat terlihat pada penggunaan
Pompa Hidrolik Ram, diantaranya adalah sebagai berikut sifat fluida, kapasitas aliran fluida,
gerak fluida dan laju aliran, persamaan kontinuitas, energi, serta asaz Bernoulli.
Bagi masyarakat yang berada jauh dari sumber air atau berada pada daerah yang lebih
tinggi dari pada sumber air, dapat menggunakan peralatan mekanis untuk membantu dalam
penyediaan air. Pompa adalah peralatan mekanis yang telah digunakan dari generasi ke generasi
untuk membantu transport air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari satu
tempat ke tempat lain dengan jarak tertentu. Selain itu, pompa juga dapat digunakan untuk
memindahkan fluida ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi atau memindahkan fluida ke
tempat lain dengan jarak tertentu.Pompa tersebut dinamakan pompa Hidram, berasal dari kata
Hydraulic Ram Pump, bisa diartikan pompa air dengan tenaga hantaman air.
Di Indonesia pompa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, namun
kurangnya perawatan dan edukasi membuat pompa ini tidak lestari. Ditambah jaman dulu
sumber air masih sangat banyak, sungai masih lan¬car mengalir dengan debit besar, tanahnya
masih subur dengan humus, hutan masih lebat belum gundul, tanahnya belum erosi hingga
mendangkalkan sungai. Tetapi keadaan sekarang adalah kebalikan semua itu, membuat pompa
Hidram tampil lagi sebagai solusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, maka rumusan masalah dalam karya ini
adalah “Bagaimana penerapan prinsip Bernoulli pada pompa hidram?”

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah agar
pembaca memahami konsep fisika yang mendasarinya, prinsip kerjanya serta karakteristik dari
pompa Hidram.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat karya tulis ini bagi penulis adalah sebagai latihan penulisan karya tulis ilmiah
agar dapat mengembangkan proses berfikir ilmiah, sebagai bekal ketika penulis terjun
langsung ke dalam dunia pendidikan dan sebagai sarana dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Seminar Fisika di Pendidikan Fisika Universitas Riau.
2. Bagi pembaca atau mahasiswa, dapat menjadi sumber informasi tentang penerapan prinsip
Bernoulli pada pompa hidram.
BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang
Usaha pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan sehari – hari dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kondisi alam dan hukum dasar fisika ataupun dengan memanfaatkan peralatan
mekanis hasil karya manusia. Penerapan konsep-konsep fisika sangat terlihat pada penggunaan
Pompa Hidrolik Ram, diantaranya adalah sebagai berikut sifat fluida, kapasitas aliran fluida,
gerak fluida dan laju aliran, persamaan kontinuitas, energi, serta asaz Bernoulli.
Bagi masyarakat yang berada jauh dari sumber air atau berada pada daerah yang lebih
tinggi dari pada sumber air, dapat menggunakan peralatan mekanis untuk membantu dalam
penyediaan air. Pompa adalah peralatan mekanis yang telah digunakan dari generasi ke generasi
untuk membantu transport air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari satu
tempat ke tempat lain dengan jarak tertentu. Selain itu, pompa juga dapat digunakan untuk
memindahkan fluida ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi atau memindahkan fluida ke
tempat lain dengan jarak tertentu.Pompa tersebut dinamakan pompa Hidram, berasal dari kata
Hydraulic Ram Pump, bisa diartikan pompa air dengan tenaga hantaman air.
Di Indonesia pompa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, namun
kurangnya perawatan dan edukasi membuat pompa ini tidak lestari. Ditambah jaman dulu
sumber air masih sangat banyak, sungai masih lan¬car mengalir dengan debit besar, tanahnya
masih subur dengan humus, hutan masih lebat belum gundul, tanahnya belum erosi hingga
mendangkalkan sungai. Tetapi keadaan sekarang adalah kebalikan semua itu, membuat pompa
Hidram tampil lagi sebagai solusi.
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, maka rumusan masalah dalam karya ini
adalah “Bagaimana penerapan prinsip Bernoulli pada pompa hidram?”

G. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah agar
pembaca memahami konsep fisika yang mendasarinya, prinsip kerjanya serta karakteristik dari
pompa Hidram.

H. Manfaat Penulisan
3. Manfaat karya tulis ini bagi penulis adalah sebagai latihan penulisan karya tulis ilmiah
agar dapat mengembangkan proses berfikir ilmiah, sebagai bekal ketika penulis terjun
langsung ke dalam dunia pendidikan dan sebagai sarana dalam menyelesaikan Mata Kuliah
Seminar Fisika di Pendidikan Fisika Universitas Riau.
4. Bagi pembaca atau mahasiswa, dapat menjadi sumber informasi tentang penerapan prinsip
Bernoulli pada pompa hidram
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Massa Jenis
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitasnya, di definisikan
sebagai massa per satuan volume. Bahan yang homogen seperti es atau besi, memiliki
densitas yang sama pada setiap bagiaanya. Kita gunakan huruf yunani ​ρ (“rho”) untuk
densitas. Jika sebuah bahan yang materialnya homogen bermassa ​m ​memiliki volume ​V,
densitasnya ​ρ ​ adalah
m (1)
ρ= V

Satuan SI untuk densitas adalah kilogram per meter kubik (1 kg/m​3​). Dalam satuan cgs
adalah gram per centimeter kubik (1 g/cm​3​), yang juga sering digunakan (Young, 2002).

Tabel 2.1 Massa Jenis (sumberbelajar.belajar.kemendikbud.go.id)


Massa Jenis
No Nama Zat
Kg m​-3 g cm​-3
1 Air 1.000 1,00
2 Aluminium 2.700 2,70
3 Alkohol 800 0,80
4 Besi 7.900 7,90
5 Bensin 700 0,70
6 Emas 19.300 19,30
7 Es 920 0,92
8 Hidrogen 0,0899 0,00009
9 Kuningan 8.400 8,40
10 Perak 10.500 10,50
11 Platina 21.450 21,45
12 Raksa 13.600 13,60
13 Udara 1,29 0,0013
14 Seng 7.140 7,14

B. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, dimana gaya F dipahami bekerja
tegak lurus terhadap permukaan ​A​ :
F
Tekanan = ​P = A (2)

satuan SI untuk tekanan adalah N/m​2​. Satuan ini mempunyai nama resmi pascal (Pa), untuk
menghormati Blaise Pascal, 1 Pa = 1 N/m​2​.satuan-satuan lain yang kadang digunakan adalah
dyne/cm​2​, Ib/in​2​ (kadang-kadang disingkat psi).
Konsep tekanan terutama berguna dalam mambahas fluida. Dari fakta eksperimental
ternyata fluida membarikann tekanan ke semua arah. Disetiap titik pada fluida yang diam,
besarnya tekanan dari seluruh arah tetap sama. Sifat penting lainnya dari fluida yang berada
dalam keadaan diam adalah bahwa gaya disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak
lurus terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya. Jika ada komponen yang sejajar
dengan permukaan, maka menurut hokum Newton ketiga, permukaan akan memberikan gaya
kembali pada fluida yang juga akan memiliki komponen sejajar dengan permukaan.
Komponen seperti ini akann menyebabkan fluida mengalir.
Jika suatu titik yang berada dikedalaman ​h d​ ibawah permukaan zat cair (yaitu permukaan
berada di ketinggian ​h d​ iatas titik ini), dengan demikian gaya yang bekerja pada luas daerah
tersebut adalah F = ​mg = ρAhg, ​dimana ​Ah adalah volume kolom, ​ρ adalah massa jenis zat
cair, dan ​g​ adalah percepatan gravitasi, dengan mdemikian adalah

ρAhg
P =​ F
A =​ A
P =​ ρgh (3)

Dengan demikian, tekanan berbanding lurus dengan massa jenis zat cair, dan dengan
kedalaman di dalam zat cair. Pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang sama dalam zat
cair yang serba sama adalah sama (giancoli, 2001)

C. Hukum II Newton
Berabad-abad masalah gerak dan penyebabnya menjadi topic utama dalam filsafat
alami (nama lama untuk fisika). Baru kemudian, dengan kemunculan Galileo dan Newton,
diperoleh kemajuan yang nyata, Isaac Newton dilahirkan di Inggris dalam tahun kematian
Galileo, adalah bangunan prinsip dari mekanika klasik (Halliday, 1991).

Bunyi Hukum Kedua Newton


"Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya (resultan gaya) yang

bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya". J​ ika suatu gaya luar

total bekerja pada sebuah benda, maka benda akan tetap mengalami percepatan. Arah
percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Vector gaya total sama dengan massa benda
dikalikan dengan percepatan benda.. Dalam bentuk persamaan,

∑ F ⃑ = m a⃑ (4)

Pernyataan alternatifnya adalah bahwa percepatan benda (perubahan kecepatan rata-rata)


sama dengan jumlah (resultan) vector semua gaya yang bekerja pada benda, dibagi dengan
massanya. Percepatan memiliki arah yang sama dengan gaya total. Hokum kedua Newton
merupakan hokum alam yang mendasar, hubungan antara gaya dan gerak (Young, 2002)

D. Fluida
Fluida ideal adalah fluida yang inkompresibel (yaitu, yang densitasnya sulit dirubah)
dan tidak memiliki gesekan dalam (disebut viskositas). Gesekan dalam pada fluida
menyebabkan tegangan geser ketika dua lapisan batas fluida bergerak relative satu dengan
yang lain, seperti ketika fluida mengalir di dalam tabung atau sekitar rintangan ( Young,
2002)
Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut
(Olson, 1990):

1. Aliran Tunak (​steady)


Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu sehingga
kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai percepatan).
2. Aliran Tidak Tunak (​unsteady​)
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.

Laju alir adalah banyaknya zat yang mengalir dengan kecepatan tertentu persatuan waktu.
Laju alir suatu fluida dapat dibedakan ke dalam 3 macam pola
Aliran;

1. Aliran Laminar
Aliran laminer terjadi ketika kecepatan fluida dalam pipa rendah dan partikel fluida
bergerak lancar. Kecepatan dari partikel diseluruh fluida mengambil bentuk parabola.
2. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang
menyangkut geometri aliran.
3. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran dimana pergerakan dari partikel-partikel
fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian
fluida yang lain dalam skala yang besar.

Gambar 2.1 Pola Aliran Fluida (Ilham Khoir,2014)


Persamaan Kontinuitas
Apabila suatu fluida ideal bergerak atau mengalir di dalam suatu pipa, maka massa
fluida yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan yang keluar dari pipa selama selang
waktu tertentu (Supiyanto : 2004).
Gambar 3 menunjukkan suatu fluida ideal bermassa jenis ​𝜌 memasuki pipa berluas
penampang ​𝐴1​ dengan kecepatan ​𝑣​1 dan keluar pada pipa berluas penampang ​𝐴2​ dengan
kecepatan ​𝑣2​ .

Gambar 2.2 Debit Fluida yang masuk sama dengan yang keluar (Anonim,2016)

Berdasarkan Gambar 2.2 dan peristiwa di atas, maka dapat dituliskan persamaannya :
Δm1 Δm2
Δt1 = Δt2
ρΔV 1 ρΔV 2
Δt1 = Δt2
ΔV 1 ΔV 2
Δt1 = Δt2

Dari persamaan di atas, volume fluida per satuan waktu dikenal dengan debit atau laju
aliran, sehingga persamaan debit (​Q​) dapat ditulis menjadi: ​𝑄=
​ ​𝑉𝑡​. Artinya, debit fluida yang
masuk ke dalam pipa sama dengan debit fluida yang keluar dari pipa.
𝑄​1​ = ​𝑄2​
V1 V2
t1 = t2
A1s1 A2s2
t1 = t2

​ ​𝐴2​
𝐴​1​𝑣​1 = ​ 𝑣​2 (5)

. Persamaan ini dikenal dengan sebagai ​persamaan kontinuitas


​Persamaan Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang ditemukan oleh Daniel Bernoulli di awal abad
kedelapan belas. Giancoli (2001) menyatakan bahwa inti dari hukum Bernoulli ini adalah ketika
kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan ketika kecepatan rendah, tekanan tinggi.
Halliday (1991) menyatakan bahwa persamaan Bernoulli adalah sebuah hubungan
fundamental di dalam mekanika fluida. Seperti semua persamaan di dalam mekanika fluida maka
persamaan Bernoulli tersebut bukanlah sebuah prinsip yang baru tetapi dapat diturunkan dari
hokum-hukum dasar mekanika Newton. Persamaan Bernoulli pada dasarnya adalah sebuah
pernyataan teorema kkerja-tenaga untuk aliran fluida.

Di semua titik di dalam bagian yang sempit dari pipa tekanan adalah ​p1​ dan laju adalah ​v​1​, ​di
semua titik di dalam bagian yang lebar dari tekanan adalah ​p2​ ​ dan laju adalah ​v2​ ​.

Gambar 2.3 Fluida Ideal Melewati sebuah Pipa​ ​(​Arif Setiawan, 2014)

Gambar 2.3 menunjukkan suatu segmen fluida ideal yang melewati sebuah pipa dalam
selang waktu Δ​𝑡​. Pada awal selang waktu, segmen fluida merupakan bagian yang diarsir di
sebelah kiri (titik 1) dan bagian yang tidak diarsir. Selama selang waktu itu, ujung sebelah
kirinya bergerak ke kanan sejauh jarak Δ​𝑥​1, yang merupakan panjang dari bagian yang diarsir
di sebelah kiri. Sementara itu, ujung sebelah kanannya bergerak ke arah kanan sejauh jarak
Δ​𝑥​2, yang merupakan daerah arisran di sebelah kanan atas (titik 2). Pada akhir selang waktu,
segmen fluida terdiri dari bagian yang tidak diarsir dan bagian abu-abu yang diarsir di sebelah
kanan atas (Serway : 2010)
Apabila diperhatikan gaya-gaya yang bekerja dalam segmen fluida ini, maka gaya yang
dikerjakan oleh fluida di ujung kiri adalah ​𝑭1​​ = ​𝒑​1​𝑨​1​. Usaha yang dilakukan oleh gaya ini
dalam selang waktu Δ​𝑡 adalah ​𝑊1​​ =​𝑭1​​ Δ​𝑥1​​ =​𝒑​1​𝑉 dengan ​𝑉 adalah volume bagian 1. Melalui
analisis yang sama, maka usaha yang dilakukan oleh segmen fluida di ujung kanan selama
selang waktu yang sama, Δ​𝑡​, dapat ditentukan, yaitu :
𝑊​2 =
​ −​𝒑​2​𝐴​2​Δ​𝑥​2​=−​𝒑𝑉

(Volume bagian 1 sama dengan volume bagian 2). Usaha ini bernilai negatif, karena gaya
pada segmen fluida arahnya ke kiri, sementara perpindahannya ke kanan. Oleh karena itu,
total usaha yang diberikan pada segmen fluida oleh gaya-gaya ini selama selang waktu Δ​𝑡
adalah :
𝑊​=(​𝒑1​​ −​𝒑​2​)​𝑉
Sebagian dari usaha ini mengubah energi kinetik dari segmen fluida, sedangkan sebagian
lainnya mengubah energi potensial gravitasinya. Perubahan energi kinetik pada segmen
fluidanya adalah :
1 1
Δ​𝐾​= 2
𝑚𝑣​2​2 ​− 2
​𝑚𝑣​1​2
Karena perbedaan ketinggian benda ditunjukkan dengan ℎ1 dan ℎ2, maka perubahan
energi potensial gravitasinya adalah:
Δ​𝑈​=​𝑚𝑔​ℎ​2​−​𝑚𝑔​ℎ​1
Jadi, usaha total yang dilakukan pada sistem adalah sama dengan perubahan energi
mekanik dari sistem tersebut.
𝑊​=Δ​𝐾​+Δ​𝑈

1 1
(𝒑​1​−​𝒑​2​)​ ​𝑉=
​ 2
𝑚𝑣​2​2​ − 2
𝑚𝑣​1​2 ​+ ​𝑚𝑔​ℎ​2​−​𝑚𝑔​ℎ​1

Dengan ​𝜌 ​= , jika persamaan di atas dibagi dengan ​𝑉,​ maka akan menjadi:
1 1
𝒑​1 –​ ​𝒑​2​ = 2
𝜌𝒗​2​2 ​− 2
𝜌𝒗​1​2 ​+ ​𝜌𝒈​ℎ​2​ −​𝜌𝒈​ℎ​1
Sehingga, apabila disusun kembali akan menjadi ​Persamaan Bernoulli​:
1 1
𝒑​1​ ​+ 2
𝜌𝒗​1​2 ​+​𝜌𝒈​ℎ​1​ = ​𝒑2​ ​+ 2
​𝜌𝒗​2​2 ​+ ​𝜌𝒈​ℎ​2 (6)
Atau sering juga ditulis :
1
𝒑​1​ ​+ 2
​𝜌𝒗​1​2 ​+ ​𝜌𝒈​ℎ​1 =
​ konstan (7)
Berdasarkan Hukum Bernoulli yang ditunjukkan pada persamaan (4) di atas, maka hal ini
membuktikan jika kecepatan fluida tinggi, maka tekanan rendah, jika kecepatan fluida rendah,
tekanan tinggi. Hal ini akan menjadi menarik jika dikaitkan dengan pergerakan angin. Angin
(udara) akan mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
(Serway dan Jewett, 2010 )
BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Pompa Hidram


Pompa merupakan salah satu jenis alat yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari
suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli serta fluida
lainnya yang tak mampu mampat. Pompa hidram atau singkatan dari ​hydraulic ram b​ erasal dari
kata ​hydro (​ air) dan ​ram ​(hantaman / pukulan) sehingga dapat diartikan menjadi tekanan air.
Berdasarkan definisi tersebut maka pompa hidram dapat diartikan sebagai sebuah p​ ompa yang
energi atau tenaga penggeraknya berasal dari tekanan atau hantaman ​air yang masuk ke dalam
pompa melalui pipa. Untuk itu, masuknya air yang ​berasal dari sumber air ke dalam pompa harus
berjalan secara kontinyu atau terus​ ​menerus agar pompa dapat terus bekerja.

Gambar 3.1 Pompa Hidram (Made Suarda dan IKG Wirawan, 2018)
B. Komponen Pompa Hidram
Pompa hidram terdiri dari beberapa komponen yang membentuk suatu sistem, yang
meliputi klep buang, klep tekan, tabung udara, pipa masuk/penghantar, dan pipa keluar/penyalur.
Terlihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Komponen Pompa Hidram (Anonim, 2009)

1. Klep Buang /Katup Limbah


Klep buang merupakan salah satu komponen terpenting pompa hidram, oleh sebab itu
klep buang harus dirancang dengan baik sehingga berat dan gerakannya dapat disesuaikan.
Fungsi klep buang sendiri untuk mengubah energi kinetik fluida kerja yang mengalir
melalui pipa pemasukan menjadi energi tekanan dinamis fluida yang akan menaikkan fluida
kerja menuju tabung udara. Klep buang dengan beban yang berat dan panjang langkah yang
cukup jauh memungkinkan fluida mengalir lebih cepat, sehingga saat klep buang menutup,
akan terjadi lonjakan tekanan yang cukup tinggi, yang dapat mengakibatkan fluida kerja
terangkat menuju tabung udara. Sedangkan klep buang dengan beban ringan dan panjang
langkah lebih pendek, memungkinkan terjadinya denyutan yang lebih cepat sehingga debit air
yang terangkat akan lebih besar dengan lonjakan tekanan yang lebih kecil.
2. Klep Tekan/ Katup Penghantar
Klep tekan adalah sebuah katup satu arah yang berfungsi untuk menghantarkan air dari
badan hidram menuju tabung udara untuk selanjutnya dinaikkan menuju tangki penampungan.
Klep tekan harus dibuat satu arah agar air yang telah masuk ke dalam tabung udara tidak
dapat kembali lagi ke dalam badan hidram. Selain itu, klep tekan juga harus mempunyai
lubang yang besar sehingga memungkinkan air yang dipompa memasuki ruang udara tanpa
hambatan pada aliran (Hanafie dan De Longgh, 1979).
3. Tabung Udara
Tabung udara harus dibuat dengan perhitungan yang tepat, karena tabun udara digunakan
untuk memampatkan udara di dalamnya dan untuk menahan tekanan dari siklus ram. Selain
itu, dengan adanya tabung udara memungkinkan air melewati pipa pengantar secara kontinyu.
Jika tabung udara penuh terisi air, tabung udara akan bergetar hebat dan dapat menyebabkan
tabung udara pecah. Jika terjadi kasus demikian, maka ram harus segera dihentikan. Untuk
menghindari hal – hal tersebut, para ahli berpendapat bahwa volume tabung udara harus
dibuat sama dengan volume dari pipa penyalur.
4. Katup Udara
Udara dalam tabung udara secara perlahan – lahan akan ikut terbawa ke dalam pipa
penyalur karena pengaruh turbulensi air. Akibatnya, udara dalam pipa perlu diganti dengan
udara baru melalui katup udara. Ukuran katup udara harus disesuaikan sehingga hanya
mengeluarkan semprotan air yang kecil setiap kali langkah kompresi. Jika katup udara terlalu
besar, udara yang masuk akan terlampau banyak dan ram hanya akan memompa udara.
Namun jika katup udara kurang besar, udara yang masuk terlampau sedikit, ram akan bergetar
hebat, memungkinkan tabung udara pecah. Oleh karena itu, katup udara harus memiliki
ukuran yang tepat. Beberapa versi menyebutkan bahwa katup udara diperlukan
keberadaannya dalam pompa hidr am, namun banyak versi lainnya mengatakan katup udara
ini tidak harus ada dalam pompa hidram, sehingga penggunaannya tergantung pada
masing-masing individu yang membuat.
5. Pipa Masuk/Penghantar
Pipa masuk atau biasa disebut pipa penghantar adalah bagian yang sangat penting dari
sebuah pompa hidram. Dimensi pipa penghantar harus diperhitungkan dengan cermat, karena
sebuah pipa penghantar harus dapat menahan tekanan tinggi yang disebabkan oleh
menutupnya klep buang secara tiba-tiba. Selain itu, pipa penghantar harus terbuat dari bahan
yang tidak fleksibel untuk menghasilkan efisiensi yang maksimal. Biasanya pipa penghantar
ini menggunakan pipa besi yang digalvanisir, tetapi bisa juga menggunakan bahan yang
dibungkus dengan beton.
6. Pipa Keluar/Penyalur
Pipa keluar atau biasa disebut pipa penyalur merupakan pipa yang berfungsi untuk
mengalirkan air hasil pemompaan yang berasal dari tabung udara. Ukuran diameter pipa
penyalur biasanya lebih kecil dari ukuran diameter pipa penghantar, sedangkan ukuran
panjangnya disesuaikan dengan ketinggian yang dibutuhkan.
7. Sumber Air
Air yang masuk ke saluran pipa penghantar harus bebas dari sampah dan pasir maupun
kerikil agarpompa tidak macet, karena sampah dan pasir yang ikut terbawa oleh air dapat
menyumbat atau menahan klep. Jika air yang mengalir dari 18 sumber air tidak bersih dari
sampah dan kerikil maka mulut pipa penghantar di ujung sumber air harus dipasang saringan.
Jika sumber air terlalu jauh dari pompa hidram, maka saluran air agar bisa mencapai pipa
penghantarnya harus dirancang sedemikian rupa agar air bisa mencapai pipa penghantar
tersebut. Saluran pipa kearah pipa penghantar, diameternya paling tidak dua kali lebih besar
dari pipa penghantar.

C. Prinsip Kerja Pompa Hidram


Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari
hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke tempat yang lebih tinggi.
Untuk mendapatkan energi potensial dari hantaman air diperlukan syarat utama yaitu harus ada
terjunan air yang dialirkan melalui pipa dengan beda tinggi elevasi dengan pompa hidram
minimal 1 meter. Syarat utama kedua adalah sumber air harus kontinyu dengan debit minimal 7
liter per menit. Selain itu kemiringan pipa pemasukannya juga menentukan besarnya tenaga
desak tersebut dan juga diameter pipa pemasukannya,makin besaar diameter pipa makin besar
pula jumlah air yang mengalir setiap detik.
Gambar 3.3 Skema instalasi pompa hidram

Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dijelaskan tahap-tahap kerja pompa hidram sebagai
berikut :
1. Pada kondisi awal katup limbah terbuka dan katup penghantar masih tertutup. Pada
kondisi saat seperti ini, tidak ada tekanan dalam tabung udara dan belum ada air keluar
melalui pipa penghantar.
Fluida yang berupa air dialirkan dari sumber air yang bertempat di ketinggian tertentu
(H) sehingga energi air yang digunakan untuk memompa air adalah energi potensialnya.
Air yang berada di sumber air masuk kedalam pompa hidram melalui pipa masuk,
sebagian air keluar melalui katup limbah, sebagian air lagi masuk kedalam badan hidram
mengalami percepatan sampai kecepatannya mencapai ​v​0​, Karena air mengalir dari
sumber air yang memiliki ketinggian tertentu, maka akan timbul gaya yang disebabkan
oleh percepatan yang dialami air, yang besarnya sama dengan hasil kali massa fluida
yang mengalir dan percepatan yang dialami fluida (Hukum Newton), yang mengacu pada
persamaan:

∑ F ⃑ = m a⃑
Air yang berada di sumber air mengalir melalui pipa penghantar sehingga akan
menimbulkan momentum berupa ​water hammer.​
2. Saat aliran air telah mencapai kecepatan tertentu, ketika, aliran tersebut akan mendorong
katup limbah mulai menutup. Pada pompa hidram yang baik, proses menutupnya katup
limbah terjadi sangat cepat.

3. Katup limbah masih tertutup. Penutupan katup yang dengan tiba-tiba tersebut
menciptakan tekanan yang sangat besar dan melebihi tekanan statis pipa masuk.
Momentum dari air yang melewati katup limbah yang tertutup, memaksa katup
penghantar terbuka dan mendorong air masuk ke tabung udara. Air yang masuk kedalam
tabung udara menyebabkan udara pada tabung udara mulai mengembang sehingga
tekanan dalam tabung udara naik. Tekanan itu menyebabkan air terdorong keluar melalui
pipa penghantar untuk menyeimbangkan tekanan udara dan tekanan air pada tabung
udara. Tekanan pada saat ini dapat dicari dengan cara membagi gaya pada titik 3 pada
gambar (gaya akibat percepatan air) dengan luas penampang pipa masuk
F
P3 = A = ρL dv
dt

4. Katup penghantar tertutup membuat aliran air yang masuk dari pipa masuk mulai
melambat dan tekanan di dekat katup penghantar lebih besar daripada tekanan statis pipa
masuk, sehingga aliran berbalik arah dari badan hidram menuju sumber air. Perlambatan
aliran sampai kondisi tidak ada aliran sesaat atau kecepatan aliran sama dengan nol.
Peristiwa inilah yang disebut dengan ​recoil. Recoil ​menyebabkan terjadinya kevakuman
pada badan hidram, yang mengakibatkan masuknya sejumlah udara dari luar masuk ke
badan hidram melalui katup udara. Tekanan di sisi bawah katup limbah juga berkurang
dan juga karena berat katup limbah itu sendiri, maka katup limbah kembali terbuka.
Tekanan air pada pipa kembali ke tekanan statis sebelum siklus berikutnya terjadi.

D. Energi yang Dihasilkan oleh Pompa Hidram


Berdasarkan gambar 3.3 di atas, dapat dituliskan persamaan Bernoulli sebagai berikut:
P0 V 02 P3 V2
ρg + 2g + Z0 − HL = ρg + 2g + Z3
Jika dimasukkan harga-harga yang telah ditentukan, maka persamaan Bernoulli di atas
menjadi:
P3
H − HL = ρg

Karena,

P3 L dv
ρg = g dt

Maka persamaan 3.2 dapat dituliskan sebagai berikut


L dv
H − HL = g dt

Dengan ​HL​ ​adalah head losses pada pipa, yang besarnya ditentukan dengan
persamaan di bawah ini:

H L = f DL v2
2g
+∑ K ( v2
2g )
Dengan:

​ ​head losses, m
H​l =
F = factor gesekan bahan pipa masuk
L = panjang pipa masuk, m
D = diameter pipa masuk, m
K = factor kontraksi

Untuk menghitung besarnya energy yang dibangkitkan pada pompa hidram kita tinjau
kondisi masing-masing titik saat awal pengoperasian pompa hidram, dimana pada kondisi
demikian air yang masuk ke badan hidram langsung keluar melalui katup limbah dengan
kecepatan tertentu (v​3​), dan tekanan di titik 3, p​3​, akan sama dengan atmosfer (=0) karena
katup limbah dalam keadaan terbuka penuh. Sehingga persaman Bernoulli akan menjadi :
v2
H − HL = 2g

Kecepatan v​3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kontinuitas, dimana harga
debit (q) bernilai konstan (kondisi awal semua fluida yang masuk langsung keluar melalui
katup limbah), sehingga:

Q=V3 x A
Dengan :
Q = debit air yang keuar melalui katup limbah, m​3​/s
V​3​ = kecepatan air di titik 3 (yang melalui katup limmbah), m/s
A = luas penampang lubang katup limbah, m​2

Setelah nilai v​3 di dapatkan, maka kita dapat menghitung energy yang dibangkitkan
hidram dengan persamaan :
1
E= 2
𝑚𝑣​3​2

Dengan:
E = energy hidram, J
m = massa fluida yang mengalir melalui pipa masuk, kg
= ​L A ρ
V​3 =
​ kecepatan massa fluida yang mengalir, m/s

E. Manfaat dan Kelebihan Pompa Hidram


Manfaat pompa hidram yang paling signifikan adalah efisiensi biaya untuk membeli
energi seperti listrik atau BBM. Dengan berfungsinya pompa hidram maka lahan-lahan yang
dulunya tidak terjangkau irigasi dapat dipergunakan untuk budidaya tanaman. Dapat pula
dipergunakan sebagai penyuplai air kebutuhan industri dan rumah tangga termasuk air minum
dengan menggunakan filtrasi. Usaha perikanan dan peternakan juga akan sangat terbantu dengan
adanya aliran air. Dengan sedikit memodifikasi, aliran air dalam pompa hidram juga dapat
berfungsi menggerakkan turbin generator.
Penggunaan pompa hidram tidak terbatas hanya pada penyediaan air untuk kebutuhan
rumah tangga saja, tetapi juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada sektor
lainnya. Untuk itu, penggunaan pompa hidram dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya:
1. Untuk mengairi sawah dan ladang ataupun areal perkebunan yang membutuhkan pasokan
air secara kontinyu. Hal ini cocok diterapkan di daerah pertanian dan persawahan tadah
hujan yang tidak terjangkau oleh jaringan irigasi dan terletak di tempat yang lebih tinggi
daripada sumber air, karena pompa hidram dapat memompa air dari bawah ke tempat
yang lebih tinggi dalam jumlah yang memadai.
2. Untuk mengairi kolam dalam usaha perikanan.
3. Mampu menyediakan air untuk usaha peternakan.
4. Mampu memberi pasokan air untuk kebutuhan industri atau pabrik-pabrik pengolahan.
5. Air yang dihasilkan mampu menggerakan turbin yang berputar karena kekuatan air yang
masuk dari pompa hidram, sehingga dapat menghasilkan listrik bila dihubungkan dengan
generator.

Kelebihan Pompa Hidram


1. Tidak membutuhkan sumber tenaga tambahan
2. Biaya operasional murah
3. Hanya ada dua komponen yang bergerak sehingga tingkat keausan rendah (usia pakai
lebih lama)
4. Perawatan sederhana dan dapat dibuat oleh bengkel sederhana.

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan prinsip Bernoulli pada pompa hidram, air dapat mengalir dari tempat rendah
ke tempat tinggi karena pompa hidram memanfaatkan tekanan dan kecepatan dari fluida,
ketika kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan ketika kecepatan rendah, tekanan tinggi.

B. Saran
Pompa hidram akan bekerja lebih efektif apabila laju aliran serta debit air minimal 7 liter
per menit dan lebih baik lagi jika menggunakan diameter pipa yang besar agar jumlah air
yang masuk lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. ​Fisika Edisi kelima Jilid 1.​ Jakarta: Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991. ​Fisika Jilid I​. Jakarta: Erlangga
​ andung: Pusat Teknologi
Hanafie, J., de Longh, H., 1979. ​Teknologi Pompa Hidraulik Ram. B
Pembangunan Institut Teknologi Bandung
Olson, R. M. and Wright, S. J. 1990. ​Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik. J​ akarta: Gramedia
Pustaka Utama
Serway, R. A dan Jewwet, J. W. Jr. 2010. ​Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 2 Edisi 6. J​ akarta:
Salemba Teknika
Supiyanto, 2004. ​Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. ​Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D., dkk. 2002. ​Fisika Universitas Edisi Sepuluh Jilid I. ​Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai